Vous êtes sur la page 1sur 9

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental kuasi

menggunaan rancangan post test only group design dengan tujuan untuk

mengetahui konsentrasi efektif dan konsentrasi minimal pemberian gel

ekstrak mengkudu pada konsentrasi 60%, 70% dan 80% % dalam

proliferasi sel fibroblas pada penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi

insisivus rahang bawah marmut. Sampel penelitian yang digunakan

sejumlah 25 marmut yang kemudian dikelompokkan dalam 5 kelompok

perlakuan yaitu: Kelompok P1 (Kontrol positif/diaplikasikan povidon

iodin), Kelompok P2 (diaplikasikan gel ekstrak mengkudu 60%)

Kelompok P3 (diaplikasikan gel ekstrak mengkudu 70%), Kelompok P4

(diaplikasikan ekstrak gel mengkudu 80%), dan Kelompok P5

(diaplikasikan CMC-NA 1%) masing-masing kelompok perlakuan terdiri

dari 5 marmut.

Setelah pemberian perlakuan, pada setiap kelompok dilakukan

perhitungan jumlah sel fibroblast yang kemudian diperoleh nilai berupa

skala rasio. Adapun rata-rata hasil perhitungan jumlah sel fibroblas pada

masing-masing kelompok sebagai berikut:


Tabel 4.1. Data rata-rata jumlah sel fibroblas pada kelompok P1-P5

Kelompok Jumlah sel Fibroblas


Mean Std.
Deviasi
P1 114,76 17,68
P2 47,48 29,95
P3 108,32 11,88
P4 141,80 15,64
P5 13,92 4,17

Tabel 4.1 diketahui rata-rata jumlah sel fibroblas pada kelompok P5

sebesar 13,92 adalah terendah dibandingkan kelompok yang lain, adapun

rata-rata tertinggi didapati pada kelompk P4 yaitu sebeser 141,80.

Untuk membuktikan pengaruh efek gel mengkkudu konsentrasi 60%,

70% dan 80% dalam proliferasi sel fibroblast pada penyembuhan luka

paska ekstraksi gigi insisivus rahang bawah marmut dibuktikan dengan

pengujian statistik. Uji normalitas dan homogenitas dilakukan untuk

menentukan metode analisa yang sesuai.

Uji normalitas dilakukan dengan metode Shapiro-Wilk. Hasil pengujian

data pada kelima kelompok perlakuan sebagai berikut:

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas data menggunakan metode Shapiro-


Wilk
Kelompok Sig Ket
P1 0,816
P2 0,078 p > 0,05 = data berdistribusi
P3 0,706
P4 0,489 normal
P5 0,792
Berdasarkan hasil uji normalitas diatas diperoleh nilai sig > 0.05 pada

masing-masing kelompok perlakuan, jadi seluruh kelompok perlakuan

memiliki data yang berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas / Levene test. Sebagai syarat

untuk melakukan uji parametrik menggunakan Oneway Anova data harus

berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji homogenitas sebagai berikut:

Tabel 4.3. Hasil Homogenitas (uji Levene test)

Levene test Nilai p Keterangan


Jumlah Sel Fibroblas 0,144 Data Homogen

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogentias selanjutnya

dilakukan uji Oneway Anova untuk mengetahui apakah ada perbedaan

jumlah sel fibroblas yang signifikan antara masing-masing kelompok

perlakuan. Hasil uji One Way Anova sebagai berikut:

Tabel 4.4. Hasil Uji Oneway Anova Jumlah sel Fibroblas

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between Groups 55577,54 43,06
4 13894,386 0,000
6 1
Within Groups 6453,296 20 322,665
Total 62030,84
24
2

Berdasarkan tabel uji Oneway Anova diatas menunjukkan nilai p value

sebesar 0,000 (p< 0,05) artinya bahwa ada perbedaan jumlah sel fibroblas

yang signifikan pada kelima kelompok perlakuan, untuk mengetahui

perbandingan kelompok mana saja yang didapati perbedaan yang


signifikan dilakukan uji lanjut dari Oneway Anova yaitu uji post Hoc Test

LSD, hasil uji Post Hoc Test LSD sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil Uji Post Hoc LSD

(I) (J) Mean


Std. 95% Confidence
Kelompo Kelom Difference p
Error Interval
k pok (I-J)
Lower Upper
Bound Bound
P1 P2 67.28 11.36 0.000 43.58 90.97
P3 6.44 11.36 0.577 -17.25 30.13
P4 -27.04 11.36 0.027 -50.73 -3.34
P5 100.84 11.36 0.000 77.14 124.53
P2 P3 -60.84 11.36 0.000 -84.53 -37.14
P4 -94.32 11.36 0.000 -118.01 -70.62
P5 33.56 11.36 0.008 9.86 57.25
P3 P4 -33.48 11.36 0.008 -57.17 -9.78
P5 94.40 11.36 0.000 70.70 118.09
P4 P5 127.88 11.36 0.000 104.18 151.57

Hasil Post Hoc test diatas diketahui bahwa Perbandingan kelompok P1

dengan P2, P1 dengan P4, P1 dengan P5, P2 dengan P3, P2 dengan P4, P2

dengan P5, P3 dengan P4, P3 dengan P5 dan P4 dengan P5 diperoleh nilai

p < 0,05 artinya bahwa ada perbedaan jumlah sel fibroblas yang

signifikan, adapun perbandingan kelompok P1 dengan P3 diperoleh nilai p

sebesar 0.577 (p>0.05) artinya tidak ada perbedaan jumlah sel fibroblas

yang signifikan,

4.2. Pembahasan

Mengkudu (morinda citrifolia) merupakan tumbuhan tropis. Tinggi

pohon bisa mencapai 4-6 m (15-20 kaki). Penampilannya yang selalu

hijau sepanjang tahun, maka mengkudu tergolong tumbuhan ever green.


Mengkudu mengandung sejumlah zat yang berbeda-beda dan kompleks

seperti: antrakuinon, xeronin, proxeronin, asam sorbic, senyawa

terpenoid, substansi anti bakterial, skopoletin, dan damnacanthal, tetapi

bekerja secara bersamaan menghasilkan efek yang baik bagi tubuh.

Mengkudu memiliki kandungan antrakuinon dan skopoletin yaitu zat

antibakteri yang memiliki potensi kegunaan yang sangat besar bagi dunia

kesehatan (Ruli, Iwan. 2000). Salah satu manfaat yang dimiliki buah

mengkudu adalah kemampuannya dalam mempercepat penyembuhan

luka pada fase proliferasi fibroblas. Fibroblas ialah sel predominan pada

jaringan ikat. Fibroblas bertanggung jawab atas pembentukan dan

pertahanan komponen fibrous dan sebagai substansi dasar pada jaringan

ikat. Fibroblas juga bertanggung jawab pada pembentukan kolagen dan

terlibat dalam proses degradasi kolagen. Degradasi kolagen terjadi

melalui proses intraseluler dan ekstraseluler (Garant, 2003; Saboia-

Dantas dkk., 2007). Fibroblas mensintesis kolagen, elastin,

glikoaminiglikan, proteoglikan dan glikoprotein multiadhesive

(Junqueira, Carneiro, 2005).

Dari hasil penelitian diketahui rata-rata+Standar Deviasi sel

fibroblas kelompok P1 sebesar 114,76 + 17,68, Kelompok P2 47,48 +

29,95, Kelompok P3 108,32 + 11,88, Kelompok P4 141,80 + 15,64 dan

Kelompok P5 13,92 + 4,17 Setelah dilakukan uji komparasi antara

Kelompok P1 dan P2 diperoleh nilai p sebesar 0,000 (p<0,05) yang

berarti bahwa ada perbedaan jumlah sel fibroblas yang signifikan antara
aplikasi povidon iodin dengan konsentrasi 60%, pada konsentrasi 60%

belum didapati efektifiatas yang lebih baik dari povidon iodin hal ini

dibuktikan dari rata-rata jumlah sel fibroblas yang lebih rendah dari

aplikasi povidon iodin (47,48 – 114,76) kemudian perbandingan

Kelompok P1 dengan P3 diperoleh nilai p- sebesar 0.577 (p> 0,05) yang

membuktikan bahwa tidak ada perbedaan jumlah sel fibroblas yang

signifikan antara aplikasi povidon iodin dengan aplikasi gel ektrak

mengkudu konsentrasi 70% dengan demikian efektifitas gel ektrak

mengkudu pada konsentrasi 70% setara dengan aplikasi povidon iodin.

Pada perbandingan P1 dan P4 diperoleh nilai p sebesar 0.027 (p<0.05)

yang berarti bahwa ada perbedaan jumlah sel fibroblas yang signifikan

antara aplikasi povidon iodin dengan aplikasi gel ektrak mengkudu

konsentrasi 80% hal ini juga membuktikan bahwa pada konsentrasi 80%

ektrak gel buah mengkudu memiliki tingkat efektifitas lebih tinggi dari

aplikasi povidoniodin. beberapa hasil uji komparasi yang telah peneliti

uraikan membuktikan bahwa pemberian gel ekstrak mengkudu dengan

konsentrasi 60%, 70% dan 80% mempengaruhi jumlah sel fibroblas

dalam proses mempercepat penyembuhan luka pasca ektraksi gigi.

Hal diatas sesui dengan Khoswanto (2010) menyatakan bahwa

aplikasi gel mengkudu dengan konsentrasi 70-100% dapat mempercepat

eskalasi fibroblas pasca ekstraksi gigi pada tikus dawley setelah 3 hari

pemberian gel mengkudu.


Dengan demikian hipotesa yang penelitia ajukan yaitu terjadi

peningkatan jumlah fibroblas pada luka pasca ekstraksi gigi dengan

aplikasi gel mengkudu konsentrasi 60%, 70% dan 80% dibandingkan

dengan pemberian povidon iodin dan CMC-NA 1% dapat diterima dan

terbukti.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

konsentrasi efektif dan konsentrasi minimal pemberian gel ekstrak mengkudu

dengan konsentrasi 60%, 70%, 80% dapat mempercepat penyembuhan luka

pasca ekstraksi gigi, dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Rata-rata jumlah fibroblas yang terbentuk pada hari ke-4 setelah

aplikasi gel ektrak mengkudu dengan konsentrasi 60% sebesar 47.48.


2. Rata-rata jumlah fibroblas yang terbentuk pada hari ke-4 setelah

aplikasi gel ektrak mengkudu dengan konsentrasi 70% sebesar 108.32.


3. Rata-rata jumlah fibroblas yang terbentuk pada hari ke-4 setelah

aplikasi gel ektrak mengkudu dengan konsentrasi 80% sebesar 141.80.


4. Rata-rata jumlah fibroblas yang terbentuk pada hari ke-4 setelah

aplikasi povidon iodin sebesar 114.76.


5. Rata-rata jumlah fibroblas yang terbentuk pada hari ke-4 setelah

aplikasi CMC-NA 1% sebesar 13.92.


6. Konsentrasi efektif pemberian gel ekstrak mengkudu didapati pada

konsentrasi 80% bahkan pada konsentrasi ini didapati rata-rata fibroblas

yang lebih tinggi (141,80) dibandingan aplikasi povidon iodin (114,76)

hasil uji post hoc LSD membuktikan perbandingan antara keduanya

didapati perbedaan yang signifikan.


7. Konsentrasi minimal pemberian gel ekstrak mengkudu didapati

pada konsentrasi 60%.


B. SARAN
1. Bagi Peneliti
Untuk peneliti yang akan datang diharapkan dari hasil penelitian ini dapat

mengetahui bagaimana khasiat buah mengkudu dalam bidang kedokteran

gigi khususnya dalam mempercepat penyembuhan luka pasca ekstraksi

gigi.
2. Bagi Masyarakat/praktisi tenaga medis

Menjadikan hasil penelitian sebagai alternatif pengobatan luka pasca

ekstraksi gigi.

Vous aimerez peut-être aussi