Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
AKUNTANSI KEUANGAN
BAB X
KELAS AKUNTANSI 1
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
PEMBAHASAN
1. Pengertian Leasing
Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam
bentuk penyediaan barang – barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk
jangka waktu tertentu. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal
dengan jalan sewa beli untuk dapat lansung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap
bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor. Secara umum leasing artinya
Equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan barang modal untuk digunakan pada proses
produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Munculnya lembaga leasing merupakan alternatif yang menarik bagi para pengusaha
karena saat ini mereka cenderung menggunakan dana rupiah tunai untuk kegiatan operasional
perusahaan. Melalui leasing mereka bisa memperoleh dan untuk membiayai pembelian barang
– barang modal dengan jangka waktu pengembalian antara 3 -5 tahun atau lebih. Pihak utama
dalam leasing, menurut Ahmad Awari, ada beberapa pihak yang terlibat dala perjanjian lease,
yaitu sebagai berikut :
1. Pihak perusahaan sewa guna usaha (Lessor) adalah perusahan atau pihak yang
memberikan jasa pembiayaan kepada lessee dalam bentuk barang modal.
2. Perusahaan penyewa (Lesse) adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh
pembiayaan dalam bentuk barang modal dari lessor.
3. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang
untuk dijual kepada lesse dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.
Leasing adalah segala kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan
barang-barang modal yang penggunaannya diserahkan pada suatu perusahaan, melalui
pembayaran secara berkala dalam jangka waktu tertentu. Lease (Sewa GunaTanah) adalah
Kontrak yang menetapkan syarat-syarat pengalihan hak pengalihan harta atau aktiva kepada
lease oleh pemiliknya, yaitu Lessor.
Menurut Amembal dan Isom kegiatan leasing memiliki empat ciri yaitu :
Pembiayaan perusahaan
Penyediaan barang-barang modal
Jangka waktu tertentu
Adanya hak pilih atau hak opsi
Adanya nilai sisa yang disepakati bersama
A. PENCATATAN LEASE
Jika lessee mengkapitalisasi lease maka lessee akan mencatat aktiva dan
kewajiban yang umumnya sama dengan nilai sekarang pembayaran sewa, lessor yang
sudah memindahkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan, mengakui
penjualan dengan mengeluarkan aktiva dari neraca dan menggantikannya dengan piutang.
Jurnal yang dibuat oleh lessor dan lessee dengan asumsi peralatan di-lease dan dikapitalisasi
adalah sebagai berikut:
Lessee Lessor
Untuk lease yang dicatat sebagai Lease Modal (capital lease), lease harus
dianggap tidak dapat dibatalkan, dan memenuhi satu dari lebih empat kriteria berikut ini:
B. KRITERIA KAPITALISASI
Keempat kriteria kapitalisasi yang berlaku untuk lease bersifat kontroversial dan
sulit diterapkan dalam praktik. Kriteria-kriteria tersebut akan dibahas berikut ini.
2. Pengujian Opsi untuk Pembelian dengan Harga Khusus (Bargain Purchase Option)
Opsi pembelian khusus adalah sebuah provisi yang memungkinkan lessee untuk
membeli properti yang di-lease dengan harga yang secara signifikan lebih rendah di
bandingkan nilai wajar properti yang diharapkan pada tanggal opsi itu dapat digunakan.
Pada awal lease, perbedaan antara harga opsi dengan nilai pasar wajar yang diharapkan harus
cukup besar sehingga realisasi dari opsi bisa dipastikan secara layak.
2. Periode Penyusutan
Salah satu aspek yang menyulitkan akuntansi untuk penyusutan aktiva yang di-
lease yang dikapitalisasi berhubungan dengan periode penyusutan. Jika perjanjian lease
mengalihkan kepemilikan aktiva kepada lessee (Kriteria 1) atau mencakup opsi pembelian
dengan harga khusus (Kriteria 2) maka aktiva yang di-
lease dengan cara yang konsisten melalui kebijakan penyusutan norma lessee atas aktiva
yang dimilikinya, dengan menggunakan umur ekonomis aktiva. Sebaliknya, jika lease tidak
mengalihkan kepemilikan atau tidak mencakup opsi pembelian dengan
harga khusus maka aktiva disusutkan selama masa lease.
Jangka waktu lease adalah 5 tahun dan perjanjian lease tidak dapat dibatalkan, yang
mengharuskan pembayaran sewa yang sama sebesar $ 25.981,62 pada setiap awal
tahun.
Peralatan tersebut memiliki nilai wajar pada awal lease sebesar $100.000 dengan
estimasi umur ekonomis 5 tahun tanpa nilai residu.
Sterling membayar seluruh biaya eksekutori secara langsung kepada pihak ketiga
kecuali untuk pajak properti sebesar $ 2.000 per tahun, yang dimasukkan dalam
pembayaran tahunan kepada lessor.
Lease ini tidak mencakup opsi pembaruan, dan peralatan kembali menjadi milik
Caterpillar pada akhir masa lease.
Suku bunga pinjaman inkremental Sterling adalah 11% per tahun.
Sterling menyusutkan peralatan serupa miliknya atas dasar garis lurus.
Caterpillar menetapkan sewa tahunan untuk memperoleh tingkat pengembalian atas
investasi sebesar 10% per tahun. Hal ini diberitahu kepada Sterling.
Lease ini memenuhi kriteria sebagai lease modal (capital lease) karena :
a. Jangka waktu lease selama 5 tahun sama dengan estimasi umur ekonomis peralatan
selama 5 tahun, memenuhi pengujian 75%.
b. Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum dihitung sbb :
Jumlah yang dikapitalisasi = ($ 25.981,62 - $ 2.000) x Nilai sekarang anuitas jatuh tempo
sebesar 1 selama 5 periode pada 10%.
= $ 25.981,62 x 4,16986
= $ 100.000
STERLING
CONSTRUCTION
Skedul Amortisasi
Lease
(Dasar Anuitas
JatuhTempo)
Tanggal Pembayaran Executory Bunga (10%) Pengurangan Saldo
Lease Tahunan Cost Kewajiban Kewajiban
Lease Lease
1 Januari - - - - $ 100.000,00
2008
1 Januari $ 25.981,62 $ 2.000 $ -0- $ $ 76.018,38
2008 23.981,62
1 Januari $ 25.981,62 $ 2.000 $ 7.601,84 $ $ 59.638,60
2009 16.379,78
1 Januari $ 25.981,62 $ 2.000 $ 5.963,86 $ $ 41.620,84
2010 18.017,76
1 Januari $ 25.981,62 $ 2.000 $ 4.162,08 $ $ 21.801,30
2011 19.819,54
1 Januari $ 25.981,62 $ 2.000 $ 2.180,32 $ $ -0-
2012 21.801,30
$ 129.908,10 $ 10.000 $ 10.908,10 $
100.000,00
JURNAL – JURNAL :
Jurnal untuk mencatat lease modal pada pembukuan sterling per 1 Januari 2008 adalah :
Peralatan yang di-lease menurut lease modal $ 100.000 -
Kas - $ 25.981,62
Jurnal untuk mencatat bunga akrual (accrued interest) tanggal 31 Desember 2008 adalah
:
Biaya bunga $ 7.601,84 -
Kas - $ 25.981,62
Jurnal yang dibuat setiap tahun selanjutnya sampai tahun 2012 akan mengikuti pola jurnal
di atas.
Pada saat berakhirnya masa lease:
Jika lessee tidak membeli peralatan tersebut, maka peralatan tersebut akan dikembalikan
ke lessor. Rekening peralatan yang di-lease dan rekening akumulasi penyusutan akan
dihapus dari pembukuan, dengan jurnal :
Akumulasi penyusutan – Lease modal $ 100.000 -
Jika lessee membeli peralatan tersebut pada akhir masa lease dengan harga $ 5.000 dan
estimasi umur peralatan diubah dari 5 tahun menjadi 7 tahun, maka lessee akan membuat
jurnal sbb :
Peralatan ($ 100.000 + $ 5.000) $ 105.000 -
Dalam situasi Leasing, Lessor dan Lesse tetap berhubungan selama periode tertentu,
selama masa lease belum berakhir lesse dan lessor akan selalu menjaga hubungan baik, dan
hubungan bisnis jangka panjang kerap kali dapat dibina melalui Leasing.
3) Nilai Sisa Dipertahankan.
Karena dalam transaksi leasing, status kepemilikan barang tetap menjadi hak milik dari
lessor, maka nilai asset atas barang tersebut tetap menjadi milik lessor, sehingga pada saat
kontrak lease berakhir, lessor dapat mencari calon lessee baru untuk barangnya tersebut. Dana
ketika dirasa perusahaan dari lessor perlu me re-generasi barang tersebut, lessor masih dapat
menerima uang dari penjualan barang tersebut.
1. Capital Lease
a. Sales Type Lease
b. Direct Financing Lease
c. Leveraged Lease
2. Operating Lease / True Lease
Untuk mengklasifikasikan lease, lessor harus memperhatikan dua kelompok kriteria
berikut ini:
Kelompok 1
1) Lease mentransfer kepemilikanproperti kepada lessee
2) Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargain purchase option)
3) Jangka waktu lease sama dengan atau melebihi 75% dari estimasi umur ekonomis
aktiva yang di-lease
4) Nilai sekarang (present value) dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk
executory cost) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang di-lease.
Kelompok 2
1) Kemungkinan tertagihnya pembayaran lease minimum dapat diramalkan secara wajar
(reasonable)
2) Tidak terdapat ketidakpastian (uncertainties) yang berarti mengenai jumlah biaya yang
tidak bisa diminta kembali (unreimburseable cost) yang dikeluarkan oleh lessor untuk
aktiva yang di-lease-kan. Bila salah satu dari empat kriteria pada kelompok 1 terpenuhi,
dan juga memenuhi kedua kriteria pada kelompok 2, maka lease harus digolongkan
sebagai Sales Type Lease, Direct Financial Lease, atau Leverage Lease sesuai dengan
keadaan. Sedangkan bila tidak dipenuhi, maka harus digolongkan sebagai Operating
Lease.
Operating Lease
Lessor tidak mengharapkan profit semata-mata dari rental lease tersebut, tetapi
mengharapkan adanya recovery dari hasil penjualan barang tersebut atau dengan menyewakan
barang tersebut kepada pihak yang berikutnya.
Dalam hal ini lessor biasanya merupakan produsen atau dealer yang menggunakan
lease sebagai salah satu jalur pemasarannya. Dengan demikian selain biaya-biaya dan
keuntungan , terdapat pula unsur “sales/dealer‟s/manufacturer‟s profit” sebagai hasil transaksi
penjualan aktiva ybs.
Leveraged Lease
Bentuk lease ini melibatkan tiga pihak yaitu lessor, lessee, dan credit provider/debt
participan/equity participan, yang menyediakan sumber pembiayaan sehingga lebih mirip
pinjaman kepada lessee. Dalam hal ini lessor tidak bertanggung jawab terhadap dana dari
equity participan apabila terjadi kemacetan pembayaran oleh pihak lessee, sehingga equity
participan tersebut harus berusaha sendiri terhadap lessee untuk pelunasan pembayaran
pinjaman.
Yaitu financial lease yang dibiayai langsung oleh lessor. Tiap pembayaran lease terdiri
dari bagian pengembalian investasi lessor ditambah dengan keuntungan yang diharapkan.
Dalam lease ini nilai wajar dari harta yang dilease pada permulaan sewa sama besar dengan
biaya untuk memperolehnya. Metode ini sering juga disebut fullpay out leasing, yang
menunjukkan bahwa lessor membiayai sepenuhnya (100%) lease property yang bersangkutan.
Pada jenis lease ini lessor mencatat „piutang lease‟ pada pembukuannya. Piutang lease
ini menjadi nilai saat ini dari pembayaran minimum lease, yang mencakup :
Contoh Kasus :
Dengan menggunakan data-data pada contoh kasus perjanjian lease antara Caterpilar dan
Sterling di atas, berikut ini menggambarkan perlakuan akuntansi untuk lease pembiayaan
langsung (direct financing lease). Informasi yang relevan bagi Caterpilar dalam akuntansi
untuk transaksi lease ini adalah sbb :
Jangka waktu lease adalah 5 tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2008, tidak
dapat dibatalkan, dan membutuhkan pembayaran sewa yang sama sebesar $ 25.981,62
pada awal setiap tahun. Pembayaran tersebut termasuk biaya executory (yaitu pajak
properti) sebesar $ 2.000
Peralatan memiliki biaya $ 100.000 bagi Caterpilar, nilai wajar pada awal lease sebesar
$ 100.000, estimasi umur ekonomis selama 5 tahun, dan tidak ada nilai residu.
Tidak ada biaya langsung awal yang dikeluarkan untuk negosiasi dan menutup
transaksi lease
Lease tidak memiliki opsi untuk memperbarui kontrak, dan peralatan dikembalikan ke
Caterpilar pada akhir masa lease.
Ketertagihan dapat dijamin dan tidak ada biaya tambahan (dengan pengecualian pajak
properti yang ditagih dari Sterling) yang harus dikeluarkan dari Caterpilar.
Caterpilar menentukan pembayaran lease tahunan untuk menjamin tingkat
pengembalian 10% (suku bunga implisit) atas investasinya, dengan perhitungan sbb :
($ 100.000 : 4,16986*)
* PV dari anuitas jatuh tempo sebesar 1 selama 5 tahun pada 10% (lihat tabel)
Lease tersebut memenuhi kriteria klasifikasi sebagai lease pembiayaan langsung karena :
Lease ini tidak termasuk lease jenis penjualan karena tidak ada selisih antara nilai wajar
peralatan ($ 100.000) dengan biaya yang dikeluarkan oleh Caterpilar ($ 100.000).
JURNAL - JURNAL :
1. Untuk mencatat piutang yang dihasilkan per 1 Januari 2008 (awal lease)
Piutang lease $ 100.000 -
Peralatan - $ 100.000
Pada 31 Desember 2008, investasi bersih menurut lease modal dilaporkan dalam neraca lessor
dalam pos :
Aktiva Lancar (untuk lease yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun), yaitu :
Aktiva Tidak Lancar / investasi (untuk lease yang jatuh tempo lebih dari 1 tahun), yaitu
:
Sehingga pada tahun kedua (2009), jurnal yang dibuat adalah sbb :
2. Untuk mencatat pengakuan pendapatan bunga yang diperoleh selama tahun 2009 (31
Des 2009)
Piutang bunga $ 5.963,86 -
Jurnal yang dibuat selanjutnya sampai tahun 2012 akan mengikuti pola yang sama,
kecuali pada tanggal 31 Desember 2012 tidak ada lagi jurnal yang dibuat untuk mencatat
pendapatan bunga, karena sudah ditagih seluruhnya pada 1 Januari 2012.
Pada lease ini, Caterpillar tidak mencatat adanya penyusutan peralatan. Apabila
Sterling membeli peralatan tersebut pada akhir masa lease seharga $ 5.000 maka jurnal yang
akan dibuat Caterpillar adalah sbb :
Kas $ 5.000 -
2) Untuk mencatat biaya penyusutan peralatan (dengan asumsi biaya perolehan $ 100.000
umur ekonomis 5 tahun, dan penyusutan dengan menggunakan garis lurus)
Biaya penyusutan – peralatan yang dilease $ 20.000 -
Teknik finance lease biasanya juga disebut sebagai fill pay out yaitu suatu bentuk
pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dengan lesse, dengan catatan bahwa:
Lessor sebagai pihak pemilik barang atau objek leasing yang dapat berupa barang
bergerak atau tidak bergerak yang memiliki umur maksimum sama dengan masa
kegunaan ekonomis barang tersebut
Lessee berkewajiban membayar kepada lesor secra berkala sesuai dengan jumlah
dan jangka waktu yang disetujui. Jumlah yang dibayar tersebut merupakan
angsuran atau lease payment yang terdiri dari biaya perolehan barang ditambah
dengan semua biaya lainnya yang dikeluarkan lessor dan tingkat keuntungan
(spread) yang diinginkan lessor
Lessor dalam jangka waktu perjanjian yang disetujui tidak dapat secara sepihak
mengakhiri masa kontrak atau pemakaian barang tersebut. Risiko ekonomis
termasuk biya pemeliharaan dan biya lainnya yang berhubungan dengan barang yang
disewa tersebut ditanggung oleh lessee lesse pada akhir kontrak memiliki hak opsi
untuk membeli barang tersebut sesuai dengan nilai sisa
yang disepakati atau mengembalikan pada lessor atau memperpanjang masa seawa
guna usaha sesuai dengan syarat-syarat yang disetujui bersama
Pembayaran berkala pada masa perpanjangan sewa tersebut biasanya jauh lebih rendah
dari angsuran sebelumnya
OPERATING LEASE
Operating lease dapat juga disebut dengan leasing biasa yaitu suatu perjanjian kontrak
antara lessor dengan lessee, dengan catatan bahwa:
Lessor sebagai pemilik objek leasing menyerahkannya kepada pihak lessee untuk
digunakan dengan jangka waktu relative lebih pendek dari umur ekonomis barang
modal tersebut
Lessee atas penggunaan modal tersebut, membayar sejumlah sewa secara kepada
lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya perolehan barang
tersebut beserta bunganya. Hal ini disebut nonfull pay out lease.
Lessor menanggung segal risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang
tersebut pada akhir kontrak harus mengembalikan objek leasing pada lessor
Lessee dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu (cancelable)
REFERENSI
http://tama-anindita.blogspot.com/2014/04/akuntansi-untuk-leasing-sewa-guna-usaha.html
http://rizzkyyanuar.blogspot.com/2011/03/pengertian-leasing.html
http://ayuetikas.blogspot.com/2014/11/akuntansi-leasing.html
https://www.academia.edu/23716645/AKUNTANSI_LEASING_OLEH_LESSOR_DAN_PE
NYAJIAN_SERTA_ANALISIS_TRANSAKSI_LEASING