Vous êtes sur la page 1sur 8

ROLE PLAY

PERILAKU KEKERASAN

PASIEN : Firman Khusnul Fuadi


PERAWAT : Mela Indriyani (Ns 1)
Putri Bela Rosa Inas (Ns 2)
Limas Phyetaloka (Ns 3)
Rizert Thomas (Ns 4)
Ficky Syifa Janani (Ns 5)
Reza Febriana Sari (Ns 6)

Px dibawa ke Rumah Sakit Jiwa X oleh keluarga Px. Karena pasien sering melukai
diri sendiri atau orang lain, Menarik diri, Mata melotot atau pandangan tajam, tangan
mengepal, rahang mengatup, mengamuk, ingin berkelahi, berbicara dengan nada keras, kasar,
ketus, serta postur tubuh kaku. Sehingga keluarga pasien merasa khawatir, jadi pasien dibawa
ke Rumah Sakit Jiwa X.

Hari Pertama cara mengontrol secara fisik ke-1.


Perawat membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab perasaan marah,
tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, serta akibatnya.

Ns Mela & Ns Putri : “Selamat pagi Pak, perkenalkan nama saya Mela, dan saya Putri, kami
perawat yang dinas di Rumah Sakit ini. Nama bapak siapa? Senangnya
dipanggil siapa?”
Px Firman : "Firman, Panggil saja pak Firman !"
Ners Mela : “Bagaimana perasaan bapak saat ini? Masih ada perasaan kesal atau
marah?”
Px Firman : "Masih"
Ners Mela : “Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan
marah bapak. Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang,
Pak? Bagaimana kalau di ruang tamu?”
Px Firman :"Iya"
Ners Mela : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 20
menit?”
Px Firman : (hanya mengangguk)
Ners Putri : “Apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya bapak
pernah marah ? Penyebabnya apa?''
Px Firman : " Pernah waktu saya pulang ke rumah, istri saya belum menyediakan
makanan."
Ners Putri : " Samakah dengan yang sekarang?"
Px Firman : "Tidak, istri saya tidak pecus merawat rumah.''
Ners Putri : "O...iya, jadi ada 2 penyebab marah bapak.”
Ners Mela : “Pada saat penyebab marah itu ada, seperti Bapak pulang ke rumah
dan istri belum menyediakan makanan, apa yang Bapak rasakan?”
(tunggu respon pasien).
1
Px Firman : (hanya diam saja)
Ners Mela : “Apakah Bapak merasakan kesal kemudian dada Bapak berdebar-
debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
Px Firman : "Iya, memangnya kenapa ?"
Ners mela : “O....Begitu. Setelah itu apa yang bapak lakukan?, O...iya, jadi bapak
memukul istri bapak dan memecahkan piring, apakah dengan cara
ini makanan terhidang?"
Px Firman : "ya.. saya tidak tahu kan saya marah!, tanya saja sama istri saya!."
Ners Putri : "Begini Bapak hal itu jangan dilakukan, jika bapak memukul istri
bapak dan memecahkan piring, coba bapak pikirkan kerugian apa
yang bapak alami ?
Px Firman : "Istri saya jadi sakit dan takut pada saya."
Ners Putri : "Betul, istri bapak jadi sakit dan takut karena bapak memecahkan
piring-piring. Menurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik?
Maukah Bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan
baik tanpa menimbulkan kerugian?”
Px Firman : (hanya diam)
Ners Putri : “Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Pak. Salah satunya
adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa
marah. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
Px Firman : "Iya"
Ners Putri : “Begini Pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Bapak rasakan maka
Bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu
keluarkan/tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus..., tahan, dan tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, Bapak sudah dapat
melakukannya.
Ners Mela :"Sebaiknya latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul Bapak terbiasa melakukannya.
Bagaimana perasaannya pak ?”
Px : "Lumayan baik"
Ners Mela :“Nah...Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang
tentang kemarahan Bapak?”
Px : "Biasa saja."
Ners Mela :“Ya sudah, jadi ada 2 penyebab Bapak marah?
Px :''ya istri saya tidak masak saat saya sudah pulang dan tidak becus
untuk membersihkan rumah?''
Ners Putri : ''Dan apa yang Bapak rasakan dan bapak lakukan tadi coba sebutkan?
Px : ''Baik"
Ners Mela : ''Serta akibatnya jika melakukan tindakan kekerasan yang pernah bapak
lakukan."
Px : "Istri saya jadi takut karena saya memecahkan piring''.

2
Ners Putri : ''Sekarang kita buat jadwal latihannya ya Pak, berapa kali sehari Bapak
mau latihan napas dalam?
Px : ''Iya, Kalau saya lagi marah saja.''
Ners Mela : “Baiklah, bagaimana kalau besok kita akan melakukan latihan napas
dalam dan kegiatan yang kedua, yaitu mencegah/mengontrol marah bapak
dengan memukul kasur dan bantal. Bagaimana bapak setuju ? Bagaimana
kalau di kamar bapak saja, bapak setuju?”
Px : " Iya terserah"
Ners Mela : “Baik, besok kita latihan cara lain untuk mencegah/mengontrol marah?
Selamat pagi!”
Px : (hanya diam)

Hari kedua Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2


Perawat mengevaluasi latihan napas dalam, dan melatih pasien memukul kasur dan bantal
untuk mengontrol marah dan menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua

Ners Syifa : “Selamat pagi, Pak. Saya Ners Syifa dan di samping saya Ners Reza,
menggantikan Ners Mela dan Ners Putri untuk melakukan kegiatan yang
kedua sesuai jadwal."
Ners Reza : “Bagaimana perasaan Bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan Bapak
marah?. Apakah latihan napas dalamnya sudah dilakukan?"
Px : "Iya sudah."
Ners Reza : "Coba saya lihat jadwal kegiatannya. Bagus sekali, Bapak telah melakukan
dengan baik.”
Ners Syifa :“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan
kegiatan fisik untuk cara yang kedua.”
Ners Syifa : “Dimana kita bicara?. Bagaimana kalau di kamar bapak ?"
Px : "Iya."
Ners Syifa : " Baik mari kita ke kamar bapak, kamar bapak nomor berapa ?. Mau berapa
lama? Bagaimana kalau 20 menit?”
Px : "kamar nomor 4. Iya"

Pasien dan Ners Syifa, serta Ners Reza pergi ke kamar pasien.
Ners Reza : “Kalau ada yang menyebabkan Bapak marah dan muncul perasaan kesal,
dada berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam Bapak dapat
melakukan pukul kasur dan bantal. O...iya pertama coba bapak lakukan napas
dalam.
Px : (langsung melakukan napas dalam)
Ners Syifa : "Bagus sekali bapak sudah melakukannya. Sekarang mari kita latihan memukul
kasur dan bantal. Jadi kalau nanti Bapak kesal dan ingin marah, langsung ke
kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal.
Nah, coba Bapak lakukan, pukul kasur dan bantal.
Px : (melakukan pukul kasur dan bantal)

3
Ners Reza : "Ya, bagus sekali Bapak melakukannya.”

Setelah melakukan kegiatan tersebut, tiba-tiba pasien mengamuk dan membuang bantal ke
wajah perawat. Sedangkan perawat Syifa mencoba mengatasi kemarahan pasien, dan perawat
Reza memanggil Ners Limas dan Ners Rizert yang berjaga pada waktu itu ke ruangannya.

Ners Reza : "Ners, pasien yang berada di kamar nomor 4 mengamuk, ayo cepat kita kesana,
dan bawa alat yang diperlukan."

Ners Reza, Limas, Rizert segera bergegas ke kamar pasien, setelah sampai perawat
melakukan pengikatan fisik pada pasien dengan disertai memberikan obat psikotropika, agar
pasien tenang.

Ners Syifa : "Ners Reza bagaimana kalau kita akhiri saja kegiatan hari ini, dan kita lanjutkan
besok saja ?"
Ners Reza : "Baiklah."
Ners Syifa : "Terima kasih Ners Limas dan Ners Rizert telah membantu. Sekarang kita
biarkan pasien tenang, dan selamat pagi."
Ners Limas dan Ners Rizert : "selamat pagi."

Hari ke Tiga Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal dan Latihan
mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual.

Perawat mengevaluasi jadwal harian untuk mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2,
melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal : menolak dengan baik, meminta dengan
baik, mengungkapkan perasaan dengan baik, mengungkapkan marah secara verbal, Latihan
sholat/berdoa, Buat jadwal sholat/berdoa.

Ners Limas : “Selamat pagi, Pak. Saya Ners Limas dan di samping saya Ners Rizert,
menggantikan Ners Syifa dan Ners Reza untuk melakukan kegiatan yang
kedua sesuai jadwal."
Ners Rizert : “Bagaimana, Pak, kemarin sudah dilakukan latihan tarik napas dalam
dan pukul kasur bantal, bagaimana kalau kita ulangi sekali lagi, apa
bapak setuju ?
Px : "Iya setuju. (Pasien melakukan kegiatan tersebut)
Ners Rizert : "Bapak melakukannya dengan baik sekali. Apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan tadi?”
Px : "Saya merasa lebih baik."
Ners Limas : "Bagus, Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya. Bagus, Nah kalau
tarik napas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau
setelah diingatkan suster atau Ibu baru dilakukan maka tulis B, artinya
dibantu atau diingatkan. Kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum
dapat melakukan.”

4
Ners Rizert : “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah
marah dan latihan sholat/berdoa?”
Px : "Iya"
Ners Rizert : “Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau diruang
tamu?”
Px : "Iya, baiklah."
Ners Rizert : “Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
20 menit?”
Px : "Iya"
Ners Limas : “Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah.
Kalau marah sudah disalurkan mealui tarik napas dalam atau pukul
kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang
yang membuat kita marah.”
Ners Rizert : “Ada tiga caranya Pak, yaitu: Meminta dengan baik tanpa marah dengan
nada suara yang rendah serta tidak mengunakan kata-kata kasar.
Misalnya bapak meminta uang kepada istri bapak, coba bapak minta
uang dengan baik: Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok. Nanti
dapat dicoba disini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba
Bapak praktikan."
Px : "Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok."
Ners Limas : "Bagus Pak. Nah...sekarang menolak dengan baik, jika ada yang
menyuruh dan Bapak tidak ingin melakukannya, katakan: Maaf saya
tidak dapat melakukannya karena sedang ada kerjaan. Coba bapak
praktikan."
Px : " Maaf saya tidak dapat melakukannya karena sedang ada kerjaan."
Ners Rizert : "Bagus Pak. Kemudian mengungkapkan perasaan kesal, jika ada
perlakuan orang lain yang membuat kesal, Bapak dapat mengatakan:
saya jadi ingin marah karena perkataan itu. Coba praktikan."
Px : " saya jadi ingin marah karena perkataan itu."
Ners Limas : "Bagus. Sekarang coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak
lakukan!"
Px : "saya beribadah shalat 5 waktu sehari"
Ners Rizert : "Bagus. Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak duduk dan tarik
napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya, rebahkan badan agar
rileks, jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat. Coba
bapak sebutkan sholat 5 waktu!"
Px : "subuh, dzuhur, ashar, maghrib, isya'."
Ners Rizert : "Bagus. Mau coba yang mana?"
Px : "subuh."
Ners Limas : "Coba praktekkan” (bagi yang muslim).
Pasien mempraktekkan shalat subuh.
Ners Rizert :“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang
ketiga ini?”

5
Px : "saya merasa lebih baik."
Ners Limas : “Jadi sudah berapa cara yang kita pelajari?"
Px : "Empat."
Ners Limas : "Bagus. Mari kita masukan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak.
Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya,
Pak. Sekarang kita masukkan di jadwal kegiatan Bapak. Mau berapa kali
bapak sholat?"
Px : " 5x."
Ners Rizert : "Baik kita masukkan ke jadwal. Coba Bapak sebutkan lagi shalat 5 waktu
tadi."
Px : " subuh, dzuhur, ashar, maghrib, isya'."
Ners Limas : “Setelah ini coba Bapak lakukan jadwal sholat sesuai jadwal yang telah
kita buat tadi!. Besok kita ketemu lagi ya Pak, nanti kita akan
membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa
marah Bapak, setuju Pak ?”
Px : " iya"
Ners Rizert : “Bagaimana kalau tempatnya sama, bapak setuju?”
Px : "Setuju"
Ners Rizert : “Mau pukul berapa, Pak ? Seperti sekarang saja, pukul 10 ya ?”
Px : "Iya, baik"

Hari keempat Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat


Perawat mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah
dilatih, melatih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama
pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis
obat) disertai penjelasan kegunaan obat dan akibat berhenti minum obat, menyusun jadwal
minum obat secara teratur

Ners Mela & Putri : “Selamat pagi, Pak. Saya Ners Mela dan di samping saya Ners Putri,
menggantikan Ners Limas dan Ners Rizer untuk melakukan kegiatan
yang kedua sesuai jadwal."
Ners Mela : “Bagaimana Pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur
bantal, bicara yang baik serta sholat ?
Px : "iya sudah."
Ners Mela : "Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur ? Coba
kita lihat cek kegiatannya. Jadi rasa marah sudah berkurang?.”
Px : "sudah"
Ners Putri : “Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum
obat yang benar untuk mengontrol rasa marah ?”
Px : "Iya Baik"
Ners Mela :“Di mana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
tempat ini saja?”
Px : "Iya disini saja."

6
Ners Putri : “Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
20 menit?”
Px : "Iya, 20 menit saja."
Ners Mela : “Bapak sudah dapat obat dari dokter?”
Px : "Iya saya sudah dapat."
Ners Putri : "Berapa macam obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja?" Jam
berapa Bapak minum ? Bagus!”
Px : "ada 3, oranye, putih, merah jambu"
Ners Mela : "Bagus. Jam berapa bapak minum ?"
Px : "Jam 7 pagi, jam 1 siang, jam 7 malam."
Ners Putri : "Bagus. Obatnya ada tiga macam Pak, yang warnanya oranye namanya
CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar
rileks dan tenang, dan yang merah jambu ini namanya HLP agar
pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semua ini harus Bapak
minum 3 kali sehari pada pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam.”
Ners Mela : “Bila nanti setelah minum obat mulut Bapak terasa kering, untuk
membantu mengatasinya Bapak dapat mengisap-isap es batu. Bila
terasa mata berkunang-kunang, Bapak sebaiknya istirahat dan
jangan beraktivitas dulu.”
Px : "Iya"
Ners Putri : "Sebelum minum obat ini Bapak lihat dulu label di kotak obat apakah
benar nama Bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus di minum,
pukul berapa saja harus di minum. Baca juga apakah nama obatnya
sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi
apakah benar obatnya!"
Px : "Boleh saya catat saja ? soalnya terlalu banyak yang harus diingat."
Ners Mela : "Iya bapak silahkan. Lalu jangan pernah menghentikan minum obat
sebelum berkonsultasi dengan dokter ya Pak, karena dapat terjadi
kekambuhan.”
Px : "Iya sus."
Ners Mela : "Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal ya,
Pak.”
Px : (hanya mengangguk)
Ners Putri : “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara
minum obat yang benar?”
Px : "saya merasa lebih baik."
Ners Mela : “Coba Bapak sebutkan lagi jenis obat yang Bapak minum! Bagaimana
cara minum obat yang benar
Px : " CPZ , THP, HLP."
Ners Putri : “Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?”
Px : "Sudah 5"
Ners Mela : “Nah, Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat.
Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya pak!.”
Px : "Iya"

7
Ners Putri : “Baik, dua hari lagi kita ketemu kembali untuk melihat sejauh mana
Bapak melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa
marah."
Px : "iya"
Ners Mela : “Bagaimana kalau tempatnya sama seperti ini, di ruang tamu saja, bapak
setuju?”
Px : "Iya saya setuju."
Ners Putri : “Mau pukul berapa, Pak ? Seperti sekarang saja, pukul 10 ya ?”
Px : "Iya pukul 10 saja."
Ners Putri & Mela : "Sampai jumpa!”
(Bersalaman)
Beberapa bulan kemudian pasien sembuh, dan dibawa pulang ke rumah.

SELESAI

Vous aimerez peut-être aussi