Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstract
Analysis of characteristics TB disease besides useful for treatment is also useful to finding
TB cases. This study aims to analyze characteristic of TB patients. This research used cross
sectional study design with 40 TB patients treated last 3 months at Puskesmas Seberang Ulu
1 Palembang. Data collection was done with patient home visits, interview, physical exa-
mination health status. The results was most of characteristic TB patients in productive age
group, maximum age 35 years, male gender, primary education, occupation was coolie, low
socioeconomic, active smokers. TB Patients was founded 13.2% with DM; 45% TB patients
with hypertension; 47.5% TB patients with anemia; 55% TB patients with malnutrition;
17.5% of patients had a family history of TB. Patients relapsed were 12.5%; OAT dropout
patients were founded 17.5%; 15% patients were not OAT.
Alamat korespondensi:
Jalan Dr. Moh Ali Komplek RSMH Palembang pISSN 2252-6781
E-mail: zataismah@gmail.com eISSN 2584-7604
Emma Novita & Zata Ismah / Unnes Journal of Public Health 6 (4) (2017)
219
Emma Novita & Zata Ismah / Unnes Journal of Public Health 6 (4) (2017)
berdahak lebih dari 2 minggu dengan gejala yang 51.4%, mual 31.4%, pusing 25.7%, gangguan peng-
paling sering terjadi adalah berat badan turun dan lihatan 11.5% dan nyeri sendi 11.4%. Untuk lebih
sesak nafas. Pasien kambuh adalah sebanyak 12.5%. jelas dapat dilihat pada Tabel 4.
Pasien yang putus OAT ditemukan sebanyak 17.5%, Berdasarkan hasil penelitian ini, usia pa-
dan belum minum OAT 15%. Keluhan efek sam- sien yang paling banyak terkena TB berada pada
ping OAT yang paling banyak adalah kecing merah usia produktif 12-35 tahun dan 49-61 tahun. Sama
220
Emma Novita & Zata Ismah / Unnes Journal of Public Health 6 (4) (2017)
halnya pada penelitian Laily (2015) menunjukkan nyebabkan peningkatan risiko terkena TB menjadi 2
bahwa penderita TB paling banyak pada usia 26-45 kali (Panjaitan, 2012; Jamayanti, 2014).
tahun dan penelitian Panjaitan (2012) rata-rata pa- Pada penelitian ini pasien TB berperilaku
sien TB berusia 44,2 tahun dengan kelompok ter- merokok sebanyak 32.5% adalah perokok aktif. Me-
sering pada usia produkrif 18-29 tahun. TB banyak rokok diketahui dapat merusak fungsi paru-paru
terjadi pada usia dewasa dimungkinkan oleh dua dan menekan kekebalan adaptif individu. Penuru-
penyebab. Pertama orang dewasa tersebut pernah nan imunitas ini berdampak pada respons pasien
terinfeksi TB primer dilingkungannya pada waktu terhadap pengobatan TB (Sajith, 2015).
kecil akan tetapi tidak dilakukan preventif dengan Pada penelitian ini pendidikan responden
baik sehingga muncul pada saat dewasa. Kemung- paling banyak pada pendidikan Sekolah Dasar.
kinan yang kedua, adanya aktivitas dan lingkungan Pendidikan adalah faktor yang mempengaruhi se-
pekerjaan pada kelompok orang dewasa yang berin- seorang dalam pencarian pengobatan. Pendidikan
teraksi dengan penderita TB atau lingkungan yang seseorang akan berdampak pada pekerjaan yang ia
memudahkan tertular TB (Laily dkk, 2015; Panjai- dapatkan. Status pekerjaan pada pasien TB pada
tan, 2012). penelitian ini mayoritas adalah buruh. Seperti pada
Kelompok laki-laki merupakan kelompok penelitian Sajith (2015) bahwa pasien TB paling ba-
paling banyak menderita TB pada penelitian ini. nyak pada pekerja kasar. Orang dewasa rentan ter-
Hal ini juga sama dalam penelitian Panjaitan (2012) hadap TB. Salah satu penyebabnya karena faktor ak-
bahwa perbandingan jenis kelamin laki-laki dan pe- tivitas pekerjaan mereka yang banyak terpapar TB.
rempuan yang menderita TB sebesar 3:2. Juga pada Selain itu pekerja kasar rentan terhadap kelelahan.
penelitian Jamayanti (2014) bahwa jenis kelamin la- Faktor kelelahan fisik pekerjaan dapat menyebabkan
ki-laki menjadi kelompok paling banyak menderita imunitas menurun dan mudah terserang infeksi.
TB dibandingkan perempuan. Ada beberapa penye- Sosial ekonomi para responden pada pen-
bab laki-laki berisiko daripada perempuan seperti elitian tergolong rendah. Mayoritas pasien TB
imunitas wanita lebih tinggi dibandingkan laki-laki. pada penelitian ini dengan kisaran pendapatan
Kemungkinan lainnya adalah karena perilaku ke- Rp50,000- Rp650,000 per bulan dengan pengelu-
biasaan merokok pada laki-laki. Merokok dapat me- aran paling banyak Rp730,001- Rp1,070,000 per
221
Emma Novita & Zata Ismah / Unnes Journal of Public Health 6 (4) (2017)
bulan. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Sebanyak 55% pasien dalam penelitian ini
Panjaitan (2012) bahwa penderita TB mayoritas mengalami gizi kurang dan 47.5% mengalami ane-
berstatus sosial ekonomi rendah dengan pendapa- mia. Penderita TB akan mengalami penurunan naf-
tan berkisar dibawah Rp705.000/bulan. Terdapat su makan sehingga mengalami kehilangan berat ba-
beberapa interaksi faktor risiko dari penderita TB dan. Menurut penelitian Lackey (2015) responden
yang memiliki tingkat sosial ekonomi rendah atau yang kurang gizi memiliki risiko TB sebesar 2.08
tergolong miskin. Disebutkan bahwa negara miskin kali. Hal ini disebabkan karena perubahan metabo-
selain sanitasi, pemukiman yang buruk, banyak ter- lik pada pasien TB seperti perubahan leptin darah
dapat penduduk yang merokok (Gumuz, 2009; Riza dan penekanan eritropoesis menyebab pasien TB
dan Sukendra, 2017). mengalami anemia dan malnutrisi (Lackey dkk,
222
Emma Novita & Zata Ismah / Unnes Journal of Public Health 6 (4) (2017)
223
Emma Novita & Zata Ismah / Unnes Journal of Public Health 6 (4) (2017)
224