Vous êtes sur la page 1sur 9

Efek Stimulasi Taktil Kinestetik erhadap Perkembangan Bayi Berat Badan

Lahir Rendah

Dwi Hastuti, Juju Juhaeriah


STIKes Jendral Ahmad yani
E-mail: dwi.hastuti@gmail.com

Abstrak

Perkembangan Bayi BBLR berisiko mengalami keterlambatan karena kondisi berat badan kurang dari 2500 gram,
sehingga bayi mengalami proses adaptasi fisiologi yang berat. Salah satu proses adaptasi fisiologi yang harus tercapai
pada BBLR adalah sistem thermoregulasi, pernapasan dan kardiovaskular. Bayi merupakan masa kritis (critical
period) dimana merupakan waktu spesifik ketika sebuah peristiwa yang diberikan, atau ketiadaannya memiliki
dampak terbesar terhadap perkembangan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi efektifitas stimulasi taktil-
kinestetik terhadap perkembangan fisiologis (Suhu, Respirasi, Denyut Jantung) dan Berat Badan Bayi BBLR.
Penelitian menggunakan desain quasi-eksperimental, pre-test dan post-test non-equivalent control group
30 bayi BBLR diambil dengan teknik probability sampling. Intervensi stimulasi taktil-kinestetik dilakukan
sekali dalam sehari selama 5 hari. Lembar observasi dan prosedur stimulasi taktil-kinestetik digunakan
sebagai instrumen penelitian. Data tersebut dianalisa menggunakan uji Man Whitney dan uji t independent.
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan perkembangan fisiologis suhu setelah intervensi
(Post) pada Kelompok Intervensi dan Kontrol (p value 0,000); ada perbedaan yang signifikan Pernapasan Bayi BBLR
setelah perawatan (Post) pada Kelompok Intervensi dan Kontrol (p value 0,037); ada perbedaan yang signifikan
Denyut Jantung Bayi BBLR setelah perawatan (Post) pada Kelompok Intervensi dan Kontrol (p value 0,000); tidak ada
perbedaan Berat Badan Bayi BBLR setelah perawatan (Post) pada Kelompok Intervensi dan Kontrol (p value 0,155).

Kata kunci: BBLR, perkembangan, Stimulasi Taktil-kinestetik.

Effect of Tactile-Kinesthetic Stimulation to Development of Low Birth


Weight Babies

Abstract

Low Birth Weight (LBW) in infant has risk of developmental delay due to conditions weighing less than 2500 grams,
so that the infant suffered severe physiological adaptation process. One of the physiological adaptation processes
that must be reached on LBW is thermoregulation system, respiratory and cardiovascular. Infant is a critical period
which is a specific time when a given event, or lack thereof has the greatest impact on the development. The purpose
of this study is to identify the effectiveness of tactile-kinesthetic stimulation to the development of physiological
(temperature, respiration, heart rate) and Weight Infants LBW. The study used a quasi-experimental design, pre-test
and post-test non-equivalent control group 30 LBW infants taken with probability sampling technique. Intervention
tactile-kinesthetic stimulation is done once a day for 5 days. Observation sheet and tactile-kinesthetic stimulation
procedures is used as a research instrument. Data were analyzed using Man Whitney test and independent t test.
Statistical analysis showed significant differences physiological development of temperature after the intervention
(Post) in the intervention and control groups (p value 0,000); No significant differences Babies Respiratory
LBW after treatment (Post) in the intervention and control groups (p value 0,037); No significant differences
Heartbeat LBW infants after treatment (Post) in the intervention and control groups (p value 0,000); there is
no difference Weight LBW infants after treatment (Post) in the intervention and control groups (p value 0.155).

Keywords: Development, low birth weight, tactile-kinesthetic stimulation.

70 Volume 4 Nomor 1 April 2016


Dwi Hastuti: Hubungan IMT dan Kadar Albumin berhubungan dengan Penyembuhan Luka

Pendahuluan perkembangan bayi, aktifitas nervus vagus


memengaruhi mekanisme absorbsi makanan
Menurut Papalia, Olds, & Feldman (2013) berhubungan dengan peningkatan enzim
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) gastrin dan insulin serta produksi insulin
adalah Bayi yang lahir dengan berat badan < yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh
2500 gram. BBLR menjadikan bayi berisiko (Kusmini, Nurul, M., Sutarmi, 2014).
tidak saja untuk komplikasi neonatal, namun Asuhan perkembangan memberikan
juga untuk faktor risiko tinggi lainnya kemudahan proses adaptasi BBLR
seperti gangguan perkembangan yang terhadap lingkungan ekstrauterin yang
dapat ditunjukkan dengan respon fisiologis meliputi pemenuhan kebutuhan secara
maupun perilaku bayi (Wong, Hockenberry- fisiologis, social, psikososial, emosional
Eaton, Wilson, Winkelstein & Schwartz, yang dapat memfasilitasi pertumbuhan dan
2009). Bayi BBLR mengalami keimmaturan perkembangan bayi BBLR secara optimal.
organ tubuhnya sehingga BBLR merupakan Asuhan perkembangan Stimulation tactil-
indikasi kuat risiko tinggi terhadap mortalitas, kinestetic dinilai mampu mempertahankan
morbiditas maupun gangguan terhadap respon fisiologis bayi sehingga dapat
perkembangannya (Lissauer & Faranoff, beradaptasi dengan baik.Terapi pijat yang
2009). berbentuk sentuhan dengan tekanan moderat
Kondisi BBLR menyebabkan organ tubuh sebagai intervensi yang meningkatkan
belum dapat berfungsi secara sempurna, pertumbuhan dan sekaligus mengurangi
sehingga penyesuaian fungsi organ stres karena BBLR menunjukkan respon
terhadap perubahan kondisi dari intrauteri perilaku yang terkait dengan stres harian
ke kondisi lingkungan di luar rahim sangat rawat inap dan prosedur medis (Anand, 2005
sulit bagi bayi (Wong, Hockenberry-Eaton, dalamHernandez-Reif, Diego & Field, 2007).
Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2009). BBLR adalah bayi yang lahir dengan
Bayi didalam intrauterin mendapatkan berat badan < 2500 gram (Papalia, Olds, &
kehangatan, ketenangan, sentuhan sehingga Feldman (2013). Beberapa penyebab dari
membuat bayi dapat berkembang dengan BBLR Menurut Henderson & Macdonald
baik. Pada kondisi BBLR harus mengalami (2005) adalah (1) Faktor ibu (2) Faktor janin
adaptasi intrauterin ke ekstrauterin secara (3) Faktor plasenta (4) Faktor lingkungan.
dini sehingga memerlukan perjuangan Bayi Berat Badan Lahir Rendah mem-
untuk dapat bertahan secara normal. BBLR butuhkan perawatan, dukungan respirasi,
mengalami proses adaptasi yang besar termoregulasi, perlindungan terhadap infeksi,
terkait dengan maturasi dari organ sistem nutrisi, konservasi energi, perawatan kulit,
tubuh, sehingga mengakibatkan penurunan dan asuhan perkembangan.
perkembangan fisiologis bayi (Bobak, Asuhan perkembangan pada bayi BBLR
Lowdermilk, & Jensen, 2005). dapat diberikan melalui stimulasi. Stimulasi
Peran petugas kesehatan dalam hal ini bayi adalah intervensi perkembangan
adalah memberikan asuhan keperawatan pada bayi dengan melibatkan lingkungan
secara komprehensif yang dinilai dari semua yang dapat meningkatkan perkembangan
kebutuhan BBLR. Kebutuhan perawatan perseptual, sensorimotor, kognitive, language
yang diberikan tidak hanya menghindari dan sosial emosional pada bayi (Reynolds
komplikasi penyakit, namun dituntut & Janzen, 2007). Bila kondisi bayi sudah
dapat memfasilitasi kebutuhan terkait cukup maju (kondisi stabil) dapat dilakukan
pertumbuhan dan perkembangan neonatus. intervensi perkembangan. Beberapa aktivitas
Banyak intervensi perkembangan yang akan di individualisasi sesuai petunjuk,
dapat meningkatkan kesehatan neonatus temperamen, keadaan, organisasi tingkah
salah satunya yaitu memberikan stimulasi laku, dan kebutuhan khusus masing-
taktil-kinestetik (Wong, Hockenberry- masing bayi. Periode intervensi singkat dan
Eaton, Wilson, Winkelstein & Schwartz, tipe intervensi pendek digunakan untuk
2009). Mekanisme efek pijat bayi antara mentolerir kondisi stres yang mungkin
lain pengeluaran beta endorphin yang dapat muncul pada bayi akibat stimulasi
memengaruhi mekanisme pertumbuhan dan yang diberikan. Tipe dan durasi setiap

Volume 4 Nomor 1 April 2016 71


Dwi Hastuti: Hubungan IMT dan Kadar Albumin berhubungan dengan Penyembuhan Luka

stimulasi disesuaikan berdasarkan individu, nonequivalent kontrol group. Populasi dalam


dan orang tua dilibatkan seawal mungkin penelitian ini adalah bayi BBLR yang dirawat
untuk mempelajari mengenai kebutuhan di ruang perinatology RSUD Soreang dengan
perkembangan khusus bayi mereka (Wong, tehnik probability samplin. Sampel diambil
Hockenberry-Eaton, Wilson, Winkelstein & berdasarkan kriteria yaitu (1) Bayi lahir
Schwartz, 2009). dengan berat badan > 1500 gram sampai
Bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap < 2500 gram, (2) Bayi tidak ada kelainan
sentuhan, terutama di wajah, tangan, telapak kongenital (3) Bayi tidak mendapatkan terapi
kaki, dan perut. Pemberian stimulasi taktil- oksigen (3) Bayi tidak dehidrasi. Jumlah
kinestetik bersifat sebagai sentuhan sehingga perhitungan sampel penelitian ini adalah 15
dapat meningkatkan perkembangannya. bayi untuk kelompok Intervensi dan 15 bayi
Sentuhan dan elusan lembut pada kulit bayi untuk kelompok Kontrol. Proses pengambilan
sangatlah bermanfaat pada bayi-bayi BBLR. sampel dibagi menjadi 2 tahapan. Tahapan
Sentuhan dapat meningkatkan berat badan pertama 15 bayi pertama yang sesuai dengan
bayi, meningkatkan keaktifan bayi, serta kriteria semua diambil sebagai kelompok
dapat membantu bayi sembuh dan keluar dari kontrol, dan tahapan kedua 15 bayi yang
rumah sakit (Meggit, 2012). Stimulasi taktil- berikutnya dirawat dan sesuai kritera semua
kinestetik adalah istilah terapi pijat yang lebih diambil sebagai kelompok intervensi.
baik dan efektif karena melibatkan sentuhan Setiap subjek yang memenuhi kriteria
ringan (belaian ringan pada daerah atas inklusi peneliti langsung meminta inform
kepala sampai dengan kaki). Stimulasi taktil- consent dan melakukan proses pengumpulan
kinestetik merupakan Intervensi pelengkap data dengan cara menilai perkembangan bayi
yang berbentuk terapi pijat dengan tekanan langsung pada kelompok control dengan
moderat yang terdiri dari fleksi dan ekstensi menilai perkembangan fisiologis hari ke-1
anggota badan dalam posisi terlentang; dan perawatan dan hari ke-6 perawatan tanpa
merupakan intervensi yang efektif dalam dilakukan stimulasi taktil-kinestetik dan
pengembangan perilaku motorik neonatus pada kelompok intervensi hari ke- 1 sebelum
BBLR (Aliabadi & Askary, 2013). melakukan stimulasi taktil-kinestetik dan hari
Pemberian stimulasi taktil-kinestetik ke-6 setelah melakukan intervensi stimulasi
dalam meningkatkan perkembangan taktil-kinestetik. Stimulasi taktil-kinestetik
neonatus BBLR menunjukkan plastisitas. dilakukan 1x perhari selama 5 hari. Hal ini
Banyak kemampuan dapat ditingkatkan didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya
secara signifikan dengan latihan, dalam hal oleh Hernandez-Reif, Diego& Field, (2007)
ini memberikan stimulasi termasuk dalam dimana dalam penelitian ini dijelaskan bahwa
kegiatan latihan dan pengalaman. Pengalaman stimulasi taktil-kinestetik memberikan efek
dinilai Memengaruhi perkembanagn otak. positif pada perilaku neonatus kecil setelah
Setiap pengalaman baru membentuk perilaku. 5 hari intervensi dimana memiliki parameter
Perilaku merupakan hasil dari pengalaman fisiologis lebih baik dan memberikan perilaku
atau adaptasi terhadap lingkungan; teori adaptif yang lebih baik dibandingkan dengan
belajar menekankan pada peran lingkungan neonatus yang tidak diberikan stimulasi yang
yang dapat diramalkan dalam memunculkan ditunjukkan oleh adanya respon peningkatan
perilaku yang teramati; pembelajaran yang perkembangan bayi yang dikarenakan
diamati didasarkan pada asosiasi sebuah proses tercapainya adaptasi regulasi
stimulus yang akan memengaruhi respon bayi lebih cepat. Alat pengumpulan data
khusus terhadap peningkatan perkembangan penelitian dengan Lembar observasi untuk
fisiologis bayi lebih stabil (Papalia, Olds & melihat perkembangan BBLR yang dilihat
Fieldman, 2013). dari respon fisiologis (Suhu, Respirasi,
Denyut Jantung) dan perubahan berat
badan. Instrumen prosedur stimulasi taktil-
Metode Penelitian kinestetik, diadopsi menurut Kachoosangry
& Aliabadi (2011); Hernandez-Reif, Diego
Metode penelitin ini adalah quasi & Field (2007); Wong, Hockenberry-Eaton,
eksperimental dengan Pre test and post test Wilson, Winkelstein &Schwartz (2008).

72 Volume 4 Nomor 1 April 2016


Dwi Hastuti: Hubungan IMT dan Kadar Albumin berhubungan dengan Penyembuhan Luka

Sebelum dilakukan uji analis untuk sedangkan hasil uji normalitas pada denyut
mengetahui perbedaan rerata skor jantung post kelompok intervensi dan kontrol
perkembangan fisiologis dan BB Bayi data berdistribusi normal, pada berat badan
(BBLR) pada kelompok Intervensi dan post kelompok intervensi dan kontrol data
Kontrol sebelumnya dilakukan uji normalitas berdistribusi normal, sehingga untuk menguji
data dengan menggunakan Kolmogorov- perbedaan perkembangan fisiologis tersebut
Smirnov. Dimana dilihat dari nilai p value jika di analisis menggunakan uji t independen.
hasil Kolmogorov-Smirnov nilai p value>
0,05 maka distribusi data adalah normal
dan jika nilai p value ≤ 0,05 distribusi data Hasil Penelitian
adalah tidak normal. Berdasarkan hasil uji
normalitas data pada sub variabel Suhu pre Penelitian yang telah dilakukan pada tanggal
pada Intervensi dan kontrol berdistribusi tidak 28 Februari 2015 sampai dengan 20 Juni 2015
normal sehingga untuk menguji perbedaan didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
perkembangan fisiologis suhu Bayi BBLR Hasil analisis Tabel 1. didapatkan bahwa mean
pada kelompok Intervensi dan Kontrol di rank Suhu Bayi BBLR sebelum intervensi
analisis menggunakan uji Mann-Whitney Test, (Pre) pada Intervensi adalah 16,03 sedangkan
Hasil uji normalitas pada respirasi pre, denyut pada Kontrol adalah 14,97. Hasil uji statistik
jantung pre, dan berat badan pre baik pada didapatkan nilai p value 0,735, berarti
kelompok Intervensi maupun Kontrol data pada alpha 5% terlihat tidak ada perbedaan
berdistribusi normal, sehingga untuk menguji Suhu Bayi BBLR sebelum intervensi (Pre)
perbedaan perkembangan fisiologis tersebut baik pada Kelompok Intervensi maupun
di analisis menggunakan uji t independen. Kelompok Kontrol.
Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap Hasil analisis Tabel 2. didapatkan bahwa
Suhu post pada kelompok intervensi data sebelum intervensi (Pre) rata-rata Respirasi
berdistribusi tidak normal dan pada kontrol (RR) pada Intervensi adalah 51,80 dengan
data berdistribusi normal. Respirasi post pada standar deviasi 5,56 sedangkan pada kontrol
intervensi dan kontrol data berdistribusi tidak adalah 51,27 dengan standar deviasi 5,62.
normal, sehingga untuk menguji perbedaan Hasil uji statistik didapatkan nilai p value
perkembangan fisiologis tersebut dapat di 0,796, berarti pada alpha 5% terlihat tidak
analisis menggunakan Mann-Whitney Test, ada perbedaan Respirasi BBLR sebelum

Tabel 1 Perbedaan Perkembangan Fisiologis (Suhu) Bayi BBLR sebelum (Pre) pada Kelompok
Intervensi dan Kontrol di RSUD Soreang Tahun 2015
Perkembangan N Mean Rank P value
Fisiologis
Suhu Intervensi 15 16,03
0,735
Kontrol 15 14,97

Tabel 2 Perbedaan Perkembangan Fisiologis (Respirasi, Denyut Jantung) dan BB Bayi BBLR
Sebelum (Pre) pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di RSUD Soreang Tahun 2015
Perkembangan Mean SD SE P Value N
Fisiologis
RR Intervensi 51,80 5,56 1,43 0,796 15
Kontrol 51,27 5,62 1,45 15
DJ Intervensi 127,00 6,14 1,59 0,666 15
Kontrol 127,87 4,63 1,19 15
BB Intervensi 2128,33 207,21 53,50 0,945 15
Kontrol 2133,33 184,84 47,73 15

Volume 4 Nomor 1 April 2016 73


Dwi Hastuti: Hubungan IMT dan Kadar Albumin berhubungan dengan Penyembuhan Luka

Tabel 3 Perbedaan Perkembangan Fisiologis (Suhu dan RR) Bayi BBLR Setelah Perawatan
(Post) pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di RSUD Soreang Tahun 2015
Perkembangan N Mean Rank P Value
Fisiologis
Suhu Intervensi 15 23.00
Kontrol 15 8.00 0,000
RR Intervensi 15 12.30
Kontrol 15 18.70 0,037

Tabel 4 Perbedaan Perkembangan Fisiologis (DJ) dan BB Bayi BBLR Setelah Perawatan (Post)
pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di RSUD Soreang Tahun 2015
Perkembangan Mean SD SE P Value N
Fisiologis
DJ Intervensi 105,93 7,47 1,93 15
0,000
Kontrol 136,93 7,05 1,82 15
BB Intervensi 2188,67 194,38 50,19 15
0,155
Kontrol 2094,00 158,96 41,04 15

intervensi (pre) baik pada kelompok value 0,037, berarti pada alpha 5% terlihat
intervensi maupun kelompok kontrol. Denyut ada perbedaan yang signifikan pernapasan
Jantung (DJ) bayi pada intervensi adalah bayi BBLR setelah perawatan (post) baik
127 dengan standar deviasi 6,14 sedangkan pada kelompok intervensi maupun kelompok
pada kontrol adalah 127,87 dengan standar kontrol.
deviasi 4,63. Hasil uji statistik didapatkan Hasil analisis tabel 4 didapatkan bahwa
nilai p value 0,666, berarti pada alpha 5% setelah perawatan (post) rata-rata denyut
terlihat tidak ada perbedaan denyut jantung jantung bayi pada intervensi adalah 105,93
bayi BBLR sebelum intervensi (pre) baik dengan standar deviasi 7,47 sedangkan
pada kelompok intervensi maupun kelompok pada kontrol adalah 136,93 dengan standar
kontrol. Hasil analisis rata-rata Berat Badan deviasi 7,05. Hasil uji statistik didapatkan
(BB) bayi pada intervensi adalah 2128,33 nilai p value 0,000, berarti pada alpha 5%
dengan standar deviasi 207,21 sedangkan terlihat ada perbedaan yang signifikan denyut
pada kontrol adalah 2133,33 dengan standar jantung bayi BBLR setelah perawatan (post)
deviasi 184,84. Hasil uji statistik didapatkan baik pada kelompok intervensi maupun
nilai p value 0,945, berarti pada alpha 5% kelompok kontrol. Rata-rata berat badan
terlihat tidak ada perbedaan Berat Badan bayi post pada Intervensi adalah 2188,67
Bayi (BBLR) sebelum intervensi (pre) baik dengan standar deviasi 194,38 sedangkan
pada kelompok intervensi maupun kelompok pada kontrol adalah 2094,00 dengan standar
kontrol. deviasi 158,96. Hasil uji statistik didapatkan
Hasil analisis tabel 3 didapatkan bahwa nilai p value 0,155, berarti pada alpha 5%
setelah perawatan (post) mean rank pada terlihat tidak ada perbedaan Berat Badan
Suhu Bayi BBLR Kelompok Intervensi Bayi (BBLR) setelah perawatan (post) baik
adalah 23 sedangkan pada Kontrol adalah pada kelompok intervensi maupun kelompok
8. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value kontrol.
0,000, berarti pada alpha 5% terlihat ada
perbedaan yang signifikan suhu bayi BBLR
setelah perawatan (post) baik pada kelompok Pembahasan
intervensi maupun kelompok kontrol. Mean
rank pada pernapasan setelah perawatan Kondisi BBLR menyebabkan organ tubuh
(post) kelompok intervensi 12,30 dan kontrol belum dapat berfungsi secara sempurna,
18,70. Hasil uji statistik didapatkan nilai p sehingga penyesuaian fungsi organ terhadap

74 Volume 4 Nomor 1 April 2016


Dwi Hastuti: Hubungan IMT dan Kadar Albumin berhubungan dengan Penyembuhan Luka

perubahan kondisi dari intrauteri ke kondisi memengaruhi fungsi fisiologisnya.


lingkungan di luar rahim sangat sulit bagi Intervensi perkembangan merupakan
bayi (Wong, Hockenberry-Eaton, Wilson, salah satu upaya perawat dalam membantu
Winkelstein & Schwartz, 2009). Dengan meminimalisasi stres bayi dalam melakukan
perubahan kondisi ekstrauterin yang adaptasi intrauterin ke ekstrauterin,
berlebihan dapat menimbulkan stres pada sehingga diharapkan bayi dapat melakukan
BBLR. Respon stres yang dialami pada adaptasinya dengan baik. Stimulasi taktil-
bayi dapat diamati diantaranya melalui kinestetik terbukti dapat memfasilitasi
perubahan fisiologis seperti frekuensi napas, pertumbuhan dan pengaturan perilaku
nadi, perubahan suhu dan respon perilaku neonatus, bahkan pada neonatus prematur
bayi. Selain itu respon stres akan berdampak sangat kecil sekalipun (Kusmini, Nurul, M.,
terhadap transportasi glukosa kedaerah Sutarmi, 2014). Stimulation tactil-kinestetic
penyimpanan dan dapat menyebabkan intervention dinilai mampu mempertahankan
gangguan energi berlebihan sehingga dapat respon fisiologis bayi sehingga dapat
menyebabkan hambatan dalam konservasi beradaptasi dengan baik. Terapi pijat yang
energi yang dapat memengaruhi pertumbuhan berbentuk sentuhan dengan tekanan moderat
dan perkembanagan bayi (Wong, 2008). sebagai intervensi yang meningkatkan
Berdasarkan hasil penelitian pertumbuhan dan sekaligus mengurangi stres
perkembangan fisiologis bayi sebelum karena BBLR menunjukkan respon perilaku
dilakukan perawatan (pre) terlihat mean rank yang terkait dengan stres harian rawat inap
Suhu Bayi BBLR pada Intervensi adalah dan prosedur medis (Anand, 2005 dalam
16,03 pada Kontrol adalah 14,97. Hasil Hernandez-Reif, Diego & Field, 2007).
uji statistik didapatkan nilai p value 0,735, Respon stres pada bayi akan berdampak
hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan terhadap perkembangan fisiologis sehingga
Suhu Bayi BBLR sebelum intervensi (Pre) berdampak terhadap pertumbuhan dan
baik pada Kelompok Intervensi maupun perkembangan bayi baru lahir. Perkembangan
Kelompok Kontrol. Pada hasil perkembangan fisiologis bayi dapat dilihat dari perubahan
Respirasi pada Intervensi adalah 51,80 pada suhu, perubahan pernapasan, dan denyut
Kontrol adalah 51,27. Hasil uji statistik jantung. Pertumbuhan dan perkembangan
didapatkan nilai p value 0,796, berarti hal ini bayi dpat dilihat drai respon perilaku dan
menunjukkan tidak ada perbedaan Respirasi peningkatan Berat Badan bayi.
BBLR sebelum intervensi (Pre) baik pada Berdasarkan hasil penelitian perkembangan
Kelompok Intervensi maupun Kelompok fisiologis bayi setelah dilakukan perawatan
Kontrol. Denyut Jantung Bayi pada (post) pada kelompok Intervensi dan
Intervensi adalah 127 pada Kontrol adalah kelompok kontrol menunjukkan terdapat
127,87. Hasil uji statistik didapatkan nilai perbedaan yang signifikan suhu bayi BBLR
p value 0,666, hal ini menunjukkan tidak setelah perawatan (post) pada kelompok
ada perbedaan denyut jantung bayi BBLR intervensi terhadap kelompok kontrol (p
sebelum intervensi (pre) baik pada kelompok value 0,000). Hasil penelitian ini terlihat
intervensi maupun kelompok kontrol. Hasil bahwa terdapat perbedaan suhu bayi yang
analisis rata-rata Berat Badan (BB) Bayi diberikan intervensi stimulasi taktil dengan
pada intervensi adalah 2128,33 pada kontrol bayi yang tidak diberikan intervensi stimulasi
adalah 2133,33. Hasil uji statistik didapatkan taktil kinestetik, dimana telah ditunjukkan
nilai p value 0,945, hal ini menunjukkan tidak bahwa pada kelompok Intervensi sebelum
ada perbedaan Berat Badan Bayi (BBLR) diberikan stimulasi taktil kinestetik rata-rata
sebelum intervensi (pre) baik pada kelompok suhu bayi 36,06 dan setelah stimulasi taktil-
intervensi maupun kelompok kontrol. Hasil kinestetik adalah 36,8. Suhu bayi sebelum
penelitian ini terlihat jelas bahwa kondisi diberikan intervensi bayi mengalami
BBLR pada kedua kelompok mengalami hipotermi dan setelah diberikan intervensi
kondisi fisiologis yang belum stabil Hal ini suhu bayi adalah normal. Hasil penelitian ini
dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya menunjukkan keefektifan intervensi dapat
BBLR sulit beradaptasi ketika lahir oleh membantu bayi beradaptasi dalam sistem
karena keimmaturan berat badan sehingga thermoregulasi. Hasil penelitian sesuai

Volume 4 Nomor 1 April 2016 75


Dwi Hastuti: Hubungan IMT dan Kadar Albumin berhubungan dengan Penyembuhan Luka

dengan konsep Hikmah E. (2010) yang sirkulasi oksigenasi bagi metabolisme sel dna
menyatakan bahwa terapi sentuhan efektif jaringan tubuh dalam mencapai pertumbuhan
dapat meningkatkan suhu butuh bayi melalui dan perkembangannya. Konsep lain yang
kehangatan yang diberikan. Stimulasi taktil mendukung hasil penelitian ini disampaikan
kinestetik yang diberikan merupakan wujud oleh Sutarmi (2013) bahwa stimulasi sentuhan
sentuhan halus pada seluruh badan bayi yang dan gerakan yang dilakukan pada bayi dapat
direspon oleh otak sehingga akan direspon berfungsi melancarkan sistem peredaran
dan menghasilkan perkembangan kearah darah sehingga dapat meningkatkan suplai
yang lebih baik. Teori lain yang mendukung oksigen dan membantu mengoptimalkan
disampikan oleh Meggit (2012) bahwa bayi gerakan otot pernafasan pada bayi.
yang baru lahir sangat sensitif terhadap Hasil penelitian perkembangan fisiologis
sentuhan, terutama di wajah, tangan, telapak denyut jantung bayi setelah perawatan
kaki, dan perut. Pemberian stimulasi taktil- (post) pada kelompok Intervensi dan kontrol
kinestetik bersifat sebagai sentuhan sehingga menunjukkan terdapat perbedaan yang
dapat meningkatkan perkembangannya signifikan denyut jantung Bayi BBLR setelah
yang ditunjukkan salah satunya adalah bayi perawatan (post) pada kelompok intervensi
merasakan hangat. terhadap kelompok kontrol (p value 0,000).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hal ini menunjukkan bahwa stimulasi taktil
perkembangan fisiologis pernapasan bayi kinestetik memengaruhi denyut jantung bayi
setelah perawatan (post) pada kelompok yang dapat terlihat pada kelompok Intervensi
intervensi dan kontrol menunjukkan terdapat sebelum stimulasi rata-rata denyut jantung
perbedaan yang signifikan Pernapasan Bayi bayi 127 dan Rata-rata denyut jantung setelah
BBLR setelah perawatan (post) baik pada stimulasi1105,93. Hasil penelitian ini sesuai
kelompok intervensi maupun Kelompok dengan hasil penelitian Lester, et al. (2011)
kontrol (p value 0,037). Hasil penelitian ini dinyatakan bahwa stimulasi taktil-kinestetik
menunjukkan bahwa intervensi stimulasi merupakan perawatan perkembangan yang di
taktil-kinestetik memengaruhi pernapasan nilai dapat memfasilitasi stabilitas fisiologis
bayi dimana pernapasan bayi yang diberikan salah satunya yaitu denyut jantung. Selain itu
stimulasi taktil-kinestetik lebih stabil sentuhan yang diberikan dapat menurunkan
dibandingkan bayi yang tidak dilakukan respon stres bayi akibat proses adaptasi
stimulasi, yang terlihat pada kelompok intrauterin ke ekstrauterin sehubungan
intervensi rata-rata respirasi sebelum dengan meningkatkan respon neuroendokrin
intervensi 51,80 dan rata-rata respirasi pada bayi BBLR yang dapat ditunjukkan
setelah intervensi 37,80. Pernapasan bayi denyut jantung bayi bekerja lebih stabil.
yang tidak diberikan stimulasi lebih cepat. Temuan lain yang mendukung hasil penelitian
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil ini bahwa sentuhan lembut melalui stimulasi
penelitian Lester, et al. (2011) dinyatakan taktil kinestetik telah menenangkan atau
bahwa stimulasi taktil-kinestetik merupakan mengurangi efek stres pada bayi prematur,
perawatan perkembangan yang dinilai dapat mengingat bahwa mereka mengalami banyak
memfasilitasi stabilitas fisiologis salah stres selama mereka rawat inap (Hernandez-
satunya yaitu resipirasi. Intervensi stimulasi Reif, Diego & Field, 2007). Dalam penelitian
taktil-kinestetik dapat meningkatkan Haley, Beachy dan Ivaskan (2012) juga
perkembangan motorik neonatus BBLR membuktikan stimulasi taktil pada awal
sehubungan dengan meningkatkan respon kehidupan menurunkan hormon stres dan
neuroendokrin pada bayi prematur, sehingga meningkatkan mineralisasi tulang.
bayi terhindar dari stres yang berdampak Hasil penelitian perkembangan berat
terhadap peningkatan respirasi bayi. badan bayi setelah perawatan (post) pada
Pernapasan yang cepat pada bayi akan kelompok intervensi dan kelompok kontrol
menimbulkan pemakaian energi berlebih menunjukkan tidak ada perbedaan Berat
selain itu berdampak terhadap kondisi Badan Bayi (BBLR) setelah perawatan
fisiologis lainnya yang dapat menghambat (post) baik pada kelompok intervensi
pertumbuhan dan perkembangan bayi. maupun kelompok kontrol (p value 0,155).
Pernapasan bayi juga berdampak terhadap Hasil penelitian ini terlihat intervensi

76 Volume 4 Nomor 1 April 2016


Dwi Hastuti: Hubungan IMT dan Kadar Albumin berhubungan dengan Penyembuhan Luka

stimulasi taktil kinestetik tidak memengaruhi pada kelompok intervensi dan kelompok
perubahan berat badan bayi BBLR, walaupun kontrol (p value 0,000); ada perbedaan yang
terlihat terdapat peningkatan sedikit pada signifikan pernapasan bayi BBLR setelah
kelompok intervensi rata-rata berat badan perawatan (post) pada kelompok intervensi
sebelum stimulasi 2128,33 dan setelah dan kelompok kontrol (p value 0,037); ada
stimulasi rata-rata berat badan 2188,67. perbedaan yang signifikan denyut jantung
Hasil penelitian juga tidak sesuai dengan bayi BBLR setelah perawatan (post) pada
konsep Meggit (2013) yang menyatakan kelompok intervensi dan kelompok kontrol
bahwa sentuhan dapat meningkatkan (p value 0,000); tidak ada perbedaan berat
berat badan bayi. Banyak faktor yang badan bayi BBLR setelah perawatan (post)
memengaruhi perkembangan berat badan pada kelompok intervensi dan kelompok
bayi salah satunya yaitu status nutrisi (Riyadi kontrol (p value 0,155).
& Sukarmin, 2009; Hockenberry, Wilson, Perawat dan keluarga diharapkan dapat
Winkelstein, & Kline, 2009; Jitowiyono & memberikan stimulasi taktil-kinestetik secara
Kristiyanasari, 2010). Dalam penelitian ini langsung baik selama bayi di rawat dirumah
bayi sebagian besar diberikan susu formula, sakit maupun di rumah, karena intervensi ini
setelah dilakukan wawancara terhadap ibu karena selain berdampak terkait perubahan
bayi sebagian besar ibu tidak maksimal fisiologis bayi, sentuhan yang diberikan juga
memberikan ASI dikarenakan ASI yang menimbulkan psikis bayi menjadi nyaman,
keluarnya sedikit. Hal ini yang memengaruhi aman dan tenang sehingga menimbulkan
bayi BBLR mengalami kesulitan untuk hubungan orang tua dan bayi lebih
mengejar berat badannya yang kurang. terjalin dengan baik. Disamping itu untuk
Tindakan asuhan keperawatan dalam hal meningkatkan berat badan bayi diharapkan
ini untuk mengoptimalkan status nutrisi ibu dapat memberikan nutrisi ASI kepada
bayi diperlukan kerja keras perawat dalam bayinya secara optimal.
memotivasi dan meningkatkan pengetahuan
orang tua bayi sehingga ibu bayi mampu
memberikan nutrisi ASI secara optimal. Daftar Pustaka

Aliabadi, F., & Askary, R.K. (2013).Effects


Simpulan of Tactile–Kinesthetic Stimulation on Low
Birth Weight Neonates. Original article,23,
Berdasarkan hasil penelitian maka tujuan 289–294. Published by: Tehran University
dalam penelitian terjawab dimana ditunjukkan of Medical Sciences.Diperoleh tanggal 2
bahwa Perbedaan perkembangan fisiologis Januari 2014.darihttp://ijp.tums.ac.ir.
dan berat badan bayi BBLR sebelum
intervensi (Pre) adalah tidak ada perbedaan Bobak, Lowdermilk, & Jensen (2005).Buku
suhu bayi BBLR sebelum intervensi (pre) Ajar Keperawatan Maternitas, Wijayarini.
pada kelompok intervensi dan kelompok M.A., & Anugerah, P.I. (alih Bahasa), Jakarta:
kontrol (p value 0,735); tidak ada perbedaan EGC.
respirasi BBLR sebelum intervensi (pre) pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol Haley, S., Beachy, & Ivaskan (2012). Tactile/
(p value 0,796); tidak ada perbedaan denyut kinesthetic stimulation (TKS) increases
jantung bayi BBLR sebelum intervensi (pre) tibial speed of sound and urinary osteocalcin
pada kelompok intervensi dan kelompok (U-MidOC and unOC) in prematur infants
kontrol (p value 0,666); tidak ada perbedaan (29–32 wks PMA).Bone. Author manuscript;
Berat Badan Bayi (BBLR) sebelum available in PMC 51(4): 661–666. Diperoleh
intervensi (pre) pada kelompok intervensi tanggal 1 Januari 2014, dari http://www.ncbi.
dan kelompok kontrol (p value 0,945). nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3434881/pdf/
Adapun perbedaan perkembangan fisiologis nihms-397265.pdf.
dan berat badan bayi BBLR setelah intervensi
(post) yaitu ada perbedaan yang signifikan Henderson, C.,& Macdonald, S. (2005).
suhu bayi BBLR setelah perawatan (post) Mayes’ Midwefery., A Textbook for Midwives.

Volume 4 Nomor 1 April 2016 77


Dwi Hastuti: Hubungan IMT dan Kadar Albumin berhubungan dengan Penyembuhan Luka

Britis: Elsevier. et al. (2011). Infant Neurobehavioral


Development.Semin Perinatol. 35(1):
Hernandez-Reif, M., Diego, M., & Field, 8–19. Diperoleh tanggal 6 Maret 2013, dari
T. (2007).Preterm Infants Show Reduced http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
Stres Behaviors and Activity after 5 days PMC3168949/pdf/nihms261929.pdf .
of Massage Therapy.Infant Behav Dev.
30(4).557–561. Diperoleh tanggal 2 Januari Lissauer, T., & Fanaroff, A. (2006). At A
2014, dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ Glance Neonatologi, Umami, V. (2009) (alih
articles/PMC2254497/pdf/nihms33982.pdf. Bahasa), Erlangga: Jakarta

Hikmah, E. (2010) .Pengaruh terapi Sentuhan Meggit, C. (2012). Memahami Perkembangan


terhadap suhu dan frekuensi nadi bayi Anak, Theodora, W.A. (2013) (alih Bahasa),
premature yang dirawat di ruang perinatologi Jakarta: PT Indeks
RSUD Kabupaten Tangerang.https://www.
google.co.jp/?gws_rd=ssl#q=pengaruh+tera Papalia, Olds & Fieldman, (2013).A Child’s
py+sentuhan. world, infancy through adolescence (9th ed).
New York: The McGraw-Hill Companies,Inc
Jitowiyono & Kristiyanasari (2010).
Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Reynolds, C.R., & Janzen- E.F. (2007).
Yogyakarta: Numed. Encyclopedia of Special Education (3th
ed),1. Canada: John Wiley.
Kachoosangry, R.A., &Aliabadi, F. (2011).
Effect of Tactile-Kinestetic Stimulation on Riyadi, S., & Sukarmin (2009).Asuhan
Motor Development of Low Birth Weight Keperawatan pada Anak. Yogyakarta: Graha
Neonatus.Iranian Rehabilitation Journal, 9, Ilmu.
16–18.Diperolehtanggal 17 Februari 2014,
dari http://irj.uswr.ac.ir/files/site1/user_ Sutarmi (2013).Standart Operating Prosedur
files_055690/admin-A-10-1-48-4c85ab1. Kiddy Healthy and Baby Spa., upublised
pdf. internal used only.

Kusmini, Nurul, M., Sutarmi (2014). Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M.,


Modul Touch Training: Developing Baby Wilson, D., Winkelstein, M., & Schwartz,
Massage, Therapy Massage for Baby and P., (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik
Spa.,upublised internal used only. (6th edition). Sutarna, N., & Kuncara (alih
Lester, B.M., Miller, R.J., Hawes, K., bahasa). Jakarta: EGC.
Salisbury, A., Bigsby, R., Sullivan, M.C.,

78 Volume 4 Nomor 1 April 2016

Vous aimerez peut-être aussi