Vous êtes sur la page 1sur 19

IFRS 1 FIRST-TIME ADOPTION OF IFRS

PENDAHULUAN
IFRS merupakan suatu standar akuntansi global. Dalam pengaplikasiannya di suatu entitas yang
pertama-kali mengadopsi IFRS, entitas mengacu pada IFRS 1 sebagai panduannya.
IFRS 1 memberikan suatu panduan bagi entitas dalam proses peralihan dari standar akuntansi yang lama
ke IFRS.

TUJUAN
IFRS 1 memerikan suatu prosedur yang harus diikuti oleh entitas yang baru pertama-kali mengadopsi
IFRS (keseluruhan) sebagai basis dalam penyajian Laporan Keuangannya, sehingga mengandung
informasi yang:
1. Transparan dan dan dapat diperbandingkan;
2. Menyediakan basis akuntansi terhadap adopsi IFRS secara keseluruhan ; dan
3. Biaya menghasilkannya tidak melebihi manfaatnya.

RUANG LINGKUP
Entitas mengaplikasikan IFRS 1 pada:
1. Laporan keuangan bertujuan umum yang pertama-kali berbasis IFRS
2. Laporan keuangan interim pada periode yang sama ketika pertama kali penerapan IFRS dan
disajikan berdasarkan IAS 34 Interim Financial Reporting.

Maksud dari entitas yang pertama-kali mengadopsi (First-time adoption) adalah entitas yang untuk
pertama-kalinya menyatakan secara tegas dan yakin bahwa laporan keuangan entitas tersebut mematuhi

seluruh IFRS.

Entitas dapat disebut sebagai entitas yang pertama-kali mengadopsi IFRS jika :
1. Laporan keuangan pada periode sebelumnya:
 Belum berbasis pada IFRS;
 hanya sebagian IFRS saja;
 Berbasis pada IFRS secara penuh namun berlum memberikan pernyataan secara tegas
dan yakin telah mematuhi seluruh IFRS; atau
 Menyatakan secara tegas mematuhi sebagian IFRS.
2. Laporan keuangan pada periode sebelumnya yang berbasis IFRS disajikan hanya untuk kalangan
internal entitas tersebut.
3. Paket laporan keuangan untuk tujuan konsolidasi tanpa menyiapkan set laporan keuangan
lengkap sesuai dengan IAS 1 Presentation of Financial Statements.
4. Tidak menyiapkan Laporan keuangan sama sekali.

Entitas tidak dapat disebut mengadopsi IFRS untuk pertama-kali jika:


1. berhenti menyajikan laporan keuangan sesuai dengan persyaratan nasional, sebelumnya telah
menyajikan mereka serta satu set laporan keuangan yang berisi pernyataan tegas dan yakin
tentang kepatuhan terhadap IFRS;
2. telah meyajikan laporan keuangan tahun sebelumnya sesuai dengan persyaratan nasional dan
laporan keuangan tersebut terdapat pernyataan tegas dan yakin tentang kepatuhan terhadap
IFRS; atau
3. telah meyajikan laporan keuangan tahun sebelumnya yang berisi pernyataan tegas dan yakin
tentang kepatuhan terhadap IFRS, bahkan jika auditor memberikan opini "Qualified" dalam
laporan audit mereka atas laporan keuangan.

RECOGNITION and MEASUREMENT


Laporan Posisi Keuangan IFRS Pembuka (Opening IFRS Statement of Financial Position)
Entitas dalam Laporan Posisi Keuangan IFRS Pembuka (Opening IFRS Statement of Financial Position),
kecuali yang dijelaskan dalam paragraph 13–19 dan Apendix B–E:
1. mengakui semua asset dan liabilitas yang disyaratkan oleh IFRS;
2. tidak mengakui suatu item sebagai asset atau liabilitas jika IFRS tidak membolehkan pengakuan;
3. reklasifikasi item yang diakui mengunakan GAAP sebelumnya sebagai suatu tipe asset, liabilitas
atau komponen ekuitas, tetapi berbeda tipe asset, liabilitas atau komponen ekuitas jika
menggunakan IFRS; dan
4. menerapkan IFRS dalam mengukur semua asset dan liabilitas yang diakui.
Penyesuaian yang muncul dari penerapan IFRS menggantikan Standar Akuntansi yang sebelumnya pada
Laporan Posisi Keuangan IFRS Pembuka (Opening IFRS Statement of Financial Position) diakui langsung
pada retained earnings (atau pada kategori lainnya) pada tanggal transisi IFRS.

Entitas Laporan Keuangan IFRS Pertama-kali harus termasuk setidaknya dibawah ini (diasumsikan
perusahaan mengadopsi IFRS di tahun fiscal yang berakhir pada Desember 31, 20X3 dan tanggal transisi
pada 1 Januari 20X2):

Tanggal Transisi (Date of Transition)


Tanggal transisi ke IFRS didefinisikan sebagai permulaan dari periode paling awal dimana entitas
menyajikan informasi komparatif secara penuh berdasarkan IFRS dalam laporan keuangan IFRS yang
pertama-kali.
Kebijakan Akuntansi (Accounting Policy)
Entitas diwajibkan menggunakan Kebijakan Akuntansi yang sama pada Laporan Posisi Keuangan IFRS
Pembuka (Opening IFRS Statement of Financial Position) dalam sepanjang periode Laporan Keuangan
IFRS Pertama-kali (first IFRS financial statements) ini disajikan. Kebijakan Akuntansi tersebut harus
mematuhi seluruh IFRS, efektif pada akhir periode Laporan Keuangan IFRS Pertama-kali, kecuali ada
pengecualian wajib untuk penerapan retrospektif atau optional exemption dari persyaratan IFRS.
Entitas dapat menerapkan IFRS baru yang belum wajib diterapkan jika IFRS tersebut memperbolehkan
pengaplikasian awal. Provisi transisi (transitional provisions) dalam IFRS tidak berlaku bagi entitas yang
baru pertama-kali mengadopsi IFRS.

Pengecualian Wajib untuk Pengaplikasian Retrospektif dari IFRS Lainnya (Mandatory Exceptions to the
Retrospective Application of Other IFRSs)
1. Estimasi (Estimates)
Estimasi entitas sesuai dengan IFRS pada tanggal transisi ke IFRS harus konsisten dengan
estimasi yang dibuat untuk tanggal yang sama sesuai dengan GAAP sebelumnya (setelah
penyesuaian untuk mencerminkan perbedaan dalam kebijakan akuntansi), kecuali ada bukti
obyektif bahwa estimasi tersebut adalah kesalahan.
Contoh Kasus :
ABC Ltd. Adalah perusahaan Kanada yang menyajikan hanya satu periode laporan keuangan
komparatif. Sesuai dengan IFRS No.1, laporan keuangan IFRS pertama kali :
 Tanggal transisi ke IFRS yaitu 1 Januari 20X2
 Periode pelaporan IFRS pertama adalah Laporan keuangan yg berakhir pada 31 Desember
20X3
Asumsi :
 ABC Ltd. Telah mengakui adanya liabilitas karena masalah hukum, yang sebelumnya diukur
dengan GAAP, dicantumkan dalam laporan posisi keuangan per 1 Januari 20X2 dan 31
Desember 20X2
 ABC Ltd. Telah menerima informasi baru tentang masalah hukum tersebut pada 15 Maret
20X3
 Dalam menyiapkan laporan posisi keuangan pembuka sesuai IFRS tangga 1 Januari 20X2 dan
laporan posisi keuangan komparatif pada31 Desember 20X2, ABC.Ltd harus menerapkan
pengecualian mandatori terhadap estimasi liabilitas tersebut. Jadi informasi baru tersebut
tidak boleh merubah estimasi terhadap liabilitas tersebut.

2. Penghentian pengakuan terhadap asset keuangan dan liabilitas keuangan (Derecognition of


financial assets and financial liabilities)
Entitas yang pertama-kali mengadopsi IFRS menerapkan persyaratan penghentian pengakuan di
IFRS 9 secara prospektif untuk transaksi yang terjadi pada atau setelah tanggal transisi ke IFRS.
Sebagai contoh, jika Entitas yang pertama-kali mengadopsi IFRS menghentikan pengakuannya
aset keuangan non-derivatif atau liabilitas keuangan non-derivatif sesuai dengan GAAP
sebelumnya sebagai hasil dari transaksi yang terjadi sebelum tanggal transisi ke IFRS, Entitas
tidak akan mengakui aset dan liabilitas tersebut sesuai dengan IFRS (kecuali mereka memenuhi
syarat untuk pengakuan sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa kemudian
Contoh Kasus:
ABC Ltd. Adalah perusahaan Kanada yang menyajikan hanya satu periode laporan keuangan
komparatif. Sesuai dengan IFRS No.1, laporan keuangan IFRS pertama kali :
 Tanggal transisi ke IFRS yaitu 1 Januari 20X2
 Periode pelaporan IFRS pertama adalah Laporan keuangan yg berakhir pada 31 Desember
20X3
ABC.Ltd melakukan penghentian pengakuan terhadap suatu aset keuangan berdasarkan GAAP
pada 23 November 20X1 dan aset keuangan lain pada 30 Januari 20X2
Analisis :
ABC.Ltd berhenti mengakui aset keuangan pada tanggal 23 November 20X1. Namun
penghentian pengakuan pada tanggal 30 januari 20X2 tidak memenuhi kriteria penghentian
pengakuan pada IAS 39 (IFRS 9), karena penghentian pengakuan dilakukan setelah tanggal
transisi IFRS pada 1 Januari 20X2.

3. Akuntansi lindung nilai (Hedge accounting)


Jika, sebelum tanggal transisi ke IFRS, entitas telah menetapkan suatu transaksi sebagai lindung
nilai, tetapi lindung nilai tersebut tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai dalam
IFRS 9, entitas harus menghentikan akuntansi lindung nilai. Transaksi yang muncul sebelum
tanggal transisi ke IFRS tidak akan retrospektif ditetapkan sebagai lindung nilai.
Contoh Kasus:
ABC Ltd. Adalah perusahaan Kanada yang menyajikan hanya satu periode laporan keuangan
komparatif. Sesuai dengan IFRS No.1, laporan keuangan IFRS pertama kali :
 Tanggal transisi ke IFRS yaitu 1 Januari 20X2
 Periode pelaporan IFRS pertama adalah Laporan keuangan yg berakhir pada 31 Desember
20X3
Asumsi:
 ABC.Ltd tidak mengakui suatu transaksi yang muncul pada 16 Januari 20X1 sebagai transaksi
lindung nilai.
 ABC Ltd. Mengakui transaksi lain yang muncul pada 23 Nopember 20X1 sebagai sebuah
transaksi lindung nilai yang diperbolehkan berdasarkan GAAP, akan tetapi tidak
diperpebolehkan berdasarkan IFRS.
Analisis:
ABC Ltd. Tidak dapat mengakui secara restropective atas transaksi yang muncul pada 16 Januari
20X1 sebagai lindung nilai karena transaksi yang muncul pada sebelum tanggal transisi
penerapan IFRS.
Pada transaksi yang muncul 23 Nopember 20X1, ABC Ltd. Harus melengkapi penunjukan dan
dokumentasi atas hubungan lindung nilai pada atau sebelum 1 Januari 20X2, jika transaksi
tersebut dapat dikategorikan sebagai akuntansi lindung nilai.

4. Kepentingan non-pengendali (Non-controlling interests)


Bagi Entitas yang pertama-kali mengadopsi IFRS berlaku persyaratan berikut IFRS 10 prospektif
dari tanggal transisi ke IFRS:
 persyaratan dalam ayat B94 yang menyatakan bahwa total laba rugi komprehensif
diberikan untuk pemilik entitas induk dan kepentingan non-pengendali bahkan jika ini
mengakibatkan kepentingan non-pengendali memiliki saldo defisit;
 persyaratan dalam paragraf 23 dan B93 untuk akuntansi untuk perubahan kepemilikan
orang tua pada anak perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya kontrol; dan
 persyaratan dalam paragraf B97-B99 untuk menghitung kehilangan kontrol atas anak
perusahaan, dan persyaratan terkait ayat 8A IFRS 5 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
Namun, jika Entitas yang pertama-kali mengadopsi IFRS memilih untuk menerapkan IFRS 3
retrospektif untuk penggabungan bisnis masa lalu, hal itu berlaku pula IFRS 10 sesuai dengan
ayat C1 tentang penggabungan bisnis IFRS ini.

5. Klasifikasi dan pengukuran atas asset keuangan (Classification and measurement of financial
assets)
Entitas harus menilai apakah aset keuangan memenuhi persyaratan dalam ayat 4.1.2 dari IFRS 9
atas dasar fakta-fakta dan keadaan yang ada pada tanggal transisi ke IFRS.

6. Derivatif melekat (Embedded derivatives)


Baru pertama kali adopter akan menilai apakah derivatif melekat (embedded derivatives)
diperlukan untuk dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif berdasarkan
kondisi yang ada pada akhir dari tanggal pertama kali menjadi pihak dalam kontrak dan tanggal
ulang diperlukan berdasarkan IFRS 9.

7. Pinjaman pemerintah (Government loans)


Semua pinjaman pemerintah akan klasifikasi baik sebagai liabilitas keuangan atau instrumen
ekuitas mengikuti persyaratan IAS 32 Instrumen Keuangan - Penyajian. Suatu entitas akan
mengikuti bimbingan berdasarkan IFRS 9 dan IAS 20 Akuntansi Hibah Pemerintah dan
Pengungkapan Bantuan Pemerintah prospektif dari tanggal transisi untuk pinjaman pemerintah
yang ada pada tanggal transisi dan tidak akan mengakui benefit yang sesuai dari pinjaman
pemerintah dibawah suku bunga pasar sebagai hibah pemerintah. Jika entitas di bawah GAAP
sebelumnya, tidak mengenali dan mengukur pinjaman pemerintah dibawah tingkat suku bunga
pasar secara konsisten dengan persyaratan IFRS, itu akan menggunakan GAAP jumlah
sebelumnya tercatat kredit pada tanggal transisi ke IFRS sebagai nilai tercatat hutang dalam
pembukaan IFRS laporan posisi keuangan. Entitas harus menerapkan IFRS 9 dengan pengukuran
pinjaman tersebut setelah tanggal transisi ke IFRS. Suatu entitas dapat, bagaimanapun,
menerapkan IFRS 9 dan IAS 20 retrospektif untuk pinjaman pemerintah yang berasal sebelum
tanggal transisi, memberikan informasi yang tersedia untuk melakukannya pada saat awalnya
mengakui pinjaman.
Optional Exemptions from the Requirements of IFRSs
1. Penggabungan Bisnis (Business combinations) [IFRS 1 paragraf C1 – C5, IFRS 3]
Entitas dapat memilih untuk tidak mengaplikasikan IFRS 3 retrospektif untuk penggabungan
bisnis masa lalu yang terjadi sebelum tanggal transisi ke IFRS. Namun jika entitas mengubah
suatu penggabungan bisnis sesuai dengan IFRS 3, entitas harus mengubah semua penggabungan
bisnis yang terjadi di kemudian hari dan harus mengaplikasikan IFRS 10 pada tanggal yang sama.
2. Transaksi yang dibayar dengan saham (Share-based payment transactions) [IFRS 1 paragraf D2 –
D3, IFRS 2]
3. Kontrak Asuransi (Insurance contracts) [IFRS 1 paragraf D4, IFRS 4]
4. Nilai Wajar atau Nilai Revaluasi sebagai Biaya Perolehan (Fair value or revaluation as deemed
cost) [IFRS 1 paragraf D5 – D8B]
Entitas dapat menggunakan nilai wajar sebagai biaya perolehan pada tanggal transisi ke IFRS.
Entitas juga dapat menggunakan nilai revaluasi berdasarkan GAAP sebelum atau pada tanggal
transisi ke IFRS sebagai biaya perolehan pada tanggal revaluasi.
Aset yang dapat mengunakan nilai wajar atau nilai revaluasi antara lain:
 Properti, pabrik, dan peralatan (Property, Plant, and Equipment)
 Properti investasi (Investment Property) berdasarkan IAS 40
 Asset tidak berwujud (Intangible Asset) berdasarkan kriteria pengakuan asset dan
revaluasi pada IAS 38
5. Biaya Perolehan Aset Perminyakan dan Gas (Deemed cost of oil and gas assets) [IFRS 1 paragraf
D8A, IFRS 6 dan IAS 36]
6. Biaya Perolehan atas Operasi Dibawah Peraturan tentang Nilai (Deemed cost for operations
subject to rate regulation) [IFRS 1 paragraf D8B, IAS 36]
7. Leases [IFRS 1 paragraf D9 – D9A, IFRIC 4 dan IAS 17]
8. Cumulative translation differences [IFRS 1 paragraf D12 – D13, IAS 21]
9. Investasi di anak perusahaan, join venture, dan rekanan (Investments in subsidiaries, joint
ventures and associates) [IFRS 1 paragraf D14 – D15, IAS 27]
10. Aset dan liabilitas anak perusahaan, rekanan dan join venture (Assets and liabilities of
subsidiaries, associates and joint ventures) [IFRS 1 paragraf D16 – D17]
11. Instrumen Keuangan Gabungan (Compound financial instruments) [IFRS 1 paragraf D18, IAS 32]
12. Designation of previously recognized financial instruments [IFRS 1 paragraf D19 – D19D, IFRS 9]
13. Fair value measurement of financial assets or financial liabilities at initial recognition [IFRS 1
paragraf D20, IFRS 9]
14. Decommissioning liabilities included in the cost of property, plant and equipment [IFRS 1
paragraf D21 – D21A, IFRIC 1 dan IAS 37]
15. Financial assets or intangible assets from service concession arrangements [IFRS 1 paragraf D22,
IFRIC 12]
16. Borrowing costs [IFRS 1 paragraf D23, IAS 23]
17. Transfer asset dari customer (Transfers of assets from customers) [IFRS 1 paragraf D24, IFRIC 18]
18. Extinguishing financial liabilities with equity instruments [IFRS 1 paragraf D25, IFRIC 19]
19. Inflasi parah (Severe hyperinflation) [IFRS 1 paragraf D26 – D30]
20. Joint arrangements [IFRS 1 paragraf D31, IFRS 11]
21. Stripping costs in the production phase for a surface mine [IFRS 1 paragraf D32, IFRIC 20]

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN (PRESENTATION AND DISCLOSURE)


Informasi Komparatif (Comparative Information)
Laporan keuangan IFRS pertama entitas sekurang-kurangnya mencakup:
1. tiga laporan posisi keuangan,
2. dua laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif lain,
3. dua pernyataan terpisah laba rugi (jika disajikan),
4. dua laporan arus kas, dan
5. dua laporan perubahan ekuitas dan catatan yang terkait, termasuk informasi komparatif untuk
semua pernyataan yang disajikan.
Penjelasan Transisi ke IFRS (Explanation of Transition to IFRSs)
Entitas menjelaskan bagaimana transisi dari GAAP sebelumnya ke IFRS mempengaruhi posisi keuangan
yang dilaporkan, kinerja keuangan dan arus kas tersebut.

1. Rekonsiliasi
Entitas dalam Laporan Keuangan IFRS Pertama harus melampirkan :
 Rekonsiliasi ekuitas berdasarkan GAAP dan ekuitas berdasarkan IFRS pada tanggal
transisi dan pada akhir periode GAAP,
 Rekonsiliasi laba rugi komprehensif berdasarkan IFRS pada akhir periode laporan
keuangan IFRS pertama,
 Jika entitas mengakui atau membalik suatu rugi karena impairment (Impairment losses)
ketika persiapan Laporan Posisi Keuangan IFRS Awal (opening IFRS statement of
financial position), informasi tersebut harus dicantumkan (disclose).
2. Penunjukan aset keuangan atau kewajiban keuangan
Entitas harus mencantumkan informasi (disclose) nilai wajar asset keuangan yang direklasifikasi
pada tanggal reklasifikasi dan klasifikasi serta nilai asset keuangan di laporan keuangan
sebelumnya.

3. Penggunaan nilai wajar sebagai biaya perolehan


Laporan Keuangan IFRS Pertama entitas harus mencantumkan informasi setiap item di Laporan
Posisi Keuangan IFRS Awal (opening IFRS statement of financial position) tentang:
 Agregat (rata-rata) dari nilai wajar, dan
 Agregat (rata-rata) dari penyesuaian nilai awal yg dilaporkan berdasarkan GAAP
4. Penggunaan biaya perolehan untuk investasi pada entitas anak, usaha patungan dan rekan
Laporan Keuangan Terpisah IFRS Pertama entitas harus mencantumkan informasi:
 Agregat (rata-rata) biaya perolehan investasi tersebut, yang mana biaya perolehan
adalah nilai awal berdasarkan GAAP;
 Agregat (rata-rata) biaya perolehan investasi tersebut, yang mana biaya perolehan
adalah nilai wajar;
 Agregat (rata-rata) penyesuaian terhadap nilai awal yang dilaporkan berdasarkan GAAP.

5. Penggunaan biaya perolehan aset minyak dan gas


Jika entitas menggunakan pengecualian opsional tentang biaya perolehan asset minyak dan gas
maka Entitas harus mencantumkan informasi tentang fakta dan basis dimana nilai awal
dialokasikan berdasarkan GAAP.

6. Penggunaan biaya perolehan atas operasi dibawah peraturan tentang nilai (Operations subject
to rate regulation)
Jika entitas menggunakan pengecualian opsional tentang biaya perolehan atas operasi dibawah
peraturan tentang nilai (Operations subject to rate regulation) maka entitas harus
mencantumkan informasi tentang fakta dan basis dimana nilai awal berdasarkan GAAP.

7. Penggunaan biaya perolehan setelah hiperinflasi parah


Jika entitas memilih untuk mengukur nilai asset dan liabilitas pada nilai wajar dan menggunakan
nilai wajar tersebut sebagai biaya perolehan di Laporan Posisi Keuangan IFRS Awal (opening IFRS
statement of financial position) karena hiperinflasi parah maka dalam Laporan Keuangan IFRS
Pertama entitas harus mencantumkan informasi tentang bagaimana, dan mengapa entitas
harus, kemudian berhenti menggunakan nilai mata uang yang terkena hiperinflasi.

8. Laporan keuangan interim


Jika entitas menerbitkan laporan keuangan interim pada tengah periode Laporan Keuangan IFRS
Pertama entitas, laporan interim tersebut harus memenuhi:
 Setiap laporan keuangan interim mencatumkan laporan komparasi periode interim
tersebut dari tahun sebelumnya, termasuk:
o Rekonsiliasi ekuitas berdasarkan GAAP pada akhir periode komparasi interim
terhadap ekuitas berdasarkan IFRS pada tanggal laporan interim tersebut,
o Rekonsiliasi laba rugi komprehensif berdasarkan IFRS pada periode komparasi
interim tersebut;
 Tambahan rekonsiliasi menurut IAS 34 paragraf 24(a) dan ditambah detil yang
disebutkan pada IAS 34 paragraf 25 dan 26, atau referensi silang terhadap dokumen lain
yang mencantumkan rekonsiliasi tersebut;
 Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi atau menggunakan pengecualian yang
tercantum di IFRS 1, maka entitas harus menjelaskan akibat dari perubahan diatas
terhadap laporan keuangan interim.

Vous aimerez peut-être aussi