Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
B PADA TAHAP
PERKEMBANGANDEWASA AWAL DENGAN SALAH SATU ANGGOTANYA
MENDERITA TYPHOID DI RT 04 RW XVI SENDANG MULYO WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU
DISUSUN OLEH :
Eny Kusrini
1708434
Yang berjudul:
Nim : 1708434
Telah dipertahankan di depan pembimbing pada tanggal 10 Nopember 2018 dan memenuhi
Pembimbing 1
Pembimbing II
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya akhirnya Asuhan Keperawatan dengan judul asuhan keperawatan keluarga
Tn. B pada tahap perkembangan keluarga dengan tahap perkembangan dewasa awal
dengan masalah Tifoid di Rt 04/Rw XVI Sendang mulyo Kota Semarang. Penulis dapat
menyelesaikan Asuhan keperawatan, yang disusun untuk memenuhi tugas stase
keperawatan keluarga program Pendidikan profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Karya Husada.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
Akhir kata penulis berharap semoga Asuhan Keperawatan keluarga ini dapat
Penulis
( Eny Kusrini )
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN……………………………………………………………i
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………ii
DAFTAR
ISI…………………………………………………………...……………..iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar
Belakang…………………………………………………………………….…..1
A. Tujuan……………………………………………………………………….1
B. Manfaat………………………………………………………………………2
A. Konsep
Keluarga…………………………………………………………………..4
B. Definisi
tifoid………………………………………………………………………8
BAB IV PENUTUP
i
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi pengaruh
perkembangan remaja karena keluarga merupakan lingkungan social pertama,
yang meletakkan dasar-dasar kepribadian remaja. Selain orang tua, saudara
kandung dan posisi anak dalam keluarga juga berpengaruh bagi remaja. Pola asuh
orang tua sangat besar pengaruhnya bagi remaja. Pola asuh otoriter, demokratik
ataupun permisif memberikan dampak yang berbeda bagi remaja. Orang tua yang
menerapkan pola asuh otoriter dimana orang tua menerapkan disiplin yang kaku
dan menuntut anak untuk mematuhi aturan-aturannya,membuat remaja menjadi
frustasi. Sebaliknya pola asuh yang premisif dimana orangtua memberikan
kebebasa kepada anak namun kurang disertai adanya batasan-batasan dalam
berperilaku, akan membuat anak mengalami kesulitan dalam mengendalikan
keinginan-keinginannya maupun dalam berperilaku untuk menunda pemuasan.
Pola asuh yang demokratik yang mengutamakan adanya dialog antara remaja dan
orangtua akan lebih menguntungkan bagi remaja karena selain member kebebasan
kepada anak juga disertai adanya kontrol dari orangtua sehingga apabila terjadi
konflik atau perbedaan pendapat diantara mereka dapat dibicarakan dan
diselesaikan bersama-sama. (Soetjiningsih, 2004)
Dinamika dan hubungan-hubungan anatara anggota dalam keluarga juga
memainkan peranan yang cukup penting bagi remaja. Seperti halnya pola
asuh,hubungan-hubungan tersebut telah membentuk perilaku jauh sebelum usia
remaja. Anak tertua yang dominan terhadap adiknya pada masa kecil akan
terbawa hingga usia remaja,anak perempuan yang ketika usia 6 tahun menjadi
"anak ayah" kemungkinan masih tetap dekat dengan ayah pada usia 16 tahun.
Walaupun hubungan-hubungan teresbut berjalan secara alamiah dan sehat, namun
orangtua tetap perlu bekerjasama dalam mengasuh dan mendisiplinkan anak-
anak.kedekatan anak dengan ayah dan mengesampingkan ibunya atau sebaliknya,
kedekatan anak dengan ibu sehingga ayah merasa dikesampingkan dapat
menghambat perkembangannya. Persaingan yang tidak sehat diantara saudara
kandung akibat perlakuan yang berbeda dari orangtua juga dapat berpengaruh
bagi perkembangan remaja. (Annlsada, 2004)
Ketika anak memasuki usia remaja dimana sangat membutuhkan
kebebasan dan mereka mulai sering meninggalkan rumah, maka orangtua harus
dapat malakukan penyesuaian terhadap keadaan tersebut. Remaja membutuhkan
dukungan yang berbeda dari masa sebelumnya,karena pada saat ini remaja sedang
mencari kebebasan dalam mengeksplorasi diri sehingga dengan sendirinya
keterikatan dengan orangtua berkurang. Pengertian dan dukungan orangtua sangat
bermanfaat bagi perkembangan remaja. Komunikasi yang terbuka dimana masing-
masing anggota keluarga dapat berbicara tanpa adanya perselisihan akan memberi
kekompakkan dalam keluarga sehingga hal tersebut juga akan sangat membantu
anak remajanya dalam proses pencarian identitas diri. (Soetjiningsih, 2004)
Remaja berasal dari kata latinadotensenceyang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi
yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992).
Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
golongananak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Remaja adalah waktu
manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut
sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa
peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Dalam berbagai penelitian
yang telah dilakukan, dikemukaka bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam
lingkungan sosial keluarga yang tidak baik/disharmoni keluarga, maka resiko
anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial
dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/remaja yang
dibesarkan dalam keluarga sehat/harmonis. Kriteria keluarga yang tidak sehat
tersebut menurut para ahli, antara lain Keluarga tidak utuh, Kesibukan orang tua,
ketidak beradaan dan ketidak bersamaan orang tua dan anak di rumah, hubungan
interpersonal antar anggota keluarga (ayah-ibu-anak) yang tidak baik (buruk),
Substitusi ungkapan kasih sayang orangtua kepada anak, dalam bentuk materi dari
pada kejiwaan (psikologis).
Data demografi menunjukkan bahwa remaja memiliki populasi yang besar
dari penduduk dunia. Menurut WHO (1955) sekitar/seperlimali di Indonesia
menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok umur penduduk dunia adalah
remaja berumur 10-19 tahun. Sekitar 900 juta orang berada dinegara berkembang
10-19 tahun adalah 22% yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki 49,1% remaja
perempuan (Soetjiningsih, 2010).
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada survey awal penelitian
beberapa anak mengatakan masalah-masalah yang sering mereka hadapi pada usia
mereka seperti ini adalah penyakit typhoid karena mereka lebih senang memakan
makanan yang pedas dan bersantan, salain itu mereka sering terlambat makan. Dari
masalah- masalah diatas peneliti tertarik melakukan pengkajian mengenai “ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. B PADA TAHAP
PERKEMBANGANDEWASA AWAL DENGAN SALAH SATU ANGGOTANYA
MENDERITA TYPHOID DI RT 04 RW XVI SENDANG MULYO WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU”.
B. Pertanyaan Penelitian
Dari latar belakang diatas dapat dibuat suatu pertanyaan yaitu Apa penyebab anak
dewasa awal banyak yang terkena penyakit typhoid?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan gambaran
nyata mengenai asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. B dengan
usia dewasa awal.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan
gambaran nyata tentang:
a. Pengkajian data yang menunjang masalah keperawatan keluarga usia
dewasa awal
b. Diagnosa keperawatan keluarga pada usia dewasa tengah
c. Rencana keperawatan keluarga untuk masing- masing anggota keluarga
d. Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga untuk usia dewasa awal
e. Pelaksanaan evaluasi pada keluarga usia dewasa awal.
D. Manfaat Pengkajian
1. Bagi keluarga
Hasil pengkajian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang typhoid
pada dewasa awal.
2. Bagi mahasiswa kesehatan
Hasil pengkajian ini diharapkan bisa menjadi tambahan ilmu pengetahuan
tentang typhoid pada dewasa awal
BAB II
KONSEP DASAR
3. Peran keluarga
a. Peran formal keluarga menurut (Murwani, 2007) antara lain:
1) Peran parental dan perkawinan.
Ada Delapan peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagaisuami-
ayah dan istri-ibu antara lain yaitu, Peran sebagai provider(penyedia ),
Peran sebagai rumah tangga, Peran perawat anak, Peranperawatan anak ,
Peran rekreasi, Peran persaudaraan/ kinship(memelihara hubungan
keluarga paternal dan maternal), Peranterapeutik (Memenuhi kebutuhan
afektif pasangan), Peran seksual
2) Peran perkawinan
Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan perkawinanyang
kokoh itu sangat penting.Anak-anak terutama dapatmempengaruhi
membentuk suatu koalisi dengan anak.Memeliharasuatu hubungan
perkawinan yang memuaskan merupakan salah satutugas perkembangan
yang vital dari keluarga.
b. Peran Informal
1) Pengharmonis : Menengahi perbedaan yang terdapat di anatapara anggota,
menghibur dan menyatukan kembali perbedaanpendapat.
2) Insiator – kontributor : mengemukakan dan mengajukan ide- idebaru atau
cara – cara mengingat masalah-masalah atau tujuan –tujuan kelompok.
3) Pendamai : merupakan salah satu dari bagian dari konflik danketidak
sepakatan, pendamai menyatakan kesalahannya, ataumenawarkan
penyelesaian “setengah jalan”.
4) Perawat keluarga : Orang yang terpanggil untuk merawat danmengasuh
anggota keluarga lain yang membutuhkannya.
5) Koordinator keluarga : Mengorganisasi dan merencanakankegiatan –
kegiatan keluarga, berfungsi mengangkat keterikatan/keakraban.
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) antara lain :
Yang pertama Fungsi Afektif (The affective function) adalah
Fungsikeluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
untukmempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain,kemudian
yang kedua Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial (sosialisation and social
placement fungtion) adalah Fungsipengembangan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain diluar rumah, ketiga Fungsi Reproduksi (reproductive function)
adalahFungsi untuk mempertahankan generasi menjadi kelangsungan keluarga,ke
empat yaitu Fungsi Ekonomi (the economic function) adalah berfungsiuntuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untukmengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untukmemenuhi kebutuhan
keluarga dan yang terakhir fungsi perawatan ataupemeliharaan kesehatan (the
healty care function) adalah untukmempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memilikiproduktivitas tinggi.
5. Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut (Friedman, 1998) yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan
Megenal masalah kesehatan dalam mengenal masalah kesehatan nyerisendi
karena kurangnya pengetahuan tentang nyeri sendi dan rasa takutakibat
masalah yang di ketahui.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan di sebabkanoleh
tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
c. Memberi perawatn pada anggota keluarga yang sakit.
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yangsakit di
karenakan oleh ketidak mampuan tentang penyakit,misal penyebab, gejala,
penyebaran, dan perawatan penyakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
Di karenakan oleh keluarga dapat melihat keuntungan dan
manfaatpemeliharaan lingkungan rumah, dan ketidak tahuan tentang usaha
penyakit.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitaskesehatan
masyarakat.
Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber di masyarakat
gunamemelihara kesehatan di sebabkan keluarga tidak memahamikeuntungan
yang di peroleh dan tidak ada dukungan dari masyarakat.
B. Konsep Typhoid
1. Definisi
Merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat aku yang disebabkan oleh
salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang
dengan bacteremia tanpa keterlibatan struktur endothelia atau endocardial dan
invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati,
limpa, kelenjar limpe usus dan peyer’s patch dan dapat menular pada orang lain
melalui makanan atau air yang terkontaminasi. (Sumarno, 2002)
2. Penyebab Tifoid
Salmonella typhi sama dengan salmonella yang lain adalah bakteri gram-negatif,
mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, fakultatif anaerob.
Mempunyai antigen somatic (O) yang terdiri dari polisakarida, flageral antigen
(H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari
polisakarida.Mempunyai makromolekular lipopolisakarida kompleks yang
membentuk lapis luar dari dinding sel dan dinamakan endotoksin.Salmonellatyphi
juga dapat memperoleh plasmid factor-R yang berkaitan dengan resistensi
terhadap multiple antibiotic.
3. Tanda dan Gejala TIFOID
1. Gejala pada anak: inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama.
3. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tetangani akan
menyebabkan syok, stupor dan koma.
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari
5. Nyeri kepala, nyeri perut.
6. Kembung, mual, muntah, diare konstipasi
7. Pusing, bradikardi, nyeri otot.
8. Batuk
9. Epistaksis
10. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepian ujung serta tremor)
11. Hepatomegaly , splenomegaly,meteorismus.
12. Gangguan mental berupa samnolen.
13. Delirium atau psikosis.
14. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
sebagai penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermia. (Sudoyo
Aru dkk. 2009)
A. DATA UMUM
1. Nama Keluarga : Tn. B
2. Umur : 51th
3. Alamat : Sendang Mulyo
4. Pekerjaan : Karyawan swasta
5. Pendidikan : SLTA
6. Tanggal Pengkajian : 4 Nopember 2018
7. Komposisi Keluarga
Jenis
No. Nama Hubungan Umur Pekerjaan Pendidikan
kelamin
1. Tn. B L KK 51th Swasta SLTA
2. Ny. A P Ibu 46th Swasta SLTP
3. Nn. A P Klien 24th Swasta SLTA
4. Tn. O L Adik Klien 23th Swasta SLTA
Genogram:
Keterangan :
: Laki- laki
: perempuan
: meninggal
: tinggal satu rumah
Nn.A pernah dirawat di rumah sakit karena sakit typoid.Pada saat sakit
typoid klien dan keluarga tidak mendapatkan salinan hasil laboratorium untuk
penyakitnya.Klien sempat dirawat selama ± 1 minggu dan setelah sembuh klien
tidak pernah kontrol karena merasa tidak ada keluhan yang serius.Saat sakit klien
rutin minum obat dari resep dokter namun setelah itu klien tidak lagi minum obat
dari resep dokter dan saat kadang-kadang timbul keluhan klien membeli dan
mengkonsumsi obat dari toko / tanpa resep dokter.
Nn.A sering mengeluh pusing, terutama di antara kedua matanya dan
dibagian tengkuk.Tensi klien pernah sampai 80/70 mmHg. Klien mengatakan, ia
sudah biasa dengan tensi rendah.
8. Type Keluarga : keluarga inti
9. Latar Belakang Etnis ( Budaya )
a. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga :
Jawa, keluarga masih menganut nilai dan kaidah budaya Jawa.
b. Tempat tinggal keluarga :
Semua masyarakat di wilayah / lingkungan sekitar tempat tinggal keluarga Tn.
B adalah etnis Jawa.Masyarakat di sekitar tempat tinggal Tn. B adalah bersifat
homogen.
c. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan :
Ada beberapa kegiatan lingkungan yang masih berhubungan erat dengan nilai
etnis di antaranya selamatan, tingkeban, mitoni, dll.
d. Kebiasan-kebiasaan diet dan berbusana :
Tn. B, istri dan anak-anak sudah berbusana modern.Pola diit keluarga masih
menganut nilai tradisional.
e. Struktur kekuasaan keluarga :
Pengambil keputusan adalah kepala keluarga tetapi sebelumnya melalui
proses musyawarah bersama anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
f. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi :
Menurut keterangan Tn. B, jika ada keluarga yang sakit maka akan diberi obat
yang dibeli dari toko namun jika tidak segera sembuh akan dibawa ke tempat
praktek dokter yang ada di kelurahan Jangli. Menurut anggota keluarga tidak
ada masalah dalam pemanfaatan layanan kesehatan.
g. Penggunaan bahasa sehari-hari di rumah :
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa, kadang-kadang menggunakan
Bahasa Indonesia saat berbicara dengan orang asing.Tidak ada hambatan
dalam berkomunikasi dalam keluarga khususnya penggunaan bahasa.
10. Identifikasi Religius
a. Keyakinan beragama mereka :
Seluruh anggota keluarga menganut agama Islam dan memiliki pandangan
yang sama dalam praktik keyakinan beragama.
b. Keaktifan keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau organisasi-
organisasi keagamaan lain :
Anggota keluarga aktif dalam kegiatan keagamaan di lingkungan seperti
yasinan 1 minggu sekali.
c. Keluarga menganut agama :
Semua anggota keluarga menganut agama Islam.
d. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam
kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan :
Menurut Ny. St bahwa penyakit adalah takdir yang digaris oleh Yang Maha
Kuasa dan akan selalu mengupayakan kesembuhan. Tidak ada nilai-nilai
keyakinan yang bertentangan dengan kesehatan.
11. Status Kelas Sosial (Berdasarkan pekerjaan, pendidikan dan pendapatan)
Jumlah pendapatan per bulan.
Pendapatan Tn. B sekitar 2jt perbulan.Sumber pendapatan sudah mencukupi
kebutuhan keluarga, anak-anak Tn. B pun sudah bekerja semua.
12. Aktifitas rekreasi atau waktu luang.
Menonton TV, mengasuh cucu, tidur, memelihara kelinci dan ikan, bebek, ayam,
menunggu toko, mengobrol dengan tetangga.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Keluarga Tn. B memiliki 2 orang anak.Anak Tn. B sudah bekerja tetapi belum
nikah dan masih tinggal dalam 1 rumah.Keluarga Tn. B tidak mengalami
kesulitan dalam mengambil keputusan.
2. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sesuai dengan
tahap perkembangan saat ini.
Semua sudah dilalui hanya anak- anak Tn. B masih tinggal 1 rumah dengan Tn. B
karena belum menikah.
3. Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, termasuk riwayat perkembangan dan
kejadian-kejadian dan pengalaman-pengalaman kesehatan yang unik atau yang
berkaitan dengan kesehatan (perceraian, kematian, hilang, dll) yang terjadi dalam
kehidupan keluarga :
Menurut Tn.B anak pertamanya pernah dirawat di Rumah Sakit karena sakit
Thypoid. Tetapi Tn. B mengatakan dia juga pernah terkena typoid
sebelumnya.Nn. A juga sering terasa perih, Nn. A sering mual namun tidak
sampai muntah.
4. Keluarga asal kedua orang tua ( seperti apa kehidupan keluarga asalnya,
hubungan masa silam dan saat denagn orang tua dari kedua orang tua)
Keluarga asal dari kedua orang tua kehidupannya menganut budaya dan adat
istiadat jawa, tidak ada konflik antara anggota keluarga. Menurut keterangan Tn.
B keluarga baik-baik saja dan tidak ada konflik.
C. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah.
Jalan kampung, type tempat tinggal rumah.Status rumah yang sedang ditinggali
adalah milik sendiri
Kondisi rumah. (Interiror dan Eksterior)
Interior : rumah terdiri dari ruang tamu, 3 kamar tidur, dapur, kamar mandidan
ruang makan. Di bagian depan rumah terdapat teras yang dipinggirnya terletak
taman kecil dan pot-pot bunga. Penatan perabot rumah cukup rapi ventilasi dan
penerangan baik, lantai dari keramik tembok permanen kuat dan dapat melindungi
suhu dingin maupun gangguan keamanan yang lain, untuk kamar tidur bagian
depan dan tengah baik ventilasi maupun penerangan sudah adekuat.Dapur
terkesan bersih namun cukup sempit dan bisa dilalui 2-3 orang, sumber bersih
dari PDAM, alat masak lengkap dan bersih karena tiap habis dipakai selalu dicuci.
Tidak terdapat alat pengaman untuk kebakaran. Penempatan alat-alat dapur tidak
terjangkau anak-anak kecil sehingga tidak membahayakan.Kamar mandi terkesan
bersih, lantai dari tekel, bak mandi dikuras 1 bulan sekali tidak terlihat berlumut
dan tidak terdapat jentik-jentik nyamuk. Peralatan mandi lengkap dan tiap
anggota keluarga memiliki alat mandi sendiri.Hunian tempat tidur untuk satu
kamar maksimal 2 orang, privasi orang yang ada di kamar terjamin karena kamar
memiliki pintu dan kunci, ada baju-baju digantung di kamar dan menurut keluarga
itu sudah biasa.Ada binatang peliharaan yang dipelihara di kandang belakang
rumah dan kolam didepan rumah. Saat pengkajian tidak ada serangga yang
berkeliaran.Keluarga mengatakan mereka merasa aman tinggal di rumah dan
dapat melakukan kegiatan dengan leluasa. Keluarga merasa aman karena sudah
ada pintu dan kunci yang kuat.Anggota kelurga mengatakan bahwa, mereka dapat
melakukan aktivitas dengan leluasa dan tidak merasa terganggu dari luar.Rumah
relatif aman dari resiko kecelakaan ataupun ancaman kriminal. Jarak rumah
dengan jalan raya ± 10 meter. Pintu kuat dan jalan didepan rumah klien
sepi/jarang dilalui kendaraan besar sehingga resiko kecelakaan kecil.E44Sampah
keluarga dikelola sendiri oleh keluarga. Mulanya dikumpulkan di tempat sampah
lalu ketika sampah sudah terkumpul banyak selanjutnya sampah dibakar.
Keluarga merasa tidak ada masalah dalam pembuangan sampah.Anggota keluarga
merasa puas dengan penataan rumahnya.
2. Karateristik tetangga dan komunitas lingkungan yang lebih luas.
a. Karateristik fisik oleh lingkungan yang paling dekat dan komunitas yang lebih
luas.
1) Type lingkungan/ komunitas :
Subkota, kondisi geografis termasuk desa berada di wilayah dusun di salah
satu kecamatan di kota S.
2) Type tempat tinggal :
Hunian daerah di sekitar tempat tinggal keluarga Ny St rata-rata rumah
tangga
3) Keadaan tempat tinggal dan jalan raya :
Akses jalan raya ke tempat Tn. B adalah jalan yang sudah diaspal dan
masih cukup baik.
4) Sanitasi jalan, rumah :
Untuk limbah cair di salurkan ke got.yang airnya agak tergenang namun
sebagianmasih bisa mengalir.Untuk sampah dikelola keluarga sendiri
mulanya dibuang di tempat sampah lalu dikumpulkan dan dibuang atau
dibakar di samping rumah.namun kaleng diletakkan berserakan di
samping rumah.
a) Adanya jenis-jenis industri di lingkungan :
Tidak ada, lingkungan di sekitar tempat tinggal Tn. B tidak didapatkan
adanya industri atau kegiatan yang dapat menimbulkan industri.
b) Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas.
1) Kelas sosial dan karakteristik etnis penghuni :
Sebagian besar/seluruhnya dihuni oleh etnis jawa.
2) Perubahan-perubahan secara demografis yang berlangsung
belakangan ini di lingkungan atau komunitas :
Ada tetangga meninggal.pindah atau menikah/pendatang baru.
3) Pelayanan-pelayanan kesehatan dan pelayanan-pelayanan social
apa yang ada dalam lingkungan dan komunitas :
a) Fasilitas ekonomi (warung, took, atau pasar) :
Ada, semua fasilitas tersebut terjangkau kecuali pasar.
b) Lembaga-lembaga Kesehatan (Klinik-klinik, rumah sakit dan
fasilitas gawat darurat)
Rumah sakit dan puskesmas ada tapi di kota agak jauh kurang
lebih 25 km dengan fasilitas gawat darurat. Ada bidan, perawat
dan dokter.Praktek yang mudah terjangkau.
c) Lembaga-lembaga pelayanan sosial. (Kesejahteraan,
Konseling, pekerjaan) : Tidak ada
4) Sekolah-sekolah di lingkungan/komunitas dapat diakses dan
kondisinya sekolah Tk, SD, SMP, SMA dan SMK dapat diakses
dengan mudah dari tempat tinggal dan keadaanya baik.
3. Mobilitas geografis keluarga
a. Sudah berapa lama keluarga tinggal di daerah ini.
Sejak Tn. Btinggal di jangli sekitar 20 tahun yang lalu.
b. Apakah sering pindah-pindah tempat tinggal ?
Tidak pernah, sejak kecil sampai berkeluarga, Tn. B tetap tinggal di daerah
ini.
4. Hubungan keluarga dengan fasilitas-fasilitas di komunitas.
a. Anggota keluarga yang sering menggunakan fasilitas kesehatan.
Tn. B pernah masuk RS dan kadang periksa ke mantri karena merasa pusing
dan mual.Tn. B pernah periksa ke dokter karena linu-linu.
b. Frekuensi atau sejauh mana mereka menggunakan pelayanan dan fasilitas :
Tn. B periksa ke mantri hanya jika merasa sakitnya tidak sembuh setelah
minum obat dari took. Tn. B periksa ke dokter hanya sekali karena merasa
linu-linu di kakinya sudah serius sampai sulit berjalan.
Pemanfaatan lembaga-lembaga yang ada di komunitas untuk kesehatan
keluarga. (JPS, JPKM, dana sehat, Akses LSM) :
Tidak memanfaatkan karena merasa tidak perlu.
c. Pandangan Keluarga terhadap komunitasnya :
Keluarga merasa tidak ada masalah saat berinteraksi dengan lingkungan,
merasa diterima dan bisa menyesuaikan diri.
5. Sistem Pendukung atau jaringan sosial keluarga :
Yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan dukungan
konseling, aktifitas-aktifitas keluarga (sebutkan lembaga formal atau informal :
informal : teman dekat, tetangga, Formal : Lembaga resmi pemerintah maupun
swasta/ LSM.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi.
a. Mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan instruksi-instruksi
pesan dapat diterima oleh seluruh anggota keluarga.
b. Setiap kebutuhan dan perasaan seluruh anggota keluarga dapat disampaikan
dengan jelas.
c. Setiap anggota keluarga dapat memberikan respon setelah pesan disampaikan.
d. Pesan yang disampaikan tidak memiliki kesulitan untuk diterima anggota
keluarga.
e. Bahasa yang digunakan dalam keluarga :
Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa, keluarga tidak mengalami
kesulitan dalam penerimaan pesan.
f. Komunikasi keluarga berlangsung setiap hari, anggota keluarga berinteraksi
secara langsung.
g. Pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan dalam keluarga : terbukti secara
langsung dalam bahasa lisan.
2. Struktur Kekuasaan
a. Keputusan dalam keluarga
b. Yang membuat keputusan dalam keluarga :
Kepala keluarga melalui musyawarah dengan seluruh anggota keluarga.
c. Yang memutuskan dalam penggunaan keuangan keluarga :
Kepala keluarga dengan pertimbangan anggota keluarga yang tinggal satu
rumah.
d. Yang memutuskan dalm masalah pindah pekerjaan atau tempat tinggal
:Individu yang bersangkutan.
e. Yang mendisiplinkan dan memutuskan kegiatan-kegiatan anak :
Kepala keluarga.
f. Cara keluarga dalam mengambil keputusan berada di tangan kepala keluarga
tapi dibicarakan dengan musyawarah.
g. Keluarga merasa puas dengan pola pengambilan keputusan tersebut :
Ya, setelah pengambilan keputusan tidak ada masalah dalam keluarga.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Pola kebutuhan keluarga (respon)
a. Anggota keluarga merasakan kebutuhan-kebutuhan individu-individu lain
dalam keluarga
b. Orang tua (suami/istri) mampu menggambarkan kebutuhan-kebutuhan
psikologis anggota keluarganya
c. Anggota keluarga tidak memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga untuk
memenuhi kebutuhan psikologisnya
d. Kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, perbedaan dihormati oleh
anggota keluarga yang lain
e. Dalam keluarga ada saling menghormati satu sama lain
f. Keluarga sensitif terhadap persoalan-persoalan setiap individu
Saling memperhatikan (Mutual Naturance) keakraban dan identifikasi
g. Sejauh mana anggota keluarga memberi perhatian satu sama lain :
Jika ada salah satu anggota keluarga yang melakukan kesalahan, anggota
keluarga yang lain saling mengingatkan
h. Mereka saling mendukung satu sama lain
i. Terdapat perasaan akrab dan intim diantara lingkungan hubungan keluarga
j. Anggota keluarga menunjukkan kasih saying satu sama lain.
Keterpisahan dan keterikatan
k. Keluarga merasa berat bila ada anggota keluarga yang meninggalkan rumah
karena lebih senang berkumpul bersama
l. Keluarga merasa adanya keterikatan yang erat antara satu dengan yang
lainnya.
2. Fungsi sosialisasi
a. Ada otonom setiap anggota dalam keluarga:
Ada, Tn. B memiliki kekuasaan untuk mengatur/mengambil keputusan bagi
anak, cucu dan menantunya. Begitu pula anggota keluarga yang lain
b. Ada saling ketergantungan dalam keluarga
Yang menerima peran/tanggung jawab memelihara anak dan membesarkan
anak adalah Tn. B dan Nn. A. Keluarga saat ini tidak mempunyai
masalah/resiko dalam mengasuh anak
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan perilaku keluarga:
1) Nilai-nilai apa yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan:
Keluarga beranggapan bahwa sakit itu adalah bila mempunyai penyakit
yang sudah parah
2) Kekonsistenan antara nilai-nilai kesehatan keluarga dengan perilakunya:
Ya, keluarga baru menggunakan layanan kesehatan bila timbul keluhan
yang sangat mengganggu
3) Kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat meningkatkan kesehatan yang
dilaksanakan dalam keluarga :
Tn. B bila sakit ke mantri, bila sakit beli obat sendiri dan Tn. B bila sakit
pergi ke mantri.Hal itu dilakukan bila keluhan tidak segera sembuh setelah
minum obat dari toko.
4) Perilaku dari semua anggota keluarga mendukung peningkatan kesehatan
keluarga :
Tn. B minum kopi, Tn. B jarang periksa kesehatan, makan sedikit tanpa
resep dokter. Keluarga tidak mematuhi aturan alit misalnya Tn. B sering
makan tinggi purin dan garam, Tn. B senang makan makanan pedas dan
buah mentimun.
b. Definisi keluarga tentang sehat/sakit dan tingkat pengetahuan mereka :
1) Keluarga mendefinisikan kesehatan dan sakit bagi anggota keluarga :
Keluarga menganggap sakit jika ada keluhan yang cukup parah.
2) Keluarga dapat melaporkan dan mengobservasi gejala-gejala dan
perubahan-perubahan penting pada anggota yang sakit:
Tn. B mampu mengenali gejala thypoid
3) Sumber-sumber informasi kesehatan dari anggota keluarga dan dari TV.
c. Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang diras / diketahui
:
1) Keluarga mengetahui bahwa anggota keluarga mengalami masalah
kesehatan
2) Masalah-masalah kesehatan yang saat ini diidentifikasi oleh keluarga :
Tn. B dan Nn.A pernah menderita typoid. Keluarga tau kalo mereka tidak
boleh memakan makanan yang bersantan,pedas, dan asam.
3) Tindakan-tindakan yang telah dilakukan keluarga terhadap masalah
kesehatan saat ini :
Mengantarkan ke pusat pelayanan kesehatan.
d. Kemampuan menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
1) Tindakan keluarga untuk memperbaiki status kesehatan :
Berobat bila sakit parah / ada keluhan yang cukup mengganggu
2) Tindakan keluarga ntuk mencegah sakit / penyakit yang tidak ada
3) Yang membuat keputusan dalam bidang kesehatan dalam keluarga :
Setiap anggota keluarga yang sudah dewasa.
4) Keluarga tidak tahu cara merawat bila thypoid pada keluarga saat kambuh
e. Kemampuan menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
1) Keluarga saat ini tidak terpapar polusi udara, air, suara dari lingkungan
2) Anggota keluarga tidak menggunakan pestisida cairan pembersih, lem,
pelarut, logam berat dan racun dalam rumah
3) Pola keluarga dalam mandi, cuci, penggunaan jamban
Mandi 2X sehari, penggunaan alat mandi disendirikan, cuci 2-3X sehari,
penggunaan jamban secara bergiliran.
f. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
1) Keluarga tahu di mana pelayanan darurat terdekat (menurut syarat-
syaratnya) baik untuk anak-anak maupun anggota keluarga yang dewasa :
Ke puskesmas, rawat inap dan RSU
2) Keluarga tidak tahu cara memanggil ambulans dan perawatan medis /
paramedic
3) Keluarga tidak memiliki suatu perencanaan kesehatan darurat
g. Fungsi Ekonomi
Keluarga akan membayar pelayanan kesehatan dengan sebagian uang pribadi
keluarga, dan sebagian dengan BPJS
10 Integument dan
kuku
- Integumen - Tidak luka - Tidak luka - Tidak luka - Tidak luka
ANALISA DATA
Nama KK : Tn. B
Umur : 51 tahun
Nama KK : Tn. B
Umur : 51 tahun
No No. Dx Evaluasi tanggal 3/11/2018 Evaluasi tanggal 3/11/2018 TT
1 1 S: S: eny
Tn. B tahu ia sebenarnya tidak
Keluarga mengatakan
boleh makan makanan pedas dan termotivasi untuk memelihara
asam serta buah mentimun tapi kesehatan anggota keluarga
tetap memakannya karena ia dan mulai sekarang akan
suka. meningkatkan pemeliharaan
Keluarga dapat mengulang kesehatan keluarga.
secara sederhana tentang O :
penyakit typoid. Keluarga hanya - Keluarga tampak
mampu menyebutkan satu tanda memperhatikan.
dan gejala hiotensi dan typoid - Keluarga tampak kadang
Keluarga sudah agak termotivasi -kadang bertanya.
memelihara kesehatan keluarga.
A:
O: Masalah teratasi
- Keluarga tampak
memperhatikan. P:
Keluarga tampak kadang -Pertahankan intervensi
bertanya.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi no. 3, 5.
2 2 S: S: eny
- Keluarga mengatakan tidak - Keluarga mengatakan tah cara
akan lagi menggantung mencegah penyakit DB dan
-gantungkan baju di kamar. keluarga sudah mengubur
- Keluarga mengatakan mau kaleng bekas dan sudah
menjaga kebersihan lingkungan menguras kamar mandi.
termasuk dengan menguras bak -Keluarga tidak lagi
mandi 2x seminggu. menggantungkan baju di kamar.
Keluarga tahu pentingnya Keluarga termotivasi untuk
sanitasi lingkungan. menjaga snitasi lingkungan.
Keluarga mengatakan akan
mengubur kaleng-kaleng bekas O:
yang berserakan disamping
rumah supaya tidak bisa jadi - Keluarga tampak memperhatikan
A:
A:
Masalah teratasi.
Masalah teratasi sebagian.
P:
P:
Pertahankan intervensi
Lanjutkan intervensi no. 4.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TYPOID PADA KELUARGA TN. B RT 04 RW XVI
SENDANGMULYO SEMARANG
DISUSUN OLEH :
Eny Kusrini
1708434
Latar Belakang
Demam tipoid merupakan penyakit terinfeksi akut pada usus halus dengan gejala
demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan.
Berdasarkan observasi dan pengkajian yangsaya lakukan di keluarga Tn.B RT 04
RW XVI Sendangmulyo. Terutama di keluarga Tn.B semuanya pernah
mengalami penyakit tipoid pada bulan Agustus 2018. Sehingga saya tertarik
untuk melakukan penyuluhan tentang Tipoid pada keluarga Tn.B.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x20 menit, keluarga Tn. B RT 4
RW XVI, dapat mengetahui tentang penyakit typoid.
Tujuan Instruksional Khusus
Metoda
Metoda yang digunakanadalah :
ceramah
Tanya jawab
Setting tempat
penyaji
k k
Keterangandantugas :
P : Penyaji
K : keluarga
Media
Media yang digunakan adalah
Lembarbalik
Materi
Terlampir
Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Kesepakatan dengan keluarga Tn. B (tentang waktu)
- Kesiapan materi penyaji
- Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
- Keluarga bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
- Keluarga Tn. B antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
- Keluarga Tn. B menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
2. Mahasiswa
- Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
- Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas
3. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang tipoid diharapkan
keluarga Tn. B mampu menjawab pertanyaan:
a) Apa yang dimaksud dengan TIPOD atau yang dikenal dengan
TIPES?
b) Sebutkan 5 dari 6 saja penyebab TIPOD?
c) Sebutkan 5 dari 7 Tanda dan gejala TIPOID
d) Sebutkan4 dari 6 pencegahan TIPOID dengan baikPenyebab
dasarnya tidak diketahui, tetapi ada faktor yang mendukung
terjadinya TIPOID seperti:
LAMPIRAN MATERI
5. Definisi
Merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan
olehsalmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang
dengan bacteremia tanpa keterlibatan struktur endothelia atau endocardial dan
invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit monocular dari hati,
limpa, kelenjar limpe usus dan peyer’s patch dan dapat menular pada orang lain
melalui makanan atau air yang terkontaminasi. (Sumarno, 2002)
6. PenyebabTifoid
Salmonella typhi sama dengan salmonella yang lain adalah bakteri gram-negatif,
mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, fakul tatif anaerob.
Mempunyai antigen somatic (O) yang terdiridari poli sakarida, flageral antigen
(H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari poli
sakarida.Mempunyai makro molecular lipopolisakarida kompleks yang
membentuk lapis luar dari dinding sel dan dinamakan endotoksin.Salmonellatyphi
juga dapat memperoleh plasmid factor-R yang berkaitan dengan resistensi
terhadap multiple antibiotic.
7. TandadanGejalaTIFOID
15. Gejala pada anak: inkubasiantara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
16. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama.
17. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tetangani akan
menyebabkan syok, stupor dan koma.
18. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari
19. Nyeri kepala, nyeri perut.
20. Kembung, mual, muntah, diarekonstipasi
21. Pusing, bradikardi, nyeriotot.
22. Batuk
23. Epistaksis
24. Lidah yang berselaput (kotorditengah, tepianujungserta tremor)
25. Hepatomegaly ,splenomegaly,meteorismus.
26. Gangguan mental berupa samnolen.
27. Delirium ataupsikosis.
28. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
sebagai penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermia.
(SudoyoArudkk. 2009)
8. Pencegahanterjadinya TIFOID
1. Perilaku hidup bersih (cucitangan setelah dari toilet dan khususnya
sebelum makan atau mempersiapkan makanan ,hindari minuman air
mentah, rebus air mendidih dan hindari makanan pedas)
2. Istirahat yang cukup.
3. Makanan menu seimbang (daging, lauk pauk seimbang).
LEAFLET DAN LEMBAR BALIK
Disusun oleh
Eny Kusrini
1708434
Gejala klinis
- Demam
- Nyeri kepala
- Pusing
- Nyeri otot
- Batuk
- Tidak nafsu makan
- Mual
- Muntah
- Diare
- Terasa tidak enak diperut
Pengobatan
a. Chloramfenikol
b. Cotrimoksazol
Perawatan
a. Istirahat mutlak ( tirah baring )
- Anak harus tirah baring absolute ditempat tidur dan letak baring harus sering
dirubah.
- Lama tirah baring berlangsung 5 hari bebas demam kemudian dilakukan
mobilisasi secara bertahap : hari pertama ; duduk 2 x 15 menit, hari kedua
duduk 2 x 30 menit, hari ke 3 jalan, hari ke 4 pulang
- Anak dengan kesadaran menurun posisi tubuhnya harus diubah ubah pada
waktu waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumoni atau luka
karena baring lama
- Bila selama mobilisasi cenderung suhu meningkat tirah baring diulang
kembali
b. Diet
Makan harus mengandung cukup cairan, kalori, protein tinggi, vitamin,
rendah serat, tidak merangsang dan menimbulkan gas.
c. Keadaan Khusus
- Makanan cair per selang bila kesadaran jelas menurun dan tidak nafsu makan
- Pasang infus bila dehidrasi berat, keadaan toksik, komplikasi berat
Created By : Rahmad & Opa