Vous êtes sur la page 1sur 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Stroke

Menurut Adrian J. Goldszmindt (2013) stroke iskemik adalah serangan secara tiba –

tiba yang menyerang sistem saraf atau deficit neurologis fokal yang diduga berasal dari

pembuluh darah, dengan tanda dan gejala kejang defisit neurologis postikal, tumor otak,

abses otak migraine atau kelainan glukosa.

Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh terhentinya suplai darah

ke bagian otak. (Smeletzer Suzanne, 2001).

Stroke merupakan sindrom klinis akibat gangguan pembuluh darah otak, timbul

mendadak dan biasanya mengenai penderita usia 45 – 80 tahun. (Rasyid 2007).

Menurut Ratna Dewi Pudiastuti (2013) jenis-jenis Stroke terbagi menjadi dua kategori

yaitu stroke hemoragik dan stroke iskemik atau non hemoragik.

1. Stroke hemoragik adalah stroke karena pecahnya pembuluh darah sehingga

menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes kedalam suatu daerah

otak dan merusaknya.

2. Stroke non hemoragik atau iskemik adalah terjadi karena tersumbatnya pembuluh

darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
B. Pengertian Perfusi Jaringan Serebral

Perfusi jaringan serebral tidak efektif adalah suatu penurunan jumlah oksigen yang

mengakibatkan kegagalan untuk memelihara jaringan pada tingkat kapiler (Wilkinson,

2012).

C. Anatomi dan Fisiologi

1. anatomi

Gambar 2.1 gambar otak

2. Fisiologi

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat

computer dari semua alat tubuh . Bagian dari saraf sentral yang terletak didalam rongga

tengkorak (kranium) dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak terletak dalam rongga

cranium berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
pembesaran otak awal. Otak depan menjadi hemifer serebri, korpus striatum, thalamus,

serta hypothalamus. Otak tengah, tegmentum, krus serebrium, korpus kurdigeminus. Otak

belakang, menjadi pons varoli, medulla oblongata, dan serebelum.

a. Sereberum

Sereberum (otak besar) merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari otak,

berbentuk telur, mengisi penuh bagian atad rongga tengkorak. Masing – masing disebut

fosa kranialis atas dan fosa kranialis mediac. Pada otak besar di temukan beberapa lobus

yaitu :

1) Lobus frontalis adalah bagian dari sereberum yang terletak di depan sulkus

sentralis.

2) Lobus parientalis terdapat di depan sulkus sentralis dan dibelakangi oleh korako -

oksipitalis.

3) Lobus temporalis, terdapat di bawah lateral dari fisura sereberalis dan di depan

lobus oksipitalis

4) Oksipitalis yang mengisi bagian belakang dari sereberum.

Kortek serebri selain dibagi dalam lobus dapat juga di bagi menurut fungsi dan

banyaknya area. Cambel membagi bentuk korteks serebri menjadi 20 area. Secara umum

korteks serebri di bagi menjadi empat bagian :

1) Korteks sensoris. Pusat sensasi umum primer suatu hemisfer serebri yang mengurus

bagian badan, luas daerah korteks yang menangani suatu alat atau bagian tubuh

yang bersangkutan.

2) Korteks asosiasi. Tiap indra manusia , korteks asosiasi sendiri merupakan

kemampuan otak manusia dalam bidang intelektual, ingatan, pikiran, rangsangan

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
yang diterima , diolah dan disimpan serta dihubungkan dengan data yang lain.

Bagian anterior lobus temporalis mempunyai hubungan dengan psikokorteks.

3) Korteks motoris menerima impuls dari korteks sensori, fungs utamanya adalah

konstribuksi pada traktus piramidalis yang mengatur bagian tubuh kontralateral.

4) Korteks pre – frontal terletak pada lobus frontalis berhubungan dengan sikap ental

dan kepribadian.

b. Batang Otak

Batang otak terdiri dari :

1) Diensefalson, bagian batang otak paling atas terdapat di antara serebelum dengan

mesensefalon. Kumpulan dari sel saraf yang terdapat di bagian lobus temporalis

terdapat kapsula interna dengan sudut mengahadap ke samping. Fungsinya dari

diensefalon :

a. Vasokonstriktor, mengecilkan pembuluh darah

b. Respiratori, membantu proses persarafan

c. Mengontrol kegiatan reflex

d. Membantu kerja jantung

2). Mensesefalon, atap dari mensesefalon terdiri dari empat bagian yang menonjol

keatas. Dua disebelah atas disebut korpus kuadrigeminus superior dan dua sebelah

bawah disebut korpus kuadrigeminus inferior. Serta nervus troklearis berjalan

kearah dorsal menyilang garis tengah ke sisi lain. Fungsinya :

a. Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata.

b. Memutar mata dan pusat pergerakan mata.

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
3) Pons varoli barikum pontis yang menghubungkan mesensefalon dengan pons varoli

dan dengan serebelum, terletak di depan serebelum di antara otak tengah dan

medulla oblongata. Di sini terdapat premoktosid yang mengatur gerakan pernafasan

dan refleks. Fungsinya :

a. penghubung anatara kedua bagian serebelum dan juga antara medulla oblongata

dengan serebelum atau otak besar

b. pusat saraf nervus trigeminus.

4) Medulla oblongata merupakan bagian dari batang otak yang paling bawah yang

menghubungkan pons varoli dengan medula spinalis. Bagian bawah medulla

oblongata merupakan persambungan medulla spinalis ke atas, bagian atas medulla

oblongata yang melebar disebut kanalis sentralis di daerah tengah bagian ventral

medulla oblongata.

Fungsinya :

a. mengontrol kerja jantung

b. mengecilkan pembuluh darah

c. pusat pernafasan

d. mengontrol kegiatan refleks

c. Serebelum

Serebelum (otak kecil) terletak dibagian bawah dan dibelakang tengkorak

dipisahkan dengan sereberum oleh fisura transveralis di belakangi oleh pons vorali dan

diatas medulla oblongata. Organ ini banyak menerima serabut afren sensoris, merupakan

pusat koordinasi dan integrasi. Bentuknya oval, bagian yang mengecil pada sentral

disebut vermis dan bagian yang melebar pada lateral disebut hemisfer. Serebelum

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
berhubungan dengan batang otak melalui pundun kulus serebri inferior. Permukaan luar

serebelum berlipat – lipat menyerupai serebelum tetapi lipatannya lebih kecil dan lebih

lentur. Permukaan serebelum ini mengandung zat kelabu. Korteks serebelum dibentuk

oleh subtansia grisia, terdiri dari tiga lapisan yaitu granular luar, lapisan purkinye, lapisan

granular dalam. Serabut saraf yang masuk dan yang keluar dari sereberum harus melewati

serebelum.

D. Etiologi

1. Trombosis, biasanya disebabkan oleh kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat

aterosklerosis dan hipertensi.

2. Embolisme, akan mengakibatkan keadaan yang terjadi perlahan-lahan sehingga

pembuluh anatomosis tidak mempunyai kesempatan melebar dan mengkompensasi.

3. Perdarahan cerebri.

E. Patofisiologi

Thrombosis, emboli dan perdarahan serebral merupakan penyebab yang dapat

mengaibatkan terjadinya okulasi pada pembuluh darah di otak, sehingga akan terjadi

penurunan perfusi jaringan serebral, karena suplai oksigen dalam jaringan berkurang

sehingga akan terjadi iskemia kemudian terjadi metabolisme anaerob dan menimbulkan

penimbunan asamlaktat, dari iskemia juga dapat menghentikan aktivitas sehingga

mengakibatkan edema serebral sehingga perfusi jaringan otak menurun dan terjadi nekrosis

jaringan atau stroke.

F. Gambaran Klinis

Menurut Brunner & Suddarth (2001) stroke hemoragik biasanya disertai tiba – tiba

sakit kepala berat bila hemoragiknya membesar, sehingga makin jelas jelas deficit

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
neurologis yang menyebabkan penurunan kesadaran dan abnormalistas pada tanda vital.

Manifestasi dari stroke adalah :

1. Kehilangan motorik biasanya paralisis dan hilang atau menurunnya reflek tendon

dalam.

2. Kehilangan komunikasi penyebab afasia paling umum (Disartria, Afasia, Apraksia).

3. Gangguan persepsi seperti disfungsi visual, gangguan dalam hubungan visual spesial

dan kehilangan sensori.

4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis biasanya ditunjukan dengan tanda

seperti lapang pandang terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa dan kurang

motivasi.

5. Disfungsi kandung kemih karena ketidakmampuan mengkonsumsi kebutuhan, dan

ketidakmampuan menggunakan urinal karena menggunakan kontrol motorik dan

postural.

G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik menurut Doengoes (2000).

a. Angiografi serebral untuk menentukan penyebab stroke hemoragik, seperti perdarahan

atau obstruksi arteri, adanya titik okulasi atau rupture.

b. CT Scan memeperlihatkan adanya edema, hematoma iskemia dan adanya infark.

c. MRI menunjukan daerah yang mengalami infark hemologi Malformasi Arterio Vena

(MAV).

d. Ultrasonografi Doppler mengidentifikasi penyakit anterio vena ( masalah system arteri

karitis) atau muncul plak arterio sclerosis.

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
e. EEG untuk mengidentivikasi masalah berdasarkan pada gelombang otak dan mungkin

memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.

f. Sinsar X tengkorak, menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang

berlawanan dari masa yang meluas klasifiasi karotis internal terdapat trombosit cerebral,

kalsifikasi parsial dinding anuerisme pada perdarahan sub arachnoid.

g. Pemeriksaan syaraf kranial:

1) Saraf I. Biasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada fungsi penciuman.

2) Saraf II. Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras sensori primer di antara mata

dan korteks visual. Gangguan hubungan visual-spasial (mendapatkan hubungan dua

atau lebih objek dalam area spasial) sering terlihat pada klien dengan hemipelgia

kiri.klien mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan karena

ketidakmampuan untuk mencocokkan pakaian ke bagian tubuh.

3) Saraf III,IV, dan VI. Jika akibat stroke mengakibatkan paralisis, padasatu sisi otot-otot

okularis didapatkan penurunan kemampuan gerakan konjugat unilateral di sisi yang

sakit.

4) ·Saraf V. Pada beberapa keadaan stroke menyebabkan paralisis saraf trigenimus,

penurunan kemampuan koordinasi gerakan mengunyah, penyimpangan rahang bawah

ke sisi ipsilateral, serta kelumpuhan satu sisi otot pterigoideus internus dan eksternus.

5) Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris, dan otot wajah

tertarik ke bagian sisi yang sehat.

6) Saraf VIII.Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.

7) Saraf IX dan X. Kemampuan menelan kurang baik dan sulit membuka mulut.

8) Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
9) Saraf XII. Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi, serta indra

pengecapan normal.

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
PATHWAY
Makanan Merokok Hipertensi Lanjut Usia

Kolesterol dan Penumpuka Tahanan Elastisitas


lemak nikotin di perifer pembuluh
meningkat di pembuluh meningkat darah
pembuluh darah menurun
darah

Aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah)


Aliran darah ke otak tersumbat

Aliran darah Hipertensi/hipotensi Pembuluh darah


terganggu tersumbat

Hemisfer kiri Shock (koaps Oklusi pembluh darah


sirkulasi vaskuler)

Penurunan fungsi Kenaikan TIK Pecah/bekuan darah


motorik

Gangguan PTIK Perfusi jaringan turun


pergerakan tubuh

Gangguan mobilitas Gangguan


fisik perfusi jaringan

Lobus parietalis Lobus temporalis Lobus frontalis

Sulit menyusun Rangsangan bicara Hambatan


kata terganggu gerak/lumpuh

Gangguan Kerusakan Defisit perawatan


Komunikasi integritas kulit diri
verbal
Gambar 2:2. Patway dan perumusan Diagnosa Keperawatan Stroke Hemoragik.(Corwin,2000:
Doenges,1999).

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
H. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan stroke hemoragik menurut Mansjoer (2000).

a. Singkirkan kemungkinan kougulopati : untuk memastikan pratombin dan

tromoplastin parsial adalah normal.

b. Mengendaalikan hipertensi : karena tekanan yang tinggi dapat menyebabkan edema

periehematoma serta meningkatkan kemungkinan perdarah ulang

c. Pertimbangan konsultasi bedah saraf bila : perdarahan serebelum diameter lebih dari

3cm atau volum >50ml.

d. Pertimbangan angiografi untuk menyingkirkan aneurisma.

e. Berikan manitol 20% (1KG/KG/BB, intravena dalam 20-30 menit ) untuk pasien

koma.

f. Perdarahan intraserebral:

• Obit penyebabnya

• Turunkan tekanan intracranial yang meninggi

• Berikan neuroprotektor

g. Pertimbangan terapi hipovolemik dan nimodipin untuk mencegah vasopasme bila

secara kini, punsi lumbal atau CTscan menunjukan perdarahan subaraknoid akut

2. Intervensi Keperawatan Menurut Doengoes (2000).

a. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan intrupsi perdarahan, hemoragi.

Tujuan : Pasien dapat mencapai keadaan perfusi jaringan serebral yang stabil yang di

tandai dengan kesadaran membaik dan TTV stabil

Intervensi :

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
a) Tentukan factor – factor yang berhubungan dengan penyebab penurunan perfusi

serebral dan peningkatan TIK

b) Pantau TTV

c) Pertahankan keadaan tirah baring

d) Berkolaborasi dalam pemberian oksigen dan obat sesuai indikasi dokter.

b. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan/keterbatasan ROM.

Tujuan :

- Pasien dapat bermobilisasi

Intervensi :

a) Kaji kemampuan secara fungsional luas kerusakan awal dengan cara teratur

b) Jelaskan tujuan pergerakan sendi

c) Ubah posisi klien 2 jam sekali

d) Kaji perkembangan atau kemajuan latihan

c. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan neuromuscular.

Tujuan :

- Klien mampu berkomunikasi dengan baik ditandai dengan klien mampu

mengespresikan kebutuhan.

Intervensi :

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
a) Berbicara pada pasien dengan lembut dan jelas.

b) Mampu memahami pembicaraan klien pada keluarganya.

c) Menggunakan kata dan kalimat yang singkat.

d) Memintalah pada keluarga untuk mempertahankan usahanya dalam berkopmunikasi

dengan klien.

3. Intervensi Keperawatan Wilkinson (2012)

1) Ketidak efektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan aliran arteri

Tujuan :

a) Status sirkulasi efektif

b) Status nerologis adekuat

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 7x24 jam.

a) TD sistolik, MAP,CVP, dalam rentang yang diharapakan.

b) Menunjukan fungsi sensori motor kranial yang utuh.

c) Mempunyai pupil yang sebanding dan reaktif.

d) Terbebas dari kejang.

e) Tidak mengalami sakit kepala.

Intervensi :

a) Kaji adanya diplopia, nigmatus, penglihatan kabur, dan sakit kepala.

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
b) Kaji tingkat kesadaran dan orientasi.

c) Monitor adanya peningkatan TIK.

d) Monitor TTV tiap 8 jam.

e) Pertahankan parameter hemodinamika pada rentang yang dianjurkan.

f) Monitor perubahan ukuran, bentuk, kesimetrisan dan reaktivitas pupil.

g) Monitor reflek korneal, batuk dan muntah.

h) Monitor tonus otot, pergerakan motoric.

i) Tinggikan kepala sampai dengan 45 derajat sesuai kondisi.

j) Berikan pengobatan sesuai hasil kolaborasi : diuretic, obat dan cairan intravaskuler ,

dan untuk mempertahankan serebral yang adekuat.

k) Lakukan pemeriksaan penunjang sesuai hasil kolaborasi atau protocol yang berlaku :

AGD, CT Scan.

2) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan/ keterbatasan ROM

Tujuan :

a) Kemampuan untuk mobilisasi tanpa alat bantu.

b) Ambulasi : kemampua berpindah tan alat bantu.

c) Kemampuan menjaga keseimbangan.

d) Kemampuan menjaga posisi tubuh dengan benar.

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
e) Rentang gerak optimal.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x 24 jam klien menunjukan :

a) Mandiri total.

b) Membutuhkan alat bantu.

c) Mambutuhkan bantuan orang lain.

d) Membutuhkan bantuan orang lain dan alat.

e) Tergantung total.

Dalam hal ini :

a) Penampilan posisi tubuh yang benar.

b) Penampilan tubuh yang seimbang.

c) Pergerakan sendi dan otot.

d) Melakukan perpindahan/ ambulasi : miring kanan – kiri , berjalan, kursi roda

Intervensi :

Latihan kekuatan : ajarkan dan berikan dorongan pada klien untuk melakukan program

latihan rutin.

Latihan untuk ambulasi

a) Ajarkan teknik ambulasi dan perpindahan yang aman kepada klien dan keluarga.

b) Sediakan alat bantu untuk klien sperti kruk, kursi roda, dan walker.

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
c) Beri pengutan positif untuk berlatih mandiri dalam batasan yang aman.

Latihan mobilisasi dengan kursi roda

a) Ajarkan pada klien dan keluarga tentang cara berpindah dari kursi rodan ke tempar

tidur atau sebaliknya.

b) Dorong klien melakukan latihan untuk memperkuat anggota tubuh.

c) Ajarkan klien/ keluarga tentang cara penggunaan kuri roda.

Latihan keseimbangan : ajarkan pada klien dan keluarga agar dapat mengatur posisi

secara mandiri dan menjaga keseimbangan selama latihan ataupun dalam aktivitas sehari-

hari.

Perbaikan posisi tubuh yang benar

a) Ajarkan klien/keluarga untuk memperhatikan postur tubuh yang benar untuk

menghindar kelelahan, kram dan cedera.

b) Kolaborasi keahli terapi fisik untuk program latihan.

3) Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan, perubahan saraf pusat XII (Hipoglosal).

Tujuan :

a) Kemampuan berkomuniksi : efektif

b) Ekspresif : mampu mengungkapkan dan mengartikan perasaan.

c) Reseptif : mampu menerima dan mengartikan pesan verbal-non verbal.

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam : klien menunjukan

peningkatan kemampuan berkomunikasi verbal non verbal.

Intervensi : peningkatan/ pencapaian komunikasi.

a) Pantau kemampuan pasien untuk berbicara, menulis, membaca, dan memahami

pesan.

b) Anjurkan pasien mengikuti instruksi sederhaana ( missal membuka mata ,dll.).

c) Fasilitas klien/keluarga untuk penggunaan alat bantu bicara : gambar atau

computer.

d) Ajarkan dan libatkan klien dan keluarga dalam pengembangan kemampuan

berkomunikasi dalam setiap tindakan.

e) Kolaborasi dengan medis dan tim rehabilitasi medis : speech terapi, okupasi terapi

sesuai kebutuhan.

Aktifitas mendengarkan :

a) Anjurkan dan mendorong penggunaan alat bantu dengar bagi klien yang mengalami

penurunan fungsi pendengaran.

b) Bombing komunikasi satu arah dengan tepat dan dengarkan klien dengan penuh

perhatian.

c) Yakinkan saat berbicara mulut perawat dapat dilihat klien.

Penurunan kecemasan :

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
a) Berikan perawatan dengan sikap yang rileks, tidak terburu-buru dan tidak

menghakimi.

b) Berikan kontinuitas dalam pelaksanaan tugas untuk memelihara kepercayaan dan

mengurangi frustasi klien.

Asuhan Keperawatan Pada..., HUTAMI PRAMUDIO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Vous aimerez peut-être aussi