Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pelayanan rumah sakit sangat bergantung pada
pelayanan keperawatan profesional oleh tenaga keperawatan yang
professional. Pelayanan keperawatan yang profesional, memerlukan
perawat manajer atau administrator yang mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi pada semua aspek manajemen. Kondisi-
kondisi tersebut diperlukan upaya perubahan dalam manajemen
pelayanan keperawatan di rumah sakit, sehingga rumah sakit mampu
bersaing. Pengembangan MPKP merupakan upaya untuk meningkatkan
mutu asuhan keperawatan dan lingkungan kerja perawat (Sitorus, 2011).
Sejalan dengan pengembangan dan perubahan pelayanan kesehatan
dibutuhkan pengelolaan perubahan, konsep manajemen keperawatan,
perencanaan, yang berupa rencana strategi melalui pendekatan:
pengumpulan data, analisis SWOT, identifikasi permasalahan dan
perencanaan/rencana stategis (Nursalam, 2011).
Pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari
pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien dalam waktu segera (imediately)
untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving). Dalam hal ini
instalasi kesehatan menyelenggarakan pelayanan gawat darurat yang
disebut dengan nama Instalasi Gawat Darurat (emergency unit).
Kegiatan pertama yang menjadi tanggung jawab Instalasi Gawat Darurat
(IGD) adalah menyelenggarakan pelayanan gawat darurat yang
bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan pasien sebagai bentuk
pertolongan pertama. Instalasi/ Unit gawat darurat dalam pelaksanaannya
tidak terpisah secara fungsional dari unit-unit pelayanan lainnya di
rumah sakit, namun sistem rumah sakit yang di anut oleh suatu negara
berbeda-beda, sehingga tiap rumah sakit memiliki kemampuan
mengelola IGD sendiri. Dalam mengelola IGD memang tidak mudah hal
ini dikarenakan IGD adalah salah satu dari unit kesehatan yang padat
1
modal, padat karya dan padat teknologi (Margaretha, 2013).
2
manajemen pelayanan keperawatan di rumah sakit, sehingga rumah sakit
mampu bersaing. Pengembangan MPKP merupakan upaya untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan lingkungan kerja perawat
(Sitorus, 2011). Sejalan dengan pengembangan dan perubahan pelayanan
kesehatan dibutuhkan pengelolaan perubahan, konsep manajemen
keperawatan, perencanaan, yang berupa rencana strategi melalui
pendekatan: pengumpulan data, analisis SWOT, identifikasi permasalahan
dan perencanaan/rencana stategis (Nursalam, 2011).
Berdasarkan hal di atas Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar melakukan suatu program
praktik dengan lingkup manajemen keperawatan di Rumah Sakit
Universitas Hasanuddin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pada akhir profesi mahasiswa mampu mengidentifikasi dan
mengenal masalah-masalah kepemimpinan/manajemen keperawatan
dan mutu pelayanan keperawatan ditingkat ruang rawat, menerapkan
proses menajemen keperawatan serta menjadi role model dalam
pemberian pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya adalah :
Melakukan menyelesaikan praktek profesi manajemen, mahasiswa
mampu :
3
c. Melakukan analisa Strength, Weaknees, Opportunity and Threat
(SWOT) berdasarkan hasil survey.
d. Mengidentifikasi masalah yang terkait pelayanan dengan asuhan
keperawatan ditingkat ruangan berdasarkan hasil survey.
e. Menyusun rencana penyelesaian masalah (plan of action/POA)
atau rekomendasi berdasarkan prioritas masalah yang telah
dirumuskan dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
sumber daya yang ada diruang rawat. Penyusunan rekomendasi ini
dilakukan bersama-sama dengan penanggung jawab ruang rawat
f. Mengimplementasikan perencanaan pelayanan dan asuhan
keperawatan yang telah disusun bersama dan menerapakan model
praktek keperawatan professional (MPKP) ditingkat ruang rawat.
Dalam penerapan MPKP, mahasiswa akan bermain peran (Role
Playing) sebagai kepala ruangan, perawat primer, dan perawat
pelaksana secara bergantian.
g. Mengevaluasi implementasi manajemen pelayanan dan asuhan
keperawatan yang telah dilakukan ditingkat ruang rawat.
C. Manfaat Praktek
1. Bagi Rumah Sakit
Melalui praktek ini, mahasiswa dapat membantu Rumah Sakit untuk
mengidentifikasi masalah, memecahkan masalah yang bersifat teknis
operasional dari satu aspek manajemen pelayanan keperawatan tertentu,
yang dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan secara umum
yang akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
2. Bagi Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan
UNHAS
Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang melibatkan mahasiswa
secara aktif dalam kegiatan administrasi dan manajemen Rumah Sakit.
3. Bagi Mahasiswa Praktik
Memperoleh pengalaman dan pengetahuan nyata dalam
mengintegrasikan ilmu-ilmu administrasi/manajemen keperwatan
4
langsung pada tatanan nyata Rumah Sakit, sehingga timbul rasa percaya
diri.
2. Waktu
Pelaksanaan praktik berlangsung selama 3 minggu dari tanggal 4 – 23
Februari 2019
F. Tahap Pelaksanaan
1. Tahap orientasi
a. Orientasi ruangan perawatan oleh Kepala Ruangan Instalasi Gawat
Darurat.
b. Diskusi dengan kepala ruangan dan staf.
c. Mengumpulkan data terhadap input, proses dan output dari aspek
manajemen keperawatan yang akan dikaji.
2. Tahap identifikasi permasalahan
a. Mengidentifikasi permasalahan yang didapatkan dari pengkajian.
b. Identifikasi masalah dilakukan dengan pembuatan dan penyebaran
kuesioner, perumusan masalah dan persentasi hasil quesioner.
3. Tahap pemecahan masalah dan implementasi
a. Melakukan analisa data
b. Penentuan prioritas masalah aspek kajian manajemen dari input
proses dan output yang telah disepakati bersama staff di ruangan,
5
yang dilanjutkan dengan penetapan tujuan dan seleksi alternatif
pemecahan masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
mencakup apa, siapa, berapa lama, tujuan yang akan dicapai.
c. Pembuatan rencana kegiatan (plan of action) dengan
mempertimbangkan biaya, waktu, dan sarana dan kebijakan yang
tersedia di Rumah Sakit.
d. Persentasi dan sosialisasi kegiatan.
e. Tahap evaluasi.
6
BAB II
TINJAUAN UMUM
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
mempergunakan Rumah Sakit Umum Labuang Baji, Rumah Sakit Stella Maris,
sakit tersebut diatas, ditambah dengan Rumah Sakit Umum Islam Faisal
menjadi tempat praktek Mahasiswa yang akan menjadi dokter. Adapun Kelas
7
khusus pendidikan yang dapat menjadi rujukan teknologi medis pendidikan
8
informasi yang canggih dalam menjalankan pelayananannya. Pelayanan
kesehatan yang dilayani di rumah sakit ini antara lain dekteksi dini penyakit
pusat-pusat layanan yang tidak dikembangkan oleh rumah sakit yang ada di
Sulawesi Selatan.
RSWS dalam hal penggunaan layanan yang belum dimiliki oleh RSUH seperti
kebutuhan masyarakat.
B. Gambaran Umum RS UH
9
efisiensi pemamfaatan SDM, dan rencana Pengembangan AKADEMIC
Darah Provinsi, Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo, Rumah Sakit Gigi
Posisi gedung yang strategis dan tepat berada di jalur utama kota
Hasanuddin.
Sakit, Trauma Center, One Day Care, Home Care, dan Polikliknik Spesialis
(Oncologi)
1. Visi RS
10
2. Misi RS
internasional.
3. Motto RS
“Tulus Melayani”
D. Organisasi RS
dibawah asuhan Prof. Dr. Dwi Aries Tina Pulubuhu,MA, sebagai Rektor
UNHAS.
11
1. Direktorat Pelayanan Medik dan Keperawatan, dengan dua kepala bidang
c. Instalasi UGD
d. Instalasi OK
g. Rekam Medik
yaitu
1) Medik
2) Keperawatan
3) Kesehatan Masyarakat
4) Farmasi
5) Non Medik
12
3. Direktorat Pelayanan Penunjang Sarana Medik dan Kerjasama, dengan dua
a. Instalasi Farmasi
b. Instalasi Laboratorium
c. Instalasi Radiologi
d. Instalasi Gizi
f. Instalasi IPSRS
g. Instalasi Ambulance
bidang yaitu:
lain :
1) Tata Usaha
2) SDM
4) Logistik
1) Akuntansi, Verifikasi
13
2) Keuangan Bendahara
3) Punchassing.
terdiri dari enam gedung yaitu dari gedung A sampai Gedung F. Ada sepuluh
1. Trauma Center
4. Diagnostic Center
7. Research Center
Sedangkan untuk Pelayanan Rawat Inap saat ini baru melayani sekitar
empat layanan unggulan yaitu meliputi kasus Bedah, kasus Anak, kasus
Interna, dan Kasus Neurologi, dari lima belas item pelayanan unggulan yang
direncanakan. Lima belas item tersebut antara lain tujuh sarana Instalasi poli
yaitu Instalasi Poli Obgyn, Instalasi Poli Anak, Instalasi Poli Saraf, Instalasi
Poli Fisotherapi, Instalasi Poli Interna, Instalasi Poli Bedah, Instalasi Poli
Bedah 2, Instalasi Poli THT, Instalasi Poli Mata; Sepuluh Instalasi Penunjang
14
Instalasi CSSD, Instalasi IRD, Instalasi OK 1, Instalasi OK2, dan Instalasi
Radiologi; Terdapat juga satu Ruangan ntuk gudang ALKES; Serta Ruang
Perawatan Super VIP, VIP di Lantai tiga dan Ruang Perawatan Kelas I, II serta
Ruang pelayanan IGD RS Unhas berada di gedung B-C yang terdiri atas
ruang observasi 8 tempat tidur, ruang tindakan 6 tempat tidur, ruang rindakan
non bedah 6 tempat tidur dan ruang resusitas 3 tempat tidur. Adapun bentuk
Pertolongan gawat darurat medic dan bedah serta resusitasi dalam 24 jam,
meliputi :
1. Penyakit dalam
2. Penyakit jantung
3. Penyakit paru
4. Penyakit kulit dan kelamin
5. Bedah umum, orthopedic, bedah palstik, beda saraf, dan urologi
6. Kebidanan dan kandungan
7. Penyakit mata
8. Penyakit THT (telinga Hdung dan tenggorokan)
9. Anestesi
10. Kesehatan anak
Selain itu IGD RS Unhas Terdapat pula Ruang Transisi, Kamar Operasi
Emergency dengan pelayanan 24 jam, Apotik Depo Farmasi 24 jam, yang
melayani pasien umum, Asuransi kesehatan dan Pelayanan Ambulance.
Ruang Pelayanan IGD RS Unhas yang berada di lantai 1 Gedung B-C terdiri
dari 2 sayap, dimana sayap kiri terdiri dari Bed 1-6 dan di sayap kanan terdiri
dari Bed 7-12, namun pada keadaan tertentu dalam dalam satu tempat dapat
terdiri dari 2 bed misalnya 1A dan 1B. diantara sayap kanan dan kiri terdapat
ners station. Dibelakang sayap kanan antara bed 1-6 terdapat apotek 24 jam
ruang perawat, dan kamar Coas. Kamar mandi khusus petugas berjumlah 2
yaitu toilet laki-laki dan toilet perempuan, dan 1 toilet khusus pasien. terdapat
15
pula ruang spoel hock (tempat pembuangan urine dan pencucian pispot) dan
juga terdapat musholla dilengkapi dengan tempat wudhu.
Dalam sistem pelayanan IGD RS Unhas juga memiliki struktur organisasi,
adapun struktur organisasi IGD RS Unhas adalah :
Struktur Organisasi Instalasi Gawat Darurat RS Unhas
Sedangkan sarana fasilitas yang dimiliki IGD RS Unhas cukup lengkap, terlihat
Tabel. 1
Alkes Ruang Perawatan Kelas 2&3 (Katinting)
1 Ners station 1
2 Nebulizer Tersedia
3 Triage 1
4 Ruang Resusitasi Neonatus 1
5 Inkubator Bayi 2
6 Bed Bayi 2
7 Monitor 4
8 Sungkup Neonatus 7
9 Selang Neo Puff 3
10 Neo Puff 1
11 Bulb Pump 1
12 Ruang Isolasi 2 Bed
13 Ruang Resusitasi 2 Bed
16
14 Tempat Tidur Pasien 18 Bed
15 Trolly Emergency 1
16 Timbangan Bayi 1
17 Timbangan Dewasa 3
18 Spignomanometer Dewasa 4
19 Spignomanometer Anak 1
20 Stetoskop Dewassa 2
21 Stetoskop Anak 1
22 Nasal Kanul Dewasa 2
23 Nasal Kanul Bayi/Anak 4
24 Simpel Mask Anak 6
25 Simpel Mask Bayi 5
26 Simpel Mask Dewasa 2
27 Rebreathing Mask 5
28 Non-Rebreathing Mask Dewasa 1
29 Non-Rebreathing Mask Anak 2
30 Kasa Gulung 3
31 Plester Gips 2
32 Tong Spatel Kayu Tersedia
33 Flow meter 7
34 O2 Transfer 3
35 APAR 4
36 Termometer 5
35 Pen Light 1
36 Trolly Alat 10
37 NGT Dewasa 4
38 Urine Bag 3
39 Transfusi Set 1
40 Spoit Tersedia
41 IV Cath Tersedia
42 Threee Way Tersedia
43 Suction Tersedia
44 Tabung Vacutainer Tersedia
45 Tempat Sampah Medis Tersedia
46 Tempat Sampah Non Medis Tersedia
47 Tempat Sampah Umum Tersedia
48 Tempat Sampah Botol Tersedia
17
49 Kursi Roda 4
50 EKG 1
51 Tandu Sekop 1
52 Hand Drup 20
53 Westafel 5
54 Spool Hook 3
55 Long Spine Board 1
56 Brangkar 4
57 Nierbekken Besar 1
58 Trolly Mandi 2
59 Pispot 1
60 Tiang Infus 20
61 Set GV 6
62 Ambu Bag Anak 1
63 Ambu Bag Dewasa 1
64 Ruang Logistik 1
65 Operating Theathre 1
66 Ruang Tindakan 1
67 Ruang Tindakan Gigi Mulut 1
68 Kamar Perawat 1
18
BAB III
A. Pengumpulan Data
Praktik Manajemen Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RSPTN Universitas Hasanuddin Makassar oleh mahasiswa Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Unhas 2018 bertujuan untuk melakukan pengkajian
tentang struktur manajemen keperawatan yang berfokus pada fungsi-fungsi
manajemen, meliputi: Perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
koordinasi (actuating) dan pengawasan (controlling) dan Struktur organisasi
yang meliputi: ketenagaan, sarana dan prasarana, model praktek pelayanan
profesional, timbang terima, sentralisasi obat, penerimaan pasien baru,
pendokumentasian keperawatan. Metode pengumpulan data yang digunakan
untuk menilai fungsi dan struktur manajemen keperawatan di ruang IGD
RSPTN Universitas Hasanuddin Makassar yaitu melalui pembagian kuesioner,
wawancara, diskusi, observasi, kajian literatur serta tinjauan dokumen, dengan
melibatkan kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana.
19
1. Ketenagaan (Man/M1)
Jumlah ketenagaan di Ruang Instalasi Gawar Darurat (IGD) RS.
Universitas Hasanuddin Makassar berjumlah 23 orang perawat yaitu :
20
Halimah Ayu Wandina, S.Kep.,Ns Perawat Pelaksana
Diagram 1.1
Struktur Organisasi- Ketenagakerjaan (M1) (n=14)
Struktur Organisasi yang telah Berjalan dan
Kesesuaian Kemampuan Perawat di Bidangnya
Struktur Organisasi
Sangat Cukup/Kadang-
Baik/Selalu Kadang
28,6% 28,6%
Baik/Sering
42,9%
21
Diagram 1.2
Struktur Manajemen Keperawatan- Ketenagakerjaan (M1) (n=14)
Pembagian Tugas
Pembagian Tugas
Cukup/Kadang
-Kadang
21,4%
Sangat
Baik/Selalu
35,7%
Baik/Sering
42,9%
Diagram 1.3
Struktur Manajemen Keperawatan- Ketenagakerjaan (M1) (n=25)
Kinerja Perawat Primer/Ketua Tim
22
Baik Sangat Baik
48%
52%
Diagram 1.4
Struktur Manajemen Keperawatan- Ketenagakerjaan (M1) (n=25)
Kebutuhan Perawat Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja
44%
56%
23
menjawab baik dan sangat baik terhadap kebutuhan perawat untuk
meningkatkan kemampuan kerja.
Diagram 1.5
Struktur Manajemen Keperawatan- Ketenagakerjaan (M1) (n=25)
Kebijaksanaan RS Dalam Memberikan Pelatihan
20% 24%
56%
Diagram 1.6
Struktur Manajemen Keperawatan- Ketenagakerjaan (M1) (n=25)
Jumlah Pendapatan
4%
28%
68%
24
Berdasarkan diagram 1.6 struktur manajemen keperawatan
diketahui bahwa dari 25 responden, sebanyak 68% (17 orang)
menjawab cukup terhadap jumlah pendapatan yang diterima.
25
Diagram 1.7
Struktur Manajemen Keperawatan- Ketenagakerjaan (M1) (n=25)
17%
20%
63%
44%
56%
26
Berdasarkan diagram 1.8 struktur manajemen keperawatan
diketahui bahwa dari 25 responden, sebanyak 56% (14 perawat)
menjawab cukup terhadap kesesuaian jumlah perawat dengan
jumlah pasien. Namun ada sebanyak 44% (11 perawat) menjawab
masih sangat kurang.
Analisis:
52% Baik/Sering
Sangat baik/selalu
27
Berdasarkan diagram 2.1 diketahui bahwa 52% perawat mengatakan
Diagram 2.2
Struktur Manajemen Keperawatan- Kelengkapan Fasilitas Ruangan
Kelengkapan fasilitas
diruangan sudah sesuai
dengan standar
Sangat kurang/tidak
4% 8% pernah
16% Cukup/Kadang-
kadang
Baik/Sering
72%
Sangat baik/Selalu
Diagram 2.3
Struktur Manajemen Keperawatan- Kelengkapan Peralatan di Ruangan
Kelengkapan
peralatan kesehatan
diruanganSangat kurang/tidak
pernah
4% 4% Cukup/Kadang-
24%
kadang
68% Baik/Sering
Sangat baik/Selalu
28
Berdasarkan diagram 2.3 diketahui bahwa 6% perawat mengatakan
Diagram 2.4
Struktur Manajemen Keperawatan-Alat yang tersedia sesuai dengan rasio pasien
4%
Sangat kurang/tidak
8% pernah
36% Cukup/Kadang-kadang
52%
Baik/Sering
Sangat baik/Selalu
Diagram 2.5
Struktur Manajemen Keperawatan-perawat yang mengerti cara penggunaan alat
kesehatan
Diagram 2.6
Struktur Manajemen Keperawatan-Tersedianya consumable yang dibutuhkan pasien
Tersedianya
consumable yang
dibutuhkan pasien
Sangat kurang/tidak
8% 0% pernah
40% Cukup/Kadang-
kadang
52% Baik/Sering
Sangat baik/Selalu
Sumber: Data Primer,
baik.
Diagram 2.7
Struktur Manajemen Keperawatan-Administrasi penunjang
Administrasi penunjang
yang memadai
0% Sangat kurang/tidak
pernah
44% Cukup/Kadang-kadang
56%
Baik/Sering 30
Sangat baik/Selalu
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan diagram 2.7 diketahui bahwa 56% perawat
Hasanuddin belum memiliki Buku Timbang terima yang menjadi salah satu
Permasalahan :
Analisa :
Berdasarkan hasil observasi belum ada buku timbang terima yang baku.
Selama ini perawat hanya menggunakan selembar kertas untuk mencatat
kondisi pasien pada saat laporan timbang terima. Sehingga, Jika kertas
tersebut hilang maka tidak ada lagi catatan yang bisa menjadi
catatan/laporan berkesinambungan dalam pelaksaanaan asuhan
keperawatan pada pasien.
dengan visi dan misi ruangan. Efektifitas dan efisiensi model keperawatan
31
MPKP bergantung dari kondisi pasien yang mempengaruhi lama rawat inap
pasien rerata 5-7 hari dan tidak menjadikan beban berat kerja bagi perawat.
antara perawat dan tim kesehatan lain dan segera dibicarakan bersama dan
KEPALA RUANGAN
Mardiana, S.Kep
,
Syamsiah, S.Kep., Ns Meuthia, S.Kep
32
Irma YT, S.Kep Irma Baso, S.Kep., Ns
33
Musrifah Arifin, S.Kep., Ns
Bagan 3. Struktur organisasi ruang Perawatan kelas 2&3 Lantai4 RSP UNHAS
Makassas
Permasalahan :
Tidak ada masalah
4. Timbang terima
Kegiatan timbang terima di ruang perawatan dilakukan 3 kali setiap
pergantian shift yaitu shift malam ke shift pagi, shift pagi ke shift sore, dan
shift sore ke shift malam. Kegiatan timbang terima dipimpin oleh Perawat
Primer dandihadiri oleh perawat yang berkepentingan (perawat associate).
Adapun persiapan sebelum timbang terima yaitu status pasien dan hal yang
harus disampaikan dalam pelaporan timbang terima yaitu keadaan pasien
dan keluhan pasien serta rencana intervensi, kegiatan dan pemeriksaan yang
akan dilakukan selanjutnya. Kemudian seluruh perawat dan kepala ruangan
bersama-sama melihat bed pasien kemudian melihat kondisi pasien dan
melaporkan hal-hal yang harus dilaporkan. Pelaksanaan kegiatan timbang
terima dilaksanakan sekitar 3-5 menit.
a. Apakah timbang terima telah dilaksanakan tepat waktu?
Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa seluruh perawat
mengatakan pelaksanaan kegiatan timbang terima selalu dilaksanakan
tepat waktu.
b. Apakah timbang terima dihadiri oleh semua perawat?
Berdasarkan hasil pengolahan data, seluruh perawat mengatakan jika
pelaksanaan kagiatan timbang terima selalu dihadiri oleh seluruh
perawat yang berkepentingan.
c. Apakah ada buku khusus untuk mencatat hasil laporan timbang terima?
34
Diagram 4.1
Buku khusus timbang terima
64
36
Diagram 1
Sumber : data primer, 2017.
Pendokumentasian laporan
timbang terima
YES NO
56
44
diagram 2
35
kesulitan dalam mendokumentasikan laporan hasil timbang terima
karena tidak ada buku, dan 14 orang perawat (56%) mengatakan
bahwa tidak mengalami kesulitan dalam mendokumentasikan
laporan timbang terima.
e. Apakah ada interaksi dengan pasien saat timbang terima sedang
berlangsung?
Diagram 4.3
Interaksi antar pasien dan perawat
96
Diagram 4
36
Diagram 4.4
Pendatanganan laporan timbang terima
Penandatanganan laporan
timbang terima
YES NO
72
28
Diagram 4
84
16
Diagram 5
37
Berdasarkan hasil olah data pada pertanyaan mengenai
evaluasi kegiatan timbang terima oleh kepala ruangan, didapatkan
bahwa sebanyak 21 orang perawat (84%) mengatakan bahwa kepala
ruangan mengevaluasi kesiapan tim shift pengganti. Sedangkan 4
orang perawat (16%) mengatakan bahwa kepala ruangan tidak
mengevaluasi kesiapa tim shift pengganti.
5. Ronde keperawatan
a. Frekuensi pelaksanaan Ronde Keperawatan
Dalam pelaksanaan ronde keperawatan di Ruangan kelas 2 & 3 dilakukan
sekali sebulan atau 3 kali sebulan, tetapi saat ini jarang dilakukan karena
belum ada jadwal yang jelas tentang pelaksanaan ronde.
b. Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Diagram 5.1
Distribusi responden tentang Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Pelaksaan Ronde
Keperawatan
8%
92%
Ya Tidak
38
c. Pemahaman Perawatan tentang Ronde Keperawatan
Diagram 5.2.
Distribusi responden tentang pemahaman mengenai Ronde Keperawatan
8%
92%
Ya Tidak
Diagram 5.3
Distribusi responden berdasarkan Keoptimalan Ronde Keperawatan
Tidak
40%
Ya
60%
Ya Tidak
39
menjawab optimal dan 10 (40%) perawat menjawab tidak optimal karena
jarang dilakukan.
e. Pengetahuan Keluarga Pasien terhadap Ronde Keperawatan
Diagram 5.4
Distribusi responden tentang Pengetahuan keluarga Pasien terhadap Ronde Keperawatan
Tidak
48% Ya
52%
Ya Tidak
40
f. Pembentukan Tim Ronde Keperawatan
Diagram 5.5
Distribusi Responden berdasarakan Pembentukan Tim Ronde Keperawatan
36%
64%
Ya Tidak
41
g. Keoptimalan Ronde Keperawatan dengan dibentuknya Tim Ronde
Keperawatan
Diagram 5.6
Distribusi Responden berdasarkan Keoptimalan Ronde Keperawatan dengan dibentukan
Tim Ronde Keperawatan
36%
64%
Ya Tidak
Masalah :
Analisa Masalah :
42
6. Sentralisasi Obat
Diagram 6.1
Sentralisasi Obat
96%
88% 84% 84%
100% 80% 80%
90%
80%
70%
60%
50%
40% 20% 20% 16% 16%
30% 12%
20% 4%
10%
0%
YA TIDAK
43
lalu obat yang telah diterima kemudian diserahkan kepada perawat untuk
diatur jadwal pemberiannya dan disimpan di ruangan obat. Mengenai format
persetujuan sentralisasi obat dari pasien atau keluarga pasien ke perawat ,
terdapat 80% perawat mengatakan ada format persetujuan namun 20%
perawat mengatakan tidak ada format, dengan alasan pernah ada namun
dihilangkan oleh bagian Rekam Medik.
Ya
100.0%
44
Berdasarkan diagram diatas terkait dengan kesediaan
perawat melakukan Penerimaan Pasien Baru (PPB), didapatkan
hasil bahwa 14 perawat (100%) bersedia melakukan Penerimaan
Pasien Baru. Hal ini diperkuat dengan beberapa orang perawat di
ruang IGD mengatakan bahwa semua perawat di ruang IGD
bertanggung jawab dalam menerima pasien baru
Tidak
35.7%
Ya
64.3%
45
e. Pemberian brosur/leaflet saat PPB
Diagram 7.3
Pemberian brosur/leaflet saat penerimaan pasien baru
Ya
35.7%
Tidak
64.3%
46
f. Melakukan pendokumentasian PPB
Diagram 7.4
Melakukan pendokumentasian penerimaan pasien baru
Pendokumentasian PPB
Ya
100.0%
8. Dokumentasi
a. Melakukan penjelasan saat penerimaan pasien baru
Berdasarkan hasil olah data mengenai mengenai hal-hal yang dijelaskan
saat menerima pasien baru,didapatkan hasil bahwa keselurahan perawat
menjelaskan saat menerima pasien baru (100%). Hal ini diperkuat
dengan pernyataan perawat yang mengatakan bahwa Dengan
penjelasan yang diberikan orientasi ruangan, memberikan penjelasan
tentang ners dan dokter yang bertanggung jawab, dan tata tertib ruang.
b. Format pendokumentasian yang baku
Diagram 9.1
Format pendokumentasian yang baku di ruang IGD
47
Format Baku Dokumentasi Keperawatan
Ya
100.0%
dan khusus digunakan untuk ruangan IGD dan format tersebut telah
Ya
100.0%
48
Sumber: data primer, 2019
keperawatan.
Ya
100.0%
49
Sumber: data primer, 2019
pengkajian.
Tidak
42.9%
Ya
57.1%
50
Sumber: data primer, 2019
tertentu.
51
Model Dokumentasi Menambah Beban
Perawat
Tidak Ya
50.0% 50.0%
52
Diagram 9.1
Model Dokumentasi Menyita Banyak Waktu
Perawat di ruang IGD
Ya
100.0%
53
Tabel 1
Kesenjangan antara teori dan temuan terkait ketenagaan
54
menimbulkan
kebingungan
Karena setiap
informasi yang
masuk dicatat
dalam daftar
masalah sehingga
mungkin terjadi
duplikasi pada
perencanaan
tindakan
(Lasmani, Gofhur,
2013)
Permasalahan:
a. Pelaksanaan supervisi menggunakan sistem paper
Analisa:
9. Supervisi
a. Pemahaman tentang supervisi ruangan
Diagram 10.1
Pemahaman Tentang Supervisi ruangan
55
(100%) menyatakan bahwa semua perawat mengerti terkait supervisi.
perawatan.
Diagram 10.1
Supervisi ruangan
Ya
21.4%
Tidak
78.6%
56
kedepannya, dan beberapa perawat di ruangan tergolong perawat
baru di ruangan.
Ya
21.4%
Tidak
78.6%
57
d. Format supervisi sesuai standar
Diagram 10.3
Format supervisi sesuai standar
Tidak
78.6%
58
e. Instrumen supervisi
Diagram 10.4
Instrumen supervisi
Tidak
78.6%
59
f. Hasil supervisi
Diagram 10.5
Hasil supervisi
Ya
21.4%
Tidak
78.6%
g. Feedback supervisi
Diagram 10.5
Feedback supervisi
Feedback Supervisior
Ya
21.4% 60
Sumber : Data primer, 2019
Tabel 1
Kesenjangan antara teori dan temuan terkait ketenagaan
61
tugas. Supervisi sejak bekerja di pindahan dari
yang berhasil ruangan ruangan lain
guna dan tersebut. dan perawat
berdaya guna baru
tidak dapat
terjadi begitu
saja, tetapi
memerlukan
praktik dan
evaluasi
penampilan agar
dapat dijalankan
dengan tepat.
Kegagalan
supervisi dapat
menimbulkan
kesenjangan
dalam pelayanan
keperawatan
(Nursalam,
2015).
Frekuensi dari
sesi supervisi
sesuai dengan
kebutuhan
spesifik dari
kelompok.
Kelompok
supervisi harus
diadakan
setidaknya
sekali dalam
sebulan, dalam
kasus pelayanan
berdasarkan
frekuensi harus
ditingkatkan
shift kerja
(Lynch et al,
2008)
Permasalahan:
b. Pelaksanaan supervisi keperawatan yang jarang dilaksanakan di
ruangan
62
c. Perawat diruangan beberapa belum mendapatkan supervisi keperawatan
dikarenakan beberapa perawat merupakan perawat pindahan dari
ruangan lain dan perawat baru
Analisa:
PERENCANAAN
30
25
20
15
16 Ya
10 Tidak
11
5 7
5
0
0
Rencana Harian Rencana Rencana Mengerti Visi Mengetahui
Bulanan Tahunan dan Misi Kebijakan RSP
Falsafah RSP Terupdate
63
Seluruh perawat kelas 2 dan 3 menjawab telah mengerti visi dan misi
Rumah Sakit. Ketika diberi pertanyaan tentang kebijakan terbaru Rumah Sakit,
masih ada 7 orang perawat yang tidak mengetahui karena tidak ada sosialisasi.
Diagram 11.2
Pengorganisasian
PENGORGANISASIAN
YA TIDAK
25 25 25
21
4
0 0 0
Paham Tentang Daftar Dinas diBuat Dinas Dibuat Secara Tersedia Daftar Pasien
Struktur Organisasi Secara Bulanan Tahunan Di Ruangan
64
Diagram 11.3
Pengarahan
PENGARAHAN
YA TIDAK
24 25 25 24 24 25 24
23
21 21
17 16 17
1213 13
11
8 9 8
4 4
2 1 1 1 1
0 0 0
65
secara periodic untuk diberikan feedback. Dalam hal komunikasi menurut
21 orang perawat komunikasi yang terjadi sudah efektif. Sebanyak 24
perawat menjawab ya ketika tentang kepala ruangan yang selalu mengecek
kedisiplinan. Sebanyak 21 perawat menjawab ya tentang adanya
punishment dalam bekerja di ruangan dengan bentuk di denda.
Sebanyak 16 orang perawat menjawab kepala ruangan tidak
melakukan pengawasan langsung terhadap pengelolaan pasien. Dalam
penerapan manajemen konflik 13 perawat tidak mengetahui adanya hal
tersebut. Sebanyak 24 perawat menjawab ya ketika diberi pertanyaan
tentang pendelegasian secara rutin dan berkala. Ketika kepala ruangan
cuti/libur maka perawat mendelegasikan tugasnya kepada perawat yang
ditunjuk. Sebanyak 13 responden menjawab ya tentang supervise yang
dilakukan secara berkala di ruangan. Sebanyak 24 perawaat di kelas 2 dan
3 melaksanakan pre dan post conference. Dalam hal manajemen sumber
daya ruangan diserahkan pada Karu dan Katim.
Diagram 11.4
Pengendalian
PENGENDALIAN
30
25
20
15 18 18
10 12 13
10
5 YA
6 6 1 6
0 TIDAK
66
Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan pada Fungsi Manajemen
di Pengendalian. Dalam hal perhitungan BOR, ALOS, dan TOI di Ruangan
Kelas 2 dan 3 dilakukan oleh Kepala Ruangan. Sebanyak 16 perawat
menjawab ya tentang audit dokumentasi yang rutin dilakukan. Sebanyak 19
perawat menjawab Ya tentang pelaksanaan survey masalah keperawatan.
Dalam hal penilaian cedera sebanyak 15 responden menjawab dilakukan
setiap bulan. Sebanyak 24 perawat menjawab ya tentang survey kepuasan
pasien. Suvery kepuasan pasien dilakukan ketika pasien pulang.
C. Identifikasi Masalah
Hasil pendataan dilakukan identifikasi guna penyelesaian masalah melalui
alternatif pemecahan masalah sesuai dengan permasalahan, sebagai berikut:
Tabel. 3
Identifikasi masalah
NO Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
Ronde Keperawatan: Bekerja sama dengan Karu untuk mengusulkan pelaksanaan Ronde
Keperawatan di ruangan
3. Pelaksanaan ronde
keperaawatan yang belum
optimal
67
Pengetahuan tentang Mengadakan pelatihan/workshop mengenai Dokumentasi
4 Dokumentasi Keperawatan Keperawatan
yang belum optimal
D. Analisis SWOT
Hasil pendataan kemudian dilakukan analisa, sebagai berikut :
1. Ketenagaan Strength
(M1) 1. Terdapatnya struktur 3 0,4 1,2
organisasi yang
berjalan sesuai
fungsinya
3 0,3 0,9
2. Jenis ketenagaan:
a. Tenaga
Keperawatan :
25 orang
b. Ners
: 18 orang
c. S1 perawat
: 4 orang
d. DIII Perawat
Umum : 3 orang 4 0,3 1,2
3. Adanya pelatihan Total:3,1
perawat.
68
2. Masih ada perawat
yang beranggapan
bahwa masih sangat
kurang terhadap
2 0,4 0,8
jumlah pendapatan
yang diterima plus Total: 2,6
insentif
3. Ketidaksesuain
jumlah perawat
dengan jumlah pasien 2 0.2 0.4
Opportunity
1. Adanya kesempatan
melanjutkan
3 0.3 0.9
pendidikan ke
jenjang yang lebih
tinggi
2. Adanya program
akreditasi RS dari 3 0.3 0.9
pemerintah di mana
MAKP merupakan
salah satu penilaian.
2 0.2 0.4
3. Adanya kerjasama
yang baik antar Total:2,6
mahasiswa fakultas
keperawatan dengan
perawat klinik
4. Adanya kebijakan 2 0,2 0,4
pemererintah tentang
profesionalisasi
perawat
3 0,2 0,4
Threatened
1. Adanya tuntutan
tinggi dari 2 0,3 0,6
masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
professional
2. Makin tingginya
1 0,3 0,3
kesadaran
masyarakat akan Total:1,7
hukum
3. Makin tingginya
kesadaran
masyarakat akan
pentingnya kesehatan
4. Persaingan RS yang
semakin kuat.
69
2. Sarana dan Internal factor
prasarana Strength
1. RSUH sebagai rumah 4 0,2 0,8
sakit pendidikan dan
rujukan
2. Terdapat
3 0,2 0,6
administrasi
penunjang (buku
injeksi, sop, buku
konsul keluar, buku
visite, buku observasi
, buku observasi suhu
dan nadi, buku
pengambilan sampel
4 0,3 1,2
darah)
3. Tersedianya nurse
station 4 0,3 1,2
4. Pemeliharaan dan Total: 3,8
perawatan dari sarana
dan prasarana
penunjang kesehatan 2
sudah ada
4 0,5
Weakness
1. Sarana prasarana
(fasilitisas dan 2
peralatan kesehatan ) 4 0,5 Total: 4
masih kurang
2. Tidak tersedianya
buku timbang terima 2,4
Opportunity
4 0,6
1. Adanya proses
perbaikan sarana
prasarana yang rusak
dari bagian 1,2
pengadaan barang 3 0,4 Total:3,6
2. Adanya catatan
timbang terima yang
dimodifiksi perawat
Treathened 1
2 0,5
1. Ada tuntutan tinggi
dari masyarakat 1,5
untuk melengkapi
3 0,5 Total: 2,5
sarana dan
prasarana.
70
2. Adanya
kemungkinan
hilangnya catatan
(kertas) yang
digunakan oleh
perawat mencatat
keadaan pasien.
3 Metode Inernal factor
Pelaksanaan Strength
Keperawatan 1. RS memiliki visi, 4 0,15 0,6
Professional misi, dan moto
(M3-1) sebagai acuan
melaksanakan
kegiatan
pelayanan 3 0,10 0,30
2. Ruangan telah
menerapkan model
MPKP Tim 3 0,15 0,45
3. Terjadi
peningkatan
kepercayaan
pasien terhadap
ruangan dengan
model 4 0,15 0,6
keperawatan yang
diterapkan
4. Model 4 0,15 0,6
keperawatan saat
ini tidak
memberatkan
pembiayaan
5. Terlaksananya
komunikasi yang 4 0,15 0,6
adekuat antara
perawat dan tim 4 0,15 0,6
kesehatana
Total:
lainnya.
6. Perawat 3,75
memahami
mengenai model
yang diterapkan 1 1
diruangan 1
7. Telah ada Total: 1
tanggung jawab
dan pembagian
tugas berdasarkan
model
keperawatan
71
Weakness
1. Pelaksanaan 4 0,33
model MPKP
sudah 1,32
dilaksanakan
dengan maksimal
dan masih
memerlukan 4 0,34
sosialisasi kepada 1,36
semua tim masih
kurang
Eksternal Faktor
Opportunity 4 0,33
1. Adanya mahasiswa 1,32
S1 keperawatan Total:4
yang melakukan
praktik manajemen 1 0,33
keperawatan 1,32
2. Ada kebijakan
pemerintah tentang
1 0,34
profesionalisme
perawat 1,36
3. Adanya kebijakan
RS tentang
pelaksanaan MPKP
Treathened
1. Persaingan dengan
rumah sakit swasta 1 0,33
yang semakin 1,32
ketat Total: 4
2. Adanya tuntutan
masyarakat yang
semakin tinggi
terhadap
peningkatan
pelayanan
keperawatan yang
lebih professional.
3. Bebasnya pers
yang dapat
langsung
menyebarkan
informasi dengan
cepat
72
4 Timbang Internal factor
terima (M3-
2) Strength
Opportunity
73
tentang timbang Total:3
terima
Threat
74
Opportunity
1. Adanya pelatihan
dan seminar 3 0,6 1,8
tentang
manajemen Total: 2,4
keperawatan.
2. Adanya
kesempatan dari
kepala ruangan
untuk
mengadakan
ronde 3 0,6 1,8
keperawatan pada
perawat dan
mahasiswa
praktik.
2 0,4 0,8
Treathened
Total:2,6
1. Adanya tuntutan
dari pengguna jasa
kesehatan untuk
mendapatkan
pelayanan yang
optimal
2. Persaingan anatara
rumah sakit
semakin kuat
dalam pemberian
pelayanan.
75
3. Alur penerimaan obat 4 0,3 1,2
di ruangan sudah tepat
4. Adanya buku 4 0,1 0,4
injeksi/buku obat
(KPO) Total:3,7
Weekness
1. Pelaksanaan 3 0,4 1,2
sentralisasi obat belum
optimal (sarana dan
prasarana belum
memadai dan ruangan
yang sentralisasi yang 4 0,4 1,6
sempit)
2. Obat yang tersedia
jumlahnya masih
terbatas, yang
terkadang membuat
pasien/keluarga pasien 4 0,2 0,8
harus mencari sendiri
di tempat lain. Total:3,6
3. Tidak ada format
persetujuan
sentralisasi obat untuk
pasien
4 1 4
Eksternal factor
Total:4
Opportunity
1. Keamanan obat
terjamin dan
pemberian obat
kepada pasien sudah
sesuai dengan prinsip 3 0,5 1,5
7B
Treathened 2 0,5 1
1. Banyaknya tuntutan
Total:2,5
dari pasien / keluarga
pasien untuk
mendapatkan
76
pelayanan yang
professional
2. Persaingan antara
rumah sakit untuk
memberikan
pelayanan yang lebih
baik.
7. Penerimaan Internal factor
pasien baru Strength
1. Perawat bersedia
(M3-5) melakukan PPB
3 0,3 0,9
2. Setiap melakukan
PPB perawat 4 0,5 2
melakukan
pendokumentasian
3. Sudah ada
pembagian tugas 3 0,2 0,6
tentang PPB
Total :3,5
Weakness
4 1 4
1. Perawat dalam
melakukan PPB
Total : 4
masih kurang
dalam penjelasan
tentang
pengenalan tenaga
kesehatan,
peraturan Rumah
Sakit,penyakit,
termasuk
sentralisasi obat.
Eksternal factor
3 1 3
Opportunity
1. Adanya program Total : 3
pelatihan melalui
FGD tentang tata
cara penerimaan
pasien baru.
Treathened
3 0,5 1,5
1. Adanya tuntutan
yang lebih tinggi
dari masyarakat
untuk
77
mendapatkan 3 0,5 1,5
pelayanan yang
professional. Total: 3
2. Persaingan anatara
rumah sakit
semakin kuat
dalam pemberian
pelayanan.
1. Belum ada
pemberian
brosur/leaflet saat
Discharge 3 0,25 0,75,
Planning
2. Kurangnya Total:
kemauan untuk 3,75
memberikan
pendidikan
kesehatan kepada
pasien/keluarga 4 0,75
3
Ekternal Faktor
Opportunity
1. Discharge 3 0,25
planning 0,75
dilakukan secara
lisan dan tertulis Total:3,75
2. Adanya
mahasiswa S1 4 1
Keperawatan yang
melakukan 4
78
praktek
keperawatan.
Treathened
Opportunity 4
79
1. Peluang perawat 1 4
untuk
meningkatkan
pendidikan
(pengembangan 4
SDM)
2. Adanya mahasiswa 1 4
profesi
Total:8
keperawatan yang
praktek manajemen
untuk
mengembangkan 3
sistem dokumentasi
1 3
Treathened
Total:3
Tuntutan pasien dan
keluarga untuk
mendapatkan perawatan
yang professional
10 Supervisi Supervisi
(M3-8)
Internal factor
Strength
1. Kepala ruangan
mendukung untuk
4 0,75 3
pelaksaan
supervisi yang
rutin dan terjadwal
2. Perawat mengerti 3 0.25 0,75
memahami
supervise Total:3,75
Weakness
4 0,5 2
1. Supervisi belum
terstruktur dan
belum terjadwal
secara terstruktur 3 0,25 0,75
2. Belum ada
dokumentasi
supervisi yang
3 0,25 0.75
jelas
3. Belum ada format Total:3.5
baku untuk
80
supervisi setiap
tindakan
Eksternal Faktor
3 0,15 0,45
Opportunity
1. Adanya
mahasiswa S1
4 0,35 1,5
keperawatan yang
praktek
manajemen untuk
mengembangkan
system
dokumentasi
2. Adanya reward
dalam bentuk 3 0,2 0,6
pelatihan, sekolah,
maupun jasa bagi
yang
melaksanakan
pekerjaan dengan
baik 4 0,3 1,2
3. Adanya teguran
Total:3,75
dari kepala
ruangan bagi
perawat yang tidak
melaksanakan
pekerjaan dengan
baik
4. Hasil supervise
dapat dilakukan 3 0,3 0,9
sebagai pedoman
untuk daftar
penilaian prestasi
pegawai 4 0,5 2
Treathened
1. Tingkat kesadaran
(pasien dan 3 0,2 0,6
keluarga) akan
Total:3,5
tanggung jawab
dan tanggung
gugat
2. Tuntutan pasien
untuk
mendapatkan
81
pelayanan yang
prima dan
profesional
3. Persaingan rumah
sakit dalam
memberikan
pelayanan
keperawatan
82
3 Discharge Sebagai bahan a. Telaah discharge planning perawat Yulianti M
planning, pertimbangan b. Membuat rencana pelaksana Yunus,
format dalam discharge planning ruang
c. Membuat leaflet Syahraeni
discharge pembuatan perawatan
d. Memberikan konseling Abdullah
planning telah Discharge kolaborasi perawat Kelas 2 & 3
ada namun planning e. Memberikan pendidikan
waktu keperawatan kesehatan sesuai dengan
pengisiannya kondisi pasien
belum tepat f. Menyediakan format
discharge planning
g. Mendokumentasikan
discharge planning
83
84