Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PERTEMUAN KE-5
KELOMPOK 3:
Ni Putu Ayu Nikita Sari Wulan (1607531059/04)
Ida Ayu Jiva Maheswari (1607531061/05)
Ni Putu Arlita Ekayanti (1607531069/07)
Disampaikan kepada:
Anak Agung Ngurah Agung Kresnandra, M.S.A.
2
pengaplikasian peratura tersebut (a) Uang Service adalah tambahan dari tarif yang sudah di
tetapkan sebelumnya dalam rangka jasa pelayanan pada usaha hotel, restoran dan usaha
pariwisata lainnya. (b) Resiko kehilangan dan kerusakan (loss and breakage) adalah bagian
uang servis yang disisihkan sebelum uang uang service dibagikan kepada para pekerja dan
diperuntukan bagi pengusaha untuk menanggung kerugian atau kerusakan alat kelengkapan
hotel, restoran dan usaha pariwisata lainnya yang berhubungan dengan tamu.
Pengumpulan dan pengelolaan administrasi uang servis sebelum dibagikan dilakukan
oleh pengusaha yang terpisah dari operasional perusahaan. Setiap bulan menjelang ung servis
dibagikan pengusaha sebagai pengelola uang servis mengumumkan secara tertulis hasil
perolehan uang servis. Hasil perolehan uang servis selama satu bulan kalender setelah dikurangi
untuk resiko kehilangan atau kerusakan dan pendayagunaan peningkatan kialitas sumber daya
manusia wajib dibagi habis kepada pekerja yang berhak, paling lambat selama 30 hari
berikutnya.
Berdasarkan pasal 8 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia
No.Per.02/MEN/1999, uang servis yang dikumpulkan dapat dipotong oleh pengusaha yang
besarnya sebagai berikut:
1. Hotel berbintang 3 ke atas :
a. 5% untuk resiko kehilangan dan kerusakan (loss ans breakage).
b. 2% untuk pendayagunaan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
c. 93% dibagi habis untuk para pekerja.
2. Untuk hotel berbitang 2 kebawah, restoran dan usaha pariwisata lainnya :
a. 8% untuk resiko kehilangan dan kerusakan (loss ans breakage).
b. 2% untuk pendayagunaan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
c. 90% dibagi habis untuk para pekerja.
Cara pembagian uang servis yang tersedia untuk dibagikan kepada pekerja diserahkan
kepada pengusaha dengan mempertimbangkan azas pemerataan dan azas senioritas, yaitu
separuh dibagi sama besar dan sisanya berdasarkan senioritas atau point kerajinan dan absensi
karyawan. Sedangkan, pemamfaatan uang servis 2% untuk pendayagunaan peningkatan kualitas
sumberdaya manusia diserahkan kepada Lembaga Kerjasama Bipartit usaha hotel yang
bersangkutan.
Pekerja yang berhak mendapatkan pembagian uang servis adalah (a) pekerja yang telah
melewati masa percobaan (b) Pekerja yang terikat pada kerja kesempatan waktu tertentu (c)
pekerja yang sedang menjalani cuti tahunan, cuti melahirkan, atau gugur kandungan (d) pekerja
yang sedang ijin karena menjalankan tugas negara, seperti kepramukaan, organisasi pekerja dan
atau ibadah keagamaan (e) pekerja yang putus hubungan kerja nya sebelum saat pembaian uang
3
servis berhak mendapatkan uang servis terakhir secara prorate (f) pekerja lainnya sesuai
kesepatan antara pengusaha dan pekerja.
Pajak penghasilan atas uang servis yang diterima masing – masing pekerja ditanggung
sepenuhnya oleh pekerja yang bersangkutan. Pemotongan pajak penghasilan atas uang servis
dilakukan bersamaan pada saat uang servis oleh pengusaha dan bukti setoran pembayaran pajak
ke Kas Negara disampaikan kepada pekeja sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Hutang PHR (Government Tax) timbul karena usaha hotel diberikan kewajiban oleh
pemerintah daerah untuk memungut PHR kepada konsumen hotel yang membeli dan menikmati
barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan. Dalam hal ini, manajemen hotel berfungsi sebagai
withholder, yaitu pemungut pajak yang mempunyai kewajiban untuk menyetorkan pungutannya
kepada kas daerah. Penyetoran ini dilakukan secara berkala mengikuti ketentuan yang diatur oleh
pemerintah daerah.
Pengutan PHR ini diperkuat oleh peraturan menteri keuangan nomer 43/PMK.010/2015
tentang kriteria dan/ atau rincian jasa perhotelan yang tidak dikenakan pajak penambahan nilai.
Kelompok jasa perhotelan yang tidak dikenakan PPN meliputi:
1. Jasa penyewaan kamar, termasuk tambahannya di hotel, rumah penginapan, motel,
losmen, dan hostel (room service, air conditioning, laundry and dry cleaning, extrabed,
furniture & fixture, telepon safety box, internet, TV kabel/satelit dan minibar) serata
fasilitas yang terkait dengan kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap (fasilitas
olahraga & hiburan, fotocopy, teleks, faksimile, dan transportasi hotel/antar jemput).
2. Jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah
penginapan, motel, losmen dan hostel.
Jasa perhotelan yang tidak termasuk kelompok tidak dikenai PPN (kena PPN) anatara lain:
1. Penyewaan ruangan untuk anjungan tunai mandiri (ATM), Kantor, restoran, tempat
hiburan karaoke, apotek, toko retail, dan klinik.
2. Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh pengelola jasa
perhotelan.
Pengecualian jasa penyewaan unit dan/atau ruangan termasuk tambahannya , di
apartemen, kondominium, dan sejenisnya, serta fasilitas yang terkait lainnya dari kelompok jasa
perhotelan yang tidak dikenai PPN didasari atas izin usahanya.
Secara sederhana, kaitan antara akun-akun dalam siklus penjualan hotel digambarkan
dalam bagian T-account berikut:
4
Jurnal Penjualan
Piutang Usaha (City Ledger/Guest Ledger) xxxxx
Penjualan Kamar (Rooms Revenue) xxxxx
Hutang Jasa Pelayanan (Service Charge) xxxxx
Hutang PHR (Government Tax) xxxxx
Contoh:
The Legend Hotel adalah sebuah hotel yang terletak di Denpasar. Hotel ini menjual
kamar jenis super deluxe dengan harga Rp.1.000.000,- per malam. Setiap tamu yang menginap
sudah mendapatka breakfast dengan harga Rp.100.000,-. Harga tersebut (include) sudah
termasuk service change dan government tax (PHR) sebesar 21%. Jurnal atas transaksi tersebut
adalah:
Penyelesaian:
10401 AR Guest Ledger Rp1.000.000,-
40101 Room Revenue Rp743.801,-
41105 Food Revenue Meal Coupon Rp82.645,-
20304 Service Charge Rp82.645,-
20301 Government Tax Rp90.909,-
Contoh desain jurnal penjualan hotel:
5
Dalam industri hotel, akun piutang usaha biasanya dibedakan antara tamu yang masih
aktif dan tamu yang sudah keluar (check out), untuk tamu yang masih aktf akan dicatat dalam
akun Guest Ledger, dan setelah tamu keluar dari hotel tetapi tagihannya masih ada yang
manatagihan ini menjadi beban dari pihak agen perjalanan, maka tagihan tersebut akan
dipindahkan kea kun City Ledger.
Dalam industri perhotelan, khususnya pada penjualan mekanan dan minuman dikenal
adanya suatu sistem penjualan yang menggunakan teknologi komputer, yang disebut dengan
point of sale systems (POSS). POSS menggunakan kombinasi terminal computer client atau
server dan printer yan berfungsi sebagai inut dan output. POSS berfokus pada 3 tujuan, yaitu:
1. Ketepatan atas order
2. Pencatatan penjualan
3. Pemberian kepuasan
POSS menggunakan kombinasi terminal dan printer yang berfungsi sebagai inputdan
output. Laporan yang dihasilkan POSS memberikan informasi tentang:
1. Analisa pendapatan, memberikan rincian per jenis penjualan dan per outlet, yang bisa
digunakan sebagai sumber data untuk daily of sales.
2. Produktivitas karyawan, memberikan informasi jumlah covers, rata-rata penjualan dan
total penjualan, yang bisa digunakan untuk mengevaluasi produktivitas karyawan secara
individual.
3. Kontrol persediaan, dengan membandingkan antara jumlah porsi tercatat dengan jumlah
porsi yang dikonsumsi (portin control)
POSS juga membantu Cost Control dalam pengukuran kos yang dikeluarkan dengan tingkat
penjualan yang diperoleh (diharapkan akan diperoleh).
5.1.2 Bagian yang Terlibat pada Prosedur Penjualan Hotel
Fungsi-fungsi yang terkait pada prosedur penjualan pada sebuah hotel adalah sebagai
berikut:
1. Penjualan Kamar
a. Reservation, bertugas menerima reservasi dari tamu dan memberikan informasi
pada Front Office, Room Boy dan House Keeping serta bagian kredit.
b. Front Office, bertugas menerima tamudan menyiapkan Guest Bill.
6
c. Bell Boy, bertugas membantu mengantarkan tamu ke kamar.
d. Room Boy, bertugas membersihkan dan menyiapkan kamar untuk tamu.
e. House Keeping, bertugas menyiapkan perlengkapan kamar.
f. Night Audit, bertugas membuat laporan penjualan harian pada malam hari dan
mencocokkan penjualan pada hari tersebut.
g. Income Audit, bertugas melakukan pengecekan ulang dan pencatatan atas
penjualanyang terjadi.
h. Bagian Kredit, bertugas memberikan persetujuan kredit baik secara langsung
maupun tidak langsung.
i. Account Receivable, bertugas mencatat penjualan kredit dan menyiapkan faktur
tagihan.
8
mendistribusikan form tersebut ke pihak FO, Room Boy, House Keeping, dan
Kredit sebagai informasi.
b. Tamu yang melakukan reservasi melalui agent akan membawa Voucher Agent
(VA). Agent yang membuatkan VA setelah melakukan konfrimasi le pihak hotel
dan mendapatkan RSF, serta mencantumkan harga kamar sesuai contract rate
(CR) dengan pihak hotel.
c. Saat tamu datang menunjukkan bukti reservasi, FO akan mencocokkannya dengan
salinan RF, kemudian meminta tamu untuk mengisi dan menandatangani Form A,
lalu memanggil Bell Boy dan memberikan kunci kamar kepada Bell Boy untuk
mengantar tamu.
d. Setelah tamu ke kamar, FO akan membuatkan Bill untuk tamu tersebut, kemudian
memasukkannya pada rak untuk masing-masing kamaryang ada di FO.
e. FO mengisi Room Count Sheet (RCS), melakukan posting untuk setiap pemakaian
kamar pada Bill, membuat Room Sales Recapitulation (RSR).
f. Pada akhir hari, FO memasukan hasil penjualan dan RSR ke dalam remittance of
fund (ROF).
g. FO mengirim Form A asli sebagai laporan ke pihak kepolisian, dan mengarsipkan
salinannya.
h. Pada tengah malam Night Audit akan mengecek kembali hasil kerja FO pada hari
tersebut.
i. Keesokan harinya ROF akan dikirim ke Back Office dan diterima oleh Income
Audit , yang selanjutnya akan mencocokkan kembali dan memilahnya untuk hasil
penjualan tunai akan diserahkan kepada General Cashier, dan untuk sisanya
diserahkan kepada Account Receivable.
j. Income Audit berdasarkan informasi yang diberikan oleh Night Audit akan
membuat Daily of Sales sebagai informasi kepada pihak manajemen tentang
tingkat penjualan kamar, makanan dan minuman, dan pendapatan lain, serta
informasi tingkat hunian dan informasi lain dalam hari kemarin.
k. Account Receivable akan melakukan pencatatan dan menyiapkan invoive ke pihak
agen perjalanan.
l. General Cashier akan mencatat penerimaan kas dari asil penjualan dan
pembayaran piutang guest ledger.
9
2. Prosedur Penjualan Makanan dan Minuman menjelaskan alur dokumen dan bagian
yang terlibat dalam transaksi penjualan makanan dan/ atau minuman.
10
a. Tamu dating ke restoran disambut dan dipersilahkan duduk oleh Waiter/Waitress,
yang selanjutnya menyodorkan menu dan menyiapkan restorant and Bar Order
(RBO), serta mencatat setiap order tamu pada RBO.
b. RBO diserahkan ke kitchen untuk menyiapkan menu yang diminta, dan ke kasir
outlet untuk menyiapkan Restoran and Bar Bill (RBB).
c. Setelah selesai, tamu akan menyelesaikan pembayaran di kasir, jika tamu tidak
membayar tunai, maka tamu akan diminta untuk menandatangani RBB untuk
nantinya dikirim ke FO agar diposting ke Bill tamu.
d. Pada akhir shift, kasir membuat Restaurant and Bar Summary of Sales (RBSS)
dan memasukkan hasil penjualan ke dalam ROF, kemudian menitipkan pada safe
deposit box yang ada di FO, untuk dikirim ke Back Office pada keesokan harinya.
3. Daily of Sales, disiapkan oleh Income Auditor, yang berisi laporan penjualan hotel secara
keseluruhan.
11
5.2 MENDESAIN DAN MEMBUAT POLA JURNAL KHUSUS PENERIMAAN KAS
PADA HOTEL SEBAGAI LAPORAN YANG DIHASILKAN
Jurnal penerimaan kas merupakan salah satu jenis jurnal khusus yang digunakan untuk
membukukan semua penerimaan kas hotel. Sumber-sumber penerimaan kas hotel terdiri dari
penjualan tunai untuk jasa-jasa yang ditawarkan (kamar, makanan, minuman, cucian dan
komunikasi), pengutipan piutang atau pembayaran rekening city ledger, dan penerimaan tunai
dari pendapatan lain-lain.
Dari informasi pada jurnal ini, manajemen dapat menganalisis perbandingan antara
penerimaan kas dari penjualan tunai dengan pengutipan piutang. Selain itu, manajemen dapat
pula menganalisis hasil penjualan tunai antara penjualan kamar, makanan dan minuman. Jurnal
penerimaan kas juga dapat difungsikan sebagai alat pengendalian operasional. Pengendalian
yang harus dilakukan oleh manajemen atas penerimaan kas melalui jurnal adalah bahwa semua
kas yang diterima harus disetor ke rekening bank hotel sesuai dengan ketentuan.
Contoh desain pola dan isi dari jurnal penerimaan kas adalah sebagai berikut:
12
tunai outlet, hasil penjualan di Front Office saat tamu check out, dan hasil pengumpulan piutang
dari agent perjalanan (biro perjalanan).
Contoh:
The Legend Hotel adalah sebuah hotel yang terletak di Denpasar. Hotel ini menjual
kamar jenis super deluxe dengan harga Rp1.000.000,- per malam. Setiap tamu yang menginap
sudah mendapatlan breakfast dengan harga Rp100.000,-. Harga tersebut belum termasuk
government tax dan service charge sebesar 21%. Jurnal atas transaksi tersebut adalah:
13
d. General Cashier, mempunyai tanggung jawab penuh atas semua penerimaan
penjualan kamar.
2. Penjualan Makanan dan Minuman
a. Cashier Outlet, bertanggung jawab atas penerimaan pada masing-masing outlet
(outlet restaurant).
b. Night Audit, bertanggung jawab atas kebenaran dan ketelitian pemasukan data
penjualan tunai makanan dan minuman dalam satu hari.
c. Income Audit, mempunyai tugas untuk mencocokkan semua hasil penjualan tunai
makanan dan minuman dalam mengoreksi kembali pekerjaan night auditor.
d. General Cashier, mempunyai tanggung jawab penuh atas semua penerimaan
penjualan makanan dan minuman dalam satu hari.
3. Pengumpulan Piutang dari Travel Agent
a. Account Receivable, bertanggung jawab atas penyiapan tagihan dan penagihan
pada tamu yang melakukan reservasi melalui agent.
b. Collector, bertanggung jawab atas penagihan piutang ke travel agent.
c. General Cashier, mempunyai tanggung jawab penuh atas semua penerimaan hasil
penagihan yang dilakukan oleh collector dalam satu hari.
4. Penerimaan Uang Muka
a. Reservation, menerima reservasi dari tamu yang datang langsung atau melalui
travel agent.
b. Front Office Cashier, bertugas menerima dan melaporkan setiap pembayaran
tamu.
c. Night Audit, bertanggung jawab atas kebenaran dan ketelitian pemasukan data
uang muka dalam satu hari.
d. Income Audit, mempunyai tugas untuk mencocokkan semua hasil penerimaan
uang muka dari tamu da mengoreksi kembali pekerjaan night auditor.
e. General Cashier, mempunyai tanggung jawab penuh atas semua penerimaan uang
muka dari tamu dalam satu hari.
5.2.3 Dokumen yang Digunakan Prosedur Penerimaan Kas Hotel
Setiap ada transaksi yang terjadi, tentunya harus didokumentasikan ke formulir transaksi.
Penggunaan dokumen ini adalah salah satu cara untuk membuat suatu bukti transaksi yang
kemudian bisa digunakan sebagai bukti audit (audit trail) dari pihak yang independen. Adapun
dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Penjualan Kamar
a. Guest Bill
b. Room Sales Recapitulation
c. Remittance of Fund
2. Penjualan Makanan dan Minuman
a. Restoran and Bar Bill
14
b. Restoran and Bar Summary of Sales
c. Remittance of Fund
3. Pengumpulan Piutang dari Agen
a. Guest Bill
b. Reservation Form
c. Agent Voucher
d. Invoice
e. Cash Receipt
4. Penerimaan Uang Muka
a. Cash Receipt
b. Reservation Form
5.2.4 Prosedur Penerimaan Kas Hasil Penjualan Kamar, Makanan dan Minuman, dan
Outlet Lainnya
1. Pada akhir hari, semua kasir outlet memasukkan hasil penjualan beserta bukti
pendukung dan laporannya ke dalam ROF, kemudian menitipkan ROF pada front
office, yang selanjutnya akan dicek oleh night audit.
2. Keesokan harinya, semua ROF diserahkan ke income audit yang akan melakukan
pengecekan ulang, kemudia menyerahkan hasil penjualan berupa tunai, seperti uang,
slip kartu kredit, bank note, traveler cheque pada general cashier.
3. General cashier akan mengecek kembali sesuai dengan laporan dari masing-masing
outlet, kemudia mencatata dalam buku kas, mengarsipkan laporan masing-masing
outlet sebagai bukti penerimaan kas, dan menyimpan atau menyetorkan uang ke bank.
15
5.2.5 Prosedur Penerimaan Kas Hasil Pengumpulan Piutang dari Agen
1. Accpunt receivable akan memantau umum piutang dari agen sesuai waktu jatuh
temponya, saat tiba waktunya untuk melakukan penagihan, account receivable akan
menyiapkan daftar penagihan piutang beserta bukti pendukungnya (invoice, guest
bill, agen voucher, dll), dan menyiapkan cash receipt.
2. Account receivable akan meminta persetujuan dari head departemen, kemudian
memberikan data tersebut pada collector untuk melakukan penagihan pada agen.
3. Hasil penagihan piutang akan diserahkan oleh collector pada general cashier, yang
akan mencatat pada penerimaan kas. Dan kemudian collector akan menginformasikan
pada account receivable, yang mencatat pada kartu piutang agen.
16
5.2.6 Prosedur Penerimaan Kas untuk Pembayaran Uang Muka
1. Suatu agen membayar uang muka untuk tamu-tamunya pada saat reservasi,
pembayaran uang muka tersebut akan diterima oleh front office cashier, dengan
membuatkan cash receipt dilampiri reservation form, kemudia melaporkannya pada
room sales recapitulation dan memasukkannya dalam ROF bersama-sama dengan
dokumentasi hasil penjualan kamar lainnya.
2. Agen tersebut akan menerima cash receipt asli, yang nantinya akan dipakai untuk
memperhitungkan kekurangan pembayarannya setelah tamu dari agen tersebut
menggunakan fasilitas hotel.
3. Pada esok harinya, general cashier akan menerima uang muka tersebut dan
mencatatnya sebagai penerimaan kas. Kemudia general cashier akan
menginformasikan pada account receivable akan adanya pembayaran uang muka
tersebut.
17
5.2.7 Laporan yang Dihasilkan Prosedur Penerimaan Kas
General Cashier Summary, yang merupakan laporan yang dibuat oleh general cashier
pada akhir periode yang berisi semua penerimaan kas.
DAFTAR PUSTAKA
18