Vous êtes sur la page 1sur 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak


dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus
senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis
( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk
penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga
menyebabkan gangguan ginjal.Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah
maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya
factor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi
(pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi ) dan juga perawatannya.
Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Jumlah
penderita hipertensi di seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan
26,4 persen populasi orang dewasa. Angka prevalensi hipertensi di Indonesia
berdasarkan riskesdas (riset kesehatan dasar) 2007 mencapai 30 persen dari
populasi. Dari jumlah itu, 60 persen penderita hipertensi berakhir pada stroke.
Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia
Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu di
galakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan Hipertensi.

Diharapkan dengan di buatnya Asuhan Keperawatan keluarga resiko tinggi


hipertensi ini dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena hipertensi
dalam masyarakat khususnya dalam keluarga.
BAB II

TINJAUAN TEORI

I PENGERTIAN

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.

Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih


besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih
besar 95 mmHg

II. ETIOLOGI /PENYEBAB

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar


yaitu :

1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui


penyebabnya,
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi yaitu :

o Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport


Na.

o Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan


darah meningkat.

o Stress Lingkungan.

o Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran


pembuluh darah.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –
perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Faktor- faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi adalah :

a. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

· Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )

· Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )

· Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )

c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

. Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )

· Kegemukan atau makan berlebihan

· Stress

· Merokok

· Minum alkohol

· Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :


a. Ginjal

· Glomerulonefritis

· Pielonefritis

· Nekrosis tubular akut

· Tumor

b. Vascular

· Aterosklerosis

· Hiperplasia

· Trombosis

· Aneurisma
· Emboli kolestrol

· Vaskulitis

c. Kelainan endokrin

· DM

· Hipertiroidisme

· Hipotiroidisme

d. Saraf

· Stroke

· Ensepalitis

· SGB

e. Obat – obatan

· Kontrasepsi oral

· Kortikosteroid

III. PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak


dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan
dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk
pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer

IV. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri
tidak terukur.

2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.

Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita


hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun

V. KLASIFIKASI
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari
“The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment
of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

1. Optimal <120 <80

2. Normal 120 – 129 80 – 84

3. High Normal 130 – 139 85 – 89

4. Hipertensi

Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99

Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109

Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119

Grade 4 (sangat berat) >210 >120

VI. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
a.Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1.Diet
2.Aktivitas.
b.PenatalaksanaanFarmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1.Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh


2. Pemeriksaan retina

3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan


jantung

4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri

5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa

6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan


fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.

7. Foto dada dan CT scan.

VIII. KOMPLIKASI

Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat


menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :

a. Stroke

b. Gagal jantung

c. Ginjal

d. Mata

Usaha-usaha pencegahan dan pengobatan yang dapat dilakukan yaitu sbb.:

* Mengurangi konsumsi garam dalam diet sehari-hari, maksimal 2 gram garam


dapur.

* Menghindari kegemukan (obesitas

* Membatasi konsumsi lemak. Ini dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak
terlalu tinggi karena kolesterol darah yang tinggi dapat menyebabkan endapan
kolesterol.

* Berolahraga teratur dapat menyerap dan menghilangkan endapan kolesterol


pada pembuluh nadi..

* Makan buah-buahan dan sayuran segar amat bermanfaat karena banyak


mengandung vitamin dan mineral kalium yang dapat membantu menurunkan
tekanan darah.

* Tidak merokok dan tidak minum alkohol karena diketahui rokok dan alkohol
dapat meningkatkan tekanan darah.
* Latihan relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stres atau ketegangan
jiwa.

* Merangkai hidup yang positif. Hal ini dimaksudkan agar seseorang mengurangi
tekanan atau beban stres dengan cara mengeluarkan isi hati dan memecahkan
masalah yang mengganjal dalam hati..

* Memberi kesempatan tubuh untuk istirahat dan bersantai dari pekerjaan sehari-
hari yang menjadi beban jika tidak terselesaikan.

* Membagi tugas yang kita tidak bisa selesaikan dengan sendiri dapat mengurangi
beban kita..

* Menghilangkan perasaan iri atau dengki juga mengurangi ketegangan jiwa


sehingga hati kita menjadi tentram.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi

1. PENGKAJIAN

A. Aktivitas/ Istirahat

Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

B. Sirkulasi

Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan


penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.

Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin
(vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.

C. Integritas Ego

Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan,


keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.

Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan


meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

D. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit
ginjal pada masa yang lalu).

F. Makanan/cairan

Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun)
Riowayat penggunaan diuretic

Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

G. Neurosensori

Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital


(terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam)
Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses
piker, penurunan keuatan genggaman tangan.

H. Nyeri/ ketidaknyaman

Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.

I. Pernafasan

Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea,


batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.

Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas


tambahan (krakties/mengi), sianosis.

J. Keamanan

Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

2. DIAGNOSA

Diagnosa keperawatan yang muncul adalah :

1.Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan


peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi
iskemia miokard
Intervensi keperawatan :
a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
e. Catat edema umum
f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Hasil yang diharapkan :
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD, mempertahankan TD dalam
rentang yang dapat diterima, memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
Intervensi keperawatan :
a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
c. Batasi aktivitas
d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi
nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi

Hasil yang diharapkan :


Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman

3. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan


dengan gangguan sirkulasi
Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu
Intervensi :
a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
b. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan
pemantau tekanan arteri jika tersedia
c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan
d. Amati adanya hipotensi mendadak
e. Ukur masukan dan pengeluaran
f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan
g. Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan

Hasil yang diharapkan :


Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan
dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala,
pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit dan perawatan diri
Tujuan ;Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi

Intervensi keperawatan :
a. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur
b. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress
c. Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan
efek samping atau efek toksik
d. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter
e. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter :
sakit kepala,pusing,pingsan,mualdanmuntah.
f. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil
g. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat
h. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai pesanan
i. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah
yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh serta
alcohol
j. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan

3.Intervensi

Diagnosa Keperawatan 1. :

Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan


afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.

Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi


iskemia miokard.

Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan


darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang
dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam
rentangnormal pasien.

Intervensi :

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Pantau TD. Ukur pada kedua Perbandinga dari tekanan memberikan


tangan/paha untuk evaluasi awal. gambaran yang lebih lengkap tentang
Gunakan ukuran manset yang tepat dan keterlibatan/bidang masalah vaskular.
teknik yang akurat. Hipertensi berat diklasifikasikan pada
orang dewasa sebagai peningkatan
tekanan diastolik sampai 130; hasil
pengukuran diastolik di atas 130
dipertimbangkan sebagai peningkatan
pertama,kemudian maligma. Hipertensi
sistolik juga merupakan faktor resiko
yang ditentukan untuk penyakit
serebrovaskular dan penyakit iskemi
jantung bila tekanas diastolik 90-115.
Catat keberadaan, kualitas denyutan Denyutan karotis, jugularis, radialis,dan
sentral dan perifer. femoralis mungkin teramati/terpalpasi.
Denyut pada tungkai mungkin menurun,
mencerminkan efek pada vasokontriksi
(peningkatan SVR) dan kongesti vena.

Auskultasi tonus jantung dan bunyi S4 umum terdengar pada pasien


napas. hipertensi berat karena adanya hipertropi
atrium (peningkatan volume/tekanan
atrium). Perkembangan S3 menunjukkan
hipertrofi vertikel dan kerusakan fungsi.
Adanya krakles, dapat mengindikasikan
kongesti paru sekunder terhadap
terjadinya atau gagal jantung kronik.

Amati warna kulit, kelembaban, suhu, Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan
dan masa pengisian kapiler. masa pengisian kapiler lambat mungkit
berkaitan dengan vasokonstriksi atau
mencerminkan dekompensasi/penurunan
curah jantung.

Catat edema umum/tertentu. Dapat mengindikasikan gagal jantung,


kerusakan ginjal atau vaskular.

Berikan lingkungan tenang, nyaman, Membantu untuk menurunkan rangsang


kurangi aktivitas/ keributan lingkungan. simpatis; meningkatkan relaksasi.
Batasi jumlah pengunjung dan lamanya
tinggal.

Pertahankan pembatasan aktivitas, Menurunkan stress dan ketegangan yang


seperti istirahat ditempat tidur/kursi; mempengaruhi tekana darah dan
jadwal periode istirahat tanpa gangguan; perjalanan penyakit hipertensi.
bantu pasian melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai kebutuhan.

Lakukan tindakan-tindakan yang Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat


nyaman seperti pijatan punggung dan menurunkan rangsang simpatis.
leher, meninggikan kepala tempat tidur.

Anjurkan teknik relaksasi, panduan Dapat menimbulkan rangsangan yang


imajinasi, aktivitas pengalihan. menimbulkan stres, membuat efek
tenang, sehingga akan menurunkan
tekanan darah.
Diagnosa Keperawatan 2. :

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan


antara suplai dan kebutuhan O2.

Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.

Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan /


diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.

Intervensi :

o Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter


:frekuensi nadi 20 per menit diatas frekuensi istirahat, catat peningkatanTD,
dispneu, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau
pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas
dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).

o Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan /


kelelahan, TD stabil, frekuensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan
perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan
tingkat aktivitas individual).

o Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen


miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang
ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja
jantung).

o Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,


menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan energi
menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen).

o Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal


meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).

Diagnosa Keperawatan 3

o Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan


tekanan vaskuler serebral.

Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.


Kriteria Hasil asien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak
nyaman.

Intervensi :

o Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan

o Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.

o Batasi aktivitas.

o Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.

o Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.

o Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi
nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.

Diagnosa keperawatan 4. :

Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan


dengan gangguan sirkulasi.

Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu. Kriteria Hasil asien mendemonstrasikan


perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang
dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium
dalam batas normal.

Intervensi :

o Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.

o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan
pemantau tekanan arteri jika tersedia.

o Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.

o Amati adanya hipotensi mendadak.

o Ukur masukan dan pengeluaran.

o Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.

o Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.

4. Implementasi/ Pelaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan tentang proses keperawatan pada pasien hipertensi


selanjutnya penulis akan menguraikan kesimpulan dan saran untuk menguraikan mutu
asuahan keperawatan pada klien dengan hipertensi.
1. Penyakit hipertensi adalah tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
distolik > 90 mmHg
2. Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak di jumpai pada orang
yang lanjut
Usia
3. Pada penerapan asuhan keperawatan pada kenyataannya hampir seluruhnya ada
pada
Tinjauan kasus
4. Pada tahap evaluasi dan diagnosa keperawatan tertentu memerlukan tindakan
keperawatan
Dalam proses penyembuhan.
4.2 Saran
1. Pendekatan yang baik pada pasien hendaknya dilakukan oleh semua tim kesehatan
terutama perawatan sehari-hari, hubungan yang dekat pasien agar pasien merasa
diperhatikan
2. Didalam proses keperawatan perlu adanya motivasi atau bimbingan dan perawat, agar
keperawatan berjalan efektif dengan menggunakan tujuan pelaksanaan dari tindakan yang
dibuat seperti hasil dari tujuan yang diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti
3 Catatan perawatan di dokumentasikan dengan menggunakan implementasi dan
tindakan tersebut
Perlu adanya peningkatan kerjasama yang baik antara perawat dan keluarga pasien, tim
medis dalam proses keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Http//askep, blogspot/2008/02/askep hipertensi
KATA PENGANTAR
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
‘’Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hipertensi” Penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis itu sendiri dan
umumnya bagi seluruh pihak yang mau membacanya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun teknis penulisan. Oleh karena itu kritik
dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun senantiasa penulis
harapkan demi langkah penyempurnaan makalah ini terima kasih.

Vous aimerez peut-être aussi