Vous êtes sur la page 1sur 8

PENGGUNAAN SISTEM TEKHNOLOGI INFORMASI

DALAM KELENGKAPAN DOKUMENTASI


KEPERAWATAN
DI RS PKU MUHAMMAAADIYAH TEMANGGUNG

Diajukan Sebagai Tugas


Mata Kuliah Sistem Informasi Keperawatan

Disusun oleh :

FARIDA ADI RAHAYU


NIM G2A218107

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018

1
PENGGUNAAN SISTEM TEKHNOLOGI INFORMASI DALAM
KELENGKAPAN DOKUMENTASI
KEPERAWATAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

Sistem informasi manajemen berbasis komputer banyak kegunaannya, namun


pemanfaatan sistem informasi manajemen di RS PKU Muhammadiyah Temanggung masih
banyak mengalami kendala. Penggunaan komputer terkait dengan asuhan keperawatan belum
banyak dilakukan oleh pelayanan kesehatan. Pendokumentasian keperawatan yang terkait
dengan sistem informasi keperawatan baru sebatas diagnosa keperawatan dan perencanaan
keperawatan, sedangkan untuk pengkajian, implementasi, dan evaluasi masih menggunakan
manual. Penggunaan SIM-RS belum di gunakan oleh semua pelayanan di RS. Tetapi masih
selalu di lakukan upaya untuk memaksimalkan system tersebut. Hal ini mencerminkan sangat
lambat proses adaptasi komputer dalam dokumentasi keperawatan, sehingga perlunya
penyegaran dalam penerapan sistem informasi keperawatan untuk kelengkapan dokumentasi
keperawatan.
Jasa pelayanan kesehatan sebagai bentuk industri pelayanan kesehatan akan
menimbulkan persaingan dalam memberikan jasa pelayanan perawatan di setiap pelayanan
kesehatan. Rumah sakitpun sebagai organisasi bergerak dibidang jasa pelayanan kesehatan
dituntut untuk menyiapkan diri menghadapi persaingan dari teknologi yang dimilikinya.
Sistem informasi berbasis internet dan teknologi sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan
organisasi karena dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, dan dapat
memfasilitasi pengambilan keputusan manajemen, sehingga dapat memperkuat posisi
kompetitif dalam pasar yang cepat sekali berubah termasuk pelayanan rumah sakit (O’Brien,
2005).
Pelayanan keperawatan di dalam lingkungan rumah sakit merupakan salah satu
pelayanan di bidang kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menentukan
keberhasilan pelayanan yang diberikan di rumah sakit. Dengan jumlah tenaganya yang paling
besar di lingkungan rumah sakit, keberadaan pelayanan keperawatan harus mampu dimanej
dengan baik untuk menghasilkan kualitas mutu pelayanan keperawatan yang diberikan.
Peningkatan kualitas sistem informasi keperawatan merupakan salah satu solusi untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Tidak dipungkiri bahwa selama ini perkembangan
sistem informasi keperawatan di negeri ini belum berjalan dengan baik.

2
Di RS PKU Muhammadiyah sudah menggunakan SIM (Sistem Informasi Manajemen), yang
terpusat di server RS tepatnya di ruang IT, yang terkoneksi ke semua ruangan yang ada di
rumah sakit,antara lain :
1. Among Tamu (Customer Service )
2. Pendaftaran (Rekam Medis)
3. Kasir
4. BRI
5. Poliklinik
6. Unit Gawat Darurat
7. Ruang Operasi
8. Ruang ICU
9. Ruang Bersalin
10. Ruang Roudhoh
11. Ruang Arroyan
12. Ruang Shafa
13. Ruang Multazam
14. Ruang Marwa
15. Gudang Rumah Tangga
16. Ruang Gizi
17. Ruang Haemodialisa
18. Gudang Farmasi
19. Ruang Laboratorium
20. Ruang Radiologi

Ruang keperawatan mendominasi dari penggunaan SIM RS,dimana perawat sebagai


ujung tombak dalam pelayanan dirumah sakit melakukan asuhan secara komprehensif selama
24 jam penuh, karena seorang perawat harus bisa memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas sesuai dengan standar asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,Analisa
data,menegakkan diagnose keperawatan,melakukan tindakan keperawatan sampai dengan
evaluasi.
Yang paling penting dilaksanakan oleh seorang perawat adalah melakukan
dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien. Namun SIM RS yang ada dan
terkoneksi ke berbagai ruang perawatan belum bisa digunakan untuk menunjang pelayanan

3
keperawatan yaitu dokumentasi asuhan keperawatan,baru bisa digunakan untuk pelayanan
billing administrasi pasien rawat inap dan rawat jalan.
Setiap hari selama 24 jam perawat melakukan entry billing di komputer yang ada,sejak
pasien masuk,selama perawatan,sampai pasien pindah ruang,rujuk external,pulang paksa
maupun meninggal dunia. Akan tetapi fungsi Sistem Informasi Manajemen RS (SIMRS) ini
lebih kepada :
1. Fungsi manajemen yang mengatur data keuangan, material dan teknis, sistem
kepegawaian, pembayaran (tagihan) ke pasien, dan perencanaan strategi.
2. Sedangkan dari sisi pasien baru berfungsi untuk mengelola data pasien masuk dan
pasien keluar serta mengelola data medis pasien

Sebenarnya untuk menerapkan sistem informasi keperawatan di lingkungan rumah sakit


tidaklah terlalu sulit untuk diterapkan, tinggal komitmen untuk menerapkannya saja yang
diperlukan. Dalam masa serba teknologi seperti saat ini, kiranya hampir semua perawat dapat
mengoperasikan komputer sebagai sebuah perangkat dalam penerapan sistem informasi
keperawatan. Ini merupakan sebuah modal yang sangat besar yang sangat mendukung
penerapan sistem informasi keperawatan. Tinggal masalahnya sekarang adalah bagaimana
komitmen kita bersama, mulai dari manajemen level atas sampai dengan manajemen level
paling bawah untuk memperjuangkan penerapan sistem informasi keperawatan di setiap unit
pelayanan keperawatan. Alasan kurangnya ketersediaan dana untuk mengembangkan sistem
informasi keperawatan merupakan sebuah alasan klasik yang tidak boleh ada lagi. Apalagi
melihat akan pentingnya sistem informasi keperawatan bagi peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan pada umumnya (Cornelia, 2007).
Pelaksanaan sistem informasi keperawatan di rumah sakit, yakni mengkombinasikan
ilmu komputer, ilmu informasi, dan ilmu keperawatan yang didesain untuk memudahkan
manajemen dan proses pengambilan data, informasi, dan pengetahuan untuk mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan (Davis, 2002). Sistem informasi keperawatan sedang
dikembangkan secara terus menerus dimasa depan ilmu keperawatan akan bersandar pada
kemampuan sistem informasi untuk memudahkan hasil diagnosa, manajemen, riset,
pendidikan, pertukaran informasi, dan kerja sama/kolaborasi.
Saba dan McCormick (2001), mengatakan bahwa integrasi ilmu keperawatan, ilmu
komputer dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, memproses, mengatur
data dan informasi untuk menyokong praktek keperawatan, administrasi, pendidikan,
penelitian, dan pengembangan ilmu keperawatan. Kebutuhan akan sistem informasi
4
manajemen mendukung perawat dalam membantu pengambilan keputusan. Kemajuan
teknologi di rumah sakit memungkinkan perawat menggunakan sistem informasi manajemen
untuk mendukung dalam pemberian asuhan keperawatan, sehingga tercapainya mutu asuhan
keperawatan yang lebih baik.
Banyak masyarakat mengeluh dengan pelayanan kesehatan yang diterimanya dari
perawat. Untuk itu kinerja perawat perlu ditingkatkan sehingga kualitas pelayanan asuhan
keperawatan bisa diberikan dengan baik. Salah satu ukuran berkualitas atau tidaknya suatu
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat adalah tingkat kepuasan bagi
masyarakat penerima jasa pelayanan itu sendiri (Maria, 2009).

Manfaat yang diperoleh bila rumah sakit menggunakan sistem informasi keperawatan,
yaitu: 1) manajemen lebih efisien, 2) penggunaan sumber biaya lebih efektif, 3) meningkatkan
program perencanaan, 4) meningkatkan pendayagunaan perawat (Cornelia, 2007). Menurut
American Association of Nurse Executive (1993) dalam Saba & McCormick (2001)
mengemukakan manfaat penting dalam penggunaan informasi teknologi, yaitu: 1)
meningkatkan pemanfaatan sumber daya staf perawat, 2) meningkatkan pelayanan dalam
memonitoring pasien, 3) meningkatkan dokumentasi, 4) meningkatkan komunikasi, 5)
meningkatkan perencanaan, 6) meningkatkan standar praktik keperawatan, 7) kemampuan
menetapkan masalah, 8) meningkatkan evaluasi keperawatan, dan 9) mendukung organisasi
yang dinamik.
Menurut Maria, (2009) mengemukakan bahwa pelayanan keperawatan terdiri dari 1)
diagnosa keperawatan, merupakan pengembangan diagnosa keperawatan dari NANDA, NIC,
dan NOC; 2) perencanaan keperawatan, merupakan perencanaan tindakan yang diberikan
kepada pasien; 3) implementasi keperawatan atau hasil perencanaan, merupakan tindakan yang
diberikan kepada pasien berdasarkan perencanaan keperawatan; dan 4) intensitas pelayanan
keperawatan, merupakan frekuensi dan durasi pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
perawat terhadap pasien.
Dokumentasi keperawatan adalah salah satu alat yang digunakan dalam komunikasi
keperawatan dalam memvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan
lainnya dan merupakan dokumen paten dalam pemberian asuhan keperawatan (Nursalam,
2002). Menurut Iyer dan Champ (1995) dokumentasi adalah bagian dari pertanggung jawaban
perawat secara utuh terhadap klien yang dirawat. Dokumentasi perawatan merupakan bagian
penting dari dokumentasi klinis. Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang

5
berkualitas. Harapan yang tinggi bahwa komputer mendukung di dalam dokumentasi
keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi.
Aturan dalam membuat dokumentasi yang efektif menurut Alimul (2002), yaitu: 1)
simplicity (kesederhanaan), pendokumentasi menggunakan kata-kata yang sederhana, mudah
dibaca, dimengerti dan perlu dihindari istilah-istilah yang dibuat-buat sehingga mudah dibaca;
2) conservatism (akurat), pendokumentasi berdasarkan informasi dari data pasien yang
dikumpulkan; 3) kesabaran, 4) precision (ketepatan), pendokumentasian yang tepat perlu
pemeriksaaan dengan menggunakan teknologi yang lebih tinggi; 5) irrefutability (jelas dan
objektif), dan 6) dampak/manfaat penerapan dokumentasi keperawatan.
Penggunaan sistem berbasis paper dibandingkan dengan sistem perekaman berbasis
komputer meskipun transisi dari manual ke dokumentasi elektronik telah berlangsung selama
15 tahun terakhir. Hal ini mencerminkan sangat lambat proses adaptasi komputer dalam
dokumentasi keperawatan. Penggunaan istilah keperawatan terstruktur mendorong standarisasi
dokumentasi keperawatan. Ini juga akan membuka jalan untuk memperluas ruang lingkup
penelitian dokumentasi dengan menilai kualitas dokumentasi untuk mengukur hasil pasien.
Data juga harus dikumpulkan dari pasien dan anggota keluarga ketika mengevaluasi
dokumentasi keperawatan.
Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing Language (SNL) berbasis TI
(Teknologi Informasi) yang ada dalam sistem. Pada pengkajian data, perawat tinggal memilih
data yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap, komputer akan secara automatis
menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan memunculkan masalah sesuai data yang
dipilih. Komputer akan membantu melakukan analisis data yang dimasukan oleh perawat saat
melakukan pengkajian kepada pasien. Dengan menggunakan sistem “pakar” maka perawat
sedikit terkurangi bebannya dalam melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa
keperawatan. Masalah yang munculpun menjadi semakin riil dan akurat, karena masalah yang
dimunculkan oleh komputer merupakan analisa baku.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Penggunaan sistem informasi keperawatan dalam kelengkapan dokumentasi


keperawatan di rumah sakit sangat berguna bagi pasien, perawat, dan tim kesehatan lainnya.
Sebagai salah satu tim kesehatan maka perawat harus membantu perkembangan kreativitas dan
sumbangan pikiran untuk menciptakan sistem yang akan membantu dan mendukung praktik
keperawatan terhadap pasien. Penggunaan SIM RS kaitannya dengan SIM Keperawatan di RS
6
PKU Muhammadiyah Temanggung saat ini belum sepenuhnya dilakukan,sehingga masih
berfungsi sebagai E-Learning dan Billing System yang terintegrasi antar unit.Sehingga manfaat
computer sebagai teknologi dan informasi Keperawatan optimal di manfaatkan.
Kami berusaha semaksimal mungkin dalam penggunaan sistem informasi berbasis
komputer/internet dalam kelengkapan dokumentasi keperawatan di semua pelayanan
kesehatan demi meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan di RS PKU
Muhammadiyah Temanggung..

7
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Hidayat, A.A. (2002). Dokumentasi proses keperawatan. Cetakan I. Jakarta: EGC.

Anita, R. G. (2008). Computerized Provider Order Entry (CPOE): How Is Nursing Work
Impacted? Diakses 16 Oktober 2010 dari
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=13&did=1598817911&SrchMode=1&sid=1&
Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName

Davis, G.B. (2002). Kerangka dasar system informasi manajemen bagian II: struktur dan
pengembangannya. Cetakan ke 10, terjemahan oleh Bob Widyahartono. Jakarta:
Gramedia

Hariyanti, R.T.S. (2010). Sistem informasi keperawatan berbasis komputer sebagai salah satu
solusi meningkatkan profesionalisme keperawatan. Diakses 31 Oktober 2010 dari
http://www.poltekestniau.ac.id/node/30

Kaija, S. & Ulla, M.K. (2008). Evaluating nursing documentation–researc designs and
methods: systematic review. Journal of Advanced Nursing. Diakses 16 Oktober 2010 dari
http://web.ebscohost.com/ehost/ pdfviewer/
pdfviewer?vid=1&hid=106&sid=9777d241-39aa-428da&fd7142abc0ac10%
40sessionmgr110

Laurie, et al. (2008). Nursing Resource Considerations for Implementing an Electronic


Documentation System. AORN Journal Vol 87 No 3. Diakses 16 Oktober 2010 dari
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=11&did=14428
66771&SrchMode=1&sid=1&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&Vna
me

Maria, M.S. (2009). Evaluation of the Implementation of Nursing Diagnoses, Interventions,


and Outcomes. International Journal of Nursing Terminologies and Classifications
Volume 20. Diakses 23 Oktober 2010 dari
http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=3&hid=106
&sid=f6272a2c-8102-4957-8a68-2988Cad9e0d8%40sessionmgr113

Nursalam. (2002). Manajemen keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

O’Brien, James, A. (2005). Pengantar sistem informasi manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Saba & McCormick. (2001). Essentials of computers for nurses: informatics for the new
millenium. Third edition. New York: McGraw-Hill Companies

Wardiana. (2002). Perkembangan teknologi informasi di Indonesia. Diakses 23 Oktober 2010


dari http://www.informatika.lipi.go.id/jurnal/htm

Vous aimerez peut-être aussi