Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH:
FRANKY IRAWAN PESOA
ANDI IRAWAN Kelas :
ANGRA KUSUMA DEWI NRE - UNDATA
AZIZAH RAPANGANTO
ISMAIL DG MAGANGKA
A. Latar Belakang
Pengertian sehat dapat digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial
seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga
menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya (perry,
potter. 2005: 5).
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat
dan bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau
penyakit. Oleh karena iu, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah
pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan
seoptimal mungkin.
Status kesehatan seseorang, menurut Blum (1981) ditentukan oleh empat faktor
yakni :
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia (organik/ anorganik, logam
berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi,
pendidikan, pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. Pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan,
rehabilitasi.
4. Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
Pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya
pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan pekerja bila
dikelola dengan baik. Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi
produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang
lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya.
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas, beban, dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja
yang optimal (Undang-undang kesehatan tahun 1992).
Adanya undang-undang kesehatan kerja di setiap negara mempunyai dampak yang
begitu besar untuk kondisi kesehatan di tempat kerja. Tujuan dari hukum ini adalah untuk
B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui tentang pengertian kesehatan kerja dan keselamatan kerja
2. Untuk Mengetahui tentang prinsip dasar kesehatan kerja
3. Untuk Mengetahui tentang Factor resiko di tempat kerja
4. Untuk Mengetahui tentang ruang lingkup kesehatan kerja
5. Untuk Mengetahui tentang tujuan keselamatan kerja
6. Untuk Mengetahui tentang dasar hokum kesehatan dan keselamatan kerja
7. Untuk Mengetahui tentang kecelakaan kerja
8. Untuk Mengetahui tentang penyakit akibat kerja
9. Untuk Mengetahui tentang ergonomi
10. Untuk Mengetahui tentang alat pelindung kerja (PEE)
11. Untuk Mengetahui tentang tujuan penerapan keperawatan kesehatan kerja
12. Untuk Mengetahui tentang fungsi dan tugas perawat dalam keselamatan dan kesehatan
kerja
13. Untuk Mengetahui tentang diagnosis spesifik penyakit akibat kerja
14. Untuk Mengetahui tentang penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit
pada penyakit akibat kerja
15. Untuk Mengetahui tentang promosi kesehatan dalam kesehatan dan keselamatan kerja
16. Untuk Mengetahui tentang asuhan keperawatan komunitas pada kesehatan kerja di
komunitas pekerja di ruangan sector A7 di perusahaan rokok PT. NOJORONO di
kabupaten kudus jawa tengah.
F. Dasar Hukum
Dasar hukum tentang kesehatan dan keselamatan kerja adalah Undang-undang RI
No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Pasal 86 (dermawan, deden. 2012: 190):
1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral kesusilaan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
2. Untuk melindungi keselamatan kerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
G. Kecelakaan Kerja
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata
Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan
adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan yang
terjadi pada waktu bekerja pada perusahaan. Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa
itu tidak terdapat unsur kesenjangan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan (dermawan,
deden. 2012: 189).
Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 adalah suatu sistem program yang
dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya
sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja. Namun, patut disayangkan tidak semua perusahaan
memahami arti pentingnya K3 dan bagaimana implementasinya dalam lingkungan
perusahaan.
1. Penyebab kecelakaan kerja
Secara umum, dua penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah penyebab dasar
(basic causes) dan penyebab langsung (immediate causes)
a. Penyebab dasar
1) Faktor manusia atau pribadi, antara lain karena kurangnya kemampuan fisik,
mental, dan psikologis, kurang atau lemahnya pengetahuan dan keterampilan
(keahlian), stress, dan motivasi yang tidak cukup atau salah.
2) Faktor kerja atau lingkungan, antara lain karena ketidakcukupan kemampuan
kepemimpinan dan/ atau pengawasan, rekayasa (engineering), pembelian atau
pengadaan barang, perawatan (maintenance), alat-alat, perlengkapan, dan barang-
barang atau bahan-bahan, standart-standart kerja, serta berbagai penyalahgunaan
yang terjadi di lingkungan kerja.
I. Ergonomi
1. Pengertian Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha menyerasikan
pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya
produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia
seoptimal mungkin. Di beberapa negara Ergonomi diistilahkan Arbeitswissenschaft
N. Penerapan Konsep Lima Tingkatan Pencegahan Penyakit/ Five Level And Prevention
Diseases (Leavel And Clark) Pada Penyakit Akibat Kerja (Effendi, Ferry. 2009: 238)
1. Peningkatan kesehatan (health promotion)
Misalnya; pendidikan kesehatan, meningkatkan gizi yang baik, pengembangan
kepribadian, perusahaan yang sehat dan memadai, rekreasi, lingkungan kerja yang
memadai, penyuluhan perkawinan dan pendidikan seksual, konsultasi tentang keturunan
dan pemeriksaan kesehatan periodik.
2. Perlindungan khusus (spesific protection)
Misalnya; imunisasi, hygine perorangan, sanitasi lingkungan, serta proteksi terhadap
bahaya dan kecelakaaan kerja.
3. Deteksi dini dan pengobatan tepat (early diagnosis and prompt treatment)
Misalnya; diagnosa dini setiap keluhan dan pengobatan segera serta pembatasan titik-
titik lemah untuk mencegah terjadinya komplikasi.
4. Membatasi kecacatan (disability limitation)
Misalnya; memeriksa dan mengobati tenaga kerja komprehensif, mengobati tenaga
kerja secara sempurna, dan pendidikan kesehatan.
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
Misalnya; rehabilitasi dan mempekerjakan kembali para pekerja yang menderita cacat.
Sedapat mungkin perusahaan mencoba menempatkan karyawan-karyawan cacat di
jabatan yang sesuai, menyediakan tempat kerja yang dilindungi, dan terapi kerja di
rumah sakit.
A. Deskripsi Kasus
Sekelompok mahasiswa keperawatan stikes hang tuah surabaya melakukan
kegiatan praktik keperawatan komunitas untuk kesehatan kerja di komunitas pekerja di
perusahaan rokok PT. NOJORONO di kabupaten kudus jawa tengah selama 1 Bulan mulai
dari tanggal 10 November 2012 sampai 10 Desember 2012. Kami melakukan kegiatan
pengkajian selama 8 hari (mulai tanggal 11-19 november) kepada para pekerja di ruangan
sektor A7 yang berjumlah 100 orang, berdasarkan data dari HRD perusahaan ini di dapat
data umum sebagai berikut:
No. Karakteristik Frekuensi/ jumlah
Jenis kelamin
a. Laki-laki
1. 40 orang
b. Perempuan
60 orang
Jenis pekerjaan
a. Pengelintingan
55 orang
2. b. Pengepakan
35 orang
c. Pengawas
10 orang
Usia
a. 25-35 tahun 35 orang
3. b. 36-46 tahun 40 orang
c. 47-57 tahun 20 orang
d. 58-60 tahun 5 orang
Tingkat pendidikan
a. Tamat SD
b. Tamat SMP 30 orang
4.
c. Tamat SMA 45 orang
25 orang
Lama bekerja
a. 5-10 tahun 15 orang
b. 11-15 tahun 35 orang
5.
c. 16-20 tahun 30 orang
d. 21-25 tahun 15 orang
e. > 25 tahun 5 orang
B. Proses Keperawatan
Data Inti
1. Pengkajian
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Perusahaan rokok PT. NOJORONO berada di wilayah kabupaten kudus jawa
tengah dengan luas bangunan pabrik keseluruhan sebesar 1 Ha. Pabrik ini berada di
tepi jalan raya yang merupakan akses utama di kota kudus. Terdiri dari beberapa
ruangan sektor yang didalamnya terdapat berbagai macam pekerjaan industri yang
berhubungan dengan tembakau dan rokok diantaranya adalah bagian penyortiran
tembakau, penyimpanan tembakau, produksi tembakau, pelintingan rokok,
pengepakan rokok, ruang laboratorium uji tembakau, dll. Ruangan sektor A7
merupakan salah satu ruangan di perusahan rokok PT. NOJORONO yang terbagi
menjadi beberapa bagian tugas didalamnya yaitu bagian pelintingan, pengepakan
rokok dan pengawasan. Jumlah pekerja di ruangan sektor A7 sebanyak 100 orang
(perincian berdasarkan karakteristik umum ada di tabel yang tersedia di awal)
sebagaian besar bekerja adalah orang jawa 85 orang (85%) dan berasal dari madura
sebanyak 15 orang (15%).
b. Status kesehatan komunitas
Dari pengkajian (anamnesa) dan kuisioner yang dilakukan mahasiswa langsung
kepada para pekerja diruangan sektor A7 didapatkan hasil:
1) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
68 orang pekerja (68%) menegeluhkan sering batuk-batuk
15 orang (15%) pekerja mengeluhkan sering pusing
Sisanya 17 orang (17%) tidak ada keluhan
2) Tanda-tanda vital*
TD:
< 110/70 mmHg : 5 orang (5%)
110/70mmHg-130/90mmHg : 75 orang (75%)
>130/90 mmHg : 20 orang (20%)
Nadi:
Jenis
No. Karakteristik Ferekuensi Presentase(%)
pekerjaan
1. Tidak menggunakan a. Pelintingan 55 orang 100%
masker saat bekerja b. Pengepakan 35 orang 100%
c. Pengawasan 10 orang 100%
2. Tidak menggunakan a. Pelintingan
55 orang 100%
sarung tangan saat b. Pengepakan
35 orang 100%
bekerja c. Pengawasan
10 orang 100%
Ekonomi
Rata-rata penghasilan pekerja di ruangan sektor 7 untuk bagian pelintingan dan
pengepakan sekitar 1-1,5 juta rupiah sedangkan untuk bagian pengawas sekitar 1,5-2 juta
rupiah.
Sistem Komunikasi
Sarana komunikasi yang digunakan oleh pekerja di ruangan sektor A7 sebagaian
besar menggunakan alat komunikasi telfon genggam (HP) sebagai alat komunikasi antara
pekerj, keluarga dan masyarakatnya. Sednagkan sistem komunikasi dalam perusahaan
menggunakan telfon yang ada disetiap ruangan sektor dan apabila ada informasi atau
pengumuman dari perusahaan akan disiarkan melalui pengeras suara yang ada di setiap
ruangan di perusahaan ini. Bahasa yang digunakan untuk komunikasi antar pekerja sehari-
hari di ruangan sektor A7 mayoritas dengan menggunakan bahasa jawa dan sebagaian
kecil menggunakan bahasa madura.
Pendidikan
Data yang didapat dari HRD perusahaan rokok PT. NODJORONO didapatkan data
tingkat pendidikan pekerja di ruangan sektor A7 adalah sebagai berikut:
Tingkat pendidikan
a. Tamat SD 30 orang
b. Tamat SMP 45 orang
c. Tamat SMA 25 orang
Rekreasi
Berdasarkan data yang didapat dari perusahaan, Hari libur untuk pegawai dan
pekerja diperusahaan ini adalah tiap hari minggu, di setiap hari jum’at pagi biasanya
Pengolahan Data
Laki-laki
Perempuan 40%
60%
Gambar; Komposisi pekerja berdasarkan jenis kelamin di ruangan sektor A7 di perusahaan rokok PT.
NOJORONO kudus jawa tengah pada tanggal 11-19 november 2012
Gambar; proporsi pekerja berdasarkan jenis pekerjaan di ruangan sektor A7 di perusahaan rokok PT.
NOJORONO kudus jawa tengah pada tanggal 11-19 november 2012
20%
0%
25-35 th 36-46 th 47-57 th 58-60 th
Gambar; komposisi pekerja berdasarkan usia di ruangan sektor A7 di perusahaan rokok PT. NOJORONO
kudus jawa tengah pada tanggal 11-19 november 2012
Tamat
SMP; 45%
Gambar; komposisi pekerja berdasarkan tingkat pendidikan di ruangan sektor A7 di perusahaan rokok PT.
NOJORONO kudus jawa tengah pada tanggal 11-19 november 2012
Berdasarkan komposisi pekerja berdasarkan tingkat pendidikan, terlihat bahwa
bahwa pekerja di ruangan sektor A7 di perusahaan rokok PT. NOJORONO yang terbanyak
adalah tamat SMP sebanyak 45 orang (45%).
Lama Bekerja
40%
20%
0%
5-10 th 11-15 16-20 21-25 > 25 th
th th th
Gambar; komposisi pekerja berdasarkan lama bekerja di ruangan sektor A7 di perusahaan rokok PT.
NOJORONO kudus jawa tengah pada tanggal 11-19 november 2012
: Lapangan olahraga
: Penyulingan limbah
: Kantin
: Klinik Kesehatan
: Musholla
: Aula perusahaan
: Sungai
: Jalan raya
: Ventilasi udara
: Tempat pengepakan
: Tempat Pengelintingan
: Pintu masuk
: Toilet
1. Resiko 5 5 5 5 4 3 4 3 34 Keterangan
terjadinya kriteria:
peningkatan 1.Sesuai dg
penyakit akibat peran perawat
partikel komunitas
tembakau 2.Resiko
(PPOK,ISPA) terjadi/jumlah
pada pekerja yang beresiko
perusahaan 3.Resiko parah
rokok di 4.Potensi utk
ruangan sektor pend.kesehatan
A7 PT. 5.Interest utk
NOJORONO komunitas
kudus jawa 6.Kemungkinan
tengah diatasi
berhubungan 7.Relevan dg
dengan Kurang program
pengetahuan 8.Tersedianya
dan kesadaran sumber daya
pekerja tentang
pentingnya K3 Keterangan
bagi kesehatan Pembobotan:
dan 1. Sangat rendah
keselamatan 2. Rendah
pekerja 3. Cukup
2. Perilaku 5 4 4 5 4 4 4 3 33 4. Tinggi
kesehatan 5. Sangat tinggi
cenderung
beresiko pada
pekerja
perusahaan
rokok di
ruangan sektor
A7 PT.
NOJORONO
kudus jawa
tengah
berhubungan
dengan
3. Resiko cidera 4 5 3 4 4 4 3 4 31
kerja pada
pekerja
perusahaan
rokok di
ruangan sektor
A7 PT.
NOJORONO
kudus jawa
tengah
berhubungan
dengan Posisi
tubuh saat
bekerja yang
salah pada
pekerja