Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MEGAWATI
H031171016
Asisten Praktikan,
PENDAHULUAN
Cita rasa cuka, bisa semur, bau tengik mentega, pereda rasa nyeri yang
timbul dari aspirin atau ibuprofen,semua ini karena senyawayang termasuk dalam
keluarga asam organik yang paling penting, yaitu asam karboksilat. Kelenturan
tekstil poliester dan nilon, yaitu sifat unggul dari velkro, kelembutan sutera,
kekuatan dinding sel bakteri dan membran sel kita semua ini karena sifat sifat dari
turunan asam karboksilat. Gugus fungsi yang selalu terdapat pada semua asam
dan gugus hidroksil sekaligus. Kita mungkin menduga bahwa asam karboksilat
Seperti halnya alkohol, asam menjalani pengikatan hidrogen antar molekul. Nama
hidroksil. Rumus umum untuk asam karboksilat dapat dituliskan dalam bentuk
asam formiat (HCOOH) dan asam asetat (CH3COOH). Asam formiat terdapat
pada semut merah (asal dari nama), lebah, jelatang, dan juga sedikit dalam urin
dan peluh. Asam asetat (CH3COOH) sejauh ini merupakan asam karboksilat yang
disebut asam asetat glasial karena senyawa ini menjadi padat seperti es bila
didinginkan. Asam ini dapat bercampur dengan air dan banyak pelarut organik.
dengan alkohol.
1. Untuk menentukan reaksi garam dari asam karboksilat dengan air dan CaCl2.
Sifat garam dari asam karboksilat (natrium format dan natrium asetat)
dideteksi dengan CaCl2, dan juga sifat asam karboksilat (HCOOH dan
melalui pemanasan. Turunan dari asam karboksilat dapat dibuat melalui reaksi
esterifikasi dengan mereaksikannya dengan alkohol dan ditandai dengan bau khas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
basa konjugasi (ion karboksilat) ke atas dua oksigen dan karbon karbonil. Ingat
bahwa efek induksi dapat memperkuat keasaman karena polarisasi lebih lanjut
terhadap ikatan O-H serta stabilisasi basa konjugasi. Bila sebuah gugus berada
cukup dekat dengan atau dihubungkan oleh suatu awan elektron, suatu paruh
Secara ideal, struktur gugus karbonil sesuai untuk membentuk dua ikatan
inI (kira-kira 10 kkal/mol untuk dua ikatan hidrogen), asam karboksilat dijumpai
dalam bentuk dimer, bahkan dalam fase uap. Suatu asam karboksilat
dapat diekstrak dari alam suatu campuran senyawa organik yang tidak larut dalam
air, dengan larutan natrium bikarbonat. Asam itu membentuk garam natrium
dan menjadi larut dalam air, sementara senyawaan organik lain tidak larut.
Asam karboksilat bebas akan diperoleh dari larutan air dengan pengasaman
mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik untuk asam karboksilat. Asam-
karboksil bersifat polar, maka reaksinya tidak terlalu dipengaruhi oleh sisa
senyawa yang paling dahulu dikaji oleh kimiawan organik. Jadi, tidaklah
nama tersebut biasanya berasal dari kata Latin atau Yunani yang menyatakan
antara molekul-molekul asam karboksilat. Titik leleh dan titik didih relatif lebih
dalam pelarut organik. Suatu sifat yang perlu dicatat dari asam karboksilat
berbobot molekul rendah ialah baunya. Asam format dan asetat berbau
menyengat. Asam propionat berbau tajam seperti bau lemak tengik. Bau mentega
tengik sebagian ditimbulkan oleh asam butirat. Asam kaproat berbau kambing
(dari kata latin valere, ”menjadi kuat”) bukanlah asam kuat, namun berbau kuat
antara mentega tengik dan keringat kambing. Sejumlah besar jalur sintetik untuk
mendapatkan asam karboksilat dapat dikelompokkan dalam tiga tipe reaksi, yaitu
hidrolisis derivate asam karboksilat terjadi dari serangan air OH- pada karbon
karbonil (atau karbon –CN pada suatu nitril) dari derivat itu. Hidrolisis suatu
ester yang menghasilkan asam karboksilat adalah dari reaksi ini (Fessenden dan
Fessenden, 1994).
Beberapa anggota awal dari deret asam karboksilat berwujud cairan tak
berwarna dengan bau tajam atau tidak enak. Asam karboksilat tergolong polar.
dengan molekul lain. Jadi, asam karboksilat memiliki titik didih tinggi untuk
bobot molekulnya, bahkan lebih tinggi dibangkan alkohol. Misalnya, asam asetat
halogen, nitrogen atau sulfur (Mcmurry, 1994). Ester dan amida banyak trdapar di
alam. Akan tetapi, anihidrida tidak lazim terdapat di alam dan asli halida
2.2.1 Ester
Ester diturunkan dari asam dengan mengganti gugus –OH oleh gugus –OR.
Ester dinamai dengan cara yang sama dengan garam asam karboksilatnya. Bagian
R dari gugus –OR ditulis dahulu, diikuti dengan nama asam dengan akhiran –at
tidak berubah. Kebanyakan ester merupakan zat yang berbau enak dan
menyebabkan cita rasa dan harum dari buah-buahan dan bunga. Di antaranyayang
lazim ialah pentil asetat (pisang), oktil asetat (jeruk), etil butanoat (nanas) dan
pentil butanoat (aprikot). Bila asam karbosilat dan alkohol dipanaskan dengan
kehadiran katalis asam ( biasanya HCl atau H2SO4), keseimbangan tercapai dengan
ester dan air proses ini disebut esterifikasi fischer (Hart dkk, 2003).
reaksi esterifikasi yaitu katalis, waktu reaksi dan rasio mol yang digunakan. Reaksi
dan memerlukan waktu beberapa hari untuk memperoleh produk. Katalis yang
dapat digunakan berupa asam, basa dan enzim (Nurita dkk, 2014).
2.2.2 Amida
reaktif. Amida banyak terdapat di alam. Amida yang paling penting ialah
protein. Amida primer memiliki rumus umum RCONH2. Amida primer ini
dapat dibuat lewat reaksi amonia dengan ester, dengan asil halida atau dengan
anhidrida asam. Amida juga dapat dibuat dengan memanaskan garam amonium
Asil halida ialah yang paling reaktif di antara turunan asam karboksilat.
Asil halida yang lebih lazim dan lebih murah dibandingkan bromida dan
iodidanya. Asil klorida dapat dibuat dari asam lewat reaksi dengan tionil klorida
akhiran –at dengan –il atau –karboksilat dengan –karbonil (Mcmurry, 1994).
Anhidrida asam diturunkandari asam dengan mengambil air dari dua gugus
penting secara komersial ialah anhidrida asetat (R=CH2) (Hart dkk, 2003).
Penamaan anhidrida asam sangatlah mudah yaitu dengan mengganti kata asam
dengan anhidrida (Mcmurry, 1994). Anhidrida dibuat lewat dehidrasi asam. Asam
dikarboksilat dengan dua gugus karboksil yang jaraknya memadai, melepaskan air
jika dipanaskan, membentuk anhidrida siklik dengan cincin beraggota lima dan
METODE PERCOBAAN
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
tabung, pipet tetes, gelas piala 50 mL, kaki tiga, kasa, penjepit tabung, dan lampu
spiritus.
Disiapkan dua buah tabung reaksi. Di tabung pertama diisi dengan natrium
asam asetat glasial dan 1 mL H2SO4 pekat. Dipanaskan di atas penangas air
kurang lebih 5 menit. Didinginkan, kemudian dituang ke dalam gelas piala berisi
air dingin kurang lebih 50 mL. Diaduk dan dicium baunya. Diulangi langkah-
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Reaksi Garam Karboksilat dengan Air dan CaCl2
Bening dan
Tidak ada Tidak
CH3COONa putih tidak ada
endapan bereaksi
endapan
Tabel 4.2 Hasil Percobaan Reaksi Asam Karboksilat setelah penambahan NaOH
Menjadi
HCOOH Terbentuk Menjadi
bening agak Bereaksi
(X) endapan putih warna putih
keruh
4.2 Pembahasan
ini adalah agar garam formiat ini terurai menjadi HCOO- + Na+ dan CH3COO- +
terdapat garam atau adanya endapan. Jika dalam supernatan tersebut benar
terdapat garam, maka jika direaksikan dengan CaCl2 akan terbentuk Ca(OH)2 atau
garam. Pada percobaan ini terjadi kesalahan untuk CH3COONa, karena saat
endapan pada akhir reaksi. Hal ini menunjukkan keberadaan Ca(OH)2 sebagai
karboksilat oleh basa yang menghasilkan garam dan air. Setelah itu asam
terbentuk garam maka dipanaskan agar garam tersebut terurai kembali menjadi
HCOO- dan H+. Sehingga pada tabung terlihat dua fasa. Setelah itu ditambahkan
lagi dengan air yang bertujuan agar air membentuk kembali asam karboksilat
tujuan mengetahui dalam filtrat tersebut terdapat garam, sehingga jika direaksikan
dengan CaCl2 akan terbentuk Ca(OH)2. Pada prosedur kedua ini hasil yang
diperoleh di laboratorium telah sesuai dengan teori karena keduanya bereaksi dan
Percobaan ketiga, pada prosedur ketiga yang digunakan adalah etanol dan
amil alkohol untuk reaksi esterifikasi. Etanol atau amil alkohol ditambahkan
dengan asam yaitu CH3COOH glasial dan H2SO4 pekat, tujuan penambahan ini
yaitu untuk memperoleh ester. Ester dapat diperoleh di laboratorium dengan cara
dicampurkan dengan air dingin berisi 50 mL maka bau ester akan tercium. Jika
etanol direaksikan dengan asam karboksilat akan menghasilkan ester yang wangi
(bau balon), sedangkan jika amil alkohol direaksikan dengan asam karboksilat
juga menghasilkan ester yang bau menyengat dan lebih tajam. Menurut teori
semakin panjang rantai karbon maka bau ester akan semakin lembut.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Garam karboksilat dapat bereaksi dengan air dan CaCl2 yang ditandai dengan
karboksilat.
alkohol. Asam formiat dengan etanol menghasilkan etil asetat (bau balon),
asam asetat dengan amil alkohol menghasilkan amil asetat (bau permen karet
rasa pisang).
5.2 Saran
Saran untuk laboratorium yaitu alat dan bahan yang akan digunakan pada
praktikan tidak kemana-mana saat praktikum berlangsung dan untuk bahan bahan
yang tidak ada agar sekiranya secepatnya di lengkapi agar tidak terjadi kesalahan
Saran untuk percobaan yaitu agar larutan yang digunakan dalam percobaan
lebih bervariasi lagi agar perbedaan diantara beberapa larutan semakin terlihat.
DAFTAR PUSTAKA
C + H2O C + OH
H O H OH
O O
C + CaCl2 C + Ca(OH)2
H OH H OCl
O
O
b.
C
C + Na
H3 C ONa
H3C O
O O
C + H2 O C + OH
H3 C O H 3C OH
O O
C + CaCl2 C + Ca(OH)2
H3C OH H 3C OCl
O O
2. a. C + NaOH C + H2O
H OH H ONa
O
O
C
C + Na
H ONa
H O
O O
C + H2O C + OH
H O H OH
O O
C + CaCl2 C + Ca(OH)2
H OH H OCl
O O
b. C + NaOH C + H2O
H3C OH H 3C ONa
O
O
C
C + Na
H3C ONa
H3C O
O O
C + H2O C + OH
H3C O H3C OH
O O
C + CaCl2 C + Ca(OH)2
H3C OH H3C OCl
3. Reaksi Esterifikasi
H2 O O
H2
3. a. H3C C OH + C C + H2O
H3C OH H3C OC2H5
O O
b. CH3(CH2)4OH + C C + H2O
H3C OH H3C CH3(CH2)4
HCOONa
Hasil
HCOOH
Hasil
NB: diulangi prosedur di atas dengan mengganti HCOOH dengan CH3COOH.
C2H5OH
± 50 mL.
Hasil
NB: diulangi prosedur di atas dengan mengganti C2H5OH dengan amil alkohol.