Vous êtes sur la page 1sur 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK DASAR

ASAM KARBOKSILAT DAN TURUNANNYA

MEGAWATI
H031171016

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DASAR


UNIT PELAKSANA TEKNIS MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 16 Maret 2015

Asisten Praktikan,

RANI ASTRIANI MEGAWATI


H311 11 029 H311 14 516
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cita rasa cuka, bisa semur, bau tengik mentega, pereda rasa nyeri yang

timbul dari aspirin atau ibuprofen,semua ini karena senyawayang termasuk dalam

keluarga asam organik yang paling penting, yaitu asam karboksilat. Kelenturan

tekstil poliester dan nilon, yaitu sifat unggul dari velkro, kelembutan sutera,

kekuatan dinding sel bakteri dan membran sel kita semua ini karena sifat sifat dari

turunan asam karboksilat. Gugus fungsi yang selalu terdapat pada semua asam

karboksilat ialah gugus karboksilat. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil

dan gugus hidroksil sekaligus. Kita mungkin menduga bahwa asam karboksilat

bersifat seperti golongan senyawa organik yang mengandung gugus tersebut.

Seperti halnya alkohol, asam menjalani pengikatan hidrogen antar molekul. Nama

ini merupakan kependekkan dari bagian-bagiannya yaitu gugus karbonil dan

hidroksil. Rumus umum untuk asam karboksilat dapat dituliskan dalam bentuk

panjang atau singkat (Hart dkk, 2003).

Asam organik yang biasa dikenal dengan asam karboksilat, contohnya

asam formiat (HCOOH) dan asam asetat (CH3COOH). Asam formiat terdapat

pada semut merah (asal dari nama), lebah, jelatang, dan juga sedikit dalam urin

dan peluh. Asam asetat (CH3COOH) sejauh ini merupakan asam karboksilat yang

paling penting diperdagangan, industri, dan laboratorium. Bentuk murninya

disebut asam asetat glasial karena senyawa ini menjadi padat seperti es bila

didinginkan. Asam ini dapat bercampur dengan air dan banyak pelarut organik.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan percoban ini


1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Adapun maksud percobaan ialah mengetahui beberapa sifat asam

karboksilat dan turunannya serta mengetahui reaksi esterifikasi asam karboksilat

dengan alkohol.

1.2.2 Tujuan percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menentukan reaksi garam dari asam karboksilat dengan air dan CaCl2.

2. Untuk menentukan reaksi asam karboksilat dengan basa.

3. Untuk menentukan reaksi esterifikasi dari asam karboksilat.

1.3 Prinsip Percobaan

Sifat garam dari asam karboksilat (natrium format dan natrium asetat)

dapat diketahui dengan mereaksikannya terlebih dahulu dengan air kemudian

dideteksi dengan CaCl2, dan juga sifat asam karboksilat (HCOOH dan

CH3COOH) dapat diketahui dengan mereaksikannya dengan basa (NaOH)

melalui pemanasan. Turunan dari asam karboksilat dapat dibuat melalui reaksi

esterifikasi dengan mereaksikannya dengan alkohol dan ditandai dengan bau khas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa karboksilat bersifat asam akibat terdelokalisasinya elektron dari

basa konjugasi (ion karboksilat) ke atas dua oksigen dan karbon karbonil. Ingat

bahwa efek induksi dapat memperkuat keasaman karena polarisasi lebih lanjut

terhadap ikatan O-H serta stabilisasi basa konjugasi. Bila sebuah gugus berada

cukup dekat dengan atau dihubungkan oleh suatu awan elektron, suatu paruh

elektronegatif akan memperkuat keasaman asam karboksilat dengan cara

membantu menstabilkan basa konjungasinya (Fessenden dan Fessenden, 1994).

Dalam fermentasi asam karboksilat, produk inhibitor adalah tantangan utama

dalam fermentasi asam. Selama fermentasi, secara serentakdengan produk

inhibitor, pH pertengahan menurun karena produksi oleh asam (Wasewar, 2012).

Secara ideal, struktur gugus karbonil sesuai untuk membentuk dua ikatan

hidrogen antara sepasang molekul. Karena kuatnya ikatan hidrogen

inI (kira-kira 10 kkal/mol untuk dua ikatan hidrogen), asam karboksilat dijumpai

dalam bentuk dimer, bahkan dalam fase uap. Suatu asam karboksilat

dapat diekstrak dari alam suatu campuran senyawa organik yang tidak larut dalam

air, dengan larutan natrium bikarbonat. Asam itu membentuk garam natrium

dan menjadi larut dalam air, sementara senyawaan organik lain tidak larut.

Asam karboksilat bebas akan diperoleh dari larutan air dengan pengasaman

(Fessenden dan Fessenden, 1994).

2.1 Asam Karboksilat

Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung

gugus karboksil, -CO2H. Gugus karboksil mengandung sebuah gugus


karbonil dan sebuah gugus karboksil, antar-aksi dari kedua gugus ini

mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik untuk asam karboksilat. Asam-

asam karboksilat penting secara biologis maupun komersial, karena gugus

karboksil bersifat polar, maka reaksinya tidak terlalu dipengaruhi oleh sisa

molekul (Fessenden dan Fessenden, 1994).

Karena kelimpahannya dialam, asam karboksilat merupakan golongan

senyawa yang paling dahulu dikaji oleh kimiawan organik. Jadi, tidaklah

mengherankan bahwa banyak diantaranya telah memiliki nama umum. Nama-

nama tersebut biasanya berasal dari kata Latin atau Yunani yang menyatakan

sumber asal asamnya (Hart, 2003).

Rumus struktur Nama Biasa Nama IUPAC


HCO2H asam format Metanoat

CH3CO2H asam asetat etanoat

CH3CH2CO2H asam propionat propanoat

CH3(CH2)2CO2H asam butirat butanoat

CH3(CH2)16CO2H asam stearat oktadekanoat

CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7CO2H asam oleat 9-oktadekanoat

C6H5CO2H benzoat Benzoat

Tabel 2.1 Beberapa asam karboksilat

Sifat fisik asam karboksilat mencerminkan ikatan hidrogen yang kuat

antara molekul-molekul asam karboksilat. Titik leleh dan titik didih relatif lebih

tinggi. Spektra inframerah asam-asam karboksilat juga menunjukkan efek ikatan

hidrogen. Asam-asam yang berbobot-molekul rendah larut dalam air maupun

dalam pelarut organik. Suatu sifat yang perlu dicatat dari asam karboksilat

berbobot molekul rendah ialah baunya. Asam format dan asetat berbau
menyengat. Asam propionat berbau tajam seperti bau lemak tengik. Bau mentega

tengik sebagian ditimbulkan oleh asam butirat. Asam kaproat berbau kambing

(karena keringat kambing memang mengandung asam kaproat). Asam valerat

(dari kata latin valere, ”menjadi kuat”) bukanlah asam kuat, namun berbau kuat

antara mentega tengik dan keringat kambing. Sejumlah besar jalur sintetik untuk

mendapatkan asam karboksilat dapat dikelompokkan dalam tiga tipe reaksi, yaitu

hidrolisis derivate asam karboksilat, reaksi oksidasi dan reaksi Grignard,

hidrolisis derivate asam karboksilat terjadi dari serangan air OH- pada karbon

karbonil (atau karbon –CN pada suatu nitril) dari derivat itu. Hidrolisis suatu

ester yang menghasilkan asam karboksilat adalah dari reaksi ini (Fessenden dan

Fessenden, 1994).

Reaksi asam karboksilat dengan alkohol dan sedikit asam

sebagai katalisator (biasanya menggunakan H2SO4) menghasilkan

suatu ester, RCO2R’. Reaksinya disebut reaksi esterifikasi. Dalam reaksi

ini, gugusan hidroksil dari asam karboksilat diganti dengan gugusan

karboksil (-OR’) dari alkohol. Reaksi esterifikasi dapat berlangsung secara

bolak -balik (Fessenden dan Fessenden, 1994).

Beberapa anggota awal dari deret asam karboksilat berwujud cairan tak

berwarna dengan bau tajam atau tidak enak. Asam karboksilat tergolong polar.

Sama halnya dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ikatan hidrogen

dengan molekul lain. Jadi, asam karboksilat memiliki titik didih tinggi untuk

bobot molekulnya, bahkan lebih tinggi dibangkan alkohol. Misalnya, asam asetat

dan propil alkohol (Hart, 2003)


1.2 Turunan Asam Karboksilat

Asam karboksilat dan turunannya ialah gabungan karbon yang termasuk

golongan asil yang ditahan hingga keelektronegatifan atom seperti oksigen,

halogen, nitrogen atau sulfur (Mcmurry, 1994). Ester dan amida banyak trdapar di

alam. Akan tetapi, anihidrida tidak lazim terdapat di alam dan asli halida

merupakan senyawa yang dibuat di laboratorium saja ( Hart dkk,2003).

2.2.1 Ester

Ester diturunkan dari asam dengan mengganti gugus –OH oleh gugus –OR.

Ester dinamai dengan cara yang sama dengan garam asam karboksilatnya. Bagian

R dari gugus –OR ditulis dahulu, diikuti dengan nama asam dengan akhiran –at

tidak berubah. Kebanyakan ester merupakan zat yang berbau enak dan

menyebabkan cita rasa dan harum dari buah-buahan dan bunga. Di antaranyayang

lazim ialah pentil asetat (pisang), oktil asetat (jeruk), etil butanoat (nanas) dan

pentil butanoat (aprikot). Bila asam karbosilat dan alkohol dipanaskan dengan

kehadiran katalis asam ( biasanya HCl atau H2SO4), keseimbangan tercapai dengan

ester dan air proses ini disebut esterifikasi fischer (Hart dkk, 2003).

Sintesis alkohol menjadi ester dapat dilakukan melalui reaksi esterifikasi

menggunakan asam karboksilat dengan alkohol. Faktor-faktor yang mempengaruhi

reaksi esterifikasi yaitu katalis, waktu reaksi dan rasio mol yang digunakan. Reaksi

esterifikasi yang dilakukan tanpa menggunakan katalis berlangsung sangat lambat

dan memerlukan waktu beberapa hari untuk memperoleh produk. Katalis yang

dapat digunakan berupa asam, basa dan enzim (Nurita dkk, 2014).

2.2.2 Amida

Amida merupakan turunan asam karboksilat biasa yang paling tidak

reaktif. Amida banyak terdapat di alam. Amida yang paling penting ialah
protein. Amida primer memiliki rumus umum RCONH2. Amida primer ini

dapat dibuat lewat reaksi amonia dengan ester, dengan asil halida atau dengan

anhidrida asam. Amida juga dapat dibuat dengan memanaskan garam amonium

dari asam (hart dkk, 2003).

Amida dinamai dengan mengganti akhiran –at atau-oat dengan akhiran

–amida, atau mengganti asam karboksilat dengan –karboksilamida

(Mcmurry, 1994). Diperlihatkan didalam jalan sintesis pendek untuk memperoleh

halogen-pengganti benzofuran-2-asam karboksilat turunannya seperti

(2-hidroksil-1,1-dimetiletil) amida lebih baik jika aster dan amida pada

benzofuran-2-2 asam karboksilat ( Kowalewska, 2013)

2.2.3 Asil Halida

Asil halida ialah yang paling reaktif di antara turunan asam karboksilat.

Asil halida yang lebih lazim dan lebih murah dibandingkan bromida dan

iodidanya. Asil klorida dapat dibuat dari asam lewat reaksi dengan tionil klorida

(Hart dkk, 2003). Asam karboksilat halida dinamai dengan mengidentifikasi

golongan asil kemudian halida. Kelompok asil penamaan dengan mengganti

akhiran –at dengan –il atau –karboksilat dengan –karbonil (Mcmurry, 1994).

2.2.4 Anhidrida Asam

Anhidrida asam diturunkandari asam dengan mengambil air dari dua gugus

karboksil dan mnghubungkan fragmen-fragmennya. Anhidrida alifatik yang paling

penting secara komersial ialah anhidrida asetat (R=CH2) (Hart dkk, 2003).

Penamaan anhidrida asam sangatlah mudah yaitu dengan mengganti kata asam

dengan anhidrida (Mcmurry, 1994). Anhidrida dibuat lewat dehidrasi asam. Asam

dikarboksilat dengan dua gugus karboksil yang jaraknya memadai, melepaskan air

jika dipanaskan, membentuk anhidrida siklik dengan cincin beraggota lima dan

enam (Hart dkk, 2003).


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah asam formiat

(HCOOH), natrium formiat (HCOONa), natrium hidroksida (NaOH) 1 M,

kalsium klorida (CaCl2) 5 M, amil alkohol (C5H11OH), natrium asetat

(CH3COONa), etanol (C2H5OH), asam asetat (CH3COOH) (1 M dan glacial),

asam sulfat (H2SO4), akuades (H2O), tissue roll, dan sabun.

3.2 Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak

tabung, pipet tetes, gelas piala 50 mL, kaki tiga, kasa, penjepit tabung, dan lampu

spiritus.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Reaksi dengan air dan CaCl2

Disiapkan dua buah tabung reaksi. Di tabung pertama diisi dengan natrium

format dan di tabung ke dua dengan natrium asetat masing-masing 1 gram.

Dipanaskan 10-15 menit (hingga keluar gelembung gas). Didinginkan kemudian

ditambahkan 5 mL air ke dalam masing-masing tabung. Dipanaskan kembali

kemudian didiamkan. Diambil supernatannya dideteksi dengan CaCl2 5 M, dicatat

perubahan yang terjadi.

3.3.2 Reaksi dengan NaOH

Disiapkan dua buah tabung reaksi. Ditabung pertama diisi dengan

HCOOH 1 M dan di tabung ke dua diisi dengan CH3COOH 1 M, masing-masing


3 mL. Ditambahkan NaOH 1 M dalam jumlah yang sama. Di kedua tabung

tersebut dipanaskan hingga semua airnya menguap. Didinginkan dan kemudian

dikerjakan sama dengan reaksi dengan menambahkan air dan CaCl2.

3.3.1 Reaksi Esterifikasi

Dimasukkan 1 mL etanol ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 1 mL

asam asetat glasial dan 1 mL H2SO4 pekat. Dipanaskan di atas penangas air

kurang lebih 5 menit. Didinginkan, kemudian dituang ke dalam gelas piala berisi

air dingin kurang lebih 50 mL. Diaduk dan dicium baunya. Diulangi langkah-

langkah sebelumnya dengan mengganti etanol dengan amil alkohol.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Reaksi Garam Karboksilat dengan Air dan CaCl2

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Reaksi Garam Karboksilat dengan Air dan CaCl2

Perubahan yang terjadi


Zat Keterangan
Pemanasan + air + CaCl2

Kuning dan Terbentuk


HCOONa Bening Bereaksi
ada endapan endapan putih

Bening dan
Tidak ada Tidak
CH3COONa putih tidak ada
endapan bereaksi
endapan

4.2 Reaksi Asam Karboksilat setelah Penambahan NaOH

- Tabung (1) setelah ditambah NaOH dan dipanaskan terbentuk (X)

- Tabung (2) setelah ditambah NaOH dan dipanaskan terbentuk (Y)

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Reaksi Asam Karboksilat setelah penambahan NaOH

Perubahan yang terjadi


Zat Keterangan
Pemanasan + air + CaCl2

Menjadi
HCOOH Terbentuk Menjadi
bening agak Bereaksi
(X) endapan putih warna putih
keruh

CH3COOH Terbentuk Menjadi Terbentuk


Bereaksi
(Y) endapan putih bening endapan putih
4.3 Reaksi Esterifikasi

Tabel 4.3 Hasil Percobaan Reaksi Esterifikasi

Zat Hasil esterifikasi Keterangan

Etanol Bau balon 1 fase

Amil alkohol Bau menyengat 2 fase

4.2 Pembahasan

Pada prosedur pertama digunakan natrium formiat (HCOONa) 1 M dan

natrium asetat (CH3COONa) yang kemudian dipanaskan, tujuan dari pemanasan

ini adalah agar garam formiat ini terurai menjadi HCOO- + Na+ dan CH3COO- +

Na+ dengan tanda adanya gelembung gas setelah dipanaskan. Kemudian

ditambahkan air 5 mL, penambahan yang dimaksudkan diatas yaitu untuk

membentuk asam pembentuk garam natrium formiat (HCOONa) dan natrium

asetat (CH3COONa) , garam larutan tersebut mengalami perubahan warna.

Setelah ditambahkan air, panaskan kembali yang bertujuan agar terbentuk

supernatan, kemudian supernatannya diambil dan ditambahkan dengan CaCl2 5

M. Tujuan penambahan CaCl2 ini adalah untuk mengetahui dalam supernatan

terdapat garam atau adanya endapan. Jika dalam supernatan tersebut benar

terdapat garam, maka jika direaksikan dengan CaCl2 akan terbentuk Ca(OH)2 atau

garam. Pada percobaan ini terjadi kesalahan untuk CH3COONa, karena saat

ditambahkan CaCl2 tidak terbentuk NaCl. Sedangkan pada HCOONa terbentuk

endapan pada akhir reaksi. Hal ini menunjukkan keberadaan Ca(OH)2 sebagai

endapan dan terklorinasinya senyawa aseton membentuk asetil klorida.

Pada prosedur kedua yang digunakan adalah asam karboksilat yaitu

HCOOH 1 M dan CH3COOH 1 M, kedua asam ini masing-masing ditambahkan


NaOH 1 M, tujuan dari penambahan ini adalah untuk menetralisasi asam

karboksilat oleh basa yang menghasilkan garam dan air. Setelah itu asam

karboksilat (HCOOH dan CH3COOH) ini dipanaskan, tujuannya yaitu sama

dengan percobaan pertama, karena setelah ditambahkan NaOH 1 M ternyata

terbentuk garam maka dipanaskan agar garam tersebut terurai kembali menjadi

HCOO- dan H+. Sehingga pada tabung terlihat dua fasa. Setelah itu ditambahkan

lagi dengan air yang bertujuan agar air membentuk kembali asam karboksilat

yang membentuk garam. Selanjutnya dipanaskan kembali yang bertujuan agar

terbentuk supernatan, kemudian supernatannya ditambah CaCl2 5 M dengan

tujuan mengetahui dalam filtrat tersebut terdapat garam, sehingga jika direaksikan

dengan CaCl2 akan terbentuk Ca(OH)2. Pada prosedur kedua ini hasil yang

diperoleh di laboratorium telah sesuai dengan teori karena keduanya bereaksi dan

membentuk endapan pada saat HCOONa dan CH3COOH ditambah CaCl2.

Percobaan ketiga, pada prosedur ketiga yang digunakan adalah etanol dan

amil alkohol untuk reaksi esterifikasi. Etanol atau amil alkohol ditambahkan

dengan asam yaitu CH3COOH glasial dan H2SO4 pekat, tujuan penambahan ini

yaitu untuk memperoleh ester. Ester dapat diperoleh di laboratorium dengan cara

mereaksikan asam karboksilat dan alkohol, kemudian dipanaskan dengan tujuan

agar etanol dengan asam karboksilat bercampur dengan sempurna. Kemudian

dicampurkan dengan air dingin berisi 50 mL maka bau ester akan tercium. Jika

etanol direaksikan dengan asam karboksilat akan menghasilkan ester yang wangi

(bau balon), sedangkan jika amil alkohol direaksikan dengan asam karboksilat

juga menghasilkan ester yang bau menyengat dan lebih tajam. Menurut teori

semakin panjang rantai karbon maka bau ester akan semakin lembut.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Garam karboksilat dapat bereaksi dengan air dan CaCl2 yang ditandai dengan

terbentuknya endapan. Natrium formiat dapat bereaksi, sedangkan natrium

asetat tidak bereaksi.

2. Asam karboksilat dapat bereaksi dengan basa NaOH membentuk garam

karboksilat.

3. Esterifikasi dapat dilakukan dengan mereaksikan asam karboksilat dengan

alkohol. Asam formiat dengan etanol menghasilkan etil asetat (bau balon),

asam asetat dengan amil alkohol menghasilkan amil asetat (bau permen karet

rasa pisang).

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

Saran untuk laboratorium yaitu alat dan bahan yang akan digunakan pada

saat praktikum telah disediakan pada masing-masing meja praktikum agar

praktikan tidak kemana-mana saat praktikum berlangsung dan untuk bahan bahan

yang tidak ada agar sekiranya secepatnya di lengkapi agar tidak terjadi kesalahan

lagi dalam praktikum.

5.2.2 Saran untuk Percobaan

Saran untuk percobaan yaitu agar larutan yang digunakan dalam percobaan

lebih bervariasi lagi agar perbedaan diantara beberapa larutan semakin terlihat.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R. J., dan Fessenden, J. S., 1994, Kimia Organik Edisi


Ketiga, Erlangga, Jakarta.
Hart, H., Craine, E. L., dan Hart, J. D., 2003, Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat
Edisi Kesebelas, Erlangga, Jakarta.
Kowalewska, M., Kwiecień, H., Śmist, M., dan Wrześniewska, A., 2003, Journal
of Chemistry, Synthesis of New Benzofuran-2-Carboxylic Acid
Derivatives,1(1),1.
Mcmurry. J., 1994, Fudamental Of Organic Chemistry, Wadsworth, California.
Nurita. M. D. F., Retnowati. R., Suratmo, 2014, Kimia Student Journal,
Esterifikasi 2-isopropil-5-metilsikloheksanol (L-Mentol) Menggunakan
Asam Propionat, 1(2):1-2.
Kailas. L., Wasewar., 2012, International Journal of Chemical Engineering and
Applications, Reactive Extraction: An Intensifying Approach for
. Carboxylic Acid Separation, 3(4):1-3.
Lampiran 1. Reaksi

1. Reaksi Garam Karboksilat dengan Air dan CaCl2


O
O
1. a. C
C + Na
H ONa
H O
O O

C + H2O C + OH
H O H OH

O O

C + CaCl2 C + Ca(OH)2
H OH H OCl

O
O
b.
C
C + Na
H3 C ONa
H3C O
O O

C + H2 O C + OH
H3 C O H 3C OH
O O

C + CaCl2 C + Ca(OH)2
H3C OH H 3C OCl

2. Reaksi Asam Karboksilat dengan Basa (NaOH)

O O

2. a. C + NaOH C + H2O
H OH H ONa
O
O
C
C + Na
H ONa
H O
O O

C + H2O C + OH
H O H OH
O O

C + CaCl2 C + Ca(OH)2
H OH H OCl

O O

b. C + NaOH C + H2O
H3C OH H 3C ONa
O
O
C
C + Na
H3C ONa
H3C O
O O

C + H2O C + OH
H3C O H3C OH
O O

C + CaCl2 C + Ca(OH)2
H3C OH H3C OCl

3. Reaksi Esterifikasi
H2 O O
H2
3. a. H3C C OH + C C + H2O
H3C OH H3C OC2H5
O O

b. CH3(CH2)4OH + C C + H2O
H3C OH H3C CH3(CH2)4

Lampiran 2. Bagan Kerja

A. Reaksi garam dari asam karboksilat dengan air dan CaCl2

HCOONa

- Diisi ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 gram.

- Dipanaskan 10-15 menit hingga keluar gelembung gas.

- Didinginkan dan ditambahkan 5 mL air.

- Dipanaskan dan didiamkan/didekantasi

- Diambil supernatannya dan dideteksi dengan CaCl2 5 M

Hasil

NB: diulangi prosedur di atas dengan mengganti HCOONa dengan CH3COONa.

B. Reaksi asam karboksilat dengan basa NaOH

HCOOH

- Diisi sebanyak 3 mL ke dalam tabung reaksi

- Ditambahkan NaOH 1 M sebanyak 3 mL.

- Dipanaskan hingga semua air menguap.

- Didinginkan dan ditambahkan 5 mL air

- Dipanaskan dan didiamkan/didekantasi

- Diambil supernatannya dan dideteksi dengan CaCl2 5 M

Hasil
NB: diulangi prosedur di atas dengan mengganti HCOOH dengan CH3COOH.

C. Reaksi esterifikasi asam karboksilat

C2H5OH

- Dimasukkan 1 mL ke dalam tabung reaksi

- Ditambahkan 1 mL asam asetat glacial dan 1 mL H2SO4 pekat

- Dipanaskan di atas penangas air ± 5 menit

- Didinginkan dan dituang ke dalam gelas piala berisi air dingin

± 50 mL.

- Diaduk, diperhatikan, dicium baunya, dan dicatat

Hasil

NB: diulangi prosedur di atas dengan mengganti C2H5OH dengan amil alkohol.

Vous aimerez peut-être aussi