Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DI INDONESIA
Disusun Oleh :
Agung Bayu Kuncoro Jati
11010116410115
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
b. Implementasi Asas Praduga Tak Bersalah Dalam Sistem Peradilan Di
Indonesia
Selain itu, asas ini juga diatur dalam Penjelasan Umum KUHAP
butir ke 3 huruf c yang berbunyi:
5
pemeriksaan. Tersangka harus dianggap tidak bersalah, sesuai dengan asas
praduga tak bersalah sampai diperoleh putusan pengadilan yang telah
berkekuatan tetap.1
6
sebagaimana orang yang tak bersalah. Salah pengertian lainnya adalah
opini/pendapat yang membingungkan antara pengertian tentang seorang
terdakwa diduga tidak bersalah (presumption of innocence), kemudian
dibuktikan sehingga terbukti dia bersalah, dengan pengertian orang
terdakwa diduga bersalah (presumption of guilty), kemudian di buktikan
sehingga ia tidak bersalah.
Hal ini tidak mengherankan, sebab pada saat itu awal dari periode
kehidupan di Eropa Barat mulai menunjukkan individualisme dan juga
saat terjadinya perubahan dalam hukum pidana Kanonik, yakni dari proses
peradilan akusator ke proses inquisator. Menurut Oemar Senoadji, praduga
tak bersalah umumnya menampakkan diri pada masalah burden of proof,
beban pembuktian. Menjadi kewajiban penuntut umum untuk
membuktikan kesalahan terdakwa, kecuali pembuktian insanity yang
4
Nico Keijezer. Enkele Opmerkingen Omtrent De Praesumptio Innocentie In Strafzaken (Beberpa
Catatan Seputar Asas Praduga Tak Bersalah dalam Perkara Pidana), dalam J. Remmelink. Noor
Fer en Ceweten Liber Amicorum, suatu kumpulan karangan, Gouda Guint b V, Aruhem, hlm. 3,
terjemahan sebagaimana dikutip Mien Rukmini, Ibid.
7
dibebankan kepada terdakwa ataupun undang-undang memberikan
ketentuan yang tegas pembuktian terbalik.5 Asas pembuktian terbalik
mempunyai konsekuensi di mana beban pembuktian terletak pada pihak
terdakwa. Artinya, terdakwalah yang berkewajiban membuktikan dirinya
tidak bersalah.
8
membawanya kepada tindakan selanjutnya, maka semua langkah
berikutnya diarahkan kepada asumsi bahwa mungkin ia bersalah.8
8
Herbert L. Packer, The Limits of The Criminal Sanction, hlm. 160.
9
praduga tak bersalah dalam penegakan hukum, maka KUHP telah
memberikan seperangkat hak yang wajib dihormati dan dilindungi oleh
para penegak hukum.
9
Mardjono Reksodiputro, Hak Asasi Manusia dalam Sistem Pradilan Pidana. Jakarta : Pusat
Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum Universitas Indonesia, 1995.hlm. 36.
10
Di dalam Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman secara tersurat dicantumkan dalam Pasal 8 Ayat (1) yang
menyatakan bahwa,
11
adilnya, hak untuk diberitahu apa yang disangkakan kepadanya
dengan bahasa yang dimengerti olehnya, hak untuk menyiapkan
pembelaanya, hak untuk mendapat juru bahasa, hak untuk
mendapatkan bantuan hukum dan hak mendapatkan kunjungan
keluarganya.”
10
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP : Penyidikan dan
Penuntutan. Jakarta: Sinar Grafika, 2004. hlm. 40.
12
penyidikan khususnya dalam penangkapan dan penahanan, pada proses
penuntutan dan pemeriksaan dipersidangan.
BAB III
PENUTUP
13
Asas praduga tak bersalah atau presumption of innocence ialah
suatu asas peradilan tentang hak tersangka dan terdakwa dalam suatu
perkara untuk dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan pengadilan
berkekuatan tetap yang menyatakan sebaliknya. UU Kekuasaan
Kehakiman merupakan ketentuan umum yang mengatur tentang kekuasaan
kehakiman dalam penyelenggaraan peradilan di Indonesia. Hal ini berarti
bahwa ketentuan yang berlaku secara umum pada setiap proses peradilan,
baik dalam peradilan perdata, peradilan pidana, peradilan tata usaha
negara, peradilan agama, dan peradilan militer.
11
Sudikno Mertokusumo, 2007, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Liberty,hlm.9.
14
hukum pidana, dan asas actori incumbit probatio dalam hukum acara
perdata. Fungsi asas hukum dalam suatu sistem hukum adalah bersifat
mengesahkan dan mengikat para pihak, karena eksistensinya didasarkan
pada rumusan pembentuk undang-undang dan hakim.
DAFTAR PUSTAKA
15
Abdurrahman, Aneka Masalah Hukum dalam Pembangunan di Indonesia.
Bandung : Alumni, 1979.
Heri Tahir, Proses Hukum Yang Adil Dalam Sistem Peradilan Pidana Di
Indonesia. Yogyakarta : LaksBang PRESSindo, 2010.
16