Vous êtes sur la page 1sur 37

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Perusahaan dan Strategi Pemasaran

Perencanaan pemasaran (marketing planning) adalah suatu bagan


dari suatu desain untuk mencapai suatu tujuan. Tujuannya adalah untuk
menciptakan nilai bagi konsumen dalam kondisi tetap menguntungkan
perusahaan atau dalam konsep pemasaran saat ini, suatu hubungan yang
saling menguntungkan. Rencana pemasaran merangkum kebutuhan dan
keinginan pasar, kekuatan dan kelemahan perusahaan dan para pesaing
saat ini atau yang diperkirakan, dan desain untuk menciptakan nilai guna
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dalam kondisi tetap
untung. Rencana pemasaran berisikan rencana tindakan (siapa yang
melakukan apa dan kapan), visi, tujuan strategis, tujuan serta sasaran.
Proses ini dapat didefinisikan sebagai perencanaan pemasaran, yang
merupakan penerapan sumber daya pemasaran untuk mencapai tujuan
pemasaran.1

Dengan demikian, perencanaan pemasaran hanyalah sekedar urutan


logis tindakan-tindakan yang membawa pada penetapan tujuan pemasaran
dan pemformulasian rencana untuk mencapainya. Perusahaan biasanya
melakukan suatu proses manajemen dalam mengembangkan pemasaran.

Salah satu alasan mengapa suatu perusahaan mengalami kesulitan


dalam mengembangkan rencana pemasaran adalah bahwa manajemen
tidak memiliki arahan bagaimana proses tersebut harus dikelola. Yaitu
mulai dari tinjauan ulang, kemudian tujuan, startegi, program, anggaran
dan kembali lagi hingga suatu kompromi dapat dicapai diantara apa yang
diinginkan dan apa yang diperkirakan dengan memperhatikan hambatan-
hambatan yang yang dimiliki masing-masing perusahaan.

1 Jusmaliani dkk, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),1

1
Pemasaran yang bagi kebanyakan orang masih diidentikkan
dengan jualan, menurut William J. Stanton merupakan suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis. Para pakar pemasaran
menjelaskan bahwa manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi, dan pendistribusikan
barang dan jasa.

Menurut Muhammad Syakir Sula dan Hermawan Kartajaya,


mendefinisiskan pemasaran sebagai sebuah dislipin bisnis strategis yang
mengarah pada proses penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai dari
satu investor kepada para pemegang sahamnya, yang dalam keseluruhan
prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalat (bisnis) dalam
Islam. Dalam islam hal ini terdapat ayat yang menjadi landasan pemasaran
dalam perniagaan yang berbunyi :

‫نيِاَ أنيَيِنهاَ اَللإذيِنن آنمكنوُاَ نل تنألكككلوُاَ أنلمنوُاَلنككمُ بنليننككمُ إباَللنباَإطإل إإلل نأن تنككوُنن‬
‫ض ممنككلمُ نونل تنلقتككلوُاَ نأنَفكنسككلمُ إإلن ل‬
َ‫ان نكاَنن بإككلمُ نرإحيمما‬ ‫تإنجاَنرةم نعن تننراَ ض‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali
dalam perdagangan yang berlaku atas suka sama suka diantara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh darimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang kepadamu”.

Pemasaran pada dasarnya menitik beratkan konsumen, atau


berorientasi pada konsumen dari pada pesaing. Dalam hal ini marketing
merupakan pusat dimensi dan gambaran seluruh bisnis sehingga sudut
pandang konsumen merupakan hasil final dari keseluruhan usaha.
Sementara itu, marketing management atau manajemen pemasran adalah
salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi untuk
mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang dan

2
mendapatkan laba. Manajemen pemasaran dimulai jauh sejak sebelum
barang-barang diproduksi dan tidak berakhir dengan penjualan. 2

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang


menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang
memeberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat
tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi
pemasran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan
yang memeberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari
waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta
alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi
lingkungandan keadaan pesaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu,
penentuan strategi pemasaran harus didasarkan pada analisis lingkungan
dan internal perusahaan melalui analisis kesempatan dan ancaman yang
dihadapi perusahaan dari lingkungannya.3

Dalam menyusun strategi pemasaran adalah keadaan pasar atau


pesaingan, perkembangan teknologi, keadaan ekonomi, peraturan dan
kebijakan pemerintah, keadaan sosial budaya dan keadaan politik. Masing-
masing faktor dapat menimbulakan adanya kesempatan atau ancaman
hambatan bagi pemasaran produk suatu perusahaan. Penetapan strategi
sasaran pasar merupakan hasil perkembangan terakhir dari pendekatan
atau pandangan pimpinan perusahaan dalam memasarkan produknya, yaitu
melalui tiga tahapan sebagai berikut:

1. Pemasaran masal, yaitu penjual melakukan produksi secara besar-


besaran dengan distribusi masal dan mempromosikan satu produk untuk
seluruh pembeli.

2 Veithzal Rivai, Islamic Marketing Membangun dan Mengembangkan Bisnis dengan Praktik
Marketing Rasulullah saw, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), 6-8.
3 Sofjan Assauri, Manajement Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2014),168-169

3
2. Pemasaran dengan diferensi produk, yaitu penjual menghasilkan
dan memasarkan dua atau lebih produk dengan perbedaan pengambilan,
gaya dan mutu, dan ukuran.

3. Pemasaran sasara target, yaitu penjual atau produsen membedakan


diantara banyak segmen pasar, memilih satu atau lebih di antara segmen
pasar tersebut. Adapun Perencanaan Perusahaan adalah

1. Penetapan Visi dan Misi Perusahaan

Visi adalah suatu pandangan jauh tentan perusahaan, sedangkan


misi adalah suatu pernyataan yang harus dikerjakan oleh perusahaan
sebagai usaha dalam mewujudkan visi yang diteapkan. Penetapan visi dan
misi perusahaan merupakan hal penting untuk menentukan arah dan
tujuan perusahaan agar sesuatu yang akan diraih dimasa depan bisa
tergambar jelas.

2. Perencanaan Strategi Pemasaran

Beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan dalam perencanaan


pemaaran adalah sebagai berikut.

a. Perubahan Kebiaaan Konsumen dan Didominasi Dunia Online


Dahulu, orang banyak menggunakan televisi dan koran sebagai
media pemasaran, tapi dengan berkembangnya teknologi sekarang orang
lebih suka menggunakan internet sebagai tempat mendapatkan informasi.
b. Duta Merek (Brand Ambassador) dari kalangan Artis Mulai Tergantikan
Dahulu, menjadikan seorang artis cantik dan tampan sebagai brand
ambassador, tetpi meskipun sekarang masih ada perusahaan-perusahaan
lebih sering menggunakan para selebblog, selebtwit, dan selebgram untuk
melakukan promosi.
c. Community Talks yang Semakin Efektif
Media televisi memang tidak sepenuhnya ditinggalkan tetapi
sekarang sangat kalah jika dibandingkan media online. Media sosial
seperti facebook, twitter, dan instagram menjadi tempat untuk menjalin
suatu komunikasi.

4
d. Terjadi Komunikasi Dua Arah di Dunia Pemasaran
Dalam pemasaran perlu adanya keseimbangan antara penjual dan
konsumen. Seorang pemasar tidak harus berbicara banyak dibandingkan
konsumen. Sebagai seorang pemasar harus bisa mengimbangi berbicara
dan mendengarkan keinginan konsumen.
3. Strategi Pemasaran dalam Islam
Dalam islam, Allah telah menghalalkan jual beli atau berniaga.
Selain itu, islam juga menganjurkan umatnya untuk memasarkan produk
dan menetapkan harga dengan jujur. Oleh karena itu, kejujuran dan
kebenaran memajukan karakter dalam berdagang yang penting dan di
ridhai oleh Allah SWT.
Sekarang banyak masyarakat yang sadar akan ekonomi secara
islam. Perkembangan yang terlihat adalah banyak produk yang
berhubungan dengan lembaga keuangan. Akan tetapi perkembangan
ekonomi islam belum dapat diimbangi dari sisi keilmuannya. Untuk itu,
pengembangan ekonomi islam dari sisi keilmuan menjadi hal mutlak
sebagai suatu penyeimbang pesatnya perkembangan yang terjadi pada saat
ini.
Dan juga dalam islam , tidak ada larangan bila seorang hamba
memiliki rencana atau keinginan untuk mrmperjuangkan usahanya agar
berhasil. Tetapi dengan syarat bahwa tidak bertentangan dengan ajaran
islam sesuai dengan firman allah dalam ayat berikut.
‫فنلإللإه ٱَللنءاَإخنرةك نوٱَ ل ك‬
‫(أنلم لإ ل إ‬٢٤) ‫لولنىى‬
(٢٥)‫لنَىنسإن نماَ تننمنلىى‬
Artinya : “Adakah manusia tetap akan dapat mencapai segala yang
dicita-citakannya? (Tidak!), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan
kehidupan dunia.” (QS. An-Najm Ayat 24-25)
Jadi menurut ayat diatas trategi pemasarn dalam islam adalah suatu
upaya yang dilakukan untuk menciptakan atau mencapai sasaran
pemasaran sesuai dengan dengan harapan dalam mencapai keberhasilan.

4. Menetapkan Strategi Pemasaran yang Sesuai.

Adapun dalam memasarkan barang, seorang muslim dilarang


menggunakan sumpah palsu sebagaimana dalam hadist berikut :

5
َ‫ي نعلن كشلعبنةن نعإن اَللنعنل إء نواَلبكن نجلعفنضر نحلد ثثننا‬
‫نحلد ثننناَ اَلبكن أن إبيِ نعإد ثم‬
‫ت اَللنعنلنء نعلن أن بإليإه نعلن أنإبيِ هكنر ليِنر ةن نقاَ نل نركسوُ كل اإ ن‬
ِ‫صللي‬ ‫كشلعبنةك قننل نسإملع ك‬
‫اك نعلنليإه نو نسللنمُ اَللينإمليكن اَللنكاَ إذ بنةك نملنفنقنةة لإلسللنعإة نملمنحقنةة لإللنكلس إ‬
‫ب نونقاَ نل اَلبكن‬
‫نجلعفنضر اَللبننر نكةن‬

Nabi bersabda: “ sumpah palsu (bombastis sehingga menjadikan laku


barang yang dijual) mendatangkan keluasan tetapi menghilangkan
pekerjaan.” Ibnu fajar berkata: ”menghapus keberkahan”. (Matan
lain:Bukhori 1945, Nasa’I 4385, Abu Daud 2897, Ahmad 6909,6992,8981)

Dari hadist tersebut dapat dipahami bahwa dalam mempromosikan


produk, seorang muslim tidak boleh berlebihan dengan sumpah palsu,
bombastis, tetapi harus realitas. Karena, jika dilakukan dengan penuh
bombastis, dapat menyesatkan dan mengecoh konsumen

Beberapa strategi pemasaran yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Menembus pasar (peningkatan produk maupun jasa baik dari segi merek
dan lainnya).

Strategi ini bertujuan meningkatkan penjualan dan penawaran


barang atau jasa kepada sasaran pembeli baik yang pernah menggunakan
maupun yang belum menggunakan barang dan jasa

b. Mengembangkan pasar.

Strategi ini dilakukan apabila sasaran pembeli yang lama sudah


jenuh atau sudah habis sehingga perlu mencari sasaran pembeli baru
dengan tetap menawarkan barang dan jasa.

6
c. Melakukan diversifikasi

Strategi ini merupakan pengembangan produk baru yang masih


berhubungan dengan produk lama untuk ditawarkan kepada pasar yang
baru.

d. Menerapkan biaya murah

Strategi ini dilakukan pada biaya input yang rendah sehingga dapat
menghasilkan barang atau jasa yang murah.

e. Memfokuskan pada pasar


Yakni memberikan pelayanan kepada para pembeli khusus
f. Melakukan diferensiasi produk

Strategi ini dilakukan pada penciptaan barang atau jasa baru yang
berbeda dengan yang lain.

5. Mengembangkan Strategi Pemasaran

Ada enam konsep yang mendasari strategi pemasaran adalah sebagai


berikut:

a. Segmentasi pasar
Segmentasi pasar merupakan sebuah dasar yang digunakan untuk
mengetahui beberapa segmen yang berbeda dalam pasar.
b. Penentuan Posisi Pasar
Perusahaan berusaha memilih pola konsentrasi pasar khusus yang dapat
memberikan kesempatan maksimal untuk mencapai tujuan sebagai
pelopor.
c. Strategi Memasuki Pasar (Market Entry Strategy) yakni dengan cara
membeli perusahaan lain atau dengan cara menjalin kerja sama dengan
perusahaan lain
d. Strategi Marketing Mix yakni merupakan kombinasi dari empat variabel
sistem pemasaran pemerintah yang meliputi produk, harga, promosi dan
distribusi.
e. Strategi Penentuan Waktu

7
Perusahaan harus dapat menentukan waktu yang tepat dalam melakukan
pemasaran. Perusahaan dapat mengalami kegagalan dalam mencapai
tujuan apabila bergerak lambat atau malah terlalu cepat.
f. Pengkajian Peluang Pertumbuhan. 4
Pengkajian peluang pertumbuhan dapat dilakukan dengan perencanaan
bisnis baru, penyusunan, dan penghilangan bisnis lama.

B. Strategi Pemasaran Kepada Pelanngan Non Muslim

Pemasaran islam bukan hanya ditujukan pada umat islam saja ,


namun dapat ditujukan untuk seluruh umat beragama, karena islam
sebagai sebuah agama yang komprehensif dalam kehidupan. Sebagaimana
dalan firman Allah Swt. Dalam ayat berikut :

‫ت نعلنليكككمُ ٱَللنمليتنةك نوٱَللدكم نولنلحكمُ ٱَللإخنإزيِههإر نونمههاَ أكإهههلل لإنغليههإر ٱَللإهه بإإهۦِهه‬ ‫كحمرنم ل‬
َ‫نوٱَللكملننخنإقنةك نوٱَللنملوُكقوُنذةك نوٱَللكمتننرمديِنةك نوٱَلنلإطينحةك نونماَ أننكنل ٱَللسبككع إإلل نمهاَ نذلكليكتهلمُ نونمها‬
‫س ٱَللههإذيِنن‬ ‫ب نونأن تنلستنلقإسههكموُااَ بإههٱِللنلز ىلنإمُ ِ ىنذلإككههلمُ فإلسهه ة‬
‫ق ٌ ٱَللينههلوُنم يِنئإهه ن‬ ‫كذبإنح نعلنههى ٱَليَن ك‬
‫صهه إ‬
‫ت‬ ‫ت لنككههلمُ إديِننككهلمُ نوأنلتنملمه ك‬ ‫نكفنكروااَ إمن إديِنإككلمُ فننل تنلخنشلوُهكلمُ نوٱَلخنشهلوُإن ِ ٱَللنيهلوُنم أنلكنمللهه ك‬
‫صههضة نغليههنر‬ ‫ضههطكلر فإههى نملخنم ن‬ ‫ت لنككههكمُ ٱَ ل إللسهه ىلننمُ إديِمنهاَ ِ فننمههإن ٱَ ل‬
‫ضي ك‬ ‫نعلنليككلمُ نَإلعنمإتى نونر إ‬
ُ‫ف م إللثضمُ ٍ فنإ إلن ٱَللن نغكفوُةر لرإحيةم‬ ‫كمتننجاَنَإ ض‬

Artinya : Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah, daging


babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,
yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang
buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan diharamkan
bagimu yang disembelih untuk berhala. Dan diharamkan juga mengundi
nasib dengan anak panah, mengundi nasib dengan anak panah itu adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
mengalahkan agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka
dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu

4 Veithzal Rivai dkk, Islamic Marketing Membangun dan Mengembangkan Bisnis dengan Praktik
Marketing Rasulullah saw, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018), 82-87

8
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-
ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Qs. Al-Maidah (5): 3 )

Pemasaran islam memiliki keunggulan bukan hanya dalam


hitungan bisnis, namun juga memiliki keunggulan dalam sisi moral bila
dibandingkan dengan pemasaran konvensional antara lain dengan adanya
nilai keterbukaan , transparansi, kemitraan dan kejujuran. Nilai-nilai
tersebut merupakan nilai yang mampu menembus batas ideologis untuk
umat non muslim sehingga mereka tertarik dan bersedia untuk bergabung
dengan pemasara islam. Akan tetapi di Indonesia maih belum melakukan
promosi dengan optimal untuk meraih pasar non muslim.

Selain itu, pemasaran islam juga masih belum melakukan


pencerdasan secara keilmuan tentang keuntungan matematis bisnis
apabila bergabung denga pemasaran islam, inilah yang menjadi
pertimbangan calon pelanggan non muslim

C. Karakteristik Produk

Produk bermanfaat apabila memiliki proses produksi yang benar


dan baik. Adapun metode yang dapat digunakan agar proses produksi
benar dan baik, sebagaimana firman Allah :

‫ضألإن ٱَلثننليإن نوإمنن ٱَللنملعإز ٱَلثننليإن ٌ قكلل نءآللذنكنرليِإن نحلرنم‬ ‫ج ٍ ممنن ٱَل ل‬ ‫ثنىنمنإينةن أنلزىنو ض‬
‫ت نعلنليإه أنلرنحاَكم ٱَ ل ك‬
‫لنَثنينليإن ٍ نَنبمـكهوُإنَى بإإعللضمُ إإن ككنتكلمُ ى ن‬
‫صإدإقينن‬ ‫أنإم ٱَ ل ك‬
‫لنَثنينليإن أنلماَ ٱَلشتننملن ل‬

Artinya : Delapan binatang yang berpasangan, sepasang domba,


sepasang dari kambing, katakanlah, “apakah dua yang jantan yang
diharamkan Allah ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam
kandungan dua betinanya?” terangkanlah kepadaku dengan berdasar

9
pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar. (QS. Al-An’am
(6):143)

Dan juga produk yang dijual harus sesuai dengan selera serta
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Nabi Muhammad dalam
praktik elemen produk selalu menjelaskan kualitas barang yang dijualnya.
Kualitas produk yang dipesan oleh pelanggan selalu sesuai dengan barang
yang diserahkan. Seandainya terjadi ketidak cocokan, Beliau mengajarkan,
bahwa pada pelanggan ada hak khiyar, dengan cara membatalkan jual beli,
seandainya terdapat segala sesuatu yang tidak cocok5.

Sedangkan produk menurut Kotler dan Amstrong (1996) adalah :


“A product as anything that can be offered to a market for attention,
acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”.
Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan konsumen.

1. Tingkatan produk

Dalam merencanakan penawaran pasar, pemasar sepatutnya


memperhatikan lima tingkat produk. Setiap tingkat menambah nilai
pelanggan yang lebih besar. Dan kelimanya merupakan bagian dari
hierarki nilai pelangan. Lima tingkatan produk menurut kotler dan keller
(2009) dijelaskan sebagai berikut:

a. Tingkat dasar: manfaat inti (core benefit) yaitu layanan atau manfaat
yang benar-benar dibeli oleh pelanggan.

b. Tingkat kedua: pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk


dasar (basic product). Jadi, manfaat ang benar-benar dibeli oleh pelanggan

5 Suindarwati, “Strategi Pemasaran Islami dalam Meningkatkan Penjualan (Studi Kasus di Toko
Jesy Busana Muslim Bapangan Mendenrejo Blora)”,(Semarang: Universitas Negeri Semarang,
2015), 36

10
harus diubah menjadi produk dan layanan yang dapat dinikmati oleh
pelanggan.

c. Tingkat ketiga: pemasar harus mempersiapkan produk yang diharapkan,


yaituse kelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli
ketika mereka membeli produk tersebut.

d. Tingkat keempat: pemasar harus menyiapkan produk tambahan yang


melebihi harapan pelangan. Di negara maju, positioning merek dan
persaingan terjadi pada tingkat ini, sedangkan dipasar Negara berkembang
sebagian persaingan terjadi di tingkat produk yang di harapkan

e. Tingkat kelima: produk potensial yang mencakup semua kemungkinan


tambahan dan transformasi yang mungkin dialami oleh produk atau
penawaran di masa depan..6

2. Klasifikasi produk

Islam menyatakan bahwa setiap produk harus dapat


menghantarkan manusia pada ketaqwaan. Oleh karena itu, setiap produk
harus memenuhi tiga syarat, yaitu materi yang halal, proses pengolahan
yang bersih atau thaharah, dan penyajian yang islami. Selain itu islam juga
mengharamkan perilaku kebohongan dalam melakukan penawaran
produk. hal tersebut sebagai mana sabda rasululloh SAW dalam hadis
berikut :

“tidak dihalalkan bagi seorang muslim menjual barang yang cacat


kecuali ia memberitahukannya.” (HR. Ibnu Majah)

Hal tersebut juga sesuai dengan firman Allah Swt:

‫( النفذيِنن إفنذا الكنتاَّمْلوا نعنلىَ النناَّ ف‬١َ)‫ونوليِلل لفللمْمنطففففيِنن‬


‫( نوإفنذا‬٢َ)‫س نيِلسنتلومْفونن‬
(٣َ) ‫نكاَّمْلومْهلم نأو نونزمْنومْهلم مْيِلخفسمْرونن‬
6 Veithzal Rivai dkk, Islamic Marketing Membangun dan Mengembangkan Bisnis dengan Praktik
Marketing Rasulullah saw, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018), 90

11
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, yaitu orang-
orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain
mereka mengurangi. (QS. Al-Mutafifin (83) 1-3).

Ayat tersebut menyatakan bahwa hokum menjual produk cacat dan


menyembunyikan adalah haram. Artinya, produk yang meliputi barang dan
jasa yang ditawarkan pada calon pembeli harus memiliki kualitas yang
sesuai dengan yang telah di janjikan antara penjual dan pembeli,
persyaratan mutlak pada sebuah produk dalam islam adalah harus
memenuhi kriteria halal. Simak firman allah Swt. Dalam ayat berikut :

َ‫ب ىهننذاَ نح ىلنةل نو ىهننذاَ نحنراَةم لمتنلفتنكرواا‬


‫ف أنللإسننتككككمُ ٱَللنكإذ ن‬ ‫نونل تنكقوُكلوُااَ لإنماَ تن إ‬
‫ص ك‬
‫ب ِ إإلن ٱَللإذيِنن يِنلفتنكرونن نعنلى ٱَللإ ٱَللنكإذ ن‬
‫ب نل يِكلفلإكحوُنن‬ ‫نعنلى ٱَللإ ٱَللنكإذ ن‬

Artinya : Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-


sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang
yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidaklah beruntung
(QS. An-Nahl (16) : 116)

Adapun rincian klasifikasi produk sebagai berikut :

1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam


dua kelompok utama, yaitu :

a. Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa


dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan
perlakuan fisik lainnya.

b. Jasa

12
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi,
salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler juga mendefinisikan jasa
sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat
dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi


dua, yaitu :

a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya


habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata
lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu
tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.

b. Barang tahan lama (durable goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa


bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk
pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin
cuci, pakaian dan lain-lain.

3. Berdasarkan tujuan konsumsi

Yaitu didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk


itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a. Barang konsumsi (consumer’s goods)

Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat


dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh
manfaat dari produk tersebut.

13
b. Barang industri (industrial’s goods)

Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih


memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat
tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan
kembali.

Menurut Kotler , ”barang konsumen adalah barang yang


dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan
rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang
konsumen dibedakan menjadi empat jenis :

a. Convenience goods

Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi


pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan
hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam
pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk
tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.

b. Shopping goods

Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya


dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia.
Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan
lainnya.

c. Specialty goods

Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi


merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan
usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian
rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.

d. Unsought goods

14
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau
kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk
membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan
sebagainya.

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan


adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control,
kualitas adalah “the totality of features and characteristics of a product or
service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan
ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini
merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga
dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila
produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan
konsumen.

3. Bauran dan sistem produk

Sistem produk adalah sekelompok barang berbeda namun saling


berhubungan dan dapat berfungsi dengan cara saling melengkapi. Bauran
produk adalah kumpulan seluruh produk dan barang yang ditawarkan
penjual tertentu kepada pembeli, bauran produk suatu perusahaan
memiliki lebar, kedalaman, luas, dan konsistensi tertentu.

a. Lebar suatu bauran produk mengacu pada seberapa banyak lini


produk berbeda yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

b. Kedalaman suatu bauran produk mengacu pada jumlah seluruh


barang dalam bauran tersebut.

c. Keluasan suatu bauran produk mengacu pada seberapa bnayak jenis


yang ditawarkan oleh tiap-tiap produk dalam tiap lini tersebut.

15
d. Konsistensi bauran produk mengacu pada seberapa erat hubungan
berbagai lini produk dalam penggunaan akhir, ketentuan produksi,
saluran distribusi, atau hal-hal lain.

Keempat dimensi bauran produk tersebut memungkinkan


perusahaan untuk memperluas bisnis yang dijalani melalui empat cara,
yaitu:

a. Menambah lini produk baru sehingga memperluas auran produk.

b. Memperpanjang setiap lini produksi

c. Menambah lebih banyak jenis produk kedalam setisp produk dan


memperdalam bauran produk

d. Menejar lebih bnayak konsistensi lini produk

4. Desain Produk

Desain adalah totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara


penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan pelanggan.
Mutu produk menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk
menjalankan fungsinya, ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk
membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing, sedangkan
desain dapat menyumbangkan kegunaan atau manfaat produk serta
coraknya.

Menurut Kotler, desain yang baik dapat menarik perhatian,


meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produksi dan memberi
keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran. Kotler mengemukakan
bahwa desain produk adalah totalitas fitur yang mempengaruhi
penampilan dan fungsi suatu produk tertentu menurut yang disyaratkan
dari segi kebutuhan pelanggan. Sementara itu, Hayes menyatakan bahwa
desain produk merupakan faktor yang akan sering memberikan kepada
perusahaan sisi bersaingnya.

16
Suatu perusahaan yang memiliki desain pada produknya memiliki
beberapa tujuan, diantaranya :

1. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai


nilai jual yang tinggi

2.Untuk menghasilkan produk yang khas

3. Menarik perhatian konsumen dengan desain produk yang telah dibuat.

Desainer yang baik disamping mempertimbangkan sifat fisik


produk yang menarik juga menjadikannya mudah digunakan, aman,
ekonomis dalam biaya produksi dan distribusi. Desain yang baik memberi
nilai tambah pada manfaat produk, menjadikannya enak dipandang dan
nyaman digunakan7

D. Diferensiasi Produk

Menurut Kotler dan Keller (1999), menyatakan bahwa differensiasi


produk adalah salah satu strategi perusahaan untuk membedakan
produknya terhadap produk pesaing.

Menurut Jeff Madura dalam bukunya pengantar bisnis diferensiasi


produk adalah upaya dari perusahaan untuk membedakan produknya dari
produk pesaing dalam suatu sifat yang membuat lebih diinginkan.
Beberapa produk dibedakan oleh pesaing dari kualitasnya

Al-Qur’an memandang bisnis sebagai pekerjaan yang


menguntungkan dan menyenangkan. Bisnis yang menguntungkan adalah
bukan hanya melakukan ukuran yang benar dan timbangan yang tepat,
tetapi menghindarkan dari segala bentuk kecurangan yang kotor dan
korup. Al-Qur’an menekankan sebuah bisnis yang kecil lewat jalan halal,
jauh lebih baik dari bisnis besar yang dilakukan dengan cara haram dan

7 Veithzal Rivai dkk, Islamic Marketing Membangun dan Mengembangkan Bisnis dengan Praktik
Marketing Rasulullah saw, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018), 92-94

17
khabits (jelek). Allah berfirman di dalam Al-Qur’an QS. An-Nisa’ ayat 29,
yang berbunyi

‫نيِاَ أنيَيِنهاَ اَللإذيِنن آنمكنوُاَ نل تنألكككلوُاَ أنلمنوُاَلنككمُ بنليننككمُ إباَللنباَإط إ إ‬


‫للل نأن تنككوُنن تإنجاَنرةم‬
‫ض ممنككلمُ نونل تنلقتككلوُاَنأنَفكنسككلمُ إإلن ل‬
َ‫ان نكاَنن بإككلمُ نرإحيمما‬ ‫نعن تننراَ ض‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali
dalam perdagangan yang berlaku atas suka sama suka diantara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh darimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang kepadamu”.

Saladin (2004) menyatakan, “Diferensiasi adalah tindakan


merancang serangkaian perbedaan yang bernilai dengan tujuan untuk
membedakan penawaran perusahaan tersebut dari penawaran perusahaan
pesaing”. Philip Kotler dan Kevin Lane Keller menyatakan bahwa
diferensiasi produk terdiri dari:

1. Bentuk (form), Banyak produk dapat didiferensiasikan berdasarkan


bentuk-ukuran, model, atau struktur fisik produk.

2. Fitur (feature), Sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi dan menyeleksi


fitur baru yang tepat dengan mensurvei pembeli saat ini dan menghitung
nilai pelanggan dibandingkan dengan biaya perusahaan untuk masing-
masing fitur potensial. Perusahaan juga perlu mempertimbangkan berapa
banyak orang yang menginginkan tiap fitur, apakah pesaing mudah meniru
fitur itu.

3. Mutu kinerja (performance quality) adalah level berlakunya karakteristik


dasar produk. Perusahaan tidak harus merancang level kinerja setinggi
mungkin.

4. Mutu Kesesuaian(conformance quality) adalah tingkat kesesuaian dan


pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi sasaran yang

18
dijanjikan. Masalah yang terkait dengan mutu kesesuaian yang rendah
adalah bahwa produk itu akan mengecewakan beberapa konsumen.

5. Daya tahan (durability) adalah ukuran usia yang diharapkan atas


beroperasinya produk dalam kondisi normal dan/atau berat, merupakan
atribut yang beharga untuk poduk-produk tertentu.

6. Keandalan (reliability) adalah ukuran probabilitas bahwa produk tertentu


tidak akan rusak atau gagal dalam periode waktu tertentu.

7. Mudah diperbaiki (repairability) yakni Pembeli memilih produk yang


mudah diperbaiki, kemudahan diperbaiki adalah ukuran kemudahan untuk
memperbaiki produk ketika produk itu rusak atau gagal

8. Gaya (Style) merupakan Menggambarkan penampilan dan perasaan yang


ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli.

9. Desaign (design) merupakan suatu kualitas produk yang diukur


berdasarkan rancang bangun produk dan keseluruhan fitur yang
memberikan efek bagaimana produk itu diliat, dirasakan dan digunakan
fungsinya8

Selain itu juga, diferensiasi produk adalah kegiatan memodifikasi


produk menjadi menarik. Diferensiasi ini memerlukan penilitian pasar yang
cukup serius agar bisa benar-benar berbeda, diperlukan pengetahuan tentang
produk desain. Diferensiasi produk juga dapat diartikan sebagai upaya dari
sebuah perusahaan untuk membedakan produknya dari produk pesaing dalam
suatu sifat yang membuatnya lebih diinginkan. Semua perusahaan mencari
beberapa jenis keunggulan kompetitif yang dapat membedakan produk mereka
dari produk yang lainnya. Di dalam melakukan diferensiasi produk ada
beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar diferensiasi
produk yang terhadap keseluruhan pasar sasaran.

8 Veithzal Rivai dkk, Islamic Marketing Membangun dan Mengembangkan Bisnis dengan Praktik
Marketing Rasulullah saw, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018), 96

19
Kesamaan produk biasanya terjadi antara para pesaing sehingga
diferensiasi bertujuan mengembangkan kemampuan khusus yang dipandang
unik oleh seluruh industri. Hal tersebut dikenal dengan pemasaran yang
berbeda (differentiated marketing).

1. Dua strategi diferensiasi produk untuk memaksialkan laba sbb:

a. Diferensiasi horizontal

b. Difeensiasi vertikal

Jumlah peluang diferensiasi berbed-beda untuk tiap jenis industri.


Dalam hal ini, kotler dan keller (2009) membedakan jenis-jenis industri
berdasarkan jumlah dan besar keunggulan bersainng yang tersedia sbb:

a. Industri volume

b. Industri langkah mati

c. Industri terfragmentasi

d. Industri terspesialisasi

2. Diferensiasi personel

Perusahaan dapat memperoleh keunggulan dalam bersaing yang kuat


dengan mempekerjakan dan melatih orang-orang yang baik. Personalia yang
terlatih menunjukkan enam karakteristik sebagai berikut:

a. Kemampuan

b. Kesopanan

c. Kredibilitas

d. Dapat di andalkan

e. Cepat tangap

20
f. Komunikasi

3. Diferensiasi saluran

Perusahaan dapat mencapai keunggulan dalam bersaing melalui cara


dalam membuat rancangan terhadap saluran distribusi. Saluran distribusi
tersebut mencakup jangkauan, keahlian, dan kinerja dari saluran.

4. Diferensiasi citra perusahaan

Para pelangan memiliki tanggapan yang berbeda terhadap citra


perusahaan atau merk. Dalam hal ini, perlu dibedakan antara identitas dan
citra. Identitas terdiri dari berbagai cara yang dimaksudkan oleh perasaan
untuk mengidentifikasi atau memosisikan diri maupun produknya. Sementara
itu, citra adalah cara masyarakat memersepsikan atau memikirkan perusahaan
maupun produknya berdasarkan keyakinan dan pengetahuan dengan
memproses informasi.

Dalam suatu perusahaan, citra perusahaan menjadi sangat penting


karena beberapa hal sbb:

a. Citra perusahaan dapat meningkatkan penjualan


b. Citra perusahaan dapat mendorong pengembangan produk
c. Citra perusahaan dapat meningkatkan kekuatan keungan
perusahaan
d. Citra perusahaan dapat menciptakan hubungan harmonis antar
karyawan

e. Citra perusahaan dapat membantu mendapatkan calon karyawan


yang berkualitas sehingga dapat memperoleh karyawan yang loyal, giat
bekerja, dan memiliki motivasi untuk memajukan perusahaan.

Cara perusahaan dalam diri pelangan dapat dibentuk dengan beberapa


tahap berikut:

1. Penangkapan informasi (exposure)

21
2. Perhatian (attention)

3. Pemahaman (interpretation)

4. Inagatan memori

Selain itu, terdapat tiga faktor yang dapat memengaruhi pembentukan


citra, sbb :

1. Faktor individual

2. Faktor stimulus

3. Faktor situasi

Citra yang telah dibangun ataupun didefensiasi oleh perusahaan


tentunya harus disampaikan dengan baik kepada pasar agar tidak menyimpang
dari tujuan. Menurut sutojo (2004) terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menyampaikan citra, yaitu:

a. Fokus pada satu atau dua kelebihan

b. Ciri khas

c. Sesuai

d. Mendahului persepsi negativ segmen sasaran

e. Berkesinambungan dan realistis dilakukan berhasil.

Ada juga tentang kriteria diferensiasi yang baik adalah Sering terjadi
bahwa perusahaan merasa sudah membuat diferensiasi namun ternyata
diferensiasi tersebut tidak banyak berarti. Untuk menghindari hal itu, maka
perusahaan perlu mengetahui beberapa kriteria suatu diferensiasi yang baik,
antara lain:

1. Tidak Mudah Ditiru Pesaing

22
Diferensiasi yang dilakukan hendaknya unik dan sulit ditiru oleh
pesaing. Kalaupun suatu saat dapat ditiru oleh pesaing, perusahaan perlu
membuat diferensiasi baru yang lebih hebat.

2. Penting

Diferensiasi yang dilakukan hendaknya menampilkan atribut-


atribut yang dirasa penting oleh pelanggan. Jika perusahaan mobil
menonjolkan perbedaannya hanya pada tempat duduk saja, tentu saja hal
itu bukan merupakan diferensiasi yang penting. Atribut yang penting pada
sebuah mobil misalnya terletak pada aspek: kinerja mesin, disain,
kemudahan perbaikan, kemudahan memperoleh suku cadang dan lain-lain.

3. Superior

Hendaknya diferensiasi yang dilakukan mempunyai banyak


kelebihan dibandingkan perusahaan pesaing. Oleh karena itu, kita harus
mengetahui di mana kekuatan dan kelemahan pesaing. Dengan demikian,
kita dapat membuat diferensiasi yang unik.

4. Dapat Dikomunikasikan

Diferensiasi harus dapat dikomunikasikan dan dapat dilihat oleh


konsumen. Diferensiasi motor bebek merek Honda yang terletak pada
mesin 4 tag-nya yang irit bahan bakar, dengan mudah dapat dirasakan atau
dibuktikan oleh konsumen.

5. Terjangkau

Harap diketahui bahwa dalam melakukan diferensiasi itu


membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jangan sampai dengan adanya
diferensiasi tersebut pasar sasaran tidak bersedia membeli. Misalnya, agar
berbeda dengan produk pesaing, sebuah perusahaan elektronik
menggabungkan sebuah televisi layar datar dengan sebuah komputer.

23
Andaikan membeli secara terpisah, harga televisi tersebut Rp.3 juta dan
harga komputer Rp.4 juta. Kemudian perusahaan menetapkan harga
televisi baru (yang sudah digabung dengan komputer) sebesar Rp.12 juta.
Tentu saja hal ini sulit diterima oleh konsumen. Kenapa demikian, karena
biasanya konsumen sudah mempunyai taksiran harga yang layak untuk
suatu produk. Oleh karena itu, perusahaan harus pandai-pandai
mengaitkan diferensiasi dengan perkiraan harga yang tepat.

6. Menguntungkan

Meskipun diferensiasi itu membutuhkan biaya besar, namun harus


tetap menguntungkan bagi perusahaan.

E. Islamic Branding

Sebuah produk dapat menarik konsumen jika mempunyai merk


(brand). Branding memiliki tempat di benak konsumen, bukan di dunia
nyata. Branding bukanlah pertarungan untuk menentukan siapa yang dapat
membuat produk lebih baik, akan tetapi siapa yang dapat menciptakan
persepsi lebih baik

Islamic Branding dapat dimaknai sebagai penggunaan nama-nama


yang berkaitan dengan Islam atau menunjukkan identitas halal untuk
sebuah produk. Sebagai contoh: hotel syariah, rumah sakit Islam, Wardah,
KFC, dan lain-lain. Islamic branding diklasifikasikan dalam tiga bentuk :

1. Kepatuhan merek dalam mengikuti nilai dan aturan islam


dalam hal ini islamic brans di nuat berdasarkan pada ketetapan islam yang
kebanyakan berkonsentrasi pada sektor keuangan dan makanan targetnya
lebih di tekankan pada pelanggan muslim karna berbasis agama meskipun
pada kenyataannya pelanggan non muslim juga ada

2. Merek berasal dari negara islam dalam hal ini islamic


brands merupakan merek dagang yang berasal dari negara islam sperti
Emirates Airlines untuk maskapai penerbangan.

24
3. Sasaran merek dalam pasar muslim dalam hal ini merek
dagang yang berasal dari negara non muslim namun memiliki target pasar
muslim dengan ketepatan sesuai syariat Islam sebagai contoh perusahaan
multinasional yang berinvestasi besar untuk mengambil bagian dalam
pasar Islam dunia seperti nestle dan Unilever.9

Islamic branding diperlukan sebagai suatu bentuk perubahan pola


pikir yang dahulu kerap berakibat ke barat serta menjadi suatu bentuk
kesadaran umat beragama terutama Islam dalam menerapkan syariat Islam
dalam kehidupan sehari-hari trending menawarkan filosofi sekaligus the
way of life yang berujung pada suatu konsep yaitu ketaatan kepada Allah
subhanahuwata'ala islamic branding juga harus mengedepankan kualitas
tidak ada istilah Atas nama Tuhan kemudian tidak memikirkan kualitas
produk

perlu diingat bahwa Islam sebagai agama sekaligus jalan hidup


yang mengatur segala aspek kehidupan pelakunya termasuk dalam hal
pemenuhan kebutuhan dengan perkara yang halal hal tersebut Bagaimana
firman Allah subhanahu wa taala dalam ( Qs. Al- Baqarah ayat 168-169).
Yang berbunyi :

‫س كككلوُاَ إملماَ إفيِ اَللنلر إ‬


‫ض نحنلمل طنيممباَ نونل تنتلبإكعوُاَ كخطكنوُاَ إ‬
‫ت‬ ‫نيِاَ أنيَيِنهاَ اَللناَ ك‬
‫(إإنَلنماَ يِنألكمكرككمُ إباَليَسوُإء نواَللفنلحنشاَإء نونأن‬١٦٨) ‫طاَإن إإنَلهك لنككلمُ نعكدوو يَمإبيةن‬
‫اَللشلي ن‬

(١٦٩)‫تنكقوُكلوُاَ نعنلى لاإ نماَ نلن تنلعلنكموُنن‬


Artinya : “Wahai sekalian manusia! Makanlah dari apa yang ada di
bumi yang halal lagi baik, dan janganlah kamu ikut jejak langkah
Syaitan; kerana sesungguhnya Syaitan itu ialah musuh yang terang nyata
bagi kamu, Ia hanya menyuruh kamu melakukan kejahatan dan perkara-
9 Muhammad Nasrullah, “Islamic Branding, Religiusitas Dan Keputusan Konsumen Terhadap
Produk”, Jurnal Hukum Islam (JHI), Volume 13, Nomor 2, Desember 2015, 81-82

25
perkara yang keji, dan (menyuruh) supaya kamu berkata (dusta) terhadap
Allah apa yang kamu tidak ketahui (salah benarnya)”.

Dan juga terdapat dalam hadist yang berbunyi :

“Perkara yang halal dan haram itu jelas sedangkan diantara


keduanya terdapat perkara yang meragukan dan banyak orang yang tidak
mengetahuinya maka siapa yang menghindari perkara yang melakukan Ia
pun telah membersihkan Kehormatan dan agamanya siapa yang terjerumus
dalam perkara yang meragukan Ia pun bisa terjerumus dalam perkara yang
haram hal tersebut sebagaimana pengembala yang mengembala disekitar
tempat terlarang dan terjerumus di dalamnya” ( HR. Bukhori dan muslim )

Islamic branding tentunya harus diikuti oleh pemasaran Islami


Islamic marketing syariat Islam menuntut pemasar untuk melakukan
usaha-usaha Pemasaran dengan mengedepankan nilai-nilai akhlak. yang
dalam hal ini pemasaran Islam memperhatikan beberapa hal antara lain
dari segi produk. produk tidak mengandung unsur atau bahan baku yang
diharamkan. penetapan harga yaitu penetapan harga yang tidak
mengandung ghoror dan riba promosi yaitu tidak menggunakan penipuan
sumpah palsu dan dalam penayangan iklan produk. tempat yaitu tidak
berjualan di tempat yang dilarang seperti masjid atau pada waktu dilarang
seperti waktu sholat meskipun terdapat berbagai larangan terkait Islamic
branding namun Islam tidak mengekang kreativitas umatnya.

F. Pengemasan, Pelabelan, Penjaminan, dan Garansi

a. Pengemasan (Packaging)

Kita mendefinisikan pengemasan (packaging) sebagai semua


kegiatan merancang dan memproduksi wadah untuk produk. Kemasan
(package) bisa mencakup tiga tingkat bahan. Paco Rabane Cologne
muncul dalam botol (kemasan primer) yang dimasukkan ke dalam kotak

26
karton (kemasan sekunder) yang terdapat dalam kotak bergelombang
(kemasan pengiriman) yang berisi enam lusin kotak Paco Rabane.

Kemasan yang dirancang dengan baik dapat menciptakan


kenyamanan dan nilai promosi. Kita harus memasukkan pengemasan
sebagai senjata pemberian gaya, khususnya dalam produk makanan,
kosmetik, perlengkapan mandi, dan peralatan kecil konsumen. Kemasan
merupakan hal pertama yang dihadapi pembeli menyangkut produk dan
mampu mengubah pembeli untuk membeli atau tidak. Bagi Arizona Iced
Tea, kemasan, kemasan benar-benar menjadi titik pembuka.

Beberapa faktor mempunyai kontribusi terhadap semakin


banyaknya penggunaan kemasan sebagai alat pemasaran:

1. Swalayan

Semakin banyak jumlah produk yang dijual berdasarkan prinsip


swalayan. Dirata-rata pasar swalayan, yang menyimpan 15.000 barang,
pembelanja biasanya melewati sekitar 300 barang per menit. Mengingat
50%-70% dari semua pembelian dilakukan di toko, kemasan yang efektif
harus melaksanakan banyak tugas penjualan seperti menarik perhatian,
menggambarkan fitur produk, menciptakan keyakinan konsumen, dan
membuat pesan keseluruhan yang menyenangkan.

2. Kekayaan konsumen

Meningkatnya kemkmuran konsumen berarti konsumen bersedia


membayar sedikit lebih mahal untuk kenyamanan, penampilan, keandalan,
dan gengsi kemasan yang lebih baik.

3. Perusahaan dan citra merek

27
Kemasan berperan bagi pengakuan langsung terhadap perusahaan
atau merek tersebut.

4. Peluang inovasi

Pengemasan yang inovatif dapat memberikan manfaat yang besar


bagi konsumen dan laba bagi produsen. Produsen menggabungkan
bahan-bahan dan fitur-fitur yang unik.

Pengembangan kemasan yang efektif membutuhkan beberapa


keputusan. Dari perspektif perusahaan maupun pelanggan, pengemasan
harus mencapai sejumlah tujuan.

1. Identifikasi merek.

2. Sampaikanlah informasi yang deskriptif dan persuasif

3. Permudahkan proteksi dan transportasi produk

4. Bantulah penyimpanan di rumah.

5. Bantulah konsumsi produk.

b. Pelabelan

Pelabelan adalah subset dari pengemasan. Penjual harus memberi


label pada produknya. Label bisa hanya berupa tempelan sederhana pada
produk atau gambar yang dirancang dengan rumit yang merupaka
kesatuan dengan kemasan. Label bisa hanya mencantumkan merek atau
banyak informasi. Bahkan jika penjual memilih label yang sederhana saja,
hukum mungkin mengharuskan adanya informasi tambahan.

Terdapat sejarah panjang mengenai masalah hukum sekitar label,


pengemasan dan produk pada umumnya. Tahun 1914, UU Komisi
Perdagangan Federal menyatakan bahwa label atau kemasan yang salah
satu menyesatkan merupakan tindakan pesaingan yang tidak jujur. UU
pengemasan atas pelebelan yang layak disahkan konres pada tahun 1967,

28
menetapkan persyaratan wajib pelabelan, mendukung adanya standar
pengemasan industri dan memungkinkan badan federal untuk menetapkan
peraturan pengemasan untuk industri tertentu. Bentuk label yakni :

1. Tanda dengan tulisan.

2. Gambar pada kemasan makanan minuman dan barang yang lain.

3. Brosur atau selembaran yang dimasukkan kedalam wadah atau


pembungkus

Adapun beberapa fungsi tabel adalah sebagai berikut :

1. Merupakan salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada


para konsumen yang baru. Yang berupa suatu pelaksanaan tertib suatu
undang-undang bahan makanan atau minuman atau obat. Dalam hal ini
pemerintah mewajibkan produsen untuk melekatkan label pada hasil
produksi sesuai peraturan yang tercantum dalam undang-undang bahan
makanan.

2. Dengan melekatkan label pada produk sesuai peraturan, berarti


produsen telah memberikan keterangan kepada para konsumen agar dapat
memilih dan meneliti produk secara bijaksana,

3. Merupakan jaminan bahwa barang yang telah dipilih tidak


berbahaya bila digunakan. Untuk hal ini konsumen harus dibiasakan
terlebih dahulu membaca label sebelum membeli.

4. Bagi para produsen, label digunakan sebagai alat pengenalan


terhadap produknya.

Dan juga ada hal-hal yang dicantumkan pada label yakni adalah

29
1. Nama barang
2. Merek barang
3. Nomor kode pendaftaran & produksi
4. Berat bersih isi wadah
5. Komposisi atau bahan bahan yang digunakan
6. Kepekaan dan sifat makanan
7. Alamat lengkap produsen dan penyalur
8. Cara pemakaiannya (dalam produk tertentu)
9. Tanggal kadaluarsa
10. Netto
11. Peringatan efek samping
12. Cara menyimpan dan pemeliharaanya
13. Peringatan (awas bahaya obat keras misalnya)
14. Layanan konsumen
15. Label SNI bungkus.

Begitu juga dalam pelabelan dan pengemasan tidaklah


diperbolehkan dalam islam adanya kecurangan dalam melkukan takaran,
karena pada realitanya pada pengemasan atau pelabelan yang berada
dalam suatu produk tidaklah sama dengan substansi dari produk itu
sendiri, terkadang kecurangan terjadi saat pengemaan yang lebih berat
adalah kemasan nya bukan dari substansi produk itu sendiri, pelarangan
kecurangan ini telah diatur dalam al-Qur’an. Allah berfirman yang
berbunyi :

َ‫﴾نوإإنذا‬٢َ﴿‫س يِنلستنلوُكفوُنن‬ ‫نوليِةل لإللكم ن‬


‫﴾اَللإذيِنن إإنذاَ اَلكنتاَكلوُاَ نعنلى اَللناَ إ‬١َ﴿‫طفمإفينن‬
‫﴾أننل يِنظكيَن كأو ىلنئإ ن‬٣َ﴿‫نكاَكلوُهكلمُ أنلو نونزكنَوُهكلمُ يِكلخإسكرونن‬
‫﴾لإينلوُضم‬٤َ﴿‫ك أننَلهكلمُ نملبكعوُكثوُنن‬
‫ب اَللنعاَلنإمين‬
‫﴾يِنلوُنم يِنكقوُكم اَللناَكسلإنر م‬٥َ﴿ُ‫نعإظيضم‬

30
Artinya : “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.
(Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain,
mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang
untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin
bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang
besar. (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta
alam”. (QS. al-Muthaffifîn/83:1-6)

c. Jaminan Dan Garansi

Jaminan (warranties) adalah pernyataan resmi kinerja produk yang


diharapkan oleh produsen. Produk dengan jaminan dapat dikembalikan
kepada produsen atau dibawa ke pusat perbaikan untuk diperbaiki, diganti,
atau dikembalikan uangnya. Baik tertulis maupun tersirat, jaminan tunduk
pada hukum.

Garansi mengurangi risiko anggapan pembeli. Garansi


menunjukkan bahwa produk itu bermutu tinggi dan bahwa perusahaan
serta kinerja layanannya dapat diandalkan. Garansi bisa sangat membantu
ketika perusahaan atau produk tidak begitu terkenal atau ketika kualitas
produk tidak lebih unggul dari pesaing.

Garansi merupakan jenis fasilitas dari pembuat produk yang sangat


bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi pemberi garansi maupun bagi
penerimanya (konsumen) serta bermanfaat bagi masyarakat pada
umumnya, tidak merugikan bagi orang lain, melainkan merupakan
tindakan saling tolong menolong dalam kewajiban yang sangat dianjurkan
oleh agama. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 2 :

ِ ‫نوتننعاَنوكنَوُااَ نعنلى ٱَللبإمر نوٱَلتللقنوُىى ٍ نونل تننعاَنوكنَوُااَ نعنلى ٱَ ل إللثإمُ نوٱَللكعلدىنوإن‬


‫نوٱَتلكقوُااَ ٱَللن ٍ إإلن ٱَللن نشإديِكد ٱَللإعنقاَ إ‬
‫ب‬

31
Artinya : “ Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat
kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada
melakukan dosa (maksiat) dan pencerobohan. Dan bertaqwalah kepada
Allah, kerana sesungguhnya Allah Maha Berat azab seksaNya (bagi
sesiapa yang melanggar perintahNya”. Qs. Al-Maidah (5): 2.

Dan juga dalam pemenuhan jaminan dan garansi harus sesuai


dengan hak-hak konsumen. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat
as-Syu‟araa ayat 183 :

‫ا‬ ‫نونل تنلبنخكسوُااَ ٱَللناَ ن‬


‫س أنلشنياَنءهكلمُ نونل تنلعثنلوُاَ إفى ٱَللنلر إ‬
‫ض كملفإسإديِنن‬

Artinya: “Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan


janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan”.
(QS. As-Syu‟araa (26): 183)

G. Power Marketing

Dalam sebuah bisnis, diperlukan kerangka dalam managemen


pemasaran salah saunya adalah power marketing. Susanto dan Wijarnako
(2004) menyatakan bahwa kerangka kerja power marketing disusun oleh
The Jakarta Consulting Group dengan landaan utamanya adalah
memanusiakan pelanggan. Hal tersebut semata-mata dilakukan
meningkatkan kepuasan konsumen dan pada gilirannya akan memberikan
kontribusi bagi kesejahteraan stakeholders.

Terdapat 3 landasan pola pikir yang menajdi kunci dalam power


marketing sebagai berikut:

1. Pergerakan (Moving) adalah tumpuan untuk menjawab gelora


persaingan dan dinamika permintaan yang selalu bergolak karean
ekspektasi pelanggan yang beranjak semakin tinggi

2. Kepedulian (caring) : pergerakan harus disertai dengan


kepedulian kepada pelanggan melalui inovasi (inovating) di bidang

32
strategi, manajerial maupun produk atau jasa. Dalam islam pun telah diatur
dalam hadist yang berbunyi :

‫حد ثنا عيا ش حد ثنا ا بو غسا ن محمد بن مطر ف قا ل حد ثني محمد بن ا لمنكد ر‬
‫عن جا بر بن عبد ا ل ر ضى ا ل عنهما ا ن ر سو ل ا ل صلى ا ل عليه و سلم قا ل ر حم ا‬
‫ل ر جل سمحا ا ذ ا با ع و ا ذ ا ا شتر ى و اذ ا ا قتضى‬

Artinya : “Rasulullah Saw, bersabda :”Allah swt, merahmati seseorang


yang ramah ketika menjual,membeli dan membayar hutang”. HR. Bukhari

3. Inovasi (inovating) : Inovasi di bidang strategi dan manajerial


merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi pelanggan, dan
hasil inovasi berupa produk dan jasa yang inovatif adalah keluaran yang
dipersembahkan untuk pelanggan. Diharapkan persembahan ini diterima
dengan suka cita oleh pelanggan, dan karenanya pelanggan menjadi puas.
Kepuasan pelanggan akan menelurakan kepercayaan dan hubungan jangka
panjang yang berkelanjutan, atau dengan kata lain terciptalah loyalitas
pelanggan. Hubungan pelanggan tidak sekedar hubungan yang berada di
dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk ke dalam ranah emosi
pelanggan. Sehingga pangsa pasar yang digenggam bukan hanya mind
share, namun sudah masuk ke khasanah heart share

Dalam mewujudkan semua itu, harus ada nilai sebagai bahan rujukan
dalam melakukan aksi nyata. Nilai-nilai akan menjadi panduan dan patokan apa
yang benar dan apa yang salah, apa yang pantas dan apa yang tidak pantas, serta
mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam PM tercermin dari landasan nilai
9-3-5 matrix, yaitu 9 nilai strategis, 3 nilai pengembangan dan 5 nilai
penyampaian.

1. Nilai Strategis meliputi beberapa hal berikut :

a. stakeholder artinya kesuksesan organisasi akan bermuara kepada


kesejahteraan stakeholder. Jadi bukan hanya sekadar menimbulkan
kesejahteraan bagi karyawan saja, stockholder saja atau konsumen saja,

33
namun kesejahteraan itu harus mengalir kepada segenap stakeholder.
Sebagai konsekuensinya dibutuhkan pendekatan holistik dalam bisnis dan
pemasaran.

b. Layanan service adalah penghantar bagi aliran nilai tambah


yang akan disampaikan kepada pelanggan, sampai nilai tambah itu dapat
memenuhi kebutuhan atau harapan konsumen. Agar dapat memberikan
layanan yang baik kepada pihak eksternal, layanan dalam kalangan
internal organisasi juga harus berjalan dengan baik. Jika layanan yang
berfungsi sebagai penghantar nilai tambah ini tersumbat di dalam saluran
internal, maka akan menghambat performansi organisasi sebagai sebuah
sistem. Proses penghantaran nilai tambah akan terggangu, yang pada
gilirannya akan berpengaruh pada kualitas hasil akhir yang akan diberikan
kepada pelanggan.

c. strategy artinya dalam merancang bagaiman mencapai tujuan


yang dijabarkan dalam perencanaan pemasaran, program dan tindakan
harus dibuat dalam konteks C-B-M. Titik pendekatan yang holistik,
komprehensif dan integral harus dijunjung tinggi agar semua pembuatan
perencanaan pemasaran, program, dan tindakan terangkai oleh benang
merah strategi di tingkat korporat, strategi di tingkat bisnis dan strategi
pemasaran itu sendiri.

d. segmentasi adalat alat strategis untuk menyampaikan nilai


tambah bagi pelanggan. Ibarat pasukan yang sedang berperang, pertama
kali yang harus dilakukan adalah membuat pemetaan daerah yang dituju,
sebelum menentukan sasaran (targeting). Demikian pula dengan pemasar,
dia harus melakukan pemetaan terhadap profil konsumen dan
kebutuhannya, sebelum dia memilih wilayah yang menjadi sasarannya.
Langkah awal pemetaan adalah memilah pasar menjadi kelompok-
kelompok dan kemudian memberikan identitas (group identity) sehingga
anggota suatu segmen memiliki persamaan, dan juga meiliki perbedaan

34
dibandingkan anggota segmen yang lain. Anggota suatu segmen
diharapkan memiliki pola perilaku tertentu, terutama dalam memberi
reaksi terhadap marketing mix. Dengan demikian pemasar dapat
mengembangkan marketing mix yang efisien dalam menjangkau segmen
tersebut (marketing mix efficiency potential).

e.Solution yakni Apa yang diberikan kepada konsumen bukan


sekadar produk, tapi solusi. Bukan hanya memenuhi kebutuhan (need)
konsumen dengan produk yang bersifat generik, tetapi dapat memenuhi
keinginan (want) dan harapan konsumen dan bahkan melampaui harapan
konsumen itu sendiri. Sehingga bukan hanya memuaskan konsumen, tapi
menyenangkan konsumen dengan kejutan-kejutan tak terduga pada
penawaran. Hal ini dapat diraih dengan memberikan sebuah sistem yang
memberikan solusi, bukan hanya sekedar sebuah produk (generik).
Dengan sendirinya pendekatan yang digunakan kepada konsumen adalah
pendekatan konsultatif, guna menggali masalah yang dihadapi konsumen.
Prinsip dasar CCM adalah semua solusi berpusat di konsumen.

f. Strike yakni dinamika dan persaingan adalah landasan dalam


melihat pasar, yang dapat diumpamakan sebagai arena peperangan
memperebutkan pelanggan. Diperlukan keberanian untuk melakukan
serangan terhadap pasar dengan langkah-langkah inovatif dalam rangka
memenuhi kebutuhan konsumen.10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

10 Veithzal Rivai dkk, Islamic Marketing Membangun dan Mengembangkan Bisnis dengan Praktik
Marketing Rasulullah saw, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018), 104-105

35
Dari pembahasan makalah ini dapat mengambil suatu kesimpulan
bahwa Perencanaan strategi pemasaran adalah bagaiamana cara untuk
dapat menemukan berbagai peluang menarik dan menyusun strategi yang
menguntungkan. Ada berbagai macam perencanaan pemasaran yaitu
Perencanaan pasar yang strategis (Strategic Market Planning) perencanaan
strategis pemasaran perusahaan (Corporate Marketing Planning) ,
Perencanaan pemasaran yang operasional.agar perusahaan bisa
memaksinalkan penjualan atau pemasaran dan sekaligus dapat
memenangkan sebuah persaingan dalam suatu bisni, terlebih dahulu
manajemen pemasaran harus mengetahui situasi apa yang sedang dialami
oleh perusahaan sebelum menentukan strategi apa yang yang cocok
digunakan untuk menghadapi situasi tersebut.

Selain itu perusahaan juga di anjurkan untuk membuat sebuah


rencana pemasaran dalam mendistribusikan produknya kepada konsumen,
hal ini bertujuan agar produk yang di hasilkan bisa terjual sebanyak-
banyaknya, dan konsumen bisa terlayani dengan baik dan memuaskan,
karena itulah tujuan dari strategi pemasaran. Dan juga harus bisa
menyesuaikan dengan kaidah alqur’an dan al-hadist. Dan juga didalam
materi strategi dan rencanapemasaran dalam islam ini memiliki strategi
dan rencana khusus untuk membuat perusahaan dan pasar bisa maju.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 2014 Manajement Pemasaran Dasar, Konsep dan


Strategi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

36
Jusmaliani dkk. 2008. Bisnis Berbasis Syariah .Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nasrullah, Muhammad. 2015 . “Islamic Branding, Religiusitas Dan


Keputusan Konsumen Terhadap Produk”, Jurnal Hukum Islam (JHI), Volume 13,
Nomor 2 (81-82)

Rivai, Veithzal . 2012. Islamic Marketing Membangun dan


Mengembangkan Bisnis dengan Praktik Marketing Rasulullah saw. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Rivai, Veithzal. 2018. Islamic Marketing Membangun dan


Mengembangkan Bisnis dengan Praktik Marketing Rasulullah saw. Jakarta: PT
Bumi Aksara.

37

Vous aimerez peut-être aussi