Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KEBIJAKAN MONETER
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam
Dosen Pembimbing:
DR. Abdul Wadud, Lc, MEI
Kelompok:
FEBRUARI 2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kebijakan
Moneter
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi susunan kaliat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Kebijakan Moneter ini dapat
memberikan manfaat maupun pembelajaran kepada pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................ i
A. Kesimpulan .........................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak
kebijakan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakam laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai
macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Kuznets dan Sirojuzilam mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai
“Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan
semakin banyak barang kepada penduduknya, kemampuan ini bertambah sesuai
dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang
diperlukan”.
Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi stabil
tidaklah pekerjaan yang mudah untuk dilaksanakan, ini ibaratnya mata uang 2
sisi, kadang dicapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tidak stabil. Untuk
mencapai inilah diperlukan kebijakan moneter.
Kebijakan moneter bertujuan mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang
lebih baik dan atau diinginkan. Kondisi-kondisi tersebut diukur dengan
menggunakan indicator-indikator makro utama seperti terpeliharanya
pertumbuhan ekonomi yang baik, stabilitas harga umum yang terkendali, dan
menurunnya tingkat pengangguran.
Sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yang
kegiatannya bertumpu pada aset keuangan kredit perbankan, maka pemerintah
perlu melaksanakan kebijakan moneter melalui pengelolaan atau pengaturan
system perkreditan secara dinamis, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi struktur
potensi ekonomi masyarakat daerah (resource base) yang akan digerakkan.
Kebijakan moneter tujuannya adalah untuk mencapai stabilisasi ekonomi.
Berhasil tidaknya tujuan dari kebijakan moneter tersebut dipengaruhi oleh dua
4
faktor, pertama: kuat tidaknya hubungan kebijakan moneter dengan kegiatan
ekonomi tersebut, kedua: jangka waktu perubahan kebijakan moneter terhadap
kegiatan ekonomi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian kebijakan moneter ?
2. Bagaimana macam-macam kebijakan moneter ?
3. Apa sajakah instrumen kebijakan moneter dan indikator kebijakan moneter ?
4. Bagaimana kebijakan moneter dan siklus kegiatan ekonomi dan pengaruhnya?
5. Bagaimana tujuan kebijakan moneter ?
6. Bagaimana kebijakan moneter menurut prinsip islam ?
7. Apa contoh kebijakan moneter di Indonesia ?
C. TUJUAN
1. Ingin mengetahui tentang pengertian kebijakan moneter.
2. Ingin mengetahui tentang macam-macam kebijakan moneter.
3. Ingin mengetahui tentang instrumen kebijakan moneter dan indikator
kebijakan moneter.
4. Ingin mengetahui kebijakan moneter dan siklus kegiatan ekonomi dan
pengaruhnya.
5. Ingin mengetahui tujuan kebijakan moneter.
6. Ingin mengetahui kebijakan moneter menurut prinsip islam.
7. Ingin mengetahui contoh kebijakan moneter di Indonesia.
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
mempengaruhi proses penciptaan uang, pemerintah bisa mempengaruhi jumlah
uang yang beredar . Dengan adanya upaya mempengaruhi jumlah uang yang
beredar maka pemerintah juga dapa bisa mempengaruhi tingkat bunga yang
berlaku di pasar uang. Sedangkan dapat kita simpulkan bahwasannya besarnya
uang ini dipengaruhi oleh empat faktor :
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu :
b. Membuat perubahan ke atas suku diskonto dan suku bunga yang harus
dibayar oleh bank-bank perdagangan. Yang dimaksud disini adalah apabila bank-
bank perdagangan menjual surat-surat berharga kepada bank sentral, maka
langkah iu dinamakan mendiskontokan surat-surat berharga. Didalam memberi
pinjaman, bank sentral akan menetapkan suku bunga yang harus di bayar oleh
bank-bank perdagangan atas pinjaman yang di terimanya. Juga bank sentral akan
menetapkan suku diskonto dari Sertifikat Bank Indonesia atau surat-surat
berharga lainnya yang mudah tunai yang dijual kepadea bank sentral. Tingkat
yang ditentukan oleh bank sentral tersebut dinamakan suku diskonto atau suku
bank (Bank Rate).
5 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), 311.
9
2. Kebijakan Moneter Kualitatif
3. Memberikan syarat yang lebih ringan untuk pinjaman kepada pedagang kecil
dan industri rumah tangga
6 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), 313.
10
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen
kebijakan moneter, yaitu antara lain :
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan
rasio.
11
Pembujukan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi ataupun
melakukan pertemuan langung. Contohnya seperti menghimbau perbankan
pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi
jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank
sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
5. Kredit Selektif Politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang
beredar dengan cara memperketat pemberian kredit
6. Rasio Likuiditas
Indikator tersebut umumnya dua hal, yakni suku bunga dan uang beredar.
Dengan demikian, kedua variable moneter tersebut mempunyai dua fungsi, yaitu
sebagai sasaran menengah dan indikator. Dalam perumusan kebijakan moneter,
kedua variable tersebut digunakan sebagai sasaran antara karena merupakan
variable yang akan dicapai terlebih dahulu agar sasaran kebijakan moneter dapat
dicapai, sedangkan dalam pelaksanaannya kedua variabel tersebut bertindak
sebagai indikator karena member petunjuk tentang arah perkembangan moneter
13
Kebijakan moneter yang menggunakan monetary aggregate atau uang
yang beredar sebagai sasaran menengah mempunyai dampak positif berupa
tingkat harga yang stabil. Apabila terjadi gejolak dalam jumlah besaran moneter,
yaitu melebihi atau kurang dan jumlah yang diterapkan, bank sentral akan
melakukan kontraksi atau ekspansi moneter sedemikian rupa sehingga besaran
moneter akan tetap pada suatu jumlah yang ditetapkan.8
8 Aulia Pohan, Potret Kebijakan Moneter Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), 34.
14
berkesinambungan. Kebijakan moneter sebagai salah satu dari kebijakan ekonomi
makro pada umumnya diterapkan sejalan dengan business cycle ‘siklus kegiatan
ekonomi’. Dalam hal ini, kebijakan moneter yang diterapkan pada kondisi dimana
perekonomian sedang mengalami boom perkembangan yang sangat pesat tentu
berbeda dengan kebijakan moneter yang diterapkan pada kondisi dimana
perekonomian sedang mengalami depression atau slump ‘perkembangan yang
melambat’.
9 Perry Warjiyo dan Solikin, Kebijakan Moneter di Indonesia, (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan, 2003), 3.
15
Salah satu contoh yang dapat dijelaskan di sini adalah situasi pada kurun
waktu atau fase kegiatan perekonomian sedang mengalami resesi (misalkan dari A
ke B
Pemerintah dapat memperpendek periode resesi dengan melakukan
kebijakan moneter yang ekspansif sehingga perekonomian dapat lebih cepat
mengalami recovery ‘pemulihan kembali’. Sebaliknya, dalam kondisi
perekonomian mengalami perkembangan yang sangat pesat pemerintah dapat
menghindari over heating ‘pemanasan kegiatanperekonomian’ dengan melakukan
kebijakan moneter yang kontraktif. Pola penerapan kebijakan moneter yang
secara aktif bersifat “memperlunak” perkembangan kegiatan ekonomi yang
cenderung menuju titik balik ekstrim tersebut dikenal dengan counter-cyclical
monetary policy. Secara sepintas, pola kebijakan moneter yang counter-cyclical
cukup tepat untuk diterapkan agar perekonomian dapat terhindar dari gejolak
struktural (shocks) atau fluktuasi siklus kegiatan ekonomi. Namun, permasalahan
mendasar yang muncul adalah berkaitan dengan sulitnya memprediksi siklus
kegiatan ekonomi, terutama menyangkut sampai sejauh mana perkembangan
suatu perekonomian mencapai posisi tertentu pada siklus yang terjadi. Kesalahan
dalam memprediksi siklus ekonomi yang terjadi dapat menimbulkan kesalahan
dalam menentukan respons kebijakan moneter. Adapun pengaruh kebijakan
moneter dan uraian tabel berikut menggambarkan dampak kebijakan moneter
pada berbagai bagian dari suatu sistem perekonomian10
10 Paulus Kurniawan, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2015), 157-
169.
16
Kebutuhan cadangan Efek Alasan
a. Kesempatan kerja.
17
b. Kestabilan harga
Harga yang makin kian tinggi membuat masyarakat menjadi resah, tiap
tahunnya harga barang bukannya menjadi turun tetapi semakin naik, untuk
mencegah harga yang semakin naik maka pemerintah menstabilkan harga
sehingga harga tidak mengalami kenaikkan setiap tahunnya. Apabila kestablian
harga tercapai maka akan menimbulkan kepercyaan di masyarakat. Masyarakat
percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang akan sama dengan harga yang
akan masa depan.
11 Aulia Pohan, Potret Kebijakan Moneter Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), 34.
18
Kebijakan moneter atau politik moneter merupakan politik negara dalam
menentukan peraturan-peraturan dan tindakan-tindakan dalam lapangan keuangan
negara. Secara lebih khusus kebijakan moneter mempunyai pengertian sebagai
tindakan makro pemerintah melalui bank sentral dengan cara mempengarui
penciptaan uang. Dengan mempengaruhi proses penciptaan uang, pemerintah bisa
mempengaruhi jumlah uang beredar, yang selanjutnya pemerintah bisa
mempengaruhi pengeluaran investasi, kemudian mempengaruhi permintaan
agregeat dan akhirnya tingkat harga seehingga tercipta kondisi ekonomi
sebagaimana yang dikehendaki.
a. Kekuasaan tertinggi adalah milik Allah dan Allahlah pemilik yang absolut.
c. Semua yang dimiliki dan didapatkan oleh manusia adalah karena seizin Allah,
dan oleh karena itu saudara-saudaranya yang kurang beruntung memiliki hak atas
sebagian kekayaan yang dimiliki saudarasaudaranya yang lebih beruntung.
g. Menetapkan kewajiban yang sifatnya wajib dan sukarela bagi semua individu,
termasuk bagi anggota masyarakat yang miskin. Dalam aspek teknis, kebijakan
moneter Islam harus bebas dari unsur riba dan bunga bak. Dalam Islam riba, yang
termasuk didalamnya bunga bank diharamkan secara tegas. Dengan adannya
19
pengharaman ini maka bunga bank yang dalam ekonomi kapitalis menjadi
instrument utama manajemen moneter menjadi tidak berlaku lagi. Menejement
moneter dalam Islam didasarkan pada prinsip bagi hasil.12
sosialnya.
12 Amien Wahyudi,” Kebijakan Moneter Berbasis Prinsip-Prinsip Islam”, Justitia Islamica Vol. 10/No.
1, Juni 2013, 60.
20
Keadilan adalah meletakkan sesuatu pada tempat yang sebenarnya. Konsep ini
mengandung dua unsur pengertian yakni
a. suatu bentuk keseimbangan dan perbandingan antara orang yang memiliki hak.
21
Stabilitas nilai uang adalah prioritas utama dalam kegiatan manajemen
moneter Islam. Stabilitas nilai uang yang tercermin dalam stabilitas tingkat harga
sangat berpengaruh terhadap realisasi pencapaian tujuan pembangunan ekonomi
suatu negara seperti, pemenuhan kebutuhan pokok, pemerataan distribusi
pendapatan dan kekayaan, tingkat pertumbuhan ekonomi riil yang optimum
perluasan kesempatan kerja dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa keadilan sosial-ekonomi dan pemerataan distribusi
pendapatan dan kesejahteraan merupakan tujuan yang penting dalam kerangka
Islam. Sementara tujuan pertama dan ketiga sebenarnya sama dengan tujuan yang
dirumuskan oleh ekonom konvensional. Hanya saja, dalam ekonomi konvensional
tidak menekankan adanya keadilan sosial-ekonomi dan pemerataan distribusi
pendapatan dan kesejahteraan. Sebuah pertanyaan menarik untuk dikaji, dapatkah
manajemen moneter
13 Anita Rahmawaty, “Uang Dan Kebijakan Moneter Dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Volume 1,
No.2, Desember 2013, 197-198.
22
G. Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia
23
Peningkatan kegiatan perekonomian nasional kemudian mengalami
dorongan lebih lanjut dengan hasil minyak yang meningkat khususnya pada awal
dekade 1970-an. Ditemukannya ladang-ladang minyak di Indonesia telah
memberikan sisi positif dan negatif. Di satu sisi, hasil minyak telah memberikan
limpahan rezeki bagi penerimaan negara sehingga dapat dipergunakan untuk
membiayai pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan di sisi fiskal.
Dengan peran aktif dan cenderung dominan oleh pemerintah, kebijakan fiskal
telah memungkinkan untuk mendorong kegiatan ekonomi riil. Namun, di sisi lain
peningkatan penerimaan devisa hasil minyak dan pengeluaran pemerintah telah
menyebabkan ekspansi jumlah uang beredar dari sisi fiskal. Kondisi ini
mengharuskan kebijakan moneter untuk melakukan penyerapan ekspansi moneter
dari sisi fiskal tersebut agar tidak menimbulkan kelebihan likuiditas dalam
perekonomian yang dapat meningkatkan laju inflasi. Dengan latar belakang
tersebut, pada tahun 1974 Pemerintah mulai menempuh kebijakan kredit selektif
dari sisi moneter.
Tujuannya adalah agar jumlah uang beredar tetap terkendali sehingga laju
inflasi dapat tetap terjaga. Hal ini terutama dilakukan dengan pengaturan terhadap
besarnya ekspansi kredit yang diperbolehkan oleh perbankan, atau yang sering
dikenal dengan pagu ekspansi aktiva neto. Jadi, setiap tahun Bank Indonesia
menyusun rencana ekspansi kredit secara nasional dengan menghitung berapa
jumlah uang beredar yang sesuai dengan perkiraan laju inflasi dan pertumbuhan
output. Kemudian bank-bank diminta untuk menyampaikan rencana kredit kepada
Bank Indonesia untuk kemudian ditetapkan pagu kredit setahun ke depan untuk
masing-masing bank. Pagu individual bank tersebut pada akhirnya akan menjadi
dasar untuk penyaluran kredit likuiditas yang disediakan Bank Indonesia sesuai
dengan sektor atau program yang sudah ditetapkan.
24
bank dan mengeluarkan jenis mata uang maka dengan seiring nya waktu
kebijakan moneter dalam pengembangan ekonomi di Indonesia semakin pesat
seperti pada tahun 1973 yang dimana indonesia mendapatkan dan
menyeimbangkan ekonomi dengan adanya penghasilan dari sektor minyak bumi.14
Sistem uang dua logam inilah yang diadopsi oleh Rasulullah SAW. Ketika
itu kendati menggunakan sistem uang dua logam, Rasulullah SAW memang tidak
mencetak dinar dan dirham emas sendiri, tapi menggunakan dinar Romawi dan
14 Perry Warjiyo dan Solikin, Kebijakan Moneter di Indonesia, (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan, 2003), 35.
25
dirham Persia (ini juga menunjukkan bahwa sistem uang dua logam tidak
eksklusif hanya dilakukan oleh ummat Islam). Demikian seterusnya, sistem dua
logam itu diterapkan oleh para khalifah hingga masa Khalifah Abdul Malik bin
Marwan (79H). Baru di masa itulah dicetak dinar dan dirham khusus dengan
corak Islam yang khas. Dengan cara itu, nilai nominal dan nilai intrinsik dari mata
uang dinar dan dirham akan menyatu. Artinya, nilai nominal mata uang yang
berlaku akan dijaga oleh nilai instrinsiknya (nilai uang itu sebagai barang, yaitu
emas atau perak itu sendiri), bukan oleh daya tukar terhadap mata uang lain. Yang
membedakan dengan moneter konvensional dengan islam terletak pada
instrumennya.
Dalam ekonomi Islam, tidak ada sistem bunga sehingga bank sentral tidak
dapat menerapkan kebijakan discount rate tersebut. Bank Sentral Islam
memerlukan instrumen yang bebas bunga untuk mengontrol kebijakan ekonomi
moneter dalam ekonomi Islam. Dalam hal ini, terdapat beberapa instrumen bebas
bunga yang dapat digunakan oleh bank sentral untuk meningkatkan atau
menurunkan uang beredar. Penghapusan sistem bunga, tidak menghambat untuk
mengontrol jumlah uang beredar dalam ekonomi.
1. Reserve Ratio
26
menjadi 20 %, yang dampaknya sisa uang yang ada pada komersial bank menjadi
lebih sedikit, begitu sebaliknya.
2. Moral Suassion
3. Lending Ratio
4. Refinance Ratio
6. Islamic Sukuk
27
sentral dan jumlah uang beredar akan tereduksi. Jadi sukuk memiliki kapasitas
untuk menaikkan atau menurunkan jumlah uang beredar.
Pada masa awal islam tidak diperlukan suatu kebijakan moneter karena
system perbankan hampir tidak ada dan penggunaan uang sangat minim. Jadi,
tidak ada alasan yang memadai untuk melakukan perubahan-perubahan terhadap
penawaran akan uang melalui diskresioner. Tambahan pula, kredit tidak memiliki
peran dalam penciptaan uang karena kredit hanya digunakan diantara para
pedagang. Selain itu, peraturan pemerintah tentang surat peminjaman (promissory
notes) dan instrument negosiasi (negotiable instruments) dirancang sedemikin
sehingga tidak memungkinkan penciptaan uang.
28
Instrument lain yang pada saat ini digunakan untuk mengatur jumlah
peredaran uang serta mengatur tingkat suku bunga jangka pendek adalah OMO
(jual-beli surat berharga pemerintah) yang belum dikenal pada masa awal
pemerintahan islam. Selain itu, tindakan menaikkan atau menurunkan tingkat
suku bunga bertentangan dengan ajaran islam yang melarang praktek riba.
29
dan permintaan akan uang mirip tambang yang melilit dengan kemiringan (slope)
positif akibat knowledge induced processI daninformant sharing yang baik. 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15 Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islami, (Jakarta: Salemba Empat, 2002),
67.
30
Adapun indikator adanya kebijakan moneter adalah tingkat suku bunga dan uang
beredar (monetary aggregate)
1. Reserve Ratio
31
2. Moral Suassion
3. Lending Ratio
4. Refinance Ratio
6. Islamic Sukuk
DAFTAR PUSTAKA
Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Putong, Iskandar. 2002. Pengantar Ekonomi Mikro Dan Makro (Edisi 2), Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Warjiyo, Perry dan Solikin. 2003. Kebijakan Moneter di Indonesia. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Studi Kebanksentralan.
33