Vous êtes sur la page 1sur 15

PELAKSANAAN PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT OLEH

DINAS KESEHATAN KOTA PEKANBARU

Oleh:
Nindy Sawitri
Dosen Pembimbing: Mayarni, S.Sos, M.Si
nindy_sawitri@yahoo.com

Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Universitas Riau


Kampus Bina Widya Panam, Pekanbaru 28293, Telp/Fax (0761) 63277

ABSTRACT

One of the government objectives is to realize the highest degree of health both
individual and society health, as in the contents of Law No. 36 of 2009 Article 46 on
health efforts. To objectify good health can be started from the improvement of nutritional
status of the community, so it will reduce malnutrition cases in Indonesia.If we let it, it
will be able to cause death in malnourished children under five. All areas in Indonesia
today still have cases of malnutrition in children under five. Like in Riau province,
Pekanbaru City which became the center of the provincial capital is also experiencing
cases of malnutrition. Through Health Official of Pekanbaru City, Government of
pekanbaru keep doing efforts to reduce the cases of malnutrition. The effort is
stated by the Minister of Health Regulation number 23 of 2014 on efforts to improve
nutrition. In article 20 stated about malnutrition management that aims to improve
nutritional status with the priority of reducing the mortality rate for children under five
malnutrition. The purpose of this research is to know how implementation and factors
affect the implementation of the Community Nutrition Improvement Program in
Pekanbaru City.
The concept used is a management theory according to Sudirdjo in Manulang
about management, which refers to four (4) elements in management, planning,
organizing, directing, and supervising. The research uses a qualitative method with a
descriptive data analysis. In the data collection, the researcher uses an interview
technique, observation and documentation using a snowball sampling method as the
source of information and data analysis with qualitative descriptive method.
The results showed that in the implementation of the nutrition improvement
program, there are some factors that become obstacles in implementing this program.
The obstacles in running the community nutrition improvement program are not only
related to the problems of the government related to the budget, but also the constraints
of the community who have not fully participated to be active in every activity undertaken
by the government related to nutritional health

Keywords: Program, Implementation, Management

JOM FISIP Vol. 5 No. 1 - April 2018 Page 1


PENDAHULUAN
Sebagai salah satu tugas pemerintah gizi. Gizi buruk adalah keadaan gizi
dalam mewujudkan masyarakat Indonesia tingkat berat pada anak berdasarkan
yang tangguh dalam pembangunan indeks berat badan menurut tinggi badan
nasional pemerintah harus memperhatikan (BB/TB) <-3 SD dan atau ditemukan
kesehatan masyarakat dan merupakan tanda-tanda klinis maramus, kwashiorkor,
tanggungjawab bagi semua pihak untuk dan maramus-kwashiorkor. Balita gizi
mewujudkannya. Sebagai tanggungjawab buruk adalah anak 0-5 tahun yang berat
pemerintah dalam pelaksanaannya di badan/ umurnya -3 SD dan mempunyai
tuangkan dalam Undang-undang Nomor tanda-tanda klinis atau tanpa tanda-tanda
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada klinis. Kekurangan gizi yang serius dapat
Bab IV mengenai Upaya Kesehatan pada menyebabkan kematian pada anak.
Pasal 46 menyatakan “Untuk mewujudkan Sebagai tindak lanjut dari Undang-
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya Undang Nomor 36 Tahun 2009, maka
bagi masyarakat diselenggarakan upaya Menteri Kesehatan Republik Indonesia
kesehatan yang terpadu dan menyeluruh mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor
dalam bentuk upaya kesehatan 23 Tahun 2014, tentang Upaya Perbaikan
perseorangan dan masyarakat”. Gizi Masyarakat, pada Pasal 20
Untuk mewujudkan kesehatan yang dinyatakan mengenai “Tata laksana gizi
yang baik dapat dimulai dari perbaikan buruk merupakan rangkaian tindakan yang
status gizi masyarakat. Gizi merupakan bertujuan untuk perbaikan status gizi
faktor penting untuk mewujudkan dengan prioritas menurunkan angka
manusia yang lebih baik. Berbagai kematian pada balita gizi buruk; Perbaikan
penelitian mengungkapkan bahwa status gizi terhadap penderita balita gizi
kekurangan gizi terutama pada anak usia buruk harus diberikan formula gizi buruk
dini akan berdampak pada tumbuh yang salah satu komponennya mineral
kembang anak. Anak yang kekurangan mix; Tata laksana gizi buruk dilaksanakan
gizi akan tumbuh kecil, kurus, dan melalui rawat jalan atau rawat inap sesuai
pendek. Kekurangan gizi juga berdampak dengan kondisi pasien”.
pada rendahnya kemampuan kognitif dan Secara nasional gizi buruk di
kecerdasan anak, serta berpengaruh Indonesia dapat dilihat berdasarkan hasil
terhadap menurunnya produktivitas anak, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
selain itu juga akan berdampak terhadap secara nasional sampai tingkat
tumbuh kembang otak. Anak yang kabupaten/kota yang dilakukan setiap tiga
menderita kekurangan gizi tidak saja tahun sekali yang dilakukan oleh Badan
menurun kecerdasan otaknya, tetapi Penelitian dan Pengembangan
menyimpan potensi terkena penyakit Kementerian Kesehatan Republik
degeneratif (kerusakan atau penghancuran Indonesia (Badan Litbangkes) dengan
terhadap jaringan atau organ tubuh). kerangka sempel yang dilakuakan oleh
Pasalnya organ tubuh penting bisa Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan
menaglami penuaan dini. Anak balita yang hasil RISKESDAS secara nasional pada
sehat atau kurang gizi diketahui dari tahun 2007 prevalensi Gizi buruk dan gizi
pertumbuhan berat badan setiap bulan kurang di Indonesia berjumlah 18,4%,
sampai usia minimal dua tahun. pada tahun 2010 17,9%, dan pada tahun
Gizi buruk adalah bentuk terparah 2013 19,6%. Masalah kesehatan dianggap
(akut) dari proses terjadinya kekurangan serius bila prevalensi gizi buruk/kurang

JOM FISIP Vol. 5 No. 1 - April 2018 Page 2


antara 20,0%-29,0%, dan dianggap sangat kondisi baik dan terkecukupi, hal ini dapat
tinggi bila ≥ 30%. Diantara 33 provinsi di dilihat dari tabel 1.1 dibawah ini:
Indonesia 18 provinsi memiliki prevalensi Tabel 1.1
gizi buruk dan kurang berada di atas angka Balita Bawah Garis di Kota Pekanbaru
prevalensi nasional yaitu berkisar antara Tahun 2012 s/d 2015
21,2% sampai dengan 33,1%. Bila diurut Balita Bawah Garis Merah
Nama
No Kecam (BGM)
dari 18 provinsi tersebut dari yang Puskes
atan 20 20 20 20
mas
tertinggi sampai terendah adalah: Nusa 12 13 14 15
Harapa Bukit 14 14 9 9
Tenggara Timur, Papua Barat, Sulawesi 1
n Raya Raya
Barat, Maluku, Kalimantan Selatan, 2
Lima Limap 19 19 10 24
Puluh uluh
Kalimantan Barat, Aceh, Gorontalo, Nusa Pekanb Pekanb
Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Maluku 3 aru aru 14 14 10 8
Kota Kota
Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Umban Rumba
4 7 3 4 7
Tenggara, Kalimantan Tengah, Riau, Sari i
Rumba Rumba 40 10 26 40
Sumatera Barat. 5
i Bukit i
Sementara itu untuk Provinsi Riau R.I
Rumba
6 Muara 50 5 32 50
menurut hasil RISKESDAS Nasional pada Fajar
i
tahun tertinggi prevalensinya 2013, Riau 7 Sail Sail 19 18 19 50
berada pada urutan ke 15 dengan Senape Senape
8 38 42 38 44
prevalensi berkisar antara 21,2% - 33,1%. lan lan
Hal ini menunjukkan bahwa provinsi Riau Payung Tampa 51 39 51 54
9
Sekaki n
berada dalam kondisi prevalensi tinggi dan Sidom
10 Tampa 38 11 38 152
serius terhadap gizi buruk. Menurut hasil ulyo
n
RISKESDAS Provinsi pada tahun 2007 R.I
Tampa 10 11 13 14
prevalensi gizi buruk dan kurang adalah 11 Sidom
n
ulyo
21,1%, pada 2010 17,9%, dan pada 2013 Simpan Tampa 14 19 17 25
12
naik kembali menjadi 21,2%. Lima g Baru n
Sukaja 19 2 12 22
Kabupaten di Riau masih memiliki 13 Melur
di
prevalensi gizi buruk diatas prevalensi 14
Langsa Sukaja 14 38 13 11
t di
provinsi, seperti Kabupaten Bengkalis, Rejosar Tenaya
15 3 64 49 73
Indragiri Hilir, Kampar, Kepulauan i n Raya
R.I
Meranti, dan Siak. Sementara enam 16 Tenaya
Tenaya 10 9 6 5
n Raya
kabupaten lainnya sudah berada dibawah n Raya
Rumba
prevalensi provinsi seperti Kabupaten 17
Rumba
i 5 7 8 9
i
Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, Pesisir
Pelalawan, Rokan Hulu, Dumai, dan Kota R.I Rumba
18 Karya i 18 8 7 8
Pekanbaru. Wanita Pesisir
Kota Pekanbaru sendiri, yang Marpo
19 Garuda yan 42 72 40 36
notabennya adalah pusat ibukota provinsi Damai
Riau yang menjadi pusat segala R.I Marpo
20 Simpan yan 39 29 27 20
pertumbuhan dan kemajuan yang dapat g Tiga Damai
dikatakan lebih maju daripada daerah- Jumlah Balita BGM 464 434 429 661
daerah lain yang ada di Riau ternyata tidak Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (DINKES), 2017

menjamin gizi masyarakat khususnya Berdasarkan tabel 1.1 di atas


balita yang ada di Kota Pekanbaru dalam diantara semua puskesmas yang telah
dilakukan penimbangan, maka diperoleh

[Type text] Page 3


hasil adanya balita dengan berat badan Pekanb Pekanb
12 aru aru 0 0 0 0
dibawah garis merah. Berat badan yang Kota Kota
berada pada garis merah sebenarnya 13
Langsa Sukaja 0 0 0 0
t di
belum dapat dikatakan bahwa balita itu Sukaja 0 0 0 0
14 Melur
bergizi kurang ataupun buruk, karena di
Senape Senape 0 0 0 0
pemantauan status gizi seseorang 15
lan lan
merupakan assesment status gizi 16
Muara Rumba 0 0 0 1
Fajar i
seseorang dengan menggunakan tabel Umban Rumba
17 0 0 0 0
antropometri, yang dilakukan sekali Sari i
Rumba Rumba 0 1 1 0
setahun. Namun dengan adanya balita 18
i Bukit i
yang saat ditimbang berstatus balita Karya
Rumba
19 i 1 2 2 0
dibawah garis merah, hal ini akan selalu wanita
Pesisir
mendapatkan pemantauan terus menerus Rumba
Rumba
20 i 0 3 1 4
oleh pihak baik itu dari petugas posyandu, i
Pesisir
puskesmas, bahkan melibatkan dinas Jumlah Kasus Gizi 8 13 12 12
kesehatan. Apabila berat badan dari balita Buruk
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (DINKES), 2017
bawah garis merah terus menurun maka
barulah dapat ditetapkan status gizinya Berdasarkan tabel 1.2 di atas
kurang atau bahkan buruk tergantung memperlihatkan jumlah kasus gizi buruk
penimbangan dan kondisinya. Sampai saat di Kota Pekanbaru berdasarkan hasil
ini jumlah balita yang mengalami gizi pendataan di 20 puskesmas, 14 puskesmas
buruk di Kota Pekanbaru dapat dilihat diantaranya pernah ditemukan kasus gizi
seperti tabel 1.2 dibawah ini: buruk di wilayah puskesmas itu. Jumlah
Tabel 1.2 kasus gizi buruk yang ditemukan
Jumlah Kasus Gizi Buruk Di Kota berdasarkan dari hasil penimbangan berat
Pekanbaru Berdasarkan Banyak badan yang dilakukan puskesmas dan
Puskesmas Tahun 2013 s/d 2016 hasilnya diberikan kepada Dinas
Nama Tahun
No Kecam Kesehatan Kota Pekanbaru. Penentuan
Puskes 20 20 20 20
atan
mas 13 14 15 16 status gizi buruk memiliki acuan mengenai
RI
Tampa 1 1 1 0 syarat-syarat kategori gizi yang telah
1 Sidom
n
ulyo ditentukan oleh Departeman Kesehatan
Simpan Tampa 0 0 0 0
2
g Baru n Republik Indonesia ataupun sesuai
3
Sidom Tampa 0 0 2 4 ketentuan dari WHO.
ulyo n
Payung Tampa 0 1 1 1
Dalam kasus gizi buruk terdiri dari
4
Sekaki n dua kelompok permasalahan, yaitu:
Harapa Bukit 3 3 0 0
5
n Raya Raya 1. Gizi buruk tanpa komplikasi, dengan
Simpan
Marpo ciri-ciri:
6 yan 1 0 0 0
g Tiga
Damai
a. BB/TB <-3SD dan atau;
Marpo b. Terlihat sangat kurus dan atau;
7 Garuda yan 1 1 1 0
Damai
c. Adanya edema dan atau;
8
Tenaya Tenaya 1 0 0 0 d. LILA < 11,5 cm untuk anak 6-59
n Raya n Raya
Rejosar Tenaya
bulan.
9 0 0 0 2
i n Raya 2. Gizi buruk dengan komplikasi, dengan
Lima Lima 0 1 1 0 ciri-ciri:
10
Puluh Puluh
11 Sail Sail 0 2 2 0 a. Anoreksia
b. Pneumonia berat

[Type text] Page 4


c. Anemia berat pelaksanaan program perbaikan gizi
d. Dehidrasi berat masyarakat di Kota Pekanbaru.
e. Demam sangat tinggi 2. Kegunaan Penelitian
f. Penurunan kesadaran a. Secara teoritis, hasil penelitian ini
Dengan melihat keadaan kasus gizi diharapkan dapat sebagai
buruk di Provinsi Riau berdasarkan hasil perkembangan ilmu pengetahuan,
RISKESDAS dalam kondisi tinggi dan sebagai dasar dalam penelitian
serius, serta Kota Pekanbaru yang menjadi tentang program perbaikan gizi
pusat Ibukota Provinsi dari Riau yang masyarakat yang dilakukan oleh
merupakan pusat segala kemajuan dan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.
pertumbuhan ekonomi namun masih b. Secara Akademis, hasil penelitian
terdapatnya kasus gizi buruk, maka ini diharapkan dapat sebagai bahan
dibutuhkan perhatian pemerintah terkait informasi dan data sekunder bagi
dengan perbaikan gizi masyarakat agar kalangan lainnya yang akan
dapat menurunkan angka kasus gizi buruk melakukan penelitian dalam kasus
yang ada di Kota Pekanbaru, sehingga yang sama.
peneliti tertarik untuk melakukan c. Secara Praktis, hasil penelitian ini
peneliatan dengan judul “Pelaksanaan diharapkan dapat menjadi bahan
Program Perbaikan Gizi Masyarakat pertimbangan, masukan bagi pihak-
oleh Dinas Kesehatan Kota pihak terkait dan sumbangan
Pekanbaru”. pemikiran yang bermanfaat
mengenai masalah perbaikan gizi di
RUMUSAN MASALAH Kota Pekanbaru.
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan sebelumnya, maka KONSEP TEORI
perumusan masalah dalam penelitian ini, 1) Program
dapat diuraikan sebagai berikut: Menurut Solichin (2009:71)
1. Bagaimana pelaksanaan program mengatakan bahwa program merupakan
perbaikan gizi masyarakat oleh Dinas serangkaian kegiatan yang memiliki
Kesehatan Kota Pekanbaru? durasi waktu tertentu serta dibuat untuk
2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung tercapainya tujuan yang telah
berpengaruh terhadap pelaksanaan ditetapkan.
program perbaikan gizi masyarakat Menurut Sujianto (2008:32)
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan program adalah suatu kompleks dari
Kota Pekanbaru? tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan,
prosedur-prosedur, peraturan-peraturan,
TUJUAN DAN MANFAAT pemberian tugas dan langkah-langkah
PENELITIAN yang harus diambil. Sumber-sumber yang
1. Tujuan Penelitian harus di manfaatkan dan elemen-elemen
a. Untuk mengetahui program apa saja lain yang diperlukan untuk melaksanakan
yang dilakukan Dinas Kesehatan arah tindakan tertentu.
Kota Pekanbaru dalam rangka Menurut Charles O. Jones dalam
perbaikan gizi masyarakat. Suryana (2009:28) berpendapat bahwa ada
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa tiga pilar aktivitas dalam melaksanakan
saja yang berpengaruh terhadap program yaitu:

[Type text] Page 5


1. Pengorganisasian Penentuan serangkaian tindakan
Struktur organisasi yang jelas untuk mencapai suatu hasil yang
diperlukan dalam melaksanakan program diinginkan oleh karenannya lebih tepat
sehingga tenaga pelaksana dapat dibentuk bila perencanaan dirumuskan sebagai
dari sumberdaya manusia yang kompeten penetapan tujuan, kebijakan, prosedur dan
dan berkualitas. program dari suatu organisasi.
2. Interpretasi Soedarsono dalam Relawati
Para pelaksana harus mampu (2012:52) perencanaan sebagai salah satu
menjalankan program sesuai dengan fungsi manajemen mempunyai fungsi
petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan untuk memilih dan menentukan cara-cara
agar tujuan yang diharapkan dapat yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tercapai. tujuan yang telah ditetapkan dalam batas
3. Penerapan atau Aplikasi waktu tertentu.
Kesimpulannya program merupakan Feriyanto dan Triana (2015:3)
interpretasi dari sebuah kebijakan berkaitan dengan pemilihan tugas-tugas
pemerintah yang berisi kumpulan yang harus dilakukan untuk mencapai
instruksi, yang dibuat untuk memperbaiki tujuan organisasi, memberikan cara
permasalahan yang sedang berkembang. bagaimana tugas-tugas tersebut harus
Program harus ada dalam dilakukan dan memberikan indikasi
mengimplementasikan suatu kebijkan agar mengenai kapan hal-hal tersebut akan
hal tersebut dapat berjalan dengan dilaksanakan.Kegiatan pelaksanaan
tersistematik dan sesuai dengan tujuan memfokuskan pada pencapaian tujuan.
awal dari program tersebut.
Melalui perencanaan, para manajer
2) Manajemen menetapkan secara jelas apa yang harus
Berdasarkan permasalahan yang dikerjakan organisasi agar dapat berhasil.
telah di jelaskan pada latar belakang Perencanaan organisasi menyangkut
masalah, maka penulis memakai teori keberhasilan organisasi dalam jangka
manajemen sebagai salah satu konsep teori pendek, jangka menengah, jangka
yang di gunakan pada penelitian ini. panjang.
Konsep teori manajemen adalah teori 2. Pengorganisasian (Organizing)
yang di gunakan pada pengukuran sebuah Sebagai keseluruhan aktivitas
proses organisasi untuk mencapai sebuah manajemen dalam mengelompokkan
tujuan yang terdiri dari adanya orang-orang serta penetapan tugas,
perencanaan sampai dengan pengawasan wewenang, serta tanggung jawab masing-
dalam mencapai tujuan yang telah masing dengan tujuan terciptanya
ditetapkan oleh organisasi atau kelompok. aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dan
Konsep teori manajemen pada penelitian berhasil guna dalam mencapai tujuan yang
ini lebih menggunakan pengarahan atau telah ditentukan terlebih dahulu.
(directing) sebagai konsep yang juga salah Yahya (2006:33) pengorganisasian
satu bagian dari konsep manajemen merupakan suatu proses untuk merancang
tersebut. struktur formal, mengelompokkan dan
Sudirdjo dalam Manulang mengatur, serta membagi tugas atau
(2012:3) terdapat empat fungsi pekerjaan diantara para anggota
manajemen meliputi: organisasi, agar tujuan organisasi dapat
1. Perencanaan (Planning) dicapai dengan efisien.

[Type text] Page 6


Handoko(2013:167) mendefinisikan yaitu pelaksanaan program perbaikan gizi
pengorganisasian adalah proses masyarakat oleh dinas kesehatan Kota
penyusunan struktur organisasi yang Pekanbaru. Lokasi penelitian ini akan di
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber lakukan di kantor dinas kesehatan Kota
daya - sumber daya yang dimilikinya, dan Pekanbaru, data data yang berkaitan akan di
lingkungan yang melingkupinya. dapatkan dari dinas kesehatan Kota
3. Pengarahan (Directing) Pekanbaru melalui kasi. kesehatan keluarga
Directing merupakan fungsi dan gizi. Informan penelitian ini kabag
manajemen yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat, kasi. kesehatan
usaha memberi bimbingan,saran, perintah- keluargan dan gizi, pihak puskesmas
dengan kasus gizi buruk paling banyak,
perintah atau instruksi kepada bawahan
kader, serta keluarga penderita gizi buruk.
dalam melaksanakan tugas masing-
Jenis dan sumber data pada penelitian ini
masing, agar tugas dapat dilaksanakan ada data primer dan data sekunder, data
dengan baik dan benar tertuju pada tujuan primer di peroleh dari wawancara dengan
yang telah ditetapkan semula. informan. Sedangkan data sekunder di
Menurut Siswanto (2005:3) peroleh dari artikel-artikel, media massa
Directing yaitu serangkaian kegiatan serta foto-foto hasil observasi.
untuk memberikan petunjuk atau instruksi
dari seorang atasan kepada bawahan atau HASIL
kepada orang yang diorganiasikan dalam A. Pelaksanaan Program Perbaikan
kelompok formal dan untuk mencapai Gizi Masyarakat oleh Dinas
tujuan bersama. Kesehatan Kota Pekanbaru
Directing juga dijelaskan oleh
Gulick dalam Adisasmita (2011:24) Dalam penelitian ini peneliti
sebagai penjelasan, petunjuk, serta memfokuskan permaslahan ke dalam 4
pertimbangan dan bimbingan terdapat (empat) indikator yang merupakan fungsi
pada tugas yang terlibat, baik secara dari manajemen yang dapat menerangkan
struktural maupun fungsional agar bagaimana program perbaikan gizi
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan masyarakat di kota pekanbaru ini berjalan
lancar, dengan pengarahan staff yang telah sehingga dapat mencapai target dalam
diangkat dan dipercayakan melaksanakan perbaikan gizi masyarakat yaitu untuk
tugas dibidangnya masing-masing tidak mengurangi kasus gizi buruk di Kota
menyimpang dari garis program yang Pekanbaru hingga dibawah 1%. Untuk
telah ditentukan. mengetahui bagaimana program perbaikan
gizi masyarakat di Kota Pekanbaru
METODE tersebut, penulis meneliti dengan
Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan teori manajemen menurut
deskriptif dengan pendekatan kualitatif
Sudirdjo dengan indikatornya adalah
yaitu menggambarkan atau melukiskan
sebagai berikut: Perencanaan
keadaan subjek dan objek, baik seseorang,
lembaga, masyarakat dan lain sebagainya,
(planning),Pengorganisasian
serta didasarkan atas hasil observasi yang (Organizing), Pengarahan (Directing),
dilakukan serta memberikan argumentasi Pengawasan (Controlling).
terhadap apa yang ditemukan di lapangan 1. Perencanan (Planning)
dan dihubungkan dengan konsep teori yang Dalam melakukan perencanaan
relevan sesuai dengan permasalahan yang maka harus ada penetapan tujuan
akan di bahas berdasarkan hasil penelitian dilaksanakan program, apa saja kegiatan

[Type text] Page 7


yang berkaitan dengan program , sasaran- Pekanbaru ini telah tertuang dalam
sasaran dari program dan kegiatan itu, rekening DPA nomor 20.02 dan 20.03
serta bagaimana penganggarannya. yang ada setiap tahunnya.
Dari hasil penelitian yang telah Adapun kegiatan yang masuk
dilakukan bahwa dalam melaksanakan kedalam Dokumen Penggunaan Anggaran
program perbaiakn gizi masyarakat di yaitu pemberian makanan tambahan,
Kota Pekanbaru ini telah dilakukan penanggulangan kurang energi protein
perencanaan oleh Dinas Kesehatan Kota (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat
Pekanbaru. Perencanaan yang telah dibuat kirang yodium (GAKY), kurang vitamin
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru yaitu A, dan kekurangan zat mikro lainnya.
untuk menjalankan program perbaikan Sementara itu kegiatan yang
gizi masyarakat di Kota Pekanbaru, hal ini termasuk sebagai upaya perbaiakan gizi
telah tertuang dalam Peraturan Walikota khususnya untuk mengurangi gizi buruk
Pekanbaru Nomor 93 Tahun 2016 tentang terdiri dari kegiatan: pemberian makanan
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas tambahan (PMT) pada balita, pemberian
dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas makanan tambahan KLB gizi buruk,
Kesehatan Kota Pekanbaru yang telah pemberian makanan pendamping ASI,
menetapkan fungsi Dinas Kesehatan pendampingan kasus gizi buruk,
adalah untuk program perbaikan gizi pembentukan TFC/ Pusat Pemulihan Gizi
masyarakat. Program perbaikan gizi (PPG), pelatihan keluarga sadar gizi
masyarakat terdiri dari beberapa kegiatan (KADARZI), pemantauan status gizi,
yang di fokuskan kepada ibu dan balitanya konseling menyusui, MPASI, KPASI,
terutama pada kasus gizi buruk. Target serta pemberian vitamin A dan obat-
dari program ini adalah untuk mengurangi obatan
kasus gizi buruk yang ada di Kota 2. Pengorganisasian (Organizing)
Pekanbaru hingga dibawah 1%. Pengorganisasian didefinisikan
Selain telah ditetapkannya program sebagai proses kegiatan penyusunan
serta telah direncanakan kegaitan apa saja struktur organisasi sesuai dengan tujuan-
untuk menjalankan program tersebut, dan tujuan, sumber-sumber, dan
adanya penetapan tujuan dan sasaran lingkungannya. Dengan demikian hasil
terkait program itu, dinas kesehatan kota pengorganisasian adalah struktur
Pekanbaru juga telah menganggarkan organisasi. Struktur organisasi dapat
untuk program ini baik itu melalui didefinisikan sebagai mekanisme-
penganggran dari pemerintah pusat mekanisme formal organisasi diolah.
(APBN) maupun pemerintah daerah Struktur organisasi terdiri atas spesialisasi
(APBD). Dinas Kesehatan Kota kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi,
Pekanbaru telah memasukkan program ini atau desentralisasi dalam pembuatan
kedalam RENSTRA (Rencana Strategis) keputusan dan ukuran satuan kerja.
yang berlaku selama lima tahun, kemudian Pengorganisasian yang bertanggung
dijabarkan dalam bentuk RENJA jawab dalam hal pelaksanaan program
(Rencanaa Kerja), lalu diajukan dalam perbaikan gizi masyarakat di Kota
RKA (Rencana Kegiatan Anggaran), Pekanbaru sudah jelas terarah dengan
Setelah disahkan oleh pemerintah barulah adanya tugas pokok dan fungsi (Tupoksi)
keluar DPA (Dokumen Penggunaan Dinas Kesehatan sehingga pegawai
Anggaran). DPA terkait program mengetahui peran dan fungsinya agar
perbaikan gizi masyarakat di Kota

[Type text] Page 8


tidak terjadi tumpang tindih dalam merupakan bagian-bagian lain yang ada di
melakukan tugasnya. dinas kesehatan, sedangkan untuk lintas
Dalam menjalankan program sektoral melibatkan RT, RW, lurah,camat,
perbaikan gizi masyarakat dilakukan oleh tokoh masyarakat, maupun SKPD lainnya.
bidang kesehatan masyarakat, khususnya 3. Pengarahan (Directing)
seksi kesehatan keluarga dan gizi. Tetapi Directing adalah fungsi manajemen
dalam pelaksanaannya juga melibatkan yang berhubungan dengan usaha memberi
pihak puskesmas, dan kader. Pihak bimbingan, saran, perintah-perintah atau
Puskesmas bertugas untuk melakukan instruksi kepada bawahan dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di melaksanakan tugas masing-masing, agar
masyarakat seperti dalam kegiatan tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan
penimbangan balita setiap bulannya di benar tertuju pada tujuan yang telah
posyandu, pemberian makanan tambahan, ditetapkan semula. Manajemen yang dapat
dan lain sebagainya. Sedangkan kader berfungsi bukan saja agar pegawai
bertugas untuk mengenjarkan ke melaksanakan atau tidak melaksanakan
masyarakat tentang kegiatan-kegiatan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi
kesehatan, khususnya soal gizi. mengkoordinasi kegiatan sebagai unsur-
Selain dalam menjalankan kegiatan- unsur program.
kegiatan terkait program perbaikan gizi Directing juga sebagai penjelasan,
masyarakat, untuk penanganan, petunjuk, serta pertimbangan dan
pencegahan, kasus gizi buruk pada balita bimbingan terdapat pada tugas yang
maka, Berdasarkan Surat Keputusan terlibat, baik secara struktural maupun
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru fungsional agar pelaksanaan tugas dapat
Nomor: 440/DKK-KESMAS/SK/2017 berjalan dengan lancar, dengan
tentang Penunjukan Tim Manajemen pengarahan staff yang telah diangkat dan
Penanggulangan Gizi Buruk Tingkat Kota dipercayakan melaksanakan tugas
Tahun 2017, dibentukanlah tim ini untuk dibidangnya masing-masing tidak
melacak kasus, serta membuat laporan menyimpang dari garis program yang
hasil investigasi terhadap KLB gizi buruk. telah ditentukan.
Dari hasil penelitian yang telah Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan tim ini sebenarnya telah lama dilakukan untuk program perbaikan gizi
ada, namun baru tahun 2017 tim ini masyarakat dinas kesehatan kota
dibuatkan SK nya. Tugas tim ini Pekanbaru telah membuat program-
melakukan pelacakan mengenai kasus gizi program prioritas yang telah dilakukan,
buruk bersama dengan pihak puskesmas seperti melalui program balita kurang
dengan melibatkan kader, kemudia energi protein (KEP) dan bumil kurang
memberikan laporan tentang temuan kasus energi kronik (KEK), program kurang
baik itu kepada RT, RW, lurah, camat, vitamin A (KVA), program anemia gizi
serta dinas kesehatan Provinsi Riau. besi, program gangguan akibat kurang
Namun untuk kasus gizi buruk dalam yodium (GAKY), dan program gizi lebih.
penanganannya tidak saja hanya Dinas kesehatan bersama
melibatkan orang dari dinas puskesmas, dan kader juga melakukan
kesehatan,bagian atau seksi gizi dan kegiatan-kegiatan yang bertujuan
masyarakat saja, melainkan terlibatnya mendeteksi, menanggulangi, dan
kerjasama melalui lintas program dan memantau balita gizi buruk dan kurang.
lintas sektoral. Lintas program disini Kegiatan-kegiatan yang dilakukan yaitu:

[Type text] Page 9


pemberian makanan tambahan (PMT kepada orang tua tentang bagimana untuk
Balita), Pemberian makanan tambahan perawatan balita gizi buruk,tanda-tanda
(PMT) KLB gizi buruk, MP-ASI, yang harus dipahami orang tua, karena
pendampingan kasus gizi buruk, berdasrkan hasil penelitian orang tua
pembentukan TFC/PPG (Pusat untuk pengetahuan soal kesehatan
Pemantauan Gizi), pelatihan keluarga terutama gizi masih rendah, untuk temuan
sadar gizi (KADARZI), pemantauan status kasus gizi buruk setelah dilakukan
gizi (PSG), konseling menyusui, MP-ASI, kronologis kejadian, dilakukan pendataa,
KP-ASI, dan pemberian vitamin serta orang tua setelah kelahiran jarang
obat-obatan. melakukan pemeriksaan pada anaknya.
Pengarahan yang dilakukan untuk Kemudian ada kegiatan pembentukan
program perbaikan gizi masyarakat di pusat pemulihan gizi, pusat pemulihan gizi
Kota pekanbaru ini terdiri dari: dikelola oleh dinas kesehatan kota
a) Bimbingan Pekanbaru mulai tahun 2014, pemulihan
Bimbingan merupakan pertolongan status gizi yang dilakukan ditempat ini
yang diberikan individu untuk menolong untuk penderita gizi buruk tetapi yang
individu lain dalam membuat keputusan faktor penyebabnya intek atau kekurangan
ke arah yang dituju, dan mencapai makanan. Di tempat ini keadaan status gizi
tujuannya dengan cara yang paling baik . dilakukan oleh ahli gizi atau perawat yang
Dari hasil penelitian yang telah dibayar selama melakukan perawatan, di
dilakukan bentuk bimbingan yang tempat ini juga keluarga penderita gizi
diberikan dinas kesehatan seperti pada buruk juga dapat tinggal selama anaknya
kegiatan pemberian PMT pada balita. melakuakn perawatan. Kemudian untuk
Pemberian makanan tambahan dilakukan kegiatan berikutnya adanya pelatihan
oleh petugas puskesmas dan kader, keluarga sadar gizi, pelatihan ini
bersamaan dengan kegiatan posyandu dilakukan kepada kader-kader yang telah
yang dilakukan setiap bulannya saat ditunjuk di setiap wilayah yang ada di
pengecekan, imunisasi, serta penimbangan pekanbaru, pada pelatihan itu selain
balita di posyandu. Kemudian pada tentang gizi yang baik, juga sekaligus
kegiatan pemberian makanan tambahan membahas tentang kelompok pendukung
(PMT) KLB gizi buruk, kegiatan ini ASI. Pelatihan biasanya dilakukan di
dilakukan dinas kesehatan, dan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.
puskesmas, serta kader ketika terjadi Kemudian dibentuknya Kelompok
penemuan kasus. Kemudian kegiatan MP- Pendukung ASI, kelompok ini melalui
ASI jika MP_ASI tersedia maka akan kader dilakukan pelatihan dan bimbingan,
diberikan langsung kepada ibu balita. kemudian mereka melakukan sharing di
Selain itu ada kegiatan pendampingan masyarakat tentang ASI, kelompok ini
kasus gizi buruk. Pendampingan kasus dibentuk agar pemberian ASI lebih
gizi buruk pada kegiatan ini yang lebih meningkat, karena apabila ASI terpenuhi
banyak terlibat juga puskesmas dan kader, maka gizi pada anak akan tercukupi.
karena petugas puskesmas yang akan b) Saran
selalu melakukan pemantauan secara Saran adalah sebuah solusi yang
langsung terhadap KLB gizi buruk, mulai ditujukan untuk menyelesaikan
dari kasus ditemukan, hingga permasalahan yang dihadapi.
perkembangan ketika kasus ditangani. Dari hasil penelitian yang telah
Pihak puskesmas memberikan bimbingan dilakukan tugas pemerintah untuk

[Type text] Page 10


perbaikan gizi masyarakat di pekanbaru yang berada di wilayah itu, kemudian
ini saran banyak diberikan oleh kader, petugas puskesmas melaporkan temuan
karena kader yang berda lebih dekat kasus kepada dinas kesehatan kota
dengan masyarakat karena disetiap pekanbaru yang diterima oleh seksi
wilayah mempunyai minimal 5 orang kesehatan dan gizi masyarakat. Setelah
kader. Kader banyak meberikan masukan laporan sampai kepada seksi kesehatan
kepada masyarakat khususnya ibu dan masyarakat dan gizi, laporan akan
balitanya untuk melakukan dan mengikuti dilaporkan kepada kepala bidang
kegiatan-kegitan kesehatan yang kesehatan masyarakat. Setelah itu bagian
dilakukan di posyandu seperti gizi bersama puskesmas, dan kader akan
penimbangan balita, pemantauan status menindak lanjuti kasus, kemudian
gizi balita, konseling ASI, kelompok memastikan kasus dengan mengunjungi
pendukung asi, pemberian vitamin dan kasus. setelah kasus dikunjungi petugas
kegiatan lainnya. Kadang bila orang tua puskesmas membuat laporan yang berisi,
tidak membawa anaknya ke posyandu bagaimana kondisi keluarga, bagaimana
maka kader akan melakukan pendekatan kejadian yang dirasakan sebelum terjadi
ke masyarakat dengan mendatangi rumah gizi buruk, kronologis kasus, sejauh mana
warga untuk mengajak warga ikut pengetahuan keluarga tentang
kegiatan di posyandu. kesehatan,dan lain-lain. Dengan kasus
c) Perintah-perintah telah dikunjungi maka laporan yang telah
Perintah adalah suatu instruksi resmi di sampaikan seblumnya kepada kabid
dari seorang atasan kepada bawahan untuk maka di sahkan oleh kabid, dan menindak
mengerjakan atau untuk tidak melakukan lanjuti penyebab epidemologinya.
sesuatu, guna merealisasi tujuan yang ada. Kemudian Laporan di serahkan kepada
Ada 4 unsur suatu perintah, yaitu instruksi kepala dinas kesehatan Kota Pekanbaru
resmi, dari atasan kepada bawahan, untuk nantinya setelah diperiksa akan di
mengerjakan atau tidak mengerjakan laporkan kepada dinas kesehatan Provinsi
sesuatu hal, merealisasikan tujuan. Suatu Riau. Nantinya seksi gizi akan melakukan
perintah bisa berbentuk resmi baik lisan koordinasi lebih lanjut dengan lintas
ataupun tulisan. program dan lintas sektoral untuk
Dari hasil penelitian yang telah penanganan kasus. Setelah dilakukan
dilakukan bahwa setiap kegiatan yang koordinasi barulah untuk tahap awal kita
dilakukan oleh petugas puskesmas penderita gizi buruk akan diberikan PMT
ataupun kader dalam menjalankan progam Gizi Buruk. Setelah penderita gizi buruk
perbaikan gizi ini selalu dilaporkan kepada diberi PMT maka selanjutnya akan terus
dinas kesehatan. Kemudian bentuk dilakukan lakukan monitoring dan
perintah-perintah yang terjadi dapat dilihat evaluasi kasus oleh petugas puskesmas
jelas dalam kasus penangan gizi buruk. dan kader kemudian apapun
Dari mulai kasus ditemukan sampai perkembangannya petugas puskesmas
penanganan sudah ada alur prosedur akan memberi laporan kepada dinas
bagaimana untuk penanganan kasusnya. kesehatan melalui seksi kesehatan
Pertama ketika kasus ditemukan baik itu masyarakat dan gizi. Begitulah bentuk
berdasarkan laporan dari penderita atau perintah-perintah yang terjadi dalam
berdasarkan laporan warga sekitar penanganan kasus gizi buruk.
penderita kasus tinggal harus dilaporkan 4. Pengawasan (Controling)
terlebih dahulu kepada pihak puskesmas

[Type text] Page 11


Controlling atau pengawasan sering Berdasarkan hasil penelitian yang
juga disebut dengan pengendalian adalah telah dilakukan dalam kegiatan program
salah satu fungsi manajemen yang berupa perbaikan gizi masyarakat sudah
mengadakan penilaian, bila perlu dianggarkan pemerintah dalam APBD
mengadakan koreksi terhadap sesuatu Kota Pekanbaru tahun 2017, namun
sehingga apa yang dilakukan bawahan demikian karena adanya pengurangan
dapat diarahkan ke jalan yang benar anggaran atau rasionalisasi anggaran pada
dengan maksud dengan tujuan yang telah APBDP Kota Pekanbaru tahun 2017,
digariskan semula. maka tidak semua kegiatan dari program
Dari hasil penelitian yang telah perbaikan gizi ada anggarannya. Namun
dilakukan bentuk pengawasan yang bukan berarti kegiatan itu tidak dijalankan.
dilakukan dinas kesehatan kota pekanbaru Seperti kegiatan KADARZI ( Keluarga
sebagai pelaksana program perbaikan gizi Sadar Gizi) yang sebenarnya ada
di Kota Pekanbaru ini berperan penuh pelatihan untuk kegiatan itu, tetapi karena
untuk mengawasi segala hal terkait keterbatasan dana, dinas kesehatan lebih
kegiatan-kegiatan yang ada, bila terjadi memprioritaskan untuk pelatihan MP- ASI
kendala di lapangan dinas kesehatan sudah yang sasarannya untuk meningkatkan
menyelesaikannya secara langsung dan pemberian ASI pada balita secara
cepat dengan instansi-instansi lain yang eksklusif sehingga bila pemberian ASI
terlibat. Selain itu bentuk pengawasan terpenuhi minimal makanan untuk balita
yang dilakukan dalam menjalankan itu tercukupi. Tetapi bukan berarti untuk
kegiatan dalam program ini terlihat dari kegiatan KADARZI tidak berjalan, materi
terus berkordinasinya dinas kesehatan, tentang KADARZI masih di selipkan
bersama dengan puskesmas, kader, dalam setiap pelatihan yang dilakukan
masyarakat serta melibatkan juga instansi oleh bagian kesehatan masyarakat Dinas
lintas sektoral terkait lainnya. Disamping Kesehatan Kota Pekanbaru.
itu juga dilakukannya monitoring dan 2. Kurangnya partisipasi masyarakat
evaluasi di awal tahun dan akhir tahun Berdasarkan hasil penelitian yang
untuk membahas bagaimana pelaksanaan telah dilakukan partisipasi dari masyarakat
program, hasil dari kegiatan, dan apa saja itu sendiri untuk mengikuti semua
kendala yang dialami. Terakhir juga program dan kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukannya pelaporan bagaimana direncanakan sangatlah dibutuhkan,
pelaksanaan program di dinas kesehatan karena tanpa adanya partisipasi dan peran
melalui kegiatan LOKMIN (Lokakarya aktif dari masyarakat kegiatan yang telah
Mini) dengan melibatkan semua di rencanakan tidak akan berjalan. Dinas
puskesmas yang ada di Kota Pekanbaru. kesehatan bersama puskesmas, kader,
telah melakukan sosialisasi, terhadap
B. Faktor-Faktor Yang kegiatan yang akan di lakukan, tetapi
Mempengaruhi Pelaksanaan masih ada sebagian masyarakat yang kalau
Program Perbaikan Gizi hanya sudah terjadi terkait masalah
Masyarakat kesehatan saja baru datang ke puskesmas.
Berdasarkan hasil penelitian ada Padahal sebelum terjadinya penyakit tentu
beberapa faktor-faktor yang ada gejala terlebih dahulu, jika
mempengaruhi tersebut adalah sebagai pemahaman masyarakat cukup atau
berikut: masyarakat aktif terhadap kegiatan
1. Keterbatasan anggaran berbaur kesehatan terutama soal gizi dan

[Type text] Page 12


keluarga maka tidak akan terjadi mobilisasi penduduknya tinggi, terkadang
lambatnya terdeteksi penyakit. Seperti untuk masalah pengetahuan tentang
pada masalah gizi buruk, ada beberapa kesehatan dan lainnya yang memang
kasus yang penyebabnya bukan karena warga Pekanbaru sudah paham ataupun
kasus gizi buruk dengan adanya penyakit tau dan diberi pengarahan baik itu
penyerta, kalau bukan karena penyakit bagaimana kesehatan yang baik terutama
penyerta penyebab terjadinya gizi buruk soal gizi, maupun sistem pelaporan
yaitu melalui faktor intek (makanan). Bila apabila terjadi masalah kesehatan, tetapi
terjadi pada faktor ini, untuk memudahkan ada warga pendatang yang tidak mau tau
dalam melakukan perbaikan status gizinya baik itu kelengkapan administrasi
hingga menjadi status gizi baik, kependudukannya, atau keikutsertaannya
seharusnya dibawa ke TFC atau tempat di masyarakat dengan kegiatan kesehatan
pemulihan gizi, disitu akan diberi seperti yang telah dilakukan di posyandu
makanan, dilakukan pemantauan langsung setiap bulannya. Namun ketika telah
oleh ahli gizi, atau perawat yang sudah timbul permasalahan kesehatan barulah
dibayar menjadi tenaga honorer sampai melapor ke puskesmas atau sarana
dengan kondisi pasien pulih. Di TFC kesehatan lainnya. Ketika dilihat dari
keluarganya juga dapat langsung tinggal, kelengkapan administrasi
tetapi ada beberapa penderita gizi buruk kependudukannya ternyata bukan KTP
yang seharusnya bisa dengan dibawa ke Pekanbaru, atau belum punya KK
TFC tidak mau dirawat di TFC dan lebih Pekanbaru sementara sudah cukup lama
memilih untuk dirawat jalan dirumah saja, tinggal di Pekanbaru, mereka juga tidak
alhasil pemantauan hanya dapat dilakukan ikut kegiatan di posyandu, permasalahan
melalui kunjungan petugas puskesmas yang seperti ini yang sering terjadi yang
atau kader yang biasanya sekali seminggu, seperti ini yang mau tidak mau wajib di
dan pemantauan melalui via telfin saja. tangani karena berada di wilayah Kota
Kemudian bentuk kurangnya Pekanbaru.
partisipasi masyarakat dapat dilihat dari
kegiatan posyandu setiap bulannya. bila KESIMPULAN
bayi telah melakukan semua imunisasi, 1. Adapun indikator yang menyebabkan
maka orang tua sudah tidak ada membawa dalam pelaksanaan program perbaikan
anaknya ke posyandu. Padahal di gizi masyarakat Oleh Dinas Kesehatan
posyandu tidak saja kegiatan imunisasi Kota Pekanbaru sebagai berikut:
yang kita lakukan, tetapi juga pemberian a. Perencanaan, yang dilakukan Dinas
makanan tambahan bagi balita, Kesehatan Kota Pekanbaru untuk
pemantauan status gizi dan mencapai tujuan dalam rangka program
perkembangannya, dan kegiatan lainnya, perbaikan gizi masyarakat di
Pekanbaru terlihat sudah maksimal, hal
3. Adanya penduduk pendatang ini dibuktikan dengan telah
Adanya warga pendatang yang dianggarkannya untuk program
tinggalnya berpindah-pindah dari daerah perbaikan gizi, baik itu penganggaran
satu ke daerah lainnya juga dapat menjadi yang bersumber dari APBD maupun
salah satu timbul permasalahan gizi. APBN. Selain itu juga terlihat telah
Berdasarkan hasil penelitian yang ditetapkannya tujuan dari program ini
telah dilakukan akibat lokasi wilayah yang menjadi target dari program yang
Pekanbaru merupakan daerah yang dibuat.

[Type text] Page 13


b. Pengorganisasian, untuk mewujudkan program, hasil dari kegiatan, dan apa
program perbaikan gizi masyarakat di saja kendala yang dialami. Terakhir
Kota Pekanbaru pengorganisasian juga dilakukannya pelaporan
sangatlah penting dalam mengatur bagaimana pelaksanaan program di
berbagi macam kegiatan untuk dinas kesehtan melalui kegiatan
menjalankan program perbaikan gizi LOKMIN (Lokakarya Mini).
tersebut. Pengorganisasian dalam 2. Adapun faktor yang mempengaruhi
program ini tidak saja melibatkan dalam pelaksanaan program perbaikan
Dinas Kesehatan saja melainkan gizi masyarakat oleh Dinas Kesehatan
terlibatnya kerjasama baik itu dari Kota Pekanbaru ini sebagai berikut:
lintas program maupun lintas sektoral. a. Keterbatasan anggaran, karena adanya
Untuk kasus gizi buruk telah dibentuk rasionalisasi anggaran dalam APBD
tim dari Dinas Kesehatan yang maka tidak semua kegiatan yang telah
bertanggungjawab dalam pelacakan direncankan untuk program perbaikan
kasus, penanggulangan kasus, serta gizi memliki anggaran.
membuat laporan hasil investigasi b. Kurangnya partisipasi masyarakat, hal
terhadap keluarga balita gizi buruk. ini dapat di lihat dari masih kurangnya
c. Pengarahan, dalam menjalankan peran aktif masyarakat khusunya ibu
program perbaikan gizi masyarakat di yang memiliki anak balita, seperti
Kota Pekanbaru dinas kesehatan, dalam kegiatan rutin di posyandu yaitu
puskesmas, dan kader telah melakukan adanya pemantauan tumbuh kembang
arahan-arahan baik itu berupa balita, pemberian makanan tambahan,
bimbingan, saran, serta perintah- dan berbagai kegiatan lainnya, terlihat
perintah tentang kegiatan-kegiatan berdasarkan hasil penelitian bahwa bila
dalam rangka perbaikan gizi itu sendiri anaknya telah diberi imunisasi secara
kepada masyarakat khususnya pada ibu lengkap, maka selanjutnya ibu yang
dan anaknya. memiliki anak balita sudah tidak
d. Pengawasan, instansi yang terkait membawa lagi anaknya untuk
dalam pelaksanaan program perbaikan melakukan kegiatan-kegiatan di
gizi di Kota Pekanbaru ini berperan posyandu lagi. Selain itu ada juga
penuh untuk mengawasi segala hal masyarakat yang bila telah terjadi
terkait kegiatan-kegiatan yang ada, bila masalah kesehatan saja baru datang ke
terjadi kendala di lapangan dinas puskesmas atau rumah sakit. Seperti
kesehatan sudah mencoba untuk kasus-kasus gizi buruk yang terjadi di
menyelesaikannya secara langsung dan Kota Pekanbaru ini, banyak kasus yang
cepat dengan instansi-instansi lain yang terjadi karena adanya penyakit
terlibat. Selain itu bentuk pengawasan penyerta, dan orang tua baru melapor
yang dilakukan dalam menjalankan ke puskesmas setelah penyakit yang
program-program ini terlihat dari terus dialami anaknya sudah cukup parah,
berkordinasinya dinas kesehatan, padahal sebelum penyebab-penyebab
puskesmas, kader, masyarakat serta itu terjadi, bila orang tua aktif dalam
melibatkan juga instansi lintas sektoral kegiatan di posyandu saja, sudah bisa
lainnya. Disamping itu juga dilihat tumbuh kembang anaknya,
dilakukannya monitoring dan evaluasi karena di kegiatan posyandu rutin
di awal tahun dan akhir tahun untuk setiap bulannya sudah dilakukan
membahas bagaimana pelaksanaan

[Type text] Page 14


pemantauan terhadap tumbuh kembang Manullang, M. 2009. Dasar-Dasar
anak. Manajemen. Yogyakarta: Gadjah
c. Adanya penduduk pendatang, faktor ini Mada University Press.
juga mempengaruhi dari program
perbaikan gizi, karena seperti masalah Rosady, Ruslan. 2010. Manajemen Publik
yang terjadi pada kasus gizi buruk, Relations dan Media Komunikasi.
beberapa dari keluarga balita yang Jakarta : Raja Grafindo Persada
terkena gizi buruk itu bukanlah
penduduk Kota Pekanbaru, mereka Relawati, Rahayu. 2012. Dasar manajemen
datang ke Pekanbaru tapi ketika sudah pendekatan aplikasi bidang pertanian.
Malang:UMM Press
jadi warga pekanbaru mereka tidak
berperan aktif dengan kegiatan-
Yahya, Yohannes. 2006. Pengantar
kegiatan yang dilakukan pemerintah manajemen.Yogyakarta: Graha
khususnya dinas kesehatan terutama ilmu
dalam perbaiakan gizi masyarakat,
namun bila sudah terjadi masalah B. Dokumen :
kesehatan baru melapor ke petugas
medis baik itu puskesmas, maupun 1. Undang-undang Republik Indonesia
rumah sakit. Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
A. Buku Tentang Upaya Perbaikan Gizi
Brantas. 2009. Dasar-Dasar Manajemen.
Bandung. Alfabeta.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian
Kualitatif. Edisi Pertama. Jakarta.
Kencana Preneda Media Group.
Adisasmita, S.A.2011. Transportasi dan
Pengembangan Wilayah,
Yogyakarta : Graha Ilmu

Brantas, 2009. Mengenal Manajemen


Organisasi. Jakarta : Yudistira

Feriyanto, Andri & Endang Shyta Triana.


2015. Pengantar Manajemen (3 in
1) untuk Mahasiswa dan Umum.
Yogyakarta : Mediatera

Gunawan,Imam. 2013. Metode Penelitian


Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta
: PT.Bumi Aksara

[Type text] Page 15

Vous aimerez peut-être aussi