Vous êtes sur la page 1sur 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP

PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUDIANG


MAKASSAR

Damaiyanti Sengga¹, Jamila Kasim², Ismail ³

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar


² STIKES Nani Hasanuddin Makassar
³ Poltekes Kemenkes Makassar

(Alamat Korespondensi : damaiyanti.sengga48@gmail.com / 081356235023

ABSTRAK

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Umumnya tekanan darah bertambah
secara perlahan dengan bertambahnya umur. Risiko untuk menderita hipertensi yang tadinya
tekanan darahnya normal adalah 90%. Hipertensi menyebabkan penyakit jantung dan stroke. Secara
keseluruhan Negara-Negara berpendapat tinggi memiliki prevalensi lebih rendah yaitu (35%) dari
kelompok berpenghasilan rendah dan menengah (40%). Dari jumlah 7,5 juta orang meninggal dunia
di tahun 2004 hampir 13% di seluruh dunia meninggal karena penyakit hipertensi. Sebagian besar
penderita hipertensi tidak menyadari menderita hipertensi ataupun mendapatkan pengobatan.
Hipertensi merupakan tekanan darah persistem dimana saat tekanan sistolik melebihi 140 mmHg dan
diastolik di atas 90 mmHg. Fase sistolik 140 menunjukkan fase darah yang sedang di pompa oleh
jantung serta fase diastolik 90 menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap penderita
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Makassar. Jenis penelitian ini survei analitik dengan
desain cross sectional study dan teknik pengambilan sampel purpose sampling. Populasi dalam
penelitian ini 502 jiwa dengan sampel 83 responden. Berdasarkan kriteria inklusi, pengumpulan data
dilakukan dengan pemberian kuesioner lalu diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer
program SPSS 16. Analisis data menggunakan uji Pearson Chi Square (α < 0,05). Hasil penelitian
didapatkan ada hubungan antara pengetahuan (ρ = 0.012) dan sikap (ρ = 0.011). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini dinyatakan ada hubungan antara pengetahuan dan
sikap terhadap penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Makassar.

Kata Kunci : Hipertensi, Pengetahuan, Sikap

PENDAHULUAN
Prevalensi hipertensi di dunia pada Prevalensi hipertensi nasional
tahun 2013 menurut WHO yaitu pada umur berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar
> 18 tahun mencapai 1 milyar orang, yakni 25,8%, tertinggi di Kepulauan Bangka
hipertensi tertinggi di Afrika (46%), Belitung (30,9%), sedangkan terendah di
sedangkan prevalensi terendah di Amerika Papua sebesar (16,8%). Berdasarkan data
(35%). Negara-negara berpendapat tinggi tersebut dari 25,8% orang yang mengalami
memiliki prevalensi lebih rendah (35%) dari hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis,
kelompok berpenghasilan rendah dan sisanya 2/3 tidak terdiagnosis. Data
menengah (40%). Hipertensi menyebabkan menunjukkan hanya 0,7% orang yang
penyakit jantung dan sroke. Dari jumlah 7,5 terdiagnosis hipertensi minum obat penurun
juta orang meninggal dunia di tahun 2004 hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa
hampir 13% di seluruh dunia meninggal sebagian besar penderita hipertensi tidak
karena penyakit hipertensi.(Ariyani & menyadari menderita hipertensi ataupun
Susanta, 2016). Di perkirakan sekitar 80 % mendapatkan pengobatan. Selain itu
kenaikan kasusu hipertensi terutama di hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44
negara berkembang yaitu dari jumlah 639 tahun(6,3%), umur 45-54 tahun (11,9%),
juta kasus di tahun 2000, di perkirakan dan umur 55-64 tahun (17,2%). Sedangkan
menjadi 1,15 milyar kasus di tahun menurut status ekonominya, proporsi
2025.(Asmawati, Purwati & Handayani, hipertensi terbanyak pada tingkat menengah
2015).
bawah (27,2%) dan menengah (25,9%). Apabila semua data dari setiap sumber
(Depkes, 2017). data atau responden dimasukkan, perlu
Berdasarkan data Riset Kesehatan di cek kembali untuk melihat
Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi kemungkinan adanya kesalahan kode,
hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%. kemudian dilakukan pembetulan
Sedangkan prevalensi hipertensi di Bali
mencapai 840.851 jiwa (19,9%). (Riskesdas, HASIL PENELITIAN
2014). a. Analisa Univariat
Tabel 1 Distribusi Karakteristik
BAHAN DAN METODE Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
Lokasi, Populasi, Sampel Puskesmas Sudiang Makassar (n=83).
Penelitian ini merupakan penelitian
survei analitik dengan pendekatan cross Karakteristik n %
sectional study. Dimana bertujuan untuk Jenis Kelamin
mengetahui adakah hubungan antara a. Laki-laki 25 30,1
pengetahuan dan sikap terhadap penderita b. Perempuan 58 69,9
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Usia
Sudiang Makassar. a. 20-40 tahun 40 48,2
Jumlah sampel sebanyak 83 orang b. 41-60 tahun 35 42,2
yang diambil dengan cara teknik sampling c. 61-80 tahun 8 9,6
dengan menggunkan purposive sampling. Pendidikan Terakhir
Berikut kriteria inklusi dan eksklusi dari Tidak sekolah 4 4,8
penelitian ini : a. SD 16 19,3
1. Kriteria inklusi : b. SMP 41 49,4
a. Penderita hipertensi di Wilayah c. SMA 22 26,5
Kerja Puskesmas Sudiang Pekerjaan
Makassar
a. Tidak bekerja / IRT 58 69,9
b. Penderita hipertensi yang usianya ≥
b. Petani 20 24,1
18 tahun
c. Buruh 2 2,4
c. Bersedia menjadi responden
d. Swasta 2 2,4
penelitian e. PNS 1 1,2
2. Kriteria Eksklusi
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari
a. Penderita hipertensi yang usianya ≥
83 responden, pada penderita
81 tahun
hipertensii didominasi oleh perempuan
b. Penderita hipertensi yang tidak
sebanyak 58 responden (69,9%).
memiliki riwayat stroke atau
Dimana usia terbanyak berada pada
kecatatan lainnya
umur 20-40 tahun sejumlah 40
responden (48,2%) dan penderita
Pengumpulan data
hipertensi lebih banyak memiliki
1. Data primer
pendidikan terakhir SMP sebanyak 41
Data yang diperoleh dari rekam
responden (49,4%), serta sebagian
medik dan puskesmas.
besar penderita hipertensii tidak
2. Data sekunder
memiliki pekerjaan atau hanya sebagai
Data yang diperoleh dari
IRT.
wawancara, observasi dan lembar
kuesioner.

Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan
tahap – tahap sebagai berikut :
1. Editing (penyunting data)
Hasil wawancara yang dikumpulkan
melalui kuesioner disunting terlebih
dahulu.
2. Coding ( membuat lembaran kode)
Lembaran code adalah instrument
berupa kolom-kolom untuk merekam
data secara manual.
3. Entry Data (memasukkan data)
sebanyak 27 responden (67,5%) dan
a. Analisa bivariat pada penderita hipertensi lama sebanyak
1. Hubungan Pengetahuan Pada Penderita 16 responden (37,2%).
Hipertensi Hasil analisis statistik dengan
Tabel 2 Hubungan Pengetahuan Pada menggunakan uji “Chi-Square”
Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja didapatkan nilai ρ = 0,011 yang berarti
Puskesmas Sudiang Makassar lebih kecil dari nilai α = 0.05. Maka H0
Pe Penderita Hipertensi ditolak sedangkan Ha diterima. Dengan
nge Lama Baru Total hasil penelitian ini dapat disimpulkan
tah N % n % n % bahwa ada hubungan antara sikap
uan terhadap penderita hipertensi di Wilayah
Ba 21 52, 10 23, 31 37, Kerja Puskesmas Sudiang Makassar.
ik 5 3 3
Ku 19 47, 33 76, 52 62, B. Pembahasan
ra 5 7 7 a. Hubungan Pengetahuan Pada
ng Penderita Hipertensi
Ju 40 100 43 100 83 100 Berdasarkan hasil penelitian
m yang telah dilakukan di Wilayah Kerja
lah Puskesmas Sudiang Makassar
Ni ρ = 0,012 menunjukkan bahwa dari 83
responden, untuk responden yang
lai α = 0,05
memiliki pengetahuan baik pada
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
penderita hipertensi lama sebanyak
bahwa dari 83 responden, untuk
21 responden (52,5%) dan pada
responden yang memiliki pengetahuan
penderita hipertensi baru sebanyak
baik pada penderita hipertensi lama
10 responden (23,3%), sedangkan
sebanyak 21 responden (52,5%) dan
bagi responden yang memiliki
pada penderita hipertensi baru sebanyak
pengetahuan kurang pada penderita
10 responden (23,3%), sedangkan bagi
hipertensi lama sebanyak 19
responden yang memiliki pengetahuan
responden (47,5%) dan pada
kurang pada penderita hipertensi lama
penderita hipertensi baru sebanyak
sebanyak 19 responden (47,5%) dan
33 responden (76,7%).
pada penderita hipertensi baru sebanyak
Hasil analisis statistik dengan
33 responden (76,7%).
menggunakan uji “Chi-Square”
didapatkan nilai p = 0.012 yang
2. Hubungan Pengetahuan Pada Penderita
berarti lebih kecil dari nilai α = 0.05.
Hipertensi
Maka H0 ditolak sedangkan Ha
Tabel 3 Hubungan Sikap Pada Penderita
diterima. Dengan hasil penelitian ini
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
dapat disimpulkan bahwa ada
Sudiang Makassar
hubungan antara pengetahuan
Si Penderita Hipertensi terhadap penderita hipertensi di
kap Lama Baru Total Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang
N % n % n % Makassar.
Posi 27 62 13 32,5 43 48 Pengetahuan adalah seberapa
tif ,8 ,2 kedalaman kemampuan seseorang
Nega 16 37 27 67,5 40 51 dapat menghadapi, mendalami,
tif ,2 ,8 memperdalam perhatian seperti
Jum 43 10 40 100 83 10 sebagaimana manusia
lah 0 0 menyelesaikan masalah tentang
ρ = 0,011 konsep-konsep baru dan kemampuan
Nilai dalam belajar. Untuk mengetahui
α = 0,05
Berdasarkan tabel 5.12 kemampuan pengetahuan yang
menunjukkan bahwa dari 83 responden, dimiliki oleh seseorang secara rinci
untuk responden yang memiliki sikap terdiri dari 6 (enam) tingkatan , yakni :
positif pada penderita hipertensi lama Tahu (know), Memahami
sebanyak 27 responden (62,8%) dan (comprehension), Aplikasi
pada penderita hipertensi baru sebanyak (application), Analisis (analysis),
13 responden (32,5%), sedangkan bagi Sintesis (synthesis), Evaluasi
responden yang memiliki sikap negatif (evaluation), (Lestari, 2015)
pada penderita hipertensi yang baru
Hal Ini Sejalan dengan mengaplikasikan pengetahuan yang
penelitian yang telah dilakukan oleh berkaitan dengan hipertensi.
Prasetyo Tri Utomo, “hubungan b. Hubungan Sikap Pada Penderita
tingkat pengetahuan tentang Hipertensi
hipertensi dengan upaya pencegahan Berdasarkan hasil penelitian
kekambuhan hipertensi pada lansia di yang telah dilakukan di Wilayah Kerja
Desa Blulukan Kecamatan Colomadu Puskesmas Sudiang Makassar
Kabupaten Karanganyar”. Penelitian menunjukkan bahwa dari 83
ini menggunakan kuesioner yang responden, untuk responden yang
diberikan kepada responden memiliki sikap positif pada penderita
kemudian diidentifikasi menggunakan hipertensi lama sebanyak 27
chi square (p < 0,05). Hasil penelitian responden (62,8%) dan pada
menunjukkan bahwa mayoritas penderita hipertensi baru sebanyak
pengetahuan responden tentang 13 responden (32,5%) , sedangkan
hipertensi masih kurang, yaitu responden yang memiliki sikap negatif
sebanyak 38 responden (48,7%), pada penderita hipertensi yang baru
pengetahuan responden yang baik sebanyak 27 responden (67,5%) dan
sebanyak 21 responden (26,9%) dan pada penderita hipertensi lama
responden yang tingkat sebanyak 16 responden (37,2%).
pengetahuanya cukup 19 responden Hasil analisis statistik dengan
(24.4%), dengan hasil uji statistic Chi menggunakan uji “Chi-Square”
Square diperoleh nilai 2 = 10,530 didapatkan nilai p = 0.011 yang
dengan p = 0,032 (p<0,05). Dengan berarti lebih kecil dari nilai α = 0.05.
demikian, Ha diterima atau ada Maka H0 ditolak sedangkan Ha
hubungan tingkat pengetahuan diterima. Dengan hasil penelitian ini
tentang hipertensi dengan upaya dapat disimpulkan bahwa ada
pencegahan kekambuhan hipertensi hubungan antara sikap terhadap
pada lansia di Desa Blulukan, penderita hipertensi di Wilayah Kerja
Kecamatan Colomadu, Kabupaten Puskesmas Sudiang Makassar.
Karanganyar.(Prasetyo Tri Utoma, Menurut Gordon Allport (1980),
2013) salah satu tokoh terkenal di bidang
Peneliti berasumsi bahwa ada psikologi sosial dan psikologi
hubungan antara pengetahuan kepribadian bahwa sikap merupakan
terhadap penderita hipertensi. semacam kesiapan untuk bereaksi
Dibuktikan dengan data penderita terhadap suatu objek dengan cara-
baru dengan pengetahuan yang baik cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa
sebanyak 10 responden (23,2%), kesiapan yang dimaksudkan
lebih sedikit di banding dengan merupakan kecenderungan potensial
penderita lama dengan pengetahuan untuk bereaksi dengan cara tertentu
yang baik sebanyak 21 responden apabila individu dihadapkan pada
(52,5%), dan data penderita lama suatu stimulus yang menghendaki
dengan pengetahuan yang kurang adanya respons. (Lestari, 2015).
sebanyak 19 responden (47,5%), Hal ini sejalan dengan
lebih sedikit di banding penderita penelitian yang telah dilakukan oleh
lama dengan pengetahuan kurang Purwono, “hubungan sikap dan
sebanyak 33 responden (76,7%). Ini persepsi manfaat dengan komitmen
di dipengaruhi oleh adanya pencegahan tersier penyakit
perubahan fisiologis pada penderita hipertensi pada masyarakat di
lama dan lambannya mengikuti Wilayah Kerja Puskesmas Se-Kota
kemajuan teknologi dalam Metro” didapatkan dari jumlah sampel
mendapatkan informasi, namun yang digunakan sebanyak 99
memiliki pengalaman dan kesadaran responden. Data diperoleh dengan
diri yang lebih tinggi dalam tehnik wawancara menggunakan
mengantisipasi kambuhnya penyakit kuesioner. Analis data menggunakan
hipertensi, di bandingkan dengan uji chi square dengan tingkat
penderita baru yang bisa lebih mudah kepercayaan 95%. Hasil penelitian
mengakses segala informasi yang menunjukkan bahwa ada hubungan
dibutuhkan namun masih kurang variabel sikap (pvalue= 0,001)
memiliki pengalaman serta kesadaran dengan komitmen pencegahan tersier
diri yang masih labil guna penyakit hipertensi. (Janu, 2015).
Peneliti berasumsi bahwa ada
hubungan antara sikap terhadap KESIMPULAN
penderita hipertensi dengan lamanya Hasil penelitian mengenai hubungan
menderita hipertensi. Dibuktikan pengetahuan dan sikap terhadap
dengan data yang telah diperoleh dari penderita hipertensi yang dilaksanakan
hasil penelitian didapatkan penderita pada tanggal 12 Desember 2017
lama dengan sikap positif lebih sampai dengan tanggal 27 Januari
banyak sejumlah 27 responden 2018 di Wilayah Kerja Puskesmas
(62,8%), dibanding penderita baru Sudiang Makassar di dapatkan bahwa ”
dengan sikap negatif sejumlah 13 Ada Hubungan Antara Pengetahuan
responden (32,5%). Karena itu, dari Dan Sikap Terhadap Penderita
hasil wawancara pada responden Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
menunjukkan pemahaman yang Sudiang Makassar “ .
cukup baik dan respon yang baik pula
serta memiliki ketekunan,
kewaspadaan dan kesadaran yang
tinggi dalam pencegahan,
pengontrolan dan pengobatan
hipertensi guna menghindari pencetus
timbulnya penyakit hipertensi.
SARAN 3. Bagi Puskesmas
1. Secara Teoritis Diharapkan Puskesmas setempat,
Perlu adanya peningkatan untuk melakukan penyuluhan yang
pengetahuan dan pengembangan ilmu lebih sering tentang ilmu pengetahuan
secara terus menerus mengenai dan gambaran yang baik untuk
penderita hipertensi. Peningkatan penderita hipertensi dengan
pengetahuan dan ilmu tersebut baik memanfaatkan Kader ataupun
untuk kesadaran responden dalam kelompok.
mengenal arti dan makna hipertensi 4. Bagi institusi
2. Secara Praktis Semoga dengan penelitian ini bisa
Penulis berharap agar tulisan ini tidak menjadi pedoman bagi Kampus
hanya di jadikan acuan dalam STIKES Nani Hasanuddin Makassar
mengenal hubungan pengetahuan dan dalam mendapatkan informasi
sikap terhadap penderita hipertensi mengenai hubungan pengetahuan dan
akan tetapi jadikan bahan masukan sikap terhadap penderita hipertensi
dan informasi untuk diri kita.

DAFTAR PUSTAKA

Dharma, K. K. (2015). Metodelogi Penelitian Keperawatan Panduan Melaksanakan dan menerapkan Hasil
Penelitian. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.

Gayatri, C., T., S. Y., & M., T. H. (2014). Hubungan Pengteahuan Pasien Hipertensi Tentang Obat Golongan Ace
Inhibitor Dengan Kepatuhan Pasien Dalam Pelaksanaan Terapi Hipertensi Di Rsup Prof Dr. R. D. Kandou
Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi – Unsrat Vol. 3 No. 3 , 225-228.http://
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/viewFile/54214928. diakses pada tanggal 28 Januari
2018

Hidayat, A. A. (2014). Metodelogi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoadmojo, S. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Renika.

Janu, P. ( 2015). Hubungan Sikap Dan Persepsi Manfaat Dengan Komitmen


Pencegahan Tersier Penyakit Hipertensi Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja
Puskesmas Se-Kota Metro. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume Viii
No 2 Edisi Desember Issn: 19779-469x , 37-42.http://ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/ index.php/JKM/article/view/177/168 diakses pada tanggal 28 Januari
2018

Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Saryono. (2013). Metodologi Penelitian Kualitati Dan Kuantitatif Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Vous aimerez peut-être aussi