Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu
Disusun oleh:
Bima Ghofaroli S
30101407154
Pembimbing:
dr. Satrio Adi Wicaksono, Sp.An
SEMARANG
2018
1
HALAMAN PENGESAHAN
Bagian Anestesi
RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Mengetahui,
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan petunjuk-Nya
Referat ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan klinik di bagian
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Satrio Adi
Wicaksono, Sp.An selaku dokter pembimbing dalam kepaniteraan klinik ini dan
rekan-rekan koas yang ikut membantu memberikan semangat dan dukungan moril.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak. Semoga referat ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam
bidang ini khususnya dan bidang kedokteran yang lain pada umumnya.
Penulis
3
Contents
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 5
1.2. Tujuan ....................................................................................................................... 6
1.3. Manfaat ..................................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 7
2.1. ANATOMI TUMOR MEDIASTINUM ........................................................................ 7
2.2. KLASIFIKASI TUMOR MEDIASTINUM ................................................................ 12
A. Jenis Tumor Mediastinum Anterior ........................................................................... 13
B. Jenis Tumor Mediastinum Medial .............................................................................. 19
C. Jenis Tumor Mediastinum Posterior........................................................................... 28
2.4. DIAGNOSIS ................................................................................................................ 34
2.5. DIAGNOSIS BANDING............................................................................................. 36
2.6. PENGOBATAN .......................................................................................................... 38
2.7. PROGNOSIS ............................................................................................................... 38
2.8. KOMPLIKASI ............................................................................................................. 38
BAB III KESIMPULAN......................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 42
4
BAB I
PENDAHULUAN
antara kavita pleuralis dan mengandung banyak organ penting dan struktur vital.
perdarahan serta banyak jenis kista dan tumor primer. Kelainan sistemik seperti
karsinoma metastatic dan banyak penyakit granulomatosa juga bisa terlibat dalam
mediastinum. Lesi terutama berasal dari esophagus, trakea, jantung dan pembuluh
darah besar biasanya berhubungan dengan susunan organik spesifik yang terlibat
Diagnosis yang lebih dini dan lebih tepat dari proses mediastinum telah
komputerisasi (CT Scan), teknik sidik radioisotope dan magnetic resonance imaging
Bersama dengan kemajuan dalam teknik diagnostik ini, kemajuan dalam anestesi,
5
kemoterapi, immunoterapi, dan terapi radiasi telah meningkatkan kelangsungan hidup
1.2. Tujuan
beberapa sumber.
1.3. Manfaat
pada pembaca mengenai tumor mediastinum, dan sebagai pembelajaran yang lebih
bagi penulis.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mediastinum adalah satu bagian kavitas thorakis yang dibatasi di lateral oleh
superior dipisahkan dari mediastinum inferior oleh bidang yang terbentang melalui
2013).
esophagus dan arcus aorta serta cabangnya. Mediastinum anterior berisi aspek
inferior tymus maupun jaringan adiposa, limfatik dan areola. Isi mediastinum media
posterior terletak esophagus, nervus vagus, rantai saraf simpatis, duktus torasikus,
aorta desendens, system azigos dan hemiazigos serta kelenjar limfe paravertebralis
7
Lesi tertentu tak dapat dikenali dengan mudah dengan menggunakan system
pembagian ini. Timoma atau tumor teratodermoid timbul dalam aspek anterior
Sehingga cara lain untuk membagi mediastinum telah diusulkan, yang memberikan
mediastinum.
1) Mediastinum superior, mulai pintu atas rongga dada sampai ke vertebra torakal
depan jantung.
belakang jantung.
8
Gambar 1.1 Topograpi mediastinum
9
B. Anatomi Mediastinum
b) Vena Bracheocepalic
c) Batang paru
d) Lengkungan aorta
2) Saluran dada
3) Trakea
4) Eoshofagus
5) Thymus
6) Nervus
a) Nervus vagus
3) Lemak
1) Jantung
2) Perikardium
10
3) Phrenic nervus (saraf frenikus)
1) Esofagus
2) Aorta thorakal
3) Vena Azigus
4) Nervus Vagus
6) torakal
asimtomatik.
11
2) Pembagian mediastinum ke dalam rongga anterior, superior, medial dan posterior
3) Lebih dari 60% lesi pada dewasa ditemukan pada rongga anterior-superior
4) Pada 75% dewasa dan 50% anak-anak massa yang terjadi adalah jinak.
5) Massa ganas yang paling umum terjadi di rongga anterior-superior adalah timoma,
6) Neurinoma adalah tumor yang paling sering terjadi di rongga posterior dan mudah
2014).
Lymphangioma Meningocele
12
A. Jenis Tumor Mediastinum Anterior
1) Thymoma
Thymoma adalah tumor yang berasal dari epitel thymus. Ini adalah tumor yang
banyak terdapat dalam mediastinum bagian depan atas. Dalam golongan umur 50
tahun, tumor ini terdapat dengan frekuensi yang meningkat. Tidak terdapat preferensi
jenis kelamin, suku bangsa atau geografi. Gambaran histologiknya dapat sangat
bervariasi dan dapat terjadi komponen limfositik atau tidak. Malignitas ditentukan
entuk histologiknya. Pada 50% kasus terdapat keluhan lokal. Thymoma juga dapat
kepentingan prognostic. Metastase jarak jauh jarang terjadi. Jika mungkin dikerjakan
CT-Scan Thymoma
Thymus terdiri atas lobus kanan dan lobus kiri dan terletak di bagian depan
mediastinum atas. Pada waktu kelahiran, thymus ini relative besar dan beratnya kira-
kira 11 gram. Pada waktu pubertas beratnya kira-kira 35 gram, sesudah itu terjadi
involusi. Kalau ini terjadi terlalu lama, kita katakan adanya thymus persisten
(Sudoyo, 2014).
perubahan histologik yang jelas. Tetapi, diketahui bahwa berat thymus untuk tiap
13
golongan umur dapat sangat bervariasi. Pada gejala kompresi mungkin diperlukan
tindakan pembedahan. Pada hiperplasi thymus yang terdapat pada myasthenia gravis
gambarannya ditentukan oleh perubahan histologik dalam arti folikel limfe dengan
centrum germinativum. Kista thymus dapat juga mempunyai ukuran yang besar dan
Gambaran Timoma
Gambaran rontgenografi berkisar dari lesi kecil berbatas tegas sampai densitas
mediastinum lain, timoma bisa timbul dengan gejala yang berhubungan dengan efek
massa local, yang mencakup nyeri dada, dispneu,hemoptisis, batuk dan gejala ya ng
Banyak jenis jaringan dan susunan organ yang ada di dalam mediastinum
banyak kelenjar limfe yang ada di dalam mediastinum, dan bisa terlibat dalam
Tumor primer dan kista memberikan banyak variasi tanda dan gejala klinis.
Riwayat alamiah kista dan tumor mediastinum bervariasi dari pertumbuhan jinak
yang lambat dengan gejala minimum sampai neoplasma invasive yang agresif yang
thorax yang rutin telah memungkinkan diagnosis dini tumor ini. Karena eksisi bedah
14
telah terbukti berhasil menyembuhkan lesi jinak dan ganas, serta dengan peningkatan
penggunaan radiasi dan kemoterapi multiobat yang berhasil dalam terapi sejumlah
lesi ganas lain, maka observasi massa mediatinum tanpa diagnosis histologik yang
efektif menekankan kepentingan pemahaman sifat klinis kista dan tumor primer ini.
Seri yang dikumpulkan dari 2399 pasien memperlihatkan insidensi relative timbulnya
spesifik di antara seri, namun jelas bahwa neoplasma tertentu lebih sering didiagnosis
limfoma atau tumor sel benih. Lesi mediastinum media yang paling sering adalah
kista pericardial atau bronkogenik, karsinoma primer, limfoma atau timoma. Tumor
15
Gambar 2.4 Anatomi Organ Thymus
16
Gambar 2.6 CT-Scan Thymoma
2) Lymphoma
Jenis tertentu sel darah putih, yang disebut limfosit, sangat penting untuk ketahanan
tubuh Anda terhadap penyakit. Sel-sel ini terkena berbagai substansi bahkan tubuh
dalam upaya untuk membangun kekebalan. Pada tempat-tempat tertentu sel-sel ini
Kelenjar getah bening ditemukan di mana saja dalam tubuh, terutama di leher, ketiak,
selangkangan, di atas jantung, di sekitar pembuluh darah besar dalam perut. Limfosit
juga berkelompok bersama pada limpa, tonsil, dan timus. Limfoma adalah jenis
kanker yang berkembang pada limfosit pada daerah tersebut. Menempati urutan
kedua setelah timoma dan merupakan 13% dari tumor mediatinum yang 2/3
diantaranya berasal dari metastasis limfoma dan hanya 5-10% merupakan primer dari
17
3) Teratoma
Teratoma merupakan neoplasma yang terdiri dari beberapa unsur jaringan yang
asing pada daerah dimana tumor tersebut muncul. Teratoma paling sering ditemukan
Pada teratoma maligna dan tumor sel benih seminoma, tumor teratokarsinoma
dan karsinoma embrional atau kombinasi dari tumor itu menduduki tempat yang
terpenting. Penderita dengan kelainan ini adalah yang pertama-tama perlu mendapat
baik. Pada teratoma maligna, tergantung pada hasil terapi pembedahan radikal dan
tipe histologiknya, tapi ini harus diikuti dengan radioterapi atau kemoterapi (Sudoyo,
2014).
Diagnosis tumor ini bisa dibuat berdasarkan rontgenografi dada rutin dengan
menemukan gigi yang sudah sempurna bentuknya. Massa lemaa k dominan dengan
unsure dependen padat yang mengandung kalsifikasi globular, tulang atau gigi dan
protuberansia padat yang meluas ke dalam rongga kistik, akan ditemukan dengan
sidik CT. walaupun ada gambaran khas, namun perbedaan antara teratoma jinak dan
18
B. Jenis Tumor Mediastinum Medial
1) Lymphoma
Limfoma adalah kanker ke 8 paling umum yang terjadi pada pria dan kanker
ke 9 paling umum yang terjadi pada wanita di Singapura sesuai dengan Pencatatan
Kanker Singapura 2005-2009. Terdapat sekitar 368 kasus dilaporkan setiap tahunnya
antara tahun 2005-2009. Ini adalah salah satu kanker paling umum yang terjadi pada
anak-anak dan juga dewasa muda. Kanker ini mempengaruhi lebih banyak pria
daripada wanita. Kebanyakan pasien dewasa mengidap limfoma setelah usia 50 tahun
(Aslagaf, 2009). Limfoma adalah salah satu jenis kanker darah yang terjadi
ketika limfosit B atau T, yaitu sel darah putih yang menjaga daya tahan tubuh,
menjadi abnormal dengan membelah lebih cepat dari sel biasa atau hidup lebih lama
dari biasanya. Limfoma dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti nodus
limfa, limpa, sumsum tulang, darah, atau organ lainnya,yang pada akhirnya akan
membentuk tumor, yang tumbuh dan mengambil ruang jaringan dan organ di
sekitarnya, sehingga menghentikan asupan oksigen dan nutrien untuk jaringan atau
organ tersebut. Limfoma dapat ditangani dengan melakukan kemoterapi dan kadang
tergantung kepada histologi, jenis, dan tahapan penyakit. Sel kanker tersebut biasanya
muncul di nodus limfa, yang juga dapat memengaruhi organ lain seperti kulit, otak,
yang juga muncul di limfosit, namun hanya pada darah dan sumsum tulang, dan
biasanya tidak membentuk tumor yang statis. Ada banyak jenis limfoma, dan
19
a) Gejala klinik
Dapat disebabkan tumornya sendiri, seperti lazimnya tumor mediastinum lain, atau
dapat pula sebagai akibat manifestasi penyakit sistem getah bening antara lain panas
b) Gambaran radiologis
Umumnya tampak sebagai pelebaran bayangan mediastinum atau berupa massa bulat
berbatas tegas atau bergelombang dengan densitas homogen dan dapat dilihat dari
hilus sampai leher serta biasanya bilateral namun tidak simetris (Aslagaf, 2009).
20
Gambar 2.8 X-Ray Lymphoma
21
Gambar 2.10 CT-Scan Lymphoma
c) Jenis-jenis Limfoma
Limfoma secara luas dibagi menjadi penyakit Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin,
berdasarkan yang terlihat di bawah mikroskop. Terdapat banyak jenis limfoma non-
Hodgkin. Ukuran dan bentuk dari sel-sel kanker dan susunan sel-sel kanker di
Hodgkin selanjutnya dibagi lebih lanjut menjadi kelompok agresif (tingkat tinggi)
atau tumbuh lambat (tingkat rendah). Limfoma Hodgkin didiagnosis ketika sel-sel
d) Penatalaksanaan
ke dalam pembuluh darah di tangan atau ditelan berupa pil. Setiap pengobatan
diberikan pada interval yang diatur untuk membunuh sel-sel kanker dan
mencapai sel-sel kanker bahkan ketika mereka menyebar. Terapi radiasi adalah
22
limfoma dimanapun sinar diarahkan. Daerah yang dicakup mungkin hanya kelenjar
getah bening atau organ yang terlibat oleh limfoma atau, pada beberapa kasus, untuk
daerah yang lebih luas meliputi kelenjar getah bening di leher, dada dan di bawah
kedua ketiak. Ini dapat diberikan sendiri atau dikombinasikan dengan kemoterapi.
untuk melawan kanker. Ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan
Antibodi terhadap satu jenis limfoma telah dikembangkan dan dapat digunakan ketika
terapi konvensional tidak lagi efektif. Pengobatan gabungan kemoterapi dosis tinggi
sedang dipelajari untuk pasien tertentu. Disini kemoterapi diberikan pada dosis lebih
tinggi dari pengobatan kemoterapi standar untuk membunuh sel-sel limfoma yang
tersisa. Tetapi dosis tinggi juga membunuh sumsum tulang yang sehat yang
menghasilkan sel darah putih (sel yang melawan infeksi), sel darah merah (sel-sel
yang membawa oksigen), dan trombosit (sel yang mencegah pendarahan). Untuk
membantu pasien menahan kemoterapi dosis tinggi, sel batang atau sumsum tulang
kemoterapi, sel-sel batang sumsum tulang atau dikembalikan kepada pasien melalui
infus di pembuluh darah tangan. Tahap limfoma ketika didiagnosis dan apakah itu
tumbuh lambat atau agresif akan menentukan jenis terapi yang diberikan (Aslagaf,
2009).
23
2) Kista Bronkogenik
Kista Bronchogenic terbentuk selama embrio sebagai pemula anomali dari kista
mengakibatkan nyeri, batuk, dyspnea atau nyeri dada. Gambaran radiologi, dapat
diidentifikasi dengan Rontgen dada, tetapi terbaik didefinisikan oleh CT scan. Pada
gambaran radiologi terlihat massa dengan kepadatan homogen mirip dengan air,
namun beberapa kista bronkogenik mukoid dapat memberikan kesan sebagai massa
24
Gambar 2.12 Kista Bronkogenik
25
3) Kista Perikardial
Kista perikardial adalah bagian dari kelompok yang lebih besar dari kista mesothelial,
yang kemudian terbentuk sebagai akibat dari parietal recess yang terus-menerus
selama embriogenesis. Hal ini diperkirakan terjadi pada 1 dari 100.000 orang.
berbentuk tetes air mata, massa yang khas berbatasan dengan jantung, dada anterior
dinding, dan diafragma. Lokasi paling umum terjadinya kista perikardial adalah di
sudut kanan cardiophrenic (70%), diikuti oleh sudut kiri cardiophrenic (22%). Pada
al.,2003).
26
Gambar 2.14 Chest X-Ray Kista Perikardial
27
Gambar 2.16 CT-Scan Kista Perikardial
1) Tumor Esofagus
Tumor esofagus merupakan jenis tumor yang paling sering terjadi di dalam
sel yang melewati dinding kerongkongan. Tumor esofagus ada yang bersifat jinak
dan ada yang bersifat ganas. Tumor jinak yang paling sering terdapat pada esofagus
adalah tumor yang berasal dari lapisan otot, yang disebut dengan leiomioma.
Sedangkan tumor yang bersifat ganas sering dikenal dengan kanker esofagus. Jenis
yang paling sering terjadi pada kanker kerongkongan adalah squamous sel carcinoma
dan adenokarsinoma, Dari kedua tumor tersebut sekitar 95% tumor yang ada di
28
Esofagus merupakan sebuah saluran berupa tabung berotot yang
perjalanannya dari faring menuju gaster, esofagus melalui tiga kompartemen dan
cm dan berjalan di antara trakea dan kolumna vertebralis. Dada (pars thorakalis),
lengkung aorta dan bronkus cabang utama kiri, lalu membelok ke kanan bawah di
samping kanan depan aorta thorakalis bawah. Abdomen (pars abdominalis), masuk
ke rongga perut melalui hiatus esofagus dari diafragma dan berakhir di kardia
Tumor esofagus terdiri dari tumor yang bersifat jinak dan tumor yang bersifat
ganas (kanker). Berbagai jenis tumor yang bermassa jinak dapat tumbuh dan
berkembang dari lapisan dinding yang berbeda yang ada di esofagus. Tumor jenis ini
biasanya tanpa gejala dan tumbuh secara lambat, bahkan tumor jinak ini sering
tercatat hanya sebagai temuan insidentil selama radiografi rutin atau endoskopi.
Tumor jinak yang paling sering terdapat pada esofagus adalah tumor yang berasal
dari lapisan otot, yang disebut dengan leiomioma. Karena tumor berasal dari propria
muskularis, tumor tersebut ditutupi oleh submukosa yang utuh dan mukosa, sehingga
sulit untuk dilakukan biopsi secara endoskopi. Sedangkan tumor yang bersifat ganas
29
Gambar 2.17 Gambaran MRI pada Tumor Esofagus
30
2) Tumor Neurogen
manifestasinya hampir selalu sebagai tumor bulat atau oval, berbatas licin, terletak
jaug di mediastinum belakang. Tumor ini dapat berasal dari saraf intercostals, ganglia
simpatis, dan dari sel-sel yang mempunyai cirri kemoreseptor. Tumor ini dapat terjadi
pada semua umur, tetapi relative frekuen pada umur anak (Sudoyo, 2014).
foto thorax rutin. Gejala biasanya merupakan akibat dari penekanan pada struktur
yang berdekatan. Nyeri dada atau punggung biasanya akibat kompresi atau invasi
tumor pada nervus interkostalis atau erosi tulang yang berdekatan. Batuk dan dispneu
tumor ini bisa menyebabkan sindrom pancoast atau Horner karena kompresi peleksus
kadang varian maligna) begitu juga tumor-tumor dari selubung Schwann dan atau
perineurium, biasanya berasal dari saraf intercostals atau radiks spinal, kadang-
kadang dari nervus vagus. Tumor ini sifatnya benigna tapi sejumlah presentase kecil
foramen intervertebral terjadi suatu tumor dengan pinggang sempit dengan bahaya
31
3) Mediastinal Neurofibroma
Tumor ini berkapsul dan tampak sebagai massa homogrn padat, berbatas tegas
Ganglioma, merupakan tumor jinak yang berasal dari rantai simpatis, dan
terdiri dari sel ganglion dan unsure saraf. Secara makroskopik, lesi ini berkapul
dengan permukaan luar yang halus. Pada penampang melintang, tumor ini sering
memanjang atau segitiga pada foto thorax dengan dasar yang lebih lebar dan
meruncing kearah mediastinum. Tumor ini berbatas buruk pada proyeksi lateral serta
sering mempunyai batas inferior dan superior yang kabur (Moore, 2013).
2.3. GEJALA
persen pasien menderita gejala pada waktu penyajian, dan penderita dengan lesi
ganas jauh lebih mungkin menunjukkan gejala pada waktu presentasi. (Moore, 2013)
besar massa mediastinum terlihat pada pasien yang asimtomatik. Adanya gejala pada
Massa mediastinum bisa ditemukan dalam pasien asimtomatik, pada foto thorax
rutin atau bisa menyebabkan gejala karena efek mekanik local sekunder terhadap
kompresi tumor atau invasi struktur mediastinum. Gejala sistemik bisa nin spesifik
32
atau bisa membentuk kompleks gejala yang sebenarnya patogmonik untuk neoplasma
a) Batuk atau stridor karena tekanan pada trachea atau bronchi utama.
e) Serangan batuk dan spasme bronchus karena tekanan pada nervus vagus.
badan dan meningkatnya rasa lelah mungkin menjadi gejala yang disajikan oleh
pasien dengan massa mediastinum, namun lebih lazim gejala disebabkan oleh
kompresi local atau invasi oleh neoplasma dari struktur mediastinum yang berdekatan
(Moore, 2013).
Nyeri dada timbul sekunder terhadap kompresi atau invasi dinding dada atau
nervus interkostalis. Nyeri dada timbul paling sering pada tumor mediastinum
anterosuperior. Nyeri dada yang serupa biasanya disebabkan oleh kompresi atau
Keterlibatan nervus laringeus rekuren, rantai simpatis atau plekus brakhialis masing-
masing menimbulkan paralisis plika vokalis, sindrom Horner dan sindrom Pancoast.
Tumor mediastinum yang meyebabkan gejala ini paling sering berlokalisasi pada
33
mediastinum superior. Keterlibatan nervus frenikus bisa menyebabkan paralisis
diafragma. Harus ditekankan bahwa walaupun lesi ganas lebih sering terlibat dalam
menyebabkan gejala yang berhubungan dengan keterlibatan local, namun tumor jinak
2.4. DIAGNOSIS
Anamnesis pasien dan evaluasi cermat gejala yang diderita pasien sering akan
diagnosis histology. Pemeriksaan fisik pada pasien dengan tumor dan kista
diagnosis tepat dari informasi anamnesis atau pemeriksaan fisik saja (Moore, 2013).
B. Rontgenografi
Penentuan lokasi yang tepat amat penting untuk langkah diagnostic lebih lanjut. CT
scan thorax dengan kontras atau angiografi sirkulasi pulmonum/aorta mungkin pula
diperlukan untuk membedakan apakah lesi berasal dari vascular-bukan vascular. Hal
ini perlu menjadi pertimbangan bila bioopsi akan dilakukan, selain itu CT scan juga
berguna untuk menentukan apakah lesi tersebut bersifat kistik atau tidak. Pada
34
Dasar dari evaluasi diagnostik adalah pemeriksaan rontgenografi. Foto thorax
mediastinum. Foto polos bisa mengenal densitas relative massa ini, apakah padat atau
mediatinum pada tahun belakangan ini adalah penggunaan sidik CT untuk diagnosis
massa mediastinum dari berbagai proses pada jantung dan aorta seperti aneurisma
thorax dan suni aneurisma Valsava. Dengan perbaikan resolusi belakangan ini, CT
telah menjadi alat diagnostic yang jauh lebih sensitive dibandingkan dengan teknik
berulang dan timoma dalam pasien myasthenia gravis, kasus yang foto polosnya
banyak informasi tentang sifat invasi relative tumor mediastinum (Sudoyo, 2014).
35
Differensiasi antara kompresi dan invasi seperti dimanifestasikan oleh robeknya
bidang lemak mediastinum dapat dibuat dengan pemeriksaan cermat. Tambahan lagi,
dalam laporan belakangan ini, diagnosis prabedah pada sejumlah lesi yang mencakup
kista pericardial, adenoma paratiroid, kista enteric dan tumor telah dibuat dengan CT
kontras atau radiasi. Di masa yang akan datang, teknik ini bisa memberikan informasi
unggul tentang ada atau tidaknya keganasan di dalam kelenjar limfe dan massa tumor
(Moore, 2013).
E. Biopsy
ini. Perbaikan jelas dalam teknik sitologi telah memungkinkan penggunaan biopsy
aspirasi jarum halus untuk mendiagnosis tiga perempat pasien lesi mediastinum.
Teknik ini sangat bermanfaat dalam mendiagnosis penyakit metastatic pada pasien
dengan keganasan primer yang ditemukan di manapun. Kegunaan teknik ini dalam
36
perkecualian dan tumor besar dapat meluas jauh di luar daerah asalnya (Sudoyo,
2014).
kista juga harus dipertimbangkan proses patologik sekunder. Dalam hal ini penting
apakah penderita pada umur anak atau orang dewasa. Presentase kelainan maligna
pada anak lebih tinggi. Pada orang dewasa, tumor yang sering terdapat di
thymoma dan limfoma. Dalam golongan umur ini harus dikesampingkan kelainan
yang berkesan tumor seperti struma, aneurisma, proses inflamasi atau hernia (Sudoyo,
2014).
Sejumlah lesi intrathorax dan ekstrathorax bisa menyerupai kista dan tumor
besar atau jantung dan pola vascular abnormal yang timbul dalam penyakit congenital
bisa tampak sebagai massa mediastinum pada foto thorax (Moore, 2013).
mediastinits bisa juga meniru gambaran kista dan tumor primer. Melalui penggunaan
CT dan myelografi maupun perangkat diagnotik lain, kebanyakan lesi ini harus
dibedakan dari massa primer mediastinum sebelum interbensi bedah (Moore, 2013).
37
2.6. PENGOBATAN
Secara umum, tumor ganas mediastinum seperti limfoma, tumor germ sel, atau
timoma berespon baik terhadap terapi yang dilakukan secara agresif yang mencakup
perawatan, radiasi dan kemoterapi. Tumor jinak terkadang lebih mudah diatur
2.7. PROGNOSIS
Prognosis Tumor Mediastinum jinak cukup baik, terutama jika tanpa gejala.
Berbeda variai prognosisnya pada pasien dengan tumor mediastinum ganas, dimana
hasil diagnostic spesifik, derajat keparahan penyakit, dan keadaan spesifik pasien
2.8. KOMPLIKASI
utama dan hubungan antara struktur anatomic dalam mediastinum. Tumor atau
paraneoplastik, atau melalui metastatic di tempat lain. Empat komplikasi terberat dari
38
a) Obstruksi trachea
d) Rupture esofagus
39
BAB III
KESIMPULAN
antara kavita pleuralis dan mengandung banyak organ penting dan struktur vital.
Banyak jenis jaringan dan susunan organ yang ada di dalam mediastinum
banyak kelenjar limfe yang ada di dalam mediastinum, dan bisa terlibat dalam
thorax yang rutin telah memungkinkan diagnosis dini tumor ini. Karena eksisi bedah
telah terbukti berhasil menyembuhkan lesi jinak dan ganas, serta dengan peningkatan
penggunaan radiasi dan kemoterapi multiobat yang berhasil dalam terapi sejumlah
lesi ganas lain, maka observasi massa mediatinum tanpa diagnosis histologik yang
mediastinum. Foto polos bisa mengenal densitas relative massa ini, apakah padat atau
40
Ultrasonografi bermanfaat dalam menggambarkan struktur kista dan lokasinya
di dalam mediastinum. Fluoroskopi dan barium enema bisa membantu lebih lanjut
mediatinum pada tahun belakangan ini adalah penggunaan sidik CT untuk diagnosis
41
DAFTAR PUSTAKA
2. Aru W Sudoyo. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Internal Publishing. Jakarta
bronchogenic cyst: a case report and review of literature. Ind J Chest Dis Allied
42