Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pelayanan Penunjang :
1. Rehabilitas medik
2. Farmasi 24 jam
3. Radiologi 24 jem
4. Laboratorium klinik 24 jam
5. Patologi anatomi
6. Bank darah
7. Hemodialisa
8. Instalasi Pemulasaran Jenazah
9. Instalasi Pemeliharaan Lingungan (IPL)
10. Instalasi Laundry
11. Instalasi Gizi
12. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
13. CSSD
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritonium, isi hernia
yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ ekstraperitoneal seperti
ovarium, appendiks divertikel dan buli-buli. Unsur terakhir adalah struktur yang menutupi
kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ-organ lain misalnya
paru dan sebagainya (Martini, H, 2001).
a. Krista illika berfungsi sebagai penopang seikum dan sebelah depan menyentuh kolon
desendes.
b. Mukulus obliges externus abdominus fungsinya adalah mengencangkan dan
melindunngi organ intra abdomen.
c. Saluran ingunialis atau lingkaran ingunialis berfungsi sbagai tempat berjalan tali mani
(funukulus spermatikus) pada pria dan ligamen bundar dari uterus pada wanita dan juga
beberapa urat saraf dan pembuluh darah.
d. Liena alba atau garis putih berfungsi memisahkan otot relatus abdominus.
e. Tembuk lubang dalam atau internal berfungsi sebagai tempat pada fosia otot tranfersal
dimana tali mani masuk melintasi salura ingunial, tembuk lubang tepi atau external
adalah tempat di dalam abdominal oblik external dimana tali mani muncul atau turun ke
lipat paha atau masuk skrotum.
f. Vena safena magma yang panjang fungsinya untuk mengalirkan darah kotor dari
seluruh tubuh ke jantung.
2.2.3 Etiologi
Penyebab penyakit Hernia dapat diakibatkan beberapa hal seperti :
1. Kongenital disebabkan kelemahan pada otot merupakan salah satu faktor resiko yang
berhubungan dengan faktor peningkatan tekanan intra abdomen. Kelemahan otot tidak
dapat dicegah dengan cara olahraga atau latihan-latihan
2. Obesitas adalah salah satu penyebab peningkatan tekanan intra-abdomen karena
banyaknya lemak yang tersumbat dan perlahan-lahan mendorong peritoneum.Hal ini
dapat dicegah dengan pengontrolan berat badan.
3. Pada Ibu hamil biasanya ada tekanan intra-abdomen yang meningkat terutama pada
daerah rahim dan sekitarnya.
4. Mengedan juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra-abdomen.
5. Dan terlalu seringnya mengangkat beban berat.
2.2.4 Patofisiologi
Menurut Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2,1996. Hernia
diklasifikasikan menurut lokasi di mana mereka muncul.Sekitar 75% dari Hernia terjadi di
pangkal paha.Ini juga dikenal sebagai Hernia Inguinalis atau Femoralis.Sekitar 10% adalah
Hernia Ventral atau insisional dinding abdomen, 3% adalah Hernia Umbilikalis.
Hernia Inguinalis dibagi lagi menjadi Hernia direct dan Hernia indirect.Hernia
Inguinalis indirect yang paling jenis umum dan biasanya mempengaruhi laki-laki.Hernia
Inguinalis indirect disebabkan oleh penutupan saluran yang berkembang sebagai testis turun
ke dalam skrotum sebelum kelahiran.Sebuah kantung yang berisi peritoneum, usus, atau
omentum muncul melalui cincin Inguinalis dan mengikuti spermatika kabel melalui Kanalis
Inguinalis.Sering turun ke dalam skrotum.Meskipun tidak langsung Hernia inguinalis cacat
bawaan, mereka seringkali tidak menjadi jelas sampai dewasa, ketika peningkatan tekanan
intra-abdomen dan pelebaran dari cincin inguinalis memungkinkan isi perut untuk memasuki
saluran tersebut.
Hernia Inguinalis direct selalu cacat yang diperoleh hasil dari kelemahan dinding
Inguinal posterior. Hernia Inguinalis langsung terjadi lebih sering pada orang dewasa yang
lebih tua.Hernia Femoral cacat juga diperoleh di mana kantung peritoneal menonjol melalui
cincin femoral.Hernia ini biasanya terjadi pada obesitas atau wanita hamil.
Hernia Inguinalis seringkali tidak menghasilkan gejala dan ditemukan selama
pemeriksaan fisik rutin.Hanya mungkin menghasilkan benjolan, bengkak, atau tonjolan di
selangkang, terutama dengan mengangkat atau tegang.Pasien laki-laki biasanya terdapat
pengalaman baik nyeri atau rasa nyeri yang memancar\Collaborative Care ke dalam skrotum,
meskipun hanya dapat dirasakan dengan peningkatan tekanan intra-abdomen (seperti yang
terjadi selama batuk) dan dalam vagina dari skrotum ke arah cincin inguinal.
Jika Hernia Inguinalis dapat dikembalikan, isi kantung kembali ke rongga perut, baik
secara spontan sebagai tekanan intra-abdomen berkurang (seperti dengan berbaring) atau
dengan tekanan manual.Beberapa komplikasi yang terkait dengan Hernia direduksi.Bila isi
hernia tidak dapat dikembalikan ke rongga perut, itu dikatakan dapat diminimalkan atau
dipenjara.Isi Hernia yang dipenjara terjebak, biasanya dengan leher yang sempit atau
membuka ke hernia.Penahanan meningkatkan risiko komplikasi, termasuk obstruksi dan
cekikan. Obstruksi terjadi ketika lumen usus yang terkandung dalam hernia menjadi
tersumbat, sangat mirip dengan Crimping dari sebuah selang.
Jika suplai darah ke isi Hernia terganggu, hasilnya adalah Hernia terjepit.Komplikasi
ini dapat mengakibatkan infark usus yang terkena bencana dengan rasa sakit yang parah dan
perforasi dengan kontaminasi dari rongga peritoneal.Perwujudan dari sebuah Hernia terjepit
meliputi nyeri dan distensi perut, mual, muntah, takikardia, dan demam.
Pembedahan sering dilakukan terhadap Hernia yang besar atau terdapat resiko tinggi
untuk terjadi inkarserasi.Suatu tindakan Herniorrhaphy terdiri atas tindakan menjepit defek di
dalam Fascia. Akibat dan keadaan post operatif seperti peradangan, edema dan perdarahan,
sering terjadi pembengkakan skrotum. Setelah perbaikan Hernia Inguinal indirek. Komplikasi
ini sangat menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan membuat pasien tidak
nyaman, kompres es akan membantu mengurangi nyeri (Long C, Barbara, Perawatan
Medikal Bedah, Jilid 2,1996)
2.2.5 Manifestasi Klinis
Menurut Oswari E. Pada buku Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993.
Manifestasi klinik yang terdapat pada Hernia Inguinalis adalah:
a. Terdapat benjolan didaerah vaginal dan atau scrotal yang hilang dan timbul. Timbul
bila terjadi peningkatan tekanan peritonela misalnya mengedan,batuk-
batuk,menangis.Jika pasien tenang dan berstirahat, maka benjolan akan hilang secara
spontan.
b. Pada pemeriksaan terdapat benjolan dilipat paha atau sampai scrotum, pada bayi bila
menangis atau mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimaksudkan kembali
rongga abdomen.
c. Isi Hernia dapat kembali kerongga peritorium disebut Hernia Inguinal reponibilitas,
bila tidak dapat kembali disebut Hernia Inguinal ireponbilitis. Bila usus tidak kembali
karena jepitan oleh Annulus Inguinali, maka akan terjadi gangguan pembuluh darah
dan gangguan pasase segmen usus yang terjepit. Keadaan ini disebut Hernia
Strangulata.
d. Hernia strangulata lebih sering terjadi Hernia sebelah kanan. Insiden tertinggi pada
usia sekolah dibawah 1 tahun (31 %), namun rata-rata terjadi pada 12 % kasus
Hernia.
e. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai perasaan
mual. Bila terjadi Hernia Inguinalis Stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat
serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas.
f. Hernia Femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah)
disamping benjolan di bawah sela paha.
g. Hernia Diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sesak
nafas.
h. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan Hernia akan bertambah besar.
2.2.6 Komplikasi
a. Hernia berulang,
b. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
c. Pendarahan yang berlebihan / infeksi luka bedah,
d. Luka pada usus (jika tidak hati-hati),
e. Setelah Herniografi dapat terjadi Hematoma,
f. Fostes urin dan feses,
g. Residip,
h. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi
2.2.7 Penatalaksanaan
a. Pada Hernia Femoralis tindakan operasi kecuali ada kelainan lokal atau umum.
Operasi terdiri atas Herniatomi disusul dengan Hernioplastik dengan tujuan
menjepit Anulus femonialis. Bisa juga dengan pendekatan krural,
Hernioplastikdapat dilakukan dengan menjahitkan Ligamentum Inguinale ke
ligamentum cooper. Tehnik Bassini melalui region Inguinalis, ligamentum
inguinale di jahitkan keligamentum lobunase Gimbernati.
b. Hernia Inguinalis Responsibilis yaitu Herniatomi berupa ligasi Plofesis vaginalis,
soproksimal mungkin dilakukan secara efektif namun secepat mungkin kaena
resiko terjadinya inkarserata.
c. Hernia Inguinalis inkarserata: Pada keadaan ini pasien dipuasakan, pasang NGT,
infus dan disuntik sedaiba sampai pasien tertidur dalam posisi trendelenburg
dengan tertidur tekanan intra peritoneal. (Arif Mansjoer, Kapita Selekta
Kedokteran. Jilid 1,2000)