Vous êtes sur la page 1sur 8

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian

Syok adalah kondisi kegagalan perfusi jaringan yang disebabkan oleh

gagalnya sistem kardiovaskuler untuk menyediakan sirkulasi darah yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan semua jaringan vital di tubuh (Panacea, 2013). Oleh karena itu

proses perfusi melibatkan komponen darah, jantung dan pembuluh darah maka jenis

syok disesuaikan dengan letak kelainannya tersebut.

2. Jenis Syok Berdasarkan Etiologi

No. Jenis syok Penyebab Contoh


1. Syok Hipovolemik Kekurangan cairan  Kehilangan darah (pendarahan)
dalam tubuh  Kehilangan plasma darah (luka
bakar)
 Kehilangan cairan tubuh
(muntah, diare)
2. Syok Kardiogenik Kegagalan fungsi  Kematian otot jantung
pompa jantung  Denyut jantung tidak teratur
 Hilangnya elastisitas otot
jantung

3. Syok Vasogenik: Gangguan pada  Infeksi


a. Syok pembuluh darah  Reaksi alergi
Anafilaktik  Gangguan saraf yang
b. Syok Septik menginervasi pembuluh darah

3
3. Klasifikasi Dan Tingkatan Syok Hipovolemik

a. Klasifikasi:
Klasifikasi Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
syok
Kehilangan Hingga 750 750-1500 1500-2000 >2000
darah (ml)
Kehilangan Hingga 15 % 15-30% 30-40% >40 %
darah (%
volume darah)
Denyut Nadi < 100 >100 >120 >140
Tekanan Normal Normal Menurun Menurun
Darah
Tekanan Nadi Normal atau Menurun Menurun Menurun
naik
Frekuensi 14-20 20-30 30-40 >40
pernafasan
Produksi Urin >30 20-30 5-15 Tidak bearti
(cc/jam)
CNS/status Sedikit cemas Agak cemas Cemas, Bingung,
mental bingung lathergis
Pengantian Kristaloid Kristaloid Kristaloid Kristaloid
Cairan (3: 1) dan darah dan darah

Rumus menghitung kehilangan volume darah :


1. Hitung TBV(Total Blood Volume)

Rumus : TBV Wanita : Berat Badan (kg) x 65 ml = ...ml


TBV Laki-laki : Berat Badan (kg) x 70 ml = .... ml
Note : Jumlah volume darah seseorang tergantung dari Berat Badan dan jenis
kelamin.
2. Hitung TPV (total Plasma Volume)

Rumus : TBV(Total Blood Volume) x (100% - HT(hematokrit) )

Contoh :

Tn. A berat badan 70 kg dengan hematokrit 40% hitung total Plasma volume :

Cari dulu Total Blood Volume :

70kg x 70 (koeficiency) = 4900 liter (total blood volume)

4
3. Hitung TPV (total Plasma Volume)

TBV x (100% - 40% ( hematokrit)

4900 x ( 60%)

jumlah : 2900 total Plasma

Ini artinya ECV atau Extra corporeal Volume atau darah yang boleh keluar

untuk diproses.

Rumus :

ECV = 15% dari total TBV ( Total Blood Volume)

15% x 4900 = 735 ml

Tingkatan syok :

1. Stage I : Early, reversible dan compensatory shok

Stage I disebut juga compensated atau non- progressive stage karena

gejalanya masih mild atau tidak tampak. Pada stage ini, terjadi penurunan

perfusi terutama terutama pada jaringan perifer. Tanda awalnya adalah sinus

takikardia, vasokonstriksi perifer dan retensi cairan oleh ginjal. Proses ini

teraktivasi untuk menjaga dan mempertahankan perfusi jaringan, terutama

organ-organ vital (ginjal, otak dan jantung). Karena terjadi mekanisme

kompensasi yang baik, maka korban pada tahap ini hanya menempakkan

sedikit tanda gejala

5
2. Stage II: Intermediate/Progressive shok

Stage II disebut juga decompensated stage. Pada fase ini, mekanisme

kompensasi gagal terjadi sehingga organ-organ tubuh tidak terperfusi baik

yang tampak pada tanda dan gejala. Kekurangan oksigen diotak menyebabkan

pasien merasa pusing dan disorientasi. Pada jantung, mungkin timbul nyeri

yang sangat.

3. Stage III: Refractory/Irreversible shok

Pada stage III, buruknya perfusi telah menyebabkan kerusakan

permanen pada jaringan tubuh. Fungsi jantung semakin menurun dan ginjal

berhenti bekerja. Akibatnya sel-sel tubuh mengalami hipoksia dan mati. Titik

akhir syok stage III adalah kematian.

Gejala :

1. Perasaan korban akan adanya sesuatu dalam dirinya yang mengancam jiwa;

korban mungkin terlihat takut atau tegang

2. Lelah, mual, haus, pusing, kedinginan

3. Takikardia, ekstremitas dingin

Tanda-tanda syok berdasarkan organ/sistem organ yang terlibat :

Daerah tubuh Tanda

Seluruh tubuh Perhatikan :

 Ketegangan/perasaan takut
 Perdarahan luar yang hebat
 Haus, mual dan muntah
 Menggigil dan bergetar

6
Tingkat kesadaran Korban tiba-tiba unresponssif, pingsan atau kehilangan kesadaran.

Bingung, disorientasi, mengantuk dan pingsan merupakan efek


dari tidak adekuatnya sirkulasi ke otak.

Denyut nadi Denyut nadi korban cepat dan lemah.

Peningkatan denyut nadi adalah indikasi penyesuaian kehilangan


darah , plasma atau cairan tubuh yang lain atau merupakan usaha
penyesuaian tidak efisiennya sirkulasi.

Pernapasan Dangkal dan cepat.

Hal ini tidak terjadi pada semua kasus syok. Korban syok memiliki
sirkulasi yang tidak efisien, artinya jaringan tubuh korban tidak
mendapat oksigen yang cukup dan terdapat peningkatan kadar
CO2 dalam jaringan. Oleh karena itu, tubuh akan berusaha
mengompensasinya dengan meningkatkan rata-rata
pernapasannya.

Tekanan darah Tekanan darah turun drastis (sampai 90/60 mmHg atau lebih
rendah).

Kulit Pucat, basah dan dingin. Biasanya sering mengeluarkan banyak


keringat dan lembab ketika disentuh. Kulit korban akan berubah
menjad pucat, bbirnya, kuku jari serta membran mulut akan
terlihat kebiru-biruan (sianosis).

Mata Sayu, pupil dilatasi (midriasis).

Kelopak mata Pucat pada permukaan dalamnya.

Wajah Pucat, sering sianosis pada bibir dan daun telinga.

Filling kapiler/ Filling kapiler diperiksa dengan menekan kuku jari, maka daerah
waktu pengisian itu akan menjadi putih dan ketika tekanan dilepaskan maka
kapiler (WPK) warnanya akan kembali normal dalam waktu lebih dari 2

7
Penanganan umum syok

Langkah-langkah dalam penanganan syok yaitu :

1. Pastikan jalan napas terbuka dan pernapasannya adekuat (initial assessment).

a. Korban bernapas : pertahankan jalan napasnya

b. Korban tak bernapas : buka jalan napas dan lakukan resusitasi pulmoner

c. Korban tak bernapas dan sirkulasinya berhenti : lakukan RJP

d. Waspadalah jika korban muntah.

2. Kontrol perdarahan. Tangani seperlunya.

3. Beri oksigenisasi. Oksigenisasi biasanya dilakukan di rumah sakit. Namun, bagi

penolong yang mempunyai fasilitas oksigenisasi juga dapat melakukannya di tempat

(misalnya : menggunakan oxycan).

4. Bidai fraktur. Membidai fraktur akan mengurangi perdarahan dan meredakan nyeri,

nyeri dan perdarahan akan memperburuk syok. Hindari melawan gerakan korban

yang tegang dengan kekuatan.

5. Longgarkan setiap ikatan/pakaian yang ketat.

6. Posisikan korban. Terdapat empat pilihan dalam memosisikan korban terantung pada

apa yang dialami, yaitu :

a. Naikkan ekstremitas bawah. Naikkan kaki korban dengan hati-hati kira-kira 30

cm. Ini bertujuan untuk meningkatkan venous return dan mengembalikan

oksigenasi ke organ yang lebih penting. Jika ada fraktur ekstremitas jangan

diperberat, dan lakukan pembidaian.

8
b. Supinasi korban. Baringkan korban pada punggungnya, beri lapisan yang cukup

untuk kenyamanannya. Posisi ini sering digunakan jika ada cedera serius di

ekstremitas.

c. Posisi setengah duduk (semi-fowler). Posisi ini digunakan untuk korban yang

sadar dengan indikasi gangguan respirasi atau gangguan jantung. Posisi ini tidak

direkomendasikan untuk korban yang mempunyai tanda dan gejala perdarahan

internal atau eksterrnal. Menemukan posisi yang memudahkan pernapasan dan

nyaman untuk korban adalah ide dasar korban diposisikan setengah duduk.

d. Posisi koma (miring stabil), adalah posisi semi pronasi yang digunakan pada

korban tidak sadar. Dengan posisi ini akan didapat drainase yang baik untuk

muntah dan posisi yang terbaik untuk beberapa luka kepala dan bagian atas tubuh.

7. Pastikan lagi keadaan korban dan usahakan tetap dalam posisi berbaring. Korban

harus berbaring datar, kecuali yang telah kehilangan kesadarannya maka dia

ditempatkan dalam posisi pemulihan. Hal ini penting, karena apabila korban

dimiringkan akan dapat mengakibatkan penurunan arus balik darah dari otak.

8. Cegah kehilangan panas tubuh. Jaga suhu tubuh korban mendekati suhu normal.

Letakkan selimut di bawah dan di atas tubuhnya. Jangan gerakkan korban dengan

cedera kepala, leher, dan spinal hanya untuk meletakkan selimut dibawahnya. Jaga

suhu tubuh, tetapi ingat jangan biarkan korban kepanasan. Jika mungkin lepaskan

pakaian yang basah. Jika perlu, peluk korban atau letakkan botol hangat pada leher,

ketiak, dan diantara kedua kaki.

9. Jangan beri apapun melalui mulut. Korban syok akan merasa haus dan mulutnya

kering. Dan juga ketika oksigenisasi diberikan mungkin akan mengeringkan mulut

dan nasal pathways. Jangan beri minuman, makanan serta obat oral karena akan

memicu muntah, jika korban merasa sangat haus cukup basahi bibirnya dengan air.

9
10. Pantau selalu keadaan korban.

10

Vous aimerez peut-être aussi