Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
gagalnya sistem kardiovaskuler untuk menyediakan sirkulasi darah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan semua jaringan vital di tubuh (Panacea, 2013). Oleh karena itu
proses perfusi melibatkan komponen darah, jantung dan pembuluh darah maka jenis
3
3. Klasifikasi Dan Tingkatan Syok Hipovolemik
a. Klasifikasi:
Klasifikasi Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
syok
Kehilangan Hingga 750 750-1500 1500-2000 >2000
darah (ml)
Kehilangan Hingga 15 % 15-30% 30-40% >40 %
darah (%
volume darah)
Denyut Nadi < 100 >100 >120 >140
Tekanan Normal Normal Menurun Menurun
Darah
Tekanan Nadi Normal atau Menurun Menurun Menurun
naik
Frekuensi 14-20 20-30 30-40 >40
pernafasan
Produksi Urin >30 20-30 5-15 Tidak bearti
(cc/jam)
CNS/status Sedikit cemas Agak cemas Cemas, Bingung,
mental bingung lathergis
Pengantian Kristaloid Kristaloid Kristaloid Kristaloid
Cairan (3: 1) dan darah dan darah
Contoh :
Tn. A berat badan 70 kg dengan hematokrit 40% hitung total Plasma volume :
4
3. Hitung TPV (total Plasma Volume)
4900 x ( 60%)
Ini artinya ECV atau Extra corporeal Volume atau darah yang boleh keluar
untuk diproses.
Rumus :
Tingkatan syok :
gejalanya masih mild atau tidak tampak. Pada stage ini, terjadi penurunan
perfusi terutama terutama pada jaringan perifer. Tanda awalnya adalah sinus
takikardia, vasokonstriksi perifer dan retensi cairan oleh ginjal. Proses ini
kompensasi yang baik, maka korban pada tahap ini hanya menempakkan
5
2. Stage II: Intermediate/Progressive shok
yang tampak pada tanda dan gejala. Kekurangan oksigen diotak menyebabkan
pasien merasa pusing dan disorientasi. Pada jantung, mungkin timbul nyeri
yang sangat.
permanen pada jaringan tubuh. Fungsi jantung semakin menurun dan ginjal
berhenti bekerja. Akibatnya sel-sel tubuh mengalami hipoksia dan mati. Titik
Gejala :
1. Perasaan korban akan adanya sesuatu dalam dirinya yang mengancam jiwa;
Ketegangan/perasaan takut
Perdarahan luar yang hebat
Haus, mual dan muntah
Menggigil dan bergetar
6
Tingkat kesadaran Korban tiba-tiba unresponssif, pingsan atau kehilangan kesadaran.
Hal ini tidak terjadi pada semua kasus syok. Korban syok memiliki
sirkulasi yang tidak efisien, artinya jaringan tubuh korban tidak
mendapat oksigen yang cukup dan terdapat peningkatan kadar
CO2 dalam jaringan. Oleh karena itu, tubuh akan berusaha
mengompensasinya dengan meningkatkan rata-rata
pernapasannya.
Tekanan darah Tekanan darah turun drastis (sampai 90/60 mmHg atau lebih
rendah).
Filling kapiler/ Filling kapiler diperiksa dengan menekan kuku jari, maka daerah
waktu pengisian itu akan menjadi putih dan ketika tekanan dilepaskan maka
kapiler (WPK) warnanya akan kembali normal dalam waktu lebih dari 2
7
Penanganan umum syok
b. Korban tak bernapas : buka jalan napas dan lakukan resusitasi pulmoner
4. Bidai fraktur. Membidai fraktur akan mengurangi perdarahan dan meredakan nyeri,
nyeri dan perdarahan akan memperburuk syok. Hindari melawan gerakan korban
6. Posisikan korban. Terdapat empat pilihan dalam memosisikan korban terantung pada
oksigenasi ke organ yang lebih penting. Jika ada fraktur ekstremitas jangan
8
b. Supinasi korban. Baringkan korban pada punggungnya, beri lapisan yang cukup
untuk kenyamanannya. Posisi ini sering digunakan jika ada cedera serius di
ekstremitas.
c. Posisi setengah duduk (semi-fowler). Posisi ini digunakan untuk korban yang
sadar dengan indikasi gangguan respirasi atau gangguan jantung. Posisi ini tidak
nyaman untuk korban adalah ide dasar korban diposisikan setengah duduk.
d. Posisi koma (miring stabil), adalah posisi semi pronasi yang digunakan pada
korban tidak sadar. Dengan posisi ini akan didapat drainase yang baik untuk
muntah dan posisi yang terbaik untuk beberapa luka kepala dan bagian atas tubuh.
7. Pastikan lagi keadaan korban dan usahakan tetap dalam posisi berbaring. Korban
harus berbaring datar, kecuali yang telah kehilangan kesadarannya maka dia
ditempatkan dalam posisi pemulihan. Hal ini penting, karena apabila korban
dimiringkan akan dapat mengakibatkan penurunan arus balik darah dari otak.
8. Cegah kehilangan panas tubuh. Jaga suhu tubuh korban mendekati suhu normal.
Letakkan selimut di bawah dan di atas tubuhnya. Jangan gerakkan korban dengan
cedera kepala, leher, dan spinal hanya untuk meletakkan selimut dibawahnya. Jaga
suhu tubuh, tetapi ingat jangan biarkan korban kepanasan. Jika mungkin lepaskan
pakaian yang basah. Jika perlu, peluk korban atau letakkan botol hangat pada leher,
9. Jangan beri apapun melalui mulut. Korban syok akan merasa haus dan mulutnya
kering. Dan juga ketika oksigenisasi diberikan mungkin akan mengeringkan mulut
dan nasal pathways. Jangan beri minuman, makanan serta obat oral karena akan
memicu muntah, jika korban merasa sangat haus cukup basahi bibirnya dengan air.
9
10. Pantau selalu keadaan korban.
10