Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kelainan Power
Penanganan :
a)Persalinan akan terganggu (lama) bila rotasi spontan tidak terjadi (90 % akan terjadi rotasi
spontan menjadi oksiput ant.)
b)Pecahkan ketuban
c)Bila kepala tdk turun (teraba > 3/5 diatas PAP) ð lakukan seksio sesarea
d)Bila pembukaan serviks belum lengkap, tdk ada tanda2 obstruksi ð drips oksitosin
e)Pembukaan lengkap & Kala II lama & tdk ada tanda2 obstruksi ð drips oksitosin
f)Syarat2 terpenuhi ð ekstraksi vakum atau forseps.
2.Presentasi oksiput transversalis
Adalah presentasi belakang kepala dengan oksiput (ubun-ubun kecil) melintang
Penanganan :
4.Presentasi dahi
Adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi maksimal sedang dahi merupakan bagian
terendah. Terjadi pada 1 dari 400 kelahiran. Biasanya akan berubah menjadi presentasi muka
atau belakang kepala.
Penanganan :
a)bayi kecil maka bisa lahir spontan
b)jika pada kala 1 kepala belum masuk ke dalam rongga panggul, dapat diusahakan dengan
melakukan perasat Thorn (10% bisa menjadi presentasi muka/ belakang kepala jika tidak
berhasil lakukan SC
c)jalan persalinan tak lancar/pembukaan belum lengkap/janin besar dan sukar melewati PAP
kemudaian terjadi molage hebat maka lakukan Sectio caesaria
d)jika janin mati lakukan pembukaan lengkap dan lakukan kraniotomi dan jika pembukaan
tidak lengkap lakukan SC
5.Presentasi muka
Adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi maksimal sedang muka merupakan bagian
terendah. Terjadi pada 1 dari 1000 kelahiran.
Penanganan :
a)periksa apakah ada CPD jika positif ada maka lakukan SC dan jika negatif dan kondisi baik
lakukan persalinan pervaginam
b)dalam kehamilan, bila terjadi posisi mentoposterior (dagu berada di belakang) perasat Schatz
c)dalam persalinan
a. konservatif dan aktif : tidur miring kesebelah dagu, bila mentoanterior lahir spontan, bila
mentoposterior ubah menjadi mentoanterior dengan perasat Thorn atau forsep jika tidak
berhasil lakukan SC.
b. janin mati embriotomi
6.Letak sungsang
Adalah keadaan janin dimana letaknya memanjang dgn bagian terbawah bokong dengan atau
tanpa kaki. Angka kejadian mencapai 3 % dari kelahiran.
Klasifiaksi : Ada 4 presentasi yaitu
a)presentasi bokong murni, kedua kaki menjungkit ke atas terletak dekat kepala
b)presentasi bokong kaki, kedua kaki disamping bokong dsb sempurna, bila hanya satu kaki
dsb tidak sempurna
c)presentasi kaki, bgn terendah 2 kaki dsb presentasi kaki sempurna, bila hanya 1 dsb presentasi
kaki tidak sempurna
d)presentasi lutut, bgn terendah 2 lutut dsb sempurna, bila hanya 1 dsb tidak sempurna
Penanganan :
a)Dalam kehamilan, Bila ditemui pada primigravida hendaknya diusahakan versi luar yang
dilakukan antara 34 dan 38 minggu. Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak janin harus
pasti dan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Perlu diingat kotraindikasi versi luar
ialah panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, dan plasenta previa.
b)Dalam persalinan, Untuk menolong persalinan letak sungsang ini diperlukan ketekunan dan
kesabaran. Pertama-tama tentukan apakah ada kelainan yang mengindikasikan untuk seksio
sesarea. Apabila tidak ada, dan diperkirakan dapat dilahirkan pervaginam maka hendaknya
pengawasan dilakukan secara seksama. Setelah bokong lahir, jangan menarik atau mengadakan
dorongan secara Kristeller karena dapat menyulitkan kelahiran lengan dan bahu. Untuk
melahirkan bahu dan kepala dapat dipilih perasat Bracht. Sedangkan untuk melahirkan lengan
dan bahu dapat dipakai cara klasik yaitu Mueller / Loevset. Kepala janin dapat dilahirkan secara
Mauriceau
7.Presentasi rangkap
Penanganan :
a)Pada sebagian besar kasus, penatalaksanaan kasus adalah ekspektatif oleh karena jarang
mengganggu jalannya persalinan dan umumnya tangan janin secara reflektoar akan ditarik
sehingga tidak lagi mengganggu jalannya persalinan.
b)Tindakan yang bisa dikerjakan adalah dengan mereposisi tangan dan menurunkan kepala
kedalam jalan lahir secara bersamaan.
8.Letak lintang
Keadaan di mana sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu panjang tubuh ibu
- Knee-chest position, Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan
posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi
lutut dada sampai persalinan. Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi
lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai
persalinan.
9.Presentasi ganda
Menumbungnya satu ekstremitas disisi bagian terbawah janin dan kedua bagian ini sekaligus
berada didalam panggul.
Penanganan :
-Jika lengan menumbung disamping kepala, keadaan tersebut harus diawasi ketat apakah
lengan keluar bersama dengan penurunan bagian terbawah janin. Jika gagal mengikuti
penurunan tersebut/bila tampaknya menghalangi penurunan kepala, lengan yang menumbung
tersebut secara perlahan-lahan harus didorong ke atas dan bersamaan dengan itu, kepala akan
turun karena tekanan fundus uteri.
10.Kehamilan ganda
Kehamilan ganda atau kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sejak
ditemukannya obat-obat dan cara induksi ovulasi maka dari laporan-laporan dari seluruh
pelosok dunia, frekuensi kehamilan kembar condong meningkat. Bahkan sekarang telah ada
hamil kembar lebih dari 6 janin.
Penanganan :
-Bila anak satu letaknya membujur, kala satu diawasi seperti biasa ditolong seperti biasa
dengan episiotomi mediolateralis.
-Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk menentukan
Keadaan janin II. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah itu dan lain-lain.
Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila janin II letaknya membujur, ketuban
dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak deras mengalir keluar.Tunggu dan pimpinan
persalinan anak II seperti biasa.
-Awas akan kemungkinan terjadinya perdarahan post partum, maka sebaiknya
dipasang infuse profilaksis.
-Bila ada kelainan letak anak II, melintang atau terjadi prolaps tali pusat dan
solusio plasentae, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetric :
a)Pada letak lintang coba versi luar dulu.
b)Atau lahirkan dengan cara versi dan ekstrasi.
c)Pada letak kepala persalinan dipercepat dengan ekshasi vakum atau forseps.
d)Pada letak bokong atau kaki; ekstraksi bokong atau kaki.
1.Berbaring
Kalangan medis akrab menyebutnya dengan posisi litotomi. Pada posisi ini, ibu dibiarkan
telentang seraya menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin.
Keuntungan posisi ini, dokter bisa leluasa membantu proses persalinan. Pasalnya jalan lahir
menghadap langsung ke dokter/bidan, sehingga dokter/bidan lebih mudah mengukur
perkembangan pembukaan. Lainnya, waktu persalinan pun bisa diprediksi secara lebih akurat.
Selain itu, tindakan episiotomi bisa dilakukan lebih leluasa, sehingga pengguntingannya bisa
lebih bagus, terarah, serta sayatannya bisa diminimalkan. Begitu juga dengan posisi kepala
bayi yang relatif lebih gampang dipegang dan diarahkan. Dengan demikian, bila ada perubahan
posisi kepala, bisa langsung diarahkan menjadi semestinya.
Kekurangan dari cara bersalin konvesional ini, letak pembuluh besar berada di bawah posisi
bayi dan tertekan oleh massa/berat badan bayi. Apalagi jika letak ari-ari juga berada di bawah
si bayi. Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah bisa meninggi dan menimbulkan
perlambatan peredaran darah balik ibu. Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari
si ibu ke janin melalui plasenta pun jadi relatif berkurang. Untuk mengantisipasi hal ini
biasanya beberapa saat sebelum pembukaan lengkap, dokter meminta pasien untuk berbaring
ke kiri dan atau ke kanan. Dengan demikian suplai oksigen dan peredaran darah balik ibu tidak
terhambat.
2.Berbaring Miring
Cara ini memang tidak lazim dilakukan ibu-ibu di Indonesia. Jika memilih cara ini ibu harus
berbaring miring ke kiri atau ke kanan. Salah satu kaki diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam
keadaan lurus. Posisi ini akrab disebut posisi lateral. Keunggulan posisi ini, peredaran darah
balik ibu bisa mengalir lancar. Pengiriman oksigen dalam darah dari ibu ke janin melalui
plasenta juga tidak terganggu. Alhasil karena tidak terlalu menekan, proses pembukaan akan
berlangsung secara perlahan-lahan sehingga
Cara ini memang tidak lazim dilakukan ibu-ibu di Indonesia. Jika memilih cara ini ibu harus
berbaring miring ke kiri atau ke kanan. Salah satu kaki diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam
keadaan lurus. Posisi ini akrab disebut posisi lateral. Keunggulan posisi ini, peredaran darah
balik ibu bisa mengalir lancar. Pengiriman oksigen dalam darah dari ibu ke janin melalui
plasenta juga tidak terganggu. Alhasil karena tidak terlalu menekan, proses pembukaan akan
berlangsung secara perlahan-lahan sehingga persalinan berlangsung lebih nyaman. Posisi
melahirkan ini juga sangat cocok bagi ibu yang merasa pegal-pegal di punggung atau kelelahan
karena mencoba posisi yang lain.
Sayangnya, posisi miring menyulitkan dokter untuk membantu proses persalinan. Dalam arti,
kepala bayi susah dimonitor, dipegang, maupun diarahkan. Dokter pun akan mengalami
kesulitan saat melakukan tindakan episiotomy.
3. Jongkok
Walau tidak lazim pada orang Indonesia bagian barat, cara bersalin jongkok sudah dikenal
sebagai posisi bersalin yang alami bagi ibu di beberapa suku di Papua dan daerah lainnya. Oleh
karena memanfaatkan gravitasi tubuh, ibu tidak usah terlalu kuat mengejan. Sementara bayi
pun lebih cepat keluar lewat jalan lahir. Tak heran karena berbagai keunggulan tersebut,
beberapa tempat bersalin di Jakarta menerapkan posisi persalinan ini untuk membantu
pasiennya. Kelemahannya, melahirkan dengan posisi jongkok amat berpeluang membuat
kepala bayi cedera. Soalnya, tubuh bayi yang berada di jalan lahir bisa meluncur cepat ke
bawah. Untuk menghindari cedera, biasanya ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang
berguna menahan kepala dan tubuh bayi. Untuk sebagian dokter, posisi ini dinilai kurang
menguntungkan karena menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan tindakan-
tindakan persalinan lainnya, semisal episiotomy.
4. Setengah duduk
Posisi yang paling umum diterapkan di berbagai RS/RSB di segenap penjuru tanah air. Pada
posisi ini, pasien duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke
arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu nyaman. Kelebihannya, sumbuBerhubungan
dengan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan seorang penolong dalam melakukan
tindakan