Vous êtes sur la page 1sur 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini kami akan menguraikan kasus yang di amati serta
membandingkannya dengan teori yang di dapat untuk mengetahui sejauh mana
factor pedukung, penghambat dan solusinya dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien Ny.A Dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah
diruang mawar Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat, selama Hari
Mulai tanggal 18 Januari 2019 sampai 22Januari 2019
Dalam pembahasan ini mencangkup semua tahap proses keperawatan
meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, evaluasi

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar proses keperawatan dengan
cara wawancara dan obserfasi secara langsung dengan klain, informasi
dari catatan keperawatan, catatn medis, dan perawat ruangan.
Faktor predisposisi yang ada pada teori adalah penolakan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan dengan orang lain ideal diri yang tidak
realistis
Sedangkan kasus kami yang amati faktor yang menyebabkan adalah faktor
predisposisi pengalam masalalu pasien mengatakan dahulu pernah kuliah
tapi tidak di lanjutkan karena biaya pada gambaran diri dan identitas tidak
ditemukan masalah sedangkan pada harga diri klien merasa malu
berhadapan langsung dengan orang lain merasa tidak pantas berada dianta
mereka dan kurang interaksi sosial
Pada faktor presipitasi yang ada pada teori adalah ilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami
kegagalan, menurunnya produktifitas diri, sedangkan faktor presipitasi
yang kami temukan Ny. A adalah mengalami kegagalan.
Manipestasi klinis pada kasus ini juga tidak jauh berbeda dari teori yaitu
Perasaan malu diri sendir dan lingkungan seperti kurang percaya diri dan
juga dirumah terjadi KDRT

B. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah kesimpulan yang diambil pengkajian
keperawatan kemudian diidentifikasi masalah yang mucul dan dikaitkan
dengan data yang ada
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada teori ada 5 diagnosa yaitu:
Hargadiri rendah kronik, koping individu tidak efektif, isolasi sosial
dangguan persepsi sensori halusinasi, resiko perilaku kekerasan sedangkan
pada kasus kami mendapatkan 1 diagnosa yaitu koping individu tidak
efektif berhunungan dengan harga diri rendah dan data yang di dapat
px mengatakan malu saat berbicara dengan orang lain, bicara sedikit atau
seperlunya, sulit berkominikasi, susah tidur, sering menyendiri, malas
mandi, dan lebih suka diam

C. Intervensi
Perencanaan yang ada pada kasus kami, dapat memprediksi waktu
pencapaian keberhasilan tindakan dengan melihat kondisi kemampuan dan
kebutuhan klien ada pun kesenjangan yang terjadi tidak menjadi
penghambat
Perencanaan pada diagnosa keperawatan gangguan konsep diri: harga diri
rendah berhungan koping individu tidak efektif pada kasus tidak ada
perbedaan dengan yang ada pada teori
Dalam melakukan tindakan kami tidak memiliki hambatan dikarenakan
sumber-sumber Buku dan jurnal.

D. Implementasi
Pada tahap implementasi asuhan keperawatan yaitu diberikan pada klien
dengan gangguan konsep diri harga diri rendah sesuai dengan perencanaan
tindakan keperawatan yang telah di tetapkan sebelumnya, berdasarkan
teori kasus dengan melihat kondisi dan kebutuhan klien
Diagnosa keperawatan gangguan konsep diri harga diri harga diri rendah
tindakan yang sudah tercapai masing-masing tercapai yaitu membina,
klien memngidentivikasi aspek positif yang di miliki menilai kemampuan
yang dapat dilakukan, membuat jadwal sesuai kemampuan yang di miliki

E. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan utuk menilai sejauh mana keberhasilan tindakan
keperawatan yang diberikan kepada klien dengan gagguan konsep diri
harga diri rendah untuk menilai faktor pengambat dan pendukung serta
alternatif masalah.
Diagnosa keperawatan gangguan konsep diri harga diri rendah klen dapat
membina hubungan salaing pecaya mengidentifikasi kemampuan yang
dapat di lakukan dan membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki

Vous aimerez peut-être aussi