Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kelenjar prostat terdiri atas jaringan kelenjar dinding uretra yang mulai
menonjol pada masa pubertas. Biasanya kelenjar prostat dapat tumbuh
seumur hidup. Secara anatomi, prostat berhubungan erat dengan
kandung kemih, uretra, vas deferens, dan vesikula seminalis. Prostat
terletak di atas diafragma panggul sehingga uretra terfiksasi pada
diafragma tersebut, dapat terobek bersama diafragma bila terjadi
cedera.
VESICA URINARIA
Vesica urinaria ketika tidak sedang terisi oleh urin (kosong) memiliki
bagian :
Vesica urinaria ketika penuh terisi oleh urinakan berbentuk oval dan
memiliki bagian
Pada bagian dalam dari Vesica Urinaria terdapat sebuah area yang disebut
dengan Trigonum Lieutaudi. Trigonum Lieutaudi ini dibentuk oleh
sepasang ostium ureteris (lubang tempat masuknya ureter ke dalam
VU) dan ostium urethra internum (OUI). Pada pria trigonum lieutaudi
ini akan terfiksasi pada prostat. Sedangkan pada wanita akan terfiksasi pada
dinding anterior vagina. Mucosa pada trigonum Lieutaudi ini akan melekat
erat pada m. Trigonalis.
d. Anatomi penis?
Penis terdiri dari tiga komponen utama : bagian distal (glans atau
kepala), bagian tengah (corpus atau shaft) dan bagian proksimal
(root). Pada bagian kepala terdapat glans dan sulkus koronaria, yang
ditutup oleh foreskin (virtual sac), permukaan bagian dalam dilapisi
oleh membran halus. Glans bersifat kenyal, dan berbentuk konus,
serta terdiri dari meatus, corona dan frenulum. Meatus urethralis
vertikal dan berlokasi pada apeks, dimana muncul frenulum, . glans
corona merupakan lipatan lingkaran pada dasar glans. Pada
permukaan glans terdapat empat lapisan anatomi: lapisan membran
mukosa, termasuk epitelium dan lamina propria, korpus spongiosum
dan korpora kavernosa. Tunika albuginea memisahkan kedua struktur
ini, penile atau pendulous urethra terletak ventral didalam korpus dan
glans; sementara korpus spongiosum yang erektil
mengelilinginya.Pemotongan transversal dari shaft akan menampilkan
kulit, dartos dan fascia ganda yang disebut dengan penile fascia,
albuginea dan korpus kavernosum.
Komponen anatomi utama dari penis adalah korpus, glans dan
preputium. Korpus terdiri dari korpora kavernosa (jaringan rongga
vaskular yang dibungkus oleh tunika albuginea) dan di bagian inferior
terdapat korpus spongiosum sepanjang uretra penis. Seluruh struktur
ini dibungkus oleh kulit, lapisan otot polos yang dikenal sebagai
dartos, serta lapisan elastik yang disebut Buck fascia yang
memisahkan penis menjadi dorsal (korpora kavernosa) dan ventral
(korpus spongiosum).
Kulit glans penis tersusun oleh pelapis epitel tatah berlapis tanpa
keratin sebanyak lima hingga enam lapis, setelah sirkumsisi bagian ini
akan membentuk keratin. Glans dipisahkan dengan korpus penis oleh
balanopreputial sulcus pada aspek dorsal dan lateral dan oleh
frenulum pada regio ventral. Kelenjar sebaseus pada penis dikenal
sebagai kelenjar Tyson dan bertanggungjawab atas produksi smegma.
e. Histologi penis?
Uretra terbagi atas tiga bagian : prostatik (segmen proksimal pendek
yang dikelilingi oleh prostat), membranosa atau bulbomembranosa
(memanjang dari kutub bawah prostat hingga bulbus korpus
spongiosum) dan penil (yang melewati korpus spongiosum). Secara
histopatologi, pelapis epitel uretra adalah tipe transisional di bagian
proksimal (prostatik), stratified squamous pada bagian distal yang
berhubungan dengan fossa navicularis dan stratified atau epitel
pseudostratified kolumnar bersilia pada kanal. Metaplasia skuamosa
pada epitel umumnya disebabkan oleh pengobatan dengan preparat
estrogen. Struktur kelenjar yang berhubungan dengan uretra adalah
kelenjar intraepitelial dari lakuna Morgagni (kelenjar intraepitel
silindris selapis), Kelenjar Littre (Kelenjar musinus tubuloacinar
sepanjang korpus spongiosum), dan bulbouretral atau kelenjar
Cowper (mucous acinar pada profunda membran uretra).
Drainase limfatik penis terdapat pada nodus superfisial dan profunda.
Di bagian sentral beranastomosis diantara pembuluh-pembuluh limfe
yang menghasilkan drainase bilateral
Masalah psikologis:
Deperesi.
Anxiety
Stress.
Lelah.
Masalah hubungan, seperti komunikasi yang buruk dengan
pasangan
g. Organ apa saja yang terlibat saat ejakulasi?
Testis, epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretra,
uretra.
h. Bagaimana hubungan antara polyuria pada malam hari dan susah
buang air kecil?
Pembesaran prostat dapat menyebabkan frekuensi kencing lebih
sering karena iritasi kandung kemih, yang membuat dorongan lebih
sering untuk berkemih. Prostat yang menekan uretra juga membuat
pengosongan kandung kemih tidak sempurna dan sebagian urin masih
tersisa. Hal ini membuat kandung kemih lebih cepat penuh dan sering
buang air kecil.
Learning Issues
1. Anatomi Ginjal
Tampilan
Ginjal merupakan sepasang organ berbentuk seperti kacang buncis berwarna
coklat agak kemerahan, panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm
(kurang lebih sebesar kepalan tangan). Setiap ginjal memiliki berat antara 125
– 175 gr pada laki-laki dan 115-155 gr pada perempuan.
b.Lokasi
1) Ginjal terletak di area yang tinggi, yaitu pada dinding abdomen
posterior yang berdekatan dengan dua pasang iga terakhir. Organ ini
merupakan organ retroperitoneal dan terletak di antara otot-otot
punggung dan peritoneum rongga abdomen atas. Tiap tiap ginjal
memiliki sebuah kelenjar adrenal di atasnya.
2) Dalam kondisi normal ginjal kiri lebih tinggi 1,5 sampai 2 cm
dari ginjal kanan karena posisi anatomi hati.
3) Jaringan ikat pembungkus
Setiap ginjal di selubungi 3 jaringan ikat.
a) Fasia renal, adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini
melabuhkan ginjal pada struktur di sekitarnya dan
mempertahankan posisi organ.
b) Lemak perirenal, adalah jaringan adipose yang
terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini membantali ginjal dan
membantu organ tetap pada posisinya.
c) Kapsul fibrosa (Ginjal), adalah membrane halus
transparan yang langsung membungkus ginjal dan dengan
dapat mudah di lepas.
2. Struktur internal ginjal
3. Struktur Nefron
Nefron merupakan unit fungsional ginjal. Satu ginjal mengandung 1-4 juta
nefron yang merupakan unit pembentuk urine. Setiap nefron memiliki 1
komponen vascular (kapilar) dan 1 komponen tubular. Nefron tersusun atas
glomerulus, kapsul Bowman, tubulus kontortus proksimal, ansa Henle,
tubulus distal, dan duktus pengumpul.
a. Glomelurus
Glomerulus merupakan struktur awal nefron berbentuk gulungan kapiler yang
tersusun dari jonjot-jonjot kapiler yang mendapat darah dari vasa aferen dan
mengalirkan darah balik lewat vasa eferen. Glomerulus dikelilingi oleh
kapsul Bowman yaitu kapsul epitel yang berdinding ganda. Dinding kapiler
glomerulus tersusun dari lapisan sel-sel endotel dan membran basalis. Sel-sel
epitel berada pada salah satu sisi membran basalis, dan sel-sel endotel pada
sisi lainnya. Glomelurus dan kapsul bowman bersama-sama membentuk
sebuah korpuskel ginjal.
1) Lapisan visceral kapsul bowman adalah lapisan internal
epithelium. Sel-sel lapisan liseral di modifikasi menjadi podosit (“sel
seperti kaki”), yaitu sel-sel epitel khusus di sekitar kapilar glomurular.
a) Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapilar
glomerular melalui beberapa prosesus primer panjang yang
mengandung prosesus sekunder yang disebut prosesus kaki
atau pedikel (“kaki kecil”).
b) Pedikel berinterdigitasi (saling mengunci) dengan
prosesus yang sama dari podosit tetangga. Ruang sempit
antara pedikel yang berinterigitasi disebut filtration slits (pori
pori dari celah) yang lebarnya sekita 25 nm. Setiap pori
dilapisi selapis membrane tipis yang memungkinkan aliran
beberapa molekul dan menahan aliran molekul lainnya.
c) Barier filtrasi glomelular adalah barier jaringan yang
memisahkan darah dalam kapilar glomerular dari ruang dalam
kapsul Bowman. Barier ini terdiri dari endothelium kapilar,
membrane dasar (lamina basalis) kapilar, dan filtration slits.
2. Anatomi Prostat
Prostat adalah organ genital yang hanya di temukan pada pria karena
merupakan penghasil cairan semen yang hanya dihasilkan oleh pria. Prostat
berbentuk piramid, tersusun atas jaringan fibromuskular yang mengandung
kelenjar. Prostat pada umumnya memiliki ukuran dengan panjang 1,25 inchi
atau kira – kira 3 cm, mengelilingi uretra pria.
Dalam hubungannya dengan organ lain, batas atas prostat bersambung
dengan leher bladder atau kandung kemih. Di dalam prostat didapati uretra.
Sedangkan batas bawah prostat yakni ujung prostat bermuara ke eksternal
spinkter bladder yang terbentang diantara lapisan peritoneal. Pada bagian
depannya terdapat simfisis pubis yang dipisahkan oleh lapisan
ekstraperitoneal. Lapisan tersebut dinamakan cave of Retzius atau ruangan
retropubik. Bagian belakangnya dekat dengan rectum, dipisahkan oleh fascia
Denonvilliers.
Prostat memiliki lapisan pembungkus yang di sebut dengan kapsul.
Kapsul ini terdiri dari 2 lapisan yaitu : 1. True capsule : lapisan fibrosa tipis
pada bagian luar prostat 2. False capsule : lapisan ekstraperitoneal yang
saling bersambung, menyelimuti bladder atau kandung kemih. Sedangkan
Fascia Denonvilliers berada pada bagian belakang.
Vaskularisasi: pasoka darah arteri prostat berasal dari a. vesicalis inferior
dan a. rectalis media.
Aliran vena: darah dari prostat akan terdrainasi ke pleksus venosus
prostaticus yang terletak di antara capsula prostatica dan vagina prostatica.
Darah dari pleksus venosus prostaticus akan mengalir ke v. iliaca interna.
Pleksus venosus prostaticus berhubungan di superior dengan pleksus venosus
vesicalis dan di posterior dengan pleksus venosus vertebralis interna.
Inervasi: prostat mendapat persyarafan dari pleksus prostaticus tempat
prostat menerima impuls baik rangsang simpatis maupun parasimpatis.
Impuls simpatis prostat bermula dari: nucleus intermediolateralis L1—L3 –>
n. sphlanicus lumbalis –> ganglion mesenterica inferior –> pleksus
hipogastricus superior –> n. hipogastrikus dekstra et sinistra –> plekus
hipogastricus inferior (atau pleksus hemorroidalis medius) –> pleksus
prostaticus.
Secara anatomis, lobus-lobus prostat dibagi menjadi beberapa bagian:
1) Isthmus prostat: disebut juga lobus anterior dan sesuai namanya
berada di anterior urethra, berisi jaringan fibromuskuler lanjutan m.
sfingter uretra eksterna dan sedikit jaringan glandular
2) Lobus dekstra dan sinistra prostat, yakni lobus selain bagian dari
isthmus prostat, yang dibagi lagi menjadi 4 lobulus berdasarkan
hubungannya dengan urethra dan ductus ejaculatori:
Lobulus inferoposterior: berada di posterior urethra dan inferior
ductus ejaculatorii
Lobulus inferolateral: berada langsung di lateral urethra dan
merupakan bagian terbesar dari lobus dekstra dan sinistra prostat
Lobulus superomedial: berada di dalam dari lobulus infero
posterior, mengelilingi ductus ejaculatorii
Lobulus anteromedial: berada di dalam lobulus inferolateral, dan
secara langsung di lateral dari uretra prostatica proksimal
Secara klinis, parenkim prostat dewasa dibagi menjadi 4 zona:
a) Zona sentral: disebut juga lobus medius, mengelilingi ductus ejakulatorius
saat memasuki glandula prostat. Zona ini menyusun 25% jaringan
kelenjar dan resisten mengalami keganasan karsinoma dan peradangan.
Sel-sel pada zona sentral memiliki ciri lebih mencolok dan sitoplasma
sedikit basofilik dengan nukleus lebih besar yang terletak pada level
berbeda pada tiap-tiap sel. Kemungkinan zona ini secara embriologik
berasal dari inklusi ductus mesonefrikus saat prostat berkembang.
b) Zona perifer: menyusun 70% kelenjar prostat dan mengelilingi zona
sentral yakni terletak pada bagian posterior dan lateral glandula prostat.
Kebanyakan carcinoma muncul dari zona perifer prostat dan akan
terpalpasi saat tes colok dubur. Selain itu, zona ini merupakan zona paling
rentan terkena radang.
c) Zona periurethra: tersusun atas glandula mukosa dan submukosa. Zona ini
dapat mengalami pertumbuhan abnormal pada fase BPH lanjutan,
terutama pertumbuhan dari komponan stroma. Bersama dengan nodul
glandular pada zona transisional, keduanya akan meningkakan kompresi
urethra dan retensi lebih parah dari urin di vesica urinaria.
d) Zona lain selain komponen glandular yakni stroma fibromuskular yang
terletak pada permukaan anterior glandula prostat, anterior dari urethra.
3. Anatomi Penis
Penis terdiri dari tiga komponen utama : bagian distal (glans atau
kepala), bagian tengah (corpus atau shaft) dan bagian proksimal
(root). Pada bagian kepala terdapat glans dan sulkus koronaria, yang
ditutup oleh foreskin (virtual sac), permukaan bagian dalam dilapisi
oleh membran halus. Glans bersifat kenyal, dan berbentuk konus,
serta terdiri dari meatus, corona dan frenulum. Meatus urethralis
vertikal dan berlokasi pada apeks, dimana muncul frenulum, . glans
corona merupakan lipatan lingkaran pada dasar glans. Pada
permukaan glans terdapat empat lapisan anatomi: lapisan membran
mukosa, termasuk epitelium dan lamina propria, korpus spongiosum
dan korpora kavernosa. Tunika albuginea memisahkan kedua struktur
ini, penile atau pendulous urethra terletak ventral didalam korpus dan
glans; sementara korpus spongiosum yang erektil
mengelilinginya.Pemotongan transversal dari shaft akan menampilkan
kulit, dartos dan fascia ganda yang disebut dengan penile fascia,
albuginea dan korpus kavernosum.
Kulit glans penis tersusun oleh pelapis epitel tatah berlapis tanpa
keratin sebanyak lima hingga enam lapis, setelah sirkumsisi bagian ini
akan membentuk keratin. Glans dipisahkan dengan korpus penis oleh
balanopreputial sulcus pada aspek dorsal dan lateral dan oleh
frenulum pada regio ventral. Kelenjar sebaseus pada penis dikenal
sebagai kelenjar Tyson dan bertanggungjawab atas produksi smegma.
4. Histologi Ginjal
Unit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. Dalam setiap ginjal
dan fungsi yang sama. Dengan demikian, kerja ginjal dapat dianggap
sebagai jumlah total dari fungsi semua nefron tersebut (Price dan
Wilson, 2006). Setiap nefron terdiri atas bagian yang melebar yakni
hari tidak kurang 180 liter cairan tubuh difiltrasi di glomerulus dan
Vesica urinaria atau kantung kemih merupakan organ penampung urin sementara
sebelum dikeluarkan atau berkemih. Organ ini memiliki tiga lapisan otot polos yang
cukup tebal dan tidak tersusun rapi. Pada permukaannya dilapisi oleh epitel transisional
yang memungkinkan untuk mengalami perubahan ukuran tergantung volume urin.
Dibawah epitel terdapat pula lamina propria. Terdapat pula arteri dan vena pada vesika
urinaria.
27
6. Histologi Prostat
Prostat atau glandula prostat atau prostata merupakan kelenjar aksesoris terbesar pada
sistem reproduksi pria. Ukurannya setara dengan kacang kenari. Selain prostat, kelenjar
aksesoris lainnya yakni: sepasang vesicula seminalis dan sepasang glandula bulbourethrales.
Semua struktur tersebut akan mensekresikan cairan yang akan bercampur dengan
spermatozoa membentuk semen.
Sebagian besar bagian prostat terdiri dari 30—50 komponen kelenjar tubuloasinar atau
tubuloalveolar yang kecil serta bercabang-cabang. Lapisannya dapat dibagi menjadi 3 lapisan
konsentris: paling dalam yakni lapisan mukosa, kemudian lapisan submukosa, dan lapisan
perifer yang terdiri dari kelenjar utama dari prostat.
Epithelium pelapis glandula prostat umumnya berupa simpleks collumnare atau
pseudostratificatum collumnare. Tapi pada beberapa bagian, epithelium dapat berupa
squamosum atau kuboid.
Pada bagian terminal dari prostat, epithelium biasanya berbentuk collumnar dengan warna
yang lebih gelap sebelum akhirnya memasuki urethra pars prostat.
Selain komponen kelenjar, prostat juga memiliki bagian berupa stroma fibromuskular yang
dibentuk oleh serabut-serabut otot polos yang bercampur dengan serabut kolagen dan elastik,
mengelilingi glandula prostat dan urethra prostatica.
Stroma fibromuscular yang merupakan bagian lain dari glandula prostat, terdiri dari serabut
otot polos dan jaringan ikat yang bercampur bersama stroma dan terdistribusi pada glandula.
Parenkim glandula prostat terdiri dari glandula-glandula prostat individual dengan berbagai
ukuran dan bentuk. Epithelium glandular bervariasi dari simpleks cuboid atau collumnar
hingga pseudostratifiatium. Pada lansia, akan terjadi presipitasi materi sekresi membentuk
concretio prostatica.
28
29
7. Anatomi Vesica Urinaria
VESICA URINARIA
Vesica urinaria (VU) atau Kandung kemih merupakan kantong musculomembranosa yang
berfungsi untuk menampung air kemih (urin).
Vesica urinaria ketika tidak sedang terisi oleh urin (kosong) memiliki bagian :
- Fundus vesicae : sisi berbentuk segitiga dan menghadap ke caudodorsal, berhadapan dengan
rectum. Pada pria dipisahkan dari rectum oleh fascia rectovesicalis yang meliputi vesicular
seminalis dan ampulla ductus deferens. Sedangkan pada wanita dipisahkan dari rectum oleh
fornix, portio supravaginalis
- Apex / vertex vesicae : terdapat plica umbilicalis mediana dan lig. Umbilicale mediana
30
- Facies Superior : sisi berbentuk segitiga yang dibatasi oleh margo lateral di kedua sisi
lateralnya dan margo posterior di bagian dorsalnya. Terdapat fossa paravesicalis (lekukan
peritoneum di sebelah lateral margo lateral). Pada pria menghadap colon sigmoid dan
lengkung ileum. Sedangkan pada wanita menghadap corpus uteri
2. Facies inferolateral : dipisahkan dari sympisis pubis dan corpus os. Pubis oleh
spatium retropubica / cavum retzii
Vesica urinaria ketika penuh terisi oleh urinakan berbentuk oval dan memiliki bagian
- Facies Posterosuperior : bagian ini diliputi oleh peritoneum parietal. Pada pria dipisahkan
dari rectum oleh excavatio retrovesicalis. Sedangkan pada wanita dipisahkan dari rectum oleh
excavation vesicouterina, portio supravaginalis cervicis uteri, fornix anterior vagina.
31
Lapisan Vesica Urinaria (VU) dari luar ke dalam : Tunica Serosa (Peritoneum Parietal) –
Tela Subserosa (Fascia Endopelvina) – Tunica Muscularis (m. detrussor) – Tela Submucosa
– Tunica Mucosa
Pada bagian dalam dari Vesica Urinaria terdapat sebuah area yang disebut dengan Trigonum
Lieutaudi. Trigonum Lieutaudi ini dibentuk oleh sepasang ostium ureteris (lubang tempat
masuknya ureter ke dalam VU) dan ostium urethra internum (OUI). Pada pria trigonum
32
lieutaudi ini akan terfiksasi pada prostat. Sedangkan pada wanita akan terfiksasi pada dinding
anterior vagina. Mucosa pada trigonum Lieutaudi ini akan melekat erat pada m. Trigonalis.
8. Histologi Penis
Penis adalah organ seksual dan reproduksi pria yang diselubungi oleh kulit bagian kepala
dan prepusium. Penis berbentuk bulat memanjang dan memiliki ujung berbentuk seperti
kerucut (Glans penis) yang dipenuhi serabut saraf sehingga akan membuat penis menjadi
sangat peka dan sensitif.
Penis terdiri dari 3 bagian yaitu 2 corpus carvenosum di dorsal dan 1 corpus spongiosum
di ventral yang membentuk badan organ. Uretra berjalan disepanjang penis dibagian
corpus spongiosum. Suatu kapsul jaringan ikat tebal yang disebut tunica albuginea
mengelilingi kkedua corpus karvenosum dan membentuk septum median antara kedua
corpus ini. Tunika albuginea yang lebih tipis dengan serat otot polos dan serat elastic
mengelilingi corpus spongiosum.
Trabekula dengan serat kolagen, elastic, saraf,dan otot polos mengelilingi dan
membentuk inti sinus karvenosus di korpus karvenosum dan korpus spongiosum. Sinus
karvenosus di korpus karvenosum dilapisi oleh endotel dan menerima darah dari arteri
dorsalis dan arteri profunda penis. Arteri-arteri profunda bercabang di korpus
karvenosumn dan membentuk arteri helisina, yang bermuara langsung kedalam sinus
karvenosus. Sinus karvenosus di korpus spongiosum menerima darah dari arteri
bulbouretralis, sebuah cabang arteri pudenda interna. Darah yang meninggalkan sinus
karvenosus keluar terutama melalui vena superficialis dan vena dorsalis profunda.
33
9. Pembesaran kelenjar prostat
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak adalah suatu kondisi
yang menyebabkan kelenjar prostat mengalami pembengkakan, namun tidak bersifat
kanker. Kelenjar prostat memiliki fungsi untuk memproduksi air mani dan terletak pada
rongga pinggul antara kandung kemih dan penis.
Karena kelenjar prostat hanya dimiliki oleh pria, maka tentu saja seluruh penderita BPH
adalah pria. Umumnya pria yang terkena kondisi ini berusia di atas 50 tahun.
Gejala BPH
Berikut ini gejala-gejala yang biasanya dirasakan oleh penderita pembesaran prostat jinak
(BPH):
Selalu ingin berkemih, terutama pada malam hari.
Inkontinensia urine atau beser.
Sulit mengeluarkan urine.
Mengejan pada waktu berkemih.
34
Aliran urine tersendat-sendat.
Mengeluarkan urine yang disertai darah.
Merasa tidak tuntas setelah berkemih.
Munculnya gejala-gejala tersebut disebabkan oleh tekanan pada kandung kemih dan
uretra ketika kelenjar prostat mengalami pembesaran.
Disarankan untuk menemui dokter jika Anda merasakan gejala BPH, meski ringan.
Diagnosis sangat diperlukan karena ada beberapa kondisi lain yang gejalanya sama
dengan BPH, di antaranya:
Penyebab BPH
Sebenarnya penyebab persis pembesaran prostat jinak (BPH) masih belum diketahui,
namun diperkirakan kondisi ini terjadi karena adanya perubahan pada kadar hormon
seksual akibat proses penuaan.
Pada sistem kemih pria terdapat sebuah saluran yang berfungsi membuang urine keluar
dari tubuh melalui penis, atau lebih dikenal sebagai uretra. Dan jalur lintas uretra ini
secara kebetulan melewati kelenjar prostat. Jika terjadi pembesaran pada kelenjar prostat,
maka secara bertahap akan mempersempit uretra dan pada akhirnya aliran urine
mengalami penyumbatan. Penyumbatan ini akan membuat otot-otot pada kandung kemih
membesar dan lebih kuat untuk mendorong urine keluar.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena BPH adalah:
Pengobatan BPH
Penanganan pembesaran prostat jinak (BPH) dikelompokan menjadi dua, yaitu
penanganan BPH dengan gejala ringan dan penanganan BPH dengan gejala menengah
hingga parah.
Untuk kasus BPH ringan biasanya cukup ditangani dengan obat-obatan, terapi menahan
berkemih, dan perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup yang dimaksud adalah
dengan:
Mulai berolahraga secara teratur, misalnya berjalan kaki hingga satu jam tiap hari.
Mulai mengurangi atau berhenti mengonsumsi kafein dan minuman keras.
Mencari jadwal minum obat yang tepat agar terhindari dari nokturia atau
meningkatnya frekuensi buang air kecil sepanjang malam.
Mulai membiasakan diri untuk tidak minum apa pun dua jam sebelum waktu tidur
agar terhindar dari nokturia atau berkemih sepanjang malam.
Obat BPH yang sering digunakan adalah dutasteride dan finasteride. Obat yang mampu
ukuran prostat dan meredakan gejala BPH ini bekerja dengan cara menghambat efek dari
hormon dihidrotestosteron. Namun penggunaan kedua obat ini tidak boleh sembarangan
dan harus melalui petunjuk dari dokter karena memiliki efek samping yang cukup serius.
Beberapa efek samping dari dutasteride dan finasteride adalah turunnya kuantitas sperma,
impotensi, dan risiko cacat bayi jika Anda menghamili perempuan saat sedang menjalani
pengobatan dengan kedua obat ini.
Selain dutasteride dan finasteride, obat BPH lainnya yang juga sering digunakan adalah
golongan penghambat alfa, seperti alfuzosin dan tamsulosin. Obat penghambat alfa ini
biasanya dikombinasikan dengan finasteride. Obat ini mampu memperlancar laju urine
dengan cara melemaskan otot-otot kandung kemih. Efek samping yang mungkin terjadi
setelah mengonsumsi alfuzosin dan tamsulosin adalah badan lemas, sakit kepala, dan
turunnya kuantitas sperma. Untuk efek samping yang lebih serius, kedua obat ini berisiko
menyebabkan hipotensi atau tekanan darah rendah, bahkan pingsan.
36
Terapi menahan berkemih
Terapi ini dilakukan di bawah bimbingan medis. Di dalam terapi ini pasien akan
diajarkan bagaimana cara menahan keinginan berkemih setidaknya dalam jeda waktu dua
jam antara tiap berkemih, termasuk diajarkan bagaimana cara mengatur pernapasan,
mengalihkan pikiran ingin berkemih, serta relaksasi otot.
Penanganan BPH dengan gejala parah
Satu-satunya cara menangani BPH dengan gejala menengah hingga parah adalah melalui
operasi, yaitu:
Operasi prostatektomi terbuka. Di dalam prosedur ini, dokter akan mengangkat prostat
secara langsung melalui irisan yang dibuat pada perut. Prosedur ini awalnya dianggap
sebagai prosedur paling efektif untuk mengobati kasus BPH parah. Namun seiring
munculnya metode lain, seperti operasi transuretra prostat, prostatektomi terbuka jarang
lagi digunakan pada saat ini.
Operasi reseksi transuretra prostat (TURP). Prosedur yang dilakukan dengan bantuan alat
yang disebut resektoskop ini bertujuan untuk menurunkan tekanan pada kandung kemih
dengan cara menghilangkan kelebihan jaringan prostat. Efek samping operasi TURP
adalah pembengkakan uretra. Karena itu pasien yang menjalani TURP biasanya tidak
akan bisa berkemih secara normal selama dua hari dan harus dibantu dengan
menggunakan kateter. Alat ini akan dilepas dokter setelah kondisi uretra pulih kembali.
Selain efek samping, operasi TURP juga dapat menimbulkan komplikasi berupa ejakulasi
retrograde, yaitu sperma tidak akan mengalir melalui penis melainkan masuk ke dalam
kandung kemih.
Insisi transuretra prostat (TUIP). Prosedur ini menggunakan alat yang sama dengan
TURP, yaitu resektoskop. Namun pada TUIP, dokter akan memperluas saluran uretra
agar urin bisa mengalir secara lancar dengan cara membuat irisan pada otot persimpangan
antara kandung kemih dan prostat. Efek samping prosedur ini sama dengan TURP, yaitu
pasien tidak akan bisa berkemih secara normal selama waktu tertentu dan harus dibantu
dengan menggunakan kateter. Prosedur ini berisiko lebih rendah dalam menyebabkan
ejakulasi retrograde.
Komplikasi BPH
Pembesaran prostat jinak (BPH) kadang-kadang dapat mengarah pada komplikasi akibat
ketidakmampuan kandung kemih dalam mengosongkan urin. Beberapa komplikasi yang
mungkin dapat timbul antara lain:
Infeksi saluran kemih.
37
Penyakit batu kandung kemih.
Retensi urin akut atau ketidakmampuan berkemih.
Kerusakan kandung kemih dan ginjal.
Komplikasi-komplikasi tersebut dapat muncul apabila pembesaran prostat jinak yang
terjadi tidak diobati secara efektif.
Pencegahan BPH
Menurut penelitian, risiko terkena pembesaran prostat jinak (BPH) dapat dicegah
melalui konsumsi makanan yang kaya akan serat dan protein, serta rendah lemak.
Hindari juga konsumsi daging merah. Berikut ini contoh-contoh makanan dengan
kadar serat tinggi:
Kacang hijau
Beras merah
Gandum
Brokoli
Kubis
Lobak
Bayam
Apel
Berikut ini contoh-contoh makanan dengan kadar protein tinggi:
Ikan
Telur
Kacang kedelai
Susu rendah lemak
Dada ayam
Keju
10. Poliiuria
Poliuria adalah buang air kecil yang berlebihan, biasanya lebih dari 2,5 liter per hari pada
orang dewasa. Penyebab paling umum poliuria adalah diabetes yang tidak terkelola.
Kondisi lain yang menyebabkan poliuria adalah penyakit ginjal polikistik, penyakit
38
anemia sel sabit, pielonefritis, amiloidosis, sindrom Sjogren, dan myeloma. Obat-obatan
tertentu juga dapat menyebabkan poliuria. Poliuria juga dapat disertai dengan kencing
kemerahan atau berdarah, yang disebut hematuria.
Poliuria merupakan kondisi di mana air kencing yang dikeluarkan melebih normal. Istilah
poliuria didefinisikan sebagai urin (air kencing) yang keluar melebihi 3 liter per hari
(pada dewasa) atau 2 liter/m2 (pada anak-anak). Sementara pada orang dewasa normal,
jumlah urin yang keluar hanya sekitar 1-2 liter. Poliuria harus dibedakan dengan
peningkatan frekuensi berkemih atau sering berkemih di malam hari, yang tidak
berhubungan dengan peningkatan jumlah total urin yang keluar.
PENYAKIT TERKAIT
Poliuria merupakan suatu gejala dari beberapa kondisi atau penyakit, seperti:
• Asupan cairan yang berlebihan, terutama minuman yang mengandung kafein atau
alkohol;
• Diabetes insipidus, yaitu keadaan yang jarang terjadi yang disebabkan karena
gangguan hormone atau ginjal;
• Penyakit ginjal;
• Gagal hati;
PENGOBATAN
Air urin yang berlebihan dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan. Untuk mencegah
kekurangan cairan atau dehidrasi, asupan cairan harus cukup. Jika timbul badan lemas,
tidak mampu minum atau kehilangan kesadaran, segera bawa pasien ke rumah sakit
terdekat.
Jika Anda merasa mengalami berkemih dalam jumlah besar, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk melakukan pengecekan, yaitu seberapa banyak Anda minum, seberapa
sering Anda berkemih dan berapa jumlahnya setiap kali berkemih, dan berapa berat
badan Anda (lakukan pengukuran dengan alat yang sama setiap harinya).
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk memastikan apakah poliuria disebabkan
karena asupan yang berlebihan atau bukan, antara lain mengurangi jumlah cairan yang
dikonsumsi dan membatasi minuman alkohol dan kafein serta olahraga secara teratur
Hidronefrosis
Pengertian
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat
adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga
tekanan diginjal meningkat (Smeltzer dan Bare, 2002).
40
Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapat
mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapat
mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal (Sylvia,1995).
Apabila obstruksi ini terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan
mempengaruhi kedua ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya
batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal yang rusak.
Patofisiologi
Apapun penyebab dari hidronefrosis, disebabkan adanya obstruksi baik parsial ataupun
intermitten mengakibatkan terjadinya akumulasi urin di piala ginjal. Sehingga
menyebabkan disertasi piala dan kolik ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi ketika
salah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap maka ginjal yang lain akan
membesar secara bertahap (hipertrofi kompensatori), akibatnya fungsi renal terganggu
(Smeltzer dan Bare, 2002).
Manifestasi Klinis
Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akut dapat
menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi maja disuria,
menggigil, demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuria mungkin
juga ada. Jika kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul,
seperti:
41
(Smeltzer dan Bare, 2002)
Penatalaksanaan
1) Kandung kemih
Pada pemeriksaan didapati kandung kemih terisi penuh dan teraba massa akibat retensi
urin (Purnomo, 2009).
2) Colok dubur atau Digital Rectal Examination (DRE) atau rectal toucher
Pada pemeriksaan colok dubur ini dapat diperkirakan adanya pembesaran prostat,
konsistensi prostat, dan adanya nodul yang merupakan salah satu tanda dari keganasan
prostat serta nyeri tekan yang biasanya terdapat pada prostatitis
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, yaitu: pemeriksaan laboratorium darah (Hb,
leukosit, trombosit) ,urinalisis, pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin), pemeriksaan
PSA (Prostate Specific Antigen), uroflometri, pemeriksaan IVP, USG dan pemeriksaan
ultrasonografi transrektal (TRUS).
42
Kerangka Konsep
Faktor Risiko
1. Usia Kadar HCL
2. Pria Naik
Peregangan
Gaster
Aktivitas Gaster
Iritasi Mukosa naik
Rangsangan serabut
Erosi Mukosa aferen
Esophagus Relaksasi spincter
Kontraksi interna gastric
Rangsangan N. Spilonicus
Major ke batang otak
Sendawa dan perut kembung
Rasa asam di mulut
Mual dan
Muntah
43
44
Daftar Pustaka
Anonim. 2010. https://storiku.wordpress.com/2010/04/25/gastroesophageal-refluks-disease-gerd/
diakses pada 17 Januari 2017
Anonim.
http://www.academia.edu/11176085/Pembagian_Regio_Abdomen_Dinding_abdomen_Din
ding_abdomen_tampak_luar_terdiri_dari diakses pada 17 Januari 2017
Anonim. https://www.scribd.com/doc/242545248/Makalah-Embriologi-Fisiologi-Histologi-
Anatomi-Esofagus diakses pada 17 Januari 2017
Asroel, Harry. 2002. Penyakit Refluks Gastroesofagus. Universitas Sumatera Utara : Fakultas
Kedoketeran Bagian Tenggorokan Hidung dan Telinga.
Aru, Sudoyo. 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah Jilid I Edisi IV. Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia.
Beasley P. Anatomy of the pharynx and oesophagus. In: Kerr AG,Groves J, eds. Scott-Brown’s
Otolaryngology. 5th edition. London: Butterworth CO, 1987 :271-5.
Djajapranata, Indrawan. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta :
FKUI.
Eroschenko, Victor P.2013. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional Edisi 12.EGC
Ethel. W. palupi (ed). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran.
45
Evelyn , C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Umum.
Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, Editor : Mansjoer, Arif., Suprohalta., Wardhani,
Wahyu Ika., Setiowulan, Wiwiek., Fakultas Kedokteran UI, Media Aesculapius, Jakarta :
2000
Medicinus.___.http://cme.medicinus.co/file.php/1/LEADING_ARTICLE_Penyakit_Refluks_Ga
stroesofageal.pdf diakses pada 17 Januari 2017
Mediskus. http://mediskus.com/penyakit/penyakit-gerd-definisi-gejala-penyebab-pengobatan
diakses pada 17 Januari 2017
46
Ndraha Suzanna. 2014. Penyakit refluks gastroesofageal. 27(21). Medicinus.
http://cme.medicinus.co/file.php/1/LEADING_ARTICLE_Penyakit_Refluks_Gastroesofag
eal.pdf. (diakses pada 16 januari 2017)
Oktanida,Amaliya.
http://eprints.undip.ac.id/44860/3/Oktanida_Amaliya_S_22010110110117_Bab2KTI.pdf
diakses pada 17 Januari 2017
Paulsen,F., J.Wasschke. 2014. Sobotta, atlas der anatomie des menschn : innere organ. atlas
Elsevier: Jakarta (dialih bahasakan oleh: Pendit Brahm)
Pieter, John, Editor : Sjamsuhidajat,R. dan De Jong, Wim, Bab 31 : Lambung dan Duodenum,
Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, EGC : Jakarta, 2004. Hal. 541-59.
Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
RH Saragih, 2012. Universitas Sumatera Utara. (Online)
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31753/4/Chapter%20II.pdf diakses 17
Januari 2017)
Standring, Susa. 2008. Gray’s Anatomy the anatomical basis of clinical practice 39th edition.
United States: Elsevier
Sukanta, Putu Oka. 2001. Akupresur dan Minuman untuk Mengatasi Gangguan Pencernaan.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Susanto, Agus dkk. 2002. Gambaran Klinis dan Endoskopi Penyakit Refluks
Gastroesofagus. Jakarta : FKUI.
47
TM Faruqi, 2016. Universitas Sumatera Utara. (Online).
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56062/4/Chapter%20II.pdf diakses 17
januari 2017)
Yusuf, Ismail. 2009. Diagnosis Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Secara Klinis. PPDS
Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Vol. 22, No.3, Edition September - November 2009.
48