Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Biografi
a. Nama : Tn. R
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Golongan darah :-
d. Umur : 68 tahun
e. Pendidikan terakhir : SD
f. Agama : Islam
g. Status perkawinan : Duda
h. Alamat : Desa Wedi, RT I, RW 01, Wedi, Kec.
Gedangan, Sidoarjo
2. Penanggung jawab
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Klien mengatakan sulit tidur.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Saat dikaji klien tidak merasakan adanya suatu penyakit. Tetapi setelah
diamati, tangan kanan klien sering bergerak tanpa kontrol (khorea). Setiap
menceritakan masa lalunya lansia selalu menangis tersedu – sedu. Klien selalu
mengungkapkan alasan klise bahwa hidup sudah digarisakan Tuhan, sambil
menangis, klien selalu menyendiri dan melamun.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan pernah di rawat di RS Dr. Soetomo Kediri karena
hipertensi dan stroke pada tahun 1998 dan klien terdeteksi depresi lima tahun yang
lalu saat memeriksakan diri ke puskesmas. Klien merasa dirinya sudah tidak ada
lagi yang memperhatikannya dalam keluarga klien.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan bahwa dalam keluarga klien ada yang memilki riwayat
hipertensi yaitu ibu.
5. Riwayat Merokok
Klien mengatakan bahwa klien merokok. Klien menghabiskan 12 batang
perharinya.
C. Riwayat Keluarga
1. Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Lansia yang dirawat
D. Riwayat Pekerjaan
F. Riwayat Rekreasi
1. Hobbi/minat : Main sepak bola dan bulu tangkis serta menari
2. Keanggotaan dalam organisasi :-
3. Liburan/perjalanan : Keliling Jawa dan Sumatra sambil mencari
barang dagangan.
G. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : Composmentis
2. Keadaan umum : Baik
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Suhu : 36,8 oC
Respirasi : 18 x/menit
4. Ukuran TB/BB
TB : 153 cm
BB : 48 kg
5. Keluhan Fisik : Klien mengungkapkan sering pusing dan mudah lelah
6. Kepala : Rambut uban semua, benjolan tidak ada, kulit kepala tampak
kotor
7. Mata : Katarak (-), klien mengalami kesulitan jika menutup mata
kanan, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.
8. Hidung : Tidak ada polip, tidak ada penumpukan secret
9. Telinga : Pendengaran baik, tidak ada serumen
10. Leher : Tidak ditemukan benjolan ataupun bendungan vena jugularis.
11. Penampilan : Tidak rapi dan ceria dengan ciri tubuh tinggi sedang kulit agak
gelap, rambut putih
12. Dada dan Paru-Paru :
I : Bentuk normal, simetris, gerakan simetris
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Sonor
A : Vesikuler.
13. Jantung :
I : Bentuk normal, simetris
P : Ictus Cordis pada IC 4-5 kiri
P : Pekak
A : S1 S2 normal
14. Abdomen
I : Tidak ada lesi, tidak ada benjolan
A : Bising usus 10 kali/menit
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Tympani
15. Persarafan : Adanya kelemahan pada nervus kranialis IV, VI, dan
VII
16. Genetalia : Bersih dan normal, klien merasa masih mampu
melakukan aktivitas seksual.
17. Ektremitas atas dan bawah : Kelemahan pada ektremitas atas (tangan kanan
sering bergerak tanpa kontrol) dan pada ekstremitas bawah kaki kanan
kemampuan kontraksinya menurun, sedangkan kaki kiri dalam keadaan normal.
H. Pengkajian fungsional
1. Indeks Katz :
A : klien mandiri dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.
2. Pola nutrisi dan metabolic
Klien minum utama air putih 5 gelas/hari ditambah teh. Klien tidak minum
kopi. Klien saat ini mengikuti puasa penuh. Makan 2 kali sehari dengan lauk
sesuai yang disediakan Panti. Semua makanan yang disediakan bisa dihabiskan.
Nafsu makan baik. Sebelum puasa lansia biasa makan 3x sehari.
3. Pola Eliminasi
BAB 1 kali sehari pagi, jumlah dan konsistensi normal. BAK 4-6 kali sehari
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Klien aktif beraktivitas seperti mengikuti kegiatan sosialisasi, ibadah dan
kegiatan lain yang dilaksanakan oleh panti. Klien merasa agak susah jika berjalan
karena kaki kanannya lemah dan keseimbangan tubuhnya kurang baik.
5. Pola Istirahat dan tidur
Klien tidak pernah tidur siang, malam klien biasa tidur pukul 01.00 malam dan
bangun pukul 3.00 pagi. Klien tidur 3-4 jam sehari. Klien sangat susah
memejamkan mata. Klien sering terbayang-bayang kesuksesan masa lalu dan rasa
bersalah akibat tidak bisa bertanggungjawab terhadap keluarga.
6. Personal hygiene
Kepala tampak kotor, hidung, telinga dan mulut bersih. Klien mandi 2 hari
sekali, klien menggosok giginya jarang-jarang Kuku kaki klien tampak kotor,
hitam dan panjang, dan kulit tampak bersisik, kulit klien tampak bersisik.
7. Pola Reproduksi
Pola reproduksi klien tidak dikaji karena pasien menutup diri dengan hal yang
sangat privasi.
8. Psikologis
a. Persepsi klien : Klien mengatakan bahwa dia memilih tinggal di Panti
karena merasa tidak perhatikan lagi di rumah, klien tidak mampu bekerja lagi
dan tidak memiliki dana yang cukup untuk menghidupi dirinya dan keluarga.
Klien mengatakan telah gagal dalam hidupnya. Tetapi klien menyadari bahwa
semua ini merupakan nasib dan garis hidup yang harus dijalani (diucapkan
sambil menangis). Saat pertama kali ditemukan klien berlari masuk ke dalam
kamar, saat diajak bicara tatapan mata klien sering beralih, Klien lebih sering
menunduk dan memegang tangan, tatapan mata klien terlihat kosong suara
klien pelan dan halus
b. Konsep diri klien : Klien merasa telah gagal mengahapi hidup.
c. Emosi : Klien menangis setiap menceritakan keadaan
dirinya dan riwayat kehidupannya. Klien suka bercanda dan tertawa.
d. Adaptasi : Klien cepat akrab dengan petugas. Lansia
mengatakan betah tinggal di Panti.
e. Mekanisme pertahanan diri : Rasionalisasi
9. Pola Keyakinan dan Nilai
Klien beragama islam sebelum sakit agak jarang sholat. Jarang ikut puasa
penuh. Sekarang lansia ikut puasa penuh dan sholat 5 waktu.
I. Terapi Obat
1. Heximer 2mg/8 jam
2. Risperidone 2mg/8 jam
3. Alprazolam 1mg/8 jam
4. B1 1/24jam
5. Paracetamol 1/24jam
K. ANALISA DATA
L. Diagnose Keperawatan
1. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan pola kegagalan
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan
3. Defisit perawatan diri beehubungan dengan gangguan fungsi kognitif
M. INTERVENSI
No Tangga Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
l hasil
1 Setelah dilakukan 1. Tetapkan 1. klien akan
tindakan hubungan mau
keperawatan saling percaya mengungkapka
selama 3x24 jam perawat klien n perasaan
2. Tingkatka
diharapkan terjadi yang
n interaksi
peningkatan harga terpendam
sosial
diri dengan kriteria yang beresiko
3. Beri
hasil : menimbulkan
dorongan
1. Klien dapat stress sehingga
terhadap
aktif dengan proses
aktivitas
beraktivitas katarsis beban
posistif dan
2. Klien dapat
hidup klien
kontak dengan
berkomunikasi
akan berkurang
teman yang
secara terbuka
sehingga harga
telah
dengan sesama
diri klien akan
dilakukan
lansia
4. Libatkan menjadi
dalam semakin baik.
2. Meningkatk
aktivitas
an intensitas
sosial,
hubungan
ketrampilan
sehingga
dan kejujuran
semakin
serta berikan
banyak proses
bimbingan
katarsis yang
prilaku sesuai
dapat dilakukan
norma.
dengan klien
3. memperting
gi rasa percaya
diri klien
sehingga
mampu
meningkatkan
harga diri klien
menciptakan
situasi
hubungan yang
saling
membantu
4. Agar
aktivitas klien
lebih terarah
dan secara
langsung dapat
mengurangi
kesempatan
klien
menyendiri
yang dapat
memunculkan
timbulnya
stress
2 Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Mampu
tindakan tidur pasien mengontrol
keperawatan dan jumlah tidur dengan
selama 3x24 jam jam tidur benar
2. Jelaskan 2. Mengetahui
gangguan pola
pentingnya manfaat tidur
tidur dapat teratasi
tidur yang yang adekuat
dengan kriteria
3. Membantu
adekuat
hasil :
3. Sediakan klien agar
1. Jumlah jam
fasilitas yang mudah telelap
tidur dalam
4. Klien dapat
mempertahank
batas normal
rileks dan
an aktivtas
(6-8 jam/hari)
mudah ubtuk
2. Pola tidur sebelum tidur
4. Ciptakan beristirahat
dan kualitas
lingkungan
dalam batas
yang nyaman
normal
3. Perasaan
segar sesusah
tidur
3 Setelah dilakukan 1. Latih klien 1. Mampu
tindakan cara-cara merawat diri
keperawatan perawatan dapat
selama 3X24 jam kebersihan diri meningkatkan
2. Jelaskan
klien dapat mandiri kebersihan diri
pentingnya
dalam perawatan klien
menjaga 2. Tergindar
diri dengan kriteria
kebersihan diri dari bakteri
hasil:
3. Jelaskan 3. Meningkatk
1. Klien
alat-alat untuk an kebersihan
mampu
menjaga diri
melakukan
4. Dapat
kebersihan diri
kebersihan diri
4. Latih merawat diri
secara mandiri
pasien dengan mandiri
2. Klien dapat
5. Meningkatk
mempraktekka
berpenampilan
an kebersihan
n cara
rapi dan bersih
mandiri
menjaga
kebersihan diri
N. IMPLEMENTASI
Tanggal 19 Juli 2018
NO Tanggal Implementasi Respon
1 19 Juli 1. Menetapkan DS : klien bersedia untuk melakukan
2018 hubungan saling interaksi dengan perawat
DO : -
percaya dengan
DS : -
perawat DO : klien awalnya malu saat diajak
2. Meningkatkan
kenalan namun setelah bercakap-
interaksi social
cakap klien cepat akrab dengan
petugas
DS : klien mengatakan masih malu
berinteraksi dengan lansia di panti
3. Memberi dorongan yang lain
DO : saat diajak untuk berinteraksi
terhadap aktivitas
dengan lansia lain , klien malah lari
posistif dan kontak
ke kamar
dengan teman yang
DS : klien mengatakan merasa
telah dilakukan
sedikit senang dan mau untuk
4. Melibatkan dalam diajarkan keterampilan
DO : klien terlihat malu saat terlibat
aktivitas sosial,
dalam terapi aktivitas sosial
ketrampilan dan
kejujuran serta berikan
bimbingan prilaku
sesuai norma.
2. 19 Juli 1. Memonitor DS : klien mengatakan bahwa tidak
2018 tidur pasien dan tidur siang dan hanya tidur 3.5 jam
jumlah jam tidur di malam hari (24.30-04.00)
DO : -
DS : -
2. Menjelaska DO : klien terlihat kurang fokus dan
n pentingnya tidur tidak begitu memperhatikan
DS : -
yang adekuat
DO : klien tampak mulai nyaman
3. Menyediaka
tidur
n fasilitas yang
mempertahankan
DS : klien berkata untuk mencoba
aktivitas sebelum
tidak mengingat kenangan masa
tidur
4. Menciptaka lalunya saat masa sukses dan saat
n lingkungan yang tidak bertanggung jawab kepada
nyaman keluarganya.
DO : klien merapikan tempat tidur
3. 19 Juli 1. Melatih DS : klien mengatakn mengerti cara
2018 klien cara-cara perawatan diri yang diajarkan
perawatan petugas seperti mandi 2x sehari,
kebersihan diri sikat gigi minimal 3x sehari,
menjaga kebersihan tubuh seperti
ganti baju 2x sehari
DO : klien terlihat antusias saat
dijelaskan saat diajarkan bab
kebersihan diri
DS : klien mengatakan mengerti
pentingnya menjaga kebersihan
2. Menjelaska DO : klien terlihat mengerti dan
n pentingnya paham
menjaga kebersihan DS : klien menyebutkan alat-alat
diri yang digunakan untuk menjaga
kebersihat diri yaitu sabun, sampo,
3. Menjelaska sikat gigi, dan pasta gigi.
DO : klien menyebutkan alat untuk
n alat-alat untuk
menjaga kebersihan dengan bantuan
menjaga kebersihan
petugas
diri
DS: -
DO : klien dapat mempraktekan cara
mandi, menyampo , dan menyikat
gigi walaupun belum baik dan masih
4. Melatih dibantu petugas
pasien
mempraktekkan
cara menjaga
kebersihan diri
O. EVALUASI
Tanggal 19 Juli 2018
No Dx Catatan Perkembangan (SOAP)
1. Harga diri S : klien bersedia untuk melakukan interaksi dengan perawat,
rendah mengatakan masih malu berinteraksi dengan lansia di panti yang
situasional lain. Dan mengatakan merasa sedikit senang dan mau untuk
diajarkan keterampilan.
O : klien awalnya malu saat diajak kenalan namun setelah
bercakap-cakap klien cepat akrab dengan petugas, saat diajak untuk
berinteraksi dengan lansia lain , klien malah lari ke kamar, klien
terlihat malu saat terlibat dalam terapi aktivitas sosial
2. Gangguan S : klien mengatakan bahwa tidak tidur siang dan hanya tidur 3.5
pola tidur jam di malam hari (24.30-04.00) dan untuk mencoba tidak
mengingat kenangan masa lalunya saat masa sukses dan saat tidak
bertanggung jawab kepada keluarganya
O : klien terlihat kurang fokus dan tidak begitu memperhatikan
penjelasan pentinganya tidur cukup, klien dapat merapikan tempat
tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor tidur pasien dan jumlah jam tidur
2. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
3. Sediakan fasilitas yang mempertahankan aktivtas
sebelum tidur
4. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Azis H. (1994). Manajemen Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas. AKPER Dr. Otten.
Bandung. (Makalah)
Bouchard C, (1990). The Field of The Phisical Activity Science. Human Konetics Books.
Champaign.
Departemen Kesehatan R.I, (1995), Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi
Petugas Kesehatan, Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, Jakarta
Djojosugito. A.H.M (2000). Wujud Nyata Pelayanan Individu dari Profesi Perawat.
Bandung. (Makalah disampaikan dalam Munas PPNI VI).
Shadikin. dr. (1999). Modulasi Imunologi Pada Pemberian Aktivitas Dengan Metode DLF.
UNAIR. Surabaya.
Stevens P.J.M, F. Bordui, Van Der Weyde (1999), Perawatan Lanjut Usia, EGC, Jakarta