Vous êtes sur la page 1sur 19

Bursa Efek di Indonesia terdapat dua hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ)

dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah
memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek
Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi
pada 1 Desember 2007. Pemodal yang ingin melakukan perdagangan efek di bursa, dapat
melalui Perantara Pedagang Efek (Brokerage Firm) dengan memberikan pesanan jual ataupun
beli efek,kemudian pesanan tersebut diteruskan oleh Perantara Pedagang Efek dalam bentuk
order jual ataupun order beli efek ke dalam sistem perdagangan bursa. Dalam melakukan
perdagangan efek, Bursa Efek Indonesia hanya menangani perdagangan efek pada pasar
sekunder, yaitu perdagangan efek setelah melewati tahap penawaran umum pada pasar perdana
atau lebih dikenal dengan IPO (Initial Public Offering). Adapun aturan-aturan yang harus
dipatuhi untuk suatu perusahaan melakukan go public, yang diatur dalam UU Pasar Modal serta
Bapepam-LK No.IX.A.2. Selain memperoleh dana, adapaun beberapa manfaat dari Go-Public,
diantara lain ; Memberikan competitive advantage untuk perkembangan usaha, melakukan
merger dan akuisisi perusahaan lain dengan pembiayaan melalui penerbitan saham baru,
peningkatan kemampuan going concern (mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan),
Citra perusahaan dan nilai-nilai perusahaan .
Selain keuntungan adapun beberapa konsekuensi dari melakukan go-public,
diantaranya; Kepemilikan usaha terdiri dari banyak pihak, mematuhi peraturan pasar modal
yang ada.
Dalam melakukan penawaran umum saham ada beberapa pihak yang terlibat ;
a. Emiten: pihak/perusahaan yang melakukan penawaran umum.
b. Penjamin Emisi: pihak/perusahaan yang menjadi jembatan antara calon emiten dengan
pasar modal . perusahaan efek ini menunjuk pihak-pihak seperti akuntan public,
perusahaan penilai (appraisal), konsultan hokum, dan notaris. Pihak ini membantu
menyiapkan prospek dan menjaminkan penerbitan saham.
c. Akuntan Publik atau Auditor Independen : Pihak ini berperan dalam melakukan audit
atau pemeriksaan atas laporan keuangan calon emiten.
d. Penilai : Pihak yang menilai aktiva perusahaan agar dapat menentukan harga saham
yang layak pada saat go public dengan mempertimbangkan pihak-pihak lain.
e. Konsultan Hukum : Pihak ini memberi pendapat dari segi hokum untuk melakukan
audit atas aspek hokum dari bisnis, asset, dan berbagai produk hukum yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan.
f. Notaris : Pihak yang membuat akta-akta perubahan anggaran dasar, akta perjanjian
dalam rangka penawaran umum dan notulensi rapat.
Istilah dalam proses penawaran umum
1. Afiliasi :
- Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua,
baik secara horizontal maupun vertical . Hubungan organisasi antara individu-
individu yang ada didalamnya. (Pegawai,direktur, komisaris, dll)
2. Informasi atau Fakta Material
- Informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa,kejadian, atau
fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek.
Proses Penawaran Umum :
1. Tahap Persiapan :
 Pada tahap ini segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses penawaran umum.
Perusahaan yang akan menerbitkan saham melakukan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka
penawaran umum saham. Setelah disetujui, Calon emiten menunjuk penjamin
emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar modal yang diperlukan. Dalam
tahap ini pengolahan data perusahaan bukan lagi di pihak perusahaan sendiri
tapi pihak-pihak luar juga.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
 Calon emiten didampingin penjamin emisi menyerahkan dokumen ke OJK,
dokumen yang merupakan keterangan ringkas mengenai calon emiten dalam
jangka waktu minimal tiga tahun terakhir yang meliputi profil perusahaan,
kinerja operasional perusahaan (laporan keuangan, proyeksi kinerja,
kepentingan dana)
3. Tahap Penawaran Saham
 Tahap ini merupakan tahap utama karena pada tahap ini emiten menawarkan
saham kepada masyarakat investor.
4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek
Proses evaluasi calon Emisi didasarkan pada kinerja Perusahaan selama 3 tahun
terakhir, termasuk kepatuhan dan pemenuhan kewajiban Perusahaan Tercatat bila sudah
pernah menerbitkan Surat utang atau Sukuk sebelumnya. Bursa akan melakukan proses
Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek (PPPE) selambat-lambatnya 10 Hari Bursa
sejak Bursa memperoleh dokumen dan atau informasi secara lengkap.
 Terdapat syarat pencatatan Saham :
o Badan hukum Calon Perusahaan Tercatat berbentuk Perseroan Terbatas
(PT). Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke OJK telah menjadi
efektif. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100. Calon
Perusahaan Tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang
diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan. Bidang
usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh Undang-
Undang yang berlaku di Indonesia.
 Pencatatan untuk Efek Selain Saham
Efek selain saham yang dapat dicatatkan di BEI dapat berupa:
 Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Exchange Traded Fund/ETF)
 Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI)
 Surat utang
 Sukuk
 Efek Beragun Aset (EBA)
Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI) Persyaratan pencatatan SPEI adalah sebagai berikut:
 Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke OJK telah menjadi efektif.
 Permohonan pencatatan SPEI di Bursa hanya dapat diajukan oleh Perusahaan Sponsor yang
bersangkutan, Perseroan atau Konsultan Hukum yang terdaftar di OJK yang diberi kuasa untuk
mewakili Perusahaan Sponsor.
Surat pernyataan dari Direksi Perusahaan Sponsor, yang menyatakan mengenai:
 Pemegang SPEI memiliki hak-hak yang sebanding dengan hak-hak yang dimiliki oleh
pemegang saham Perusahaan Sponsor termasuk hak suara dalam RUPS Perusahaan Sponsor.
 Penggunaan hak suara di dalam RUPS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan di atas, hanya
dapat dilakukan oleh Pemegang SPEI dengan memberikan proxy suaranya kepada Bank
Kustodian.
 Hak pemegang SPEI untuk menukar SPEI menjadi Efek Perusahaan Sponsor dan hak
pemegang Efek Perusahaan Sponsor untuk menukar Efek yang dimilikinya menjadi SPEI.
 Prosedur penukaran SPEI menjadi Efek Perusahaan Sponsor atau penukaran Efek Perusahaan
Sponsor menjadi SPEI.
Persyaratan Pencatatan Surat utang dan Sukuk adalah sebagai berikut:
o Memenuhi ketentuan umum pencatatan Efek;

o Berbentuk Badan Hukum;


o Telah beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun;
o Ekuitas sekurang-kurangnya Rp20 miliar;

o Menghasilkan laba usaha untuk 1 tahun terakhir;

o Pernyataan Pendaftaran telah Efektif;


Pencatatan ETF
Persyaratan Pencatatan ETF adalah sebagai berikut:

1. Pernyataan Pendaftaran Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang


Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa yang disampaikan kepada OJK telah menjadi
efektif.

2. Nilai awal Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit
Penyertaannya diperdagangkan di Bursa sekurang-kurangnya sebesar Rp5 miliar dan
maksimum adalah sebesar nilai Unit Penyertaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif sebagaimana tertuang dalam Prospektus.

Pasar Perdana

Pasar perdana adalah pasar dimana perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana menjual atau
menawarkan efek, baik berupa saham, surat utang atau efek lainnya, secara langsung kepada para calon
pemodal. Pada pasar perdana harga efek ditetapkan lebih dahulu.
III.2. Prosedur Penawaran dan Pemesanan Efek di Pasar Perdana

1. Penawaran Perdana suatu Saham atau Surat utang suatu perusahaan kepada investor publik
dilakukan melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual. Tata cara pemesanan saham atau surat
utang seperti, “harga penawaran”, “jumlah saham yang ditawarkan”, “masa penawaran”,
dan informasi lain yang penting harus dipublikasikan di surat kabar berskala nasional,
dan juga dibagikan ke publik dalam bentuk prospektus.

2. Investor yang berminat, dapat memesan Saham atau Surat utang dengan cara menghubungi
Penjamin Emisi atau Agen Penjual, dan kemudian mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.

3. Investor kemudian melakukan pemesanan Saham atau Surat utang tersebut dengan disertai
pembayaran.

4. Penjamin Emisi dan Agen Penjual kemudian mengumumkan hasil penawaran umum tersebut
kepada investor yang telah melakukan pemesanan.

5. Proses penjatahan Saham atau Surat utang (biasa disebut dengan “allotment”) kepada
investor yang telah memesan dilakukan oleh Penjamin Emisi dan Emiten yang
mengeluarkan Saham atau Surat utang

III.3. Istilah dalam Proses Penjatahan


Undersubscribed

Kondisi dimana total Saham atau Surat utang yang dipesan oleh investor kurang dari total Saham atau
Surat utang yang ditawarkan. Oversubscribed

Kondisi dimana total Saham atau Surat utang yang dipesan oleh investor melebihi jumlah total Saham
atau Surat utang yang ditawarkan.

Pasar Sekunder

Pasar Sekunder adalah pasar tempat terjadinya transaksi perdagangan efek di antara para investor setelah
efek yang dijual atau ditawarkan pada Pasar Perdana dicatatkan pada bursa efek tertentu.

II. MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

Perdagangan di BEI didasarkan pada sistem order yang artinya investor harus menghubungi
perusahaan sekuritas, membuat perjanjian tertulis dan membuka Rekening Efek atas namanya.
Perusahaan sekuritas kemudian menjalankan order yang diminta nasabah. Sebuah perusahaan
sekuritas juga dapat melakukan transaksi pembelian dan penjualan saham atas nama mereka
sebagai bagian dari portofolio perusahaan.

Proses perdagangan saham di Pasar Modal melibatkan banyak pihak, diantaranya adalah:

1. SRO Pasar Modal: BEI, KSEI dan KPEI sebagai regulator perdagangan efek di Indonesia

2. Perusahaan Efek Anggota Bursa yang telah memperoleh izin usaha dari OJK sebagai
Perantara Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Undang Undang
Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (UUPM) dan telah memperoleh persetujuan
Keanggotaan Bursa untuk mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa dalam rangka
melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa sesuai dengan Peraturan Bursa
3. Nasabah
4. Biro Administrasi Efek
5. Lembaga Kustodian dan/atau Bank Kustodian
Tugas dan Tanggung-jawab para Pihak

Bagi Perusahaan Efek atau Anggota Bursa

1. Bagian pemasaran PE AB bertanggung jawab untuk membuat kontrak dengan


nasabahmengenai pembukaan rekening Efek dan menerima pesanan nasabah untuk membeli
atau menjual Efek, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Transaksi Efek untuk kepentingan nasabah tidak dapat dilaksanakan sebelum rekening
Efek dibuka atas nama nasabah yang bersangkutan, kecuali untuk:
i. Membeli atau menjual saham atau unit penyertaan Reksa Dana terbuka;

ii. Memesan Efek dalam rangka Penawaran Umum; dan

iii. Membeli atau menjual Efek untuk kepentingan Perusahaan Efek lain, Pihak
terafiliasidengan Perusahaan Efek dimaksud, Bank, Perusahaan Asuransi, Dana
Pensiun, atau Lembaga Keuangan lain;

b. Kontrak harus memuat:

i. Efek dan dana dalam Rekening Efek tersebut dapat digunakan sebagai
jaminanpenyelesaian kewajiban nasabah tersebut terhadap Perusahaan Efek;

ii. Perusahaan Efek mempunyai hak untuk membeli Efek untuk Rekening
Efek,dengantujuan untuk menutup saldo negatif Efek (short position);

iii. Perusahaan Efek dapat meminta dana atau Efek dari pemegang Rekening
tersebut,sebelum pelaksanaan Transaksi Efek;

iv. Dana dan Efek dalam Rekening Efek atas nama nasabah dapat disimpan dalam
Rekening Efek pada Bank Kustodian atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atas nama Perusahaan Efek untuk kepentingan nasabah bersangkutan,
sepanjangterdapat catatan dalam Rekening Efek pada Bank Kustodian atau Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut bahwa dana dan Efek dimaksud dimiliki oleh
nasabah Perusahaan Efek; dan

v. Dalam hal dana menunjukan saldo negatif dalam Rekening Efek nasabah,
PerusahaanEfek dapat menggunakan Efek dalam Rekening Efek nasabah tersebut
sebagaijaminan atas kredit bank atau lembaga keuangan lainnya.

c. Kontrak harus disimpan dalam arsip pada bagian pemasaran, dilengkapi dengan
dokumen :

i. Identitas nasabah termasuk nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimili dan
NPWP.

ii. Surat kuasa dari nasabah yang berbentuk badan hukum yang memberikan wewenang
kepada pejabat tertentu dari badan hukum tersebut untuk memberikan instruksi
kepada Perusahaan Efek sehubungan dengan rekening Efek nasabah tersebut;
iii. Dokumen yang diperlukan dalam rangka pemindahan Efek;

iv. Surat kuasa dari nasabah yang memberikan wewenang kepada Pihak ketiga untuk
memberikan instruksi kepada Perusahaan Efek sehubungan dengan rekening Efek
nasabah;

v. Kontrak pengelolaan Reksa Dana yang memberikan kewenangan kepada


ManajerInvestasiuntuk memberikan instruksi yang berhubungan dengan Rekening
Efek Reksa Dana; dan

vi. Formulir untuk nasabah orang perseorangan sekurang-kurangnya memuat


:
1. pekerjaan;
2. status perkawinan;
3. tujuan investasi; dan

4. keadaan keuangannya

2. Verifikasi Data Nasabah (pembahasan lebih rinci terdapat pada modul Hukum dan
Etika Bagian C poin g; peraturan Bapepam-LK nomor V.D.10 atau POJK NO. 22
Tahun 2014)
a. Sebelum menerima suatu Pihak menjadi Nasabah yang berinvestasi di Pasar Modal,
baik melalui atau tanpa melalui pembukaan rekening Efek, Penyedia Jasa Keuangan
di bidang Pasar Modal wajib melakukan pertemuan langsung (face to face) dengan
calon Nasabah dan meminta beberapa informasi.

b. Informasi calon Nasabah harus dapat dibuktikan dengan keberadaan dokumen-


dokumen pendukung.

c. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan identifikasi dan
verifikasi atas informasi dan dokumen pendukung mengenai calon Nasabah (customer
due diligence).

d. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan verifikasi yang
lebih ketat (enhanced due diligence) terhadap calon Nasabah dan pengendali calon
Nasabah yang dianggap dan/atau diklasifikasikan mempunyai risiko tinggi terhadap
praktik pencucian uang dan/atau risiko tinggi terkait dengan Pendanaan Kegiatan
Terorisme.

e. Persetujuan pembukaan rekening Efek dapat diberikan setelah meyakini kebenaran


identitas dan kelengkapan dokumen calon Nasabah serta mempertimbangkan faktor-
faktor yang dapat memungkinkan Nasabah melakukan kegiatan pencucian uang
dan/atau Pendanaan Kegiatan Terorisme.

f. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal dilarang untuk membuka atau
memelihara rekening Efek anonim atau rekening Efek yang menggunakan nama fiktif.

g. Pembukaan rekening Efek atau hubungan usaha dengan calon Nasabah yang dianggap
dan/atau diklasifikasikan mempunyai risiko tinggi wajib terlebih dahulu memperoleh
persetujuan dari anggota direksi atau manajemen senior Penyedia Jasa Keuangan di
bidang Pasar Modal.

3. Setelah Melakukan Verifikasi data Sesuai dengan Peraturan OJK N0. 22

Tahun 2014 Perihal Prinsip Mengenal Nasabah oleh Penyedia Jasa Keuangan

a. Sekuritas berkewajiban untuk membuatkan Sub-rek efek dan SID atas nama nasabah
tersebut.

Bagi Investor
1. Sebelum melakukan transaksi, investor terlebih dahulu harus menjadi nasabah perusahaan
efek atau kantor broker (anggota bursa).

2. Untuk dapat melakukan perdagangan melalui BEI adalah perusahaan efek harus melakukan
pembukaan rekening. Investor dapat melakukan order jual atau beli setelah investor
disetujui menjadi nasabah di perusahaan efek yang bersangkutan.

Bagi Bursa Efek Indonesia


1. Disetiap akhir sesi perdangan baik sesi 1 maupun 2, BEI akan megirim data transaksi
bursa (DTB) kepada KPEI.

Bagi Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)

1. nantinya Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan
Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sebagaimana dimuat
di dalam DTB akan ditentukan oleh KPEI pada setiap Hari Bursa dan dicantumkan dalam
DHK.

2. DHK dalam bentuk data elektronik wajib disediakan oleh KPEI paling lambat pukul
13.00.00 WIB untuk perdagangan sesi I, pukul 19.30.00 WIB untuk perdagangan sesi II dan
dalam bentuk tercetak paling lambat pukul 09.00.00 WIB pada Hari Bursa berikutnya.

3. Untuk pemenuhan hak Nasabah Anggota Kliring dari Anggota Kliring, KPEI melakukan
pemindahbukuan Efek Bersifat Ekuitas dan atau uang dari Rekening Serah Terima Anggota
Kliring ke Sub Rekening Efek Jaminan Nasabah Anggota Kliring yang bersangkutan
selambat -lambatnya pukul 13.30 WIB pada tanggal penyelesaian yang ditetapkan dalam
DHK.

4. Anggota kliring atau anggota bursa dengan posisi buy wajib menyerahkan uang ke Rekening
Serah Terima Anggota Kliring selambat-lambatnya pukul 12.15 WIB pada tanggal
penyelesaian yang ditetapkan dalam Daftar hasil kliring.

5. Dalam hal Anggota Kliring Gagal Bayar, maka KPEI berhak melakukan hal-hal sebagai
berikut yakni menjual Efek yang berada dalam Rekening Jaminan Anggota Kliring dan
memberikan konfirmasi kepada Anggota Kliring yang bersangkutan mengenai hasil
penjualan Efek dimaksud; selanjutnya dapat mencairkan dan atau menjual Agunan yang di
jaminkan Anggota Kliring yang bersangkutan kepada KPEI. Dan juga carry forward atau
offsetting hak/kewajiban hari berikutnya, hal ini tercantum pada Peraturan KPEI No.2-5 poin
4.
6. Dalam hal Anggota Kliring Gagal serah, atau tidak dapat memenuhi sebagian atau seluruh
kewajiban

7. serah Efek Bersifat Ekuitas terkait pemenuhan kewajiban Anggota Kliring kepada KPEI,
Anggota Kliring wajib mengganti kewajiban serah Efek Bersifat Ekuitas yang tidak
dipenuhinya

8. menjadi kewajiban serah uang pengganti (Alternate cash settlement) kepada KPEI sebesar
125% (seratus dua puluh lima persen) dari harga tertinggi atas Efek Bersifat Ekuitas yang
sama di pasar reguler dan negosiasi di hari penyelesaian saham tersebut atau pada sesi I pasar
reguler di hari penyelesaian saham tersebut.

Bagi Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

1. Setelah netting DHK yang dilakukan KPEI, maka KSEI akan melakukan penyelesaian
kewajiban dan hak dari nasabah, KSEI akan memindahbukukan efek dari penjual ke
rekening efek pembeli dan akan memutasi dana dari pihak
II.1. Proses & Prosedur Jual Beli Efek

1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek


Langkah

pertama

bagi
investor
yang

ingin
melakukan perdagangan saham adalah menjadi nasabah atau membuka rekening di salah
satu broker atau perusahaan efek. Para investor dapat melakukan transaksi jual beli setelah
resmi terdaftar sebagai nasabah pada perusahaan efek yang bersangkutan.

2. Pelaksanaan Order Nasabah

Pada tahap ini, ada beberapa jenis cara order dari investor yakni dengan cara online trading
yang banyak dilakukan pada saat ini dan juga traditional trading via broker. Untuk online
trading investor tinggal memasukan penawaran beli maupun jual dari gadget, laptop dan
device lainya dan order tersebut akan diteruskan ke system yang tersedia di anggota bursa
sebelum diteruskan ke JATS, sedangkan untuk order via broker, investor memberikan
instruksi kepada broker kapan saham harus dibeli dan dijual. Order ini dapat dilakukan
secara langsung dengan datang ke kantor broker, telephone, dan layanan pesan singkat
(short message service/sms). Berikut contoh pemesanana via traditional trading

3. Verifikasi dan validasi order

Setiap order yang masuk akan dilakukan verifikasi dan validasi melalui sistem dari anggota
bursa tersebut. Proses ini dilakukan di kantor masing-masing Anggota Bursa.

4. Transaksi terjadi (matched)

Dalam tahap ini, semua order yang masuk kedalam sistem JATS bertemu dengan harga yang
sesuai dan tercatat dalam sistem sebagai transaksi yang telah terjadi (done), artinya sebuah
order jual/beli telah bertemu dengan harga yang cocok. Selanjutnya petugas kantor broker
menyampaikan informasi kepada investor bahwa order yang disampaikan telah terpenuhi.
Konfirmasi akan diberikan oleh masing-masing Perusahaan Efek Anggota Bursa kepada
nasabah pada akhir hari bursa setelah order disampaikan atau diteruskan (online trading)
oleh nasabah.

5. Penyelesaian transaksi (settlement)


Penyelesaian transaksi (settlement) merupakan tahap akhir dalam sebuah siklus transaksi.
Investor akan mendapatkan hak-haknya setelah beberapa proses seperti kliring,
pemindahbukuan dan lain-lain. Jika melakukan transaksi hari ini (T), maka hak kita akan
terpenuhi 3 hari bursa selanjutnya (T+3) untuk pasa regular dan (T+0) untuk pasa tunai.

II.2. Pelaksanaan Pesanan Nasabah oleh Anggota Bursa Efek

1. Anggota Bursa Efek (AB) yang menerima pesanan dari nasabahnya untuk melakukan
transaksi dan atau akan melakukan transaksi untuk kepentingannya sendiri atas Efek yang
tercatat di Bursa, wajib melaksanakan transaksi tersebut melalui sistem perdagangan Bursa.

2. AB Efek wajib melakukan verifikasi atas setiap pesanan yang diterima dari nasabahnya,
guna mendukung pengendalian internal dan untuk mencegah terjadinya perdagangan yang
tidak wajar.

3. Pesanan jual dan atau beli yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh AB hanya pesanan terbatas
(limit order) yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh AB sampai dengan batas harga yang
ditetapkan oleh nasabahnya.

4. Setiap instruksi dan pesanan jual dan atau beli, wajib tercatat di bagian Pemasaran yang
memuat data waktu dan nomor urut, nomor rekening nasabah, jumlah dan nama (atau kode)
Efek, batasan harga, jenis transaksi (jual/beli), serta keterangan mengenai status nasabah
(asing/lokal), dan instruksi khusus, jika ada sebelum dimasukan ke JATS.
5. Pesanan jual dan atau beli yang telah disetujui oleh AB wajib diteruskan ke JATS satu per
satu per pesanan nasabah (tidak digabung) berdasarkan urutan waktu (prioritas waktu)
disetujuinya pesanan tersebut.

6. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke JATS wajib dilengkapi
dengan data identitas tunggal nasabah (Single Investor Identity/SID).

7. Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) hanya boleh ditransaksikan oleh AB di Pasar Reguler, kecuali
nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa penawaran jual atau
permintaan belinya ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.

8. AB hanya dapat memberikan pesanan titipan jual atau beli kepada AB lain apabila AB yang
bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan sementara melakukan aktivitas
perdagangan di Bursa (suspensi) dengan ketentuan:

a. Dalam hal AB yang bersangkutan dalam keadaan dikenakan larangan sementara


melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi), maka:
1) pesanan titipan jual dan atau beli dimaksudkan untuk kepentingan penyelesaian
Transaksi Bursa yang dilakukan sebelum AB yang bersangkutan dikenakan
suspensi; atau
2) pesanan titipan jual dan atau beli adalah untuk kepentingan nasabahnya; atau

3) pesanan titipan jual atas portofolio sendiri yang dimaksudkan untuk kepentingan
penyelesaian kewajiban AB yang bersangkutan.

b. AB yang menerima pesanan titipan dari AB lainnya wajib memperlakukan pesanan


Anggota Bursa Efek tersebut sama dengan pesanan nasabah lainnya.

c. Dalam hal sistem perdagangan AB mengalami gangguan atau kerusakan termasuk


sistem Business Continuity Plan (BCP) maka AB dapat melakukan pesanan titip jual
dan atau titip beli kepada AB lain palinglama 20 (dua puluh) Hari Bursa dengan terlebih
dahulu melaporkan ke Bursa mengenai:

1) adanya gangguan atau kerusakan tersebut.

2) AB yang akan menerima pesanan titip jual dan atau beli tersebut.

d. AB yang tidak melakukan aktivitas perdagangan Efek di Bursa atas permintaan sendiri
(voluntary suspension) dapat memberikan pesanan titipan jual dan beli untuk
kepentingan portofolio sendiri kepada AB lain.

e. AB hanya dapat menerima dan melaksanakan pesanan Transaksi Bursa untuk


kepentingan Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang bersangkutan, apabila AB
tersebut telah memiliki prosedur operasi standar tertulis tentang pelaksanaan pesanan
Transaksi Bursa untuk kepentingan Komisaris, Direktur dan atau pegawai AB yang
sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:

1) kewajiban untuk membuka Rekening Efek;

2) prinsip mendahulukan kepentingan nasabah;

3) Transaksi Bursa yang dilakukan tidak bertentangan dengan peraturan perundangan


yang berlaku;

4) Transaksi Bursa tersebut diawasi langsung oleh Direktur/Pejabat Pengawas


melalui sistem pengawasan internal AB yang bersangkutan.

II.3. Segmen Pasar Di Bursa dan Penyelesaian Transaksi Bursa

Segmen Pasar di BEI


Segmen pasar di BEI terdiri dari:
1. Pasar Reguler

2. Pasar Negosiasi

3. Pasar Tunai
Perdagangan di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam perdagangan
pada setiap hari bursa dengan berpedoman pada waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).
Pasar Reguler

Pasar reguler adalah pasar dimana perdagangan efek di bursa dilaksanakan berdasarkan proses
tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh
Anggota Bursa Efek melalui JATS yang berlangsung pada dua sesi perdagangan dan
penyelesaiannya dilakukan pada Hari bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi bursa (T+3).

Pasar Tunai
(Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan efek di Bursa dilaksanakan

berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan


(continuousauctionmarket) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS yang berlangsung hanya
pada sesi pertama saja dari dua sesi perdagangan setiap harinya yang berlangsung di Bursa
Efek. Penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa yang sama dengan terjadinya transaksi bursa
(T+0).

Pasar Negosiasi

Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan saham di bursa dilaksanakan menggunakan
satuan lembar berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli tanpa harus mengacu pada
besaran fraksi harga. Penyelesaiannya dapat dilakukan sesuai kesepakatan, atau T+0 khusus
untuk hari bursa terakhir perdagangan HMETD dan maksimal T+3 jika kedua belah pihak tidak
menetapkan waktu penyelesaian.

II.4 Proses Tawar Menawar

Di Pasar Reguler dan Pasar Tunai

1. Tawar menawar pada sesi perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai berpedoman pada
harga pembukaa
2. Dalam hal harga pembukaan tidak terbentuk, maka tawar menawar, persentase Auto
Rejection, dan patokan harga Auto Rejection pada sesi perdagangan di pasar reguler dan pasar
tunai berpedoman pada:

a. Harga previous untuk saham yang sudah diperdagangkan di bursa;

b. Harga Teoretis Hasil Tindakan Korporasi untuk saham Perusahaan Listing yang
melakukan tindakan korporasi (corporate action);

c. Harga perdana untuk saham Emiten yang pertama kali diperdagangkan di Bursa;
3. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS diproses
oleh JATS dengan memperhatikan prioritas harga (price priority), dalam arti permintaan
beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli pada harga
yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih rendah memiliki
prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.

4. Dalam hal penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS
memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang diajukan terlebih
dahulu (time priority).

5. Sebelum transaksi bursa terjadi, Anggota Bursa Efek (AB) dapat mengubah atau
membatalkan penawaran jual dan atau permintaan beli yang sudah dimasukkan ke JATS,
dengan ketentuan:

a. Pengurangan jumlah efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada permintaan
beli untuk tingkat harga yangsama tidak mengakibatkan hilangnya prioritas waktu.

b. Penambahan jumlah efek baik pada penawaran jual maupun permintaan beli untuk
tingkat harga yang sama dilakukan dengan memasukkan penawaran jual maupun
permintaan beli baru ke JATS dan diperlakukan sama dengan penawaran jual maupun
permintaan beli baru.

6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakanoleh JATS
(open order) di Sesi II, akan dilanjutkan secara otomatis keperdagangan sesi Pre-closing
oleh JATS

Di Pasar Negosiasi

1. Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Negosiasi dilakukan melalui proses tawar-
menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar Anggota Bursa Efek (AB) atau
antar nasabah melalui satu AB atau antara nasabah dengan AB yang selanjutnya hasil
kesepakatan dari tawar-menawar tersebut diproses melalui JATS

2. Hasil kesepakatan tawar-menawar yang terjadi dan mengikat menjadi Transaksi Bursa saat
dikonfirmasikan oleh AB yang menjadi lawan transaksi (counter party)

3. Anggota Bursa Efek yang belum mempunyai lawan transaksi di Pasar Negosiasi dapat
menyampaikan informasi mengenai penawaran jual dan atau permintaan beli Efek Bersifat
Ekuitas di Pasar Negosiasi melalui tampilan informasi (advertising)

4. Anggota Bursa Efek yang memberikan informasi penawaran jual dan atau permintaan beli
melalui tampilan informasi dapat mengubah atau membatalkan penawaran jual dan atau
permintaan beli tersebut
5. Apabila Harga Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi hasil kesepakatan berada di luar batasan
Auto Rejection yang ditetapkan di Pasar Reguler, maka Anggota Bursa Efek yang
bersangkutan harus melaporkan kepada Bursa alasan dan tujuan dilakukannya transaksi
dimaksud, dalam jangka waktu paling lambat hari Bursa berikutnya, menggunakan kecuali
untuk saham dengan Harga minimum yang berlaku di Pasar Reguler dan Tunai yaitu sebesar
Rp50 (lima puluh rupiah)

Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Reguler dan Pasar Tunai


1. Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai dijamin oleh KPEI
2. Penyelesaian transaksi bursa di pasar regular dan pasar tunai dilakukan secara netting +
offsetting
3. Transaksi bursa pasar reguler wajib diselesaikan pada hari bursa ke-3 setelah terjadinya
transaksi bursa (T+3).
4. Transaksi bursa pasar tunai wajib diselesaikan pada hari bursa yang sama dengan
terjadinya transaksi bursa (T+0)

5. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan sesuai kesepakatan antar kedua
belah pihak apabila tidak ditentukan maka akan mengikuti proses penyelesaian transaksi
bursa di pasar regular (T+3)

6. Penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi dilakukan secara trade for trade

7. Hak dan kewajiban dari setiap Anggota Bursa Efek yang berkaitan dengan transaksi bursa
yang dilakukannya di pasar reguler dan pasar tunai sebagaimana dimuat di dalam Daftar
Transaksi Bursa (DTB) akan ditentukan oleh KPEI pada setiap Hari Bursa dan dicantumkan
di Daftar Hasil Kliring (DHK). DHK dalam bentuk data elektronik wajib disediakan oleh
KPEI paling lambat pukul 13.00.00 WIB untuk perdagangan sesi I, pukul 19.30.00 WIB
untuk perdagangan sesi II dan dalam bentuk tercetak paling lambat pukul 09.00.00 WIB
pada Hari Bursa berikutnya

8. Penyelesaian transaksi sesuai DHK Netting wajib diselesaikan oleh Anggota Bursa Efek
kepada KPEI selambat-lambatnya pukul 12:15:00 WIB dan oleh KPEI kepada Anggota
Bursa Efek selambat-lambatnya pukul 13:30:00 WIB pada tanggal yang ditetapkan dalam
DHK.

9. Penyelesaian transaksi dilakukan melalui pemindah-bukuan Efek Bersifat Ekuitas dan atau
dana ke rekening Efek Anggota Bursa Efek yang berhak sesuai peraturan KSEI dan KPEI.

10. Anggota Bursa Efek serah efek harus menyelesaikan kewajibannya dengan cara sebagai
berikut:

a. Memindahbukukan efek tersebut ke rekening efek serah yang bersangkutan yang


berada pada KSEI, selambat-lambatnya pukul 12:15:00 WIB pada tanggal yang
ditetapkan dalam DHK;

b. Membuat kesepakatan pinjam meminjam efek dengan KPEI dan menginformasikan


kepada KPEI bahwa kewajiban Anggota Bursa Efek untuk menyerahkan efek pada
tanggal yang ditetapkan dalam DHK akan diselesaikan dengan menggunakan efek
Ekuitas yang dipinjam dari KPEI;

c. Membeli efek Ekuitas tersebut melalui Pasar Tunai dimana penyelesaian transaksi
bursanya jatuh pada tanggal yang sama dengan tanggal penyelesaian kewajiban serah
efek Ekuitas tersebut;

d. Menyerahkan uang pengganti (Alternate cash settlement) pada tanggal yang


ditetapkan dalam DHK;

e. Mengkombinasikan sebagian atau seluruh metode dari ketentuan di atas.


11. Anggota Bursa Efek harus menyelesaikan kewajiban untuk menyerahkan dana kepada
KPEI dengan cara pemindahbukuan dana ke rekening efek serah dan atau rekening jaminan
yang berada pada KSEI selambatlambatnya pukul 12:15:00 WIB pada tanggal yang
ditetapkan dalam DHK

12. Dalam hal kewajiban Anggota Bursa Efek untuk menyerahkan Efek Bersifat Ekuitas tidak
dilaksanakan dengan cara sebagaimana yang telah ditentukan dalam peraturan, maka
Anggota Bursa Efek tersebut wajib untuk menyelesaikan kewajibannya dengan uang
pengganti (Alternate cash settlement) yang besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua
puluh lima perseratus) dari harga tertinggi atas Efek Bersifat Ekuitas yang sama yang terjadi
di Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada tanggal yang sama
dan Pasar Reguler sesi I papa hari penyelesaian transaksi yang penyelesaiannya jatuh tempo
pada tanggal yang sama.

Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Negosiasi


1. Waktu penyelesaian transaksi bursa di pasar negosiasi ditetapkan berdasarkan kesepakatan
antara Anggota Bursa Efek jual dan Anggota Bursa Efek beli dan diselesaikan secara per-
transaksi.

2. Dalam hal Anggota Bursa Efek beli dan Anggota Bursa Efek jual tidak menetapkan waktu
penyelesaian transaksi bursa, maka penyelesaian transaksi
bursa dilakukan selambat-lambatnya pada hari bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi
(T+3).

3. pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk hari bursa
terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

II.5. Jam dan Sesi Perdagangan

Jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia dibagi menjadi jam perdagangan normal ( senin-
kamis) dan perdagangan jumat, dan secara umum sesi perdagangan di bursa efek Indonesia
dibagi menjadi beberapa sesi yakni sesi Pre-opening, Sesi 1, Sesi 2, Sei Pre-closing dan Sesi
Post-closing.
1. Sesi Pre-opening
Perdagangan di pasar reguler dimulai dengan sesi pre-opening pada setiap hari
perdagangan. Dalam sesi tersebut dimasukkan order jual dan beli untuk membentuk harga
pre-opening.

Jadwal sesi pre-opening yakni:

Waktu Aktivitas
08:45:00 - 08:55:00 Anggota bursa memasukkan order jual dan beli
JATS melakukan proses penetapan harga pre-
08:55:01 - 08:59:59
opening dan pengalokasian transaksi

Pelaksanaan Perdagangan Pada Sesi Pre-opening

1. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening ditetapkan oleh Burs melalui
Pengumuman paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum saham tersebut diperdagangkan pada sesi Pre-
opening.

2. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening adalah saham-saham yang masuk dalam
penghitungan indeks LQ-45 dan atau saham lain yang ditentukan sesuai dengan kebijakan
Bursa.

3. Harga tawar menawar pada sesi Pre-opening berpedoman pada Harga Previous atau Harga
Teoritis saham Hasil Tindakan Korporasi

4. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi Prapembukaan, dapat
diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sepanjang
pembatalan dan atau perubahan tersebut dilakukan masih dalam tenggang waktu
perdagangan sesi pre-opening

5. Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan
beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan oleh JATS pada satu
harga tertentu

6. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan oleh JATS
(open order) di sesi Pre-opening, akan dilanjutkan secara otomatis ke perdagangan sesi I
oleh JATS, kecuali Harga penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut melampaui
batasan Auto Rejection.

2. Sesi Perdagangan Sesi I dan II


Hari Sesi Waktu
Senin – Kamis Sesi I 09:00 - 12:00 waktu JATS
Sesi II 13:30 - 15:49 waktu JATS
Jum'at Sesi I 09:00 - 11:30 waktu JATS
Sesi II 14:00 - 15:49 waktu JATS

3. Sesi Pre-closing dan Post-closing

Pada Sesi Pre-closing

1. Pada sesi Pre-closing, Anggota Bursa Efek dapat memasukkan penawaran jual dan atau
permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan dan Fraksi Harga dengan tetap
tunduk pada ketentuan Auto Rejection

2. Penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan pada sesi Prapenutupan, dapat
diubah dan atau dibatalkan oleh Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sepanjang
pembatalan dan atau perubahan tersebut dilakukan masih dalam tenggang waktu
perdagangan sesi pre-closing

3. Harga Penutupan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan
beli terbanyak untuk saham yang sama yang dapat diperjumpakan
pada satu harga tertentu. Saham yang diperdagangkan pada sesi Pre-opening ditetapkan oleh Bursa
melalui Pengumuman paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum saham tersebut diperdagangkan pada
sesi Pre-opening

4. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang belum diperjumpakan oleh JATS
(open order) di sesi Pre-closing, akan dilanjutkan secara otomatis ke perdagangan sesi Post-
closing oleh JATS

5. Apabila Harga Penutupan tidak terbentuk, maka Harga Penutupan ditetapkan berdasarkan
Harga dari Transaksi Bursa yang terakhir kali terjadi

Pada Sesi Post-closing

1. Efek Bersifat Ekuitas yang dapat diperdagangkan pada sesi Post-closing adalah seluruh
Efek Bersifat Ekuitas, kecuali Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

2. Anggota Bursa Efek hanya dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli
pada Harga Penutupan

3. Perubahan penawaran jual dan atau permintaan beli pada sesi Post-closing hanya dapat
dilakukan pada Harga Penutupan.

Perdagangan Saham Perusahaan Tbk yang Melakukan Tindakan Korporasi


Pelaksanaan Perdagangan saham dari Perusahaan Tercatat yang melakukan tindakan
korporasi:

1. Jika masih mengandung haknya (dalam periode cum) akan berakhir pada:
a. Hari Bursa ke-3 (ketiga) sebelum tanggal pencatatan pemegang saham yang
mendapatkan hak (recording date), untuk perdagangan pada Pasar Reguler dan Pasar
Negosiasi.
b. Hari Bursa yang sama dengan dilakukannya recording date, untuk perdagangan
pada Pasar Tunai.

2. Jika tidak lagi mengandung hak (periode ex) dimulai pada hari bursa berikutnya
setelah berakhirnya periode cum

3. Jika tindakan korporasi mengakibatkan adanya perubahan nilai nominal saham (stock
split atau reverse stock) dan perubahan saham yang dicatatkan akibat penggabungan atau
peleburan usaha (merger), Bursa meniadakan perdagangan di Pasar Tunai atas saham
tersebut selama 2 (dua) Hari Bursa terhitung sejak berakhirnya periode cum di Pasar
Reguler

4. Untuk memberikan kesempatan menukarkan Waran menjadi saham, maka


perdagangan Waran berakhir paling lambat:
a. 4 (Empat) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk
perdagangan Waran di Pasar Reguler;
b. 1 (Satu) Hari Bursa sebelum tanggal Waran tersebut jatuh tempo untuk
perdagangan Waran di Pasar Tunai.

5. Dalam hal perusahaan tercatat melakukan penerbitan Waran sebagai hasil pelaksanaan
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), Bursa akan meniadakan perdagangan
Waran di seluruh pasar sejak awal pelaksanaan HMETD sampai Waran tersebut sudah
diterbitkan dan tersedia.
6. Khusus untuk HMETD hanya dapat diperdagangkan di pada Pasar Tunai dan sesi I
Pasar Negosiasi

II.6. Fraksi Harga dan Auto Rejection

Untuk menjaga mekanisme perdagangan berjalan secara teratur, wajar dan efisien, Bursa Efek
Indonesia mempunyai aturan yang tertuang dalam peraturan Perdagangan II-A Perihal
mekanisme perdagangan efek.

Fraksi Harga

Fraksi Harga Merupakan satuan perubahan harga yang digunakan dalam melakukan
penawaran jual atau permintaan beli.

II.7. Auto Rejection

Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah harga
penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa
memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh JATS
(Auto Rejection).

II.8. Mekanisme Transaksi Marjin dan Shortselling

Pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling dilakukan sesuai dengan
Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6. tentang Pembiayaan Transaksi Efek oleh
Perusahaan Efek Bagi Nasabah dan Transaksi Short Selling oleh Perusahaan Efek serta
Peraturan Bursa terkait Transaksi Marjin dan Transaksi Short Selling.

Marjin

Transaksi Marjin adalah transaksi pembelian Efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai
oleh Perusahaan Efek. Atau dapat dikatakan pembelian suatu saham dengan cara sebagian
pembelian menggunakan dana sendiri dan sebagiannya menggunakan dana yang dipinjam dari
anggota bursa efek Indonesia .

Short selling

Transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan Efek dimana Efek dimaksud tidak dimiliki
oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan. Atau dapat dikatakan penjualan suatu saham
dimana penjual belum memiliki saham tersebut pada waktu transaksi dilakukan.

II.9. Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan

Dengan diterbitkanya POJK No.26 Tahun 2014 perihal Penjaminan Penyelesaian Transaksi
Bursa makin memperkuat dan meyakinkankepada investor bahwa investasi di pasar modal
Indonesia sangat aman, karena dijelaskan kembali pada peraturan tersebut bahwa semua
transaksi dipasar reguler dan tunai akan dijamin transaksi nya oleh Kliring Penjaminan Efek
Indonesia , dengan kata lain pada saat hari penyelesaian transaksi akan dipastikan transaksi
tersebut “Good Fund and Good Delivery”. Namun di sisi lain OJK juga memperkuat aturan
mengenai efek mana saja yang dijamin, efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan. Perihal
dengan adanya efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan juga muncul didasari untuk
melindungi kliring dan Penjaminan efek Indonesia dari transaksi bursa yang tidak wajar dan
berisiko tinggi gagal dalam proses setelmen.

Efek Tidak Dijamin dan Transaksi dipisahkan


Efek Tidak Dijamin adalah Efek yang ditetapkan oleh Bursa Efek dan Lembaga Kliring dan
Penjaminan berdasarkan persyaratan tertentu yang penyelesaian transaksinya tidak dijamin
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
26/POJK.04/2014 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.

Efek dengan Transaksi Dipisahkan

Penyelesaian Transaksi Bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bursa Efek
Lembaga Kliring dan Penjaminan atau atas perintah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana
diatur dalam Pasal 1 Angka 10 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor26/POJK.04/2014
Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.

Kriteria Untuk Efek tidak dijamin dan transaksi dipisahkan yang berlaku saat ini adalah
sebagai berikut:
1. Pola Transaksi

2. Volume Transaksi
3. Frekuensi Transaksi
4. Fluktuasi Harga
5. Konsentrasi kepemilikan efek
6. Informasi lain yang bersifat material

II.10. Biaya Transaksi

Anggota Bursa Efek wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa (tidak termasuk biaya
kliring dan settlement) sebagai kontribusi atas penyediaan fasilitas oleh Bursa kepada Anggota
Bursa Efek. Ketentuann ini tetap berlaku bagi Anggota Bursa Efek dalam keadaan suspensi
atau Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) dibekukan.

Vous aimerez peut-être aussi