Vous êtes sur la page 1sur 8

KONSEP DASAR AKUNTANSI MENURUT PATON DAN LITTLETON

A. Entitas Bisnis atau Kesatuan Usaha (The Business Entity)


Bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri
sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain
yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat
perhatian atau sudut pandang akuntansi.
B. Kontinuitas Kegiatan/Usaha (Continuity of Activity)
Bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa
kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan
usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu tak terbatas.
C. Mengukur Pertimbangan-Pertimbangan (Measured Consideration)
Bahwa jumlah rupiah/agregat-harga (price-aggregate) atau penghargaan sepakatan (measured
consideration) yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran (exchange activities)
merupakan bahan olah dasar akuntansi (the basic subject matter of accounting) yang paling
objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk (pendapatan) dan sumber
ekonomik yang keluar (biaya).
D. Kos Melekat (Cost Attach)
Bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya hingga kos bersifat mudah bergerak dan
dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang didekati. Berbagai
kos mempunyai daya saling mengikat antara yang satu dan yang lainnya ikatan objek-objek yang
disimbolkannya.
E. Upaya dan Capaian/Hasil (Effort and Accomplishment)
Bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Dengan
kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya (biaya). Secara konseptual, pendapatan timbul
karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.
F. Bukti Objektif yang Dapat diperiksa (Variviable, Objective Evidence)
Bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan
yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan
dapat diuji kebenarannya (keabsahannya/keautetikannya). Jadi, akuntansi tidak mendasarkan diri
pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas relatif yaitu objektivitas yang paling tinggi
pada waktu transaksi terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada
waktu tersebut.
G. Asumsi (Assumptions)
Bahwa asumsi di sini merupakan penjelasan bahwa keenam dasar sebelumnya merupakan
asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya.
Asumsi – asumsi tersebut adalah : Kesatuan Usaha, Kontinuitas Usaha, Periode Satu Tahun, Harga
Pokok Sebagai Bahan Olah Akuntansi, Daya beli uang stabil., Tujuannya adalah Mencari Laba

GAMBARAN UMUM KONSEP DASAR OLEH FASB


Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai:
“A coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to
consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting
and reporting”.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri
dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi
penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi
keuangan dan laporan keuangan.
Perkembangan kerangka konseptual (conceptual framework) FASB melahirkan beberapa
konsep dasar atau sering disebut dengan Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC)
diantaranya SFAC No. 1,SFAC No. 2,SFAC No. 3,SFAC No. 5,SFAC No. 6, dan SFAC No. 7.

A. SFAC No. 1 (1978), Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises


Secara umum, SFAC No. 1 membahas mengenai tujuan pelaporan keuangan. Tujuan akuntansi
menurut statement ini adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan bisnis oleh pengguna laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan harus bersifat
general purpose atau melayani semua keutuhan secara umum, sementara pengguna laporan
keuangan memiliki kepentingan yang berbeda-beda (heterogen).
B. SFAC No. 2 (1980), Qualitative Characeristics Of Accountingg Information
SFAC No. 2 menjelaskan mengenai karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi. Selain itu,
dijelaskan juga mengenai fungsi laporan keuangan yaitu untuk membantu pengguna dalam
pengambilan keputusan bisnis. Seperti tertulis di SFAC No. 1, seluruh pengguna dianggap
memahami dan mengerti isi dari laporan keuangan, akan tetapi pada kenyataannya tidak semuanya
demikian. Laporan keuangan yang dimengerti (understandability) atau tidak tetap saja terdapat
batasan dimana kebermanfaatan dari informasi laporan keuangan harus lebih besar daripada biaya
yang dikeluarkan dalam penyajian laporan keuangan (information economics).
Selain itu dalam penyajian laporan keuangan, setidaknya laporan keuangan harus mencakup
dua kualitas spesifik keputusan primer, yaitu relevance dan reliability. Relevance memiliki tiga
aspek, yaitu: Predictive value (nilai prediktif), Feedback value (nilai umpan balik), dan Timeliness
(ketepatan waktu)
Sementara itu, Reliability terdiri dari tiga aspek berikut: Verifiability, Representational
faithfulness, dan Neutrality
C. SFAC No. 3 (1980), Elements Of Financial Statements Business Enterprises
Statement No. 3 mendefinisikan 10 elemen laporan keuangan, di antaranya adalah sebagai
berikut:
Aktiva, kewajiban, ekuitas , investasi oleh pemilik , deviden , laba komprehensif , pendapatan,
beban, keuntungan, kerugian
D. SFAC No. 4 (1980), Objectives of Financial Reporting By Nonbusiness Organizations
SFAC No. 4 ini berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan nonbisnis, dimana karakterisitik
dari organisasi non bisnis adalah:
Penerimaan sumber daya meskipun jumlahnya besar akan tetapi tidak mengharapakan
pengembalian, tujuan operasi selain untuk menyediakan barang dan jasa, dan tidak adanya
kepentingan pemilik yang dapat dijual, dipindah, atau ditebus atau yang merupakan jatah bagian
dari distribusi sisa sumber daya pada saat likuidasinya.
E. SFAC No. 5 (1984), Recognition Dan Measurement In Financial Statements Of Business
Enterprises
SFAC No. 5 menjelaskan mengenai pengakuan dan pengukuran. Salah satu fokus SFAC No.
5 adalah menjelaskan pengertian earning yang berbeda dengan net income. Earning merupakan
net income dikurangi efek kumulatif pada tahun sebelumnya karena adanya perubahan prinsip
akuntansi yang digunakan.
F. SFAC No. 6 (1985), Elements Of Financial Statements; A Replacement of FASB Concepts
Statements No. 3 Also Incorporating An Amendment of FASB Concepts Statements No. 2
SFAC No. 6 merupakan pengganti dari SFAC No. 3, dimana definisi yang terdapat didalamnya
sama persis dengan yang tertulis di SFAC No. 3 yang ditambahkan cakupan sampai ke organisasi
nonbisnis. Dengan demikian, karakteristik informasi akuntansi pada SFAC No. 2 juga berlaku bagi
organisasi nonbisnis.
G. SFAC No. 7 (2000), Using Cash Flow Informasi Dan Present Value In Accounting
Measurements
SFAC No. 7 menjelaskan mengenai permasalahan dalam pengukuran khusus dan bukannya
masalah konseptual yang lebih luas. SFAC No. 7 mencakup kondisi dimana present-market
determined amounts tidak tersedia saat harus diakui. Namun, metode present value tidak
digunakan secara konsisten dalam standar.
H. SFAC No. 8, Conceptual Frameworks for Financial Reporting
SFAC No.8 merupakan salah satu dari serangkaian publikasi di FASB untuk akuntansi dan
pelaporan keuangan yang mencakup dua bab kerangka konseptual baru yang menggantikan SFAC
No.1, tujuan pelaporan keuangan oleh Business Enterprises, dan SFAC No.2, karakteristik
kualitatif informasi akuntansi. SFAC No.8 dimaksudkan untuk menetapkan tujuan-tujuan dan
konsep-konsep fundamental yang akan menjadi dasar untuk pengembangan akuntansi keuangan
dan pedoman pelaporan.

JOINT PROJECT FASB DAN IASB


Kerangka IASB telah disetujui oleh Dewan IASC pada bulan April 1989 untuk diterbitkan
pada bulan Juli 1989, dan diadopsi oleh IASB pada bulan April 2001. IAS semula disusun oleh
IASC (dewan penyusun standar sebelumnya) kemudian tugas menyusun standar ini diambil alih
oleh IASB (dewan penyusun standar yg baru). IASB berbeda dengan FASB. IASB merupakan
badan yang berwenang untuk menyusun standar akuntansi internasional sedangkan FASB
merupakan badan yang berwenang untuk menyusun standar akunatnsi yang berlaku di Amerika.
Tujuan dari proyek untuk menggantikan kerangka konseptual yang lama adalah untuk
membentuk suatu standar yang akan memandu organisasi dan penyajian informasi dalam laporan
keuangan. Hasil dari proyek ini secara langsung akan mempengaruhi bagaimana pengelolaan suatu
entitas laporan keuangan mengkomunikasikan informasi kepada pengguna laporan keuangan,
seperti sekarang dan potensi investor saham, kreditur dan kreditur lainnya. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kegunaan informasi yang diberikan dalam laporan keuangan suatu entitas untuk
membantu pengguna membuat keputusan dalam kapasitas mereka sebagai penyedia modal.
Dalam menyetujui untuk melanjutkan proyek-proyek serupa mereka bersama-sama, setuju
untuk melihat di penyajian informasi dalam laporan keuangan. Proyek bersama memiliki
perkembangan di luar lingkup presentasi dan menampilkan item pendapatan dan biaya, melainkan
menunjukkan presentasi dan menampilkan di muka laporan keuangan yang merupakan satu set
lengkap laporan keuangan. Pada bulan April 2004, dewan IASB dan FASB memutuskan untuk
pendekatan proyek dalam tiga tahap:
1. Tahap A akan menunjukkan laporan yang merupakan satu set lengkap laporan keuangan dan
periode yang mereka harus diberikan.
2. Tahap B akan mengatasi isu-isu yang lebih mendasar yang berkaitan dengan presentasi dan
menampilkan informasi dalam laporan keuangan, termasuk menggabungkan dan
disaggregating informasi dalam setiap laporan keuangan utama, mendefinisikan total dan
subtotal, dan mempertimbangkan kembali penggunaan langsung atau metode tidak langsung
untuk menyajikan operasi kas arus.
3. Tahap C akan menunjukkan presentasi dan menampilkan informasi keuangan interim di AS
prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). IASB juga dapat mempertimbangkan kembali
persyaratan dalam IAS 34, tentang pelaporan keuangan interim.
DAFTAR PUSTAKA

https://kartikaharahap.wordpress.com/2011/11/11/konsep-dasar-akuntansi/,diakses 11 September
2018
Triyuwono,Iwan. 2003. Konsekuensi Penggunaan Enthity Teori Sebagai Konsep Dasar Standar
Akuntansi Perbankan Syariah, JAAI, Volume 7 , No. 1, Juni 2003
Wolk, H. I., et al. (2013). Accounting Theory Conceptual Issues in a Political and Economic
Environment. sagepub.com, SAGE Publications, Inc.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KONSEP DASAR AKUNTANSI
TEORI AKUNTANSI
EKA 441 C1

Nama : I.G.A. Bella Lestari


Nim : 1607531122

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana
2018

Vous aimerez peut-être aussi