Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
INFOMATEK
Volume 7 Nomor 2 Juni 2005
Toto Ramadhan *)
Abstrak : Penganggaran perusahaan ( Budgeting ) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian
kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk
memproyeksikan operasi perusahaan tersebut dalam proyeksi laporan keuangan. Perubahan kendali bisnis yang
terjadi pada dekade terakhir ternyata telah berubah dimana peranan konsumen menjadi sangat penting bagi
perusahaan, dan mempengaruhi berbagai keputusan yang harus diambil oleh pengusaha, hal tersebut
menyebabkan banyak produsen mengubah secara radikal prinsip-prinsip manajemen yang diterapkan dalam
menjalankan organisasi perusahaan. Struktur organisasi diubah menjadi fleksibel dengan membangun tim lintas
fungsional, untuk memungkinkan fokus usaha seluruh personel tercurah ke kepuasan konsumen dan untuk
menjadikan organisasi responsif terhadap setiap perubahan yang terjadi atau yang potensial akan terjadi di
lingkungan bisnis. Dengan perubahan yang terjadi, pengelolaan anggaran yang berbasis fungsi yang telah biasa
digunakan oleh manajemen banyak yang diubah menjadi pengelolaan berbasis aktivitas (Activity Based
Management). Manajemen berbasis aktivitas ini menuntut eksekutif untuk mengubah cara yang digunakan untuk
menyusun anggaran, dari functional based budgeting ke Activity Based Budgeting (ABB).
69
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 2005 : 69-80
70
Perencanaan Anggaran di Divisi IV Perum Jasa Tirta II
Dengan Sistem Activity Based Budgeting
5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan proses yang didesain untuk menghasilkan
Anggaran yang disusun dengan baik produk dan jasa bagi kepentingan customers,
menetapkan standra yang relevan akan baik intern maupun ekstern. Kedua manajer
memberikan pedoman bagi perbaikan yang berfungsi sebagai penyusun anggaran
operasi perusahaan dalam menentukan dalam functional based budgeting adalah
langkah-langkah yang harus ditempuh agar manajer fungsional yaitu manajer yang
pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara memimpin personel yang memiliki keahlian
yang baik, artinya menggunakan sumber- spesifik dan sempit.
sumber daya perusahaan yang dianggap
paling menguntungkan. Spesialisasi keahlian personel di bawah
manajer fungsional mengurangi kemampuan
II. ACTIVITY BASED BUDGETING mereka untuk memecahkan masalah atau
menggarap kesempatan bisnis yang kompleks.
Activity Based Budgeting (ABB) merupakan
Dilain pihak, penyusunan anggaran dalam
proses penganggaran yang berfokus pada biaya
Activity Based Budgeting terutama adalah :
aktivitas atau cost driver yang diperlukan untuk
case manager dan team leader. Kedua tipe
operasi. ABB memisahkan biaya kedalam cost
pemimpin ini memimpin personel yang memiliki
pool yang homogen berdasarkan cost driver
berbagai keahlian, sehingga memiliki
yang diperoleh dari activity based costing. Jadi
kemampuan untuk memecahkan masalah atau
Activity Based Budgeting dimulai dengan
menggarap kesempatan bisnis yang kompleks.
memisah-misahkan semua anggaran biaya
Ketiga, tujuan yang hendak dicapai melalui
kedalam cost pool yang homogen berdasarkan
functional based budgeting :
unit, batch, produk dan fasilitas
1. Menjalankan bagian dari sistem yang telah
1. Perbedaan Activity Based Budgeting ada.
dengan fungtional based budgeting
2. Memenuhi kebutuhan fungsi.
Menurut, Mulyadi [2] Activity Based Budgeting 3. Menyediakan tolak ukur untuk pengendalian
berbeda secara signifikan dibandingkan dengan pelaksanaan pekerjaan fungsi.
functional based budgeting. Pertama, fokus 4. Mewujudkan pengendalian biaya.
functional based budgeting adalah perwujudan
tujuan fungsi, sehingga seringkali tujuan Dilain pihak Activity Based Budgeting bertujuan
perusahaan secara keseluruhan terabaikan. untuk:
Activity Based Budgeting, dilain pihak berfokus 1. Melaksanakan improvement terhadap
kepencapaian tujuan sistem, serangkaian sistem (bukan hanya bagian dari sistem).
71
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 2005 : 69-80
Tabel 1
perbedaan functional based budgeting dengan Activity Based Budgeting
Case Manager
Penyusun Anggaran Manajer Fungsional
( Budgetees ) Team Leader
Menjalankan bagian dari sistem yang ada Melakukan improvement terhadap sistem
Tabel 2
Penganggaran Tradisional Vs Activity Based Budgeting
72
Perencanaan Anggaran di Divisi IV Perum Jasa Tirta II
Dengan Sistem Activity Based Budgeting
III. LANGKAH PEMECAHAN 3.1. Value Chain Analysis
ACTIVITY BASED BUDGETING
Di dalam Value Chain Analysis yang dilakukan
Sebagai ilustrasi penyusunan Anggaran
adalah mengumpulkan informasi dan mencari
berdasarkan Activity Based Budgeting (ABB),
aktivitas aktivitas pokok yang terjadi setelah itu
berikut ini akan disampaikan contoh perhitungan
menguraikannya kembali untuk mencari
dengan data dari Perun Jasa Tirta II, divisi IV
aktivitas-aktivitas mana yang menimbulkan
pada bagian Bendungan
terjadinya biaya overhead perusahaan.
Aktivitas-aktivitas itu diurutkan sebagai berikut :
INFRASTRUKTUR PERUSAHAAN
INFRASTRUKTUR PERUSAHAAN
PROSES
MANAGEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
PENDUKUNG MANAGEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
Gambar 1
Value Chain Divisi IV
73
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 2005 : 69-80
74
Perencanaan Anggaran di Divisi IV Perum Jasa Tirta II
Dengan Sistem Activity Based Budgeting
a. Pelaksanaan monitoring operasi dan PAM jaya Rp 65/m3
pemeliharaan instrumen keamanan
PDAM Kabupaten Rp 29/m3
bendung
b. Pencatatan duga muka air waduk, debit Industri Rp 35/m3
75
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 2005 : 69-80
Tabel 3
3.5 Analisis Activity Based Invesment tersebut. Dari unsur biaya tersebut ditentukan
faktor-faktor yang mempunyai efek terhadap
Dalam activity Based Investment dianalisis
perubahan level biaya total untuk suatu objek
biaya-biaya yang butuhkan untuk mengerjakan
biaya ( cost driver ) serta tarif yang diperlukan
aktivitas. Dalam hal ini diperhitungan seluruh
untuk masing-masing objek biaya.
unsur biaya yang dikeluarkan oleh aktivitas
76
Perencanaan Anggaran di Divisi IV Perum Jasa Tirta II
Dengan Sistem Activity Based Budgeting
Pada analisis activity Based Invesment ini 1. Aktivitas tersebut menyebabkan perubahan
dilakukan pemilihan / seleksi terhadap aktivitas keadaan
(Tabel 3), yang memberikan nilai tambah, 2. Perubahan keadaan tidak dapat dicapai
adapun seleksi aktivitas tersebut dilakukan dengan aktivitas sebelumnya.
berdasarkan seleksi criteria aktivitas penambah 3. Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas
nilai [2] dengan proses seperti terlihat pada lain dapat dilaksanakan.
Gambar 3. Proses pemilihan aktivitas
penambah nilai dapat diartikan sebagai berikut :
Gambar 2
Kriteria Aktivitas Penambah Nilai
Berikut adalah Tabel 4 adalah biaya aktivitas penambah nilai dari hasil seleksi pada Tabel 3 :
Tabel 4
77
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 2005 : 69-80
instalasi dan Pengelolaan air bersih di lingkungan
jaringan air jatiluhur ya 236.939.624,92
bersih
Monitoring operasi dan pemeliharaan
ya 111.120.724,78
instrumen keamanan bendung
Monitoring
Pencatatan duga muka air debit sungai
bendungan ya 111.120.724,78
Cikao dan klimatologi
Monitoring kualitas air ya 111.120.724,78
78
Perencanaan Anggaran di Divisi IV Perum Jasa Tirta II
Dengan Sistem Activity Based Budgeting
Bendungan
1.162.749.129,30
236.939.624,92
111.120.724,78
111.120.724,78
111.120.724,78
dan klimatologi
88.876.926,28
88.876.926,28
88.876.926,28
74.080.483,18
bersih
Gambar 3
Activity Explotion
3.7 Activity Based Product and Process Cost Berdasarkan data-data yang telah diperoleh
pada pengolahan data sebelumnya, data-data
Puncak dari pembuatan Activity Based
tersebut kemudian dikalkulasikan dengan
Budgeting adalah mengkalkulasikan anggaran
memisahkan biaya berdasarkan aktivitas
proses, aktivitas dan biaya produk. Semua
penambah nilai dan aktivitas bukan penambah
keputusan yang keluar dari ABB harus diambil
nilai seperti yang terlihat pada Tabel 5 dibawah
berdasarkan pertimbangan resiko dengan
ini :
memperhatikan keakuratan informasi yang
tersedia.
Tabel 5
Biaya Aktivitas
Proses Value added Non value added Total
Operasi dan 340.711.262,02 148.160.966,36 488.872.228,38
pemeliharaan
79
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 2005 : 69-80
bendungan
Operasi dan 488.675.692,94 236.939.624,92 725.615.317,86
pemeliharaan instalasi
dan jaringan air bersih
Monitoring bendungan 333.362.174,34 111.120.724,78 444.482.899,12
Tabel 6
Budgeted
80
Perencanaan Anggaran di Divisi IV Perum Jasa Tirta II
Dengan Sistem Activity Based Budgeting
contoh pemecahan masalah diketahui [2] Mulyadi, (1998), Total Quality
setelah dilakukan pengolahan data diketahui Management, Aditya Media, Yogyakarta
bahwa pada divisi IV PJT II, bagian [3] Blocher, Chen, Lin., (2000), Manajemen
bendungan, beberapa aktivitas merupakan Biaya, Salemba Empat, Jakarta
aktivitas yang tidak bernilai tambah. [4] Glad, Ernest and Hugh Becker, (1996),
Activity Based Costing and Management,
Jhon Wiley & Sons Republicc Of South
V. DAFTAR RUJUKAN
Africa
[1] Cristina, Ellen., dkk., (2002), Anggaran
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka
Utama Jakarta
81