Vous êtes sur la page 1sur 13

Perencanaan Anggaran di Divisi IV Perum Jasa Tirta II

Dengan Sistem Activity Based Budgeting

INFOMATEK
Volume 7 Nomor 2 Juni 2005

PERENCANAAN ANGGARAN DI DIVISI IV PERUM JASA TIRTA II


DENGAN SISTEM ACTIVITY BASED BUDGETING

Toto Ramadhan *)

Teknik dan Manajemen Industri


Fakultas Teknik - Universitas Pasundan

Abstrak : Penganggaran perusahaan ( Budgeting ) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian
kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk
memproyeksikan operasi perusahaan tersebut dalam proyeksi laporan keuangan. Perubahan kendali bisnis yang
terjadi pada dekade terakhir ternyata telah berubah dimana peranan konsumen menjadi sangat penting bagi
perusahaan, dan mempengaruhi berbagai keputusan yang harus diambil oleh pengusaha, hal tersebut
menyebabkan banyak produsen mengubah secara radikal prinsip-prinsip manajemen yang diterapkan dalam
menjalankan organisasi perusahaan. Struktur organisasi diubah menjadi fleksibel dengan membangun tim lintas
fungsional, untuk memungkinkan fokus usaha seluruh personel tercurah ke kepuasan konsumen dan untuk
menjadikan organisasi responsif terhadap setiap perubahan yang terjadi atau yang potensial akan terjadi di
lingkungan bisnis. Dengan perubahan yang terjadi, pengelolaan anggaran yang berbasis fungsi yang telah biasa
digunakan oleh manajemen banyak yang diubah menjadi pengelolaan berbasis aktivitas (Activity Based
Management). Manajemen berbasis aktivitas ini menuntut eksekutif untuk mengubah cara yang digunakan untuk
menyusun anggaran, dari functional based budgeting ke Activity Based Budgeting (ABB).

Kata Kunci : Anggaran,Functional Based, Budgeting, Activity Based Budgeting

I. PENGERTIAN ANGGARAN bentuk unit moneter, maka anggaran seringkali


Anggaran merupakan suatu rencana yang disebut juga dengan rencana keuangan. Dalam
disusun secara sistematis dalam bentuk angka anggaran, satuan kegiatan dan satuan uang
dan dinyatakan dalam unit moneter yang menempati posisi penting dalam arti segala
meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan
jangka waktu ( periode ) tertentu dimasa yang uang, sehingga dapat diukur pencapaian
akan datang menurut, Ellen Cristina [1]. Oleh efisiensi dan efektivitas dari kegiatan yang
karena rencana yang disusun dinyatakan dalam dilakukan.
*)
Staf Pengajar Jurusan TMI Unpas

69
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 2005 : 69-80

Anggaran merupakan rencana kuantitatif 2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan


terhadap operasi organisasi; anggaran perusahaan.
mengidentifikasi sumber daya dan komitmen Anggaran dapat memberikan pedoman
yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan yang berguna baik bagi manajemen puncak
organisasi selama periode anggaran. Anggaran maupun manajemen menengah. Anggaran
meliputi aspek keuangan maupun non- yang disusun dengan baik akan membuat
keuangan dari operasi yang direncanakan. bawahan menyadari bahwa manajemen
Anggaran pada suatu periode merupakan memiliki pemahaman yang baik tentang
pedoman untuk melakukan operasi selama operasi perusahaan dan bawahan akan
periode anggaran dan merupakan proyeksi dari mendapatkan pedoman yang jelas dalam
hasil operasi. melaksanakan tugasnya.
3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja.
Dalam prakteknya banyak dijumpai perusahaan Penganggaran dapat memperbaiki
yang mampu beroperasi tanpa membuat suatu koorindinasi kerja intern perusahaan.
anggaran. Akan tetapi tanpa penyusunan suatu Sistem anggaran memberikan ilustrasi
anggaran, perusahaan akan mengalami operasi perusahaan secara keseluruhan.
kesulitan dalam mengevaluasi kinerja, kurang Oleh karenanya sistem anggaran
dapat mengoptimalkan efisiensi dan memungkinkan para manajer divisi untuk
produktivitas kerja, serta kurang dapat melihat hubungan antar bagian ( divisi )
memanfaatkan kesempatan untuk perluasan secara keseluruhan.
usaha. Manfaat penyusunan anggaran 4. Sebagai alat pengawasan kerja
diantaranya adalah : Anggaran memerlukan serangkaian standar
1. Adanya perencanaan terpadu. prestasi atau target yang bisa dibandingkan
Anggaran perusahaan dapat digunakan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan
sebagai alat untuk merumuskan rencana setiap aktivitas dapat dinilai kinerjanya.
perusahaan dan untuk menjalankan Dalam menentukan standar acuan,
pengendalian terhadap berbagai kegiatan diperlukan pemahaman yang realistis dan
perusahaan secara menyeluruh. Dengan analisis yang seksama terhadap kegiatan-
demikian, anggaran merupakan suatu alat kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
manajemen yang dapat digunakan baik Penentuan standar yang sembarangan
untuk keperluan perencanaan maupun tanpa didasari oleh pengetahuan dapat
pengendalian. menimbulkan lebih banyak masalah
daripada manfaat.

70
Perencanaan Anggaran di Divisi IV Perum Jasa Tirta II
Dengan Sistem Activity Based Budgeting
5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan proses yang didesain untuk menghasilkan
Anggaran yang disusun dengan baik produk dan jasa bagi kepentingan customers,
menetapkan standra yang relevan akan baik intern maupun ekstern. Kedua manajer
memberikan pedoman bagi perbaikan yang berfungsi sebagai penyusun anggaran
operasi perusahaan dalam menentukan dalam functional based budgeting adalah
langkah-langkah yang harus ditempuh agar manajer fungsional yaitu manajer yang
pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara memimpin personel yang memiliki keahlian
yang baik, artinya menggunakan sumber- spesifik dan sempit.
sumber daya perusahaan yang dianggap
paling menguntungkan. Spesialisasi keahlian personel di bawah
manajer fungsional mengurangi kemampuan
II. ACTIVITY BASED BUDGETING mereka untuk memecahkan masalah atau
menggarap kesempatan bisnis yang kompleks.
Activity Based Budgeting (ABB) merupakan
Dilain pihak, penyusunan anggaran dalam
proses penganggaran yang berfokus pada biaya
Activity Based Budgeting terutama adalah :
aktivitas atau cost driver yang diperlukan untuk
case manager dan team leader. Kedua tipe
operasi. ABB memisahkan biaya kedalam cost
pemimpin ini memimpin personel yang memiliki
pool yang homogen berdasarkan cost driver
berbagai keahlian, sehingga memiliki
yang diperoleh dari activity based costing. Jadi
kemampuan untuk memecahkan masalah atau
Activity Based Budgeting dimulai dengan
menggarap kesempatan bisnis yang kompleks.
memisah-misahkan semua anggaran biaya
Ketiga, tujuan yang hendak dicapai melalui
kedalam cost pool yang homogen berdasarkan
functional based budgeting :
unit, batch, produk dan fasilitas
1. Menjalankan bagian dari sistem yang telah
1. Perbedaan Activity Based Budgeting ada.
dengan fungtional based budgeting
2. Memenuhi kebutuhan fungsi.
Menurut, Mulyadi [2] Activity Based Budgeting 3. Menyediakan tolak ukur untuk pengendalian
berbeda secara signifikan dibandingkan dengan pelaksanaan pekerjaan fungsi.
functional based budgeting. Pertama, fokus 4. Mewujudkan pengendalian biaya.
functional based budgeting adalah perwujudan
tujuan fungsi, sehingga seringkali tujuan Dilain pihak Activity Based Budgeting bertujuan
perusahaan secara keseluruhan terabaikan. untuk:
Activity Based Budgeting, dilain pihak berfokus 1. Melaksanakan improvement terhadap
kepencapaian tujuan sistem, serangkaian sistem (bukan hanya bagian dari sistem).

71
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 2005 : 69-80

2. Memuasi kebutuhan customers, baik intern 4. Mewujudkan cost reduction melalui


maupun ekstern. manajemen aktivitas.
3. Mencari kesempatan bisnis, bukan sekedar Secara ringkas perbedaan functional based
penyelesaian masalah – masalah bisnis budgeting dengan Activity Based Budgeting
yang dihadapi. dapat dilihat pada Tabel 1, dibawah ini:

Tabel 1
perbedaan functional based budgeting dengan Activity Based Budgeting

Bidang Perbedaan Functional Based Budgeting Activity Based Budgeting

Fokus Fungsi Sistem

Case Manager
Penyusun Anggaran Manajer Fungsional
( Budgetees ) Team Leader

Menjalankan bagian dari sistem yang ada Melakukan improvement terhadap sistem

Memenuhi kebutuhan fungsi Memuasi kebutuhan customers


Tujuan
Melaksanakan pengendalian Meraih kesempatan

Cost Control Cost Reduction

Sumber : Mulyadi [2].

Tabel 2
Penganggaran Tradisional Vs Activity Based Budgeting

Penganggaran Tradisional Activity Based Budgeting


diekspresikan sebagai biaya Diekspresikan sebagai biaya
Unit
fungsional atau kategori
penganggaran
pengeluaran pelaksanaan aktivitas
output atau pekerjaan yang
Fokus Sumber daya yang dibutuhkan
dilakukan
Orientasi Historis Continous Improvement
tidak secara formal melakukan koordinasi dengan
Peran supplier supplier dan mempertimbangkan
mempertimbangkan supplier dan
dan pelanggan kebutuhan pelanggan dalam
pelanggan dalam penganggaran proses penganggaran
Tujuan Menyelaraskan aktivitas
memaksimumlan kinerja manajer
pengendalian perusahaan secara keseluruhan
Beradasrkan pola perilaku biaya: berdasarkan kemanfaatan
Dasar anggaran
biaya variabel dan biaya tetap kapasitas

Sumber : Blocher, [3]

72
Perencanaan Anggaran di Divisi IV Perum Jasa Tirta II
Dengan Sistem Activity Based Budgeting
III. LANGKAH PEMECAHAN 3.1. Value Chain Analysis
ACTIVITY BASED BUDGETING
Di dalam Value Chain Analysis yang dilakukan
Sebagai ilustrasi penyusunan Anggaran
adalah mengumpulkan informasi dan mencari
berdasarkan Activity Based Budgeting (ABB),
aktivitas aktivitas pokok yang terjadi setelah itu
berikut ini akan disampaikan contoh perhitungan
menguraikannya kembali untuk mencari
dengan data dari Perun Jasa Tirta II, divisi IV
aktivitas-aktivitas mana yang menimbulkan
pada bagian Bendungan
terjadinya biaya overhead perusahaan.
Aktivitas-aktivitas itu diurutkan sebagai berikut :

INFRASTRUKTUR PERUSAHAAN
INFRASTRUKTUR PERUSAHAAN

PROSES
MANAGEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
PENDUKUNG MANAGEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN

PROSES ADMINISTRASI TEKNIK


OPERASI 1: OPERASI 2: OPERASI 3:
OPERASI 1:
BENDUNGAN OPERASIAN
PEMBANGKIT 2: OPERASI 3:
JARINGAN
UTAMA ADMINISTRASI TEKNIK
BENDUNGAN PEMBANGKITAN JARINGAN

Gambar 1
Value Chain Divisi IV

A. Bagian Bendungan 2. Untuk menyelenggarakan tugas


tersebut, sub divisi bendungan mempunyai
1. Sub divisi bendungan mempunyai tugas
fungsi :
melaksanakan pengoperasian,
a. Penyusunan program
pengamanan, pemeliharaan, peningkatan
pengoperasian waduk, pengamanan,
dan rehabilitasi bendungan, bangunan
pemeliharaan, peningkatan dan
pelengkap serta bangunan fasilitas,
rehabilitasi bendungan serta bangunan
perlindungan air dan sumber air, pelestarian
pelengkap dan bangunan fasilitas.
lingkungan, pengusahaan air dan sumber
b. Pemantauan kondisi
air, lahan dan jasa lainnya.
bendungan, bangunan pelengkap dan

73
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 2005 : 69-80

bangunan fasilitas serta pemantauan e. Perlindungan air dan sumber


sungai Citarum air serta pelestarian lingkungan
c. Penyusunan rencana tindak f. Pelaksanaan rencana tindak
darurat darurat.
d. Penyusunan program Seksi Operasi dan pemeliharaan
kebutuhan penyediaan dan alokasi air bendungan dan bangunan umum terdiri dari:
e. Pelaksanaan perlindungan air  Urusan Operasi Waduk
dan sumber air serta pelestarian  Urusan Pemeliharaan bendungan
lingkungan  Urusan pemeliharaan bangunan umum
f. Pengusahaan air dan sumber dan fasilitas
air, lahan dan jasa lainnya  Urusan usaha
g. Pengolahan air bersih.
2) Seksi Operasi dan pemeliharaan
Sub divisi bendungan terdiri dari : instalasi dan jaringan air bersih mempunyai
1. Seksi Operasi dan pemeliharaan tugas :
bendungan dan bangunan umum a. Pelaksanaan pengoperasian
2. Seksi Operasi dan pemeliharaan pompa, instalasi dan jaringan air bersih
instalasi dan jaringan air bersih b. Pengelolaan air bersih di
3. Seksi Monitoring bendungan. lingkungan Jatiluhur
c. Pelaksanaan pemeliharaan
1) Seksi Operasi dan pemeliharaan pompa, instalasi dan jaringan air bersih
bendungan dan bangunan umum
mempunyai tugas : 3) Seksi Operasi dan pemeliharaan instalasi
a. Pelaksanaan pengoperasian dan jaringan air bersih terdiri dari :
waduk dan pemantauan sungai Citarum 1. Urusan operasi dan pemeliharaan
dari Tail Race sampai dengan kuala instalasi
sungai Cikao 2. Urusan operasi dan pemeliharan
b. Pelaksanaan pemeliharaan jaringan
bendungan
c. Pelaksanaan pemeliharaan 4) Seksi Monitoring bendungan mempunyai
bangunan umum dan fasilitas tugas :
d. Pelaksanaan pengusahaan
air, lahan dan usaha lainnya

74
Perencanaan Anggaran di Divisi IV Perum Jasa Tirta II
Dengan Sistem Activity Based Budgeting
a. Pelaksanaan monitoring operasi dan  PAM jaya Rp 65/m3
pemeliharaan instrumen keamanan
 PDAM Kabupaten Rp 29/m3
bendung
b. Pencatatan duga muka air waduk, debit  Industri Rp 35/m3

sungai Cikao dan klimatologi


c. Pelaksanaan pengamanan 3.3 Petunjuk Perencanaan

d. Pelaksanaan monitoring Penyusunan anggaran perusahaan disesuaikan


kualitas air dengan surat keputusan menteri keuangan No.
5) Seksi Monitoring bendungan terdiri dari : 196/KMK.016/1998 TANGGAL 24 Maret 1998
1. Urusan Topografi tentang penyusunan RKAP Badan Usaha Milik
2. Urusan Instrumentasi Negara, serta surat menteri keuangan nomor S-
3. Urusan Pengolahan data dan pelaporan 495/MK.01/2000, tanggal 12 Oktober 2000
perihal PP 89/2000 dan PP No.64 tahun 2001
3. 2 Peramalan Beban Kerja tentang pengalihan kedudukan, tugas dan
a. Listrik kewenangan menteri keuangan pada
Kapasitas produksi listrik : 1.000.000.000 perusahaan perseroan (Persero), Perusahaan
kwh Umum (Perum) dan perusahaan jawatan
Permintaan tahun 2002 : 925.000.000 ( Perjan) Kepada menteri Negara Badan Usaha
kwh Milik Negara (BUMN).
Tarif listrik : Rp 90/kwh
Dan asumsi yang digunakan :

b. Air baku  Tingkat pertumbuhan ekonomi


Permintaan tahun 2002 : 683.000.000 m3 nasional 4%.

 Pasokan air baku untuk PAM  Tingkat inflasi sebesar 9,00%,


DKI 435.000.000 m3 setara dengan akan berpengaruh terhadap biaya non
13,985 m3/dt. pegawai

 Pasokan air baku untuk industri,  Kurs 1 dollar US diperkirakan


PAM Kabupaten dan lain-lain senilai Rp. 10.000 akan
204.530.000 m3 berpengaruh pada biaya penyediaan

 Pasokan air baku untuk PT. suku cadang/komponen impor.

Sang Hyang Seri sebesar 43.470.000  Tingkat bunga SBI diperkirakan


m3 14,00% akan berpengaruh dalam
Tarif air baku : pendapatan dari deposito.

75
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 2005 : 69-80

tambah diharapkan akan tercipta kondisi kerja


3.4 Analisis Proses dan Aktivitas yang lebih efektif dan efisien.
Dalam penentuan aktivitas yang bernilai tambah
Dalam analisis proses dan aktivitas ini akan
dan aktivitas yang tidak bernilai tambah
dinilai mana aktivitas yang bernilai tambah dan
digunakan kriteria sebagai berikut :
mana aktivitas yang tidak bernilai tambah.
1. Aktivitas tersebut menyebabkan perubahan
Dengan adanya penilaian ini akan diketahui keadaan.
mana aktivitas yang mengakibatkan 2. Perubahan kedaan tidak dapat dicapai
pemborosan bagi perusahaan sehingga dengan dengan aktivitas sebelumnya.
mengetahui mana aktivitas yang bukan penilai 3. Aktivitas tersebut memungkinkan
aktivitas lain dapat dilaksanakan.

Tabel 3

Aktivitas Divisi IV Perum Jasa Tirta II


Non
Sistem Proses Aktivitas Value Biaya (Rp)
Value
1. Pengoperasian waduk dan pemantauan
sungai citarum dari tail race sampai dengan ya 88.876.926,28
kuala sungai Cikao
Pemeliharaan bendungan ya 88.876.926,28
Operasi dan
Pemeliharaan bangunan umum dan
pemeliharaan ya 74.080.483,18
fasilitas
bendungan
Pengusahaan air, lahan dan usaha lainnya ya 88.876.926,28
Perlindungan air dan sumber air serta
ya 74.080.483,18
pelestarian lingkungan
Perencanaan rencana tindak ya 74.080.483,18
Pengoperasian pompa, instalasi dan
Bendungan Operasi dan ya 251.736.068,02
jaringan air bersih
pemeliharaan
Pengelolaan air bersih di lingkungan
instalasi dan ya 236.939.624,92
jatiluhur
jaringan air
Pemeliharaan pompa, instalasi dan
bersih ya 236.939.624,92
jaringan air bersih
Monitoring operasi dan pemeliharaan
ya 111.120.724,78
instrumen keamanan bendung
Monitoring Pencatatan duga muka air debit sungai
ya 111.120.724,78
bendungan Cikao dan klimatologi
Pelaksanaan pengaman ya 111.120.724,78
Monitoring kualitas air ya 111.120.724,78

3.5 Analisis Activity Based Invesment tersebut. Dari unsur biaya tersebut ditentukan
faktor-faktor yang mempunyai efek terhadap
Dalam activity Based Investment dianalisis
perubahan level biaya total untuk suatu objek
biaya-biaya yang butuhkan untuk mengerjakan
biaya ( cost driver ) serta tarif yang diperlukan
aktivitas. Dalam hal ini diperhitungan seluruh
untuk masing-masing objek biaya.
unsur biaya yang dikeluarkan oleh aktivitas

76
Perencanaan Anggaran di Divisi IV Perum Jasa Tirta II
Dengan Sistem Activity Based Budgeting
Pada analisis activity Based Invesment ini 1. Aktivitas tersebut menyebabkan perubahan
dilakukan pemilihan / seleksi terhadap aktivitas keadaan
(Tabel 3), yang memberikan nilai tambah, 2. Perubahan keadaan tidak dapat dicapai
adapun seleksi aktivitas tersebut dilakukan dengan aktivitas sebelumnya.
berdasarkan seleksi criteria aktivitas penambah 3. Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas
nilai [2] dengan proses seperti terlihat pada lain dapat dilaksanakan.
Gambar 3. Proses pemilihan aktivitas
penambah nilai dapat diartikan sebagai berikut :

Perubahan dalam Aktivitas ini


aktivitas penambah menyebabkan Aktivitas penambah nilai
nilai tidak dapat perubahan memungkinkan aktivitas
dilakukan dalam berikutnya dapat
aktivitas bebelumnya dilaksanakan

Aktivitas Aktivitas Aktivitas


sebelumnya Penambah Berikutnya
nilai

Gambar 2
Kriteria Aktivitas Penambah Nilai

Berikut adalah Tabel 4 adalah biaya aktivitas penambah nilai dari hasil seleksi pada Tabel 3 :

Tabel 4

Aktivitas Divisi IV Perum Jasa Tirta II


Non
Sistem Proses Aktivitas Value Biaya (Rp)
Value
Bendungan Pengoperasian waduk dan pemantauan
sungai citarum dari tail race sampai dengan Ya 88.876.926,28
Operasi dan kuala sungai Cikao
pemeliharaan Pemeliharaan bendungan ya 88.876.926,28
bendungan Pengusahaan air, lahan dan usaha lainnya ya 88.876.926,28
Perlindungan air dan sumber air serta
ya 74.080.483,18
pelestarian lingkungan
Operasi dan Pengoperasian pompa, instalasi dan ya 251.736.068,02
pemeliharaan jaringan air bersih

77
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 2005 : 69-80
instalasi dan Pengelolaan air bersih di lingkungan
jaringan air jatiluhur ya 236.939.624,92
bersih
Monitoring operasi dan pemeliharaan
ya 111.120.724,78
instrumen keamanan bendung
Monitoring
Pencatatan duga muka air debit sungai
bendungan ya 111.120.724,78
Cikao dan klimatologi
Monitoring kualitas air ya 111.120.724,78

3.6 Activity Explotion Yaitu biaya yang berhubungan dengan


penelitian dan pengembangan produk
Dalam activity Explotion ditentukan level
tertentu dan biaya-biaya untuk
aktivitas, yang terdiri dari empat kategori
mempertahankan produk untuk tetap dapat
aktivitas yaitu :
di pasarkan.
a. Aktivitas berlevel fasilitas
c. Aktivitas berlevel batch
Yaitu biaya yang berhubungan dengan
Yaitu biaya yang berhubungan dengan
aktivitas untuk mempertahankan kapasitas
jumlah batch produk yang diproduksi .
yang dimiliki oleh perusahaan
d. Aktivitas berlevel unit
b. Aktivitas berlevel produk
Yaitu biaya yang dipengaruhi oleh besar
kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan.

78
Perencanaan Anggaran di Divisi IV Perum Jasa Tirta II
Dengan Sistem Activity Based Budgeting

Bendungan

1.162.749.129,30

Operasi dan pemeliharaan Operasi dan pemeliharaan


Monitoring bendungan
bendungan serta bangunan umum instalasi dan jaringan air bersih

340.711.262,02 488.675.692,94 333.362.174,34


Operasi waduk dan pemamtauan sungai citarum

Pengoperasian pompa, instalasi dan jaringan air


dari tail race sampai dengan kuala sungai Cikao

Monitoring operasi dan pemeliharaan instrumen

Pencatatan duga muka air debit sungai Cikao


Pengelolaan air bersih dilingkungan Jatiluhur
Perlindungan air bersih dan sumber air serta
Pengusahaan air lahandan usaha lainnya

pelestarian lingkungan Jatiluhur


Pemeliharan bendungan

Monitoring Kualitas air


keamanan bendung
251.736.068,02

236.939.624,92

111.120.724,78

111.120.724,78
111.120.724,78
dan klimatologi
88.876.926,28

88.876.926,28

88.876.926,28

74.080.483,18

bersih

Gambar 3
Activity Explotion

3.7 Activity Based Product and Process Cost Berdasarkan data-data yang telah diperoleh
pada pengolahan data sebelumnya, data-data
Puncak dari pembuatan Activity Based
tersebut kemudian dikalkulasikan dengan
Budgeting adalah mengkalkulasikan anggaran
memisahkan biaya berdasarkan aktivitas
proses, aktivitas dan biaya produk. Semua
penambah nilai dan aktivitas bukan penambah
keputusan yang keluar dari ABB harus diambil
nilai seperti yang terlihat pada Tabel 5 dibawah
berdasarkan pertimbangan resiko dengan
ini :
memperhatikan keakuratan informasi yang
tersedia.

Tabel 5

Biaya Aktivitas
Proses Value added Non value added Total
Operasi dan 340.711.262,02 148.160.966,36 488.872.228,38
pemeliharaan

79
Infomatek Volume 7 Nomor 2 Juni 2005 : 69-80

bendungan
Operasi dan 488.675.692,94 236.939.624,92 725.615.317,86
pemeliharaan instalasi
dan jaringan air bersih
Monitoring bendungan 333.362.174,34 111.120.724,78 444.482.899,12

3.8 Budgeted Profit aktivitasnnya. Sedangkan biaya dari aktivitas


Dalam perhitungan Budgeted profit dihitung bukan penambah nilai dianggap sebagai
keseluruhan biaya dari aktivitas yang bernilai pemborosan biaya, sehingga biaya tersebut
tambah dan aktivitas yang tidak bernilai tambah. dapat dihilangkan. Dari Tabel 6, di bawah ini
Biaya dari aktivitas yang bernilai tambah diketahui bahwa total biaya yang dapat
merupakan biaya yang benar-benar harus dikurangi dari anggaran adalah sebesar
dikeluarkan oleh divisi IV dalam menjalankan Rp. 4.098.997.234,57.

Tabel 6

Budgeted

Proses Value added Non value added Total

Bendungan 1.162.749.129,30 496.221.316,06 1.658.970.445,36

IV. KESIMPULAN masing-masing aktivitas tersebut. Setelah


itu dapat diketahui berapa anggaran yang
1. Penerapan konsep Activity Based
dibutuhkan untuk melakukan aktivitas yang
Budgeting dimulai dengan menganalisis
merupakan penambah nilai dan membuang
proses dan aktivitas yang dilakukan,
aktivitas yang tidak menambah nilai,
kemudian diteruskan dengan menelusuri
sehingga dapat diperoleh anggaran yang
biaya-biaya yang dikonsumsi oleh aktivitas
diperlukan.
tersebut dengan terlebih dahulu
menentukan cost driver ( pemicu biaya )
2. Dengan menggunakan sistem Activity
dari aktivitas-aktivitas yang ada dan
Based Budgeting dapat ditelusuri seluruh
diteruskan dengan pembuatan activity
proses dan aktivitas yang memberikan nilai
explotion untuk mengetahui rangkaian
tambah dan tidak memberikan nilai tambah
aktivitas dan biaya yang dikonsumsi oleh
bagi perusahaan. Sebagai ilustrasi pada

80
Perencanaan Anggaran di Divisi IV Perum Jasa Tirta II
Dengan Sistem Activity Based Budgeting
contoh pemecahan masalah diketahui [2] Mulyadi, (1998), Total Quality
setelah dilakukan pengolahan data diketahui Management, Aditya Media, Yogyakarta
bahwa pada divisi IV PJT II, bagian [3] Blocher, Chen, Lin., (2000), Manajemen
bendungan, beberapa aktivitas merupakan Biaya, Salemba Empat, Jakarta
aktivitas yang tidak bernilai tambah. [4] Glad, Ernest and Hugh Becker, (1996),
Activity Based Costing and Management,
Jhon Wiley & Sons Republicc Of South
V. DAFTAR RUJUKAN
Africa
[1] Cristina, Ellen., dkk., (2002), Anggaran
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka
Utama Jakarta

81

Vous aimerez peut-être aussi