Vous êtes sur la page 1sur 6

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

GANGGUAN KOGNITIF
Fasilitator : Ns. Moh. Saifudin, S.Kep., S.Psi., M.Kes

Kognitif : kemampuan berpikir dan membri rasional, termasuk proses mengingat, menilai,
orientasi, persepsi dan memperhatikan (Stuart and Sundeen).

Rentang respons kognitif

Respons adaptif Respons maladaptif

Logis, koheren, rasional Pelupa, kadang bingung, inkoheren, disorientasi


Miskin penilaian daya ingat hilang

(Gambar 1. Rentang respons kognitif menurut Stuart and Sundeen)

Gangguan kognitif merupakan respons maladaptif yang ditandai oleh daya ingat
terganggu, disorientasi, inkoheren dan sukar berpikir logis.

PENGKAJIAN
Faktor predisposisi
Umumnya disebabkan oleh gangguan fungsi susunan saraf pusat (SSP), penyebab
gangguan fungsi SSP adalah penyakit infeksi sistemik, gangguan peredaran darah dan
keracunan zat (Beck and Rawlin), adapun faktor lain adalah : kekurangan vitamin,
malnutrisi, gangguan jiwa fungsional.

Faktor presipitasi
Setiap kejadian diotak dapat berakibat gangguan kognitif. Hipoksia (anemia hipoksia,
hitoksik hipoksia, hipoksemia hipoksia, iskemik hipoksia) mengakibatkan nutrisi keotak
berkurang. Gangguan metabolisme (hipotiroidisme, hipoglikemia). Racun, virus bakteri
yang menyerang otak mangakibatkan gangguan fungsi otak (sifilis). Gangguan struktur
otak, trauma atau tumor juga mengubah fungsi otak. Stimulis yang kurang atau berlebihan
juga akan mengganggu fungsi kognitif. Misalnya di ruang ICU dengan cahaya, bunyi yang
konstan merangsang dapat mencetuskan disorientasi, delusi dan halusinasi namun belum
ada penelitian yang tepat.

Perilaku
Gangguan kognitif umumnya mempunyai diagnosis medik gangguan mental organik (DSM
III R). delirium dan dimensia merupakan diagnosis medik yang seing dihadapi dirumah
sakit.

DELIRIUM
Fungsi kognitif yang kacau ditandai dengan kesadaran berkabut yang dimanifestasikan oleh
lama konsentrasi yang rendah, persepsi yang salah, gangguan berpikir (Stuart and Sundeen)
Menurut Lipowski (dikutip Stuart and Sundeen) yang dimaksud gangguan pikir termasuk
gangguan konsentrasi, daya ingat, orientasi dan persepsi.
Kriteria Delirium
1. Menurun kemampuan konsentrasi terhadap stimulus (pertanyaan harus diulang)
2. Proses pikir tidak tertata (tidak relevan, inkoheren)
3. Minimal 2 yang berikut ( a. menurun tingkat kesadaran, b. gangguan persepsi,
ilusi,halusinasi, c. gangguan tidur, tidur berjalan dan insomnia atau ngantuk pada siang
hari, d. meningkat atau menurun aktivitas psikomotor, e. disorientasi :tempat, waktu,
orang, f. gangguan daya ingat :tidak dapat mengingat hal baru, misal nama beberapa
benda setelah 5 menit)
4. Keadaan klinis berkembang cepat (jam sampai beberapa hari) cenderung fluktuasi.
5. Antara a dan b
a. melalui perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik, tes laboratorium, ditemukan faktor
organik yang spesifik sebagai penyebab gangguan.
b. Jika hal diatas tidak ditemukan, penyebab faktor organik dapat diperkirakan jika
tidak ada keterangan tentang gangguan mental nonorganik.
(Sumber: Amaerican Psychiatric association, dikutip oleh Wilson dan Kneils 1988).

Kebanyakan kasus kembali pulih jika dilakukan intervensi dengan cepat dan tepat.
DEMENSIA
Gangguan kognitif ditandai oleh hilangnya fungsi intelektual yang berat. Ditemukan
disorientasi, daya ingat terganggu, gangguan penilaian, afek yang labil. Daya ingat hilang
terutama pengalaman yang baru, pengalaman yang lalu mungkin ingat dengan jelas.
Diorientasi waktu, tempat orang diahkiri oleh agitasi dan takut terutama pada malam hari.

Demensia dapat disebabkan oleh trauma (operasi atau tidak sengaja) infeksi kronis (sifilis),
gangguan peredaran darah (arteriosklerosis).

Mekanisme koping
Dipengaruhi pengalaman masa lalu, Regresi bisa terjadi pada keadaan lanjut yang disertai
kemunduran fungsi mental.

Karakteristik Delirium dan Demensia


Delirium Demensia
Onset biasanya tiba-tiba biasanya berlahan

Lama biasanya singkat (bulan) biasanya lama progresif


Berubah tingkat fungsi sebelumnya
Umur semua umur paling banyak 65 tahun
Stresor racun, infeksi, trauma hipertensi, hipotensi
Def. Vit,tumor, atropi sel
otak

Perilaku
Delirium : flutuasi kesadaran, disorientasi, gelisa, agitasi, ilusi, halusinasi, pikiran yang
tidak teratur, gangguan penilaian dan pengambilan keputusan, afek yang labil.
Demensia: Daya ingat hilang, gangguan penilaian, jangka waktu perhatian, disorientasi,
perilaku sosial tidak sesuai, afek labil, gelisah, agitasi, menolak perubahan.

Menurut Stuart And Sundeen koping yang biasa dilakukan pada klien adalah :
mengingkari, rasionalisasi, intelektualisasi dan regresi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN (MASALAH KEPERAWATAN)
Cemas, gangguan eliminasi inkontinens, gangguan komunikasi verbal, koping yang tidak
efektif, takut, defisiensi cairan. Pemeliharaan kesehatan. Perawatan dirumah tidak efektif,
resiko terjadi kecelakaan, kurang perawatan diri, gangguan persepsi sensorik, isolasi sosial.

PERENCANAAN
Aspek yang paling terganggu adalah fungsi fisiologis. Penanganan fisik dan psikososial
harus seimbang. Peran serta keluarga harus dipertimbangkan karena peran serta klien
sangat terbatas.

Tujuan perawatan ditujukan pada perbaikan gangguan kognitif. Intervensi diarahkan pada
tujuan jangka pendek yaitu pemenuhan kebutuhan dasar klien, karena tujuan jangka
panjang sukar ditetapkan karena belum diketahui dalamnya kerusakan.
Memelihara perawatan diri
Meningkatkan orientasi
Memenuhi kebutuhan tidur
Memelihara status nutrisi
Mendukung fungsi kognitif yang optimal
Memelihara pola eliminasi yang optimal

Intervensi Delirium
Ditujukan untuk fisiologis, halusinasi, komunikasi dan pendidikan kesehatan
Pedoman Intervensi delirium
a. Pencahayaan yang teratur atau tetap
b. Orientasi setiap saat, termasuk nama, tujuan setiap orang yang masuk kamar klien
c. Hindari penanganan yang kasar pada waktu melakukan prosedur
d. Kurangi pemaksaan makan
e. Tinggikan kepala atau setengah duduk, karena halusinasi meningkat uka klien tidur
terlentang
f. Sediakan alat-alat yang dikenal klien
g. Dorong kunjungan keluarga atau teman sesuai dengan keadaan
h. Tertapkan perawat yang sama
i. Beri ketenangan dan kehangatan dengan kehadiran fisik
j. Pertahankan keteguhan dalam nengangani agitasi dan bermusuhan
k. Dorong ekspresi verbal dan nonverbal
l. Beri aktivitas untuk mengisi waktu
m. Lindung dari situasi yang memerlukan penilaian dan intelektual
n. Jadwalkan obat dan prosedur agar tidak mengganggu waktu tidur.
o. Jadwalkan obat dan prosedur sebatas toleransi klien (tidak terlalu banyak dalam
waktu yang sama)
p. Sediakan jam dan kalender
q. Jelaskan perkembangan keadaanya
r. Beri kesempatan untuk mengontrol lingkungan sedapat mungkin
s. Perhatikan faktor budaya.
(Sumber: Davidhizar, Gunden, Wehlage, dikutip Stuart And Sundeen 1987)

Intervensi Demensia
Ditujukan untuk : Orientasi, Komunikasi, penguatan koping, kurangi agitasi, keluarga dan
masyarakat, prinsip konservatif.
Prinsip konservatif Myra Leoines dalam merawat gangguan kognitif adalah sbb
(Hirshfeld, dikutip oleh Stuart Dan Sundeen, 1987)
a. Konservasi energi
b. Konservasi integritas struktur
c. Konsepvasi intergritas personal
d. Konservasi sosial .

EVALUASI
Harus realitas tidak pesimis.
Evaluasi ditujukan:
1. Orientasi klien pada waktu, tempat dan orang
2. Interaksi sosial
3. Perawatan mandiri
4. Status nutrisi
5. Fungsi kognitif
Evaluasi Delirium
Klien dapat kembali pada fungsi sebelumnya. Dalam proses klien dapat memelihara tingkat
optimal dari persepsi sensori, berperan dalam aktivitas sehari-hari dan memelihara
keseimbangan fisiologis.

Evaluasi Demensia
Fokusnya adalah menyokong dan membantu klien melakukan perawatan mandiri seoptimal
mungkin. Fokus juga diarahkan pada keluarga agar tetap memelihara hubungan dengan
orang yang mereka cintai (klien).

Contoh
Aplikasi proses keperawatan klien dengan gangguan kognitif
Diagnosa keperawatan:
Gangguan nutrisi (pemasukan kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan penilaian yang
tidak adekuat.
Tujuan jangka panjang:
Klien dapat memelihara kebutuhan nutrisi yang adekuat
Tujuan jangka pendek:
1. Makan diit yang seimbang
2. Mengikuti jadwal makan tertentu
3. Makan makanan sendiri
4. Menimbang berat badan teratur
Intervensi
1. Sediakan makanan yang seimbang, termasuk cukup cairan
2. Pertahankan jadwal makan yang teratur
3. Berikan makanan yang disukai dan dikenal
4. Berikan macam makanan yang terbatas
5. Modifikasi alat-alat makan (pengangan yang besar)
6. Timbang berat badan tiap minggu
7. Jika klien tidak mau makan dan ada tanda dehidrasi pertimbangkan pemberian makanan
melalui sonde atau intravena (bicarakan dengan dokter).

Selamat belajar dan terima kasih atas perhatianya

Vous aimerez peut-être aussi