Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LAPORAN
PRAKTIK KERJA PROFESI
PSIKOLOGI (PKPP)
PSIKOLOGI KLINIS
KASUS
(REMAJA)
PROGRAM PENDIDIKAN
MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNDARMA
Oleh
ANJANI RETRIEVIA, S.Psi
94312001
JAKARTA, 2014
Daftar Isi
Kata Pengantar
RAHASIA
I. IDENTITAS
1. Identitas Subjek
Nama Lengkap :R
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Lengkap : Depok
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Juni 1998
Usia : 15 tahun
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Anak ke : 5 dari 5 bersaudara
2. Identitas Orangtua
AYAH IBU
Status Kandung Kandung
Nama M (alm) S
Usia alm 51 tahun
Suku Bangsa Jawa Jawa
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SD
Pekerjaan - Ibu Rumah Tangga
Sosial Ekonomi Menengah Menengah
Keterangan Lain - -
3. Urutan Kelahiran
No. Nama Usia Jenis Pendidika Keterangan
Kelamin n
1. RK 38 Lk S2 Kandung
2. RJ 32 Pr D3 Kandung
3. RS 30 Lk S1 Kandung
4. RA 17 Lk SMK Kandung
5. Subjek 16 tahun Pr SMP Subjek
4. Pendidikan
Taraf Nama & Tempat Tahun Ijazah/
Sekolah Masu Kelua Keterangan
k r
SD SDN Gandul 02 2006 2011 Lulus
SMP SMP Darussalam 2011 2013 Lulus
SMA SMK Bakti 17 2013
5. Genogram
Keterangan :
: Ayah (Alm)
: Ibu
: Menikah
: Kakak (Lk)
: Kakak (Pr)
: Kakak (Lk)
: Kakak (Lk)
: Subjek
II. KELUHAN
Pada saat pertemuan pertama S memiliki beberapa keluhan yaitu :
1. S merasa tidak berharga dan tidak percaya diri
2. S memiliki hubungan yang kurang baik dengan kakak perempuannya.
b. Subjek
Subjek adalah seorang remaja yang berkulit sawo matang,
mengenakan jilbab putih, memiliki tinggi badan kurang lebih 160cm, dan
berat badan sekitar 70kg.
Selama pemeriksaan berlangsung, S jarang mampu untuk menjaga
kontak mata dengan pemeriksa, ia hanya sesekali untuk melihat ke arah
pemeriksa. Selain itu, terkadang suaranya terdengar jelas dan tiba-tiba
suaranya menjadi lebih kecil sehingga pemeriksa meminta S untuk kembali
mengulang apa yang telah dikatakannya. Ketika S menceritakan tentang
dirinya, hubungannya keluarganya maka ia akan menangis dengan suaranya
bergetar. Sering menyeka air mata dengan kerudungnya.
Selain itu, saat mengerjakan tes, ia cukup kooperatif dimana S mampu
memahami dan menjawab pertanyaan, dan sering kali mengulang kata-kata
pertanyaan yang diucapkan oleh pemeriksa. Ketika ia tidak mengetahui
jawabannya, ia akan menggelengkan kepala sambil mengatakan, “
gak tahu”
.
S juga terkadang berada pada posisi duduk menyandar ke kursi dan juga
terkadang agak condong mendekati meja.
VII.2. Wawancara
AUTOANAMNESIS
S adalah anak bungsu dari lima bersaudara, dimana empat 3 kakaknya
laki-laki dan satu kakaknya perempuan. Perbedaan usia dengan ketiga kakaknya
cukup jauh yaitu 22 sampai 14 tahun. Kakaknya yang pertama lulusan S2 dan
saat ini berprofesi sebagai polisi, yang kedua lulusan D3 dan bekerja sebagai
karyawan swasta, kakaknya yang ketiga lulusan S1 dan bekerja sebagai
karyawan swasta sedangkan yang terakhir kakak keempatnya baru saja
menyelesaikan sekolahnya di tingkat SMK. S sendiri saat ini duduk di kelas X
jurusan Akuntansi di SMK Bakti 17.
Kedua orangtua S berasal dari suku bangsa jawa. S berasal dari keadaan
ekonomi keluarga menengah, ayahnya (alm) seorang pedagang dan ibunya
bekerja sebagai ibu rumah tangga.
S menceritakan bahwa ia tidak sama sekali mengenal sosok ayahnya,
karena ayahnya meninggal saat S masih dalam kandungan. Dan ibunya tidak
banyak bercerita tentang bagaimana sosok ayahnya. S juga menceritakan bahwa
ia sangat mendambakan kehadiran ayahnya. Ayah dianggap oleh S sebagai
sosok yang melindungi dan perduli dengan anak-anaknya. S terkadang merasa
iri dengan teman-temannya yang masih memiliki ayah. Ia pun mengaku bahwa S
iri dengan kakak-kakaknya yang sempat merasakan kehadiran dan kasih sayang
dari ayah. Ia sangat sedih bila merasakan hal itu dimana sosok ayah tidak pernah
sedikit pun ia rasakan, kalau sudah seperti itu biasanya S akan diam saja dan
memendam perasaannya.
Ibu S adalah seorang ibu rumah tangga. Sehari-hari hanya di rumah
mengerjakan beberapa pekerjaan rumah. Hubungan S dengan ibunya juga
kurang terjalin dengan baik. Ibu terlihat tidak perduli dengan anak-anaknya.
Menurut S hal tersebut karena kakak-kakak S sudah dewasa dan memiliki
kehidupan masing-masing. Akan tetapi S masih mengharapkan peran dari ibu
yang selalu melindungi dan memperdulikannya disaat S membutuhkan.
Menurut S didalam keluarga ayah lebih dominan dibandingkan ibu.
Keputusan didalam keluarga lebih banyak ayah yang memutuskan dibandingkan
ibu. Maka dari itu menurut S, sejak ayah meninggal ibu seperti kehilangan
perannya sebagai sosok ibu. S merasa ibu tidak perduli dengan apa yang terjadi
dengan diri S. S menceritakan ketika kakak perempuannya mengejeknya, ibunya
tidak ada usaha untuk melerai ataupun membela S. Ia sangat sedih dan merasa ia
hidup sebatang kara. Ia merasa sedih karena ia dibedakan dibandingkan dengan
yang lain.
Aktivitas S sehari-hari yaitu sekolah dan ketika di rumah S membantu ibu
mengerjakan pekerjaan rumah. Di rumah S tinggal bersama dengan ibu dan
ketiga kakaknya. Hubungan ayah dengan ibu cukup harmonis. S tidak pernah
berinteraksi dengan ayahnya, karena sejak S masih dikandungan ayahnya sudah
meninggal. Hubungan S dengan ibu baik namun S merasa ibu kurang
memperhatikan S. Sedangkan hubungan S dengan kakak-kakaknya cenderung
kurang baik. Kakak perempuan S sering sekali memulai perkelahian, ia diejek
oleh kakaknya mulai dari secara fisik maupun sifatnya. S menceritakan ketika
peristiwa itu terjadi, ia sangat sedih dan tidak berdaya karena tak ada seorang
pun yang membela dia.
S menginginkan sebuah keluarga yang harmonis, ia pun menggambarkan
keluarga yang harmonis itu yaitu memiliki orangtua lengkap dan kakak-kakak
yang saling menyayangi dan mengasihi. Tidak seperti yang ia alami saat ini, S
merasa diasingkan oleh keluarganya. Pandangan S mengenai hidup yang ia
jalani yaitu hidup yang dijalani keras maka ia harus mampu sabar menjalaninya.
S mendeskripsikan dirinya seperti bunga mawar, indah namun berbahaya.
S mengatakan kelebihan yang ia punya yaitu S mampu berteman dengan
siapapun. Namun S juga mengatakan kekurangan yang ia punya, yaitu S mudah
marah dan egois. S juga menceritakan bahwa ia sebenarnya memiliki beberapa
sifat yang bertentangan dengan hatinya. Terkadang S ingin merubahnya namun
sulit meskipun tahu bahwa itu tidak baik.
S memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik dan berharap bisa
memperlihatkan kepada seluruh keluarga terutama orangtua bahwasanya ia
mampu menjadi seperti yang orangtua inginkan.
Semasa kanak-kanak, S sangat menyukai aktivitas bermain. Ia memiliki
teman yang cukup banyak bahkan ia masih ingat nama teman-teman sewaktu
kecilnya. Hubungan S dengan ibu sewaktu kecil kurang baik. S mudah sekali
menangis sewaktu kecil. Ia mengaku seringkali memiliki perasaan takut kepada
oranglain.
Beranjak remaja S mulai mengalami masa pubertas. S pertama kali
menstruasi pada usia 13 tahun. Reaksi S ketika mengetahui bahwa dirinya
menstruasi adalah senang. Perubahan yang sangat ia rasakan yaitu munculnya
rasa percaya diri. Sebelumnya S adalah sosok pemalu dan tidak mau bergaul.
Bersamaan dengan menstruasi pertamanya, S juga mengaku kencan awal pada
usia 13 tahun. Pada usia ini pun ingatan yang paling berkesan bagi S yaitu bisa
dekat dengan guru SMP nya. S merasa bahagia bisa bersama-sama dengan
gurunya tersebut. Peristiwa tersebut tidak hanya paling membahagiakan namun
juga menyedihkan. S menceritakan kesedihannya ketika berselisih paham
dengan gurunya tersebut dan ketika S harus meninggalkan bangku SMP untuk
melanjutkan ke SMK. Sampai saat ini S masih sering memikirkan guru SMP
nya tersebut bahkan seringkali memimpikan berulang kali.
S menjelaskan masalah yang ia alami terjadi hampir setiap hari di rumah
dengan kakak perempuannya. Kakak perempuan S sering sekali mengejek S. S
merasa sangat sedih, ia terkadang merasa takut untuk bertemu kakaknya tersebut
karena pasti akan mulai pertengkaran. Peristiwa itu akan menjadi lebih buruk
kalau S mencoba membela diri, maka dari itu S ketika kakaknya itu mulai
mengejek ia memilih untuk diam agar suasana tidak menjadi lebih kacau. Sesaat
setelah peristiwa tersebut terjadi, S merasa kepalanya pusing sekali terkadang ia
memiliki pemikiran bahwa ia terserang penyakit kanker otak. S memiliki
riwayat penyakit darah tinggi. Hal yang dapat membuat peristiwa tersebut
membaik adalah disaat ia bermain bersama teman-temannya akan tetapi
kesenangan itu hanya sementara, ketika S pulang dan bertemu kakak
perempuannya semua menjadi kacau.
Perisitiwa tersebut sudah S alami sejak lama tepatnya sejak S remaja.
Apabila peristiwa ini berlangsung akan memakan waktu yang cukup lama
sampai kakak perempuannya lelah mengejek S. Besar harapan S untuk menjadi
lebih baik dan hubungan dengan kakaknya membaik karena hal ini S merasa
mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. BAUM
• Lokasi gambar cenderung ke kiri : introvert, suka melamun
• Mahkota berombak : introvert, lemah, mudah bergaul, menyenangkan
• Ujung dahan diberi kapas : keragu-raguan menghadapi kenyataan,
mengingatkan perasaan oranglain.
• Batang menerobos mahkota : kaku, lebih bersifat praktis
• Batang menonjol : trauma (kesukaran yang dirasakan betul)
• Akar yang mati/tercabut : kehilangan perasaan dalam menjangkau
realitas
• Terdapat buah pada pohon : tajam dalam pengamatan, ingin cepat
mencapai tujuan, butuh sanjungan
3. HTP
• Rumah yang besar : Ada harapan / pengakuan terhadap fungsi ibu yang
baik.
• Rumah yang terbuka : adanya penerimaan ibu terhadap dirinya.
• Pohon digambar dengan buah : merasakan kepuasan atau percaya diri.
• Pohon mati : merasa menjadi korban kekuatan eksternal dan tidak
berdaya mengenyahkan pengaruh-pengaruh dari lingkungannya. Putus
asa, tidak punya pertahanan dan merasa tertekan atas kurangnya
kemampuan internal untuk memperbaiki keadaan.
• Orang kecil : perasaan rendah diri, tidak bisa berperan
• Orang bergerak mendekati rumah : keinginan / kebutuhan untuk
diperhatikan, mendapat pengakuan.
4. SSCT
I. SIKAP TERHADAP KELUARGA Kesimpulan
A. Sikap Terhadap Ayah
1. Saya merasa A yah saya jarang bertemu dengan saya S memiliki keinginan untuk bertemu dengan ayahnya. S
16. Sekiranya A yah saya sudi untuk bertemu dengan saya memandang ayahnya sebagai sosok ayah perduli dengan anak-
31. Saya ingin A yah saya ada di dekat saya dan bisa bertemu anaknya.
46. Saya merasa bahwa A yah saya adalah sosok seorang yang
perduli akan hal anak
B. Sikap Terhadap Ibu
14. Ibu saya adalah wanita yang sabar S memandang ibunya sebagai sosok wanita yang sabar. S memiliki
29. Ibu saya dan saya sangat dekat kedekatan dengan ibunya. Namun S tidak suka ketika ibunya
menasehatinya karena dengan cara memarahi S. Sehingga S memilik
44. Saya kira kebanyakan ibu memang suka menasehati anak pandangan bahwa kebanyakan ibu menasehati anaknya dengan cara
dengan cara ngomel-ngomel memarahi.
59. Saya suka kepada Ibu saya tetapi saya tidak suka dengan
cara ibu saya menasehati
C. Sikap Terhadap Keluarga
12. Dibandingkan dengan kebanyakan keluarga, keluarga saya S memiliki pandangan yang negatif tentang keluarganya, karena ia
jarang berkumpul mengalami masa kecil yang tidak baik, sering dijelek-jelekan oleh
27. Keluarga saya memperlakukan saya sebagai anak yang keluarga dan dianggap sebagai anak yang egois. Menurut S,
egoisnya besar keluarganya jarang sekali berkumpul.
42. Kebanyakan keluarga yang saya kenal suka menjelekkan
saya.
57. Waktu saya masih seorang anak, keluarga saya sangat tidak
baik
II. PENYESUAIAN DALAM BIDANG SEX Score
A. Sikap Terhadap Wanita Menurut S semua wanita menginginkan kecantikan yang sempurna
10. Saya gambarkan sebagai seorang wanita yang sempurna wanita yaitu wanita yang mempunyai hati sabar dan cantik luar dalam.
yang mempunyai hati sabar dan cantik luar dalam Namun hal yang S tidak suka mengenai wanita yaitu emosionalnya.
25. Saya kira kebanyakan anak perempuan ingin memiliki
kecantikan yang sempurna
40. Saya percaya kebanyakan wanita ingin mempunyai
kecantikan yang sempurna
55. Y ang paling tidak saya sukai mengenai wanita adalah
emosionalnya
B. Sikap Terhadap Hubungan Heter osex
11. Bila saya melihat seorang wanita dan lelaki bersama-sama saya S memiliki keinginan untuk menjalin suatu hubungan dengan lelaki
suka iri atau saya ingin seperti mereka dan memandang suatu pernikahan adalah sesuatu yang indah, akan
26. Perasaan saya mengenai kehidupan perkawinan adalah sesuatu tetapi pernikahan adalah sesuatu yang penuh dengan cobaan dan
yang indah dan sesuatu yang penuh cobaan dan rintangan rintangan yang harus dihadapi. S memiliki harapan bahwa
yang harus dihadapi kehidupan seksualnya dikemudian hari akan baik.
41. Umpamakan saya mempunyai hubungan seksual mungkin saya
sudah gila
56. Kehidupan seksual saya mungkin di kemudian hari baik
III. PENYESUAIAN DALAM HUMAN RELATIONSHIP Score
Kartu 2
Dia (wanita muda) melihat ada wanita tua yaitu ibunya yang nasibnya malang. Dia
bersungguh-sungguh untuk pergi belajar ke kota, akan tetapi berat untuk meninggalkan
ibunya. Ia ingin membahagiakan orangtuanya yang berprofesi sebagai peternak kuda.
Namun akhirnya, ia mampu membuktikan kemampuannya setelah ia kuliah.
Kartu 3GF
Ada seorang wanita yang membuat suatu kesalahan dan dia terpuruk dalam penyesalan. Ia
menyesal, kecewa dan sedih akan perbuatannya yang lalu. Ia sudah melakukan kesalahan
yang fatal yaitu mengusir suaminya dan akhirnya saat ini ia hidup sendiri.
Kartu 4
Seorang suami istri, istrinya selalu ada di dekat suaminya. Suaminya memiliki perempuan
lain, suaminya tidak menganggap istrinya lagi karena hatinya sudah berpaling pada wanita
lain. Akan tetapi istrinya tetap berusaha untuk terus memeluk suaminya agar tidak
berpaling dengan yang lain. Sang istri adalah sosok yang tegar, tidak mau berputus asa dan
bersedih. Ia terus memperjuangkan cintanya kepada sang suami.
Kartu 5
Seorang istri yang tidak memiliki suami, ia sudah tidak mau mempedulikan suaminya lagi
karena harus fokus akan anak-anaknya dan membiarkan suaminya pergi. Perasaannya
sangat sedih dan kecewa akan tetapi dia harus kuat demi anak-anaknya.
Kartu 6GF
Seorang laki-laki sedang menggoda perempuan tapi perempuan itu tidak menanggapi
karena ada rasa takut yaitu si laki-laki sudah tua dan perempuan itu masih muda.
Perempuan itu tidak mau menjalin hubungan dengan laki-laki itu.
Kartu 7GF
Seorang ibu sedang memangku anaknya, anaknya berkata ingin sekali mempunyai adik.
Ibunya tidak bisa memberikan anaknya adik karena ia sudah tidak punya suami. Ibu itu
sudah menjelaskan mengapa permintaan anaknya tidak bisa dikabulkan. Anaknya sangat
sedih tapi ia harus menerima keadaan itu.
Kartu 8GF
Seorang wanita sedang melamun, membayangkan jodohnya dan kapan dia akan menikah
karena sudah tua. Wanita itu hidup di rumah yang sangat jelek seorang diri. Hatinya
gundah setiap hari memikirkan masa depannya.
Kartu 9GF
Ada seorang wanita melihat ke bawah, ia melihat ada seorang putri yang sedang berlari. Ia
ingin sekali nasibnya seperti putri yang bahagia itu. Setiap hari ia selalu mengintip
kegiatan putri dan membawa buku riwayat dari putri tersebut.
Kartu 10
Seorang ibu sedang berpelukan dengan anaknya dan sangat menyayangi anaknya. Begitu
pula anaknya yang juga sangat menyayangi ibunya. Mereka tidak akan bisa terpisah
sampai akhir hayat.
Kartu 11
Ada seseorang yang ingin pergi ke air terjun tapi perjalanan menuju air terjun sangat kecil,
sempit, licin dan berbahaya. Orang ini harus tetap berusaha agar bisa melihat dari dekat air
terjun yang indah itu. Ketika sudah setengah perjalanan, akhirnya ia memutuskan untuk
mengakhiri perjalanan menuju air terjun tersebut. Orang itu sangat kecewa pada dirinya.
Kartu 12BG
Disuatu hutan yang hijau, terdapat satu pohon yang mulai kering akan tetapi walau sudah
kering pohon itu masih terdapat banyak daun. Di bawah pohon itu terdapat perahu yang
jelek dan rapuh persis sama seperti pohon. Tidak ada satu orang pun yang berkunjung ke
hutan ini karena terlalu luas, banyak semak belukar yang liar dan banyak ularnya.
Kartu 13G
Seseorang yang sedang menaiki anak tangga untuk mencapai ke atas akan tetapi tangga ini
sangat tinggi. Meskipun demikian orang tersebut harus tetap menaikinya demi mencapai
puncaknya. Orang itu sangat bersemangat untuk berusaha mencapai puncaknya.
Kartu 14
Hidup seorang yang penuh dengan kegelapan, walaupun ia melihat terang di ujung sana
tetap saja hidupnya gelap. Orang ini adalah pemakai narkoba, ia ingin melepaskan
kebiasaan buruknya tapi ia tidak berusaha apapun hanya duduk saja.
Kartu 15
Ada seorang wanita memakai topeng, ia berdiri di tengah kuburan dengan tangan terikat
dan tidak bisa bergerak. Wanita itu sudah meninggal, ia disiksa oleh malaikat karena
sewaktu hidup sering berbohong.
Kartu 16
Ada satu keluarga dimana semuanya terlihat masa bodoh, tidak ada yang perduli satu sama
lain dan tidak akur sesama anggota keluarga. Hal tersebut sudah menjadi suatu hal yang
biasa dalam keluarga itu. Akan tetapi orangtua tetap memberikan nasihat yang baik agar
keluarga ini tetap rukun.
Kartu 17GF
Seorang laki-laki yang memperkerjakan rakyat dengan rasa angkuh dan jahat. Di atas
terdapat seorang yang sedang melihat pekerja yang sedang disiksa. Ia tidak mau
diperkerjakan seperti mereka dan ia memiliki suatu pemikiran untuk loncat dan bunuh diri,
akan tetapi ia masih bingung mau loncat atau tidak. Ia takut kalau ia bunuh diri akan dosa.
Kartu 18GF
Seorang istri sedang merawat suami yang sedang sakit struk. Ibu ini sangat sedih karena
kondisi suaminya semakin hari semakin memburuk. Ibu terus menyemangati agar
suaminya bisa pulih kembali. Namun, Tuhan berkata lain, suaminya meninggal. Istrinya
sangat sedih dan meratapi kepergian suaminya yang sangat ia sayangi itu.
Kartu 19
Di laut ada kapal, ombak laut itu sedang tinggi sehingga kapalnya tenggelam setengah
hanya terlihat jendela kapal tersebut. Di dalam kapal terdapat banyak penumpang yang
ikut tenggelam. Penumpang teriak minta tolong dan akhirnya mati.
Kartu 20
Pemburu binatang di hutan sedang kebingungan karena tidak ada hewan yang ia ingin buru.
Hari sudah malam, pemburu itu masih di dalam hutan yang gelap dan ia tersesat. Ia sedih
karena tidak dapat hewan buruan dan ia tersesat di dalam hutan yang gelap.
Kesimpulan :
4. REKOMENDASI
5. DAFTAR PUSTAKA
6. LAMPIRAN