Vous êtes sur la page 1sur 25

RAHASIA

LAPORAN
PRAKTIK KERJA PROFESI
PSIKOLOGI (PKPP)
PSIKOLOGI KLINIS

KASUS
(REMAJA)

PROGRAM PENDIDIKAN
MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNDARMA

Oleh
ANJANI RETRIEVIA, S.Psi
94312001

JAKARTA, 2014
Daftar Isi
Kata Pengantar
RAHASIA

JURUSAN PSIKOLOGI KLINIS


MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA

STATUS PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS

I. IDENTITAS
1. Identitas Subjek
Nama Lengkap :R
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Lengkap : Depok
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Juni 1998
Usia : 15 tahun
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Anak ke : 5 dari 5 bersaudara
2. Identitas Orangtua
AYAH IBU
Status Kandung Kandung
Nama M (alm) S
Usia alm 51 tahun
Suku Bangsa Jawa Jawa
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SD
Pekerjaan - Ibu Rumah Tangga
Sosial Ekonomi Menengah Menengah
Keterangan Lain - -

3. Urutan Kelahiran
No. Nama Usia Jenis Pendidika Keterangan
Kelamin n
1. RK 38 Lk S2 Kandung
2. RJ 32 Pr D3 Kandung
3. RS 30 Lk S1 Kandung
4. RA 17 Lk SMK Kandung
5. Subjek 16 tahun Pr SMP Subjek

4. Pendidikan
Taraf Nama & Tempat Tahun Ijazah/
Sekolah Masu Kelua Keterangan
k r
SD SDN Gandul 02 2006 2011 Lulus
SMP SMP Darussalam 2011 2013 Lulus
SMA SMK Bakti 17 2013
5. Genogram

Keterangan :

: Ayah (Alm)

: Ibu

: Menikah

: Kakak (Lk)

: Kakak (Pr)

: Kakak (Lk)

: Kakak (Lk)

: Subjek

: Masa Bodoh / Tidak Perduli


: Bermasalah / Konflik

II. KELUHAN
Pada saat pertemuan pertama S memiliki beberapa keluhan yaitu :
1. S merasa tidak berharga dan tidak percaya diri
2. S memiliki hubungan yang kurang baik dengan kakak perempuannya.

III. RIWAYAT KELUHAN


S mendatangi pemeriksa pada awalnya menanyakan mengenai siklus menstruasi,
lalu ia berbicara dengan suara mengecil bertanya apakah ia bisa berkonsultasi masalah
pribadi. Setelah mencari duduk yang lebih nyaman dengan pemeriksa S mulai
menceritakan keluhan yang ia alami kemudian S juga menerangkan bahwasanya ia
memiliki masalah dengan keluarganya.
Berdasarkan informasi yang disampaikan S, ia mengaku memiliki masalah
keluarga. Ia merasa bahwa masalah tersebut membuatnya malas beraktivitas di Sekolah.
Terkadang S merasa putus asa dan menangis meratapi permasalahan yang ia hadapi. S
mengatakan semua yang terjadi pada dirinya saat ini karena kakak perempuannya. S
merasa diintimidasi oleh kakak perempuannya tersebut. Kakaknya selalu mengejek fisik
S yang menurut S hal tersebut membuatnya merasa tidak percaya diri. Hal yang
membuat S semakin merasa sedih adalah di rumah tidak ada yang berusaha membela
atau melindungi S dari perlakuan kakak perempuannya tersebut.
S juga menceritakan sebenarnya ia kasihan melihat kakak perempuannya itu,
karena kakaknya sudah usia tua tapi belum menikah. Ia pun memiliki pemikiran bahwa
kakaknya belum menikah karena sifatnya yang jahat sama orang, jadi tidak ada pria
yang mau mendekati kakaknya. Ingin sekali ia akrab dengan kakaknya tersebut, ingin
seperti orang kebanyakan yang seringkali jalan-jalan bersama kakaknya.
Semua peristiwa yang R alami itulah yang membuatnya memiliki gambaran diri
yaitu manusia yang paling tidak sempurna, tidak memiliki kelebihan apapun dan
memiliki fisik yang buruk. Maka dari itu, S merasa rendah diri didepan banyak orang
bahkan untuk beraktivitas ke sekolah S malas. Tapi untuk tetap di rumah pun S merasa
tidak nyaman, karena harus bertemu dengan kakak perempuannya dan keluarganya
yang tidak menyayanginya.
Sepulangnya S dari sekolah, ia langsung masuk ke kamar dan mengunci
kamarnya karena tidak ingin kakak perempuannya masuk dan mengejek S. Ia mengaku
sering menangis di kamar sendirian. Terkadang S meratapi hidupnya dan berandai-
andai jika ayahnya masih hidup pasti beliau yang akan melindungi dan menyayangi S.
Perasaan rindu itulah yang membuat S semakin sedih dan ingin sekali bertemu ayahnya.
Sosok ayah baginya ialah sosok yang perduli akan anak-anaknya.

IV. TUJUAN PEMERIKSAAN


Tujuan pemeriksaan yang S lakukan adalah konsultasi psikologis mengenai
permasalahan di keluarga. Mengetahui gambaran tentang subjek, sehingga dapat
dikembangkan rancangan intervensi sesuai kebutuhan.

V. PROSEDUR DAN JADWAL PENGUMPULAN DATA


Jadwal Pemeriksaan
No. Tanggal Lokasi Kegiatan
Pemeriksaan
1. 23 April 2014 Pertemuan I
SMK Bakti 17 · Menyampaikan keluhan
· RH
2. 5 Mei 2014 SMK Bakti 17 Pertemuan II
· Anamnesa
· Grafis
3. 7 Mei 2014 Pertemuan III
SMK Bakti 17 · Anamnesa
· SSCT
4. 13 Mei 2014 Pertemuan IV
SMK Bakti 17 · TAT
· Anamnesa
5. 11 Juni 2014 Pertemuan V
SMK Bakti 17 · IST
· Anamnesa
VI. HASIL PENGUMPULAN DATA (ASESMEN)
VI. 1. Observasi
a. Setting
Ruangan ketika pertama kali dilakukan pemeriksaan yaitu ruangan
kelas S. Dimana di dalam ruangan tersebut terdapat beberapa teman
sekelasnya. Pada saat S mulai membicarakan keluhan pribadinya, S meminta
pemeriksa untuk berpindah tempat yang lebih nyaman. Lalu S memilih
sudut ruang kelasnya.
Kemudian pada pertemuan selanjutnya, pemeriksaan dilaksanakan di
ruang laboratorium sekolah tersebut. Ruangan tersebut jauh lebih
memungkinkan S untuk menceritakan keluhanya terhadap pemeriksa dan
tidak bising.

b. Subjek
Subjek adalah seorang remaja yang berkulit sawo matang,
mengenakan jilbab putih, memiliki tinggi badan kurang lebih 160cm, dan
berat badan sekitar 70kg.
Selama pemeriksaan berlangsung, S jarang mampu untuk menjaga
kontak mata dengan pemeriksa, ia hanya sesekali untuk melihat ke arah
pemeriksa. Selain itu, terkadang suaranya terdengar jelas dan tiba-tiba
suaranya menjadi lebih kecil sehingga pemeriksa meminta S untuk kembali
mengulang apa yang telah dikatakannya. Ketika S menceritakan tentang
dirinya, hubungannya keluarganya maka ia akan menangis dengan suaranya
bergetar. Sering menyeka air mata dengan kerudungnya.
Selain itu, saat mengerjakan tes, ia cukup kooperatif dimana S mampu
memahami dan menjawab pertanyaan, dan sering kali mengulang kata-kata
pertanyaan yang diucapkan oleh pemeriksa. Ketika ia tidak mengetahui
jawabannya, ia akan menggelengkan kepala sambil mengatakan, “
gak tahu”
.
S juga terkadang berada pada posisi duduk menyandar ke kursi dan juga
terkadang agak condong mendekati meja.

VII.2. Wawancara
AUTOANAMNESIS
S adalah anak bungsu dari lima bersaudara, dimana empat 3 kakaknya
laki-laki dan satu kakaknya perempuan. Perbedaan usia dengan ketiga kakaknya
cukup jauh yaitu 22 sampai 14 tahun. Kakaknya yang pertama lulusan S2 dan
saat ini berprofesi sebagai polisi, yang kedua lulusan D3 dan bekerja sebagai
karyawan swasta, kakaknya yang ketiga lulusan S1 dan bekerja sebagai
karyawan swasta sedangkan yang terakhir kakak keempatnya baru saja
menyelesaikan sekolahnya di tingkat SMK. S sendiri saat ini duduk di kelas X
jurusan Akuntansi di SMK Bakti 17.
Kedua orangtua S berasal dari suku bangsa jawa. S berasal dari keadaan
ekonomi keluarga menengah, ayahnya (alm) seorang pedagang dan ibunya
bekerja sebagai ibu rumah tangga.
S menceritakan bahwa ia tidak sama sekali mengenal sosok ayahnya,
karena ayahnya meninggal saat S masih dalam kandungan. Dan ibunya tidak
banyak bercerita tentang bagaimana sosok ayahnya. S juga menceritakan bahwa
ia sangat mendambakan kehadiran ayahnya. Ayah dianggap oleh S sebagai
sosok yang melindungi dan perduli dengan anak-anaknya. S terkadang merasa
iri dengan teman-temannya yang masih memiliki ayah. Ia pun mengaku bahwa S
iri dengan kakak-kakaknya yang sempat merasakan kehadiran dan kasih sayang
dari ayah. Ia sangat sedih bila merasakan hal itu dimana sosok ayah tidak pernah
sedikit pun ia rasakan, kalau sudah seperti itu biasanya S akan diam saja dan
memendam perasaannya.
Ibu S adalah seorang ibu rumah tangga. Sehari-hari hanya di rumah
mengerjakan beberapa pekerjaan rumah. Hubungan S dengan ibunya juga
kurang terjalin dengan baik. Ibu terlihat tidak perduli dengan anak-anaknya.
Menurut S hal tersebut karena kakak-kakak S sudah dewasa dan memiliki
kehidupan masing-masing. Akan tetapi S masih mengharapkan peran dari ibu
yang selalu melindungi dan memperdulikannya disaat S membutuhkan.
Menurut S didalam keluarga ayah lebih dominan dibandingkan ibu.
Keputusan didalam keluarga lebih banyak ayah yang memutuskan dibandingkan
ibu. Maka dari itu menurut S, sejak ayah meninggal ibu seperti kehilangan
perannya sebagai sosok ibu. S merasa ibu tidak perduli dengan apa yang terjadi
dengan diri S. S menceritakan ketika kakak perempuannya mengejeknya, ibunya
tidak ada usaha untuk melerai ataupun membela S. Ia sangat sedih dan merasa ia
hidup sebatang kara. Ia merasa sedih karena ia dibedakan dibandingkan dengan
yang lain.
Aktivitas S sehari-hari yaitu sekolah dan ketika di rumah S membantu ibu
mengerjakan pekerjaan rumah. Di rumah S tinggal bersama dengan ibu dan
ketiga kakaknya. Hubungan ayah dengan ibu cukup harmonis. S tidak pernah
berinteraksi dengan ayahnya, karena sejak S masih dikandungan ayahnya sudah
meninggal. Hubungan S dengan ibu baik namun S merasa ibu kurang
memperhatikan S. Sedangkan hubungan S dengan kakak-kakaknya cenderung
kurang baik. Kakak perempuan S sering sekali memulai perkelahian, ia diejek
oleh kakaknya mulai dari secara fisik maupun sifatnya. S menceritakan ketika
peristiwa itu terjadi, ia sangat sedih dan tidak berdaya karena tak ada seorang
pun yang membela dia.
S menginginkan sebuah keluarga yang harmonis, ia pun menggambarkan
keluarga yang harmonis itu yaitu memiliki orangtua lengkap dan kakak-kakak
yang saling menyayangi dan mengasihi. Tidak seperti yang ia alami saat ini, S
merasa diasingkan oleh keluarganya. Pandangan S mengenai hidup yang ia
jalani yaitu hidup yang dijalani keras maka ia harus mampu sabar menjalaninya.
S mendeskripsikan dirinya seperti bunga mawar, indah namun berbahaya.
S mengatakan kelebihan yang ia punya yaitu S mampu berteman dengan
siapapun. Namun S juga mengatakan kekurangan yang ia punya, yaitu S mudah
marah dan egois. S juga menceritakan bahwa ia sebenarnya memiliki beberapa
sifat yang bertentangan dengan hatinya. Terkadang S ingin merubahnya namun
sulit meskipun tahu bahwa itu tidak baik.
S memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik dan berharap bisa
memperlihatkan kepada seluruh keluarga terutama orangtua bahwasanya ia
mampu menjadi seperti yang orangtua inginkan.
Semasa kanak-kanak, S sangat menyukai aktivitas bermain. Ia memiliki
teman yang cukup banyak bahkan ia masih ingat nama teman-teman sewaktu
kecilnya. Hubungan S dengan ibu sewaktu kecil kurang baik. S mudah sekali
menangis sewaktu kecil. Ia mengaku seringkali memiliki perasaan takut kepada
oranglain.
Beranjak remaja S mulai mengalami masa pubertas. S pertama kali
menstruasi pada usia 13 tahun. Reaksi S ketika mengetahui bahwa dirinya
menstruasi adalah senang. Perubahan yang sangat ia rasakan yaitu munculnya
rasa percaya diri. Sebelumnya S adalah sosok pemalu dan tidak mau bergaul.
Bersamaan dengan menstruasi pertamanya, S juga mengaku kencan awal pada
usia 13 tahun. Pada usia ini pun ingatan yang paling berkesan bagi S yaitu bisa
dekat dengan guru SMP nya. S merasa bahagia bisa bersama-sama dengan
gurunya tersebut. Peristiwa tersebut tidak hanya paling membahagiakan namun
juga menyedihkan. S menceritakan kesedihannya ketika berselisih paham
dengan gurunya tersebut dan ketika S harus meninggalkan bangku SMP untuk
melanjutkan ke SMK. Sampai saat ini S masih sering memikirkan guru SMP
nya tersebut bahkan seringkali memimpikan berulang kali.
S menjelaskan masalah yang ia alami terjadi hampir setiap hari di rumah
dengan kakak perempuannya. Kakak perempuan S sering sekali mengejek S. S
merasa sangat sedih, ia terkadang merasa takut untuk bertemu kakaknya tersebut
karena pasti akan mulai pertengkaran. Peristiwa itu akan menjadi lebih buruk
kalau S mencoba membela diri, maka dari itu S ketika kakaknya itu mulai
mengejek ia memilih untuk diam agar suasana tidak menjadi lebih kacau. Sesaat
setelah peristiwa tersebut terjadi, S merasa kepalanya pusing sekali terkadang ia
memiliki pemikiran bahwa ia terserang penyakit kanker otak. S memiliki
riwayat penyakit darah tinggi. Hal yang dapat membuat peristiwa tersebut
membaik adalah disaat ia bermain bersama teman-temannya akan tetapi
kesenangan itu hanya sementara, ketika S pulang dan bertemu kakak
perempuannya semua menjadi kacau.
Perisitiwa tersebut sudah S alami sejak lama tepatnya sejak S remaja.
Apabila peristiwa ini berlangsung akan memakan waktu yang cukup lama
sampai kakak perempuannya lelah mengejek S. Besar harapan S untuk menjadi
lebih baik dan hubungan dengan kakaknya membaik karena hal ini S merasa
mengganggu aktivitas sehari-hari.

VI. 3. Tes Psikologi


1. DAP
• Lokasi gambar di atas garis tengah: kurang kuat pegangan, tendensi
kurang yakin pada dirinya, tidak mau tahu.
• Kualitas garis dengan tekanan yang berubah-ubah : tak stabil, impulsif ,
mudah frustasi
• Rambut acak-acakan dan diulang-ulang : immorality sexual, adanya sifat
kekacauan pada diri individu dan suka menyerang.
• Mata membelalak : rangsangan/gairah seksual
• Mulut yang mengarah ke atas : memaksakan diri, berpura-pura sebagai
kompensasi perasaan yang kurang bisa menerima.
• Bahu sempit/kecil : perasaan inferior, merasa kurang mampu, mencoba
mencari kompensasi.
• Lengan pendek sekali : kemampuan lemah, banyak mengharapkan
bantuan, inferior.
• Lengan dan tangan digambar terakhir : kesulitan dan ketidaksediaan
dalam kontak sosial.
• Kaki panjang : mengharapkan kebebasan

2. BAUM
• Lokasi gambar cenderung ke kiri : introvert, suka melamun
• Mahkota berombak : introvert, lemah, mudah bergaul, menyenangkan
• Ujung dahan diberi kapas : keragu-raguan menghadapi kenyataan,
mengingatkan perasaan oranglain.
• Batang menerobos mahkota : kaku, lebih bersifat praktis
• Batang menonjol : trauma (kesukaran yang dirasakan betul)
• Akar yang mati/tercabut : kehilangan perasaan dalam menjangkau
realitas
• Terdapat buah pada pohon : tajam dalam pengamatan, ingin cepat
mencapai tujuan, butuh sanjungan

3. HTP
• Rumah yang besar : Ada harapan / pengakuan terhadap fungsi ibu yang
baik.
• Rumah yang terbuka : adanya penerimaan ibu terhadap dirinya.
• Pohon digambar dengan buah : merasakan kepuasan atau percaya diri.
• Pohon mati : merasa menjadi korban kekuatan eksternal dan tidak
berdaya mengenyahkan pengaruh-pengaruh dari lingkungannya. Putus
asa, tidak punya pertahanan dan merasa tertekan atas kurangnya
kemampuan internal untuk memperbaiki keadaan.
• Orang kecil : perasaan rendah diri, tidak bisa berperan
• Orang bergerak mendekati rumah : keinginan / kebutuhan untuk
diperhatikan, mendapat pengakuan.
4. SSCT
I. SIKAP TERHADAP KELUARGA Kesimpulan
A. Sikap Terhadap Ayah
1. Saya merasa A yah saya jarang bertemu dengan saya S memiliki keinginan untuk bertemu dengan ayahnya. S
16. Sekiranya A yah saya sudi untuk bertemu dengan saya memandang ayahnya sebagai sosok ayah perduli dengan anak-
31. Saya ingin A yah saya ada di dekat saya dan bisa bertemu anaknya.
46. Saya merasa bahwa A yah saya adalah sosok seorang yang
perduli akan hal anak
B. Sikap Terhadap Ibu
14. Ibu saya adalah wanita yang sabar S memandang ibunya sebagai sosok wanita yang sabar. S memiliki
29. Ibu saya dan saya sangat dekat kedekatan dengan ibunya. Namun S tidak suka ketika ibunya
menasehatinya karena dengan cara memarahi S. Sehingga S memilik
44. Saya kira kebanyakan ibu memang suka menasehati anak pandangan bahwa kebanyakan ibu menasehati anaknya dengan cara
dengan cara ngomel-ngomel memarahi.
59. Saya suka kepada Ibu saya tetapi saya tidak suka dengan
cara ibu saya menasehati
C. Sikap Terhadap Keluarga
12. Dibandingkan dengan kebanyakan keluarga, keluarga saya S memiliki pandangan yang negatif tentang keluarganya, karena ia
jarang berkumpul mengalami masa kecil yang tidak baik, sering dijelek-jelekan oleh
27. Keluarga saya memperlakukan saya sebagai anak yang keluarga dan dianggap sebagai anak yang egois. Menurut S,
egoisnya besar keluarganya jarang sekali berkumpul.
42. Kebanyakan keluarga yang saya kenal suka menjelekkan
saya.
57. Waktu saya masih seorang anak, keluarga saya sangat tidak
baik
II. PENYESUAIAN DALAM BIDANG SEX Score

A. Sikap Terhadap Wanita Menurut S semua wanita menginginkan kecantikan yang sempurna
10. Saya gambarkan sebagai seorang wanita yang sempurna wanita yaitu wanita yang mempunyai hati sabar dan cantik luar dalam.
yang mempunyai hati sabar dan cantik luar dalam Namun hal yang S tidak suka mengenai wanita yaitu emosionalnya.
25. Saya kira kebanyakan anak perempuan ingin memiliki
kecantikan yang sempurna
40. Saya percaya kebanyakan wanita ingin mempunyai
kecantikan yang sempurna
55. Y ang paling tidak saya sukai mengenai wanita adalah
emosionalnya
B. Sikap Terhadap Hubungan Heter osex
11. Bila saya melihat seorang wanita dan lelaki bersama-sama saya S memiliki keinginan untuk menjalin suatu hubungan dengan lelaki
suka iri atau saya ingin seperti mereka dan memandang suatu pernikahan adalah sesuatu yang indah, akan
26. Perasaan saya mengenai kehidupan perkawinan adalah sesuatu tetapi pernikahan adalah sesuatu yang penuh dengan cobaan dan
yang indah dan sesuatu yang penuh cobaan dan rintangan rintangan yang harus dihadapi. S memiliki harapan bahwa
yang harus dihadapi kehidupan seksualnya dikemudian hari akan baik.
41. Umpamakan saya mempunyai hubungan seksual mungkin saya
sudah gila
56. Kehidupan seksual saya mungkin di kemudian hari baik
III. PENYESUAIAN DALAM HUMAN RELATIONSHIP Score

A. Sikap Terhadap Teman


8. Saya merasa bahwa seorang teman sejati adalah sahabat yang Bagi S teman sejati adalah sahabat yang tak terlupakan dan S sangat
tak terlupakan menyukai teman-teman dekatnya. S memiliki pandangan bahwa ia
23. Saya tidak senang kepada orang yang menghina saya/menjelek tidak bisa seperti saat ini kalau tidak ada teman-teman dekatnya. S
-jelekan saya tidak senang dengan orang yang menghina dirinya.
38. Orang-orang yang yang paling saya sukai adalah teman-teman
dekat saya
53. Bila saya tidak ada, teman-tem an saya mungkin bukan teman
yang seperti sekarang
B. Sikap Terhadap Atasan
6. Orang-orang di atas saya perduli akan masa depan saya Pandangan S terhadap orang-orang yang memiliki derajat di atas
21. Di sekolah guru-guru saya ada yang perduli akan murid- dirinya yaitu sebagai sosok yang peduli dengan masa depannya.
muridnya ada juga yang tidak Guru-guru S ada yang peduli dengan siswanya dan ada pula yang
36. Bila saya melihat majikan saya datang saya tidak ingin tidak. S tidak akan mengecewakan orang yang lebih tinggi
mengecewakannya deraajatnya dari S, walaupun bagi S mereka sering merendahkan S.
51. Orang-orang yang saya anggap sebagai atasan saya suka
merendahkan saya

C. Sikap Terhadap Bawahan


4. Umpamanya saya ditugaskan untuk menjadi guru Jika S diberi tugas, S ingin menjadi seorang guru. S berpendapat
19. Bila orang kerja untuk saya saya tidak ingin mengecewakan bahwa jika ia mempunyai bawahan S tidak akan mengecewakan
orang yang kerja dengan saya orang yang kerja dengannya dan tidak akan memberi perintah
34. Orang-orang yang bekerja untuk saya adalah orang-orang seperti orang yang berkuasa. S memliki keinginan yang bekerja
yang jujur untuknya adalah orang-orang yang jujur.
48. Dalam memberikan perintah pada orang lain saya tidak ingin
seperti orang yang berkuasa

D. Sikap terhadap Sejawat


13. Di tempat kerja saya, saya paling cocok dengan teman-teman S berpendapat bahwa ia cocok dengan teman kerjanya yang suka
saya memberi dukungan untuk S dan tidak merendahkan orang lain. S
28. Teman-teman sekerja saya adalah teman yang suka memberi juga mengaku bahwa temannya adalah orang yang jujur dalam hal
support untuk saya apapun.
43. Saya senang bekerja dengan orang yang tidak suka
merendahkan orang lain
58. Orang yang bekerja dengan saya biasanya orang yang jujur
dalam hal apapun
IV. PENYESUAIAN DALAM BIDANG KONSEP DIRI Score

A. Sikap Terhadap Ketakukan


7. Saya sadar bahwa hal tersebut janggal tetapi saya takut akan Rasa ketakutan yang S miliki berasal dari pikiran. S takut apabila
semua yang saya pikirkan itu terjadi yang selama ini di dalam pikirannya akan terjadi. Ketakutan
22. Kebanyakan teman-tem an tidak mengetahui bahwa saya takut tersebut membuat S menjadi stres. S mengaku jika ketakutan itu
akan kegelapan dan hantu muncul ia akan melakukan hal negatif.
37. Saya akan menghilangkan ketakutan saya akan stress yang
suka ada dalam pikiran saya
52. Rasa ketakutan saya kadang-kadang memaksa saya untuk
berbuat hal yang negatif
B. Sikap Terhadap Rasa Salah
15. Saya mau berbuat apa saja untuk melupakan waktu dimana S mengaku menyesali sikap S ketika bertengkar dengan kakanya,
saya saat bertengkar dengan kakak saya sikapnya yang sering meluapkan emosi negatifnya ketika sedang
30. Kesalahan saya yang terbesar adalah meluapkan emosi ketika marah dan sering membantah perkataan ibunya sehingga membuat
saya marah ibunya menangis.
45. Waktu saya masih muda, saya merasa berdosa mengenai hal
yang suka membantah orangtua terutama ibu saya
60. Hal yang terburuk yang pernah saya lakukan membuat ibu
saya menangis
C. Sikap Terhadap Kemampuan Diri
2. Bila keadaan tidak menguntungkan bagi saya itu adalah hal S memiliki pandangan tentang kemampuan dirinya yang negatif.
yang paling buruk Jika S mengalami nasib malang maka ia akan bunuh diri. Namun S
17. Saya yakin bahwa saya mempunyai kemam puan untuk bisa memiliki keinginan untuk menunjukkan kepada keluarga kalau Ia
menunjukkan kepada keluarga saya kalau saya bisa seperti bisa menjadi seperti mereka inginkan.
yang dia inginkan
32. Kelemahan saya yang terbesar adalah emosional saya yang
sangat tinggi
47. Bila mengalami nasib malang saya mungkin bunuh diri
D. Sikap Terhadap Masa Lampau
9. Waktu saya masih kecil saya sudah tidak mempunyai sosok S memiliki pandangan yang negatif mengenai masa lampaunya,
seorang ayah dimana ia sering direndahkan dan sejak kecil sudah tidak
24. Dahulu saya adalah wanita yang percaya diri mempunyai ayah. S mempunyai keinginan untuk tidak menjadi
39. A ndaikata saya muda kembali saya tidak ingin seperti ini seperti saat ini.
54. Kenangan yang paling jelas dalam hidup dari masa kanak-
kanak saya direndahkan oleh teman-teman saya
E. Sikap Terhadap Masa yang Akan Datang
5. Bagi saya hari depan itu merupakan hari yang saya tunggu S cenderung memiliki pandanga yang positif mengenai masa
untuk perubahan diri saya depannya. Ia menginginkan perubahan diri yang lebih baik agar
20. Saya menantikan dengan penuh harapan untuk kakak saya bisa membuktikan pada keluarganya dan juga tidak bertengkar
tidak lagi bertengkar dengan saya kembali dengan kakaknya.
35. Pada suatu hari saya akan menunjukkan kepada keluarga
saya kalau saya bisa seperti apa yang ia inginkan
50. Bila saya sudah lebih tua saya tidak ingin merendahkan
orang yang di bawah saya
F. Sikap Terhadap Tujuan Hidup
3. Saya selalu mempunyai keinginan untuk rukun dengan Tujuan hidup S sangat besar berfokus pada keluarga, ia sangat
keluarga terutama kakak ingin memiliki keluarga yang harmonis, dapat membuktikan
18. Saya dapat merasa betul-betul senang kalau keluarga saya dirinya dimasa depan serta membahagiakan keluarga.
bisa berkumpul bersama setiap hari
33. Hasrat keinginan saya yang terpendam dalam hidup adalah
tidak bertengkar lagi dengan keluarga dan bisa
menunjukan kepada keluarga saya kalau saya bisa seperti
apa yang ia inginkan
49. Y ang paling saya inginkan dari hidup saya adalah
membahagiakan keluarga
5. TAT
Kartu 1
Ada seorang anak lagi bingung cara memainkan biola, padahal akan mengikuti lomba.
Anak itu berpikir bagaimana caranya dengan baik, tapi menyerah karena takut tidak bisa
memainkannya.

Kartu 2
Dia (wanita muda) melihat ada wanita tua yaitu ibunya yang nasibnya malang. Dia
bersungguh-sungguh untuk pergi belajar ke kota, akan tetapi berat untuk meninggalkan
ibunya. Ia ingin membahagiakan orangtuanya yang berprofesi sebagai peternak kuda.
Namun akhirnya, ia mampu membuktikan kemampuannya setelah ia kuliah.

Kartu 3GF
Ada seorang wanita yang membuat suatu kesalahan dan dia terpuruk dalam penyesalan. Ia
menyesal, kecewa dan sedih akan perbuatannya yang lalu. Ia sudah melakukan kesalahan
yang fatal yaitu mengusir suaminya dan akhirnya saat ini ia hidup sendiri.

Kartu 4
Seorang suami istri, istrinya selalu ada di dekat suaminya. Suaminya memiliki perempuan
lain, suaminya tidak menganggap istrinya lagi karena hatinya sudah berpaling pada wanita
lain. Akan tetapi istrinya tetap berusaha untuk terus memeluk suaminya agar tidak
berpaling dengan yang lain. Sang istri adalah sosok yang tegar, tidak mau berputus asa dan
bersedih. Ia terus memperjuangkan cintanya kepada sang suami.

Kartu 5
Seorang istri yang tidak memiliki suami, ia sudah tidak mau mempedulikan suaminya lagi
karena harus fokus akan anak-anaknya dan membiarkan suaminya pergi. Perasaannya
sangat sedih dan kecewa akan tetapi dia harus kuat demi anak-anaknya.

Kartu 6GF
Seorang laki-laki sedang menggoda perempuan tapi perempuan itu tidak menanggapi
karena ada rasa takut yaitu si laki-laki sudah tua dan perempuan itu masih muda.
Perempuan itu tidak mau menjalin hubungan dengan laki-laki itu.
Kartu 7GF
Seorang ibu sedang memangku anaknya, anaknya berkata ingin sekali mempunyai adik.
Ibunya tidak bisa memberikan anaknya adik karena ia sudah tidak punya suami. Ibu itu
sudah menjelaskan mengapa permintaan anaknya tidak bisa dikabulkan. Anaknya sangat
sedih tapi ia harus menerima keadaan itu.

Kartu 8GF
Seorang wanita sedang melamun, membayangkan jodohnya dan kapan dia akan menikah
karena sudah tua. Wanita itu hidup di rumah yang sangat jelek seorang diri. Hatinya
gundah setiap hari memikirkan masa depannya.

Kartu 9GF
Ada seorang wanita melihat ke bawah, ia melihat ada seorang putri yang sedang berlari. Ia
ingin sekali nasibnya seperti putri yang bahagia itu. Setiap hari ia selalu mengintip
kegiatan putri dan membawa buku riwayat dari putri tersebut.

Kartu 10
Seorang ibu sedang berpelukan dengan anaknya dan sangat menyayangi anaknya. Begitu
pula anaknya yang juga sangat menyayangi ibunya. Mereka tidak akan bisa terpisah
sampai akhir hayat.

Kartu 11
Ada seseorang yang ingin pergi ke air terjun tapi perjalanan menuju air terjun sangat kecil,
sempit, licin dan berbahaya. Orang ini harus tetap berusaha agar bisa melihat dari dekat air
terjun yang indah itu. Ketika sudah setengah perjalanan, akhirnya ia memutuskan untuk
mengakhiri perjalanan menuju air terjun tersebut. Orang itu sangat kecewa pada dirinya.

Kartu 12BG
Disuatu hutan yang hijau, terdapat satu pohon yang mulai kering akan tetapi walau sudah
kering pohon itu masih terdapat banyak daun. Di bawah pohon itu terdapat perahu yang
jelek dan rapuh persis sama seperti pohon. Tidak ada satu orang pun yang berkunjung ke
hutan ini karena terlalu luas, banyak semak belukar yang liar dan banyak ularnya.
Kartu 13G
Seseorang yang sedang menaiki anak tangga untuk mencapai ke atas akan tetapi tangga ini
sangat tinggi. Meskipun demikian orang tersebut harus tetap menaikinya demi mencapai
puncaknya. Orang itu sangat bersemangat untuk berusaha mencapai puncaknya.

Kartu 14
Hidup seorang yang penuh dengan kegelapan, walaupun ia melihat terang di ujung sana
tetap saja hidupnya gelap. Orang ini adalah pemakai narkoba, ia ingin melepaskan
kebiasaan buruknya tapi ia tidak berusaha apapun hanya duduk saja.

Kartu 15
Ada seorang wanita memakai topeng, ia berdiri di tengah kuburan dengan tangan terikat
dan tidak bisa bergerak. Wanita itu sudah meninggal, ia disiksa oleh malaikat karena
sewaktu hidup sering berbohong.

Kartu 16
Ada satu keluarga dimana semuanya terlihat masa bodoh, tidak ada yang perduli satu sama
lain dan tidak akur sesama anggota keluarga. Hal tersebut sudah menjadi suatu hal yang
biasa dalam keluarga itu. Akan tetapi orangtua tetap memberikan nasihat yang baik agar
keluarga ini tetap rukun.

Kartu 17GF
Seorang laki-laki yang memperkerjakan rakyat dengan rasa angkuh dan jahat. Di atas
terdapat seorang yang sedang melihat pekerja yang sedang disiksa. Ia tidak mau
diperkerjakan seperti mereka dan ia memiliki suatu pemikiran untuk loncat dan bunuh diri,
akan tetapi ia masih bingung mau loncat atau tidak. Ia takut kalau ia bunuh diri akan dosa.

Kartu 18GF
Seorang istri sedang merawat suami yang sedang sakit struk. Ibu ini sangat sedih karena
kondisi suaminya semakin hari semakin memburuk. Ibu terus menyemangati agar
suaminya bisa pulih kembali. Namun, Tuhan berkata lain, suaminya meninggal. Istrinya
sangat sedih dan meratapi kepergian suaminya yang sangat ia sayangi itu.

Kartu 19
Di laut ada kapal, ombak laut itu sedang tinggi sehingga kapalnya tenggelam setengah
hanya terlihat jendela kapal tersebut. Di dalam kapal terdapat banyak penumpang yang
ikut tenggelam. Penumpang teriak minta tolong dan akhirnya mati.

Kartu 20
Pemburu binatang di hutan sedang kebingungan karena tidak ada hewan yang ia ingin buru.
Hari sudah malam, pemburu itu masih di dalam hutan yang gelap dan ia tersesat. Ia sedih
karena tidak dapat hewan buruan dan ia tersesat di dalam hutan yang gelap.

a. Struktur dan dorongan tak sadar :


b. Konsepsi tentang dunia :
c. Hubungan dengan orang lain :
d. Konflik yang signifikan :
e. Sifat kecemasan :
f. Defense yang digunakan :
g. Integrasi dan kekuatan :

Kesimpulan :

VII. EVALUASI KEPRIBADIAN


S adalah perempuan berusia 16 tahun, anak bungsu dari lima bersaudara yang
memiliki pola kepribadian neglected yaitu dimana ia kurang mendapatkan
perhatian/afeksi dari kedua orangtuanya sehingga ia tumbuh menjadi orang yang
kurang percaya diri.

Sewaktu masih kanak-kanak, S dibesarkan oleh ibu yang kurang memberikan


afeksi padanya. Ayah sudah meninggal sejak S masih dalam kandungan. Ibunya, yang
sangat cerewet dan sering memarahi S, terutama dalam hal kegiatan sehari hari seperti
membersihkan rumah. Ibupun kurang memberikan perhatian dan kasih sayang
padanya.
Saat S memasuki masa remaja, S mulai tertarik dengan lawan jenis dan
mencoba untuk menjalin relasi yang lebih mendalam (berpacaran). S memiliki
hubungan dengan gurunya sewaktu SMP. Pacaran ini dilakukan S untuk mendapatkan
perhatian, sebagai pengganti dari perhatian ayahnya yang tidak pernah ia rasakan.
Namun, pada suatu saat ia harus berpisah dengan pacarnya karena takut hubungannya
diketahui oleh keluarganya.
Melihat sikap S yang sudah beranjak dewasa dan berhubungan dengan lawan
jenis, kakak perempuan S sangat tidak suka. Kakak perempuannya selalu menghina
dan membuat S kesal. S tumbuh menjadi remaja yang tidak bisa menahan amarah.
Lama kelamaan hal ini membuat S menjadi sosok yang tidak percaya diri dengan
ditambah situasi yang membuat S tidak berdaya yaitu tidak ada anggota keluarga yang
berusaha membela S.
Sebenarnya, S cukup peka dan relasi sosialnya juga cukup baik dengan orang
lain, S juga cukup terbuka dan bisa menyatakan perasaannya pada orang lain namun
penempatan dirinya dengan orang lain itu yang kurang baik. Hal ini kemungkinan
karena ibu dan kakaknya sering menyalahkan S. Hal inilah yang menyebabkan S
memilih solusi dengan cara melawan dan berargumen kepada mereka, namun bila
sudah seperti itu maka kondisi semakin buruk. Meski demikian, S memiliki
pandangan yang positif tentang masa depannya dan ia tidak menyimpan rasa dendam
terhadap ibu dan kakak perempuannya.

VIII. DINAMIKA MASALAH


IX. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
X. PROGNOSIS
XI. TINJAUAN TEORITIS
XII. INTERVENSI PSIKOLOGIS
XII.1. Rancangan Intervensi
XII.1.a. Konseptual Kasus
XII.1.b. Tujuan Pemilihan Perlakuan
XII.1.c. Prosedur Evaluasi Hasil
XII.2. Proses Intervensi
XII.3. Hasil
XII.4. Evaluasi
XII.4.a. Evaluasi Proses
XII.4.b. Evaluasi Refleksi Terapis

4. REKOMENDASI
5. DAFTAR PUSTAKA
6. LAMPIRAN

Vous aimerez peut-être aussi