Vous êtes sur la page 1sur 45

drg. Erwin Sutono , Sp.

Pros

PPDGS PROSTODONSIA
FKG UNHAS
TATA TERTIB PRAKTIKUM
 Wajib mengenakan jas praktikum berwarna
putih dengan lambang UNHAS
 Berada didepan pintu lab paling kurang 10
menit sebelum praktikum dan mengenakan
papan nama berwarna dasar merah
 Wajib membawa peralatan praktikum untuk
hari itu, kuku dipotong pendek , praktikan
pria berambut pendek dan rapi , serta
praktikan putri yang berambut panjang harus
mengikat rambutnya
 Meja-meja dan peralatan praktikum dibersihkan
setiap kali memulai dan mengakhiri praktikum
kemudian meja harus dialasi dengan alas putih
 Setiap praktikan harus mengikuti setiap
kegiatan praktikum mulai dari awal hingga akhir
 Semua praktikan harus sudah mengetahui dan
memahami apa yang akan dikerjakan pada
praktikum hari itu
 Selama praktikum, praktikan tidak
diperkenankan meninggalkan ruang lab
seenaknya tanpa seizin koordinator lab/
asisten.
 Buku praktikum disampul dengan plastik
dan dibawa beserta katrol setiap praktikum
 Baju praktikum dikenakan dan dilepas
diluar lab dan diharuskan kepada setiap
praktikan mengenakan celana kain.
 Setiap praktikan tidak diperkenankan
memakai celana/rok jeans, kulit,
sendal/sendal sepatu dan kaos oblong.
 Setiap selesai praktikum lantai dibersihkan
tanpa disuruh, dan pembagian tugas dilihat
pada daftar tugas
 Penilaian praktikum atas hasil praktikum,
nilai responsi, nilai ujian (aktif & pasif), dan
kehadiran
 Alat komunikasi (Handphone) dimatikan
selama kegiatan praktikum
 Segala macam bentuk perhiasan (cincin,
kalung, gelang, anting, dll) dilepaskan
sebelum mengikuti praktikum.
 Ketua kelas mempersiapkan 1 rangkap
daftar kehadiran praktikum. Untuk ketua
kelompok harus menyiapkan absen
kelompok yang sudah ditandatangani
anggota kelompoknya dan diserahkan
kepada asisten sebelum memasuki lab.
 Setiap selesai satu tahap pekerjaan harus
diperlihatkan pada asisten pembimbing atau
langsung kepada koordinator praktikum
 Setiap praktikan apabila tidak mematuhi
salah satu poin di atas maka siap menerima
sanksi apapun
ALAT DAN BAHAN PRAKTIUKUM PEMBUATAN GIGITIRUAN PENUH

BAHAN :
ALAT : • MODELLING WAX
• ARTIKULATOR • GIGI ARTIFISIAL
• RUBBER BOWL & SPATEL • AIR
• PISAU MALAM • SPRITUS
• PISAU GIPS
• DENTAL STONE
• BUNSEN
• SPOIT • ALGINAT
• SENDOK CETAK No. 1,2,3 • SHELLAC BASE PLATE
• GREEN STICK
COMPOUND
Pemilihan Sendok Cetak
 Harus sesuai dengan bentuk lengkung
rahang, bila diletakkan dalam mulut harus
ada selisih
ruangan kira-kira 4-5 mm.
 Harus sesuai dengan bahan cetaknya, jika
memakai alginate harus memakai sendok
cetak yang berlubang
 Sayap sebelah lingual sendok cetak rahang
bawah dapat diperpanjang dengan malam
untuk memperluas di bagian posterior.
SENDOK CETAK

Reusable
(stainless steel)
Yang Harus Diperhatikan
 Batas-batas pencetakan harus jelas
 Permukaan cetakan harus halus dan tidak
berlubang-lubang
 Dasar sendok cetak tidak boleh terlihat.
Prosedur Mencetak
 Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan
 Instruksi pada pasien
 Persiapan pasien  kontrol saliva, dan kontrol
pasien hipersensitif
 Posisi pasien dan operator untuk rahang atas
operator berada di belakang kanan pasien,
kepala pasien setinggi dada operator, mulut
pasien setinggi siku operator, dan kalau rahang
bawah operator berada sebelah kanan depan
pasien, mulut pasien setinggi antara bahu dan
siku operator
 Try in sendok cetak ke mulut pasien
 Aduk bahan cetak dengan perbandingan 1 : 2 hingga
homogen (halus dan mengkilat)
 Masukkan bahan ke sendok cetak
 Masukkan sendok cetak ke dalam mulut pasien
 Mengangkat bibir atas atau menurunkan bibir bawah
 Menekan sendok cetak, ditekan bagian tengah
palatum supaya bahan mengalir secara merata
kemudian baru tekan bagian posterior dan anterior
 Melepas sendok cetak dari rahang
 Mengeluarkan sendok cetak dari dalam mulut
 Periksa hasil cetakan
 Cor dengan dental stone
SENDOK CETAK INDIVIDUIL

 Gambarkan pada model diagnostik


dengan pensil mencakup batas
anatomis sendok cetak individuil
 Buat daerah posterior palatal seal pada
model dan majukan ± 1mm pada garis
yang telah digambarkan sampai
perluasan di bagian posterior.
 Lapiskan satu lembar malam di atas
permukaan jaringan pada model sebagai
ruang/spacer untuk bahan cetak.
 Panaskan shellac base plate dan tekan
pada model anatomis
 Perbaiki tepi sendok cetak.
 Cobakan dalam mulut pasien dan periksa
batas sendok cetak sebelum dilakukan
border molding dan pencetakan fisiologis.
Border Molding
 Rahang atas
 Letakkan green stick compound yang telah dipaskan pada tepi
sendok cetak, dari ujung distal atau hamular notch ke frenulum
bukalis.
 Panaskan lagi diatas api spiritus kemudian celupkan kedalam
air hangat/tampering. Sendok cetak dengan GSC yang hangat
tadi dimasukkan kedalam mulut pasien yang dibuka lebar,
gerakkan rahang bawah ke kanan, kiri dan protrusive.
 Daerah frenulum bukalis secara unilateral, tarik pipi keluar ke
bawah kemudian kedepan, ke belakang, ulangi pada posisi
berlawanan.
 Lunakkan lagi compound pada frenulum bukalis secara
unilateral.
 Sayap labial secara unilateral, lunakka compound, tarik bibir
keluar dan kebawah atau pasien diminta melakukan gerakan
menghisap. Lunakkan compound pada frenulum labialis serta
tarik bibir atas ke depan.
 Rahang Bawah
 Sayap disto lingual dan area buccal self
 Daerah disto lingual dan post mylohyoid
secara bilateral
 Lunakkan compound, masukkan ke
mulut dan lidah, ditekan di distal palatum,
kemudian ke vestibulum bukalis kanan
dan kiri
Pencetakan Fisiologis
•RAHANG ATAS RAHANG BAWAH
•Frenulum labii superior •Frenulum labii inferior
•Ruggae palatina •Frenulum buccalis
•Frenulum buccalis •Vestibulum buccalis
•Tuberositas maxillae •Retromolar pad
•Hamular notch •Frenulum lingualis
•Vibrating line •Processus alveolaris
•Processus alveolaris •Mylohyoid line
•Incisivus papilae
•Vovea palatine
Pembuatan Bite Rim
 UKURAN BITE RIM RA :
- ANTERIOR = 6-8 MM
- POSTERIOR = 8-10 MM
- TINGGI = 22 MM DIUKUR DARI LIPATAN
MUKOLABIAL SAMPAI TEPI INCISAL RA
 UKURAN BITE RIM RB :
- ANTERIOR = 6-8 MM
- POSTERIOR = 8-10 MM
- TINGGI = 18 MM DIUKUR DARI LIPATAN
MUKOLABIAL SAMPAI TEPI INCISAL RB
Kesejajaran dan Pengukuran
Dimensi Vertikal

 Pasien diminta duduk


dengan posisi tegak,
lalu galangan gigit
rahang atas
dimasukkan ke dalam
mulut pasien dan
dilakukan penetapan
gigit
Penentuan Dimensi Vertikal

 Metode Willis (SN-Gn)


 Dengan penerapan rumus

DV = rest position – free way space

Pertama diukur dimensi / jarak vertikal pasien dalam


keadaan istirahat tanpa galangan gigit. Kemudian dikurangi
dengan free way space sebesar 2-4 mm.
Penyusunan gigi
 Ukuran gigi:
 Panjang gigi
 Lebar Gigi
 Bentuk gigi
 Warna gigi
a. Panjang gigi
 Dalam menentukan panjang gigi, ada dua hal
yang dapat dipakai sebagai pedoman, yaitu :
 Posisi istirahat
Dalam keadaan istirahat tepi insisal gigi
depan atas kelihatan 2-3 mm, tetapi hal ini
bervariasi secara individual tergantung dari
umur dan panjang bibir atas. Bagi pasien tua,
umumnya tepi insisal gigi depan telah aus
sehingga mahkota klinis lebih pendek. Bila
bibir atas panjang maka seluruh gigi yang
terlihat pada saat seseorang tertawa. Pada
saat tertawa, panjang gigi akanterlihat sampai
2/3.
b. Lebar Gigi
 Lee, Boucher 
menganjurkan untuk
menggunakan indeks
nasal sebagai pedoman
yaitu : lebar dasar hidung
sama dengan jarak antara
puncak kaninus rahang
atas yang diukur secara
garis lurus
Sudut mulut dapat juga
digunakan sebagai
pedoman untuk
menentukan letak tepi
distal dari kaninus atas
pada saat istirahat.
Jarak antara kedua
sudut mulut sama
dengan lebar keenam
gigi depan atas
2. Bentuk gigi
 Bentuk wajah ada hubungannya dengan
bentuk gigi insisivus sentral atas 
Bentuk insisivus sentral atas sesuai
dengan bentuk garis luar wajah tetapi
dalam arah terbalik.(Leon-Williams)
 Menurut Frush dan Fisher, garis luar insisivus
atas pada pria bersudut lebih tajam (giginya
berbentuk kuboidal), sedangkan pada wanita
lebih tumpul (giginya berbentuk spheroidal)
 Perbedaan kecembungan kontur labial ada
kaitannya dengan jenis kelamin. Pria
mempunyai kontur labial yang datar dan wanita
cembung
3. Warna Gigi

 Usia tua, warna giginya lebih gelap


disanding usia muda.
Penyusunan Gigi
 Inklinasi Labio Palatal
 Anterior disusun dengan
inklinasi labio palatal yang
mengarah ke labial

 Inklinasi masio distal  harus


mengikuti lengkung rahang.
 Tepat di atas linggir alveolar
 Mengikuti lengkung rahang
 Disesuaikan dengan permukaan oklusal
gigi antagonis sehingga diperoleh oklusi
yang harmonis antara gigi asli dengan
artifisial gigitiruan atau antar artifisial.
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi