Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KMB I PART 3
KELOMPOK III
1. RIDHA SISWANTI
2. RIZKA RAHMI
3. SALMA DONA
4. SUARNIDA
5. WIWIT HARDIANI
6. EKA PUSLINA
BUKIT TINGGI
2019
1
2
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Hipertensi
darah sistolik yang lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan
tekanan darah diastolik yang lebih besar atau sama dengan 90mmHg.
rata.
B. Etiologi Hipertensi
(Dunitz, 2001).
2. Kegemukan (Obesitas).
3. Kebiasaan merokok.
pembulu darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembulu darah
yang kuat ini akan menyempitkan pembulu darah dan memaksa jantung
untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu,
4. Kurang berolahraga.
yang lebih tingi sehingga otot jantung harus bekerja lebih keras pada tiap
kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung memompa maka makin
lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam
1. Jantung
(Sloane, 1994)
1) Dinding jantung
a) Epikardium
b) Miokardium
c) Endokardium
2) Ruang Jantung
a) Atrium kanan
ventrikel kanan.
b) Atrium kiri
c) Ventrikel kanan
d) Ventrikel kiri
berkontraksi.
meninggalkan jantung.
e) Katup jantung
a. Arteri
subklavia: terdiri dari dekstra yaitu cabang dari arteri anonima dan sinitra
cabang dari arkus aorta, arteri Rongga perut terdiri dari : arteri seliaka, A.
b. Aorta
diafragma, turun ke abdomen. Jalan arteri ini terdiri dari 3 bagian yaitu
aorta asenden, arkus aorta dan aorta desenden. Aorta asenden mempunyai
c. Vena
darah dari alat-alat tubuh kembali ke jantung. Vena terbesar adalah vena
10
pulmonalis. Pembuluh darah vena yang terdapat dalam tubuh yaitu, Vena
yang bermuara pada vena cava superior yaitu vena aurikularis posterior,
tonsil dan palatum, vena punggung, vena yang bermuara pada vena cava
gerak atas dan vena anggota gerak bawah. Vena berfungsi membawa
d. Kapiler
1. Kapiler arteri
2. Kapiler vena
2005).
11
D. Patofisiologi hipertensi
Resistance. Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut yang
sistem reaksi cepat seperti refleks kardiovaskuler melalui sistem saraf, refleks
kemoreseptor, respon iskemia, susunan saraf pusat yang berasal dari atrium,
garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam berlebihan. Peningkatan
oleh konsentrasi sel otot halus yang terdapat pada arteriol kecil.
Penderita hipertensi tinggi renin memiliki kadar renin tinggi akibat jumlah
13
hipertrofi dan proliferasi otot polos vaskular. Kadar renin dan angiotensin
Sedangkan pada pasien rendah renin, akan mengalami retensi natrium dan
air yang mensupresi sekresi renin. Hipertensi rendah renin akan diperburuk
dengan asupan tinggi garam (Chris at al, 2010) Jantung harus memompa
secara kuat dan menghasilkan tekanan lebih besar untuk mendorong darah
(Wibowo, 2011).
kemudian oleh hormon renin yang diproduksi ginjal akan diubah menjadi
tekanan darah.
terletak di pusat vasomotor pada medula otak. Dari pusat vasomotor ini
dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
E. Manifestsi klinis
saraf pusat
kapiler
F. Klasifikasi hipertensi :
batasan baru untuk klasifikasi tekanan darah, <120/80 mmHg adalah batas
resiko tinggi untuk terkena hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke
kondisi ini lebih awal, hingga tidak berkembang menjadi kondisi yang
lebih parah.
19
b. Berdasarkan Etiologinya
2. Hipertensi Sekunder
3. Krisis Hipertensi
atau keparahan target organ. Hipertensi ini ditandai nilai tekanan darah
yang tinggi yaitu ≥ 180 mmHg/120 mmHg dan ada atau tidaknya
kerusakan berat dari organ sasaran yang disebabkan oleh satu atau lebih
G. Tes diagnostik
kasus hipertensi yang menyerang organ ginjal, hasil gula darah puasa
urin.
(Yogiantoro, 2006).
H. Penatalaksanaan medis
1. Penatalaksanaan farmakologis
a. Terapi Tunggal
kurang dari 20 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan kurang darah
22
sistolik dan kurang dari 10 mmHg untuk tekanan darah diastolik. Hal
sasaran<140/90 mmHg.
b. Terapi Kombinasi
I. Komplikasi
Salah satu alasan mengapa kita perlu mengobati tekanan darah tinggi adalah
a. Stroke
embolisasi dari jantung dan arteri besar. Sisanya 20% disebabkan oleh
hubungan antara nilai tekanan darah dan stroke. Kekuatan yang lebih
rendah ini menunjukan adanya factor – factor resiko lain yang dapat
c. Gagal jantung
enam kali lebih besar untuk menderita gagal jantung dari pada penderita
24
decade.
tekanan darah yang tinggi. Pada akhirnya peningkatan massa otot melebihi
e. Penyakit vaskular
f. Retinopati
kadang-kadang setinggi 180 mmHg atau bahkan lebih) cairan mulai bocor
kabur, dan bukti nyata pendarahan otak yang sangat serius, gagal ginjal
g. Kerusakan ginjal
arteri – ginjal kecil. Pada hipertensi yang tidak parah, kerusakan ginjal
a) Identitas
Nama, umur (lebih sering terjadi pada pasien umur 45 tahun keatas),
Dx medik.
26
b) Keluhan Utama
Pasien merasakan nyeri pada daerah kepala dan tengkuk, pada kasus
dispnea.
c) Riwayat kesehatan
d) Riwayat Psikososial
menjadi ansietas, depresi, euphoria dan marah kronis. Dalam hal ini,
e) Riwayat spiritual
keadaan baik dikarenakan pada pasien ini seluruh sistem organ masih
gangguan spiritual.
f) ADL
1. Nurisi
diuretik.
2. Eliminasi
3. Personal hygine
4. Istirahat tidur
Aktivitas istirahat
stroke hemoragik
2. Sistem pengelihatan
3. Sistem pendengaran
4. Sistem wicara
5. Sistem pernafasan
cepat dan dangkal, adanya batuk dan terdapat sputum pada batuk
bunyi mengi.
6. Sistem kardiovaskuler
a. Sirkulasi perifer
frekuensi nadi pasien dapat mencapai > 100 x/menit, irama tidak
b. Sirkulasi jantung
7. Sistem hematologi
pembuluh darah.
Pada hipertensi ringan adanya rasa nyeri pada daerah kepala dan
negative.
9. Sistem pencernaan
abdomen.
sistem endokrin.
Turgor kulit buruk pada hipertensi berat dan adanya udema pada
2. Diagnosa keperawatan
inadekuat
33
jaringan
2010).
34
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Diangnosa medis hipertensi dan AKI. Tanggal Masuk rumah sakit 9 maret 2019
1. Idenitas klien
Paien dengan nama Ny. I jenis kelamin perempuan, usia 34 tahun beragama
2. Riwayat keperawatan
kepala. susah untuk makan, meriang, demam naik turun, pasien tampak
lebih kurang 5 menit. Pasien mengalami mual dan diikuti dengan keadaan
pasien yang sulit untuk bergerak, hal ini dapat dilihat dari kemampuan
Pasien memiliki oedema pada area tangan dan saat pengkajian didapatkan
: 22 x/menit
dengan keluhan lupus dan pasien juga memiliki riwaya penyakit ginjal.
Bagan 3.1
Keterangan :
: Laki-Laki
: Menikah
36
e. Tidak ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang menjadi faktor
f. Riwayat psikososial
5. Sistem kepercayaan :
3. Pola kebiasaan
a. Pola nutrisi
porsi makan tidak dihabiskan dirumah sakit pasien belum dapat dikaji pola
37
b. Pola eliminasi
warna urin kuning dan jumlah urin yang keluar sediki dan tidak ada
BAK dirumah lebih kurang 2 x sehari dan pengeluaran urin sedikit dengan
warna urin kuning dan tidak ada keluhan saat mengeluarkan urin. Dalam
tidak sama sekali dengan konsistensi feses padat, berbeda dengan keadaan
dirumah 2 x sehari dengan konsisensi padat dan tidak ada keluhan ketika
BAB.
38
c. Personal hygine
sehari dan hal tersebut dilakukan dengan dibantu oleh keluarga pasien
sehari.
Tidak ada perbedaan pola tidur dirumah dan dirumah dakit bagi pasien
dimana waktu tidur dirumah dan dirumah sakit pada pasien I dam yaitu 6-
e. Pola aktivitas
pasien dirumah tidak terkontrol dan menjadi faktor resiko penyakit yang
4. Pengkajian fisik
2014 didapakan hasil berat badan pasien 56 kg dengan tinggi badan 153
Frekuensi nafas pasien 20 x/menit suhu tubuh pasien dalam batas normal
b. Sistem pengelihatan
Posisi mata klien I simetris antara kiri dan kanan dengan kelopak mata
c. Sistem pendengaran
Keadaan daun telinga pasien simetris antara kiri dan kanan dengan kondisi
telinga tengah sedikit kotor, tidak terdapatnya cairan dalam telinga dengan
pada psien I.
d. Sistem wicara
e. Sistem pernafasan
Keadaan jalan nafas pasien baik, tidak mengalami sumbatan dari cairan
dan benda padat, tidak adanya penggunaan otot bantu nafas pada pasien
seputum, tidak adanya darah ketika pasien batuk dan suara nafas klien
vaskuler.
f. Sistem kardiovaskuler
Frekuensi nadi pasien 78 x/mnt dengan irama regular dan lemah dengan
dengan temperatur kulit 36,9 C. warna kulit gelap dengan adanya edema
g. Sirkulasi jantung
pasien yang diperiksa oleh penulis yaitu kecepatan denyut apical teratur
dengan bunyi jantung S1, S2 normal dengan irama teratur dan pasien tidak
h. Sistem hematologi
Pasien I mengalami nyeri atau pusing kepala dengan kualitas nyeri seperti
tertusuk benda tajam dan region nyeri di daerah frontal kepala dengan
skala nyeri 4 dan durasi waktu terjadinya nyeri lebih kurang 5 menit.
41
menit, reflex fisiologis pasien yang terdiri dari biceps dan triceps secara
berturut turut adalh fleksi dan ekstensi dan tidak adanya refleks patologis
yang terjadi.
j. Sistem pencernaan
yang berupa gigi utuh serta keadaan lidah bersih, pasien tidak mengalami
feses padat dan ketika dilakukan palpasi pada bagian abdomen tidak
k. Sistem Endokrin
didapatkan hasil tidak adnya pembesaran kelenjar tiroid dan tidak adanya
l. Sistem urogenital
BAK dengan warna urin kuning dan tidak adanya distensi kandung kemih,
m. Sistem integument
keadaan turgor kulit pasien baik dengan warna kulit gelap dan keadaan
kulit terdapat luka tidak ada dan gatal-gatal pada kuli tidak ada serta
kondisi kuli pasien baik. Tidak adanya kelainan pada kulit dan terjadinya
42
udem pada daerah kulit yang terpasan infus dan pada daerah ekstremitas
atas dan bawah, keadaan tekstur rambut pasien baik dan kebersihan
keadaan pasie yang lemah, yang ditandai dengan pasien sering berbaring
l. Data penunjang
25-11-2014 : 00:52
Tabel 3.1
B. Penatalaksanaan
1. Obat Parenteral
Tabel 3.2
2. Obat oral
Tabel 3.3
Analisa data
Tabel 3.4
2. DS: Pasien mengatakan mual muntah Intake dan output Nutrisi kurang
dan tidak nafsu makan tidakadekuat dari
kebutuhan
DO: Lidah pasien tampak kotor tubuh
Makan 3xsehari dengan porsi tidak
habis. Pasien tampak lemah
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. PERENCANAAN
N NIC
Diagnosa NOC Rasional
o
1 Nyeri akut Indikator Manajemen Nyeri :
berhubunga Pengendalian 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengetahui perkembangan
n dengan Nyeri: secara komprehensif termasuk nyeri dan tanda-tanda nyeri
agen cidera 1: Tidak pernah lokasi, karakteristik, durasi, sehingga dapat menentukan
biologi 2: Jarang frekuensi, kualitas dan faktor intervensi selanjutnya
3: Kadang-kadang presipitasi 2. Mengetahui respon pasien
terhadap nyeri
4: Sering
3. Menumbuhkan sikap saling
5: Selalu
2. Observasi reaksi nonverbal dari percaya
ketidaknyamanan
Outcomes: 3. Gunakan teknik komunikasi
1. Mengenali terapeutik untuk mengetahui 4. Dukungan yang cukup dapat
awitan nyeri pengalaman nyeri pasien menurunkan reaksi nyeri
2. Menggunakan pasien
tindakan 4. Bantu pasien dan keluarga 5. Menurukan rasa nyeri pasien
pencegahan untuk mencari dan menemukan
3. Melaporkan dukungan 6. Dapat menurukan tingkat nyeri
nyeri dapat 5. Kontrol lingkungan yang dapat pasien
dikendalikan mempengaruhi nyeri seperti 7. Mengetahui perkembangan
suhu ruangan, pencahayaan nyeri dan menentukan
Indikator Tingkat dan kebisingan intervensi selanjutnya
Nyeri: 6. Kurangi faktor presipitasi nyeri 8. Menurunkan ketegangan otot,
1: Sangat berat sendi dan melancarkan
2: Berat 7. Kaji tipe dan sumber nyeri peredaran darah sehingga dapat
3: Sedang untuk menentukan intervensi mengurangi nyeri
4: Ringan 9. Analgetik berfungsi sebagai
5: Tidak ada 8. Ajarkan tentang teknik non depresan system syaraf pusat
farmakologi sehingga mengurangi atau
Outcomes: menghilangkan nyeri
1. Ekspresi nyeri 10. Istirahat yang cukup dapat
9. Berikan analgetik untuk mengurangi rasa nyeri
46
N NIC
Diagnosa NOC Rasional
o
pada wajah mengurangi nyeri
2. Gelisah atau 11. Pasien tidak merasa cemas
ketegangan otot dan takut sebab-sebab nyeri
3. Durasi episode 10. Tingkatkan istirahat
nyeri
4. Merintih dan
menangis
5. Gelisah
11. Berikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab nyeri, 12. Menghindari kesalahan dalam
berapa lama nyeri akan pemberian obat
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari 13. Memastikan tidak terjadi
prosedur kesalahan dalam pemberian
obat
Medication Management 14. Informasi yang tepat
membantu dalam keefektifan
12. Ikuti lima benar obat intervensi
14. Monitortanda-tanda
vitaldanlaboratoriumnilaisebel 16. Sebagai acuan dalam
um pemberianobat, yang pemberian dosis obat yang
sesuai tepat
15. Bantupasien dalamminum 17. Menghindari kesalahan dalam
obat pemberian obat
18. Menghindari adanya
kemerahan, gatal-gatal dan
Penatalaksanaan Analgesik : efek lain dari konsumsi obat
16. Tentukan lokasi, karakteristik, yang salah
kualitas, dan derajat nyeri 19. Mengurangi nyeri yang
sebelum pemberian obat dirasakan sehingga dapat
17. Cek instruksi dokter tentang menentukan intervensi
jenis obat, dosis, dan selanjutnya
frekuensi 20. Mengetahui perubahan status
kesehatan setelah pemberian
18. Cek riwayat alergi obat
N NIC
Diagnosa NOC Rasional
o
pilihan/ keefektifan intervensi
19. Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
N NIC
Diagnosa NOC Rasional
o
kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
12. Meningkatkan
11. Kaji kemampuan pasien keseimbangan nutrisi
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan 13. Penurunan berat badan
Monitoring Nutrisi menunjukkan kebutuhan
12. BB pasien dalam batas nutrisi yang tidak adekuat
normal 14. Aktivitas yang baik dapat
meningkat intake masukan
13. Monitor adanya penurunan nutrisi
berat badan 15. Lingkungan yang nyaman
meningkatkan nafsu makan
14. Monitor tipe dan jumlah 16. Kulit kering menunjukkan
aktivitas yang biasa kurangnya cairan dalam
dilakukan tubuh
17. Menentukan intervensi lebih
15. Monitor lingkungan selama lanjut
makan 18. Mual muntah menurunkan
pemasukan dann
16. Monitor kulit kering dan memerlukan intervensi
perubahan pigmentasi 19. Meningkatkan pemasukan
oral
17. Monitor turgor kulit 20. Mengidentifikasi kekurangan
nutrisi
18. Monitor mual dan muntah
N NIC
Diagnosa NOC Rasional
o
penjagaan dalam memberikan suplay
5: mandiri energy tambahan pada pasien
4. Monitor pasien akan adanya dalam beraktivitas
kelelahan fisik dan emosi 4. Faktor emosi dapat
Outcomes: secara berlebihan menyebabkan terkurasnya
1. Berpartisipasi energy yang berlebih terutama
dalam aktivitas dari sisi psikologis pasien
fisik tanpa disertai 5. Monitor respon
peningkatan kardivaskuler terhadap 5. Aktivitas yang ditandai dengan
tekanan darah, nadi aktivitas (takikardi, disritmia, respon patologis dari
dan RR sesak nafas, diaporesis, pucat, kardiovaskuler menandakan
2. Mampu melakukan perubahan hemodinamik) adanya kelemahan fisik yang
aktivitas sehari hari 6. Monitor pola tidur dan lamanya patologik
(ADLs) secara tidur/istirahat pasien
mandiri 6. Tingkat tirah baring yang tinggi
3. Keseimbangan berpengaruh terhadap energy
aktivitas dan 7. Kolaborasikan dengan Tenaga yang dimiliki pasien untuk
istirahat Rehabilitasi Medik dalam beraktivitas
merencanakan progran terapi 7. Program terapi yang adekuat
yang tepat. memberikan dampak
8. Bantu klien untuk tercapainya rehabilitasi medis
mengidentifikasi aktivitas yang baik
yang mampu dilakukan 8. Aktivitas yang ringan dan dapat
dilakukan pasien merupakan
9. Bantu untuk memilih aktivitas terapi awal untuk latihan fisik
konsisten yang sesuai dengan pasien
kemampuan fisik, psikologi 9. Terapi aktivitas fisik yang baik
dan sosial. memberikan dampak yang baik
10. Bantu untuk mengidentifikasi terhadap latihan fisik pada
dan mendapatkan sumber pasien
yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan 10. Indentifikasi dini
11. Bantu untuk mendpatkan alat memberikan informasi yang
bantuan aktivitas seperti kursi tepat terhadap tindakan
roda, kruk keperawatan yang akan datang
11. Alat bantu mempermudah
12.Bantu untuk mengidentifikasi untuk membantu pasien dalam
aktivitas yang disukai melatih aktivitas fisik
N NIC
Diagnosa NOC Rasional
o
14. Bantu pasien/keluarga untuk yang efektif pada pasien
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas 14. Identifikasi dini terhadap
kelemahan fisik pada pasien
15. Sediakan penguatan positif membantu menemukan terapi
bagi yang aktif beraktivitas yang tepat pada pasien
D. IMPLEMENTASI
N Hari/ NO.
Implementasi Respon hasil Paraf
O tanggal Diagnosa
1. Sabtu 9 maret I 1. Mengkaji nyeri pada 1. Pasien mengatakan nyeri, nyeri
2019 pasien dengan sekala 3 di daerah kepala,
nyeri seperti ditusuk tusuk dengan
durasi 3 menit
2. TTV :
2. Mengkaji TTV pasien TD : 160/90 mmhg
T : 36,9 C
N : 78 x/menit
RR : 20 x/menit
3. Pasien tampak meringis
3. Mengobservasi respon
non verbal terhadap
nyeri 4. Pasien dapt melakukan teknik nafas
4. Mengajarkan tehnik dalam
nafas dalam 5. Pasien dapat melakukan teknik
5. Mengajarkan tehnik distraksi
distraksi 6. Obat keterolak 1 ampul berhasil
6. Kalaborasi pemberian diberikan
analgesic keterolak 1
ampul
2. II 1. Pasien mendapatkan masukan nutrisi
1. Mengkaji masukan dari infus, air putih dan makanan
nutrisi pasien 2. Pasien mengerti dan melakukan
instruksi perawat
2. Menganjurkan pasien 3. Makanan pasien tersedia sesuai
untuk menghabiskan keadaan pasien
makanan
3. Mengkalaborasikan
pemberian makanan 4. Obat ondan 1 ampul berhasil
rendah garam pada diberikan
ahli gizi
4. Mengkalaborasikan 5. RL 10 % dalam 20 tts/mnt berhasil
obat untuk diberikan
mengurangi mual
muntah (ondan 1 6. BB : 57 Kg
ampul)
5. Memberikan RL 10 %
1. Pasien berbaring di tempa tidur
6. Memonitor penurunan
3. III berat badan pasien 2. Pasien tidak menghabiskan porsi
makanan
1. Mengkaji respon 3. Pasien mengerti tentang anjuran
pasien terhadap tirah baring
aktivitas
52
2. Memonitor nutrisi
dan sumber energi 4. Pasien mengerti untuk melakukan
yang adekuat aktivitas yang ringan dan dapat
3. Melakukan instruksi dilakuka
tirah baring pada
pasien
4. Memberikan
dorongan pada pasien
untuk melakukan
aktivitas
53
CATATAN PERKEMBANGAN
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bersarkan data diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian
dengan teori. Beberapa tanda gejala dari peyakit hipertensi ditemukan saat
Ny. I adalah hipertensi ringan atau sekunder dan disebabkan oleh komplikasi
2. Diagnosa yang muncul pada Tn. Y dengan hipertensi sudah tepat menurut
fisik.
3. Perencanaan pada kasus ini telah dibuat sesuai dengan rencana keperawatn
4. Implementasi yang dilakukan sudah efektif dan telah dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Tidak ada tindakan pada Tn. Y pada
5. Evaluasi pada kasus Tn. Y dengan hipertensi yang terdiri dari 3 diagnosa
dimana pada diagnosa nyeri dalam waktu 3 hari belum mampu untuk
B. Saran
dapat bermanfaat:
1. Perawat
2. Rumah Sakit
mengontrol penyakit hipertensi baik untuk pasien rawat inap maupun pasien
rawat jalan.
3. Institusi pendidikan.
terhadapa pasien dengan hipertensi untuk dapat melakukan diit yang perlu
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth , 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah. Terjemahan
Suzanne C. Smeltzer. Edisi 8. Vol 8. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.
Barry, L.C. 2004, Implementing the New Guidelinees for Hypertension : JNC VII,
ADA, WHA-ISH, J Manag Care Pharm.,10 (5):18-25
Subardja, D. (2004) Obesitas Primer Pada Anak. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.
Yogiantoro M. (2006). “Hipertensi Esensial” dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I edisi IV.Jakarta: FK UI.
Sloane, E., 1994. Anatomy and Physiology: An Easy Learner. Jones and Bartlett
Publisher, Inc, USA.
Black, J.M, Hawks J.H, 2006, Medical Surgical Nursing, Clinical Management for
Positive Outcomes (8 Edition), Philadelpia: WB. Saunders Company
Corwin, Elizabeth J., 2001. Buku Saku PatofisiologI. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; hal 356
Gray, et al., 2005. Hipertensi. Lecturer Notes Kardiologi, Edisi ke-4, Jakarta:
Erlangga
Johnson, et al. 2014. Nursing oucomes classification, (Noc), Edisi 2. St. Louis :
Mosby.
Dongeoes, dkk. 2010. Nursing care plans, guidelines for individualizing client care
across the life span. I group press Co., Ltd : Thailand
58