Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
FILSAFAT HUKUM
TENTANG
PURE THEORY OF LAW
(TOERI HUKUM MURNI KELSEN)
Oleh :
AKSALMADI
BP. 1833.047
BAB I
PENDAHULUAN
dari teori hukum (teori hukum murni), kedua untuk merumuskan teori tersebut agar dapat
mencakup masalah-masalah dan institusi-institusi hukum terutama berkaitan dengan tradisi
dan suasana hukum sipil, anglo saxon.
Teori hukum umum menurut Kelsen adalah berguna untuk menerangkan hukum
positif sebagai bagian dari suatu masyarakat tertentu. Jadi teori ini berusaha untuk
menerangkan secara ilmiah tentang tata hukum tertentu yang menggambarkan komunitas
hukum terkait (misalnya: hukum Perancis, hukum Amerika dll). Ini berarti teori hukum
umum bekerja secara analisis komparatf dari sejumlah hukum positif yang berbeda-beda.
Kajian utama dari teori hukum umum adalah norma-norma hukum, unsur-unsur
hukum (norma tersebut), interrelasinya (hubungan antara berbagai tata hukum), tata hukum
sebagai satu kesatuan, strukturnya termasuk hukum dalam pluralitas tata hukum positif.
Disebut teori hukum murni karena teori ini tidak boleh dicemari oleh motif-motif
yang menggambarkan keinginan atau kepentingan baik individu atau kelompok dari si
pembentuk undang-undang. Jadi titik beratnya adalah substansi serta analisis struktur
hukum positif, bukan kepada kondidisi-kondisi atau penilaian moral atau politik
menyangkut tujuannya.
Kedua hal tersebut di atas di latar belakangi oleh dua hal yang menjadi pertimbangan
entitas (realita),yaitu:
1. Antara hukum disatu pihak yang dipandang hanya sebagai norma (rechts als norm) dan
hukum hukum sebagai kenyataan (rechts als feit) dengan masing-masing metode
pendekatan juridische dogmatisch disatu pihak berhadapan dengan metode jurisdische
histories in ruime zjin di lain pihak.
2. Hukum bersifat non analytical dan hukum bersifat analytical.
Pendapat di atas dikemukakan tentunya dengan beberapa alasan yang menjadi dasar
pertimbangan timbulnya istilah tersebut. Pendapat pertama memiliki latar belakang yang
diawali adanya suatu pemikiran atau asumsi bahwa hukum adalah bersifat imperatif
(pandangan yang bersifat dogmatis) dengan pendapat lain, hukum bersifat fakultatif.
Berangkat dari hal tersebut, maka teori hukum terbagi atas:
1. Seperangkat gagasan tentang bagaimana seharusnya kehidupan masyarakat atau gagasan
bagaimana seharusnya suatu bangunan hukum dalam masyarakat. Jadi teori ini berkaitan
dengan substantif dari suatu hukum yaitu lebih menekankan kepada kajian hukum
normatif. Para ahli hukum menyatakan teori hukum ini disebut teori hukum tradisional.
2. Seperangkat gagasan tentang bagaimana kenyataan hukum/perilaku kehidupan
masyarakat atau bagaimana hukum dalam kaitannya dengan interaksi masyarakat. Jadi
3
teori ini berkaitan dengan kenyataan hukum dalam bentuk perilaku, sikap, pendapat,
atau dengan kata lain yuridis empiris. Teori hukum ini disebut teori hukum modern.
Penulisan ini terdiri dari tiga bab. Bab I, Pendahuluan berisi latar belakang masalah
Teori Hukum Murni, Identifikasi masalah dan metodologi penulisan. Bab II, Pembahasan,
berisi tinjauan pustaka tentang sekilas mengenal Hans Kelsen dan Ajaran Hans Kelsen. Bab
III, Penutup, terdiri dari simpulan dan saran.
4
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
KESIMPULAN
Hans Kelsen ingin memurnikan hukum dari unsur-usnur pikiran yang filosofis-
metafisis, dan ingin memusatkan perhatianya pada teori hukum yang abstrak dengan
maksud untuk memperoleh Ilmu pengetahuan hukum yang murni. Pandangan Kelsen
tentang tata hukum sebagai suatu bangunan norma-norma yang disusun secara hierachis
yang disebut Stufenbau teori. Menurut teori ini, karena ada ikatan asas-asas hukum, hukum
menjadi suatu sistem, ilmu hukum memenuhi syarat sebagai ilmu dengan obyek yang bisa
ditelaah secara empirik, dengan analisa yang logis rational. Yang menjadi obyek studi
adalah hukum positif.
Hukum positip, menurut Hans Kelsen, harus dipahami sebagai suatu sistem norma.
Pemahaman ini penting artinya untuk mencegah terjadinya kontradiksi atau pertentangan
antara norma hukum yang lebih tinggi dengan norma hukum yang lebih rendah, sehingga
hukum dapat berguna bagi masyarakat. Norma-norma yang terkandung dalam hukum positif
harus dapat ditelusuri kembali sampai pada norma yang paling dasar yaitu Grundnorm.
7
DAFTAR PUSTAKA