Vous êtes sur la page 1sur 8

RESUME MATA KULIAH MANAJEMEN SUMBERDAYA

PESISIR DAN LAUT

Oleh :
Syafrei Adi Iskandar
26020216140106
Oseanografi

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Ir. Agus Anugroho Dwi Suryo P, MSi
NIP. 19590724 198703 1 003

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
Manajemen terdiri dari menentukan tujuan kemudian mengetahui karakteristiknya
dilanjjutkan dengan membuat rencana atau bisa disebut planning (harus inventarisasi dahulu
seperti melihat situasu dan evaluasi) yang terakhir yaitu dilakukannya suatu control untuk
mengontrol suatu system yang ada.
Fungsi manajemen terdiri atas 4 poin yaitu :
 Planning
 Organizing
 Actuating/Directing
 Controlling

Planning adalah bagaimana perusahaan menetapkan tujuan yang diinginkan dan


kemudian menyusun rencana strategi bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut. Manajer
dalam fungsi perencanaan harus mengkaji dan mengevaluasi berbagai rencana alternatif
sebelum memutuskan karena ini adalah langkah awal yang bisa berpengaruh secara total dalam
perusahaan kedepannya.Fungsi fungsi manajemen yang lain tidak akan bisa berjalan dengan
baik tanpa adanya perencanaan yang matang.

Kegiatan Fungsi Perencanaan


Ada beberapa aktivitas dalam fungsi perencanaan
 Menetapkan arah tujuan dan target bisnis
 Menyusun strategi untuk mencapai tujuan tersebut
 Menentukan sumber daya yang dibutuhkan
 Menetapkan standar kesuksesan dalam upaya mencapai tujuan

Syarat Fungsi Perencanaan


Perencanaan yang baik selayaknya memenuhi beberapa syarat syarat berikut:
 Mempunyai tujuan yang jelas
 Sederhana, tidak terlalu sulit dalam menjalankannya
 Memuat analisis pada pekerjaan yang akan dilakukan
 Fleksibel, bisa berubah mengikuti perkembangan yang terjadi
 Mempunyai keseimbangan, tanggung jawab dan tujuan yang selaras pada setiap
bagian
 Segala sesuatu yang tersedia bisa dipergunakan secara efektif serta berdaya guna
Manfaat Fungsi Perencanaan
Beberapa manfaat dari adanya fungsi perencanaan, diantaranya :
 Bisa membuat pelaksanaan tugas jadi tepat dan kegiatan pada tiap-tiap unit akan
lebih terorganisir kearah tujuan yang sama
 Dapat menghindari kesalahan yang mungkin akan terjadi
 Memudahkan pengawasan
 Menjadi pedoman dasar di dalam menjalankan kegiatan

Organizing (fungsi perencanaan) adalah pengaturan sumber daya manusia dan


sumber daya fisik yang dimiliki agar bisa menjalankan rencana-rencana yang sudah diputuskan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Fungsi pengorganisasian mengelompokkan semua orang, alat, tugas dan wewenang
yang ada dijadikan satu kesatuan yang kemudian digerakkan melaksanakan apa yang sudah
direncanakan sebelumnya.
Kegiatan Organizing
 Mengalokasikan sumber daya, menyusun dan menetapkan tugas-tugas serta
menetapkan prosedur yang diperlukan
 Menetapkan struktur perusahaan yang menunjukkan adanya garis kewenangan
dan tanggung jawab
 Merekrut, menyeleksi, dan melakukan pelatihan serta pengembangan tenaga
kerja
 Menempatkan tenaga kerja pada posisi yang pas dan paling tepat.

Unsur Unsur Organizing


 Sekelompok orang yang diarahkan untuk bekerja sama
 Melakukan kegiatan yang sudah ditetapkan
 Kegiatan yang diarahkan untuk mencapai tujuan

Manfaat Organizing
 Pembagian tugas-tugas bisa sesuai dengan kondisi perusahaan
 Menciptakan spesialisasi saat menjalankan tugas
 Personil dalam perusahaan mengetahui tugas apa yang akan dijalankan.
Fungsi Organizing
 Pendelegasian wewenang dari manajemen puncak kepada manajemen
pelaksana.
 Adanya pembagian tugas yang jelas.
 Mempunyai manajer puncak yang profesional untuk bisa mengkoordinasikan
semua kegiatan yang dilakukan

Directing alias fungsi pengarahan adalah upaya untuk menciptakan suasana kerja
dinamis, sehat agar kinerjanya lebih efektif dan efisien.
Beberapa kegiatan pada fungsi pengarahan :
 Membimbing dan memberi motivasi kepada pekerja supaya bisa bekerja secara
efektif dan efisien
 Memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan
 Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan

Fungsi terakhir dari 4 fungsi manajemen adalah fungsi pengendalian, fungsi


pengendalian/controlling adalah upaya untuk menilai suatu kinerja yang berpatokan kepada
standar yang telah dibuat, juga melakukan perbaikan apabila memang dibutuhkan.
Kegiatan pada fungsi pengendalian misalnya:
 Mengevaluasi keberhasilan dan target dengan cara mengikuti standar indikator
yang sudah ditetapkan
 Melakukan klarifikasi dan koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan
 Memberi alternatif solusi yang mungkin bisa mengatasi masalah yang terjadi.

Controlling akan berjalan efektif dengan memperhatikan hal hal berikut :

 Routing (jalur), manajer menetapkan cara atau jalur supaya bisa dengan mudah
mengetahui letak dimana suatu kesalahan sering terjadi.
 Scheduling (penetapan waktu), Manajer menetapkan kapan semestinya
pengawasan harus dijalankan. Kadang-kadang, pengawasan yang terjadwal
mungkin tidak efisien dalam menemukan suatu kesalahan, dan sebaliknya,
sesuatu yang dijalankan secara mendadak malah lebih berguna.
 Dispatching (perintah pelaksanaan), adalah pengawasan yang berupa suatu
perintah pelaksanaan pada pekerjaan. Tujuannya supaya suatu pekerjaan bisa
selesai tepat waktu. Perintah bisa membuat sebuah pekerjaan bisa terhindar dari
kondisi yang terkatung katung, dan pada ujungnya apabila terjadi kesalahan,
bisa dengan mudah diidentifikasi siapa yang melakukan kesalahan
 Follow Up (tindak lanjut), Manajer mencarikan solusi apabila terdapat
kesalahan yang ditemukan. Tindak lanjut bisa dengan memberikan peringatan
terhadap pihak yang sengaja atau tidak sengaja melakukan kesalahan dan
memberikan petunjuk supaya kesalahan yang sama tidak akan terulang kembali
Pengembangan wilayah sangat bergantung kepada potensi sumber daya alam, ekonomi,
kondisi sosial budaya, dan infrastruktur yang dimiliki oleh suatu wilayah. Konsep
pengembangan wilayah terdiri atas konsep pengembangan wilayah berbasis karakteristik
sumber daya, konsep pengembangan wilayah berbasis penataan ruang, konsep pengembangan
wilayah terpadu, dan konsep pengembangan wilayah berbasis kelompok (cluster).

1. Konsep Pengembangan Wilayah Berbasis Karakteristik Sumber Daya

Pengembangan wilayah dapat dilakukan berdasarkan karakteristik sumber daya yang


dimiliki oleh suatu wilayah. Dengan memperhatikan sumber daya yang dimiliki, maka dapat
ditentukan arahan pengembangan wilayah yang paling tepat. Konsep pengembangan wilayah
berbasis karakteristik sumber daya masih dapat diklasifikasikan lagi menjadi pengembangan
wilayah berbasis sumber daya, pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan,
pengembangan wilayah berbasis efisiensi, dan pengembangan wilayah berbasis pelaku
pembangunan.

Terdapat beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam konsep pengembangan


wilayah berbasis sumber daya, di antaranya sebagai berikut.

A. Bagi wilayah yang memiliki banyak sumber daya manusia, namun sumber daya
alamnya terbatas, strategi pengembangan yang tepat adalah dengan menciptakan
lapangan kerja yang bersifat padat karya dan melakukan pengiriman tenaga kerja ke
wilayah lain.
B. Bagi wilayah yang memiliki keindahan alam serta seni budaya, strategi pengembangan
yang tepat adalah dengan diarahkan untuk mengembangkan sektor kepariwisataan
beserta sarana dan prasarana pendukungnya.
C. Bagi wilayah yang memiliki sumber daya alam melimpah, strategi pengembangan yang
tepat adalah dengan melakukan ekspor ke wilayah lain, baik berupa bahan mentah
maupun bahan setengah jadi.
D. Bagi wilayah yang memiliki keterbatasan manajemen, strategi pengembangan yang
tepat adalah dengan diarahkan membangun sistem kelembagaan yang kuat dan
manajemen yang baik.

Konsep pengembangan wilayah berbasis efisiensi merupakan pengembangan wilayah


melalui pembangunan di bidang ekonomi dengan porsi yang lebih besar dibandingkan bidang-
bidang yang lain. Pembangunan ekonomi dilaksanakan dalam rangka menghadapi pasar bebas
(pasar persaingan sempurna). Sementara itu, dalam konsep pengembangan wilayah berbasis
pelaku pembangunan, pengembangan wilayah mengandalkan peranan setiap pelaku
pembangunan dalam bidang ekonomi sebagai fokus utama dalam pengembangan wilayah.
Pelaku pembangunan dapat berupa usaha kecil/ rumah tangga (household), lembaga keuangan
(financial institution), lembaga bukan keuangan (nonfinancial institution), usaha lembaga
sosial (nonprofit institution), dan pemerintah (government).

2. Konsep Pengembangan Wilayah Berbasis Penataan Ruang

Konsep pengembangan wilayah berbasis penataan ruang dilakukan berdasarkan


penataan ruang wilayah provinsi dan wilayah kabupaten. Konsep ini terdiri atas konsep pusat
pertumbuhan dan konsep integrasi fungsional. Pusat pertumbuhan dapat ditetapkan melalui
penataan ruang wilayah. Suatu tempat yang ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan sebaiknya
merupakan suatu wilayah yang memiliki infrastruktur yang baik. Hal ini dimaksudkan agar
dapat menghemat investasi prasarana dasar sehingga sektor unggulan dapat dikembangkan
dengan cepat. Setelah itu, pengembangan untuk wilayah di sekitarnya diharapkan melalui
proses tetesan ke bawah. Di Indonesia, konsep ini diimplementasikan dalam bentuk kawasan
andalan. Kawasan andalan ditetapkan dengan maksud sebagai wilayah yang dapat
menggerakkan perekonomian wilayah di sekitarnya melalui pengembangan sektor-sektor
unggulan.

Konsep integrasi fungsional adalah konsep pengembangan wilayah berbasis penataan


ruang yang mengutamakan adanya integrasi antara berbagai pusat pertumbuhan untuk saling
melengkapi. Konsep ini menyatakan bahwa suatu wilayah memiliki hierarki (tingkatan atau
jenjang) yang harus dikembangkan secara menyeluruh sesuai dengan porsi masing-masing
wilayah. Konsep ini dikembangkan dalam konsep center-periphery, yaitu konsep integrasi
fungsional yang dimaksudkan agar terjadi ikatan yang kuat ke depan maupun ke belakang dari
suatu proses pengembangan wilayah.

Proses alam mempengaruhi geomorfologi


1. Proses-Proses Geomorfik
Proses-proses geomorfik adalah semua perubahan fisik dan kimia yang terjadi akibat
proses-proses perubahan muka bumi. Secara umum proses-proses geomorfik tersebut
adalah sebagai berikut :
a Proses-proses epigen (eksogenetik) :
 Degradasi ; pelapukan, perpindahan massa (perpindahan secara gravity), erosi
(termasuk transportasi) oleh : aliran air, air tanah, gelombang, arus, tsunami),
angin, dan glasier.
 Aggradasi ; pelapukan, perpindahan massa (perpindahan secara gravity), erosi
(termasuk transportasi) oleh : aliran air, air tanah, gelombang, arus, tsunami),
angin, dan glasier.
 Akibat organisme (termasuk manusia)
b Proses-proses hipogen (endogenetik)
 Diastrophisme (tektonisme)
 Vulkanisme
c Proses-proses ekstraterrestrial,
misalnya kawah akibat jatuhnya meteor.

1.1 Proses Gradasional

Istilah gradasi (gradation) awalnya digunakan oleh Chamberin dan Solisbury


(1904) yaitu semua proses dimana menjadikan permukaan litosfir menjadi level yang
baru. Kemudian gradasi tersebut dibagi menjadi dua proses yaitu degradasi
(menghasilkan level yang lebih rendah) dan agradasi (menghasilkan level yang lebih
tinggi).

Tiga proses utama yang terjadi pada peristiwa gradasi yaitu :

 Pelapukan, dapat berupa disentrigasi atau dekomposisi batuan dalam suatu


tempat, terjadi di permukaan, dan dapat merombak batuan menjadi klastis.
Dalam proses ini belum termasuk transportasi.
 Perpindahan massa (mass wasting), dapat berupa perpindahan (bulk transfer)
suatu massa batuan sebagai akibat dari gaya gravitasi. Kadang-kadang
(biasanya)efek dari air mempunyai peranan yang cukup besar, namun belum
merupakan suatu media transportasi.
 Erosi, merupakan suatu tahap lanjut dari perpindahan dan pergerakan masa
batuan. Oleh suatu agen (media) pemindah. Secara geologi (kebanyakan)
memasukkan erosi sebagai bagian dari proses transportasi.

Secara umum, series (bagian/tahapan) proses gradisional sebagai berikut


landslides (dicirikan oleh hadirnya sedikit air, dan perpindahan massa yang besar),
earthflow (aliran batuan/tanah), mudflows (aliran berupa lumpur), sheetfloods,
slopewash, dan stream (dicirikan oleh jumlah air yang banyak dan perpindahan massa
pada ukuran halus dengan slopeyang kecil).

1.2 Proses Diastromisme dan Vulkanisme

Diastromisme dan vulkanisme diklasifikasikan sebagai proses hipogen atau


endapan karena gaya yang bekerja berasal dari dalam (bagian bawah) kerak bumi.
Proses-proses diastropik dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu :

 orogenik (pembentukkan pegunungan)


 epirogenik (proses pengangkatan secara regional).

Vulkanisme termasuk pergerakan dari larutan batuan (magma) yang menerobos


ke permukaan bumi. Akibat dari pergerakan (atau penerobosan) magma tersebut akan
memberikan kenampakan yang muncul di permukaan berupa badan-badan intrusi, atau
berupa deomal folds (lipatan berbentuk dome) akibat terobosan massa batuan tersebut),
sehingga perlapisan pada batuan di atasnya menjadi tidak tampak lagi atau telah
terubah.

Hal lain yang dapat mempercepat proses ialah :

a. penggundulan hutan
b. adanya perubahan iklim
c. pembuatan bendungan
d. gelombang (sebagai daya penghancur : dapat merusak morfologi karena
energi gelombang
e. longshore current
f. pasang surut

Vous aimerez peut-être aussi