Vous êtes sur la page 1sur 6

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI TERHADAP


PERUBAHAN INDEKS MASSA TUBUH PADA ORANG DENGAN HIV-
AIDS (Studi di Kelompok Dukungan Sebaya Arjuna Plus Semarang)

Athiyah, Siti Fatimah Pradigdo, Suyatno


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
e-mail: little.athiyah@yahoo.com

Abstract : People with HIV-AIDS (known as ODHA in Indonesia) have decreased


immune system continuously accompanied by worsening their nutritional condition
stated in the Body Mass Index (IMT). Guava leaves contain flavonoids, tannins
17.4%, phenolics 575.3 mg / g, and essential oils. Guava leaf is another alternative
as a source of antioxidants derived from compounds contained in guava leaves. The
purpose of this study to analyze the effect of guava leaf extract to IMT on PLWHA in
Arjuna Plus KDS Semarang.There by Quasi Experimental with Non Equivalent
Control Group Design is used. Two groups are conducted for this study. The first is
the control group without any guava leaf extract supplement, while the second group
(intervention group) is given one capsule of guava leaf extract supplement/day
during 20 days. 25 Respondents for each group were chosen by purposive sampling
technic and have to meet its criteria. Respondents’ nutritional status are measured
by body mass index and 24 hours recall of their daily nutritional intake. Different tests
using Mann Whitney, Independent T-test, and Dependent T-test. The results showed
no significant difference of IMT changes between the two groups (p = 0.182) but an
increase in BMI by 0.07 ± 0.48 in the intervention group. IMT changes did not rise
72% in the control group and 48% in the intervention group. Factors that can not be
controlled in this study is the length of a person suffering from HIV.

Keyword : body mass index, guava leaf extract, people with HIV-AIDS, peer support
group, HIV periode

Pendahuluan Acquired Immunodeficiency Syndrome


Human Immunodeficiency Virus atau yang disebut AIDS.1
atau yang disebut dengan HIV Perkembangan kasus HIV yang
merupakan masalah besar pada masih tinggi menjadi ancaman baik di
kesehatan yang masih dihadapi oleh dunia maupun di indonesia.
banyak negara di dunia. Virus yang Prevalensi kasus HIV di dunia pada
menginfeksi dan merusak fungsi sel- tahun 2016 sebesar 4,95%.2
sel sistem kekebalan tubuh utamanya Sedangkan prevalensi di Indonesia
CD4+ dan makrofag akan pada tahun 2017 sebesar 0.04%.
menyebabkan penurunan kekebalan Dilaporkan infeksi HIV tertinggi tahun
tubuh. Imunitas dan status gizi 2017 pada kelompok umur 25-49
berhubungan dengan erat, individu tahun yaitu sebanyak 69,6%,
dengan status gizi yang buruk akan Prevalensi kasus HIV di Provinsi Jawa
mempercepat laju penyakit menjadi Tengah pada tahun 2017 sebesar
0,03%. Prevalensi kasus HIV Kota

176
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Semarang berdasarkan data dari dengan cara purposive sampling.


Yayasan Sehat Peduli Kasih Variable independent adalah
Semarang yaitu sebesar 0,78%.3 pemberian suplemen ekstrak daun
Kondisi seseorang dengan HIV dan jambu biji dan asupan zat gizi yang
diperparah dengan keadaan AIDS meliputi tingkat kecukupan energi,
berdampak terhadap kesejahteraan protein, vitamin C, dan seng
dan kesehatan pasien.4 sedangkan variabel dependen adalah
Daun jambu biji mengandung status gizi yang dinyatakan dalam
flavonoid, tannin 17,4%, fenolat 575,3 Indeks Massa Tubuh (IMT).
mg/g, dan minyak atsiri. Daun jambu Sampel penelitian adalah 50
biji merupakan alternatif lain sebagai responden dengan 25 responden
sumber antioksidan yang berasal dari kelompok intervensi yang diberi
senyawa yang terkandung dalam ekstrak daun jambu biji dan 25
daun jambu biji.5 Antioksidan memiliki respoden kelompok kontrol yang tidak
kaitan yang erat dengan sistem imun diberi ekstrak daun jambu biji.
karena senyawa antioksidan dapat Pemberian ekstrak daun jambu biji 1
melindungi sel-sel imun terhadap kapsul/hari selama 20 hari.
kerusakan yang diakibatkan oleh Pengukuran IMT dilakukan
radikal bebas sehingga sistem imun diawal sebelum perlakuan dan diakhir
dapat berfungsi dengan optimal.6 setelah perlakuan pada kedua
Imunitas dipengaruhi status gizi kelompok. Data dianalisis dengan uji
juga. Seseorang yang mengalami beda menggunakan Mann Whitney,
malnutrisi sering disertai dengan Independent T-test, dan Dependent T-
kejadian infeksi, tubuh tidak akan test.
membentuk pertahanan imunitas yang
baik dalam keadaan malnutrisi. Infeksi Hasil dan Pembahasan
sendiri sering menurunkan nafsu A. Hasil
makan sehingga membawa pada Tabel 1 Gambaran Variabel Penelitian
status gizi yang lebih buruk.7 Kelom Kelomp
Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) pok ok
Variabel
Arjuna Plus Semarang merupakan Kontr Interven
Penelitian
salah satu KDS di Semarang yang ol si
aktif. Berdasarkan tersebut peneliti % %
tertarik untuk menganalisis pengaruh Usia
pemberian ekstrak daun jambu biji 1=
terhadap IMT pada ODHA di KDS Dewasa
Arjuna Plus Semarang. muda 12 0
(20-25
Metode tahun)
Penelitian ini merupakan 2=
penelitian quasi experimental dengan Dewasa
rancangan non equivalent control tua (25- 88 100
group di lakukan di Semarang pada 60
tahun 2018. Sampel yaitu penderita tahun)
HIV yang menjadi anggota KDS Jenis
Arjuna Plus Semarang dan dipilih Kelamin

177
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

1= Laki- pada kelompok intervensi 68% ≥4,5


64 48
laki tahun.
2= Tabel 2 Uji Beda Rerata Variabel
Perempu 36 52 Penelitian
an Kelom
N X ± SD Sig.
Perubahan pok
IMT -
1= Tidak 2 p=0,1
72% 48% Peruba Kontrol 0,14±0
Naik 5 82
han ,49
2= Naik 28% 52% IMT Interve 2 0,07±0
Lama HIV nsi 5 ,48
1= ≥4,5 2 4,32±3
32% 68% Kontrol
tahun Lama 5 ,24
2= <4,5 HIV Interve 2 5,60±2 p=0,0
68% 32%
tahun nsi 5 ,36 32
Responden pada penelitian ini Tidak beda secara signifikan
rata-rata pada kelompok kontrol 88% perubahan IMT atara kedua kelompok
dan kelompok intervensi 100% (p=0,182) namun peningkatan IMT
merupakan dewasa tua. Rata-rata sebesar 0,07±0,48 pada kelompok
jenis kelamin pada kelompok kontrol intervensi. Ada perbedaan lama
64% laki-laki dan pada kelompok seseorang menderita HIV antara
intervensi 52% perempuan. Rata-rata kelompok kontrol dan intervensi
perubahan IMT pada kelompok kontrol (p=0,032) yang artinya lama HIV
72% tidak naik dan pada kelompok mempengaruhi perubahan IMT antara
intervensi 52% naik. Rata-rata lama kedua kelompok.
seseorang menderita HIV pada
kelompok kontrol 68% <4,5 tahun dan
B. Pembahasan ODHA, semakin lama pasien
Lama seseorang menderita HIV menderita HIV maka akan semakin
pada penelitian ini merupakan faktor rentan pasien terkena berbagai
yang tidak dapat dikendalikan komplikasi penyakit dari yang ringan
sehingga perlu dilakukannya uji. hingga yang berat. Hal ini juga
Perubahan IMT yang belum berbeda didukung dengan uji hubungan antara
bermakna (p=0,182) namun ada lama HIV dengan perubahan IMT
kecenderungan peningkatan IMT pada kelompok kontrol (r=-0,046) dan
0,07±0,48 kg/m2 pada kelompok intervensi (r=-0,027) bahwa semakin
intervensi yang diberikan ekstrak daun lama seseorang menderita HIV
jambu biji selama 20 hari. semakin buruk (turun) status gizinya.
Peningkatan IMT dimungkinkan dapat Perubahan IMT tidak naik sebesar
terjadi karena lama seseorang 72% atau sebanyak 18 responden
menderita HIV (p=0,032). Lama HIV terjadi pada ODHA dengan lama
yang dimaksud adalah akumulasi menderita HIV selama ≥4,5 tahun
waktu dalam tahun mulai sedangkan 48% atau sebanyak 12
terdeteksinya menderita HIV hingga responden terjadi pada ODHA dengan
saat ini. Lama pasien menderita HIV lama menderita HIV <4,5 tahun.
berpengaruh terhadap kesehatan

178
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Status gizi penderita HIV-AIDS melindungi sel-sel imun terhadap


sangat dipengaruhi oleh kebutuhan kerusakan yang diakibatkan oleh
dan asupan zat gizi. Asupan zat gizi radikal bebas sehingga sistem imun
yang tidak memenuhi kebutuhan dapat berfungsi dengan optimal.6
akibat infeksi HIV akan menyebabkan Imunitas dipengaruhi status gizi juga.
kurang gizi yang bersifat multifaktoral Seseorang yang mengalami malnutrisi
antara lain karena kehilangan nafsu sering disertai dengan kejadian
makan, gangguan penyerapan sari infeksi, tubuh tidak akan membentuk
makanan pada alat pencernaan, pertahanan imunitas yang baik dalam
hilangnya cairan tubuh akibat muntah keadaan malnutrisi. Infeksi sering
dan diare, gangguan metabolisme zat menurunkan nafsu makan sehingga
gizi, infeksi oportunistik dan penyakit membawa pada status gizi yang lebih
lain penyerta HIV-AIDS.6 buruk. 7
Faktor lain yang dimungkinkan Minyak atsiri dapat
menyebabkan peningkatan IMT pada meningkatkan nafsu makan. Nafsu
kelompok intervensi yaitu peran dari makan merupakan keadaan yang
senyawa yang terkandung dalam mendorong seseorang untuk
ekstrak daun jambu biji. Daun jambu memuaskan keinginan untuk makan
biji mengandung flavonoid, tanin selain rasa lapar. Seseorang yang
sebesar 17,4%, fenolat sebesar 575,3 mengalami gangguan nafsu makan
mg/g, dan minyak atsiri. Flavonoid, dapat dikatakan gagal memenuhi
tanin, dan fenolat merupakan asupan makan dan minumnya
senyawa yang dapat berperan sebgai sehingga kebutuhan nutrisi gagal
antioksidan. Senyawa antioksidan terpenuhi. Nafsu makan juga erat
memiliki peran yang sangat penting kaitanya dengan berat badan,
bagi kesehatan, mengurangi risiko kurangnya nafsu makan seseorang
terhadap penyakit degeneratif. dapat mengakibatkan tidak idealnya
Antioksidan adalah zat yang dapat berat badan. Penderita gangguan
menetralkan radikal bebas sehingga nafsu makan biasanya diikuti dengan
atom dengan elektron yang tidak penurunan berat badan yang cukup
berpasangan mendapat pasangan drastis sehingga memiliki berat badan
elektron. Antioksidan telah terbukti dibawah normal.8
memiliki aktivitas anti-HIV pada sel Tidak adanya beda perubahan
monosit yang telah terinfeksi kronis. IMT terhadap kedua kelompok
Ketika pertahanan antioksidan penelitian kemungkinan disebabkan
melemah, sel-sel tubuh dan jaringan sampel penelitian yang terlalu sedikit
menjadi lebih rentan untuk mengalami sehingga belum dapat
disfungsi dan/atau penyakit. Maka dari menggambarkan keadaan populasi
itu, mempertahankan kadar mengenai perubahan IMT, dosis dan
antioksidan pada tingkat adekuat dan lama pemberian intervens. Lama
tidak berlebih merupakan hal yang pemberian intervensi yang yang relatif
penting dalam mempertahankan pendek belum mampu memberikan
kesehatan tubuh.6 dampak yang besar terhadap
Antioksidan memiliki kaitan yang perubahan IMT.
erat dengan sistem imun karena
senyawa antioksidan dapat

179
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dari satu kali agar


KESIMPULAN DAN SARAN terhindar dari bias.
A. Kesimpulan c. Sampel yang diambil
1. Lama seseorang menderita pada penelitian lebih
HIV pada kelompok kontrol banyak lagi dan waktu
sebanyak 32% responden pemberian intervensi
menderita HIV selama ≥4,5 dapat dilakukan dalam
tahun, sedangkan pada jangka waktu yang lebih
kelompok intervensi terdapat lama.
68% responden yang d. Perlu dilakukannya uji
menderita HIV selama ≥4,5 lebih mendalam terhadap
tahun. kandungan gizi ekstrak
2. Perubahan IMT antara daun jambu biji.
kelompok kontrol dan
intervensi tidak berbeda DAFTAR PUSTAKA
secara signifikan (p=0,182), 1. Hardinsyah, Supariasa IDN. Ilmu
namun pada kelompok gizi. Jakarta: Buku Kedokteran
intervensi terdapat kenaikan EGC; 2017.
IMT sebesar 0,07 kg/m2. 2. WHO. Global Health Observatory
B. Saran GHO data : HI AIDS Internet .
1. Bagi KDS Arjuna Plus 2016 [cited 2018 Mar 16].
Semarang Available from:
a. Penambahan asupan zat http://www.who.int/gho/hiv/en/
gizi harian perlu 3. Yayasan Sehat Peduli Kasih.
ditingkatkan utamanya Tabel dan grafik dukungan
konsumsi makanan Kota Semarang Februari 2018.
dengan energi, protein, Semarang; 2018.
vitamin C, dan seng yang 4. Pardita DPY, Sudibia IK.
cukup. Analisis dampak sosial,
b. Perlu adanya kegiatan ekonomi, dan psikologis
khusus untuk pembantau penderita HIV AIDS di Kota
status gizi (IMT) ODHA, Denpasar. J Bul Stud Ekon.
sehingga mampu 2014;19(2).
meningkatkan status gizi 5. Soegijanto S, Azhali M,
(IMT) ODHA. Tumbelaka A. Uji klinik
2. Bagi peneliti selanjutnya multisenter sirup ekstrak daun
a. Peneliti menyarankan jambu biji pada penderita
kepada peneliti demam berdarah dengue.
selanjutnya agar dapat Medicinus. 2010;23(1).
melakukan penelitian 6. Puertollano M, Puertallano E,
yang lebih mendalam Cienfuegos G, Pablo M.
kepada ODHA dengan Dietary antioxidants: immunity
melihat faktor stres pada and host defense. Curr Top
ODHA. Med Chem.
b. Pengambilan food recall 2011;11(14):1752–66.
24 jam dilakukan lebih

180
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

7. Supariasa IDN, Bakri B FI. outcomes of children with


Penilaian status gizi (edisi pediatric feeding disorders
revisi). Jakarta: Buku treated in an intensive
Kedokteran EGC; 2013. interdisciplinary program. J
8. Greer A, Gulotta C, Masler E, Pediatr Psychol.
Laud R. Caregiver stress and 2007;33(6):612–20.

181

Vous aimerez peut-être aussi