Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.2 Etiologi
Waktu terjadinya kerusakan otak secara garis besar dapat dibagi menjadi
tiga bagian masa pranatal, perinatal dan postnatal, yaitu sebagai berikut:
1.1.2.1. Pranatal
Asfiksia intrauterin (abrubsio plasenta, plasenta previa, anoksia maternal,
kelainan umbilikus, perdarahan plasenta, ibu hipertensi, dan lain – lain)
Infeksi terjadi dalam masa kandungan, menyebabkan kelainan pada
janin, misalnya oleh lues, toksoplasmosis, rubela dan penyakit iklusi sitomegalik.
1
Kelainan yang menyolok biasanya gangguan pergerakan dan retardasi mental.
Anoxia dalam kandungan, terkena radiasi sinar-X dan keracunan kehamilan dapat
menimbulkan “cerebral palsy”.
1.1.2.2. Perinatal
Adapun penyebab terjadinya cerebral palsy pada masa intranatal adalah
sebagai berikut:
1. Anoksia / hipoksia
Penyebab yang terbanyak ditemukan dalam masa perinatal ialah brain
injury. Kelainan inilah yang menyebabkan anoksia. Hal ini terdapat pada keadaan
persentase bayi abnormal, disproporsi sefalo-pelviks, partus lama, plasenta previa,
infeksi plasenta, partus menggunakan bantuan instrumen tertentu dan lahir dengan
sectio caesar.
2. Perdarahan otak
Perdarahan dan anoksia dapat terjadi bersama-sama, sehingga sukar
membedakannya, misalnya perdarahan yang mengelilingi batang otak,
mengganggu pusat pernafasan dan peredaran darah, sehingga terjadi anoksia.
Perdarahan dapat terjadi di ruang subaraknoid akan menyebabkan penyumbatan
CSS, sehingga mengakibatkan hidrocefalus. Perdarahan di subdural dapat
menekan korteks serebri, sehingga timbul kelumpuhan spastis.
3. Prematuritas
Bayi kurang bulan mempunyai kemungkinan menderita perdarahan otak
lebih banyak dibandingkan bayi cukup bulan, karena pembuluh darah, enzim,
faktor pembekuan darah dan lain-lain masih belum sempurna.
4. Ikterus
Ikterus pada masa neonatus dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak
yang kekal akibat masuknya bilirubin ke ganglia basal, misalnya pada kelainan
inkompatibilitas golongan darah.
5. Meningitis purulenta
Meningitis purulenta pada masa bayi bila terlambat atau tidaktepat
pengobatannya akan mengakibatkan gejala sisa berupa“cerebral palsy”.
2.1.2.3 Pascanatal
2
Setiap kerusakan pada jaringan otak yang mengganggu perkembangan
dapat menyebabkan cerebral palsy. Misalnya pada trauma kapitis, meningitis,
ensefalitis dan luka parut.
3
1.1.3.4 Ataksia
Ataksia ialah gangguan koordinasi. Bayi dalam golongan ini biasanya flasid dan
menunjukkan perkembangan motorik yang terlambat.
1.1.3.5 Gangguan pendengaran
Terdapat pada 5 – 10% anak dengan cerebral palsy. Gangguan berupa kelainan
neurogen terutama persepsi nada tinggi, sehingga sulit menangkap kata-kata. Terdapat pada
golongan koreo- atetosis.
1.1.3.6 Gangguan bicara
Disebabkan oleh gangguan pendengaran atau retardasi mental.Gerakan yang terjadi
dengan sendirinya di bibir dan lidah menyebabkan sukar mengontrol otot-otot tersebut,
sehingga anak sulit membentuk kata-kata dan sering tampak anak berliur.
2.1.4.7 Gangguan mata
Gangguan mata biasanya berupa strabismus konvergen dan kelainan refraksi. Pada
keadaan asfiksia yang berat dapat terjadi katarak. Hampir 25% derita cerebral palsy menderita
kelainan mata.
5
Ultrasound menggunakan echo dari gelombang suara yangdipantulkan ke dalam tubuh
untuk membentuk suatu gambar yangdisebut sonogram. Alat ini seringkali digunakan pada
bayi sebelumtulang tengkorak mengalami pengerasan dan menutup untukmendeteksi kista
dan struktur otak yang abnormal.
6
4 Terapi Okupasi
Terutama untuk latihan melakukan aktifitas sehari–hari, evaluasi penggunaan alat–alat
bantu, latihan keterampilan tangan dan aktifitas bimanual. Latihan bimanual ini dimaksudkan
agar menghasilkan pola dominan pada salah satu sisi hemisfer otak.
5 Ortotik
Dengan menggunakan brace dan bidai (splint), tongkat ketiak, tripod,walker, kursi roda
dan lain–lain.Masih ada pro dan kontra untuk program bracing ini. Secara umum program
bracing ini bertujuan :
− Untuk stabilitas, terutama bracing untuk tungkai dan tubuh
− Mencegah kontraktur
− Mencegah kembalinya deformitas setelah operasi
− Agar tangan lebih berfungsi
6 Terapi Wicara
Angka kejadian gangguan bicara pada penderita ini diperkirakan
berkisar antara 30 % - 70 %. Gangguan bicara disini dapat berupa disfonia, disritmia,
disartria, disfasia dan bentuk campuran. Terapi wicara dilakukan oleh terapis wicara.
7
6. Pemeriksaan Fisik
1) Muskuluskeletal : spastisitas, ataksia
2) Neurosensory : gangguan menangkap suara tinggi, gangguan bicara, anak
berliur, bibir dan lidah terjadi gerakan dengan sendirinya, strabismus konvergen dan
kelainan refraksi.
3) Eliminasi : konstipasi
4) Nutrisi : intake yang kurang
8
mempertahankan 4. Jelaskan kepada anak
keseimbangan (jika memungkinkan) 4. Agar keluarga
tubuh. atau keluarga tentang dapat
2. Anak dapat tujuan dan rencana mempraktikkan
melakukan untuk ikut serta latihan sendiri dan
gerakan dengan gerak badan. mengajar
mengunakan 5. Kolaborasi dengan ahli anaknya.
kedua otot secara fisioterapi dalam 5. Keahlian
bergantian. melakukan terapi dibidangnya
3. Anak dapat mobilitas membantu lebih
melakukan tepat
mobilitas fisik
secara bertahap.
2. Risiko injuri berhubungan dengan ifeksi pada otak besar dan pergerakan yang tidak
terkontrol
Tujuan dan Intervensi
No Rasional
Kriteria Hasil Keperawatan
1 Setelah dilakukan 1. Identifikasi tingkah 1. Mengetahui faktor
tindakan laku dan faktor yang penyebab jatuh
keperawatan selama dapat menyebabkan dapat
6 kali pertemuan resiko jatuh. meminimalkan
diharapkan 2. Identifikasi resiko.
keamanan diri anak karakteristik dari
terjamin dengan lingkungan yang 2. Mengetahui
kriteria hasil; dapat meningkatkan lingkungan yang
1. Anak dapat potensial untuk jatuh berbahaya dapat
melakukan 3. Ajarkan anak menghindari
langkah-langkah bagaimana cara jatuh lingkungan
untuk yang dapat tersebut
mengurangi meminimalkan 3. Meminimalisasi
resiko cidera. cedera. cedera, agar tidak
2. Anak dapat 4. Ajarkan anggota terlalu parah.
memberikan keluarga tentang 4. Mengetahui faktor-
9
gambaran untuk faktor resiko jatuh faktor harapannya
mencegah dan bagaimana keluarga dapat
terjadinya jatuh. mereka dapat menghindarkan
3. Anak dapat menurunkan resiko. anak dari faktor
mengambarkan 5. Sarankan adaptasi resiko tersebut.
tingkah laku yang rumah untuk 5. Supaya keamanan
beresiko tinggi. meningkatkan pasien terjamin.
keamanan
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
sistem nervous.
Tujuan dan Intervensi
No Rasional
Kriteria Hasil Keperawatan
1 Setelah dilakukan 1. Monitor makanan 1. Indikator apakah
tindakan atau cairan dan nutrisi pada anak
keperawatan selama pemasukan kalori terpenuhi atau
6 kali pertemuan harian anak. tidak.
diharapkan 2. Anjurkan pemilihan 2. Meningkatkan
kebutuhan nutrisi makanan yang tinggi kebutuhan kalsium
anak seimbang dan kalsium. dan gizi seimbang.
adekuat dengan 3. Anjurkan anak 3. Mencegah
kriteria hasil; duduk setelah makanan yang
1. Pemasukan makan. sudah ada di
vitamin, 4. Atur pola makan lambung tidak
karbohidrat, pada anak. dikeluarkan
kalsium, protein 5. Lakukan Oral kembali/ di
dan kalori hygiene sebelum muntahkan.
adekuat. dan setelah anak 4. Pola makan yang
makan. teratur agar
6. Berikan pendidikan pemenuhan
kesehatan kepada kebutuhan nutrisi
keluarga sampel diet pada anak
pada cerebral palsy. terpenuhi.
7. Kolaborasi dengan 5. Menjaga
10
dokter dalam kebersihan mulut
pemberian suplemen 6. Meningkatkan
tambahan yang tepat pemahaman
untuk anak keluarga
7. Menambah suplai
vitamin dari luar.
11
mengunakan
bahasa positif saat
berbicara dengan
anak
12
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1. Anamnesa
Pengkajian Tanggal 6 November 2019 Pukul 09.00 wib
1. Identitas pasien
Nama Klien : An. L
TTL : Jombang, 10 Januari 1992
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Suku : Jawa
Pendidikan :-
Alamat : Panti Asuhan Bhakti Luhur Surabaya
Diagnosa medis : Cerebral Palsy
2. Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Ny. Y
TTL : Manggarai, 17 November 1993
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Suku : Flores
Pendidikan : Perguruan Tinggi STPP
Pekerjaan : Perawat Bhakti Luhur Surabaya
Alamat : Bhakti Luhur Surabaya
Hubungan keluarga : Pengasuh
3. Keluhan utama
Pengasuh mengatakan klien mengalami kekakuan tubuh padan bagian bagian.
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pengasuh mengatakan An. L mengalami Cerebral Palsy. An. L mengalami kekakuan
tubuh bagian kanan, An. L tidak bisa berbicara hanya bisa tersenyum dan menyerang,
semua ADL dibantu oleh pengasuh. An. L berusia 26 tahun dengan BB: 43 kg, TB: 155
cm.
13
b. Riwayat kesehatan lalu
An. L masuk Panti Bhakti Luhur Surabaya sejak tanggal 30 April 2002 ditemukan
dijalan oleh salah satu suster panti. An. L tidak bisa berbicara dan mengalami kekakuan
otot sejak ditemukan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ditemukan untuk riwayat keluarga An. L
d. Susunan genogram 3 (tiga) generasi
Tidak ditemukan data tentang susunan genogram
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum An. L cukup rapi, kesadaran compos mentis, klien duduk dan
menundukan kepalanya. Ttv : tekanan darah 110/80 mmhg, nadi 80 x/m, suhu 36’5 ˚C,
respirasi 20 x/m.
b. Kepala dan wajah
1. Ubun-ubun menutup, keadaanya rata, tidak cembung dan tidak cekung dan tidak ada
kelainan.
2. Rambut berwarna hitam, tampak lebat, tidak rontok, dan di cabut, rambut tanpak
bersih dan tidak kusam
3. Kepala klien tidak ada kelainan, keadaan kulit kepala klien bersih dan tidak ada lesi,
tidak ada terdapat peradangan dan benjolan.
4. Mata klien tidak simetris kiri dan kanan, konjungtiva klien berwarna merah muda,
skelera berwarna putih.
5. Bentuk telinga kiri-kanan simestris,tidak ada serumen dan secret,tidak ada
peradangan dan pasien memberikan respon ketika di panggil namanya
6. Bentuk hidung simestris kiri kanan ,tidak ada kotoran,pasien bisa mencium bau
makanan di depannya
7. Bibir klien tampak lembab,bewarna merah muda,platum lunak
8. Gigi pasien lengkap,tidak ada caries
9. Leher dan tenggorokan klien simetris, reflek menelan baik, tidak ada pembesaran
tonsil, tidak ada peradangan.
10. Dada klien simetris, ada retraksi dada saat bernafas.
11. Punggung klien simetris, tidak ada peradangan, tidak ada benjolan
12. Abdomen simetris, tidak ada massa, tidak hepatomegali, dan tidak spenomegali.
13. Ekstremitas tonus otot baik, tidak ada oedem, dan tidak ada sianosis.
14
14. Genetelia : tidak dikaji
6. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
a. Kemandirian dalam bergaul : klien mampu bersosialisasi dengan lingkungan
b. Motorik halus : klien tidak mampu mengenggam ketika
diberikan pensil atau sendok
c. Motorik kasar : klien hanya bisa melangkah 2-3 langkah dan
aktivitas dibantu
d. Kognitif dan bahasa :klien tidak mampu berbicara hanya bisa
mengerang dan tersenyum
e. Psikososial :klien tidak mampu beriteraksi hanya bisa
tersenyum
7. Pola Aktifitas sehari-hari
No Pola kebiasaan Keterangan
1 Nutrisi
a. Frekuensi 3 x sehari
b. Nafsu makan/selera baik
c. Jenis makanan nasi, sayur, ikan, ayam
2 Eliminasi
a. BAB 1 x sehari (lembek)
15
I. Data penunjang
Obat Rute Dosis Indikasi
Haloperidol Oral 2x1 Obat ini membantu mengurangi gerakan otot yang tidak
terkontrol
Mahasiswa,
16
ANALISIS DATA
DO : Kelumpuhan ekstremitas
- Gangguan pergerakan kanan
ekstremitas kanan
-klien tampak kaku saat
berjalan
DO :
- pergerakan bola mata Strabismus
tidak simetris
- pandangan tidak fokus
17
PRIORITAS MASALAH
18
RENCANA KEPERAWATAN
19
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
1. Mengorientasikan pasien terhadap lingkungan dengan S : Pengasuh mengatakan pasien tidak dapat melakukan
cara memperkenalkan keadaan lingkungan disekitar aktivitas ringan dan harus dibantu
tempat pasien melakukan adl
2. Meletakan barang yang dibutuhkan dalam jangkauan O : - pasien tampak dibantu ketika makan
pasien dengan cara menyimpan benda yang dibutuhkan - pasien nampak dibantu ketika berjalan
Rabu
pasien di dekat pasien misalnya sendok ketika pasien - pasien nampak dibantu mandi
7/11-2018 ingin makan.
3. Melatih makan dengan cara meraba sendok, kemudian A : Masalah belum teratasi
Emilensia F.W
menyendok nasi dan memasukan nya ke mulut
4. Melatih pasien berjalan dengan cara meraba tembok dan P : lanjutkan intervensi
benda disekitar pasien.
5. Memberi penjelasan kepada pengasuh untuk proteksi
terhadap pasien dengan cara menjelaskan kepada
pengasuh bahwa jika tidak di lindungi dn diawasi maka
pasien bisa cidera.
20
RENCANA KEPERAWATAN
21
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
1. Memberikan aktifitas ringan yang dapat dikerjakan anak S : pengasuh mengatakan klien ektremitas masih kaku
2. Mengajarkan klien untuk menggenggam
3. Berkolaborasi dengan ahli fisioterapi
4. Menganjurkan pengasuh turut membantu program O : - Klien masih dibantu untuk berjalan
latihan di rumah - Makan dan minum dibantu
Rabu
- Mandi dibantu
7/11-2018 - Hanya dapat 2-3 dalam melangkah
Emilensia F.W
P : lanjutkan intervensi
22