Vous êtes sur la page 1sur 7

RINGKASAN MATERI KULIAH SAP 2

Tinjauan terhadap Ilmu Keperilakuan: dalam Perspektif Akuntansi


AKUNTANSI KEPERILAKUAN
EKA 450 C2 R. IA 2.1
19 Februari 2019

OLEH
KELOMPOK 2

1. I GUSTI AYU PUTRI SUNIANTARI (1607531042) / 08


2. IDA AYU YUNI PRAMITHA (1607531046) / 10
3. NI NENGAH WITRI ASTITI (1607531049) / 11
4. PUTU AYU PRAMESTI (1607531050) / 12
5. NADIRA PRADNYA PARAMITA (1607531111) /

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019

TINJAUAN TERHADAP ILMU KEPERILAKUAN:

0
DALAM PERSPEKTIF AKUNTANSI

Ilmu akuntansi merupakan ilmu yang selalu berkembang. Pada Perkembangannya,


akuntansi berperan dalam menghasilkan informasi keuangan maupun non-keuangan yang
digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan
informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik
untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Dengan
demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan
organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Akuntansi keprilakuan
didefinisikan sebagai subdisiplin ilmu akuntansi yang melibatkan aspek-aspek keprilakuan
manusia terkait dengan proses pengambilan keputusan ekonomi.
Motivasi dan perilaku dari pelaksana sistem informasi akuntansi menjadi aspek penting
dari suatu sistem informasi akuntansi. Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi
dua kelompok yaitu pemakai internal (internal user) dan pemakai eksternal (external user).
Pemakaian oleh pihak internal dimaksudkan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja.
Pihak eksternal juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan organisasi. Pihak eksternal sama dengan pihak internal, tetapi mereka
labih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam organisasi tersebut.

A. ASPEK KEPERILAKUAN PADA AKUNTANSI


Salah satu dasar pemilihan informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan
yang dapat digunakan adalah peningkatan ekonomi. Saat ini, keterampilan matematis telah
berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks. Tidak terkeuali dengan
kemajuan dalam teknologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia
dengan cepat. Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk menyadari
bahwa tujuan akhir jasa akuntansi organisasi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan
pada efektivitas dari pelaksanaan segala prosedur akuntansi, namun juga bergantung pada
perilaku orang-orang dalam perusahaan, baik sebagai pemakai maupun pelaksana,
dipengaruhi oleh informasi yang dihasilkan.
1. Akuntansi adalah Tentang Manusia
Manusia dan faktor sosial sesungguhnya dirancang secara jelas dalam aspek-aspek
operasional utama dari seluruh sistem akuntansi menurut pemikiran perilaku. Beberapa
asumsi yang dibuat oleh para akuntan secara berkelanjutan mengenai bagaimana mereka
membuat orang termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan dan menggunakan
1
informasi akuntasi, serta bagaimana agar sistem akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan
manusia dan memengaruhi organisasi. Apabila akuntan berhubungan dengan efektivitas dan
prosedur perusahaan secara luas, maka mereka juga selayaknya memonitor ketepatan asumsi
yang bersifat kontradiktf (berlawanan) terhadap apa yang mereka lihat dalam relitas
perusahaan.
Berdasarkan pengalaman dan praktik, banyak manajer dan akuntan telah memeperoleh
suatu pemahaman yang lebih dari sekedar aspek manusia dalam tugas mereka. Masih banyak
sistem akuntansi yang dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung,
bahkan terkadang samapai menyebabkan penggunaan dan penerimaan seluruh sistem
akuntansi menjadi meragukan. Para manajer terbiasa bebas memanipulasi laporan informasi
sistem akuntansi karena pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan hanya
berdasarkan hasil yang mereka laporkan dan bukan berdasarkan kontribusi mereka yang lebih
luas terhadap efektivitas organisasi. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir jika semata-mata
dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih luas.
Akuntansi adalah mengenai akuntansi. Orang yang optimis dengan hal tersebut akan
membantah bahwa terdapat banyak reaksi perilaku yang tidak menguntungkan terhadap
sistem akuntansi. Untuk membuat pandangan ini menjadi adil, cara pandang akuntan harus
mengandung beberapa pandangan yang terintegrasi. Pengetahuan akuntan, sebagaimana
diketahui bersama, cenderung bersifat parsial, terbatas oleh waktu, sementara mereka bekerja
dalam organisasi yang kompleks, sehingga adalah tidak realistis untuk mengharapkan semua
aspek dari kehidupan organisasi dapat dihubungkan satu sama lain tanpa tekanan. Namun,
sebagai petunjuk tindakan, pandangan ini juga siap menghadirkan suatu kompromi, dan
bertindak sebagai suatu pendekatan yang memungkinkan akuntan untuk tidak berdampingan
dengan hal-hal yang tidak bertanggung jawab.
Dalam pandangan ini, pengertian yang lebih mendalam dan berharga dapat diperoleh
dari pemahaman atas perilaku dan ilmu-ilmu sosial. Akuntan dapat memusatkan perhatiannya
keluar melalui analisis secara sistematis mengenai hubungan antara sistem akuntansi, bentuk
pengendalian, sikap manusia, dalam pengambilan keputusan, serta tingkatan sosial dan
perilaku. Sehingga, hal tersebut tidak menjadi dasar bagi munculnya konflik dan
pertentangan dari banyaknya permasalahan akuntansi, serta tidak menyebabkan potensi
organisasi dan akuntansi itu sendiri diragunkan.

2. Akuntansi adalah Tindakan

2
Dalam organisasi, semua anggotanya mempunyai peran yang harus dimainkan dalam
mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi dan rasa
tanggungjawab terhadap pencapaian tujuan. Rasa tanggungjawab tersebut dihargai dalam
bentuk penghargaan tertentu. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitatif juga merupakan
salah satu bentuk tanggung jawab anggota organisasi dalam memenuhi keinginannya untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Peran anggota organisasi akan sangat berpengaruh
pada pencapaian tersebut.
Apabila suatu anggaran telah ditetapkan untuk dilaksanakan oleh suatu unit kerja
dalam organisasi, maka anggaran itu akan berinteraksi dengan para individu dalam organisasi
tersebut. Dimana masing-masing individu tersebut mempunyai tujuannya masing-masing dan
sekaligus bertanggungjawab mencapai tujuan organisasi. Keselarasan tujuan antara individu
dan organisasi diperlukan untuk mewujudkan terjadinya sinergi antara individu dan
organisasi. Keselarasan tersebut akan dapat lebih diwujudkan manakala individu memahami
dan patuh pada ketetapan-ketetapan yang ada di dalam anggaran.

B. DIMENSI AKUNTANSI KEPERILAKUAN


Selain melaporkan data-data keuangan, informasi ekonomi juga dapat ditambah
dengan data-data nonkeuangan yang terkait dengan proses pengambilan keputusan.
1. Lingkup Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan berada dibalik akuntansi tradisional yang berarti
mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan. Dengan
demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desaian,
konstruksi, serta penggunaan suatu system informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi
dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi
mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi. Secara umum,
lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar.
1) Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan penggunaan
system akuntansi. Bidang dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai kaitan dengan
sikap dan filosofi manajemen yang memengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi
yang berfungsi dalam organisasi.
2) Pengaruh system akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang dari
akuntansi keperilakuan ini berkenaan dengan bagaimana system akauntansi
memengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan , kepuasan kerja, serta
kerja sama.

3
3) Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia.
Bidang ketiga dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai hubungan dengan cara
system akuntansi digunakan sehingga memengaruhi perilaku.
2. Aplikasi dari Akuntansi Keprilakuan
Riset mengenai aplikasi dari akuntansi keperilakuan menunjukkan bahwa: jika aspek
keprilakuan dari keputusan tidak diselidiki secara menyeluruh, dan jika tindakan korektif
tidak diambil ketika sikap menyimpang telah dideteksi, maka dapat dipastikan bahwa
hasilnya menyebabkan system tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya yang diantisipasi.
Manajer yang sadar terhadap aspek keprilakuan dari akuntansi akan memanggil orang-orang
yang terlibat guna menyelidiki lebih lanjut cara mereka memandang inovasi tersebut, apakah
menguntungkan atau merugikan. Selain itu, akuntan keprilakuan seharusnya juga perlu
menentukan apakah orang-orang yang terlibat memiliki pengertian tentang sistem yang
didasarkan pada isu-isu keamanan yang actual atau apakah mereka hanya mencerminkan
ketakutan dari sesuatu yang tidak diketahui.

C. LINGKUP DAN SASARAN HASIL DARI AKUNTANSI KEPERILAKUAN


Pada masa lalu, para akuntan hanya berfokus pada pengukuran pendapatan dan biaya
yang mempelajari kinerja perusahaan di masa lalu untuk memprediksi masa depan. Mereka
mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan
kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi perilaku di
masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu
organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-
cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi.
Para akuntan keperilakuan melihat kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan
penjualan terlebih dahulu mempertimbangkan perilaku juru tulis yang mencatat pesanan
pelanggan melalui telepon. Para juru tulis tersebut harus menyadari bahwa tujuan mereka
melakukn pekerjan itu adalah untuk kelangsungan hidup organisai. Para akuntan
keperilakuan juga menyadari bahwa mereka bebas mendesai sistem informasi
untuk memengaruhi motivasi, semangat, dan produktivitas karyawan. Tanggung jawab
mereka menjangkau ke luar pengumpulan dan penggunaan laporan akuntansi oleh
orang lain. Akuntan keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah
memengaruhi perlaku dalam rangka memotivasi dilakukannya tindakan yang diinginkan.
Akuntan keperilakuan berpusat pada hubungan antara perilaku dan sistem akuntansi.
Mereka menyadari bahwa proses akuntansi melibatkan ringkasan dari sejumlah kejadian

4
ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku manusia dan akuntansi iru sendiri, serta dari
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku yang pada gilirannya secara bersama-
sama akan mementukan semua keberhasilan peristiwa ekonomi. Akuntan keperilakuan
melihat bahwa perusahaan yang melakukan penjualan terlebih dahulu mempertimbangkan
perilaku juru tulis yang mencatat pesanan pelanggan melalui telepon. Juru tulis tersebut
menyadari bahwa tujuan mereka melakukan pekerjaannya adalah untuk kelangsungan hidup
organisasi. Selain itu, para akuntan keperilakuan juga menyadari dapat dengan bebas
mendesain sistem informasi untuk mempengaruhi motivasi, semangat dan produktivitas
karyawan. Akuntan keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah untuk
mempengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi tindakan yang diinginkan. Sebagai contoh,
suatu perusahaan bisa berhasi; dalam merundingkan kerja sama dengan kelompok organisasi
lainnya dengan baik, atau mungkin akan menjadi gagal karena orang-orang di organisasi
tersebut berjalan ke arah tujuan yang berlawanan.
1. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan
Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan
manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan
akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi
keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntasi dan pengetahuan keperilakuan. Namun,
ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan
psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi. Ilmu keprilakuan
merupakan bagian dari ilmu sosial, akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu
akuntansi dan pengetahuan keprilakuan. Akuntansi keprilakuan diterapkan dengan praktis
menggunakan riset ilmu keprilakuan untuk menunjukkan dan memperediksi perilaku
manusia.
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) merupakan cabang akuntansi yang
mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et al.,
1989), istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas yang meliputi
keseluruhan desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem
penganggaran, desain akuntansi pertanggung jawaban, desain organisasi seperti desentralisasi
atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta pelaporan
keuangan.

REFERENSI

5
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keprilakuan. Jakarta:Salemba Empat.
Prasetya, Teguh. (2017, 25 September). Tinjauan terhadap Ilmu Keperilakuan: dalam
Perspektif Akuntansi. https://www.scribd.com/document/359862613/AKPRI-SAP-2
(diakses pada 17 Februari 2019)
Suartana, Wayan. 2010. Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi. Yogyakarta:Andi.

Vous aimerez peut-être aussi