Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(EKA439 A1)
Oleh Kelompok 2 :
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
Untuk audit keuangan, Arens dan Loebbecke menjelaskan bahwa dalam
menyusun rencana audit secara menyeluruh, auditor memiliki 5 (lima) jenis pengujian
yang dapat digunakan untuk menentukan apakah laporan keuangan disajikan dengan
layak. Kelima jenis pengujian ini terdiri dari:
a) prosedur pemahaman atas pengendalian intern,
b) pengujian pengendalian intern,
c) pengujian substantif atas transaksi,
d) prosedur analitis, dan
e) pengujian terinci atas saldo.
Prosedur pemahaman atas pengendalian intern dan pengujian pengendalian
intern digunakan untuk mengurangi risiko pengendalian (control risk),
sedangkan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo digunakan untuk
memenuhi risiko deteksi yang direncanakan. Dalam bagian audit ini, auditor harus
memusatkan perhatian pada perancangan dan pelaksanaan unsur-unsur dari
pengendalian intern untuk merencanakan audit selanjutnya dengan efektif. Setelah
mendokumentasikan pengendalian intern (flowchart, narasi, kuesioner dan sebagainya),
sangat penting untuk melakukan walk-through system (penelusuran sistem) untuk
memastikan bahwa pengendalian yang tercatat benar-benar dilakukan.
1. Pengujian substantif
Pengujian substantif adalah prosedur-prosedur audit yang didesain untuk
menguji kesalahan dalam nilai rupiah yang mempengaruhi langsung kebenaran dari
saldo-saldo dalam laporan keuangan. Salah saji (monetary misstatement) seperti itu
adalah indikasi yang jelas dari salah saji dari akunakun. Terdapat 3 (tiga) macam
pengujian substantif yaitu :
(1) pengujian substantif atas transaksi,
(2) prosedur analitis,
(3) pengujian terinci atas saldo.
Prosedur Audit Yang Digunakan
Pengajuan pertanyaan - Pertanyaan bisa dilakukan kepada sumber intern pada
perusahaan klien atau pada pihak luar, baik secara lisan atau tertulis.
Observasi - meliputi tindakan melihat atau menyaksikan pelaksanaan sejumlah
kegiatan atau proses
Inspeksi - meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta
pemeriksaan sumber daya berwujud
Reperforming - mengerjakan ulang perhitungan & rekonsiliasi yg dilakukan
klien.
Konfirmasi - bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan auditor untuk
memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen diluar organisasi
klien.
Analitis - terdiri dari kegiatan mempelajari dan membandingkan data yg
memiliki hubungan.
Tracing - memilih dokumen dan Menentukan bahwa informasi dlm dokumen tsb
telah dicatat.
Vouching – Memilih, Mendapatkan & menginspeksi ayat-ayat jurnal ttt dlm
catatan akuntansi utk menentukan validitas & ketelitian transaksi yg dicatat.
2. Pengujian Pengendalian
Meliputi prosedur-prosedur audit yang dirancang untuk menentukan aktivitas
kebijakan dan prosedur pengendalian yang diterapkan pada perusahaan klien. Pengujian
atas pengendalian dilakukan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian yang
diharapkan dapat mencegah atau mendeteksi salah saji material dalam laporan
keuangan. Pemahaman struktur pengendalian intern yang diperoleh auditor digunakan
dalam penetapan risiko atas pengendalian. Jika diyakini bahwa kebijakan dan prosedur
pengendalian itu dirancang dengan efektif, kemudian dijalankan dengan efisien maka
auditor dapat menetapkan risiko pengendalian pada tingkat yang mencerminkan
evaluasi tersebut, dapat pada tingkat rendah, sedang atau tinggi, yang didukung oleh
bahan bukti yang diperoleh.
Bila risiko pengendalian (control risk) ditrntukan dibaawah maksimum, auditor
harus melakukan pengujian atas pengendalian (test of control) untuk memperoleh bukti
yang mendukung risiko pengendalian tersebut. Prosedur untuk memperoleh bahan
bukti tersebut adalah pengujian atas pengendalian (test of control). Pengujian dan
pengendalian (Test of control) memfokuskan pada pertanyaan-pertanyaan:
Bagaimana penerapan kebijakan prosedur pengendalian klien ?
Apakah kebijakan dan prosedur diterapkan secara konsisten?
Oleh siapa kebijakan dan prosedur diterapkan secara konsisten?
Dengan pengujian atas pengendalian (Test of control) tujuan akan menjadi lebih
khusus dan akan lebih ekstensif. Dua jenis bahan bukti yaitu tanya jawab dan
pengendalian intern, pengujian atas pengendalian akan meneruskan prosedur audit yang
telah ada dalam pemahaman pengendalian intern, atau sebagai tindak lanjut dari
prosedur audit atas pemahaman pengendalian intern.
Sifat Pengujian
Pengujian atas pengendalian diarahkan kepada efektivitas design dan operasi
pengendalian entitas, yang mencakup jenis bahan bukti:
a) Tanya jawab dengan pegawai (Inquiring)
Pertanyaan yang diajukan pada karyawan dilakukan berkaitan dengan evaluasi
atas kinerja tugas. Auditor dapat menentukan pengendalian akses atas aktiva,
dokumen, dan catatan akuntansi klien melalui pengajuan pertanyaan pada
karyawan.
b) Pemeriksaan dokumen dan catatan (Inspecting)
Pengendalian yang meninggalkan jejak bukti dapat dilakukan prosedur audit
melalui inspeksi oleh audit. Auditor melakukan inspeksi terhadap dokumen,
catatan, dan laporan untuk memastikan bahwa dokumen, catatan, dan laporan
tersebut lengkap, dibandingkan dengan dokumen lain secara tepat., dan
diotorisasi sebagaimana mestinya.
c) Pengamatan aktivitas yang berhubungan dengan pengendalian (Observing)
Observasi dapat dilakukan auditor terutama pada pengendalian yang tidak
menghasilkan jejak bukti. Contohnya adalah pemisahan tugas yang
membutuhkan beberapa orang tertentu untuk melaksanakan suatu tugas.
d) Pelaksanaan ulang oleh auditor terhadap prosedur (Reperforming)
Beberapa kegiatan pengendalian yang meninggalkan jejak bukti berupa
dokumen, catatan, dan laporan tetapi isinya kurang mencukupi dalam menilai
kegiatan pengendalian tersebut dapat dilakukan reperforming. Prosedur
reperforming cenderung merupakan pengujian untuk menilai akurasi mekanis
kegiatan pengendalian.
3. Pengujian analitikal
Prosedur analitis mencakup perbandingan-perbandingan dari jumlahjumlah yang
dicatat dengan jumlah yang diharapkan yang disusun oleh auditor. Biasanya juga
prosedur analitis mencakup perhitungan rasio-rasio oleh auditor untuk membandingkan
dengan rasio tahun lalu dan data lain yang berhubungan. Dua tujuan utama prosedur
analitis yang dilakukan pada tahap pelaksanaan audit atas saldo akun adalah
1) mengindikasikan kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan keuangan dan
2) mengurangi pengujian terinci atas saldo.
3) memahami bidang usaha klien
4) menetapkan kelangsungan hidup suatu satuan usaha
Digunakan dalam phase pengujian:
1) Sebagai pelengkap test of details.
2) Untuk memperoleh bukti mengenai asersi/tujuan audit tertentu.
Dalam situasi tertentu, prosedur analitis dipandang cukup efektif dan efisien,
terutama untuk akun-akun yang tidak material dan/atau bila risko deteksi tinggi.
Efektivitas dan efisiensi prosedur analitis dalam mendeteksi kemungkinan tejadi salah
saji material, tergantung pada faktor:
Sifat asersi
Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksi suatu hubungan
Tersedianya dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan
Ketepatan harapan
Prosedur analitis dilakukan pada tiga tahap audit yang berbeda;
1) Tahap perencanaan untuk membantu auditir menentukan bahan bukti lain yang
diperlukan untuk memenuhi risiko audit yang di inginkan (diisyaratkan)
2) Selama pelaksanaan audit bersama-sama dengan pengujian atas transaki dan
pengujian terinci atas saldo (bebaas pilih)
3) Mendekati penyelesaian akhir audit sebagai pengujian kelayakan akhir
(diisyaratkan)
Ada perbedaan mendasar dalam prosedur analitis yang dilakukan dalam tahap
perencanaan dan prosedur analitis yang dilakukan dalam tahap pengujian. Pada tahap
perencanaan, auditor mungkin menghitung rasio dengan menggunakan data
interim. Sedangkan pada tahap pengujian saldo akhir, auditor akan menghitung kembali
rasio itu dengan menggunakan data setahun penuh. Jika auditor percaya bahwa prosedur
analitis yang dilakukan mengindikasikan kemungkinan terjadinya salah saji, maka
prosedur analitis tambahan dapat dilakukan atau auditor memutuskan untuk
memodifikasi pengujian terinci atas saldo. Sedangkan jika auditor mengembangkan
ekspektasi dengan menggunakan prosedur analitis dan menyimpulkan bahwa saldo
akhir akun tertentu auditan layak, maka pengujian rincian saldo tertentu mungkin
diabaikan atau mengurangi ukuran sampel yang dibutuhkan.
Boyton, Johnson dan Kell. Edisi Ke-7 jilid 2. Modern Auditing. 2004. Jakarta.
Erlangga