Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
NUR AZMI AFINA
G3A017251
1
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN
DIAGNOSA MEDIS MASSA INTRA ABDOMEN DI RUANG
RAJAWALI 4B RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
2
B. Resume Asuhan Keperawatan
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri perutsebelah kiri bagian atas, mual dan muntah.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan nyeri perut sebelah kiri bagian atas dan perut terasa
penuh disertai mual dan muntah, BAB sedikit keras.Klien mengeluh
perut kiri semakin lama membesar sejak 4 bulan yang lalu.Klien saat ini
dirawat di rajawali 4B.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien riwayat operasi kista.Klien pernah dirawat di RS Loemono Hadi
dan dikatakan Tumor Perut.
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: baik
Tingkat kesadaran: compos mentis
Sistem respirasi:I: simetris statis dinamis
P: SF kanan dan kiri
P: sonor SLP
A: SDV (+/+) ST (-/-)
Sistem kardiovaskuler: Lead I-II normal, ictus cordis. Teraba sic V
Sistem gastrointestinal:I: supel, kembung
A: bising usus normal 12x/menit
P: PS (+) PA (+) area teraba pekak
P: hepar tidak teraba, teraba massa berbenjol
lunak, permukaan tidak rata tepi tampak mobile
Pemeriksaan penunjang:
- Hasil USG: massa besar di region abdomen atas kiri
- Hasil MSCT: kista retroperitoneal kiri d/d intraabdomen kiri
kistik limfangioma retroperitoneal abdomen
- Hasil laborat:
Hb: 11,2 g/dL Ureum: 13 mg/dL Albumin: 2,4 g/dL
Tr: 463 103/uL Kalium: 3,4 mmol/L
3
5. Data Fokus
DS: Klien mengatakan nyeri perut sebelah kiri bagian atas disertai mual
dan muntah
P : Nyeri saat beraktivitas
Q:Seperti ditekan benda berat
R: Perut kiri atas
S:4
T: Hilang timbul selama 5 menit
DO:
- Klien tampak kesakitan
- TTV: TD=110/80mmHg, N=84x/menit, RR=20x/menit S=36,50C
- Teraba benjolan di perut kiri atas
- Teraba massa intraabdomen mobile
- Antropometri: Sebelum sakit: BB 46 kg, TB 153 cm, IMT 19,6
Setelah sakit: BB 42 kg, TB 153 cm, IMT 17,9
- Biomekanik: hasil lab tgl 30 April 2018 Hb: 11,2 g/dL, Albumin:
1,9 g/dL,Trombosit: 463 103/uL
- Clinical: kulit tampak kering, mukosa bibir kering, konjungtiva
anemis
- Diit: sebelum sakit klien mengatakan nafsu makan baik, sehari
makan 3x dengan porsi habis, setelah sakit klien mendapatkan diet
tinggi serat, klien mengatakan tidak pernah menghabiskan
makannya karena setiap makan mual dan muntah
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronik berhubungan dengan kerusakan jaringan
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor biologis
4
4. Intervensi
No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
keperawatan selama 3x24 2. Lakukan pengkajian nyeri
jam diharapkan nyeri secara komprehensif meliputi
hilang/berkurang dengan lokasi, karakteristik, durasi,
kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan factor
1. Klien melaporkan nyeri presipitasi
berkurang (skala 1) 3. Ajarkan tekniknon
2. Klien mampu menggunakan farmakologi(Relaksasi nafas
teknik non farmakologi dalam)
3. Tidak menunjukkan 4. Kolaborasi pemberian obat
ekspresi muka karena nyeri analgesik
5
5. Implementasi
No Dx Waktu Tindakan Respon Klien
1 01/05/18 1. Memonitor TTV S:-
08.00 O : TD = 110/80 mmHg
N = 84 x/menit
RR= 20 x/menit
S= 36,50C
08.15 2. Melakukan S: Klien mengatakan nyeri
pengkajian nyeri perut kiri bagian atas
secara P: nyeri saat beraktivitas
komprehensif Q : seperti ditekan
R : perut kiri atas
S:4
T: hilang timbul 5 menit
O: - Klien tampak kesakitan
- Teraba benjolan di perut
kiri atas
- Teraba massa
intraabdomen mobile
08.30 3. Mengajarkan S: Klien mengatakan mau
teknik untuk diajarkan teknik
nonfarmakologi relaksasi nafas dalam
(Relaksasi nafas O: Klien bisa melakukan
dalam) teknik relaksasi nafas dalam
12.00 4. Memberikan obat S: -
injeksi omeprazole O: klien kooperatif
40 mg/24 jam IV
Injeksi
metoclopramide
10 mg/8 jam IV
6
2 08.45 1 Monitor mual dan S: klien mengatakan mual dan
muntah muntah setiap makan dan
minum
O: klien tampak mual dan
muntah
09.00 2 Monitor kalori dan S: klien mengatakan makan
intake nutrisi 1/3 porsi makananannya
O: klien tidak menghabiskan
makanannya
09.15 3 Monitor kadar S: -
albumin dan Hb O: albumin= 1,9 g/dL
Hb= 11,2 g/dL
09.30 4 Anjurkan makan S: -
sedikit tapi sering O: klien kooperatif
09.45 5 Kolaborasi dengan S: -
ahli gizi untuk O: diet tinggi serat 1900 kkal
menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan klien
1 03/05/18 1. Memonitor TTV S:-
15.00 O : TD = 100/80 mmHg
N = 88 x/menit
RR= 20 x/menit
S= 36,70C
15.15 2. Melakukan S: Klien mengatakan nyeri
pengkajian nyeri perut kiri bagian atas
secara komprehensif P: nyeri saat beraktivitas
Q : seperti ditekan
R : perut kiri atas
7
S:4
T: hilang timbul 5 menit
O: - Klien tampak kesakitan
- Teraba benjolan di perut
kiri atas
- Teraba massa
intraabdomen mobile
15.30 3. Mengajarkan S: Klien mengatakan mau
teknik untuk diajarkan teknik
nonfarmakologi relaksasi nafas dalam
(Relaksasi nafas O: Klien bisa melakukan
dalam) teknik relaksasi nafas dalam
18.00 4. Memberikan obat S: -
injeksi omeprazole O: klien kooperatif
40 mg/24 jam IV
Injeksi
metoclopramide
10 mg/8 jam IV
2 15.45 1. Monitor mual dan S: klien mengatakan mual dan
muntah muntah setiap makan dan
minum
O: klien tampak mual dan
muntah
16.00 2. Monitor kalori S: klien mengatakan makan
dan intake nutrisi 1/3 porsi makananannya
O: klien tidak menghabiskan
makanannya
16.15 3. Monitor kadar S: -
albumin dan Hb O: albumin= 2,4 g/dL
Hb= 11,2 g/dL
8
16.30 4. Anjurkan makan S: -
sedikit tapi O: klien kooperatif
sering
16.45 5. Kolaborasi S: -
dengan ahli gizi O: diet tinggi serat 1900 kkal
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan klien
1 06/05/18 1. Memonitor TTV S:-
15.00 O : TD = 110/70 mmHg
N = 80 x/menit
RR= 18 x/menit
S= 37,40C
15.15 2. Melakukan S: Klien mengatakan nyeri
pengkajian nyeri perut kiri bagian atas
secara P: nyeri saat beraktivitas
komprehensif Q : seperti ditekan
R : perut kiri atas
S:4
T: hilang timbul
O: - Klien tampak kesakitan
- Teraba benjolan di perut
kiri atas
- Teraba massa
intraabdomen mobile
15.30 3. Mengajarkan S: Klien mengatakan mau
teknik untuk diajarkan teknik
nonfarmakologi relaksasi nafas dalam
9
(Relaksasi nafas O: Klien bisa melakukan
dalam) teknik relaksasi nafas dalam
18.00 4. Memberikan obat S: -
injeksi O: klien kooperatif
omeprazole 40
mg/24 jam IV
Injeksi
metoclopramide
10 mg/8 jam IV
2 15.45 1. Monitor mual dan S: klien mengatakan mual dan
muntah muntah setiap makan dan
minum
O: klien tampak mual dan
muntah
16.00 2. Monitor kalori S: klien mengatakan makan
dan intake nutrisi 1/3 porsi makananannya
O: klien tidak menghabiskan
makanannya
16.15 3. Monitor kadar S: -
albumin dan Hb O: albumin= 2,4 g/dL
Hb= 11,2 g/dL
16.30 4. Anjurkan makan S: -
sedikit tapi O: klien kooperatif
sering
16.45 5. Kolaborasi S: -
dengan ahli gizi O: diet tinggi serat 1900 kkal
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
10
dibutuhkan klien
6. Evaluasi
11
2018 Hb: 11,2 g/dL, Albumin: 1,9
g/dL, Trombosit: 463 103/uL
- Clinical: kulit tampak kering,
mukosa bibir kering, konjungtiva
anemis
- Diit: klien mendapatkan diet tinggi
serat, klien mengatakan tidak pernah
menghabiskan makannya karena
setiap makan mual dan muntah
A: Masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi untuk
memonitoring status nutrisi pasien,
menganjurkan pasien makan sedikit tapi
sering dan memakan makanan selagi
masih hangat
1 Rabu S: Klien mengatakan nyeri di perut
04 Mei 2018 sebelah kiri bagian atas
07.00 P : Nyeri saat beraktivitas
Q: Seperti ditekan benda berat
R: Perut kiri atas
S: 4
T: Hilang timbul selama 5 menit
O:
- Klien tampak kesakitan
- TTV: TD=100/80mmHg,
N=88x/menit, RR=20x/menit
S=36,70C
- Teraba benjolan di perut kiri atas
- Teraba massa intraabdomen mobile
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi untuk
12
memonitor status nyeri pasien dan
menganjurkan pasien untuk relaksasi
nafas dalam apabila nyeri timbul
kembali
2 S: Klien mengatakan mual dan muntah
O:
- Antropometri: BB 42 kg, TB 153
cm, IMT 17,9
- Biomekanik: hasil lab tgl 3 Mei
2018 Hb: 11,2 g/dL, Albumin: 2,4
g/dL, Trombosit: 463 103/uL
- Clinical: kulit tampak kering,
mukosa bibir kering, konjungtiva
anemis
- Diit: klien mendapatkan diet tinggi
serat, klien mengatakan tidak pernah
menghabiskan makannya karena
setiap makan mual dan muntah
A: Masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi untuk
memonitoring status nutrisi pasien,
menganjurkan pasien makan sedikit tapi
sering dan memakan makanan selagi
masih hangat
1 Minggu S: Klien mengatakan nyeri di perut
06 Mei 2018 sebelah kiri bagian atas
21.00 P : Nyeri saat beraktivitas
Q: Seperti ditekan benda berat
R: Perut kiri atas
S: 4
13
T: Hilang timbul selama 5 menit
O:
- Klien tampak kesakitan
- TTV: TD=110/70mmHg,
N=80x/menit, RR=18x/menit
S=37,40C
- Teraba benjolan di perut kiri atas
- Teraba massa intraabdomen mobile
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi untuk
memonitor status nyeri pasien dan
menganjurkan pasien untuk relaksasi
nafas dalam apabila nyeri timbul
kembali
2 S: Klien mengatakan mual dan muntah
O:
- Antropometri: BB 42 kg, TB 153
cm, IMT 17,9
- Biomekanik: hasil lab tgl 3 Mei
2018 Hb: 11,2 g/dL, Albumin: 2,4
g/dL, Trombosit: 463 103/uL
- Clinical: kulit tampak kering,
mukosa bibir kering, konjungtiva
anemis
- Diit: klien mendapatkan diet tinggi
serat, klien mengatakan tidak pernah
menghabiskan makannya karena
setiap makan mual dan muntah
A: Masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi untuk
memonitoring status nutrisi pasien,
14
menganjurkan pasien makan sedikit tapi
sering dan memakan makanan selagi
masih hangat
S: Klien mengatakan nyeri perut sebelah kiri bagian atas disertai mual
dan muntah.
15
B: Klien dengan Massa Intraabdomen Retroperitoneal.
Ketergantungan ringan= 14
R:
17
3. Tingkat ketergantungan pasien
Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
18
0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
Mobilitas 2 2 2 2 : berjalan dengan bantuan 1
orang
3 : Mandiri
0 : Tergantuan bantuan orang lain
Penggunaan 1 : Membutuhakan batuan tapi
1 1 1
toilet beberapa hal dilakukan sendiri
2 : mandiri
0 : Tidak mampu
Naik turun
1 1 1 1 : Membutuhakan batuan
tangga
2 : mandiri
Total score 14 14 14 Ketergantungan ringan
20
TD=110/80mmHg, N=84x/menit, RR=20x/menit, S=36,50C
Ketergantungan ringan= 14
R:
e. Pencegahan infeksi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat
meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi
mikroorganisme dari lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung
21
serta masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan
sehingga infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup
baik, hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir.Selainitu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi
terkait pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendkes 6
langkah cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di
ruangan.
22
3 Alat bantu jalan:
6 Status Mental
TOTAL NILAI 20
(Resiko
rendah)
Keterangan:
0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang(Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar)
> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh tinggi)
23
Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Ny. N didapatkan hasil skore 20
(tidak beresiko atau resiko rendah), tetapi apabila diperlukan intervensi
pencegahan resiko jatuh pada Ny. N yaitu:
Memberikan edukasi
tentang cuci tangan 6
5 menit
1 Mei langkah dan 5 moment
Melakukan pemeriksaan
5 menit
TTV
24
klien
Total 50 menit
Memposisikan klien
5 menit
semifowler
Mengajarkan tekhnik
relaksasi nafas dalam 5 menit
saat nyeri timbul
3Mei
Melakukan pemeriksaan
2018 5 menit
TTV
Total 50 menit
25
klien
Total 40 menit
1 Pagi 50 menit
2 Malam 50 menit
3 Siang 40 menit
7. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien
Minimal
1. Biaya
administrasi
rawat inap
27
t. LDH 1 32.500
u. Protein total 1 40.500
Rp
Total Biaya
7.176.000
29
1. Data Kesehatan
Diagnosa klien Massa Intraabdomen Retroperitoneal,klien
pertama pengkajian mengeluh nyeri pada perut sebelah kiri
bagian atas. Masalah keperawatan yang muncul adalah nyeri
kronis.
2. Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3. Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah JKN.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada klien saat
ini adalah nyeri kronis
30
3. Treatrment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan medis/keperawatan yang
akan diperoleh klien ketika sudah pulang nantinya, pasien harus
kontrol dengan dokter penanggung jawab klien saat dirumah
sakit.
4. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelumpulang perawat menjelaskan dosis obat, memotivasi
untuk melakukan relaksasi nafas dalam kalo nyeri muncul.
5. Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
6. Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan nutrisi
klien diet tinggi serat.
d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan
referral.Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan
pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary).
e. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat kerja
proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah klien
sudah bisa pulang atau belum.
11. Kepuasan pasien dan keluarga
Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Rajawali 4B dinilai dari
hasil kuisioner yang diberikan kepada klien dan keluarga.Klien dan
keluarga menyampaikan bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh perawat di ruang Rajawali 4B. Berikut merupakan
hasil pengkajian tingkat kepuasan klien dan keluarga menggunakan
quisioner tingkat kepuasan:
31
No. Pernyataan Ya Tidak
32
14. Perawat memanggil nama saya dengan benar dan
mengecek gelang pasien
33
14. Hambatan, pendukung, dan solusi penyelesaian dalam pengelolaan
pasien
a. Hambatan
Defisiensi pengetahuan klien tentang penyakit.
b. Pendukung
1) Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL
pasien dan keluarga pasien yang siap ikut membantu
2) Pasien dan keluarga mengungkapkan semua keluhan yang
dirasakan sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan
kondisi klien
3) Perawatan yang diberikan pada pasien sudah sesuai dengan
SOP yang berlaku di rumah sakit
4) Pemberian obat-obatab baik injeksi maupun oral sudah sesuai
dengan prinsip 6 pemberian obat dengan benar.
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan pasien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada
pasien. Memberikan edukasi tentang penyakit yang dialami dan
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam apabila nyeri timbul
kembali.
34