Vous êtes sur la page 1sur 7

PENGARUH PENERAPAN GREEN RETROFIT

TERHADAP LIFE CYCLE COST


PADA BANGUNAN GEDUNG

*1 3
Aulia Rahmawati , Wisnumurti2 , Agung Murti Nugroho

1Mahasiswa, Program Magister, Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas


Brawijaya
2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
3 Dosen, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Korespondensi: aulia03@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to investigate one of the benefits of retrofitting an existing educational building in its
relation to the building’s life-cycle cost. Choosing educational building as a target of green retrofit project
and as an object of study for its relevance as an important part of nationwide green project is considered
timely, given the fact that there hasn’t been any retrofit project in Indonesia that targets educational building
despite its necessity to create sustainable environmental management of educational facilities. The
improvement made to the building by the project was measured using GREENSHIP Existing Building (EB),
which is thelegitimate standard of assessment for the level of energy efficiency and conservation of buildings
in Indonesia.
Having been retrofitted, the building was rated Silver based on GREENSHIP EB rating system, and it
wasa substantial progress compared to its previously non-rated status. The project had resulted in 0.45%
decrease ofthe building’s total life-cycle cost. Furthermore, it was found that green retrofitting that was
particularly oriented towards Energy Efficiency and Conservation, Water Conservation as well as Indoor
Health and Comfort categories could cause greater life-cycle cost reduction than retrofitting that was
undertaken for the whole categories prescribed in GREENSHIP EB.

Keywords : energy efficiency, green retrofit, GREENSHIP, life-cycle cost

1. PENDAHULUAN terdahulu yang menyebutkan bahwa green


Sebagian besar pemerintahan di seluruh retrofit yang dilakukan terhadap bangunan
dunia telah sepakat untuk melakukan komersil memiliki banyak manfaat dalam aspek
pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dan ekonomi, lingkungan dan sosial [3], serta
konsumsi energi dari sumber daya yang tak mampu menghemat biaya operasional dan
terbarukan, salah satunya melalui perwujudan pemeliharaan gedung sebesar 10-20% [4].
bangunan hijau [1]. Faktanya, jumlah gedung Penelitian ini dilakukan untuk
yang dibangun di negara-negara berkembang menyelidiki apakah green retrofit juga dapat
tiap tahunnya hanya setara dengan 1,5 – 2% dari diterapkan secara sukses pada bangunan non
jumlah bangunan eksisting [2], oleh karena itu komersial di Indonesia. Obyek penelitian yang
pembangunan bangunan hijau baru tidak dipilih adalah bangunan pendidikan dimana di
signifikan terhadap kebutuhan pengurangan Indonesia tipe bangunan ini belum tersentuh
konsumsi energi dan emisi GRK. Green retrofit sama sekali oleh metode green retrofit, padahal
merupakan solusi yang lebih baik daripada bangunan pendidikan sangat memerlukan
menciptakan bangunan hijau baru. Hal tersebut kenyamanan ruang yang optimal demi tercipta
telah dibuktikan oleh beberapa penelitian kegiatan belajar mengajar yang kondusif.

REKAYASA SIPIL / Volume 12, No.1 – 2018 ISSN 1978 - 5658 1


Tabel 1. Kategori, kriteria dan tolok ukur dalam
Standar penilaian bangunan hijau menggunakan
GREENSHIP EB
rating tools yang dikeluarkan oleh Jumlah Kriteria
GREENSHIP dari Green Building Council Jumlah
Kategori
Indonesia (GBCI) dan sejumlah SNI yang Prasyarat Kredit Bonus tolok ukur
terkait. Appropriate Site
2 7 - 26
Hasil penilaian menentukan sejauh mana Development
green retrofit dapat diterapkan, untuk kemudian Energy
Efficiency and 2 5 2 30
dilakukan analisa life cycle cost baik sebelum Conservation
dan sesudah bangunan mengalami perbaikan. Water
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1 7 1 15
Conservation
sejauh mana efisiensi biaya yang dapat dicapai Material
melalui penerapan green retrofit pada bangunan Resources and 3 5 - 17
eksisting. Cycle
Indoor Health
1 8 - 22
2. METODE PENELITIAN and Comfort
Building
2.1. Obyek Studi
Enviromental 1 5 - 11
Penelitian ini dilakukan di wilayah Management
Universitas Brawijaya, salah satu kampus
Jumlah 10 41 3 121
terbaik di kota Malang, dengan gedung terpilih
yaitu gedung Teknik Industri (TI) Fakultas
Teknik. Gedung TI merupakan bangunan peringkat Bronze, 53 Silver, 66 Gold, dan 83
pendidikan yang di dalamnya terdiri dari Platinum.
beberapa ruang kantor, ruang kelas dan Penilaian pada kategori Appropriate Site
laboratorium. Luas total bangunan adalah Development (ASD) dilakukan pada beberapa
sebesar 3306,21 m2 yang terbagi menjadi 7 aspek tepat guna lahan, yaitu Community
lantai. Bangunan eksisting ini telah beroperasi Accessibility, Motor Vehicle Reduction Policy,
selama lebih dari 5 tahun dan belum pernah Site Landscaping, Heat Island Effect, Storm
dilakukan penilaian GREENSHIP sebelumnya. Water Management, Site Management, dan
Building Neighbourhood. Sejauh mana tingkat
2.2. Green Retrofit konservasi dan efisiensi energi pada gedung
Metode green retrofit yang diterapkan dapat terlihat pada poin yang dapat dihasilkan
pada sebuah bangunan eksisting bersifat pada kategori Energy Efficiency and
sebagian atau menyeluruh dengan tujuan untuk Conservation (EEC) yang memiliki kriteria
meningkatkan kinerja energi dan lingkungan, Optimized Efficiency Building Energy
konservasi sumber daya air, dan meningkatkan Performance, Testing, Re-commissioning or
kualitas dan kenyamanan ruang [5]. Perbaikan Retro-commissioning, System Energy
yang dilakukan mencakup kualitas dan Performance, Energy Monitoring and Control,
kuantitas bangunan dan dilaksanakan dalam Operation and Maintenance, On Site
metode yang menguntungkan secara finansial Renewable Energy, dan Less Energy
bagi pemilik bangunan. Emission.
Tingkat konservasi sumber daya air dapat
2.2.1. GREENSHIP Existing Building-GBCI terlihat pada kategori Water Conservation
Green Building Council Indonesia, (WC) yang terdiri dari 8 kriteria yaitu Water
sebagai salah satu anggota dari World Green Sub-Metering, Water Monitoring Control,
Building Council, memiliki sistem rating yang Fresh Water Efficiency, Water Quality,
salah satunya bernama GREENSHIP Existing Recycled Water, Potable Water, Deep Well
Building (EB). Sistem penilaian ini merupakan Reduction, dan Water Tap Efficiency. Kategori
sarana untuk menilai peringkat sebuah Material Resource and Cycle (MRC) terdiri
bangunan hijau terhadap pencapaian konsep dari 5 kriteria, yaitu Non ODS Usage, Material
bangunan ramah lingkungan. Di dalam Purchasing Practice, Waste Management
GREENSHIP EB terdapat beberapa kategori, Practice, Hazardous Waste Management, dan
kriteria dan tolok ukur yang memiliki nilai Management of Used Good.
(poin) tertentu [6]. Nilai minimum 41 mendapat Aspek kenyamanan dan kesehatan dalam

2
ruang terdapat pada kategori Indoor Health and Life Cycle Cost
Comfort (IHC) yang terdiri dari 9 kriteria, yaitu
Outdoor Air Introduction, Environmental
Initial Operational& Replacement
Tobacco Smoke Control, CO2 and CO Cost Maintenance Cost Cost
Monitoring, Physical, Chemical and Biological
Pollutants, Thermal Comfort, Visual Comfort, B. Perencanaan B. Energi - B. penggantian
Acoustic Level, dan Building User Survey. armatur lampu
Manajemen lingkungan binaan dapat terlihat B. Konstruksi B. Kebersihan - B. penggantian
pada kategori Building Environmental pompa air
B. Interior B. Pemeliharaan
- B. penggantian
Management (BEM) yang terdiri dari 5 kriteria, AC
yaitu Innovations, Design Intent and Owner's B. Administrasi
- dll
Project Requirement, Green Operational and B. Lain-lain
Maintenance Team, Green Occupancy/Lease,
dan Operation and Maintenance Training. Gambar 1. Cost Breakdown Structure

2.2.2. Standard Acuan Penilaian Biaya-biaya yang akan dihitung terbagi


GREENSHIP EB ke dalam tiga kategori, yaitu Biaya Awal
Sebagai parameter penilaian digunakan (initial cost), Biaya Operasional dan
beberapa Peraturan Pemerintah, maupun SNI Pemeliharaan (operational and maintenance
yang berlaku di Indonesia. Pada kategori ASD, cost) dan Biaya Penggantian (Gambar 1).
penilaian fasilitas pedestrian didasarkan pada Secara garis besar, perhitungan LCC dapat
Permen PU No. 30/PRT/M/2006, sedangkan dirumuskan sebagai berikut:
kriteria vegetasi pada RTH pekarangan harus 𝐿𝐶𝐶 = 𝐼 + 𝑂𝑀 + 𝑅𝑒𝑝𝑙 (1)
sesuai dengan Permen PU No. 5/PRT/M/2008.
Perhitungan konservasi energi pada dimana I adalah biaya awal, OM adalah biaya
kategori EEC didasarkan pada SNI operasional dan pemeliharaan, serta Repl
03-6197-2000. Kualitas air minum pada adalah biaya penggantian.
kategori WC diatur oleh Permenkes no.492. Untuk mendapatkan present value dari
Kategori IHC menggunakan SNI 03-6572-2001 komponen biaya operasional dan pemeliharaan
untuk menilai sistem ventilasi dan dan biaya penggantian digunakan metode
pengkondisian udara, SNI 03-6197-2000 untuk Present Worth Method atau Metode Nilai
konservasi energi pada sistem pencahayaan dan Sekarang [9], dengan rumus sebagai berikut :
SNI 03-6386-2000 untuk menilai kenyamanan
1
suara dalam bangunan. PV = 𝐹𝑉 (2)
(1+𝑟)𝑛

2.3. Life Cylce Cost (LCC) dimana FV adalah future value, r adalah rate of
Pentingnya mengetahui nilai LCC adalah return dan n adalah number of periods.
untuk dapat mengambil keputusan biaya terkait
evaluasi sebuah proyek yang melibatkan semua 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
biaya yang muncul sejak tahap awal 3.1. Survey Lapangan
perencanaan hingga pembongkaran komponen Tahap awal penelitian adalah melakukan
[7]. pengamatan dan pengukuran lapangan pada
Sebagai catatan, hasil perhitungan LCC obyek terpilih, dengan acuan 6 kategori dalam
bukan merupakan total estimasi biaya selama GREENSHIP - GBCI. Total poin yang
jangka waktu gedung beroperasi, melainkan diperoleh pada kategori ASD adalah 10 poin,
sebuah solusi alternatif bangunan yang lebih yaitu 3 poin dari kriteria Community
hemat secara finansial [8]. Accessibility, 2 poin dari Site Landscaping, 2
poin dari Heat Island Effect, 1 poin dari Storm
Water Management dan 2 poin dari Building
Neighborhood.

3
BEM poin yang diperoleh adalah 1 poin untuk
kriteria Innovations dan 1 poin untuk kriteria
Design Intent & Owner’s Project Requirement.
Dengan total poin 37, maka gedung TI
belum mendapatkan predikat GREENSHIP.

3.2. Retrofitting
Penilaian awal GREENSHIP EB pada
gedung TI menunjukkan bahwa bangunan
tersebut belum dapat dikatakan bangunan hijau
karena tidak mendapatkan predikat apapun.
Mayoritas poin yang gagal didapatkan adalah
Gambar 2. Lokasi Gedung TI pada kriteria kredit yang mensyaratkan adanya
SOP atau komitmen manajemen gedung,
selebihnya adalah kriteria terkait efisiensi energi
baik listrik maupun air.
Rekomendasi green retrofit yang
diusulkan untuk gedung ini memiliki target
minimum 41 poin untuk dapat meraih peringkat
Bronze atau 53 untuk peringkat Silver.
1. Kategori ASD
Pengurangan area parkir sepeda motor dapat
diterapkan kepada para mahasiswa. Mereka
dapat menggunakan area parkir Teknik yang
tersedia pada sebelah timur gedung. Selain
Gambar 3. Tampak Gedung TI
itu, dilakukan pula penambahan rack parkir
sepeda sejumlah 2 unit dan diletakkan pada
Pada kategori EEC, kriteria Optimized
area parkir mobil sisi selatan. Pihak
Efficiency Building Energy Performance
manajemen perlu juga untuk merumuskan
mendapat 9 poin karena IKE listrik berada di
SPO pengendalian hama penyakit tanaman.
bawah standar acuan, sedangkan pada kriteria
Poin tambahan yang diperoleh adalah 3.
Testing, Recommisioning or
2. Kategori EEC
Retrocommisioning mendapat 1 poin. Pada
Rekomendasi utama adalah dengan
kriteria System Energy Performance diperoleh
melakukan optimalisasi penggunaan
3 poin untuk penghematan konsumsi energi
pencahayaan alami, yaitu dengan 2 cara :
daya pencahayaan ruang serta penggunaan
untuk ruang-ruang yang berada pada sisi
minimum 80% lampu LED pada ruang kerja,
timur gedung dan sering digunakan, gorden
dan pada kriteria Energy Monitoring & Control
perlu dibuka secara penuh setiap ruang
mendapat 1 poin dalam hal ketersediaan kwH
digunakan; penggantian 60 buah lampu
meter untuk semua sistem dalam gedung.
selasar dan lobby dengan lampu sensor
Kategori Water Conservation hanya
gerak.
mendapat 1 poin pada kriteria Water Quality.
Optimalisasi penghawaan alami juga perlu
Pada kategori Material Resource and Cycle
dilakukan pada ruang-ruang yang digunakan
poin yang diperoleh adalah 3 yaitu pada kriteria
selama lebih dari 90 menit, dengan cara
Non UDS Usage yang dibuktikan dengan
menyalakan pendingin ruangan ketika siang
penggunaan pendingin ruangan dan bahan
hari, selebihnya cukup dengan
pembersih gedung yang memiliki nilai ODP =
memanfaatkaan bukaan jendela. Efisiensi
0.
tersebut menyumbang 2 poin pada System
Kategori IHC mengantongi 7 poin dari 5
Energy Performance.
kriteria. 2 poin diperoleh pada kriteria Outdoor
Selain itu, didapatkan 2 poin untuk kriteria
Air Introduction, 1 poin untuk Thermal
Energy Monitoring & Control dan 3 poin
Comfort, 1 poin untuk Visual Comfort, 1 poin
pada Operation and Maintenance. Pada
untuk Acoustic Level, , dan 2 poin untuk
kategori ini diperoleh tambahan poin sebesar
Building User Survey. Sedangkan pada kategori
7 poin.

4
Tabel 2. Total Poin Awal dan Akhir 3.3. Analisa Life Cycle Cost
Kategori
Poin Poin Informasi biaya awal diperoleh dari staff
Awal Akhir Barang Milik Negara di kantor Dekanat
Appropriate Site Development 10 13
Fakultas Teknik, perhitungannya adalah
Energy Efficiency & 14 21
Conservation sebagai berikut :
Water Conservation 1 5
Material Resources & Cycle 3 5 Tabel 3. Perhitungan Biaya Awal
Indoor Health & Comfort 7 10
Building Enviromental 2 7 Uraian Biaya Estimasi Biaya (Rp)
Management Biaya Perencanaan 301.990.000,-
TOTAL 37 61 Biaya Konstruksi 13.835.495.261,-
Predikat - Silver Biaya Interior 163.000.000,-
Biaya Adm (5%) 691.774.764,-
3. Kategori WC Biaya Lain-lain (15%) 2.075.324.289,-
Pemasangan water sub metering pada Total Biaya Awal 17.067.584.313,-
gedung, penambahan sistem air daur ulang
yang berasal dari air limpasan hujan untuk Untuk biaya administrasi dan biaya
kebutuhan flushing WC, pengadaan sistem lain-lain menggunakan perhitungan 5% dan
filtrasi untuk air minum, serta penambahan 15% dari biaya konstruksi [9]. Time value of
fitur kran auto stop sebesar 50% pada setiap money tidak mempengaruhi nilai biaya awal
area kamar mandi merupakan rekomendasi karena biaya tersebut terjadi hanya satu kali di
yang tepat dalam rangka konservasi air pada awal saja.
gedung. Poin tambahan adalah 4. Sedangkan untuk biaya operasional dan
4. Kategori MRC pemeliharaan gedung serta biaya penggantian
Perlu dirumuskan SOP untuk kegiatan memerlukan perhitungan Present Worth
pemilahan sampah organik dan anorganik, Method, dimana ditentukan bahwa tingkat suku
serta penyaluran barang bekas. Poin bunga (i) adalah 7,14%, periode analisa (n) 10
tambahan yang diperoleh adalah 2. tahun dimana tahun ke-0 adalah 2018 dan inflasi
5. Kategori IHC diabaikan. Nilai present worth (PV) dari semua
Larangan merokok perlu diterapkan melalui biaya kemudian dijumlahkan bersama dengan
media tulis seperti sticker pada setiap biaya awal untuk mendapatkan total LCC dari
dinding lobby atau poster yang ditempel bangunan eksisting.
pada majalah dinding. Pada ruang serbaguna
lantai 6 perlu ditambahkan instalasi sensor Tabel 4. Perhitungan Biaya Awal Setelah
gas CO2. Poin yang diperoleh adalah 3. Retrofit
6. Kategori BEM Uraian Biaya Estimasi Biaya (Rp)
Usaha perbaikan pada kategori WC dan Biaya Perencanaan 301.990.000,-
MRC dapat menyumbang 2 poin untuk Biaya Konstruksi 13.835.495.261,-
kriteria Innovations. Pada dasarnya, di dalam Biaya Interior 163.000.000,-
struktur manajemen gedung TI terdapat Biaya Adm (5%) 691.774.764,-
Biaya Lain-lain (15%) 2.075.324.289,-
sejumlah sumber daya manusia yang Biaya rack sepeda 2.800.000,-
memiliki kompetensi dalam hal penerapan Biaya lampu sensor gerak 4.500.000,-
prinsip-prinsip lingkungan berkelanjutan. untuk selasar/lobby
Oleh karena itu, tambahan poin dapat Biaya instalasi sistem daur 20.000.000,-
diperoleh untuk kriteria Green Operational ulang air hujan
Biaya kran air auto stop
& Maintenance Team dan Green Biaya pengelolaan limbah 7.500.000,-
Occupancy. Total poin tambahan untuk Biaya instalasi sensor CO2 1.000.000,-
kategori ini adalah 5. Biaya tong sampah 3jenis 6.600.000,-
Total Biaya Awal 17.127.084.313,-
Dengan demikian, total poin yang
diperoleh setelah diterapkan green retrofit pada Metode yang sama juga diterapkan untuk
bangunan eksisting adalah sebesar 61 dengan mendapatkan nilai LCC setelah penerapan green
peringkat Silver. Perbandingan total poin awal retrofit. Terdapat 2 alternatif perhitungan LCC
dan akhir dapat dilihat pada tabel 2. yang diusulkan. Alternatif A adalah perhitungan
LCC dengan melibatkan seluruh biaya yang

5
Tabel 5. Perhitungan Biaya Operasional dan Pemeliharaan
Estimasi Biaya (Rp) Present Worth (Rp)
Uraian Biaya Setelah Setelah Setelah Setelah
Eksisting Retrofit (A) Eksisting Retrofit (A)
Retrofit (B) Retrofit (B)
Biaya energi
- Biaya listrik 82.944.000,- 66.786.000,- 66.636.000,- 610.475.060,- 491.550.774,- 490.446.761,-
- Biaya air - - - - -
Biaya kebersihan 14.899.000,- 14.899.000,- 14.899.000,- 109.657.937,- 109.657.937,- 109.657.937,-
Biaya perawatan 20.000.000,- 20.000.000,- 20.000.000,- 147.201.741,- 147.201.741,- 147.201.741,-
Total Biaya Operasional dan Pemeliharaan 867.334.738,- 748.410.452,- 747.306.439,-

Tabel 6. Perhitungan Biaya Penggantian


Estimasi Biaya (Rp) Present Worth (Rp)
Uraian Biaya Setelah Setelah Setelah Setelah
Eksisting Retrofit (A) Eksisting Retrofit (A)
Retrofit (B) Retrofit (B)
Penggantian armatur
36.580.000,- 36.580.000,- 36.580.000,- 20.426.081 20.426.081 20.426.081,-
lampu
Penggantian pompa
3.000.000,- 1.750.000,- 1.750.000,- 3.916.959,- 2.284.893,- 2.284.893,-
air
Biaya penggantian
15.000.000,- 15.000.000,- 15.000.000,- 8.375.922,- 8.375.922,- 8.375.922,-
AC
Total Biaya Penggantian 32.718.961,- 31.086.895,- 31.086.895,-

Tabel 7. Analisa Life Cycle Cost


Present Worth 10 years (Rp) 4. KESIMPULAN DAN SARAN
Uraian
Setelah Retrofit Setelah Retrofit 4.1. Kesimpulan
Eksisting (A)
Biaya (B)
Penilaian GREENSHIP EB pada
Biaya awal 17.067.584.314,- 17.127.084.313,- 17.109.184.313,-
Gedung TI menyatakan bahwa bangunan
Biaya OM 867.334.738,- 784.410.452,- 747.306.439,-
Biaya eksisting tersebut belum mendapatkan
32.718.961,- 31.086.895,- 31.086.895,-
penggantian predikat apapun. Setelah green retrofit
Total LCC 17.967.638.013 17.906.581.660,- 17.887.577.647,- diterapkan, baik secara kualitas maupun
kuantitas, gedung TI dapat meraih predikat
Silver. Disamping melakukan optimalisasi
muncul akibat penerapan green retrofit. energi, kebijakan dan komitmen manajemen
Alternatif B adalah perhitungan LCC dengan merupakan hal yang utama pula untuk dapat
hanya memasukkan biaya yang berhubungan dipenuhi.
langsung dengan efisiensi energi, yaitu biaya Penelitian ini merumuskan bahwa green
lampu sensor, biaya instalasi sistem daur ulang retrofit yang didasarkan pada GREENSHIP EB
air hujan dan biaya kran air auto stop. dapat berpengaruh terhadap penghematan biaya
Perbandingan hasil analisa LCC bangunan operasional dan pemeliharaan serta biaya
eksisting dan bangunan retrofit dalam 2 penggantian yang berdampak pada
alternatif dapat dilihat pada tabel 7. penghematan LCC bangunan. Penghematan
Penghematan pada komponen biaya biaya menjadi lebih besar apabila green retrofit
operasional dan pemeliharaan pada alternatif A difokuskan pada 3 (tiga) kategori, yaitu Energy
adalah sebesar Rp. 82.924.286,- (9,56%), Efficiency and Conservation; Water
sedangkan pada alternatif B adalah sebesar Rp. Conservation; dan Indoor Health Comfort
120.028.299,- (13,84%). Sedangkan pada dimana biaya operasional dan pemeliharaan
komponen biaya penggantian juga didapatkan dapat ditekan hingga 13,84% dan biaya
penghematan biaya, yaitu sebesar Rp. penggantian sebesar 5%, dengan penghematan
1.632.066,- baik pada alternatif A maupun total LCC adalah sebesar 0,45%.
alternatif B.
Dengan demikian, penghematan total 4.2. Saran
LCC pada alternatif A adalah sebesar Rp. Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya
61.056.353,- (0,34%), sedangkan penghematan menggunakan obyek studi bangunan eksisting
pada alternatif B adalah sebesar Rp. yang lebih membutuhkan green retrofit agar
80.060.366,- (0,45%). didapatkan penghematan LCC yang lebih

6
besar. Selain itu, perlu juga ditambahkan acuan Benefits of Green Buildings : A Report to
selain GREENSHIP EB dalam menerapkan California’s Sustainable Building Task
green retrofit untuk dapat memperdalam Force. San Fransisco, CA : USGBC.
analisa. [6] Green Building Council Indonesia (2016).
GREENSHIP Existing Building version
5. DAFTAR PUSTAKA 1.1. Jakarta : Divisi Rating dan Teknologi
[1] Building and Construction Authority Green Building Council Indonesia.
Singapore. (2010). Building Planning and [7] Fuller, S. K. & Peterson, S. R. (1995). Life
Massing. Singapore : The Centre for cycle costing manual for the Federal
Sustainable Buildings and Construction. energy management program. NIST
[2] Bullen, P.A. (2007). Adaptive reuse and Handbook 135.
sustainability of commercial buildings. [8] Junus, T.D., Fitria, D., & Dimas, T.A.
Facilities, Vol. 25, hal. 20-31. (2017, March 1). Pengambilan Keputusan
[3] Vanadila, Veby. (2012). Green Building in Investasi dengan Menggunakan Metode
Indonesia. Dipetik 26 April, 2017, dari Life Cycle Cost Analysis. Dipetik 16 Maret,
Academia : https://www.academia.edu/ 2018, dari PT Asdi Swasatya:
[4] YU, S.-M., TU, Y., & Luo, C. (2011, http://www.pt-asdi.com/article/detail/36
Agustus). Green Retrofitting Costs and [9] Fabricky, W. J., and Benjamin S.
Benefits : A New Research Agenda. IRES Blanchard. (1991). Life Cycle Cost and
Working Paper Series, hal. 1-15. Economic Analysis. Prentice-Hall, Inc. :
[5] USGBC. (2003). The Costs and Financial Englewood Cliffs.

Vous aimerez peut-être aussi