Vous êtes sur la page 1sur 27

TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM

DOSEN PENGAMPU :

Dr. I Putu Gede Sukaatmadja,SE.,M.P.

OLEH :
NI Putu Eka Dewayani (1607531092)
Kadek Geyong Aditya Gumiyar (1607531093)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat yang
diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman


yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 28 Februari 2018

Penyusun

i
ABSTRAK
Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini
berarti bahwa dalam kegiatannya Koperasi turut mengambil bagian bagi
tercapainya kehidupan ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang-orang
yang menjadi anggota perkumpulan itu sendiri maupun untuk masyarakat
di sekitarnya. Terkait dengan hal ini masyarakat perlu mengetahui tata cara
pendirian koperasi yang diatur oleh badan hukum. Mengingat besarnya
tanggungjawab badan hukum koperasi terhadap segala transaksi dan
tindakan hukum pengurusnya. Maka dalam pendirian koperasi harus
benar-benar memperhatikan tahapan pendirian koperasi, rincian
persyaratan pembentukan koperasi dan anggaran dasar/anggaran rumah
tangga koperasi.
Kata kunci : Tahapan Pendirian Koperasi, Persyaratan Pendirian
Koperasi,Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Koperasi

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………. i
Abstrak…………………………………………………………………………. ii
Daftar isi…………………………………………………………………………. iii
BAB I Pendahuluan…………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang.…………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………… 1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………… 1
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………… 2
BAB II Pembahasan…………………………………………………………… 3
2.1 Tahapan Pendirian Koperasi………………………………………… 3
2.2 Rincian Persyaratan Pembentukan Koperasi…………………….. 4
2.3 Langkah-Langkah Mendirikan Koperasi…………………………… 5
2.3.1 Dasar Pembentukan……………………………………………… 5
2.3.2 Persiapan Pembentukan…………………………………………… 6
2.3.3 Pengajuan Permohonan Untuk Mendapatkan Pengesahan
Hak Badan Hukum Koperasi……………………………………… 8
2.3.4 Pendaftaran Koperasi Sebagai Badan Hukum....................... 9
2.3.5 Pengesahan Akte Pendirian……………………………………… 10
2.4 Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga Koperasi………….. 11
2.4.1 Pedoman Penyusunan………………………………………… 11
2.4.2 Tujuan Penyusunan……………………………………………….. 12
2.4.3 Ruang Lingkup……………………………………………………… 12
2.4.4 Cara Penyusunan…………………………………………………….. 13
2.4.5 Materi dan Rambu-Rambu Penyusunan………………………….. 14
BAB III PENUTUP………………………………………………………………. 22
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………. 22
3.2 Saran………………………………………………………………………. 22
Daftar Pustaka………………………………………………………………… 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan
ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong
tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan
berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang. Itulah yang
dikemukakan oleh Bapak Koperasi Indonesia yaitu Moh. Hatta yang
mendefinisikan koperasi lebih sederhana tetapi jelas, padat, dan ada suatu
visi dan misi yang dikandung koperasi.
Dalam UU. No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 3 disebutkan
bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatana
perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Sebagai badan usaha, koperasi tetap tunduk terhadap kaidah-kaidah
perusahaan dan prinsip-prinsip ekonomi yang berlaku. Dalam fungsinya
sebagai badan usaha, maka koperasi tetap tunduk pada prinsip-prinsip
ekonomi perusahaan dan prinsip-prinsip dasar koperasi. Khusus yang
menyangkut aspek perkoperasian, ada beberapa aspek yang menjadi
pertimbangan untuk mencapai tujuan koperasi sebagai badan usaha yaitu
tahapan pendirian koperasi, sistem pembagian keuntungan (Sisa Hasil
Usaha). Oleh karena itu, dalam paper ini akan dijelaskan secara lebih
mendalam tentang tata cara mendirikan koperasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahapan pendirian koperasi ?
2. Apa saja rincian persyaratan pembentukan koperasi ?
3. Apa saja langkah-langkah mendirikan koperasi ?
4. Apa itu anggaran dasar/anggaran rumah tangga koperasi ?
1.3 Tujuan Penulis
1. Agar pembaca mengetahui tahapan pendirian koperasi.
2. Agar pembaca mengetahui rincian persyarratan pembentukan
1
koperasi.
3. Agar pembaca mengetahui apa saja langkah-langkah mendirikan
koperasi
4. Agar pembaca mengetahui apa itu anggaran dasar/anggaran rumah
tangga koperasi.
1.4 Manfaat Penulisan
Ada manfaat dari penulisan ini antara lain sebagai berikut.
1. Bai penulis :
 Mengetahui tata cara pendirian koperasi
 Menambah wawasan dan pemahaman tentang koperasi
 Sebagai syarat memenuhi penilaian Mata Kuliah Manajemen
Koperasi dan UMKM
2. Bagi Pembaca :
 Menambah wawasan dan pemahaman tentang koperasi
 Memudahkan pembaca untuk memahami materi ini

2
BAB II
PEMBAHASAN
TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI

2.1 Tahapan Pendirian Koperasi


Tahapan Pendirian koperasi mengacu pada pasal 6 UU No. 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian, disebutkan bahwa koperasi primer dibentuk
oleh sekurang-kurangnya 20 orang. Sedangkan koperasi sekunder
dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 koperasi.
Secara rinci, tahapan pendirian koperasi seperti telah digambarkan
adalah sebagai berikut :
1) Dua orang atau lebih yang mewakili kelompok masyarakat atau yang
sering disebut sebagai pemrakarsa, menghubungi Kantor Koperasi di
Tingkat II (Kabupaten atau Kotamadya) untuk mendapatkan
penjelasan mengenai persyaratan dan tata cara mendirikan koperasi.
2) Selanjutnya, pemrakarsa mengajukan proposal (gambaran umum)
yang berisi tentang potensi ekonomi anggota, jenis usaha yang akan
dikembangkan, dasar pembentukan koperasi, dan sekaligus
mengajukan permohonan ke pejabat Kantor Koperasi dalam rangka
mempersiapkan rancangan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART) koperasi yang akan didirikan.
3) Atas dasar permohonan pada butir 2, pejabat Kantor Koperasi
memberikan penyuluhan, yang intinya antara lain berisi tentang
pengertian koperasi, tujuan dan manfaat berkoperasi, hak dan
kewajiban anggota, dan peraturan-peraturan lainnya.
4) Penyuluhan dan rapat pembentukan koperasi diharapkan dihadiri
minimal 20 orang calon-calon anggota koperasi.
5) Sejak rapat pembentukan tersebut, koperasi telah dapat menjalankan
aktivitas usahanya.
6) Pengurus mulai melaksanakan kegiatan usaha atau pelayanan kepada
anggota, sesuai dengan bidang usaha yang telah disepakati untuk

3
dikembangkan koperasi seperti pimpan pinjam, pertokoan, dan lain-
lain.
7) Pengurus mengajukan permohonan pengesahan koperasi sebagai
badan hukum ke Kantor Koperasi setempat.
8) Pejabat Kantor Koperasi setempat melakukan verifikasi dan penelitian
atas kebenaran data-data yang diajukan oleh pengurus koperasi
tersebut.
9) Untuk koperasi primer atau sekunder yang wilayah operasinya lebih
dari dua daerah Tingkat II, maka Kantor Koperasi Tingkat II
menyerahkannya kepada pejabat Kantor Wilayah Departemen
Koperasi di Tingkat I (Propinsi) untuk diverifikasi ataupun diteliti
kebenaran data-data koperasi yang diajukan.
10) Selanjutnya, apabila seluruh data yang disampaikan telah sesuai
dengan ketentuan-ketentuan perundangan yang berlaku, maka akta
Badan Hukum tersebut disampaikan kepada pejabat Kantor Koperasi
Tingkat II, untuk diteruskan kepada koperasi yang bersangkutan.
2.1 Rincian Persyaratan Pembentukan Koperasi

Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Bab IV, pasal 6


sampai dengan 8, rincian syarat-syarat pembentukan koperasi dalah
sebagai berikut.
1) Persyaratan pembentukan koperasi didasarkan atas dasar bentuk
koperasi yang akan dibentuk (koperasi primer atau koperasi sekunder).
2) Pembentukan koperasi primer memerlukan minimal 20 orang anggota.
Sedangkan keanggotaan koperasi sekunder adalah badan hukum
koperasi, minimal 3 koperasi.
3) Koperasi yang akan dibentuk harus berkedudukan di wilayah negara
Republik Indonesia.
4) Pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat
anggaran dasar.
5) Anggaran Dasar koperasi minimal harus memuat beberapa hal berikut
ini.
 Daftar nama pendiri
4
 Nama dan tempat kedudukan
 Maksud dan tujuaan serta bidang usaha yang akan dilakukan
 Ketentuan mengenai keanggotaan
 Ketentuan mengenai rapat anggota
 Ketentuan mengenai pengelolaan
 Ketentuan mengenai permodalan
 Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya
 Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
 Ketentuan mengenai sanksi
2.2 Langkah-Langkah Mendirikan Koperasi

Langkah-langkah dalam mendirikan koperasi harus sesuai dengan


“Pedoman Tata Cara Mendirikan Koperasi” yang dikeluarkan oleh
Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah tahun 1998.
Pedoman tersebut adalah sebagai berikut :
2.3.1 Dasar pembentukan

Orang atau masyarakat yang mendirikan koperasi serta kegiatan usaha


yang akan dilaksanakan oleh kopersai untuk meningkatkan pendapatan
dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi mereka. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pembentukan koperasi adalah :
1) Orang – orang yang mendirikan dan yang nantinya akan menjadi
anggota koperasi harus mempunyai kegiatan dan ataun kepentingan
ekonomi yang sama. Hal itu mengandung arti bahwa tidak setiap orang
dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa adanya
kejelasan atau kepentingan ekonominya.
2) Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara
ekonomi. Layak secara ekonomi diartikan bahwa usaha tersebut akan
dikelola secara efisien dan mampu menghasilkan keuntungan usaha
dengan mempertimbangankan faktor-faktor tenaga kerja modal dan
teknologi.

5
3) Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha
yang akan dilaksanakan tanpa menutup kemun gkinan memperoleh
bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar.
4) Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan
usaha yang akan dilasanakan agar tercapai efisiensi dalam pengelolaan
koperasi.

2.3.2 Persiapan Pembentukan Koperasi


Persiapan yang perlu dilakukan dalam pendirian koperasi adalah
sebagai berikut:
1) Orang-orang yang bermaksud mendirikan koperasi terlebih dahulu
harus mendapat penerangan dan penyuluhan yang seluas-luasnya dari
pejabat Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil, dan Menengah.
2) Disamping hal tersebut di atas, juga sangat baik dilakukan pendidikan
atau latihan lebih dahulu bagi sebagian atau seluruh peminat yang akan
mendirikan koperasi tersebut
3) Setelah dirasa cukup pengertiannya dan dilandasi dengan keyakinan
dan kesadaran mereka, tanpa adanya paksaan atau hanya ikut-ikutan
saja, maka mereka dapat mengadakan rapat pembentukan.

2.3.3 Rapat Pembentukan


Setelah persiapan pembentukan koperasi dilakukan, maka selanjutnya
perlu dilakukan rapat pembentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Rapat pembentukan dihadiri oleh peminat-peminat tersebut di atas
paling sedikit 20 orang dan dipimpin oleh salah seorang/lebih dari
antara mereka sendiri.
2) Karena pentingnya rapat pembentukan ini, seyogyanya mengundang
pejabat/petugas departemen koperasi setempat, untuk membantu
kelancaran jalannya rapat, serta memberikan berbagai petunjuk,
penjelasan, dan dorongan agar maksud dan tujuan pendirian koperasi
tercapai.
3) Rapat membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan
koperasi antara lain :

6
 Tujuan pendirian koperasi
 Usaha yang hendak dijalankan
 Penerimaan dan persyaratan keanggotaan dan kepengurusan
 Penyusunan anggaran dasar
 Menetapkan modal awal yang terdiri dari simpanan-simpanan
 Pemilihan pengurus dan Badan Pemeriksa Koperasi
4) Penyusunan AD/ART koperasi harus selalu memperhatikan dan
berpegang teguh pada ketentuan-ketentuan yang ada. AD/ART
tersebut juga tidak boleh bertentangan dengan ketentuan undang-
undang koperasi dan peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan tidak
berlawanan dengan kepentingan dan kebutuhan mereka. Pada
dasarnya, hal-hal yang harus dimuat dalam anggaran dasar adalah :
 Nama, pekerjaan, serta tempat tinggal para pendiri koperasi
 Nama lengkap dan nama singkatan dari koperasi
 Tempat kedudukan koperasi dan daerah kerjanya
 Maksud dan tujuan koperasi
 Jenis dan kegiatan usaha yang akan dilakukan
 Syarat-syarat keanggotaan dan kepengurusan
 Ketentuan-ketentuan mengenai hak, kewajiban, dan tugas anggota
dan para pelaksana lainnya
 Ketentuan-ketentuan mengenai rapat-rapat anggota dan pengurus
 Ketentuan-ketentuan mengenai simpanan-simpanan (permodalan)
sisa hasil usaha, tanggungan anggota/koperasi, dan sisa kekayaan
apabila koperasi dibubarkan
 Lain-lainnya sesuai dengan pembicaraan dalam rapat
pembentukan dimaksud

5) Rapat harus menyepakati keputusan mengenai pembentukan


koperasi, konsep AD/ART, modal awal, rencana kerja, serta pemilihan
pengurus (mereka yang diberi kuasa [pendiri] oleh rapat untuk
menandatangani AD serta mengurus pengajuan permohonan

7
pengesahan badan hukum kepada yang berwenang).
2.3.4 Pengajuan Permohonan Untuk Mendapatkan Pengesahan Hak
Badan Hukum Koperasi
Untuk mendapatkan pengesahan badan hukum koperasi, langkah-
langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Para pendiri (atau orang yang diberi kuasa) mengajukan permintaan
pengesahan badan hukum kepada Kepala Kantor Departemen
Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah (PKM) yang bertempat
tinggal/berdomisili di wilayah koperasi yang akan dibentuk, atau kepada
Menteri Koperasi, PKM, dalam hal ini Sekretaris Jenderal bagi koperasi
primer/koperasi sekunder yang anggotanya bertempat tinggal pada
beberapa propinsi sesuai dengan skala usaha koperasi yang
berangkutan.
2) Permintaan pengesahan tersebut diajukan dengan lampiran sebagai
berikut :
 Dua rangkap akte pendirian, satu diantaranya bermaterai cukup
 Berita Acara Rapat Pembentukan
 Surat bukti penyetoran modal sekurang-kurangnya sebesar
simpanan pokok.
 Disamping itu, pengurus harus telah menyediakan dan mengisi
Buku Daftar Anggota dan Buku Pengurus yang merupakan bukti
sahnya keanggotaan dan kepengurusan orang-orang yang
tercantum, yang telah ditandatangani.
 Setelah menerima surat permohonan tersebut, Pejabat Koperasi
setempat (Kepala Koperasi dan PKM Kabupaten/Kotamadya
setempat) segera memberikan Surat Tanda Penerimaan yang
ditandatangani dan diberi tanggal, kepada pendiri/pengurus
koperasi yang bersangkutan.
 Perlu diperhatikan bahwa, jika surat permohonan yang diajukan
tidak dilengkapi dengan lampiran-lampiran yang diperlukan atau
meskipun lampirannya lengkap akan tetapi tidak sempurna seperti
yang telah ditentukan, maka Pejabat Koperasi berhak untuk

8
memberikan surat tanda penerimaan dan pengiriman kembali surat
permohonan tersebut untuk diajukan lagi setelah dilengkapi atau
disempurnakan dengan lampiran- lampiran yang diperlukan atau
pengisian yang sempurna.
2.3.5 Pendaftaran Koperasi Sebagai Badan Hukum
1) Setelah tanda penerimaan diberikan kepada koperasi yang
bersangkutan, Pejabat Koperasi setempat wajib mengadakan
penelitian dengan jalan mengadakan peninjauan dan pemeriksaan
setempat selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak tanggal penerimaan
permohonan tadi.
2) Atas dasar penelitian pemeriksaan tersebut di atas, Pejabat Koperasi
setempat menetapkan pendapatnya seperti berikut :
 Menyetujui pembentukan koperasi yang bersangkutan dan setuju
agar
 koperasi tersebut mendapat hak badan hukum koperasi
 Atau menunda ataupun menolak pembentukan dan pemberian
badan hukum koperasi.
3) Jika ternyata telah memenuhi persyaratan pembentukan dan ada
dasar kelangsungan hidupnya, pejabat menyatakan persetujuan dan
meneruskan permohonan pengesahan badan hukum koperasi yang
bersangkutan (lengkap dengan lampiran-lampirannya : anggaran
dasar, berita acara rapat pembentukan, dan neraca awal, ditambah
rekomendasi pejabat berupa surat persetujuannya) kepada pejabat
yang berwenang memberikan pengesahan badan hukum koperasi.
4) Kepala Kantor Departemen Koperasi, PKM atau Menteri Koperasi,
PKM dalam hal ini Sekretaris Jenderal Departemen Koperasi, PKM
akan melakukan penelitian terhadap materi anggaran dasar, terutama
mengenai keanggotaan, permodalan, kepengurusan dan bidang usaha
yang akan dijalankan harus layak secara ekonomi.

9
5) Materi anggaran dasar tersebut tidak boleh bertentangan dengan
Undang- Undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian dan tidak
bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan.
2.3.6 Pengesahan Akte Pendirian
1) Dalam waktu selambat-lambatnya 3 bulan terhitung sejak penerimaan
permohonan pengesahan badan hukum dari koperasi yang
bersangkutan, pejabat terkait harus telah memberikan jawaban
pengesahannya
2) Apabila pejabat yang berhak memberikan pengesahan badan hukum
koperasi (dalam hal ini Direktur Jenderal Bina Lembaga Koperasi atau
Kepala Wilayah Departemen Koperasi setempat) berkeberatan atas isi
Akte Pendirian/Anggaran Dasar koperasi yang bersangkutan (karena
menganggap ada ketidaksesuaian kegiatan dengan Undang-Undang
Koperasi dan Peraturan-Peraturan pelaksanaannya, dan menganggap
ada ketidaksesuaian kegiatan koperasi tersebut dengan maksud dan
tujuannya.
3) Apabila pejabat yang berwenang/berhak memberikan pengesahan
badan hukum koperasi berpendapat bahwa, Akta Pendirian/Anggaran
Dasar tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang
Koperasi dan peraturan-peraturan pelaksanaannya serta kegiatannya
sesuai dengan tujuannya.
4) Tanggal pendaftaran Akta Pendirian berlaku sebagai tanggal resmi
berdirinya koperasi. Sejak tanggal pendaftaran tersebut, koperasi
yang bersangkutan adalah Badan Hukum, sah sebagai Badan Hukum,
sehingga segala hak dan kewajiban yang timbul serta ikatan yang
diadakan atas namanya sebelum tanggal pendaftaran tersebut
seketika itu berakhir. Pejabat mengumumkan setiap pengesahan
koperasi dalam Berita Negara.
5) Buku daftar Umum serta Akta-akta yang disimpan pada kantor pejabat
dapat dilihat dengan Cuma-Cuma oleh umum. Sedangkan salinan atau
petikan Akta/Anggaran Dasar koperasi dapat diperoleh oleh yang
bersangkutan dengan mengganti biaya salinan, dan harus
dilegalisasikan oleh Pejabat Koperasi yang bersangkutan.
10
6) Badan Hukum yang diperoleh memungkinkan koperasi untuk
melaksanakan segala tindakan hukum termasuk hal pemilikan atas
tanah dan bangunan, sebagai diatur dalam peraturan perundang-
undangan tentang agraria, serta melakukan usaha-usaha yang
meliputi seluruh bidang ekonomi.
7) Surat-surat atau formulr yang diperlukan dalam rangka permohonan
mendapatkan Badan Hukum koperasi tersedia pada Koperasi
setempat.
2.4 Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga Koperasi
Pendirian koperasi didasari oleh keinginan dari beberapa orang yang
bersepakat bergabung, mengelola kegiatan dan kepentingan ekonominya
di dalam wadah koperasi. Wujud kesepakatan untuk meningkatkan diri di
dalam wadah koperasi tersebut selanjutnya dirumuskan dalam bentuk
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
2.4.1 Pedoman Penyusunan
Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 menyatakan
“Pembentukan koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Ayat (1)
1 dilakukan dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar”.
Sedangkan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 4 tentang Persyaratan
dan Tatacara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar
Koperasi menyatakan “Menteri memberikan pengesahan terhadap akta
pendirian koperasi, apabila ternyata setelah diadakan penelitian anggaran
dasar koperasi : (a) tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian; (b) tidak bertentangan dengan
ketentuan umum dan kesusilaan”. Dari ketentuan ini dapat disimpulkan
bahwa, AD mempunyai kedudukan yang sangat menentukan dalam
pendirian koperasi, khususnya koperasi yang mendapatkan
pengakuan/pengesahan dari pemerintah.
Dalam Pasal 23 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, yang
berwenanng menetapkan AD koperasi adalah rapat anggota. Dengan
demikian, anggota melalui forum tertinggi organisasi koperasi,
menentukan isi, bobot, dan kualitas AD ini. Karena itu, anggota harus
memahami benar segala sesuatu mengenai perkoperasian, termasuk hak
11
dan kewajibannya menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992,
sehingga perumusan AD dapat dilaksanakan dengan baik dan benar
2.4.2 Tujuan Penyusunan
1) Menunjukan adanya tata kehidupan koperasi secara teratur dan jelas
yang merupakan bentuk kesepakatan para anggota koperasi dan
kedudukannya kuat secara hukum, karena keberadaannya diatur dalam
UU Nomor 25 Tahun 1992.
2) Menjadi peraturan bagi perangkat organisasi dan pengelola koperasi
dalam pelaksanaan kegiatan organisasi, manajemen, usaha, dan
keuangan sesuai dengan kepentingan ekonomi para anggota koperasi.
3) Mewujudkan ketertiban dalam pelaksanaan kegiatan organisasi,
manajemen, usaha, dan keuangan baik oleh anggota, pengurus,
pengawas, dan pengelola koperasi.
4) Menjadi dasar penyusunan peraturan dan ketentuan-ketentuan lainnya
yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan koperasi.
2.4.1 Ruang Lingkup
1) Anggaran dasar (AD) koperasi memuat ketentuan-ketentuan pokok
yang merupakan dasar bagi tata kehidupan koperasi dan harus disusun
secara ringkas, singkat, jelas, dan mudah di mengerti oleh siapapun.
2) Anggaran rumah tangga (ART) koperasi memuat himpunan peraturan
yang mengatur urusan rumah tangga sehari-hari, yang merupakan
penjabaran lebih lanjut dari AD.
3) Ketentuan pokok yang dimuat dalam anggaran dasar meliputi :
 Organisasi
 Usaha
 Modal
 Manajemen/Pengelolaan
4) Pengaturan organisasi memuat hal-hal sebagai berikut :
 Daftar nama pendiri
 Nama dan tempat kedudukan
 Maksud dan tujuan
 Keanggotaan

12
 Perangkat organisasi
 Rapat-rapat, termasuk rapat anggota
 Waktu pendirian
 Perubahan AD/ART dan Pembubaran
 Sanksi
5) Pengaturan usaha berisi hal-hal sebagai berikut :
 Kegiatan usaha
 Pendapatan
 Sisa hasil usaha (SHU) dan cara pembagiannya
 Tanggungan
 Tahun buku
 Perikatan usaha
6) Pengaturan modal mengandung hal-hal sebagai berikut :
 Modal sendiri (yang meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, dana
cadangan, dan hibah
 Modal pinjaman
 Modal penyertaan
7) Pengaturan pengelolaan mengenai hal-hal sebagai berikut :
 Wewenang, hak, tugas, kewajiban, dan tanggung jawab pengurus,
pengawas, dan pengelola koperasi
 Hubungan kerja antar pengurus serta antara pengurus, pengawas,
dan pengelola koperasi
 Hubungan kerja antara pengurus, pengawas, dan pengelola
koperasi dengan pihak ketiga/luar
 Laporan pertanggungjawaban pengurus, pengawas, dan pengelola
koperasi
 Laporan keuangan
2.4.2 Cara Penyusunan
1) AD/ART koperasi disusun oleh mereka yang akan mendirikan koperasi,
atau yang ditunjuk oleh anggotauntuk menegubah AD/ART yang sudah
disepakati sebelumnya.
2) AD/ART dibahas dan diputuskan dalam rapat pembentukan koperasi;

13
pada saat pendirian (bagi koperasi yang baru berdiri) atau pada rapat
pengesahan Perubahan AD/ART ( bagi koperasi yang telah berdiri)
3) Dalam penyusunan AD/ART koperasi, hal-hal berikut ini harus
diperhatikan.
 Isi atau materiyang dituangkan dalam AD/ART harus sesuai dengan
tujuan dan kepentinganekonomi anggota yang bersangkutan.
 Setiap ketentuan yang dituangkan dalam AD/ART harus dapat
dimengerti dan dapat dilaksanakan oleh para anggota,
Pengurus,Pengawas, dan Pengelola koperasi.
 Mereka yang hadir dalam rapat pembentukan koperasi menyusun,
menyepakati dan menyetujui isi atu materi yang dituangkan dalam
anggaran Dasar koperasi dan selanjutnya disahkan oleh rapat
pembentukan koperasi atau rapat pengesahan perubahan AD/ART
koperasi.
 Penyusunan Anggaran Dasar dapat dikuasakan kepada beberapa
orang pendiri yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Rapat pembentukan
Koperasi. Selanjutnya, yang bersangkutan diberi kuasa untuk
mendatanginya Anggaran Dasar, mengurus serta menyelesaikannya
sampai memperoleh pengesahan Akta Pendirian Koperasi sebagai
Badan Hukum.
2.4.3 Materi dan Rambu-Rambu Penyusunan
1) Materi yang disusun dalam Anggaran Dasar Koperasi meliputi :
 Daftar Nama Pendiri
 Nama dan Tempat kedudukannya
 Maksud & Tujuan
 Kententuan Mengenai Keanggotaan
 Ketentuan Mengenai Rapat Anggota
 Ketentuan tentang Pengurus
 Ketentuan tentang Pengawas
 Ketentuan mengenai pengelolaan
 Ketentuan mengenai Permodalan
 Ketentuan mengenai jangka waktu Berdiri

14
 Ketentuan mengenai Sisa Hasil Usaha
 Ketentuan mengenai Sanksi
 Ketentuan mengenai pembubaran
 Ketentuan mengenai Perubahan anggaran dasar
 Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus
2) Materi anggaran dasr koperasi tersebut dapat diperluas, dengan
menetapkan hal-hal lainyang diperlukan sesuai dengan kepentingan
anggota, organisasi, dan usaha koperasi yang bersangkutan.
a. Ketentuan mengenai daftar nama pendiri
 Dalam daftar nama pendiri, untuk koperasi Primer harus memuat nama,
pekerjaan, alamat, yang ditulis secara lengkap dan jelas, dari orang-
orang yang hadir pada rapat pertama pembentukan koperasi Primer.
 Dalam daftar nama pendiri sebagaimana dimaksud huruf (a) untuk
koperasi sekunder harus memuat nama-nama koperasi beserta nama-
nama pengurusnya, kegiatan usaha, alamat, dan tempat kedudukan
yang ditulis secara lengkap dan jelas, yang hadir pada rapat
pembentukan koperasi sekunder;
b. Ketentuan mengenai nama dan tempat kedudukan koperasi
 Penggunaan nama koperasi supaya ditulis secara jelas, lengkap, mudah
dibaca, dan tidak menggunakan nama yang bertentangan dengan
ketertiban umum, kesusilaan, dan perundang-undangan yang berlaku;
 Tempat kedudukan koperasi tersebut memuat alamat kantor tetap
koperasi secara lengkap dan jelas.
 Tempat kedudukan koperasi disebutkan dengan lengkap dan jelas
sebagai alamat kantor tetap koperasi. Hal ini penting berkaitan dengan
pelayanan anggota dan hubungannya dengan pihak lain.
c. Ketentuan mengenai tujuan koperasi
 Tujuan koperasi harus dirumuskan dengan jelas dan mencerminkan
adanya kebutuhan dan kepentingan anggota untuk meningkatkan
kesejahteraannya melalui koperasi;
 Dalam tujuan koperasi dapat dicerminkan adanya upaya koperasi yang
lebih efektif dan efisien, sehingga diperoleh nilai tambah yang dapat

15
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan anggota
koperasi.
d. Ketentuan mengenai bidang usaha koperasi
 Bidang usaha yang dijalankan oleh koperasi harus berkaitan langsung
dengan kepentingan ekonomi dan atau kegiatan usaha para
anggotanya, atau usaha yang dapat mendukung kemajuan usaha dan
kepentingan anggota;
 Setiap bidang usaha yang dikembangkan koperasi hendaknya
didasarkan pada kelayakan ekonomi agar memiliki prospek untuk
menghasilkan nilai tambah yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan dan atau kepentingan anggota;
 Koperasi harus memiliki usaha pokok dan dapat melaksamakan usaha
lain yang berkaitan dengan kepentingan dan usaha anggotanya.
e. Ketentuan mengenai keanggotaan
 Dalam keanggotaan yang merupakan pemilik dan pengguna jasa
keperasi, diatur persyaratan keanggotaan, hak, kewajiban,
tanggungan, dan sanksi bagi anggota yang melakukan pelanggaran;
 Keanggotaan koperasi dicatat dalam Buku Daftar Anggota dan
diberikan Kartu Tanda Anggota.
 Dalam pengaturan mengenai kewajiban anggota, dapat ditentukan
antara lain kewajiban untuk:
 Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga koperasi
serta keputusan yang telah disepakati dalam Rapat Anggota;
 Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh
koperasi;
 Mengembangkan dan memelihara kebersamaan dalarn pelaksanaan
organisasi dan usaha koperasi berdasarkan atas asas kekeluargaan;
 Menanggung kerugian sebatas simpanan pokok, simpanan wajib,
dan modal penyertaan yang dimilikinya.
 Pengaturan tentang berakhirnya keanggotaan dapat ditetapkan
berdasarkan alasan:
 Meninggal dunia; atau

16
 Berhenti atas permintaan sendiri; atau
 Diberhentikan oleh Pengurus
 Anggota yang berhenti berdasarkan alasan tersebut, dicoret dari buku
Daftar Anggota dan keanggotaannya dihapus sejak tanggal pencoretan
tersebut;
 Anggota yang berhenti wajib segera menyelesaikan hutang piutangnya
dan tidak dibenarkan hadir atau memberikan suara dalam Rapat
Anggota;
 Berkaitan dengan memperhatikan Anggota, dapat pula diatur mengenai
pemberhentian sementara dan hak untuk membela diri dari hadapan
Rapat Anggota
f. Ketentuan mengenai Rapat Anggota
 Ketentuan Rapat Anggota harus diatur secara jelas dan rinci:
 Hal-hal yang perlu diatur dalam ketentuan mengenai Rapat Anggota
adalah sebagai berikut.
 Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
koperasi;
 Dalam Rapat Anggota, setiap anggota mempunyai hak suara yang
sama, yaitu satu anggota satu suara; Rapat Anggota diadakan
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali satu tahun;
 Rapat Anggota dapat diadakan atas permintaan tertulis dari
sejumlah anggota yang jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota;
 Keabsahan Rapat Anggota dan keputusan Rapat Anggota ditentukan
oleh kuorum yang ditetapkan oleh Rapat Anggota.
 Dalam hal Rapat Anggota tidak dapat berlangsung karena tidak
memenuhi kuorum yang ditetapkan, maka Rapat Anggota tersebut
dapat ditunda.
 Rapat Anggota dapat menentukan Rapat Anggota Luar Biasa yang
penyelenggaraan maupun wewenangnya harus diatur dalam
Anggaran Dasar, misalnya penggantian Pengurus, perluasan usaha,
perubahan Anggaran Dasar, dan penyelesaian kasus.
 Pengaturan Rapat Anggota Luar Biasa antara lain mengenai tugas,

17
fungsi, dan wewenang Rapat Anggota Luar Biasa.
 Dalam penyelenggaraan Rapat Anggota, perlu diatur ketentuan
mengenai undangan rapat, tata tertib dan acara rapat, waktu rapat,
pimpinan rapat, dan notulen rapat.
g. Ketentuan mengenai Pengurus
Pengurus adalah perangkat organisasi yang mempunyai ke. dudukan
strategis dalam manajemen koperasi dan bertanggungjawab dalam
menjalankan organisasi dan usaha koperasi sesuai mandat yang diberikan
oleh Rapat Anggota. Pengaturan Pengurus antara lain meliputi hal-hal
sebagai berikut.
 Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
 Cara Pemilihan Pengurus harus diatur secara demokratis, baik secara
langsung maupun tidak langsung (formatur).
 Persyaratan untuk menjadi Pengurus antara lain menyebutkan
mengenai kemampuan, kejujuran, pengalaman kerja, dedikasi, dan
telah menjadi anggota paling sedikit beberapa tahun.
 Masa jabatan Pengurus ditentukan paling lama 5 (lima) tahun. Sesuai
ketentuan pasal 29 ayat (4) Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian, Pengurus yang telah habis masa jabatannya
dapat dipilih kembali.
 Harus ditentukan susunan dan jumlah anggota Pengurus yang sesuai
dengan bentuk, tingkat, pertumbuhan organisasi, dan kegiatan usaha
koperasi
 Tugas dan kewajiban anggota Pengurus harus jelas dicantumkan,
sehingga batas kewenangan dan tanggung jawabnya dapat
dilaksanakan dengan jelas.
 Tugas Pengurus antara lain:
 mengelola organisasi koperasi dan usahanya;
 mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja koperasi;
 menyelenggarakan Rapat Anggota;
 mengajukan laporan keuangan dan pertanggungan-jawaban

18
pelaksanaan tugas;
 melaksanakan administrasi organisasi dan usaha serta Buku Daftar
Anggota dan Buku Daftar Pengurus;
 Pengurus dapat meminta jasa audit kepada akuntan publik sesuai
dengan kemampuan dan tingkat perkembangannya.
 Wewenang Pengurus antara lain:
 mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan;
 memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta
pemberhentian anggota;
 melakukan tindakan bagi kepentingan dan kemanfaatan operasi
sesuai dengan tanggung jawabnya berdasarkan keputusan Rapat
Anggota, misalnya melakukan kerjasama usaha dan pengajuan
kredit perluasan usaha atau usaha baru;
h. Ketentuan Mengenai Pengawas
Pengawas adalah perangkat organisasi yang mempunyai kedudukan
strategis dalam pengelolaan koperasi dan bertanggung jawab dalam
pengawasan, atas jalannya organisasi dan usaha yang dilaksanakan oleh
Pengurus. Dalam pengaturan Pengawas perlu ditetapkan hal-hal sebagai
berikut.
 Pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
 Cara pemilihan Pengawas harus diatur secara demokratis, baik secara
langsung maupun tidak langsung (formatur).
 Persyaratan untuk menjadi Pengawas antara lain menyebutkan
mengenai kemampuan, kejujuran, pengalaman kerja, dedikasi, dan
telah menjadi anggota paling sedikit beberapa tahun.
 Masa jabatan anggota Pengawas diatur sehingga masa jabatan seluruh
anggota pengawas tidak berakhir pada waktu yang bersamaan.
 Tugas pengawas harus dicantumkan dengan tegas, sehingga batas-
batas kewenangan dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan
jelas.
 Ketentuan mengenai tugas dan wewenang Pengawas antara lain adalah
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan

19
pengelolaan koperasi; dan membuat laporan tertulis tentang hasil
pengawasan.
 Pengawas wajib merahasiakan hasil pengawasan kepada pihak ketiga.
i. Ketentuan mengenai pengelolaan
 Pengelolaan kegiatan koperasi dilakukan oleh Pengurus.
 Pengaturan mengenai pengelolaan kegiatan koperasi, baik yang
dilaksanakan oleh Pengurus maupun oleh Pengelola, dapat ditetapkan
antara lain mengenai penyusunan rencana operasional usaha,
anggaran biaya usaha yang bersangkutan, mencari dana atau pinjaman
mengangkat dan memberhentikan karyawan, dan sebagainya.
 Apabila pengelolaan usaha dilakukan oleh Pengurus maka Pengurus
bertindak sebagai Pengelola usaha dan melaksanakan tugasnya
berdasarkan ketentuan atau pengaturan pengelolaan usaha yang telah
ditetapkan.
j. Ketentuan mengenai modal koperasi
 Status modal koperasi harus jelas, yaitu adanya mOdal sendiri sebagai
ekuiti dan modal pinjaman.
 Setiap unit usaha harus memiliki modal kerja tersendiri, apabila
terdapat kelebihan kapasitas modal dapat dialokasikan pada kegiatan-
kegiatan usaha produktif lainnya. Untuk pemupukan modal koperasi,
juga dapat ditetapkan mengenai modal penyertaan untuk setiap jenis
kegiatan usaha, baik yang bersumber dari anggota maupun bukan
anggota.
k. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya koperasi
Pada dasarnya jangka waktu berdirinya koperasi tidak ditentukan batas
waktunya, namun penetapan jangka waktu dalam Anggaran Dasar
diperlukan dalam rangka menunjukkan keberadaan koperasi dalam
kehidupan ekonomi seharihari. Karena itu, perlu dicantumkan ketentuan
"tidak terbatas” atau ”terbatas” jangka waktu berdirinya.
l. Ketentuan mengenai Sisa Hasil Usaha
 Sebagai badan usaha, pendapatan/hasil usaha sangat menentukan
besar kecilnya Sisa Hasil Usaha (SHU).

20
 Pembagian dan penggunaan SHU diatur berdasarkan Keputusan Rapat
Anggota, baik untuk dana cadangan, pendidikan, maupun dana lain
yang dianggap perlu.
 Bagian SHU yang diperuntukkan bagi anggota dapat disimpan dalam
bentuk Simpanan Anggota yang bersangkutan atau dapat dibagikan
langsung kepada anggota sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota.
m. Ketentuan mengenai sanksi
 Pengaturan mengenai sanksi diperlukan untuk menegakkan disiplin
organisasi dan menjamin kepastian pelaksanaan organisasi dan usaha
koperasi.
 Penggunaan sanksi antara lain berupa teguran (lisan dan tertulis),
pemberhentian sementara, pemecatan, dan ganti rugi yang diajukan
kepada Pengadilan, baik dalam perkara pidana maupun perdata.
n. Ketentuan mengenai pembubaran
Pengaturan mengenai pembubaran dapat dilakukan atas keputusan Rapat
Anggota atau Pemerintah berdasarkan alasan yang sah.
o. Ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar
Perubahan Anggaran Dasar dilaksanakan apabila diperlukan sesuai
dengan perkembangan kbperasi yang bersangkutan. Ketentuan mengenai
perubahan Anggaran Dasar antara lain memuat:
 Alasan diadakan perubahan anggaran dasar;
 Kuorum sahnya Rapat Anggota dan kuorum sahnya keputusan Rapat
Perubahan Anggaran Dasar.
p. Ketentuan mengenai Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus
 Anggaran Dasar koperasi pada dasarnya hanya memuat ketentuan
pokok, sedangkan penjelasan atau penjabaran lebih lanjut dapat diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) dan atau peraturan khusus;
 Ketentuan tentang ART dan peraturan khusus antara lain memuat:

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Koperasi bentuk organisasi yang tujuan utamanya bukan mencari


keuntungan tetapi mencari kesejahteraan anggota, awalnya koperasi
didirikan karena penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang
ditimbulkan oleh sistem kapitalisme yang semakin memuncak. Dalam suatu
susunan pembentukan atau pendirian koperasi, terlebih dahulu harus
memenuhi prosedur pendirian koperasi seperti syarat syarat dan juga
anggaran dasar yang diperlukan dalam suatu pembentukan koperasi.
Disamping itu tidak mengesampingkan pula dasar dalam pembentukan
koperasi sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia.
Koperasi merupakan asosiasi orang-orang yang bergabung dan
melakukan usaha bersama atas dasar prinsip-prinsip koperasi, sehingga
mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya rendah melalui
perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya.

3.2 Saran

Dalam melakukan pendirian koperasi harus diperhatikan apa saja


ketentuan-ketentuan atau syarat-syarat dan tahap-tahap dalam melakukan
kegiatan pendirian Koperasi agar mencapai tujuan untuk membantu
masyarakat dalam permasalahan ekonominya. Koperasi sangatlah penting
untuk membantu masyarakat dalam perekonomian mereka yang lemah,
dan pendiri harus memperhatikan agar tujuan tercapai. Jika didaerah
sekitarmu belum ada Koperasi, segeralah ambil langkah untuk mendirikan
Koperasi agar membantu masyarakat yang ada sekitarmu.

22
DAFTAR PUSTAKA
Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba.2001.Koperasi Teori dan
Praktik.Jakarta: Erlangga
Widiyanti, Ninik dan Y. W. Sunindhia.1998.Koperasi dan Perekonomian
Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta

23

Vous aimerez peut-être aussi