Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PERLINGKUPAN
Selain studi AMDAL, studi lain yang telah dilakukan oleh PT. Kinlin
Nickel Industry Indonesia adalah studi kelayakan yang menilai kelayakan
teknis dan ekonomi terkait dengan rencana pembangunan pengolahan bijih
nikel, pembangunan PLTU, dan pembangunan pelabuhan khusus di
Kecamatan Palangga selatan Kabupaten Konawe Selatan. Meskipun studi
AMDAL tentang rencana kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih
nikel beserta fasilitas penunjangnya oleh PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia
terpisah dengan dengan studi kelayakan teknis dan ekonomi, namun data-
data yang diperoleh dari kedua studi tersebut menjadi bagian yang tak
terpisahkan dengan studi AMDAL.
1. Perizinan
2. Sosialisasi
B. Tahap Konstruksi
Tabel II-1.
No Spesifikasi Jumlah
A Tenaga Un-Skill
1 Penjaga malam 4
2 Office boy dan PRT 4
3 Tukang gali 10
4 Tukang-tukang pekerjaan sipil 15
5 Tukang las dan listrik 5
6 Pembantu tukang pekerjaan sipil 25
7 Supir kendaraan penumpang 4
B Tenaga Skill
1 Engineer project 2
2 Drafter 3
3 Foreman 3
4 Operator alat/kendaraan berat 5
5 Operator mesin berputar 3
6 Mekanik 3
7 Electrician 2
8 Medical 1
Jumlah Tenaga Un-Skill 67
Jumlah Tenaga Skill 22
Total Tenaga Kerja Konstruksi 89
Proses penerimaan tenaga kerja PT. Kinlin Nicel Industry Indonesia
harus melalui berbagai tahap dan memenuhi Standard Operational Procedur
(SOP) yang tetapkan perusaan maupun peraturan perundangan yang berlaku
(Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Proses
penerimaan kerja diawali dengan mempublikasikan pengumuman secara
terbuka melalui media masa, selanjutnya dilakukan proses seleksi sesuai
ketentuan yang berlaku.
a. Mobilisasi Pelaralatan
a. Instalansi Pabrik
Pembangunan pabrik meliputi pembangunan konstruksi fisik dan
pemasangan mesin-mesin pabrik. Kegiatan konstruksi meliputi pembuatan
pondasi, pembangunan rangka baja, penataan areal ruang prosesing,
pemasangan mesin-mesin pabrik, pemasangan dinding dan partisi, serta
pemasangan jaringan mekanikal dan elektrikal.
Perencanaan pabrik merupakan unsur yang cukup penting untuk
kelancaran operasional serta meminimalkan pergerakan maupun gangguan
pada saat operasional pabrik. Bagian-bagian pabrik yang diperlukan untuk
suatu unit produksi terdiri dari preparasi bijih nikel, pengeringan dan
pencampuran (sintering), tanur sembur (blast furnace). Instalasi unit
preparasi bijih nikel, terdiri atas instalasi Jaw Chruser (pemecah batuan),
Screener (pemisah ore kadar rendah), dan unit Rotary Dryer yang berukuran
sekitar 3,20 meter dengan panjang 30 meter (pengering ore). Sedangkan unit
pengeringan dan pencampuran (sintering) terdiri atas 3 Batcher dan mixing
plan. Batcher I, yang dilengkapi dengan Screen dan Vibrating Chutes
menampung ore, Batcher II, menampung bahan baku imbuhan berupa
Limestone, Batcher III, untuk menampung bahan bakar batubara yang telah
dihaluskan. Unit lain yang akan diinstalasi pada sistem pengeringan dan
pencampuran adalah container/skip car yang menggunakan belt coveyour
untuk mengangkut siter ke top bins/hopper Mini Balst Furnace (MBF).
Bangunan utama dari pengolahan bijih nikel adalah instalasi Mini
Balst Furnace. Bangunan MBF menggunakan konstruksi beton. Balst Furnace
berbentuk menara silinder yang memiliki dua lapisan yaitu lapisan luar dan
lapisan dalam. Refractories terbuat dari lapisan carbon steel plate, sedangkan
liningnya dari alumina padat dan Alumina Carbon Refractory Bricks, yang
berfungsi sebagai isolasi untuk menahan panas yang terjadi pada saat proses
pembakaran. Bagian atas dari MBF ini dirancang sedemikian rupa sehingga
bahan-bahan yang akan diolah dapat dimasukkan dan ditambahkan setiap
saat. Pada bagian bawah puncak terdapat lubang untuk mengeluarkan hasil-
hasil buangan beruapa gas. Pada bagian atas dari dasar MBF terdapat pipa-
pipa yang untuk menyemburkan udara panas ke dalam. Bagian dasar tanur
mempunyai dua lubang yang masing-masing digunalan untuk mengeluarkan
Fe-Ni cair sebagai hasil utama dan terak (slag) sebagai hasil samping.
Konstruksi perkantoran
Jalan yang akan dibangun yaitu jalan dalam lokasi pabrik dengan
dimensi 3 ½ kali lebar alat angkut terbesar yang ada dengan maksimum
kemiringan jalan 5%. Pada kedua sisi jalan dibuat parit. Pembuatan
konstruksi jalan yang akan dibuat dan digunakan akan mengacu pada
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja agar jalan digunakan dan
dimanfaatkan seoptimal mungkin tanpa menimbulkan resiko-resiko yang
berhubungan dengan kecelakaan kerja.