Vous êtes sur la page 1sur 13

BAB-2

PERLINGKUPAN

2.1. DESKRIPSI RENCANA USAHA/KEGIATAN

Pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangannya yang


akan dibangun oleh PT. Kinlin Nickel Industry Indonesian terletak di Desa
Lalowua Kecamatan Palangga selatan Kabupaten Konawe selatan seluas 27
Ha berdasarkan izin prinsip dari Bupati konawe selatan Nomor : 540/1381
Tahun 2014. Metode yang digunakan dalam pengolahan bijih nikel yaitu
metode pelebur-murnian (smelting), dan hasil produksi berupa Ferro-Nikel
(Fe-Ni), dengan kandungan 8-10% Ni.

Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi Fe-Ni adalah


bijih nikel laterit, yang diperoleh dari PT. Jagat Rayatama dan dari PT.
Generasi Agung Perkasa yang telah memegang IUP Operasi dan Produksi
bahan galian bijih nikel. Luan IUP PT. Jagat Rayatama, 1.799 Ha, dan PT.
Generasi Agung Perkasa seluas 600 Ha. Berlokasi di Kec. Palangga Selatan.
Cadangan terukur dan terkira sebesar 15.54.200 wet metric tons dengan
kadar rata-rata Ni 1,8% dan kadar rata-rata Fe 23,14%. Cadanagan ini
diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan pabrik selama lebih dari 20 tahun
masa produksi, tingkat kebutuhan untuk 2 line Mini Blast Furnace (MBF)
sebesar 480.000 wet metric tons perahun untuk kebutuhan 7 line MBF
dengan kapasitas produksi 120.000 ton Fe-Ni berkadar 8-10% Ni.

Produk akhir dari pelebur-pemurnian adalah 11% Ni. Kadar Ni


Produk akhir hampir 8 kali kadar Ni dalam bahan awal, sehingga jumlah slag
sanagat besar. Bila diasumsikan kadar nikel awal 1,60% maka slag yang
tersisa sekitar 82%.

2.1.1. Status Studi Amdal

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan


Pengolahan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa setiap orang ataupun
badan usaha berkewajiban untuk menerapkan perlindungan dan pengolahan
lingkungan hidup dalm menjalankan suatu rencana usah/kegiatan yang
berdampak pada lingkungan hidup. Kewajiban ini harus tertuang dalam
bentuk instrumen hasil studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL). Instrumen inilah yang selanjutnya menjadi prasyarat atas
pelaksanaan kegiatan seperti rencana kegiatan pembangunan pabrik
pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya yang akan dilakukan
oleh PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia di Kecamatan Palangga Selatan
Konawe Selatan.

Selain studi AMDAL, studi lain yang telah dilakukan oleh PT. Kinlin
Nickel Industry Indonesia adalah studi kelayakan yang menilai kelayakan
teknis dan ekonomi terkait dengan rencana pembangunan pengolahan bijih
nikel, pembangunan PLTU, dan pembangunan pelabuhan khusus di
Kecamatan Palangga selatan Kabupaten Konawe Selatan. Meskipun studi
AMDAL tentang rencana kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih
nikel beserta fasilitas penunjangnya oleh PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia
terpisah dengan dengan studi kelayakan teknis dan ekonomi, namun data-
data yang diperoleh dari kedua studi tersebut menjadi bagian yang tak
terpisahkan dengan studi AMDAL.

2.1.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha/Kegiatan Dengan Rencana


Tata Ruang

Salah satu hal penting yang diperhatikan dalam penyusunan Amdal


pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel ini adalah kesesuain
lokasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dan
Rencana Tata ruang Kabupaten Konawe Selatan. Berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 19 Tahun 2013 tentang Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2013-2033, lokasi proyek Pabrik
Pengolahan dan Pemurnian Nikel oleh PT. Kinlin nickel Industry Indonesia di
Desa Lalowua Kecamatan Selatan termasuk dalam Wilayah Usaha
Pertambangan (Paragraf 5 Kawasan Peruntukan Pertamabngan Pasal 29
Ayat 2 butir a.)

Untuk lebih jelasnya, RTRW Kabupaten Konawe Selatan selengkapnya


dapat disajikan pada Gambar II-1.
2.1.3. Deskripsi Rencana Pembangunan Pabrik pengolahan dan
pemurnian bijih nikel besrta fasilitas penunjangnya PT. Kinlin
Nicel Indusrty Indonesia

A. Tahap Pra Konstruksi

1. Perizinan

PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia telah mengantongi izin prinsip


dari Bupati Konawe Selatan Nomor : 540/1381 Tahun 2014. Beberapa jenis
perizinan lain yang harus diusahakan diantaranya; izin penggunaan jalan,
Izin Mandirikan Bangunan (IMB), Izin pemasukan dan pengoperasian alat-
alat berat, izin pemanfaatan air permukaan, izin penggunaan alat komunikasi
(frekuensi radio), izin panggunaan gengset, izin pengelolaan limbah B3, dan
lain-lain. Semua jenis perizinan tersebut harus diselesaikan oleh PT. Kinlin
Nicel Industry Indonesia sesuai dengan mekanisme dan peraturan yang
berlaku.

Kegiatan perizinan yang dilakukan oleh PT. Kinlin Nicel Industry


Indonesia ini diprediksi menimbulkan dampak potensial peningkatan PAD
dan perubahan sikap dan persepsi masyarakat khususnya masyarakat
Desa Lalowua Kecamatan Palangga Selatan.

2. Sosialisasi

Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak PT. Kinlin Nicel


Industry Indonesia sehubungan dengan kegiatan pembangunan pabrik
pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya dimaksudkan untuk
memberikan penjelasan secara umum tentang rencana kegiatan yang
dilakukan, mulai dari tahap pra konstruksi sampai tahap pasca operas. Dalam
kegiatan sosialisasi ini, PT. Kinlin Nicel Indusrtry Indonesia akan melakukan
koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan, khususnya Camat
Palangga Selatan. Kegiatan sosialisasi dimaksudkan untuk mengetahui
harapan dan tanggapan serta keinginan masyarakat dan pemerintah
setempat terhadap kegiatan pembangunan pabrik pengolahan nikel di
Kecamatan Palangga Selatan.

Salah satu bentuk sosialisasi adalah kegiatan konsultasi public dalam


kegiatan penyusunan dokumen AMDAL. Bentuk kegiatan konsultasi public ini
adalah tata muka dan diskusi kepada pemerintah dan masyarakat setempat
yang masuk dalam lokasi kegiatan. Dari hasil konsultasi publik, diperoleh
beberapa masukkan/tanggapan masyarakat atau hal-hal yang menjadi
kekhawatiran masyarakat untuk selanjutnya menjadi salah satu informasi
tambahan dalam proses pelingkupan dalam rangka studi AMDAL. Selain itu,
penyampain informasi kepada masyarakat luas juga dilakukan melalui media
massa, maupun dengan pemasangan papan pengumuman dilokasi proyek.
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh PT. Kinlin Industry
Indonesia, diprediksi menimbulkan dampak potensial perubahan sikap
dan persepsi masyarakat khususnya masyarakat Desa Lalowua Kecamatan
Palangga Selatan.

B. Tahap Konstruksi

1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi

Tenaga kerja konstruksi harus berasal dari masyarakat sekitar lokasi


kegiatan, dengan pengecualian yang sangat terbatas dimana diperlukan
kecakapan spesialis dan yang tidak tersedia di Kecamatan Palangga Selatan.
Pelaksanaan rekruitmen tenaga kerja sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang akan
dibutuhkan kurang lebih 89 orang untuk pembangunan pabrik pengolahan
bijih nikel di Desa Lalowua Kecamatan Palangga Selatan yaitu dengan
spesifikasi dan jumlah masing-masing jenis spesifikasi tenaga disajikan pada
Tabel II-1.

Tabel II-1.

Kebutuhan Spesifikasi Dan Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi

No Spesifikasi Jumlah
A Tenaga Un-Skill
1 Penjaga malam 4
2 Office boy dan PRT 4
3 Tukang gali 10
4 Tukang-tukang pekerjaan sipil 15
5 Tukang las dan listrik 5
6 Pembantu tukang pekerjaan sipil 25
7 Supir kendaraan penumpang 4
B Tenaga Skill
1 Engineer project 2
2 Drafter 3
3 Foreman 3
4 Operator alat/kendaraan berat 5
5 Operator mesin berputar 3
6 Mekanik 3
7 Electrician 2
8 Medical 1
Jumlah Tenaga Un-Skill 67
Jumlah Tenaga Skill 22
Total Tenaga Kerja Konstruksi 89
Proses penerimaan tenaga kerja PT. Kinlin Nicel Industry Indonesia
harus melalui berbagai tahap dan memenuhi Standard Operational Procedur
(SOP) yang tetapkan perusaan maupun peraturan perundangan yang berlaku
(Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Proses
penerimaan kerja diawali dengan mempublikasikan pengumuman secara
terbuka melalui media masa, selanjutnya dilakukan proses seleksi sesuai
ketentuan yang berlaku.

Kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi ini, diprediksi akan


menimbulkan dampak potensial yaitu migrasi penduduk dari luar
Kecamatan Palangga Selatan, kesempatan berusaha dan peningkatan
pendapatan masyarakat, serta menimbulkan dampak perubahan sikap
dan persepsi masyarakat khususnya masyarakat Desa Lalowua Kecamatan
Palangga Selatan.

2. Mobilisasi Peralatan Dan Meterial Konstruksi

a. Mobilisasi Pelaralatan

kegiatan pengangkutan alat dan bahan untuk konstruksi


pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnya
akan menggunakan jasa angkutan laut dan darat ke lokasi kegiatan. Peralatan
pabrik dan fasilitas penunjang lainnya diangkut menggunakan kapal laut
yang selanjutnya di bongkar di pelabuhan khusus. Selanjutnya dari
pelabuhan khusus ini peralatan pabrik di angkut di lokasi kegiatan
menggunakan jalan darat. (Perizinan penggunaan jalan ini diajukan kepada
Dinas Perhubungan Kabupaten Konawe Selatan). Peralatan yang digunakan
sebagai berikut :

 Peralatan ore preparation system


 Mini Blast Furnace System
 Cold Blast System
 Hot Blast System
 MBF Control Cabin
 Slag Granulation System
 Gas Cleaning System dan Effuent Treatment System
 Water System
 Compressed Air System
 Electrical System
 Insrumentation and Control
 Casting Machine
b.Mobilisasi Material Konstruksi

Pembangunan pabrik ini memerlukan bahan galian, bahan bangunan


dan air. Untuk air yang digunakan, akan disuplay dari sumur bor. Material
konstruksi lainnya seperti tanah urukan, batu pondasi dan bahan bangunan
lainnya di peroleh dari daerah sekitarnya. Jumlah tepat dan masing-masing
lokasi dan ditentukan dalam studi lebih lanjut setelah memperoleh izin dari
Pemerintah Daerah. Kebutuhan material konstruksi antara lain :
- Pasir, sebagai bahan utama dalam pembuatan campuran akan disuplai
dari penambangan pasir (galian C) yang ada disekitar kegiatan.
- Semen, sebagai bahan pelekat pembuatan campuran akan disuplai
dari toko material yang ada disekitar lokasi kegiatan.
- Batu kali atau batu gunung dan batubata/batako. Untuk memenuhi
kebutuhan ini, ada beberapa masyaraat disekitar lokasi kegiatan yang
telah mengusahakan penambangan batu gunung dan pencetakan
batubata/batako.
- Air. Air untuk kebutuhan saat konstruksi diperoleh dari sumber air
(air tanah dalam) yang ada disekitar lokasi kegiatan.

Kegiatan mobilisasi peralatan dan material konstruksi ini


menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan hidup berupa
penuruna kualitas udara akibat gas buang kendaran dan sebaran debu
jalanan, peningkatan kebisingan dari suara kendaraan, potensi terjadinya
penyakit misalnya ISPA, serta menimbulkan dampak perubahan sikap dan
persepsi masyarakat khususnya masyarakat yang bermukim pada jalur
mobilisasi peralatan dan material konstruksi.

3. Pembersihan Dan Pematangan Lahan


Kegiatan pembersihan lahan dilakukan terhadap lahan yang
vegetasinya masih tersisa. Kegiatan ini di mulai pada pembersihan lahan
untuk wet ore stockyard, dry ore stockyard, coke stockyard, limestone
stockyard, ware house, perkantoran, dan lokasi istalasi pabrik pengolahan dan
pemurnian nikel. Peralatan yang dipergunakan untuk pembersihan lahan
adalah loader, Bulldozer dan exavator. Pembersiahan areal tapak proyek
meliputi kegiatan penebangan pepohonan dan tanaman, pengurukan tanah
penutup. Sementera itu, pematangan lahan meliputi kegiatan perataan dan
pemadatan tanah areal pembangunan pabrik.
Kegiatan pembersihan dan pematangan lahan ini diperkirakan akan
menimbulkan dampak potensial terhadap penurunan kualitas udara akibat
gas buang alat berat dan sebaran debu jalanan, peningkatan kebisingan
dari suara mesin alat berat. Lahan yang terbuka berpotensi meningkatkan
debit aliran permukaan sehingga mengakibatkan penurunan kualitas air
yang mengakibatkan gangguan biota perairan. Dampak lain yaitu penurunan
indeks keragaman/kerapatan kerja, peningkatan pendapatan
masyarakat penurunan sanitasi lingkungan, potensi terjadinya
penyakit serta perubahan sikap dan persepsi masyarakatkhususnya
pekerja dan masyarakat Desa Lalowoa.

4. Pembangunan Pabrik Dan Fasilitas Pendukungnya


Sebelum dilakukan pembangunan pabrik dan fasilitas pendukungnya,
PT. Kinlin Nicel Industry Indonesia menetapkan lokasi atas dasar kriteria
keperluan keluar-masuknya bahan/material olahan, antara lain :
 Topografi, daya dukung tanah marginal, iklim/musim, curah hujan,
hidrologi, pertanahan dan kondisi sosial.
 Aksesbilitas : jalan penghubung masuk-keluar lokasi pabrik ke
dermaga khusus (Out Side Batrrery Limit-OSBL). Jalan-jalan dalam
kompleks pabrik dan perumahan (In Side Batrrery Limit-ISBL), Lokasi
pembuatan tailing/waste.
 Pelabuhan : bongkar peralatan untuk pembangunan smelter Fe-Ni,
bongkar bahan baku dan bahan pendukung, pemuatan untuk eksport
hasil produksi.
Sesuai dengan basic design dari pemegang lisensi proses yang akan
ditetapkan, dibuat lay out yang menghubungkan ISBL dengan OSBL,
kemudian dibuat design non plant infrastructure dan infrastructure lainnya.
Lokasi pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas
penunjangnya dipilih lahan secara ontogenis adalah yang stabil dan
dirancang untuk dapat menghindari terjadinya polusi, terutama oleh polusi
kebisingan, polusi debu, kebocoran emisi gas, dan sebagainya. Pemilihan
lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :
a) Struktur geologi tanah stabil
b) Dekat dengan wilayah penambangan PT. Kinlin Nicel Industry
Indonesia.
c) Kemudahan pemenuhan kebutuhan air.
d) Dekat dengan dermaga/jetty
e) Lahan yang tersedia akan dipergunakan untuk bangunan, antara lain :
 Bangunan bahan mentah (6000 m2)
 Bangunan penyiapan bahan baku (6000 m2)
 Bangunan pemurnian produk pengeringan (1500 m2)
 Bangunan pelebur-murnian (6000

a. Instalansi Pabrik
Pembangunan pabrik meliputi pembangunan konstruksi fisik dan
pemasangan mesin-mesin pabrik. Kegiatan konstruksi meliputi pembuatan
pondasi, pembangunan rangka baja, penataan areal ruang prosesing,
pemasangan mesin-mesin pabrik, pemasangan dinding dan partisi, serta
pemasangan jaringan mekanikal dan elektrikal.
Perencanaan pabrik merupakan unsur yang cukup penting untuk
kelancaran operasional serta meminimalkan pergerakan maupun gangguan
pada saat operasional pabrik. Bagian-bagian pabrik yang diperlukan untuk
suatu unit produksi terdiri dari preparasi bijih nikel, pengeringan dan
pencampuran (sintering), tanur sembur (blast furnace). Instalasi unit
preparasi bijih nikel, terdiri atas instalasi Jaw Chruser (pemecah batuan),
Screener (pemisah ore kadar rendah), dan unit Rotary Dryer yang berukuran
sekitar 3,20 meter dengan panjang 30 meter (pengering ore). Sedangkan unit
pengeringan dan pencampuran (sintering) terdiri atas 3 Batcher dan mixing
plan. Batcher I, yang dilengkapi dengan Screen dan Vibrating Chutes
menampung ore, Batcher II, menampung bahan baku imbuhan berupa
Limestone, Batcher III, untuk menampung bahan bakar batubara yang telah
dihaluskan. Unit lain yang akan diinstalasi pada sistem pengeringan dan
pencampuran adalah container/skip car yang menggunakan belt coveyour
untuk mengangkut siter ke top bins/hopper Mini Balst Furnace (MBF).
Bangunan utama dari pengolahan bijih nikel adalah instalasi Mini
Balst Furnace. Bangunan MBF menggunakan konstruksi beton. Balst Furnace
berbentuk menara silinder yang memiliki dua lapisan yaitu lapisan luar dan
lapisan dalam. Refractories terbuat dari lapisan carbon steel plate, sedangkan
liningnya dari alumina padat dan Alumina Carbon Refractory Bricks, yang
berfungsi sebagai isolasi untuk menahan panas yang terjadi pada saat proses
pembakaran. Bagian atas dari MBF ini dirancang sedemikian rupa sehingga
bahan-bahan yang akan diolah dapat dimasukkan dan ditambahkan setiap
saat. Pada bagian bawah puncak terdapat lubang untuk mengeluarkan hasil-
hasil buangan beruapa gas. Pada bagian atas dari dasar MBF terdapat pipa-
pipa yang untuk menyemburkan udara panas ke dalam. Bagian dasar tanur
mempunyai dua lubang yang masing-masing digunalan untuk mengeluarkan
Fe-Ni cair sebagai hasil utama dan terak (slag) sebagai hasil samping.

b. Pembangunan Fasilitas Pendukung


 Penetaan arel stockyard

Areal stockyard adalah areal untuk menimbulkan bahan baku dan


hasil produksi. Areal stockyard terdiri atas : area stockyard bijih nikel basah,
area stockyard bijih nikel kering, area penampungan kokas/batubara, area
penampungan batu kapur, area penampungan slag sementara. Stockyard
bijih nikel basah adalah areal tempat penimbunan nikel laterit dari front
tambang yang akan diolah dalam pabrik pengolahan nikel. Stockyard bijih
nikel kering adalah areal tempat menimbun bijih nikel yang akan
dikeringkan. Stockyard kokas/batubara dan batu kapur adalah tempat
penimbunan bahan imbuh pembuatan sinter dan bahan bakar MBF.
Sedangkan areal untuk penampungan slag yang merupakan limbah dari
pengolahan bijih nikel adalah stockyard slag. Masing-masing area stockyard
ini di sekelilingnya dibangun sistem drainase untuk mengalirkan air
limpasan, terutama pada saat hujan ke IPAL.
 Konstruksi Power Plan

Konstruksi power plan merupakan konstruksi permanen,


diperuntukan untuk instalasi mesin pembangkit tenaga listrik. Pembangkit
tenaga listrik menggunakan genelator diesel 2 unit masing-masing 10 kV.
Semua kebutuhan tenaga listrik akan diproduksi sendiri tanpa menggunakan
tenaga listrik dari luar. Terkait dengan pembangunan pembangkit tenaga
listrik ini, PT. Kinlin Nicel Industry Indonesia akan mengurus perizinan untuk
usaha ketenagalistrikan untuk kepentingan sendiri (UKS) pada instalasi
terkait. Pengopersian pembangkit tenaga listrik ini akan merekrut tenaga
kerja provesional berlisensi. Untuk penyimpanan bahan bakar minyak
(BBM), maka dibangun pula gedung BBM dengan konstruksi permanen.
Bangun gedung harus mampu menampung BBM yang cukup untuk operasi
minimal 1 (satu) bulan. Lokasi bangunan ini berdekatan dengan ruang
pembangkit tenaga listrik. Di sekeliling ruang mesin ini akan dibangun
drainase untuk mengalirkan ceceran oli atau bahan bakar minyak dari mesin-
mesin pembangkit tenaga lisrtik. Sistem drainase dari ruang mesin ini akan
dialirkan ke IPAL.

 Konstruksi perkantoran

Konstruksi bangunan perkantoran pabrik pengolahan nikel PT. Kinlin


Nicel Industry Indonesia dibuat dengan konstruksi permanen seluas kira-kira
50 meter x 12 meter. Bangunan perkantoran, selain ruangan manajemen dan
ruangan adminidrasi, juga dilengkapi dengan laboratorium untuk
menganalisa sampel. Sampel-sampel yang dianalisis dilaboratorium ini serta
asal sampel tersebut adalah :

- Sampel dari pra olahan


- Sampel FeNi berasal dari pemurnian
- Sampel Slag dari permurnian

Disamping itu pada bangunan perkantoran ini juga dilengkapi ruang


ibadah, pos keamanan, dan pos pelayanan kesehatan karyawan. Sedangkan
untuk mess karyawan pabrik nikel akan disatukan dengan karyawan yang
telah ada sebelumnya. Drainase akan dibangun di sekeliling bangunan
perkantoran ini untuk mengumpulkan air buangan dari aktivitas
perkantoran. Sistem drainase dari bangunan perkantoran ini akan dialirkan
ke IPAL.

 Konstruksi Kolam Air

Untuk mendukung kebutuhan air dalam pengoperasian pabrik, maka


disekitar lokasi pabrik akan dibangun kolam air. Kolam air ini akan disuplai
dar air tanah. Terkait dengan penggunaan air ini, maka PT. Kinlin Nicel
Industry Indonesia akan mengurus izin pemanfaatan air permukaan dan atau
air bawah tanah pada instalasi yang terkait.

 Konstruksi Sarana Jalan Dan Drainase

Sarana jalan sangat dibutuhkan guna menjamin mobilisasi kegiatan


pengolahan bijih nikel dari areal penambangan untuk selanjutnya
ditempatkan pada stock pile pabrik. Jalan utama tambang yang telah ada saat
ini yaitu jalan yang menghubungkan lokasi pabrik ke lokasi tambang dan
jalan yang menghubungkan lokasi pabrik ke lokasi pengapalan. Jalan ini di
desain dengan maksimum kemiringan 5% dengan lebar 20 meter dan pada
ke dua sisi jalan dibuat parit, serta pada jarak sekitar 300 meter dibuat sump
untuk menampung lumpur.

Jalan yang akan dibangun yaitu jalan dalam lokasi pabrik dengan
dimensi 3 ½ kali lebar alat angkut terbesar yang ada dengan maksimum
kemiringan jalan 5%. Pada kedua sisi jalan dibuat parit. Pembuatan
konstruksi jalan yang akan dibuat dan digunakan akan mengacu pada
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja agar jalan digunakan dan
dimanfaatkan seoptimal mungkin tanpa menimbulkan resiko-resiko yang
berhubungan dengan kecelakaan kerja.

Pembuatan saluran drainase di areal pabrik dimaksudkan untuk


menghindari genangan pada areal rencara pembangunan pabrik sehingga
proses pemadatan lahan untuk pembangunan pabrik akan berlangsung lebih
cepat dan areal tersebut tidak tergenang. Sistem jaringan drainase yang
dibangun difungsikan sebagai pembuangan air dari areal lahan menuju ke
sistem drainase yang telah tersedia di luar lokasi rencana pembangunan
pabrik. Pembuatan drainase utama dilaksanakan setelah kegiatan
pematangan lahan selesai dilaksanakan.

 Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Layout IPAL untuk pabrik pengolahan nikel PT. Kinlin Industry


Indonesia secara skematik seperti disajikan pada Gambar II-2, terdiri dari
kolam aerator, kolam pengendapan, dan kolam kontro. Kolam aerator adalah
tempat pengolahan air limbah secara biologi, kolam pengendapan adalah
tempat mengendapkan lumpur-lumpur dari air limbah, sedangkan kolam
controk adalah kolam untuk mengontrol kualitas air sebelum dibuang
kebadan air. Pada kolam kontrol ini digunakan ikan sebagai pengontrol
kualitas air.
Bangunan sistem IPAL ini harus didesain berdasarkan luas catchment
area, curah hujan, karakteristik air limbah, dan lain-lain. Lokasi sistem IPAL
ditempatkan pada daerah yang landai, dekat dengan gedung pengolahan
nikel. Sarana ini mempunyai dua fungsi yaitu sebagai tempat pengendapan
sedimen yang terbawa dari lokasi pabrik serta mengembalikan kualitas air
limbah agar layak untuk dialirkan ke badan air.

 Pembangunan TPS Limbah B3

bangunan Tempat Peyimpanan Sementara (TPS) limbah B3 harus


dibuat dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan melandai ke arah
bak penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga harus
memiliki ventilasi yang baik, terlindung dari masuknya air hujan, dibuat
tanpa plafon, dan dilengkapi dengan sistem penangkal petir. Limbah yang
bersifat reaktif atau korosif memerlukan bangunan penyimpan yang
memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas untuk memudahkan
keadaan darurat dan dibuat dari bahan konstruksi yang tahan api dan korosi.
Rancang bangun TPS Limbah Cair B3 Pada Gambar II-3.
 Pembangunan Tempat Penimbunan (Landfill) Limbah Slag

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak


Lingkungan No. 04 Tahun 1995, maka lokasi landfill/limbah slag hasil
pengolahan nikel PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia membangun tempat
penimbunan limbah slag ini dilokasi-lokasi tambang, dengan memperhatikan
persyaratan berikut :

a) Lokasi penimbunan merupakan daerah yang yang bebas dari banjir


seratus tahunan.
b) Geologi lingkungan: Litologi batuan dasar adalah batuan sedimen
berbutui sangat halus, batuan beku, atau batuan melihan yang bersifat
kedap air, tidak berongga, tidak bercelah dan tidak berkekar intensif.
Lokasi penimbunan bukan daerah berpotensi longsoran, gempa bumi
dan patahan aktif.
c) Hidrogeologi: Bukan merupakan derah resapan (recharge) air tanah
tdak tertekan yang penting dan air tanah tertekan. Dihindari lokasi
yang dibawahnya terdapat lapisan air tanah (aquifer). Jika di bawah
lokasi tersebut terdapat lapisan air tanah maka jarak terdekat lapisan
tersebut dengan bagian dasar landfill adalah 4 meter.
d) Hidrologi Permukaan: Lokasi penimbunan bukan daerah genangan
air, berjarak min 500 m dari sungai yang mengalir sepanjang tahun,
waduk untuk irigasi pertanian dan air bersih.
e) Iklim dan Curah Hujan: Curah Hujan: kecil, daerah kering; Angin : kec.
Tahunan rendah, berarah dominan ke daerah tidak
berpenduduk/berpenduduk jarang.
f) Lokasi penimbunan harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan
Wilayah (RTRW) yang merupakan tanah kosong yang tidak subur,
tanah pertanian yang kurang subur, atau lokasi bebas pertambangan
yang telah tidak berpotensi dan sesuai dengan rencana tata ruang baik
untuk peruntukan industri atau tempat penimbunan limbah.
g) Selian itu harus memperhatikan flora dan fauna : daerah dengan
kesuburan rendah, tidak ditanami tanaman yang mempunyai nilai
ekonomi dan bukan daerah/kawasan lindung; Fauna : bukan daerah
magasatwa/cagar alam .

Selanjutnya lokasi penimbunan dirancang dengan pelapisan yang


terdiri atas pelapisan dasar dan pelapisan penutup akhir. Sistem pelapisan
dasar landfill dari bawah keatas terdiri dari Lapisan Dasar (Subbase) yang
berupa tanah lempung yang dipadatkan, Lapisan tanah penghalang (Barrier
scil liner) yang berupa tanah liat yang dipadatkan, Lapisan pelindung
(Operation cover) yang berupa tanah setempat atau tanah dari tempat lain
yang tidak mengandung material tajam. Setipa pelapisan ini diselingi dengan
geomembran.
Setelah lendfill diisi penuh dengan limbah, landfill harus ditutup
dengan pelapisan penutup akhir (PPA). Pelapis penutup akhir (Interdiate Soil
Cover) yang berupa tanah dengan ketebalan sekurangnya 15 cm. Lapisan ini
harus dapat berfungsi memberikan dasar yang stabil untuk penempatan dan
pemadatan lapisan diatasnya; Tanah Tudung Penghalang (Cap Soil Barrier)
yang berupa lapisan lempung yang dipadatkan; Pelapis Tanah untuk
Tumbuhan (Vegetatif Layer) yang berupa tanah setempat.

Setelah masa konstruksi berakhir, semua sisa bahan yanh tidak


terpakai selama pekerjaan dan tidak diperlukan lagi selanjutnya dibersihkan
dari lingkingan, antara lain adalah ceceran pasir, tanah, dan bahan-bahan
lainnya. Tempat pembuangan atau urugan dibenahi kembali untuk mencapai
kualitas lingkungan yang memadai.

Kegiatan pembangunan pabrik dan fasiltas pendukungnya ini


menimbulkan dampak potensial berupa kesempatan kerja bagi sekitar
sekita, peningkatan pendapatan masyarakat, penurunan kualitas udara,
dan peningkatan kebisingan akibat peralatan konstruksi, peningkatan
debit aliran permukaan, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas air
yang mengakibatkan gangguan biota perairan, peningkatan limbah padat
dan cair, penurunan sanitasi lingkungan, potensi terjadinya penyakit
serta perubahan sikap dan perpesi masyarakat khususnya pekerja dan
masyarakat Desa Lalowua.

Vous aimerez peut-être aussi