Vous êtes sur la page 1sur 10

PEMBANGUNAN (INVESTASI) SUMBER DAYA MANUSIA DALAM

RAPBN TAHUN 2019


(DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENGANGGARAN)

Disusun oleh :
Nama : Yogi Nur Yahya
NPM : 4103180197
Program Studi : D1 Kebendaharaan Negara
Kelas : 1-16
Mata Kuliah : Penganggaran
Dosen : Yonathan S. Hadi, SE, M.Ec

D1 KEBENDAHARAAN NEGARA
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
PEMBANGUNAN (INVESTASI) SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
RAPBN TAHUN 2019
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2019 merupakan instrumen
pelaksanaan strategi fiskal sekaligus sebagai penjabaran atas tahapan pembangunan tahunan
terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang
memiliki visi “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong-Royong”. Pembangunan nasional lima tahunan tersebut pada tahun ini
diwujudkan dalam rencana kerja tahunan berupa Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2019
dengan tema yang sejalan, yaitu “Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan
Berkualitas.” Tema tersebut dijabarkan ke dalam strategi dan prioritas pembangunan, yang
dikelompokkan ke dalam dimensi pembangunan manusia dan masyarakat, dimensi
pembangunan sektor unggulan dengan prioritas, dan dimensi pemerataan dan kewilayahan,
serta sembilan prioritas nasional yang tercantum dalam Nawacita.
Untuk mendorong tujuan tersebut, RAPBN tahun 2019 mengambil tema “APBN
untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan (Investasi) Sumber Daya
Manusia.” Di tahun 2019, mobilisasi pendapatan akan dilakukan secara realistis untuk
menjaga iklim investasi tetap kondusif. Belanja negara yang produktif akan diarahkan untuk
mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), penguatan program
perlindungan sosial, percepatan pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, serta
penguatan desentralisasi fiskal. Efisiensi serta inovasi pembiayaan juga akan menjadi
landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Belanja negara di tahun 2019 akan difokuskan pada investasi di bidang pendidikan
untuk menghasilkan SDM Indonesia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dengan
percaya diri di dunia internasional. Program Indonesia Pintar dan Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) ditujukan untuk menaikkan partisipasi murni untuk pendidikan dasar dan
menengah. Program beasiswa bidik misi dan program beasiswa melalui Lembaga Pengelola
Dana Pendidikan diarahkan untuk memberikan kesempatan bagi generasi muda Indonesia
agar dapat mengenyam pendidikan tinggi
Sementara terkait dengan anggaran kesehatan, penguatan program perlindungan
sosial, seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), akan diarahkan untuk memberikan
manfaat bagi perbaikan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum dan kelompok
miskin dan tertinggal pada khususnya. Program perlindungan sosial tersebut juga akan
didukung oleh pemerataan pelayanan kesehatan dan penyebaran obat, perluasan akses
terhadap air bersih dan sanitasi, serta perbaikan gizi untuk mengatasi permasalahan malnutrisi
kronis (stunting) pada anak. Di samping itu, keberpihakan Pemerintah terhadap masyarakat
golongan ekonomi bawah juga ditunjukkan dengan peningkatan besaran manfaat untuk
Program Keluarga Harapan (PKH), jumlah penerima manfaat program Bantuan Pangan Non-
Tunai (BPNT), serta jumlah sertifikat untuk petani dan rakyat kecil melalui Reforma Agraria
dan Perhutanan Sosial (RAPS).
Pemerintah senantiasa menjadikan APBN sebagai instrumen fiskal dalam
menggerakkan perekonomian nasional secara optimal dengan memerhatikan dinamika
perekonomian, baik global maupun domestik. Sementara itu, perekonomian domestik juga
perlu didorong agar lebih optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini
mengingat kapasitas produksi dan daya saing nasional yang masih potensial untuk
dikembangkan, dukungan infrastruktur yang masih perlu ditingkatkan terutama untuk bidang
konektivitas, kualitas SDM yang masih perlu ditingkatkan.
Alokasi anggaran belanja pemerintah pusat menurut fungsi dalam tahun 2018-2019
disajikan dalam tabel dibawah ini
BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT FUNGSI, 2018-2019
(miliar rupiah)
No Fungsi 2018 2019
. Outlook % thd BPP RAPBN % thd BPP
1. Pelayanan Umum 429.917,7 29,6 531.638,1 33,1
2. Pertahanan 107.578,1 7,4 107.228,7 6,7
3. Ketertiban dan 131.901,3 9,1 118.449,9 7,4
Keamanan
4. Ekonomi 355.116,8 24,4 389.351,5 24,2
5. Perlindungan 15.201,2 1,0 17.833,2 1,1
Lingkungan Hidup
6. Perumahan dan 29.919,0 2,1 33.080,1 2,1
Fasilitas Umum
7. Kesehatan 64.300,7 4,4 62.758,3 3,9
8. Pariwisata 7.163,0 0,5 4.219,5 0,3
9. Agama 9.086,2 0,6 10.143,0 0,6
10. Pendidikan 141.893,6 9,8 146.650,4 9,1
11. Perlindungan sosial 161.543,8 11,1 185.987,3 11,6
TOTAL 1.453.630,2 100,0 1.607.340,0 100,0

Menurut klasifikasi fungsi, alokasi anggaran belanja pemerintah pusat dirinci menjadi
11 fungsi yang menggambarkan tugas pemerintah dalam melaksanakan fungsi-fungsi
pelayanan dan pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Fungsi-
fungsi tersebut terdiri atas: (1) fungsi pelayanan umum; (2) fungsi pertahanan; (3) fungsi
ketertiban dan keamanan; (4) fungsi ekonomi; (5) fungsi perlindungan lingkungan hidup; (6)
fungsi perumahan dan fasilitas umum; (7) fungsi kesehatan; (8) fungsi pariwisata; (9) fungsi
agama; (10) fungsi pendidikan; dan (11) fungsi perlindungan sosial. Dalam RAPBN tahun
2019, alokasi anggaran belanja pemerintah pusat yang terbesar menurut fungsi adalah fungsi
pelayanan umum, yaitu sebesar 33,1 persen dari total anggaran belanja pemerintah pusat,
sisanya sebesar 66,9 persen tersebar pada fungsi-fungsi lainnya terutama pada fungsi
pendidikan dan fungsi kesehatan.
FUNGSI KESEHATAN
Dalam RAPBN tahun 2019, alokasi belanja Pemerintah Pusat menurut fungsi
kesehatan
ditetapkan sebesar Rp62.758,3 miliar. Besaran tersebut menjadi bagian dari upaya
Pemerintah dalam memenuhi pengalokasian anggaran kesehatan minimal sebesar lima persen
dari APBN.
Pembangunan bidang kesehatan merupakan salah satu prioritas pembangunan
nasional dalam RPJMN tahun 2015 – 2019. Hal ini mengingat pentingnya kesehatan dalam
upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat dan dalam rangka pembentukan sumber daya
manusia Indonesia serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan
bangsa. Hal tersebut didukung oleh alokasi anggaran yang terus meningkat, dan sejak tahun
2016, Pemerintah mulai mengalokasikan anggaran bidang kesehatan sebesar 5 persen dari
APBN.
Adapun penggunaan alokasi fungsi kesehatan tersebut untuk mencapai output
prioritas, antara lain: 1) jumlah ibu hamil kurang energi kronis dan balita kekurangan gizi
yang diberikan makanan tambahan sebanyak 525.420 ibu hamil dan 1.535.000 balita kurus;
2) terlaksananya pembinaan dalam persalinan di fasilitas kesehatan di 34 provinsi; 3)
diterapkannya gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat (Gema Cermat) pada
masyarakat di 206 kabupaten/kota; 4) terakreditasinya 5.600 puskesmas dan 47 rumah sakit;
5) tersedianya sarana prasarana pengendalian penyakit menular antara lain berupa 10.000.000
tes HIV/ AIDS, dan tersedianya layanan pengendalian penyakit TB di 34 provinsi; dan 6)
tercapainya perluasan cakupan PBI Program JKN menjadi 96,8 juta jiwa.
Pemerintah menyusun program prioritas peningkatan pelayanan kesehatan dan gizi
masyarakat melalui kegiatan utama yang akan dilaksanakan, yaitu sebagai berikut :
No. Uraian Target/sasaran
1. Jumlah penduduk yang menjadi peserta PBI melalui 96,8 juta jiwa
JKN / kartu Indonesia Sehat (KIS)
2. Prevalensi stunting (pendek/sangat pendek ) pada anak 24,8 persen
usia di bawah dua tahun
3. Presentase ketersediaan obat dan vaksin di puskemas 95 persen
4. Prevalensi tuberculosis per 100.000 penduduk 245
5. Sertfikasi obat dan makanan 74 ribu
6. Jumlah kabupaten dengan eleminasi malaria 300 kabupaten
7. Kepesertaan ber-KB melalui peningkatan akses dan 29,8 juta
kualitas pelayanan KBKR

Perkembangan alokasi anggaran kesehatan dalam tahun 2018-2019 disajikan dalam tabel
dibawah ini.
PERKEMBANGAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN, 2018-2019
(trilliun rupiah)
Komponen 2018 2019
APBN RAPBN
I. Anggaran Kesehatan Melalui Belanja Pemerintah Pusat 81,5 88,2
A. Anggaran Kesehatan pada Kementerian 70,6 68,1
Negara/Lembaga 59,1 58,7
1. Kementerian Kesehatan 2,2 2,0
2. Badan POM 5,5 3,8
3. BKKBN 10,9 20,1
B. Anggaran Kesehatan pada BA BUN
II. Anggaran Kesehatan melalui Transfer ke Daerah dan 29,5 33,7
Dana Desa 18,0 20,3
A. DAK Kesehatan dan Keluarga Berencana 10,4 12,2
B. BOK dan BOKB 1,2 1,2
C. Perkiraan Anggaran Kesehatan dari Dana Otsus Papua 111,0 122,0
Total Anggaran Kesehatan 2.220,7 2.439,7
Total Belanja Negara 5,0 5,0
Rasio Anggaran Kesehatan thd Belanja Negara (%)
Pencapaian Fungsi Kesehatan 2015-2018
Dalam kurun waktu 2014–2017, realisasi anggaran pada fungsi kesehatan secara nominal
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5,0 persen per tahun, yaitu dari Rp49,4 triliun pada
tahun 2014 meningkat menjadi Rp57,2 triliun pada tahun 2017. Adapun kinerja penyerapan
anggaran fungsi kesehatan dalam periode tersebut rata-rata mencapai 95,5 persen terhadap
pagunya.
Pencapaian fungsi kesehatan dalam periode 2014–2017 secara umum ditunjukkan
melalui: (1) peningkatan jumlah PBI JKN dari 86,4 juta jiwa pada tahun 2014 menjadi
92,1 juta jiwa di tahun 2017; (2) persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan
mencapai 100 persen tiap tahunnya; (3) jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu
puskesmas yang tersertifikasi akreditasi mencapai 3.447 kecamatan; dan (4) jumlah
puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga kesehatan mencapai 2.641
puskesmas.
Peningkatan kesehatan masyarakat serta penguatan program-program perlindungan
sosial diharapkan dapat mempercepat pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan
di masyarakat. Pembangunan bidang kesehatan dan perlindungan sosial yang menjadi
tanggung jawab Pemerintah sebagian besar dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan
Kementerian Sosial, yang akan dielaborasi sebagai berikut.
a) Kementerian Kesehatan
Anggaran Kementerian Kesehatan dalam RAPBN tahun 2019 direncanakan sebesar
Rp58.746,5 miliar. Anggaran tersebut akan digunakan untuk mencapai sasaran prioritas
pembangunan di bidang kesehatan antara lain: (1) peningkatan akses dan mutu pelayanan
kesehatan; (2) peningkatan kesehatan ibu dan anak; dan (3) percepatan penanganan stunting.

Untuk mendukung pencapaian sasaran di bidang kesehatan tersebut Kementerian


Kesehatan melaksanakan berbagai program antara lain: (1) Program Pembinaan Kesehatan
Masyarakat; (2) Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan; (3) Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit; dan (4) Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Nasional.
b) Kementerian Sosial
Anggaran Kementerian Sosial dalam RAPBN tahun 2019 direncanakan sebesar
Rp58.906,5 miliar. Anggaran tersebut akan digunakan untuk mencapai sasaran prioritas
pembangunan di bidang perlindungan sosial yaitu antara lain mempercepat pengurangan
kemiskinan. Untuk mendukung pencapaian sasaran di bidang perlindungan sosial tersebut
Kementerian Sosial melaksanakan berbagai program antara lain: (1) Program Perlindungan
dan Jaminan Sosial; (2) Program Penanganan Fakir Miskin; (3) Program Pemberdayaan
Sosial; dan
(4) Program Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, dan Penyuluhan Sosial.
FUNGSI PENDIDIKAN
Alokasi anggaran pada fungsi pendidikan dalam APBN tahun 2019 sebesar Rp
146.650,4 miliar. Alokasi anggaran pada fungsi pendidikan tersebut untuk mendorong
investasi dan daya saing sumber daya manusia Indonesia dan mendukung upaya percepatan
pertumbuhan pendidikan yang berkualitas serta mendukung revitalisasi pendidikan vokasi
untuk peningkatan kualifikasi SDM sejalan dengan kebutuhan dunia industri, dan menjamin
mutu ASN melalui pendidikan kedinasan.
Pentingnya peranan pendidikan tersebut, Pemerintah terus melakukan upaya untuk
meningkatkan layanan pendidikan berkualitas yang merata bagi setiap warga negara.
Anggaran pendidikan yang dialokasikan Pemerintah dengan porsi 20 persen dari APBN
sesuai dengan amanat konstitusi, perlu diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan, yang
pada akhirnya peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Arah kebijakan dan langkah-langkah yang akan ditempuh Pemerintah dalam rangka
melaksanakan fungsi pendidikan pada tahun 2019 antara lain: (1) refocusing anggaran
pendidikan untuk peningkatan kualitas dan akses yang merata dan berkeadilan; (2)
meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sekolah; (3) meningkatkan kualitas dan
ketersediaan guru, antara lain melalui sistem monitoring dan pengalokasian berbasis kinerja;
(4) sinergi antarprogram di bidang pendidikan untuk mewujudkan sustainable education
antara lain PKH, PIP, Bidikmisi, beasiswa LPDP; (5) memperkuat pendidikan vokasi, antara
lain melalui sinkronisasi kurikulum SMK (link and match); (6) memperkuat sinergi antara
Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah terutama dalam peningkatan akses dan kualitas
pendidikan; (7) mempersiapkan tenaga pendidik yang adaptif dan responsif terhadap
perkembangan teknologi digital; dan (8) memperkuat peran LPDP sebagai SWF untuk
mendorong perluasan program beasiswa afirmasi.
Target dan sasaran anggaran pendidikan dalam RAPBN tahun 2019 antara lain sebagaimana
tercermin pada tabel berikut ini.
No. Uraian Target/sasaran
1. Program Indonesia Pintar (siswa) 20,1 jiwa
2. Bidikmisi 471,8 ribu
3. BOS (siswa) 57,0 juta
4. Tunjangan Profesi guru PNS (guru) 1.464.670
5. Tunjangan profesi guru non PNS (guru) 485.010
6. Pembangunan/rehab ruang kelas (unit) 93,2 ribu

Perkembangan alokasi anggaran pendidikan dalam tahun 2018-2019 disajikan dalam tabel
dibawah ini.
PERKEMBANNGAN ALOKASI ANGGARAN PENDIDIKAN, 2018-2019
(trilliun rupiah)
Komponen 2018 2019
APBN RAPBN
I.Anggaran Pendidikan melalui Belanja Pemerintah Pusat 149,7 158,0
A. Anggaran Pendidikan pada Kementerian 146,0 152,4
Negara/Lembaga
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 40,1 36,0
2. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan 40,4 40,2
Tinggi
3. Kementerian Agama 52,7 51,9
B. Anggaran Pendidikan pada BA BUN 3,7 5,6
II. Anggaran Pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan 279,5 309,9
Dana Desa
1. DTU yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan* 153,2 168,6
2. Dana Desa Transfer khusus 121,4 136,3
a. DAK Fisik Pendidikan 9,1 18,7
b. DAK Non Fisik 112,3 117,7
i. Tunjangan Profesi Guru(TPG) PNSD 58,3 56,9
ii. Bantuan Operasional Sekolah 46,7 51,2
III. Anggaran Pendidikan melalui Pengeluaran Pembiayaan 15,0 20,0
Total Anggaran Pendidikan 444,1 487,9
Total Belanja Negara 2.220,7 2.439,7
Rasio Anggaran Pendidikan thd Belanja Negara (%) 20,0 20,0
*) sebelum tahun 2019 menggunakan DAU
Pencapaian Fungsi Pendidikan 2015-2018
Dalam kurun waktu 2014-2017, realisasi anggaran fungsi pendidikan secara nominal
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 3,1 persen, yaitu dari Rp126,3 triliun dalam tahun
2014 menjadi Rp138,5 triliun dalam tahun 2017. Sementara itu, kinerja penyerapan anggaran
fungsi pendidikan dalam periode tersebut rata-rata mencapai 93,2 persen terhadap pagunya.
Selanjutnya, perkiraan realisasi anggaran fungsi pendidikan dalam tahun 2018 adalah
sebesar Rp141,9 triliun atau 96,2 persen dari pagunya. Apabila dibandingkan dengan rata-
rata penyerapan tahun 2014-2017 sebesar 93,2 persen, penyerapan tersebut meningkat
sebesar 3,0 persen.
Alokasi anggaran pada fungsi pendidikan pada APBN tahun 2018 digunakan untuk
pencapaian sasaran, antara lain: (1) meningkatnya akses layanan pendidikan dasar, dengan
indikator banyaknya jumlah siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah penerima
bantuan Program Indonesia Pintar melalui KIP sebanyak 19,6 juta siswa; (2)
meningkatnya akses layanan pendidikan tinggi dengan salah satu indikatornya yaitu
tercapainya mahasiswa penerima bantuan bidikmisi sebanyak 401,7 ribu mahasiswa; (3)
8,8 juta siswa jumlah penerima bantuan operasional sekolah; serta (4) pembangunan ruang
belajar sebanyak 5.656 ruang dan rehabilitasi ruang belajar sebanyak 22.182 ruang kelas.
Pendidikan memiliki nilai yang sangat strategis bagi Pemerintah. Pendidikan yang
berkualitas diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, inovasi, dan daya saing sumber
daya manusia Indonesia. Pembangunan bidang pendidikan yang menjadi tanggung jawab
Pemerintah sebagian besar dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dan Kementerian Agama yang akan
dielaborasi sebagai berikut.
a) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam RAPBN tahun 2019
direncanakan sebesar Rp35.983,1 miliar. Anggaran tersebut akan digunakan untuk mencapai
sasaran prioritas pembangunan di bidang pendidikan antara lain peningkatan akses dan
kualitas pendidikan, pendidikan vokasi, dan peningkatan kualitas guru.
Untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan bidang pendidikan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan berbagai program antara lain: (1) Program
Pendidikan Dasar dan Menengah; (2) Program Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat; dan (3) Program Guru dan Tenaga Kependidikan.
b) Kementerian Agama
Anggaran Kementerian Agama dalam RAPBN tahun 2019 direncanakan sebesar
Rp62.066,7 miliar. Anggaran tersebut akan digunakan untuk mencapai sasaran pembangunan
di bidang kehidupan beragama antara lain: (1) meningkatnya kualitas layanan pendidikan
keagamaan; (2) meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama; dan (3)
meningkatnya harmoni sosial dan kerukunan hidup umat beragama. Untuk mendukung
pencapaian sasaran di bidang kehidupan beragama tersebut Kementerian Agama
melaksanakan berbagai program antara lain: (1) Program Pendidikan Islam; (2) Program
Bimbingan Masyarakat Kristen; (3) Program Bimbingan Masyarakat Katolik; (4) Program
Bimbingan Masyarakat Hindu; dan (5) Program Bimbingan Masyarakat Buddha.
c) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Anggaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam RAPBN tahun
2019 direncanakan sebesar Rp41.264,1 miliar. Anggaran tersebut akan digunakan untuk
mencapai sasaran prioritas pembangunan di bidang pendidikan dan vokasi yaitu
meningkatnya pemerataan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan tinggi, meningkatnya
daya saing pendidikan tinggi, meningkatnya tenaga kerja keluaran lembaga pendidikan dan
pelatihan vokasi yang mampu langsung bekerja.
Untuk mendukung pencapaian sasaran di bidang pendidikan tersebut Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melaksanakan berbagai program antara lain: (1)
Program Penguatan Riset dan Pengembangan; (2) Program Pembelajaran dan
Kemahasiswaan; dan (3) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti.

Vous aimerez peut-être aussi