Vous êtes sur la page 1sur 16

JUDUL

KARYA TULIS ILMIAH


AUDIT UNTUK EMKM
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS AUDITING 2 SEMESTER 6

Dosen Pengampu:
Arum Ardianingsih, SE, M.Acc, Ak, CA
Disusun Oleh:
Nada Salma Shabrina
0515018841

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi
Universitas Pekalongan
2018
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“AUDIT UNTUK EMKM”. Sholawat serta salam saya haturkan kepada junjungan Nabi
Agung kita Muhammad SAW, semoga dihari kiamat nanti kita akan mendapatkan syafaat
darinya. Aamiin.
Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing
2 semester 6 bagi mahasiswa program S1 pada Program Studi Akuntansi Universitas
Pekalongan. Dalam menyusun karya tulis ilmiah penulis mengalami rasa suka yaitu penulis
dapat belajar menyusun karya tulis ilmiah dan rasa duka yang dialami penulis adalah penulis
harus meluangkan waktu untuk menyusun karya tulis ilmiah.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, penulis mendapat bantuan dari beberapa pihak.
Dalam kesempatan ini, penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun tidak langsung kepada
penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah hingga selesai, terutama kepada yang saya hormati:
1. Kedua Orang Tua tercinta.
2. Ibu Arum Ardianingsih, selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan
mengenahi penulisan karya tulis ilmiah.
3. Bapak dan Ibu dosen Universitas Pekalongan.
4. Teman-teman di Universitas Pekalongan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan pembuatan karya tulis ilmiah dikemudian hari. Semoga karya tulis ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Pekalongan, Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................................................................i
PRAKATA ............................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
2.1. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
2.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 3
2.3. Tujuan ..................................................................................................................................... 3
2.4. Manfaat ................................................................................................................................... 3
1.4.1. Manfaat Teoritis .................................................................................................................. 3
1.4.2. Manfaat Praktisi .................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4
2.1. Ruang Lingkup EMKM .......................................................................................................... 4
2.2. Pilar Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia ..................................................................... 5
2.3. Faktor-fakor yang Mempengaruhi Pemahaman EMKM Dalam Penyusunan Laporan
Keuangan............................................................................................................................................. 5
2.4. Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan SAK EMKM ............................. 7
2.5. Penerapan Audit atas Laporan Keuangan pada EMKM.......................................................... 9
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................. 12
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................................... 12
3.2. Kritik dan Saran .................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang


Banyaknya jumlah EMKM yang tersebar di Indonesia mencerminkan besarnya potensi
yang dapat dikembangkan bagi EMKM untuk lebih berkontribusi bagi masyarakat Indonesia.
Namun dalam perkembangannya EMKM mengalami beberapa kendala, salah satunya dalam
hal penyusunan laporan keuangan. Pencatatan dan pelaporan sering kali terabaikan karena
mereka lebih berfokus pada kegiatan operasional. Tanpa adanya catatan dan laporan
keuangan, EMKM tidak dapat mengevaluasi hasil kinerjanya.
Pelaksanaan pembukan akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan merupakan
hal yang masih dianggap sulit bagi EMKM. Salah satu faktor penyebabnya ialah keterbatasan
pengetahuan akuntansi, rumitnya proses akuntansi dan anggapan bahwa laporan keuangan
bukanlah hal yang penting bagi EMKM (Nedsal, dkk, 2013; Jati et,al, 2009). Berbagai macam
keterbatasan lain dihadapi oleh EMKM mulai dari latar belakang pendidikan yang tidak
mengenal mengenai akuntansi atau tata buku, kurang disiplin dan rajinnya dalam pelaksanaan
pembukuan akuntansi, hingga tidak adanya kecukupan dana untuk mempekerjakan akuntan
atau membeli software akuntansi untuk mempermudah pelaksanaan pembukuan akuntansi
(Nedsal, dkk, 2013).
Dengan akuntansi yang memadahi maka pengusaha EMKM dapat memenuhi
persyaratan dalam pengajuan kredit berupa laporan keuangan, mengevaluasi kinerja,
mengetahui posisi keuangan, menghitung pajak dan manfaat lainnya (Nedsal, dkk, 2013;
Warsono & Murti, 2010). Melihat banyaknya manfaat yang dihasilkan dari akuntansi,
seharusnya EMKM sadar bahwa penggunaan akuntansi dapat meningkatkan kemajuan
EMKM. Khususnya dalam hal keuangan terkait dalam perolehan bantuan dana dari pihak
pemerintah, dan lembaga keuangan seperti bank.
Tidak adanya penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi dalam
kebanyakan pengelolaan usaha kecil, ditentukan oleh pengetahuan pengusaha EMKM atas
informasi akuntansi (Evi dan MI Mitha, 2015). Kurangnya pemahaman EMKM yang
memadahi terhadap kebutuhan atas laporan keuangan, berakibat pada rendahnya pemahaman
EMKM mengenai fungsi audit dan kebutuhan audit terhadap laporan keuangan. Para
pengusaha EMKM masih memiliki persepsi yang sederhana, yang mana persepsi tersebut

1
belum sampai pada tahap menganalisis audit atas laporan keuangan dengan menggunakan
ilmu audit secara lengkap.
Terkait dengan kondisi tersebut, Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tahun
2016 telah mengesahkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah
(SAK EMKM). SAK EMKM berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2018. Dengan
disahkannya SAK EMKM maka standar akuntansi di Indonesia menjadi lengkap dengan tiga
pilar yaitu SAK Umum yang berbasis IFRS, SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik) dan SAK EMKM (Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Mikro, Kecil dan Menengah).
SAK EMKM merupakan standar akuntansi keuangan yang lebih sederhana
dibandingkan dengan SAK ETAP. Jika dilihat dari dasar pengukuran, SAK EMKM
menggunakan biaya historis sehingga EMKM hanya mencatat aset dan liabilitasnya sebesar
biaya perolehannya. Sedangkan SAK ETAP menggunakan dasar pengukuran biaya historis
dan nilai wajar.
Dengan adanya SAK EMKM diharapkan pemahaman EMKM terhadap kebutuhan
atas laporan keuangan menjadi meningkat dan juga meningkatkan pemahaman EMKM
mengenai fungsi audit dan kebutuhan audit terhadap laporan keuangan. Sehingga proses audit
EMKM berbasis ISA dapat dilaksanakan dengan lebih mudah, efisien dan tidak melanggar
kode etik dan standar pengendalian mutu sesuai dengan SPAP (Standar Penerapan Akuntan
Publik). Audit untuk EMKM sendiri merupakan audit yang dilakukan oleh pihak ketiga yang
independen (auditor) untuk menyajikan sebuah opini atas kewajaran penyajian laporan
keuangan yang dilakukan oleh EMKM apakah sudah sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang
Berterima Umum (PABU).
Dari latar belakang diatas terlihat bahwa pemahaman para pengusaha EMKM masih
terbatas. Dengan begitu dibutuhkan adanya panduan yang mudah untuk memahami SAK
EMKM dan penerapan laporan keuangan auditan. Berdasarkan hal tersebut, maka
pembahasan dalam karya tulis ilmiah ini adalah bagaimana panduan penyusunan laporan
keuangan berdasarkan SAK EMKM dan penerapan laporan keuangan auditan untuk EMKM.

2
2.2. Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan permasalahan
yang hendak dibahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman EMKM dalam penyusunan
laporan keuangan?
2. Bagaimana implementasi penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM?
3. Bagaimana penerapan audit atas laporan keuangan pada EMKM?

2.3. Tujuan
Penulisan ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemahaman EMKM dalam
penyusunan laporan keuangan.
2. Untuk mengetahui implementasi penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.
3. Untuk mengetahui penerapan audit atas laporan keuangan pada EMKM.

2.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Bagi lingkungan akademis memberikan infromasi dan gambaran mengenai audit untuk
EMKM. Sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu bacaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan serta dapat digunakan sebagai acuan atau dasar teoritis oleh penulis
berikutnya dalam melakukan pembahasan mengenai masalah yang sejenis.
2. Bagi penulis menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam tentang audit
untuk EMKM.
1.4.2. Manfaat Praktisi
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang
pentingnya penulisan laporan keuangan dan audit laporan keuangan pada EMKM. Sehingga
dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan EMKM.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Ruang Lingkup EMKM


Undang-undang EMKM diatur dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Pengertian dan karakteristik EMKM yang dimaksud
adalah:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagai berikut: kekayaan bersih paling
banyak Rp 50.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00.
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 - Rp
500.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 - Rp 2.500.000.000,00.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan yang memenuhi kriteria usaha menengah sebagai berikut:
kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 - Rp. 10.000.000.000,00, tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
2.500.000.000,00 – Rp 50.000.000.000,00.

Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi EMKM berdasarkan kuantitas


tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang
samapai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki
jumlah tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang.

4
2.2. Pilar Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berkembang di Indonesa dikenal dengan
pilar standar akuntansi yang disusun mengikuti perkembangan dunia usaha. Pilar tersebut
diantaranya:
1. SAK UMUM
Dasar penulisan dalam SAK UMUM adalah berbasis standar IFRS. Ruang lingkup
SAK UMUM merupakan entitas dengan akuntanbilitas publik yang signifikan. Dasar
pengukurannya ialah biaya historis, biaya kini, nilai terealisasi/penyelesaian, nilai sekarang,
dan nilai wajar. Komponen laporan keuangan pada SAK UMUM; laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi dan penghasilan komperehensif lain, laporan perubahan ekuitas, laporan
arus kas, catatan atas laporan keuangan, informasi komparatif, dan laporan posisi keuangan
pada awal periode terdekat sebelumnya.
2. SAK ETAP
Dasar penulisan dalam SAK ETAP adalah berbasis standar lokal. Ruang lingkup SAK
ETAP merupakan entitas tanpa akuntanbilitas publik yang signifikan, namun menerbitkan
laporan keuangan untuk tujuan umum bagi penggunanya. Dasar pengukuran dalam SAK
ETAP ialah biaya historis dan nilai wajar. Komponen laporan keuangan pada SAK ETAP;
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan.
3. SAK EMKM
Dasar penulisan dalam SAK EMKM adalah berbasis standar lokal. Ruang lingkup
SAK EMKM merupakan entitas tanpa akuntanbilitas publik yang signifikan dan entitas yang
memenuhi definisi dan karakteristik sesuai UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah. Dasar pengukuran dalam SAK EMKM ialah biaya historis. Komponen
laporan keuangan pada SAK EMKM; laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan catatan
atas laporan keuangan (pernyataan kepatuhan dan rincian akun).

2.3. Faktor-fakor yang Mempengaruhi Pemahaman EMKM Dalam Penyusunan


Laporan Keuangan
Berikut adalah faktor-fakor yang mempengaruhi pemahaman EMKM dalam
penyusunan laporan keuangan.

5
1. Pemberian Informasi dan Sosialisasi
Informasi dan sosialisasi merupakan cara untuk mengenalkan dan membantu EMKM
dalam mengetahui serta memahami tentang SAK. Informasi akuntansi sebagai informasi
kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk mengambil keputusan ekonomi
dalam menentukan pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Dimana pemberian informasi
dan sosialisasi merupakan cara yang efektif dalam meningkatkan pemahaman EMKM dalam
menyusun laporan keuangan.
2. Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan merupakan bidang studi yang ditempuh oleh pengusaha
EMKM. Latar belakang pendidikan dapat membedakan tingkat rendahnya pemahaman yang
dimiliki oleh pengusaha EMKM. Pengusaha EMKM dengan latar belakang ekonomi diyakini
akan mempunyai presepsi yang lebih baik dalam pembukuan dan pelaporan keuangan
dibandingkan pengusaha dengan latar belakang pendidikan non ekonomi.
3. Jenjang Pendidikan
Pelaku EMKM dengan jenjang pendidikan yang tinggi akan memudahkan mereka
dalam memahami hal yang baru. Pendidikan merupakan indikator yang mencerminkan
kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Tingkat pendidikan yang
dimiliki akan mempengaruhi pemahaman pelaku EMKM dalam menyusun laporan keuangan.
4. Ukuran Usaha
Semakin tumbuh dan besarnya usaha EMKM, persepsi pengusaha semakin
memandang penting atau tidaknya kebutuhan untuk melakukan pelaporan keuangan. Ukuran
usaha dapat mempengaruhi pemikiran pengusaha terkait dengan kompleksitas dan semakin
tingginya tingkat transaksi entitas sehingga diharapkan dengan makin besarnya ukuran usaha
maka dapat mendorong seseorang untuk berpikir dan belajar terkait solusi untuk
menghadapinya.
5. Lama Usaha
Lama usaha EMKM yang sudah berjalan cukup lama memungkinkan pengusaha
tersebut lebih mementingkan laporan keuangan atau justru mengabaikannya. Lamanya suatu
usaha berdiri dapat memberikan pengaruh terhadap persepsi pengusaha EMKM dalam
menyusun laporan keuangan.

6
2.4. Implementasi Penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan SAK EMKM
Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tahun 2016 telah mengesahkan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK EMKM). SAK EMKM
disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah.
SAK EMKM berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2018.
Dalam SAK EMKM, informasi posisi keuangan EMKM terdiri dari informasi
mengenai aset, liabilitas, dan ekuitas EMKM pada tanggal tertentu, dan disajikan dalam
laporan posisi keuangan. Unsur-unsur tersebut didefinisikan sebagai berikut:
1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh EMKM sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan yang dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh
EMKM.
2. Liabilitas adalah kewajiban kini EMKM yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya EMKM yang mengandung
manfaat ekonomi.
3. Ekuitas adalah hak residual atas aset EMKM setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.
Informasi kinerja keuangan EMKM terdiri dari informasi mengenai penghasilan dan
beban selama periode pelaporan, dan disajikan dalam laporan laba rugi. Unsur-unsur tersebut
didefinisikan sebagai berikut:
1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam
bentuk arus kas masuk atau kenaikan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
2. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam
bentuk arus kas keluar atau penurunan aset, atau kenaikan liabilitas yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak disebabkan oleh distribusi kepada penanam modal.
Dasar pengukuran unsur laporan keuangan dalam SAK EMKM adalah biaya historis.
Biaya historis suatu aset adalah sebesar jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk
memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Biaya historis suatu liabilitas adalah sebesar
jumlah kas atau setara kas yang diterima atau jumlah kas yang diperkirakan akan dibayarkan
untuk memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.
Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu akun dalam
laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi yang memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut dapat dipastikan akan mengalir ke
dalam atau keluar dari EMKM, dan

7
2. Akun tersebut memiliki biaya yang dapat diukur dengan andal.
Pengungkapan diperlukan ketika kepatuhan atas persyaratan tertentu dalam SAK
EMKM tidak memadai bagi pemakai untuk memahami pengaruh dari transaksi, peristiwa dan
kondisi lain atas posisi dan kinerja keuangan EMKM. Penyajian wajar laporan keuangan
mensyaratkan EMKM untuk menyajikan informasi yang relevan, representasi tepat,
keterbandingan dan keterpahaman. EMKM menyajikan secara lengkap laporan keuangan
pada akhir setiap periode pelaporan. Laporan keuangan minimum terdiri dari:
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode
2. Laporan laba rugi selama periode
3. Catatan atas laporan keuangan, yang berisi tambahan dan rincian akun-akun tertentu yang
relevan
Laporan posisi keuangan EMKM dapat mencakup akun-akun berikut:
1. Kas dan setara kas
2. Piutang
3. Persediaan
4. Aset tetap
5. Utang usaha
6. Utang bank
7. Ekuitas
EMKM menyajikan akun dan bagian dari akun dalam laporan posisi keuangan jika
penyajian tersebut relevan untuk memahami posisi keuangan EMKM. Dalam SAK EMKM
tidak menentukan format atau urutan terhadap akun-akun yang disajikan. Meskipun demikian,
EMKM dapat menyajikan akun-akun aset berdasarkan urutan likuiditas dan akun-akun
liabilitas berdasarkan urutan jatuh tempo.
Laporan laba rugi EMKM dapat mencakup akun-akun sebagai berikut:
1. Pendapatan
2. Beban keuangan
3. Beban pajak
EMKM menyajikan akun dan bagian dari akun dalam laporan laba rugi jika penyajian
tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan EMKM. Laporan laba rugi memasukkan
semua penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode, kecuali SAK EMKM
mensyaratkan lain. SAK EMKM mengatur perlakuan atas dampak koreksi atas kesalahan dan
perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian retrospektif terhadap

8
periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam periode terjadinya
perubahan.
Catatan atas laporan keuangan memuat:
1. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK EMKM
2. Ikhtisar kebijakan akuntansi
3. Informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan
material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan keuangan
Jenis informasi tambahan dan rincian yang disajikan bergantung pada jenis kegiatan
usaha yang dilakukan oleh EMKM. Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis
sepanjang hal tersebut praktis. Setiap akun dalam laporan keuangan merujuk-silang ke
informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan.

2.5. Penerapan Audit atas Laporan Keuangan pada EMKM


Pada saat ini lembaga keuangan seperti bank umumnya mensyaratkan adanya laporan
keuangan bagi EMKM dalam pengajuan kredit. Namun kenyataannya banyak laporan
keuangan EMKM yang ditolak oleh pihak bank, karena banyaknya EMKM yang tidak audit
(auditable). Pada lembaga keuangan tertentu meminta adanya laporan keuangan yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam hal ini tentu menjadi kewajiban EMKM
untuk menyajikan laporan keuangan yang telah di audit oleh KAP.
Banyak manfaat yang diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit, antara lain
kepastian bahwa entitas telah melakukan pencatatan atas seluruh transaksi yang terjadi dengan
cara yang benar dan sesuai dengan SAK EMKM. Dengan demikian manajemen EMKM
memiliki data laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya tingkat akurasinya, untuk
keperluan pengambilan keputusan. Manfaat lainnya terkait dengan persyaratan kredit dari
lembaga keuangan. EMKM memerlukan pemeriksaan yang harus dilakukan secara
independen pada akhir tahun.
Audit atas laporan keuangan adalah suatu bentuk jasa atestasi dimana auditor
mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat apakah laporan keuangan tersebut
telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU)
(Arum, 2016). Serta menentukan tingkat kesesuaian dengan kreteria/ketentuan yang telah
ditetapkan dan memastikan bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah saji material
yang berpengaruh terhadap laporan keuangan secara keseluruhan (Arum, 2017). Contoh audit

9
tahunan atas laporan keuangan usaha ternak ayam boiler dengan menggunakan kriteria
PABU.
EMKM perlu menyiapkan beberapa hal agar dapat menilai kewajaran laporan
keuangan, yakni sebagai berikut:
1. Laporan keuanga yang disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan EMKM
2. Adanya sistem pengendalian intern yang memadai
3. Adanya bukti-bukti laporan keuangan yang kompeten
Audit untuk EMKM memiliki beberapa manfaat yaitu:
1. Akses ke pasar modal
2. Biaya modal menjadi lebih rendah
3. Pencegahan terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan
4. Perbaikan dalam pengendalian dan operasional
Seorang auditor dalam merumuskan opini audit membutuhkan bukti audit. Bukti audit
(evidence audit) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah
informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan
pengumpulan bukti audit adalah memperoleh bukti audit yang mampu mendukung temuan
audit.bukti audit harus memenuhi sifat, kualitas, dan jumlah yang memadai agar kesimpulan
yang dibuat berdasarkan bukti-bukti tersebut valid. Syarat-syarat bukti audit adalah sebagai
berikut.
1. Cukup; bukti audit dikatakan cukup apabila jumlahnya memenuhi syarat untuk
mendukung temuan auditor.
2. Relevan; bukti audit dikatakan relevan apabila mempunyai hubungan yang logis dan dapat
dimengerti dengan kriteria audit yang ditetapkan.
3. Kompeten; bukti audit dikatakan kompeten apabla bukti yang diperoleh berasal dari
sumber yang independen dan dapat dipercaya serta terjamin keakuratannya.
Bukti audit diperoleh auditor dengan melakukan serangkaian prosedur audit. Prosedur
audit merupakan cara yang dilakukan oleh auditor untuk memperoleh bukti audit selama
proses audit. Menurut Tuanakotta (2015) dalam Arum (2017), prosedur audit terdiri dari
berikut ini.
1. Inspeksi (Pemeriksaan Fisik); inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor untuk
memperoleh bahan bukti audit terkait dengan aset berwujud yang dimiliki oleh entitas.
2. Observasi (Pengamatan); pengamatan adalah melihat suatu proses atau prosedur yang
dilakukan oleh orang lain.

10
3. External Confirmation (Konfirmasi Eksternal); konfirmasi eksternal adalah bukti audit
berupa tanggapan tertulis secara langsung yang diperoleh auditor atas permintaannya dari
pihak ketiga dalam bentuk kertas, elektonik atau media lainnya.
4. Recalculation (Perhitungan Kembali); perhitungan kembali adalah mengecek akurasi atau
ketelitian matematis dalam catatan atau dokumen.
5. Reperformance (Lakukan Kembali); auditor melakukan kembali secara independen
prosedur atau pengendalian yang telah atau seharusnya sudah dikerjakan, sebagai bagian
dari sistem pengendalian intern di entitas.
6. Analytical Procedures (Prosedur Analitikal); merupakan kegiatan mempelajari dan
membandingkan data-data keuangan maupun data nonkeuangan yang saling berhubungan
(melakukan perbandingan-perbandingan laporan keuangan).
7. Inquiry (Bertanya); bertanya adalah mencari informasi dari orang yang mengetahui
masalah keuangan dan nonkeuangan, baik orang dalam entitas maupun di luar entitas.
Hasil akhir dari kegiatan audit laporan keuangan adalah opini audit. Pemberian opini
audit didasarkan pada temuan audit dilapangan. Opini audit dinyatakan dalam laporan auditor.
Laporan auditor dapat didefinisikan sebagai laporan yang menyatakan pendapat/opini auditor
yang independen mengenai kelayakan atau ketepatan pernyataan klien bahwa laporan
keuangannya disajikan secara wajar sesuai dengan PABU.
Laporan auditor independen berisi tujuh bagian sebagai berikut.
1. Judul laporan
2. Alamat laporan audit
3. Paragraf pendahuluan
4. Paragraf ruang lingkup
5. Paragraf pendapat
6. Nama KAP
7. Tanggal laporan audit
Meskipun proses audit akan membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga yang cukup
banyak, namun banyaknya manfaat yang diperoleh dalam audit diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran EMKM untuk melakukan audit atas laporan keuangannya. Manfaat
audit bukan hanya untuk kepentingan pihak eksternal saja, pihak internal manajemen juga
akan terbantu khususnya dalam hal ketertiban tata kelola keuangan perusahaan. Adanya audit
atas laporan keuangan maka dapat meningkatkan kredibilitas EMKM kepada publik dalam
membaca laporan keuangannya.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Penyusunan laporan keuangan bagi EMKM merupakan hal yang penting. Laporan
keuangan bermanfaat bagi pembuat keputusan bisnis dan ekonomis oleh investor kreditor,
manajemen, pemerintah, dan pengguna lainnya serta memberikan informasi tenteng posisi
keuangan, kinerja perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya. Namun ada beberapa
faktor-fakor yang mempengaruhi pemahaman EMKM dalam penyusunan laporan keuangan
diantaranya; pemberian informasi dan sosialisasi, latar belakang pendidikan, jenjang
pendidikan, ukuran usaha dan lama usaha.
Standar akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan EMKM ialah
SAK EMKM. SAK EMKM berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2018. Komponen laporan
keuangan dalam SAK EMKM yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan catatan
atas laporan keuangan.
Audit atas laporan keuangan EMKM memiliki banyak manfaat. Salah satunya
kepastian bahwa entitas telah melakukan pencatatan atas seluruh transaksi yang terjadi dengan
cara yang benar dan sesuai dengan SAK EMKM. Dengan demikian manajemen EMKM
memiliki data laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya tingkat akurasinya, untuk
keperluan pengambilan keputusan. Manfaat lainnya terkait dengan persyaratan kredit dari
lembaga keuangan.

3.2. Kritik dan Saran


Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan. Adapun
saran yang dapat diberikan oleh penulis yakni:
1. Bagi pihak IAI harus lebih giat dalam mensosialisasikan SAK EMKM karena masih
banyak EMKM yang kurang memahami pentingnya menyusun laporan keuangan.
2. Bagi pemerintah seharusnya membuatkan aturan yang jelas mengenai kewajiban EMKM
dalam mengaudit laporan keuangnya, karena adanya audit untuk EMKM dapat
meningkatkan perkembangan EMKM.
3. Bagi EMKM, diharapkan dapat lebih menyadari akan pentingnya penyusunan laporan
keuangan serta audit atas laporan keuangan karena banyak manfaat yang akan diperoleh.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arum Ardianingsih. 2016. Audit Laporan Keuangan. Universitas Pekalongan Press.


Pekalongan.

________________. 2018. Audit Laporan Keuangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat. Konsep dan Definisi Perusahaan Industri Pengolahan.
Diakses dari https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/9#subjekViewTab1|accordion-
daftarsubjek1 pada tanggal 23 Mei 2018

IAI. 2016. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah. Dewan Standar
Akuntansi Keuangan. Jakarta.

Ningtiyas, J. D. A. 2017. Penyusunan Laporan Keuangan UMKM Berdasarkan Standar


Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK-EMKM) (Study Kasus Di
UMKM Bintang Malam Pekalongan). Riset & Jurnal Akuntansi, Vol. 2 (1).

Sixpria, N., Suhartati, T., & Warsini, S. 2013. Evaluasi Implementasi Standar Akuntansi
Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik (Etap) Dan Penyusunan Laporan Audit Pada Usaha
Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm). Jurnal Ekonomi Dan Bisnis. Vol. 12 (1).

Linawati, E., Mitha, M. I., & Restuti, D. 2015. Pengetahuan akuntansi pelaku usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) atas penggunaan Informasi Akuntansi. ISSN 2302-9791. Vol. 2
(1).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2008 Tentang; Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah.

iv

Vous aimerez peut-être aussi

  • STMIK-KP
    STMIK-KP
    Document2 pages
    STMIK-KP
    Naufal Sholi Putra
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar IMP Setono
    Daftar IMP Setono
    Document5 pages
    Daftar IMP Setono
    Naufal Sholi Putra
    Pas encore d'évaluation
  • Lab Akuntansi Biaya Kasus 2
    Lab Akuntansi Biaya Kasus 2
    Document63 pages
    Lab Akuntansi Biaya Kasus 2
    rocky setiawan
    81% (48)
  • Spbu Pertamina
    Spbu Pertamina
    Document16 pages
    Spbu Pertamina
    Naufal Sholi Putra
    Pas encore d'évaluation
  • Cikgu Mus
    Cikgu Mus
    Document1 page
    Cikgu Mus
    Naufal Sholi Putra
    Pas encore d'évaluation
  • Surat Penawaran
    Surat Penawaran
    Document2 pages
    Surat Penawaran
    Naufal Sholi Putra
    Pas encore d'évaluation
  • Invoice
    Invoice
    Document1 page
    Invoice
    Naufal Sholi Putra
    Pas encore d'évaluation
  • Tugas 28
    Tugas 28
    Document2 pages
    Tugas 28
    Naufal Sholi Putra
    Pas encore d'évaluation
  • Jeni 4
    Jeni 4
    Document10 pages
    Jeni 4
    Naufal Sholi Putra
    Pas encore d'évaluation
  • Tae Pong
    Tae Pong
    Document69 pages
    Tae Pong
    Naufal Sholi Putra
    Pas encore d'évaluation
  • BPJS Kes KIRIM
    BPJS Kes KIRIM
    Document19 pages
    BPJS Kes KIRIM
    Naufal Sholi Putra
    Pas encore d'évaluation
  • Modul Bootstrap
    Modul Bootstrap
    Document35 pages
    Modul Bootstrap
    Naufal Sholi Putra
    Pas encore d'évaluation