Vous êtes sur la page 1sur 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/327392585

MANAJEMEN NYERI NON INVASIVE PADA IBU POST PARTUM DENGAN


PENDEKATAN EVIDENCE BASED PRACTICE (Non Invasive Pain Management
in Post Partum Mother with Evidence Based Practice Approac...

Article · October 2011

CITATIONS READS

0 344

2 authors, including:

Jurnal Ners
Airlangga University
406 PUBLICATIONS   41 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Jurnal Ners Vol. 3 No. 1 April 2008 View project

Jurnal Ners Vol. 3 No. 2 Oktober 2008 View project

All content following this page was uploaded by Jurnal Ners on 03 September 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MANAJEMEN NYERI NON INVASIVE PADA IBU POST PARTUM DENGAN
PENDEKATAN EVIDENCE BASED PRACTICE
(Non Invasive Pain Management in Post Partum Mother with
Evidence Based Practice Approach)

Nikmatur Rohmah*
*Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember,
E-mail: r_nikmatur@yahoo.co.id

ABSTRACT
Introduction: Pain is a sensation of discomfort that most post-partum mothers complain about,
in the case of prolonged pain, the risk of post-partum blues is higher. The usage of evidence based
practice method gives a bigger opportunity for nurse and medical attendants to think more critically
in making decisions and in performing the appropriate treatment in accordance with the patient's
problem and uniqueness. This research aimed to applicate management of non-invasive pain on post
partum mother through the approach of evidence based practice. Method: This was a case-study,
performed to client Mrs. A P1-1 A0 post sectio caesarea day 1 as there is an indication of suspect
cepalo pelvis disproportion secondary arrest. Data were collected at maternity room, dr. Soebandi
Regional General Hospital. Using interview, observation, and physical examination. Data analysis
was conducted through a descriptive analysis. Result: Through a careful nursing, it is found out that
pain location and spreading that generally spotted at the patient’s back during the contraction in the
uterus, occurred around the shoulders when evidence-base practice is applied. The basic principle
of applying an intervention to non invasive pain based on evidence –base practice are: cutaneous
stimulation and distraction, while massaging area was set on the face, while the distraction media
was interaction with the baby. Evaluation on evidence –based practice showed that pain is reduced
to scale 2, while face and mobilitation become more relaxed. Discussion: Massage was intended to
stimulated the production of endorphine and dinorphine that play an important roke to block the pain
transmission through the descendent control system. Interaction with the baby was intended to function
as a distraction media to dominate the incoming impuls into the ascendant control system,which
further may close the gate of the pain transmitter. Both of the interventions were axpected to work
synergically in reducing pain, since post-partum pain can be relieved more quickly when more than
one technique are applied. Thus, to reduce post-partum pain, facial massage and interaction with the
baby as non –invasive treatments are of important, respectively.

Keyword: the management of non-invasive pain, post-partum, evidence –based practice

PENDAHULUAN ringan-sedang sampai nyeri berat. Tingkatan


Nyeri merupakan sensasi nyeri yang dirasakan pasien post partum
ketidaknyamanan yang sering dikeluhkan ibu tergantung dari banyaknya sumber penyebab
post partum. Nyeri post partum dapat terjadi nyeri, toleransi pasien terhadap nyeri, dan
karena berbagai macam sebab, antara lain: faktor psikologis dan lingkungan (Carpenito,
kontraksi uterus selama periode involusi uterus, 2000; Potter dan Perry, 2006; Bobak, 2005;
pembengkakan payudara karena proses laktasi Rohmah. N. & Walid, S. 2008).
yang belum adekuat, perlukaan jalan lahir, dan Nyeri berdampak sangat komplek
perlukaan insisi bedah pada ibu post sectio bagi perawatan ibu post partum, antara lain:
caesarea (SC). Nyeri dapat dirasakan pada terhambatnya mobilisasi dini, terhambatnya
berbagai macam tingkatan mulai dari nyeri laktasi, terhambatnya proses bonding

201
Jurnal Ners Vol. 6 No. 2 Oktober 2011: 201–209

attachment, perasaan lelah, kecemasan, kecewa BAHAN DAN METODE


karena ketidaknyamanan, gangguan pola
Desain penelitian ini menggunakan
tidur, dan bahkan bila nyeri berkepanjangan
studi kasus yang dilakukan dengan pendekatan
akan meningkatkan risiko post partum blues.
evidence based practice. Langkah-langkah
Dampak-dampak negatif ini bila tidak diatasi
yang digunakan dalam pendekatan ini adalah
akan mempengaruhi proses pemulihan ibu post
identifikasi fakta (evidence) yang diperlukan,
partum. Nyeri pada ibu post partum terutama
mengkaji kebutuhan perubahan dalam layanan
dirasakan pada hari pertama dan kedua, dimana
praktik, melihat dan mengevaluasi fakta
fase adaptasi psikologis ibu masuk pada tahap
melalui literature dan hasil penelitian terkait,
taking in yaitu tahap dependent. Tahap ini ibu
memutuskan dan mendesain rencana strategis,
masih membutuhkan bantuan untuk memenuhi
implementasi, dan evaluasi. Asuhan diberikan
kebutuhan sehari-hari dengan porsi terbesar
pada klien Ny A. P1-1 A0 post SC hari ke 1
yang pemenuhan kebutuhan istirahat/tidur dan
atas indikasi suspect cepalo pelvis disproporsi
nutrisi. Bila nyeri yang terjadi pada fase ini tidak
secondary arrest. Tempat pengambilan data di
dapat diatasi maka akan memperpanjang fase
Ruang Kandungan RSUD dr. Soebandi Jember.
taking in dan proses dependent-independent
Waktu yang digunakan untuk memberikan
klien manjadi terhambat (Bobak, 2005).
asuhan adalah 4 hari. Variabel yang ditelaah
Tanpa melihat penyebabnya dan
pada asuhan ini adalah masase pada wajah
berapapun tingkatannya, nyeri termasuk salah
dan interaksi dengan bayi terhadap nyeri post
satu masalah keperawatan yang harus diatasi
partum. Tehnik pengumpulan data melalui
oleh perawat. Tehnik untuk menurunkan nyeri
wawancara, observasi, dan pemeriksaan
secara non invasive saat ini telah banyak
fisik. Instrumen yang digunakan adalah
dikembangkan, namun belum ada laporan yang
format pengkajian (post partum), diagnosis
menjelaskan tehnik mana yang disarankan untuk
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan
digunakan pada nyeri post partum. Beberapa
evaluasi. Analisa data menggunakan analisa
tehnik yang dapat digunakan antara lain tehnik
deskriptif. Strategi penelusuran artikel melalui
pernafasan berirama, tehnik distraksi, dan tehnik
pubmed, pubmed home, dan PMC. Kata kunci
stimulasi kutan. Masing-masing mempunyai
dipilih berdasarkan analisis PICO yang meliputi
kelebihan dan kelemahan. Telaah pemilihan
P: pain/nyeri, obstetric, surgical/bedah, acute
tehnik untuk menurunkan nyeri sampai saat
care, I: massage, pain management, C:
ini masih cenderung tergantung secara mutlak
distraction/distraksi, mobilization/mobilisasi;
pada sebuah rencana standar umum yang
O: comfort. Proses penapisan artikel dilakukan
berlaku, sehingga seringkali keunikan individu
melalui dua tahapan, antara lain: penapisan
menjadi terlewatkan. Penggunaan metode
artikel layak baca, dan interpretasi hasil
evidence based practice lebih banyak memberi
artikel.
kesempatan kepada perawat untuk berpikir
kritis dalam rangka mengambil keputusan dan
melakukan tindakan yang tepat sesuai dengan HASIL
masalah dan keunikan pasien. Evidence based Evidence based
practice yang diterapkan pada manajemen
nyeri non invasive pada ibu post partum, Data umum pasien Ny. A., 24 tahun,
diharapan dapat membantu mempercepat Jawa/Indonesia, SMA, Ibu RT, Islam, golongan
proses pemulihan ibu pada fase puerperium. darah O, MRS hari kedua. Riwayat keperawatan
(Carpenito, 2000; Potter dan Perry 2006; Bobak meliputi keluhan utama pasien. Bahu kanan
2005; Bekti, 2007; Rohmah. N. & Walid, S. terasa nyeri. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
2008). Tujuan asuhan ini adalah menerapkan kenceng-kenceng dan mulai mengeluarkan
manajemen nyeri non invasive pada ibu post lendir dan darah mulai malam Jumat, Jumat pagi
partum dengan menggunakan pendekatan memeriksakan diri ke Puskesmas kemudian
evidence based practice. klien MRS, klien mendapat informasi pagi

202
Manajemen Nyeri Non Invasive pada Ibu Post Partum (Nikmatur Rohmah)

itu pembukaan 2 cm, Sabtu pagi (05.30 WIB) setelah melahirkan klien belum tahu kapan
pembukaan 4, jam 18.00 WIB, pembukaan 7, akan memulai hubungan, ”kata orang kalau
sampai hari Minggu jam 05.00 WIB. masih operasi baru boleh berhubungan setelah
pembukaan 7 cm, kemudian di rujuk ke RSUD. 6 bulan.” Riwayat kontrasepsi dan menstruasi,
Di RSUD diberikan oksitosin drip, ditunggu menstruasi menikah 1 kali, bulan Juni 2007,
2 jam, jam 07.00 WIB. VT pembukaan tetap belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
7, kemudian disiapkan operasi SC. Jam 09.00 apapun, saat ini belum tahu mau ikut KB apa ?,
WIB, dilakukan SC LSCS dengan anastesi karena belum pernah mendapat informasi
SAB. Keluar dari kamar operasi jam 10.00 tentang KB. Riwayat menstruasi pasien
WIB., kemudian masuk ke ruang pemulihan menarche umur 13 tahun, siklus menstruasi
di ruang kandungan pukul 11.00 WIB., terapi teratur, 28 hari, lamanya 7 hari, dismenorhoe
yang telah diberikan RL : D5 2 : 3, Cefotaxim ringan, kadang-kadang fluor albus, tapi sedikt,
3×1 gram, antrain 3×1 amp, metergin 2×1 tidak berbau, tidak gatal. Riwayat kehamilan
amp (IM), Jam 18.00 mulai miring kanan dan persalinan sekarang pasien periksa ke PKM
miring kiri, flatus mulai jam 07.00, minum rutin tiap bulan, minum frenamin mulai usia
sedikit-sedikit mulai jam 10.00 WIB, saat kehamilan 4 bulan sampai dengan 8 bulan,
ini bahu kanan terasa nyeri, dengan skala 6, TT 2 kali usia kehamilan 1 dan 2 bulan, mual-
rasa pegal-pegal walau tidak bergerak, perut muntah pada kehamilan 6–7 bulan, dan sering
tidak nyeri, hanya bekas operasi terasa sedikit kencing pada kehamilan 8–9 bulan. Riwayat
”nyekit” kalau dipakai bergerak, kalau diam persalinan sekarang telah dikerjakan LSCS
tidak terasa nyeri. dengan SAB, lahir bayi laki-laki AS 7–8 BB
Hasil pengkajian pola fungsi kesehatan 3500 garam, PB 49 cm.
menunjukkan pola nutrisi sebelum melahirkan, Hasil pemeriksaan fisik dimana meliputi
pasien makan 3× sehari nasi, lauk, ikan, sayuran, keadaan umum baik, kesadaran kompos
buah-buahan, minum ± 1500 cc/hari. Saat ini mentis, kooperatif. Tensi 110/80 mmHg, nadi
tidak merasa lapar, tapi merasa haus, sudah 84×/menit, suhu: 36,6° C, RR 20×/menit,
minum pocari sweat 350 cc. Pola aktivitas TB 150 cm, BB 52 kg. Wajah kurang rileks,
saat ini mika-miki tidak seberapa sakit. Skala konjungtiva merah muda, sklera putih, mulut
ketergantungan menunjukkan mandi 5, makan dan bibir agak kering, hidung bersih, telinga
5, toileting 5, berpakaian 4, instrumental 2. bersih, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Pola eleminasi menunjukkan saat ini terpasang Dada: payudara simetris, lembek, puting
kateter ± 200 cc/5 jam, kuning, jernih. Pola susu menonjol, colostrum keluar, areola
konsep diri klien menyatakan sudah siap hiperpigmentasi, striae gravidarum minimal.
menjadi ibu, dan senang karena anaknya Abdomen soepel, agak cembung, luka tertutup
sudah lahir, tidak ada keinginan yang ekstrim verban, bising usus 2×/menit, samar, turgor
terhadap jenis kelamin anak yang dilahirkan, baik, TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi kuat,
klein tidak merasa perubahan bentuk tubuh striae minimal. Diatasis rectus abdominis
setelah melahirkan adalah sesuatu yang lebar 0,5 cm, panjang 1 cm. Genetalia:
perlu membuatnya menjadi malu, klien terpasang kateter, lokhea rubra, ± 150 cc/
merencanakan merawat sendiri anaknya, dan 24 jam, perineum intak, tidak ada haemorroid.
siap menyusui bayinya. Namun klien juga Ektremitas: terpasang infus ditangan kanan,
menyatakan bahwa belum pernah mendapat kekuatan otot 5, merubah posisi secara hati-
informasi dan tidak mempunyai pengalaman hati, bangun dari tidur tidak rilek, duduk
dalam memandikan bayi, merawat tali pusat, tampak kaku, berjalan tidak rileks. Homan
meneteki bayi, ASI eksklusif, pernah baca sign (–), oedema, dan varises tidak ditemukan.
majalah tetapi tidak paham. Pemeriksaan penunjang: Hb: 10,8 gr%,
Pola reproduksi dan seksual menunjukkan Leukosit: 14200, PCV: 32 gr. Terapi: Cefotaxim
hubungan seksual sebelum hamil rutin setiap 3×1 gr IV, Antrain 3×1 ampul IV, RL 20 tpm
hari, selama hamil 3 kali dalam seminggu,

203
Jurnal Ners Vol. 6 No. 2 Oktober 2011: 201–209

Identifikasi kebutuhan berkontraksi setelah melahirkan (Bobak, 2005).


Selain itu nyeri post partum juga diartikan
Adapun kebutuhan pasien yang
perlu mendapatkan pelayanan keperawatan perasaan yang tidak menyenangkan yang
berdasarkan evidence based yang telah merupakan mekanisme pertahanan diri dari
dikumpulkan antara lain nyeri akut ringan berbagai penyebab dan dapat dimanifestasikan
yang berhubungan dengan trauma jaringan dalam respon fisik dan perilaku yang dirasakan
dd bahu kanan agak nyeri luka operasi nyekit ibu setelah melahirkan (Rohmah dan Walid,
kalau dipakai bergerak, risiko kekurangan 2008). Penyebab nyeri post partum antara
volume cairan, sindrom kurang perawatan diri, lain afterbirth, episiotomi, laserasi perineum,
kurang pengetahuan tentang ASI eksklusif yang pembesaran (engorgement) payudara, dan
berhubungan dengan tidak ada pengalaman insisi bedah pada pasien post SC (Bobak, 2005;
dan informasi, memulai penetapan adaptasi Rohmah, dan Walid, 2008).
proses laktasi, persiapan progesif dalam Intervensi nyeri post partum dapat
perencanaan KB, kemungkinan infeksi, dilakukan melalui kompres hangat, distraksi,
mengintegrasikan peran impian dengan peran imajinasi terbimbing, sentuhan terapiutik atau
aktual menjadi ibu, kurangnya pengetahuan masase, interaksi dengan bayi (Hamilton,
tentang hubungan seksual setelah melahirkan, 1998: Carpenito, 2000; Bobak, 2005; Potter
memulai meningkatnya kepercayaan diri dan Perry, 2006; Rocmat, 2008).
dalam ketrampilan merawat bayi, memulai Hasil penulusuran pustaka melalui
pencapaian peran pendampingan masa nifas, jurnal manual maupun elektronik didapatkan
memulai pencapaian peran ayah, memulai tiga artikel antara lain The Effects of Massage
integrasi bayi dalam keluarga, termoregulasi Therapy on Pain Management in the Acute
efektif (bayi), asupan nutrisi adekuat (bayi), Care Setting oleh Adams, White, dan Beckett
menyusui efektif (bayi). (2010), Efektifitas Distraksi visual dan
Prioritas kebutuhan yang harus dipenuhi Pernafasan Irama lambat dalam Menurunkan
adalah nyeri. Beberapa dasar pertimbangan Nyeri Akibat Injeksi oleh Rohmah (2007), dan
yang dipakai untuk menetapkan nyeri menjadi Nyeri oleh Rochmat (2008). Adapun penilaian
prioritas antara lain kenyamanan merupakan layak baca masing-masing artikel dilakukan
kebutuhan dasar yang fisiologis, pemenuhan terhadap kejelasan abstrak, introduksi, metode,
yang baik tidak saja dapat mengurangi, hasil, diskusi, dan referansi. Ketiga artikel
menurunkan, atau menghilangkan nyeri, menunjukkan kebaikan dalam penulisannya.
tetapi juga meningkatkan mobilisasi lebih Selanjutnya dilakukan interpretasi terhadap
awal, membantu klien bekerja lebih dini, ketiga artikel, yang meliputi derajat eviden
memperpendek masa hospitalisasi, dan dari ketiga artikel? bagaimana penelitian itu
mengurangi biaya perawatan, nyeri yang tidak dilakukan? apa hasilnya? apakah hasilnya valid
dapat diatasi atau dikontrol pada ibu post partum di dalam maupun di luar kerangka penelitian?,
dapat menyebabkan keletihan, kecemasan dan konsistensi hasil penelitian. Berdasarkan
dan persepsi nyeri memburuk, sehingga hasil penapisan yang dilakukan maka derajat
mobilisasi dini terhambat, laktasi terhambat, eviden berada pada level 2b (evidence berasal
proses bonding attacmant terhambat, kecewa dari minimal suatu studi quasi eksperimental),
karena ketidaknyamanan, gangguan pola sedangkan hasil penelitian menunujukkan
tidur, dan bahkan bila nyeri berkepanjangan temuan yang konsisten bahwa massage
akan meningkatkan risiko post partum blues dan tehnik non invasive dapat digunakan
(Hamilton 1998: Carpenito, 2000; Bobak 2005; untuk memanagemen nyeri paska bedah
Potter dan Perry, 2006; Rocmat, 2008). termasuk paska bedah pada kasus obstetri.
Hasil penelitian ini juga memungkinkan untuk
Perencanaan dan dasar berpikir kritis diterapkan ditempat penelitian.
dalam pengambilan keputusan Penjelasan dari hasil penelitian tersebut
Nyeri post partum adalah nyeri yang adalah sebagai berikut: Adams, White, dan
dirasakan seperti kram menstruasi saat uterus Beckett (2010) menyimpulkan bahwa masase

204
Manajemen Nyeri Non Invasive pada Ibu Post Partum (Nikmatur Rohmah)

dapat menurunkan nyeri dari level rata-rata kondisi bayi tidak ada kontra indikasi untuk
5,18 (pada skala nyeri 0–1 VAS) menjadi 2,33 dilakukan rooming in.
dengan nilai p < 0,001. Dalam penelitian ini
menggunakan 65 sampel dan 26 diantaranya Pelaksanaan
adalah dari unit obstetri. Massase
Rochmat, 2008 menyatakan bahwa Alat yang diperlukan antara lain dalam
walaupun tesedia obat-obat yang efektif, namun melakukan massase adalah leaflet, minyak
nyeri pasca bedah tidak dapat diatasi dengan secukupnya (baby oil).
baik, sekitar 50% pasien tetap mengalami Persiapan pasien dan keluarga yang
nyeri. Tindakan non invasive sebaiknya terlebih pertama yaitu pasien dan keluarga diberitahu
dahulu dilakukan tanpa atau dengan tindakan tentang tindakan yang akan dikerjakan meliputi:
farmakologis, karena hilangnya nyeri post tujuan, manfaat, kesediaan keluarga (suami)
partum dapat dipercepat jika menggunakan untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan tindakan.
lebih dari satu tehnik (Hamilton, 1998; Bobak, Setelah pasien dan keluarga menyetujui
2005; Rochmat, 2008). maka dilakukan demontrasi tahap demi
Penelitian tentang perbedaan ekspresi tahap. Kemudian keluarga pasien melakukan
nyeri pada wanita dan laki-laki menunjukkan redemonstrasi.
tidak ada perbedaan, namun perempuan Pelaksanaan yang dilakukan pada hari
lebih suka mengkomunikasikan rasa sakitnya selasa tanggal 22 April 2008 pukul 09.30
dibandingkan dengan laki-laki (Rochmat, WIB langkah pertama yaitu meletakkan kedua
2008). ibu jari dengan posisi saling berhadapan
Penelitian lain tentang distraksi terbukti diantara kedua alis pasien, langkah kedua
menjadi strategi yang efektif untuk menurunkan melakukan masase secara perlahan kearah
nyeri (Rochmat, 2008). Hasil ini berbeda dengan luar sampai di pelipis, berikan sedikit tekanan
penelitian Rohmah (2007) yang menyatakan pada pelipis, lakukan sebanyak 3–5 kali,
bahwa pernafasan irama lambat lebih efektif langkah ketiga yaitu menekan dengan ringan
dibanding distraksi dalam menurunkan nyeri. (dapat disesuaikan dengan keadaan pasien)
Teknik stimulasi transkutan dilaporkan pada tulang di pangkal hidung. Tekan 3–5×,
sebanyak 50% dari pasien menyatakan nyeri kemudian masase sepanjang os nasal kanan dan
menurun (Rochmat, 2008). Sementara Doenges kiri sampai os zigomaticus, lakukan sebanyak
dan Moorhouse (2001) dan Bobak (2005) 3–5 kali, langkah berikutnya memasase daerah
menyatakan bahwa tehnik stimulasi kutaneus mandibula sebanyak 3–5 kali, selanjutnya
yang digunakan untuk menurunkan nyeri post memberikan tekanan agak kuat di seputar
partum adalah gosokan punggung. Mobilisasi kepala bagian atas, akhiri dengan memberikan
dini, perubahan posisi pasien, pemasangan tekanan pada kepala bagian belakang, lakukan
wash lap dingin pada wajah, dan pemijatan sebanyak 3–5 kali dan langkah masase terakhir
punggung dengan lotion yang menyegarkan yaitu dilakukan pada punggung bagian atas
dapat sangat membantu dalam menghilangkan yang diakhiri dengan tekanan pada bahu,
ketidaknyamanan temporer paska operasi lakukan sebanyak 3–5 kali.
SC dan meningkatkan efektifitas medikasi
(Rochmat, 2008; Bobak, 2005). Interaksi dengan bayi
Melihat kajian teori dan hasil riset yang Pelaksanaan interaksi ibu-bayi dilakukan
telah ditelaah maka berdasarkan evidence based pada hari Selasa 22 April 2008 jam 10.45
yang ditemukan dapat diterapkan dua teknik WIB. Pertama membuat persetujuan dan
manajemen nyeri non invasif yaitu masase dan persiapan ibu dan ayah untuk melakukan
interaksi dengan bayi. Masase akan dilakukan rawat gabung, dan keluarga setuju. Kemudian
pada wajah dan bahu 1 kali/hari. Interaksi ibu kolaborasi dengan ruang perinatologi untuk
dengan bayi akan dilakukan secepat mungkin rawat gabung: bayi dapat dilakukan rawat
setelah ibu siap menerima kehadiran bayi dan gabung. Selanjutnya melakukan rawat gabung,

205
Jurnal Ners Vol. 6 No. 2 Oktober 2011: 201–209

mengobservasi proses integrasi infant dalam menghentikan aktifitasnya. Faktor lain yang
keluarga, mengajari ibu cara meneteki yang juga meningkatkan hambatan dalam melakukan
benar. Ibu mampu meneteki dengan benar, mobilisasi adalah persalinan dengan tindakan
bayi menghisap kuat, dan tertidur pulas setelah sectio caesarea. Dampak lain post sectio
menetek. caesarea dalam keadaan nyeri, kemudian
mengurangi mobilisasi, akan menyebabkan
Evaluasi menurunnya sirkulasi darah, dan hal ini akan
Evaluasi yang dilaksanakan pada hari menjadi pemicu bagi meningkatnya sensasi
Selasa tanggal 22 April 2008, pukul 14.00 nyeri. Semakin tinggi nyeri yang dirasakan
WIB terdapat hasil yaitu data subyektif pasien pasien cenderung semakin menurunkan
mengatakan ”Nyeri skala 2”. Sedangkan data aktifitasnya, sehingga sirkulasi darah akan
obyektif menunjukkan wajah cukup rileks, lebih menurun lagi. Kondisi ini merupakan
gerakan masih hati-hati, TFU 2 jari bawah lingkaran siklikal yang satu menjadi penyebab
pusat, UC kuat, TD 110/80 mmHg nadi 80x/ bagi yang lain.
menit, RR 22×/menit, suhu 36,3° C, BU (+) Kebutuhan perubahan yang prioritas
12×/menit, tersenyum saat menerima kehadiran pada evidence based adalah nyeri. Nyeri yang
anaknya, menerima kehadiran bayi dengan tidak dapat diatasi atau dikontrol pada ibu
senang saat dilakukan rawat gabung, kontak post partum dapat menyebabkan keletihan,
mata dengan bayi, menyentuh wajah bayi, kecemasan dan persepsi nyeri memburuk,
tersenyum saat bayinya menetek, payudara sehingga mobilisasi dini terhambat, laktasi
lembek setelah disusukan, ASI kolostrum terhambat, proses bonding attachment
keluar, bayi dapat menghisap dengan efektif. terhambat, kecewa karena ketidaknyamanan,
Analisis nyeri akut teratasi. Planning RT gangguan pola tidur, dan bahkan bila nyeri
dihentikan. berkepanjangan akan meningkatkan risiko post
partum blues (Bobak, 2005). Kebutuhan yang
lain meliputi kebutuhan cairan dan nutrisi,
PEMBAHASAN perawatan diri, persiapan menjalankan peran
Evidence based pada kasus yang sesuai ibu-ayah, dan kebutuhan belajar tentang ASI,
dengan teori antara lain: posisi tubuh yang laktasi, program keluarga berencana, seksual
dipertahankan, gerakan hati-hati, dan ekpresi paska melahirkan, perawatan diri dan bayi.
wajah tegang. Sedangkan tekanan darah, Kebutuhan perubahan ini sesuai dengan
nadi, pernapasan tidak mengalami perubahan, konsep perawatan ibu post partum yang
diaforesis tidak terjadi. Lokasi dan luas menekanakan pada pemulihan fisik psikologis,
penyebaran nyeri pada umumnya terjadi meningkatkan kemampuan ibu merawat diri,
pada saat kontraksi uterus dan dirasakan di dan meningkatkan kemampuan ibu merawat
punggung, tetapi pada evidence based dirasakan bayi. Selain itu perawat diharapkan dapat
pada bahu, hal ini diduga karena faktor menyiapkan alih tanggung jawab dari perawat
immobilitas paska bedah. Immobilitas paska pada keluarga, sehingga peran perawat disini
bedah dapat berlangsung singkat, tetapi pada bukan hanya pemberi pelayanan tetapi lebih
Evidence based didapatkan riwayat persalinan kepada pengajar, pemberi semangat dan
yang lebih dari 24 jam. Posisi tubuh pada saat dukungan.
periode pra bedah yang sedang mengalami Intervensi nyeri non invasive yang
nyeri dalam skala berat (his pembukaan) ditetapkan adalah masase pada wajah dan bahu
pada umumnya juga berada pada posisi yang serta interaksi dengan bayi. Masase bertujuan
dipertahankan (kaku), hal ini dapat berdampak untuk menstimulasi produksi endhorpin dan
pada mobilisasi pra dan paska bedah (Bobak, dinorpin yang berfungsi untuk memblokade
2005; Rochmat, 2008). Ibu post partum dengan tranmisi nyeri melalui system control desenden.
riwayat persalinan lama menyebabkan nyeri Sedangkan interaksi dengan bayi merupakan
yang berkepanjangan. Sensasi nyeri menjadi media distraksi yang bermaksud untuk
penyebab seseorang mengurangi atau bahkan mendominasi impuls yang masuk dalam system

206
Manajemen Nyeri Non Invasive pada Ibu Post Partum (Nikmatur Rohmah)

control asenden sehingga dapat menutup pintu adalah area yang dikeluhkan sebagai area nyeri.
gerbang penghantar nyeri. Dua intervensi ini (Hamilton, 1998; Bobak, 2005; Strong, et all,
diharapkan dapat secara sinergis menurunkan 2002). Media distraksi yang digunakan adalah
nyeri, karena hilangnya nyeri post partum dapat interaksi dengan bayi, media ini mempunyai
dipercepat jika menggunakan lebih dari satu banyak manfaat, selain untuk mengalihkan
tehnik (Hamilton 1998: Carpenito, 2000; Bobak pusat perhatian dari nyeri media ini juga dapat
2005; Potter dan Perry, 2006; Rochmat, 2008; dipakai untuk meningkatkan pembentukan
Adams, White, dan Beckett, 2010). Prinsip bonding attachment.
pelaksanaan manajemen nyeri pada evidence Nyeri dan ketidaknyamanan pada
based sesuai dengan konsep teori yaitu prinsip umumnya akan selalu ada, tetapi kehadiran
stimulasi kutaneus dan distraksi (Carpenito, orang-orang yang dicintai, orang terdekat, orang
2000; Potter dan Perry, 2006; Adams, White, kepercayaan akan membantu meminimalkan
dan Beckett, 2010). Namun pada evidence kesepian dan ketakutan, sehingga dapat
based terdapat perbedaan pada area masase mempengaruhi persepsi nyeri (Carpenito, 2000).
dan media distraksi. Area masase dipilih pada Seseorang yang memfokuskan perhatiannya
wajah dan bahu dengan pertimbangan adanya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi
pemetaan nyeri yaitu area 1, 2, 3, 4, dan 5. Area nyeri. Perhatian yang meningkat terhadap nyeri
1 dan 2 adalah area wajah yang merupakan area akan meningkatkan nyeri. Upaya pengalihan
yang selalu mengalami ketegangan pada saat (distraksi) dapat menurunkan respon nyeri.
nyeri berlangsung, dengan melakukan masase Interaksi dengan bayi merupakan media
pada daerah ini diharapkan dapat menjadi bonding. Bonding didefinisikan sebagai suatu
rileks sehingga dapat memutuskan mata rantai ketertarikan mutual pertama antar individu,
siklus takut-tegang-nyeri. Sedangkan area 3,4,5 misalnya antara orangtua dan anak, saat

NYERI

MASASE INTERAKSI DENGAN BAYI

Stimulasi produksi opiate Efek distraksi


endogen dalam system control
desenden
Fokus perhatian pindah ke bayi

Melepaskan serotonin,
endorphin, dinorphin di dorsal
medula spinalis Impuls yang masuk didominasi oleh
serabut A. betha

Menurunkan respon pada


otak, medulla spinalis Menutup mekanisme pertahanan

Blok transmisi nyeri Impuls nyeri dihambat

Nyeri menurun

Gambar 1. Patahofisiological pathway intervensi nyeri non invasive (Carpenito,


2000; Hamilton, 2001; dan Bobak 2005; Potter & Perry, 2006;
Rocmat R. 2008)

207
Jurnal Ners Vol. 6 No. 2 Oktober 2011: 201–209

manajemen nyeri pada evidence based sesuai


dengan konsep teori yaitu prinsip stimulasi
kutaneus dan distraksi. Namun pada evidence
based terdapat perbedaan pada area masase
dan media distraksi. Area masase dipilih pada
wajah dan media distraksi yang digunakan
adalah interaksi dengan bayi, Evaluasi pada
evidence based didapatkan bahwa nyeri
dapat berkurang menjadi skala 2, wajah dan
mobilisasi menjadi lebih rileks.

Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang efek interaksi ibu-bayi terhadap
Gambar 2. Pemetaan area nyeri (Strong, et al., penurunan nyeri post partum, perlu dilakukan
2002) penelitian tentang nyeri akibat sensasi nyeri
paska bedah dengan indikasi bedah umum
pertama kali mereka bertemu. Attachment berdasarkan pemetaan area nyeri
terjadi pada periode kritis seperti pada kelahiran
(Bobak, 2005). Hal ini menjelaskan suatu
KEPUSTAKAAN
perasaan saling menyayangi atau loyalitas
yang mengikat individu dengan individu lain Adams, White, dan Beckett, 2010. The
yang bersifat unik, spesifik, dan bertahan lama. Effects of Massage Therapy on Pain
Proses kasih sayang dijelaskan sebagai sebagai Management in the Acute Care Setting.
International Journal of Therapeutic
sesuatu yang linear, dimulai saat ibu hamil,
Massage And Bodywork., 3(1): 4–11.
semakin menguat pada periode pasca partum,
Bobak, Lowdwermilk, and Jensen, 2005.
dan begitu terbentuk akan menjadi konstan
Maternity Nursing. (Fourth Edition),
dan konsisten. Ikatan ini sangat penting bagi diterjemahkan oleh: Wijayarini. Buku
kesehatan fisik dan mental sepanjang rentang Ajar Keperawatan Maternitas. (Edisi4),
kehidupan. Jakarta: EGC.
Bekti, Y., 2007. Evidence Based Practice.
Makalah Disajikan dalam Pelatihan
SIMPULAN DAN SARAN
Nasional Fasilitator Klinik, FIKES
Simpulan UNMUH Jember.
Evidence based pada kasus yang sesuai Carpenito, L.J., 2000. Diagnosa Keperawatan
dengan teori antara lain posisi tubuh yang Aplikasi pada Praktik Klinis., Jakarta.
dipertahankan, gerakan hati-hati, dan ekpresi EGC.
Doengoes, M.E., dan Moorhause, M.F., 2001.
wajah tegang. Sedangkan tekanan darah,
Rencana Perawatan Maternal/Bayi
nadi, pernafasan tidak mengalami perubahan,
Pedoman untuk Perencanaan dan
diaforesis tidak terjadi. Lokasi dan luas Dokumentasi Keperawatan Klien. Ed.
penyebaran nyeri pada umumnya terjadi 2, Jakarta: EGC.
pada saat kontraksi uterus dan dirasakan di Eny, 2006. Efektivitas Pemberian Teknik Masase
punggung, tetapi pada evidence based dirasakan Eflurasi pada Punggung Ibu Bersalin
pada bahu, kebutuhan perubahan yang prioritas Primigravida terhadap Penurunan Skala
pada evidence based adalah nyeri, intervensi Nyeri pada Kala I, Karya Tulis Ilmiah
nyeri non invasive yang ditetapkan berdasarkan Tidak Dipubilkasikan, Banyuwangi:
evidence based adalah masase pada wajah dan STIKES Banyuwangi.
bahu dengan pertimbangan pemetaan area nyeri Hamilton, P.M., 1998. Dasar-Dasar Kep.
serta interaksi dengan bayi, prinsip pelaksanaan Maternitas. Ed. VI. Jakarta: EGC.

208
Manajemen Nyeri Non Invasive pada Ibu Post Partum (Nikmatur Rohmah)

Mansjoer, et al., 2002. Kapita Selekta Kebutuhan Kenyamanan. Diktat kuliah


Kedokteran. Ed. 3, Jakarta: Media tidak dipublikasikan.
Ausculapius. Sucipto, J.A., 2007. Pengaruh Mobilisasi Dini
Manuaba, 2004. Kepaniteraan Klinik Obstetri terhadap Nyeri Paska Bedah. Skripsi
and Ginekologi. Jakarta: EGC. tidak dipublikasikan. Jember: Program
Potter dan Perry, 2006. Buku Ajar Fundamental studi S1 Keperawatan FIKES Unmuh
Keperawatan Konsep, Proses dan Jember.
Praktik. Ed. 4, Vol 2, Jakarta: EGC Stolte, K.M., 2004. Diagnosa Keperawatan
Rochmat, R., 2008. Nyeri, Ratihrochmat’s. Sejahtera (Wellness Nursing Diagnosis).
Weblog. diakses pada tanggal 2 Januari Alih Bahasa: Monica Ester. Jakarta:
2009. EGC.
Rohmah, N., 2007. Efektivitas Distraksi Strong, et al., 2002. Pain a textbook of
Visual dan Irama Napas Lambat dalam therapists. Philadelphia: Churchill
Menurunkan Nyeri Akibat Injeksi. Livingstone.
Jurnal Ners. 2(1): 43–45. Smeltzer, S.C., dan Bare, B.G., 2002. Buku Ajar
Rohmah, N., dan Walid, S., 2008. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Bruner &
Keperawatan dalam Memenuhi Suddarth. Ed. 8, Vol. 3, Jakarta: EGC.

209

View publication stats

Vous aimerez peut-être aussi