Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
RESIKO INFEKSI
Ruang/Kelas : VN IGD
No.Kamar :-
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.I
Umur : 43 tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama : Ny.O
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Penjahit
D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan satu bulan yang lalu yang menyebabkan
kaki kanan klien luka parah,lalu klien dibawa ke puskesmas terdekat untuk pertolongan
pertama.Sejak saat itu luka dikaki klien tak kunjung sembuh,klien juga mengeluh luka yang
berbau dan kadang terasa nyeri. Klien hanya membeli obat di apotek untuk mengeringkan
lukanya yang tak kunjung sembuh.
1. Riwayat alergi
Tidak memiliki alergi terhadap makanan maupun obat apapun
2. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien ada anggota keluarga yang memiliki penyakit Diabetes
Melitus (DM) yaitu ayah kandungnya.
E. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
1. Pola manajemen kesehatan
Pasien mengatakan sebelum masuk Rumah Sakit membeli obat
diapotek untuk mengeringkan luka.Pasien mandi 2x sehari dengan
sabun mandi tapi meninggalkan daerah luka, menggosok gigi 2x
saat pagi dan malam hari, mencuci rambutnya 3 hari sekali dengan
shampo. Di keluarga apabila ada anggota keluarga yang sakit
maka akan dibelikan obat diwarung, baru jika tidak kunjung
sembuh akan dibawa ke dokter/bidan/puskesmas terdekat. Pasien
mengatakan tidak pernah merokok dan meminum minuman keras
serta tidak memiliki ketergantungn terhadap obat-obatan.
2. Pola kebutuhan nutrisi dan cairan
1) Makan
a) Sebelum sakit
Sebelum masuk rumak sakit pola makan klien 3x sehari, makanan yang
disukai adalah nasi goreng dan klien tidak mempunyai pantangan makanan.
b) Selama Sakit
Pols makan klien 3x sehari, nafsu makan menurun, klien hannya makan
setengah dari satu porsi yang disajikan.
2) Minum
a) Sebelum sakit : klien minum 5-6 gelas perhari dengan jumlah 1500-2000
cc/hari, dengan jenis air putih, minuman yang disukai adalah teh manis.
b) Selama Sakit : klien minum 3-4 gelas perhari dengan jumlah ± 1500 cc/hari,
dengan jenis air putih.
3. Pola Eliminasi
BAK
a) Sebelum sakit : frekuensi BAK klien adalah 5-6x/hari dengan jumlah urine
± 1200 cc/hari,warna kuning jernih tidak ada kelainan dan bau khas.
b) Selama Sakit : frekuensi BAK klien 4-5x/hari dengan jumlah urine ± 1200-
1300 cc/hari,warna kuning jernih tidak ada kelainan dan bau khas.
BAB
a) Sebelum sakit : frekuensi BAB klien 1 x/hari dengan warna kuning
kecoklatan, bau khas, konsistensi lembek dan tidak ada kelainan.
b) Selama sakit : frekuensi BAB klien adalah 2x sehari, warna kuning
kecoklatan, bau khas dengan konsistensi lembek. Tidak ada kelainan dan bau
khas
4. Pola Istirahat dan tidur
Sebelum Sakit : klien jarang tidur siang , tidur malam 6-7jam/hari, tidak ada
kesulitan tidur.
Selama Sakit : klien tidur siang 1-2 jam/hari,tidur malam 4-5 jam/hari dan klien
mengalami kesulitan waktu tidur akibat nyeri pada daerah luka dan cara mengatasinya
dengan minum obat dan mengubah posisi menyandar (semi fowler)
5. Pola Aktivitas dan Latihan
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulansi / ROM √
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-Tanda Vital
TD : 110/70mmHg S : 37.5°C
N : 76x RR : 20x
2. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi :Bentuk bulat, rambut hitam sedikit ikal, kepala bersih tidak ada
ketombe namun sedikit berminyak.
Palpasi :Tidak ada massa, benjolan ataupun lesi
3. Pemeriksaan Mata
Inspeksi :Sklera an ikterik dan conjungtiva an anemis
4. Telinga
Inspeksi :Daun telinga dan liang telinga bersih
5. Hidung :Hidung simetris, membran mukosa lembab dan bersih, tidak ada alergi
6. Mulut dan Tenggorokan
Inspeksi :Mulut bersih, mukosa bibir lembab, lidah dan gigih bersih
7. Leher
Inspeksi : Normal tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
8. Thorax/Paru
Inspeksi :Bentuk normal, warna kulit sawo matang
Palpasi :Vocal remitus tidak teaba
Perkusi :Sonor
Auskultasi :Suara nafas vesikuler
9. Kardiovaskuler
Inspeksi :Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :Ictus cordis tidak teraba
Perkusi :Batas jantung kanan di RIC II LPSD dan batas jantung kiri di RIC IV
LMCS
Auskultasi :Bunyi jantung I dan II normal
10. Abdomen
Inspeksi :Perut normal dan tidak membuncit
Palpasi :Tidak ada massa ataupun nyeri tekan
Perkusi :Tympani (-)
Auskultasi :Bising usus 5x/i
11. Neuorologi
Tingkat kesadaran composmentis, GCS 15 (E:4, V:5, M:6)
12. Kulit :Warna kulit sawo matang, adanya lesi dan jaringan parut pada kaki
kanan klien, CRT 3 detik.
13. Ekstremitas :Adanya luka terbuka yang telah terinfeksi pada kaki kanan klien yang
ditandai dengan warna kekuningan pada daerah luka dan terasa nyeri.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium :
- Hemoglobin 12.5gr/dl (14-18 gr/dl)
- Leukosit 12.900 mm3 (5.000-10.000 mm3)
- Trombosit 450.000 mm3(150-400.000 mm3)
- Hematokrit 48% (40-48%)
2. Therapy Pengobatan : Ranitidine (2x1), Ondansentron (2x1), Dexketoprofen
(2x1)
1. Implementasi
Implementasi merupakan wujud nyata dari rencana keperawatan yang telah dibuat
sebelumnya.
2. Evaluasi
Evaluasi merupakan pengkajian sejauh mana pencapaian dari tindakan keperawatan yang
telah diberikan kepada pasien.
Selain mengkaji nyeri penulis juga telah mengajarkan teknik relaksasi berupa nafas
dalam untuk membantu klien mengatasi nyeri nya, mengukur Vital Sign klien, serta
memberitahukan kepada klien terkait dengan penyakit dan prosedur pembedahan
IV. PERENCANAAN
Tgl/ja Diagnosa Tujuan Intervensi TTD
m Keperawat
an
7 agustus Resiko Setelah 1. Observasi
2017 infeksi dilakukan tingkat dan
/14.00 tindakan penyebab
keperawata ansietas.
n selama 1 2. Observasi
x 24 jam TTV
diharapkan 3. Anjurkan
kekhawatira pasien untuk
n berkurang mengungkap
dengan kan
kriteria perasaan
hasil : masalah dan
- Melaporka rasa takut.
4.Berikan
n ansietas
tindakan
berkurang
kenyamanan
/ teratasi
- Mimik (relaksasi)
wajah
tampak
tenang
- Pasien
mampu
melakuka
n teknik
relaksasi
- TTV dalam
batas
normal
V. IMPLEMENTASI
1. Analisa Data
Data subjek:
Data objek:
Klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5(sedang) TD; 130/80
mmHg, HR: 82 x/i, RR: 22 x/I Penekanan pembuluh saraf
Gangguan rasa nyaman nyeri 2
Data subjek:
Klien mengatakan tidak dapat berjalan dan kehilangan kaki kirinya dan tidak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari
Data objek
- Seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat (skala otot 2 pada ekstremitas
kanan bawah)
b. Aktivitas Istirahat
c. Integritas ego
Gejala : Masalah tentang antisipasi perubahan pola hidup, situasi financial, reaksi orang lain,
perasaan putus asa, tidak berdaya.
d. Seksualitas
e. Interaksi sosial
Gejala : Masalah sehubungan dengan penyakit/ kondisi, Masalah tentang peran fungsi, reaksi
orang lain.
b) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau
masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual ataupun
potensial.
1). Gangguan harga diri/ citra diri, penampilan peran, perubahan berhubungan dengan factor
bio fisikal ; kehilangan bagian tubuh, antisipasi perubahan pola hidup ; takut penolakan/
reaksi orang lain.
2).Nyeri, (akut) berhubungan dengan cedera fisik/ jaringan dan trauma saraf, dampak
psikologi terhadap kehilangan bagian tubuh.
3).Perfusi jaringan, perubahan ; perifer, resiko tinggi terhadap penurunan aliran darah vena/
arterial ; edema jaringan, pembentukan hematoma.
4).Infeksi, resiko tinggi terhadap ketidak adekuatan pertahanan primer ( kulit robek, jaringan
traumatik) prosedur invasif ; terpajan pada lingkungan, penyakit kronis, perubahan status
nutrisi.
Diagnosa Keperawatan I :
Gangguan harga diri/ citra diri, penampilan peran, perubahan berhubungan dengan
faktor bio fisikal ; kehilangan bagian tubuh, antisipasi perubahan pola hidup ; takut
penolakan/ reaksi orang lain.
Kriteria hasil : Mengenali dan menyatu dengan perubahan dalam konsep diri yang akurat
tanpa harga diri negative.
1.Perencanaan/ Penatalaksanaan :
b. Diskusikan persepsi pasien tentang diri dan hubungannya dengan perubahan dan
bagaimana pasien melihat dirinya dalam pola/ peran fungsi yang biasanya.
Rasional : Membantu mengartikan masalah sehubungan dengan pola hidup sebelumnya dan
membantu pemecahan masalah.Sebagai contoh, takut kehilangan kemandirian, kemampuan
bekerja dan sebagainya.
Rasional : Teman senasib yang telah melalui pengalaman yang sama bertindak sebagai model
peran dan dapat juga memberikan pernyataan juuga harapan untukpemulihan dan masa depan
normal.
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan II :
Nyeri, (akut) berhubungan dengan cedera fisik/ jaringan dan trauma saraf, dampak psikologi
terhadap kehilangan bagian tubuh
Tujuan :
Nyeri hilang/terkontrol
Kriteria hasil :
Perencanaan/Pelaksanaan :
a. Catat lokasi dan intesitas nyeri (skala 0-10) selidiki perubahan karakteristik nyeri, contoh
kebas, kesemutan.
Rasional :
Rasional :
c. Berikan tindakan kenyamanan (contoh ubah posisi sering, pijatan punggung) dan aktivitas
teraupetik.dorong penggunaan teknik manajemen stress (contoh latihan nafas dalam,
visualisasi, pedoman khayalan) dan sentuhan teraupetik.
Rasional :
d. Berikan pijatan lembutan pada puntung sesuai toleransi bila balutan telah dilepas.
Rasional :
e. Berikan obat sesuai indikasi, contoh analgesic, relaksan otot, intruksi pada APD.
Rasional :
Menurunkan nyeri/spasme otot.catatan: APD menentukan obat tepat waktu yang mencegah
feluktuasi nyeri sehubungan denga tegangan/spasme.
Evaluasi :
Perfusi jaringan, perubahan ; perifer, resiko tinggi terhadap penurunan aliran darah
vena/ arterial ; edema jaringan, pembentukan hematoma.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Mempertahankan perfusi jaringan adekuat dibuktikan dengan nadi perifer teraba dan
kulit hangat/ kering.
Perencanaan / Pelaksanaan :
a. Lakukan pengkajian neuro vaskuler periodic, contoh sensasi, gerakan, nadi, warna kulit
dan suhu.
Rasional :
Edema jaringan pasca operasi pembentukan hematoma, atau balutan terlalu ketat dapat
mengganggu sirkulasi pada puntung, mengakibatkan nekrosis jaringan.
b. berikan tekanan langsung pada sisi pendarahan, bila terjadi pendaran. Hubungi dokter
dengan segera.
Rasional :
Tekanan langsung pada pendarahan dapt diteruskan dengan penggunaan balutan serat
pengaman dengan balutan elastis bila pendarahan terkontrol.
c. Evaluasi tungkai bawah yang tak dioperasi untuk adnya inflamasi, tanda human positif.
Rasional :
Peningkatan insiden pembentukan thrombus pada pasien dengan penyakit vaskuler perifer
sebelumnya/ perubahan diabetic.
Rasional :
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan IV :
Infeksi, resiko tinggi terhadap ketidak adekuatan pertahanan primer ( kulit robek,
jaringan traumatik) prosedur invasif ; terpajan pada lingkungan, penyakit kronis, perubahan
status nutrisi.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Mencapai penyembuhan tepat pada waktunya, bebas drainase purulen atau eritema ; dan
tidak demam.
Perancanaan/ Pelaksanaan :
a. pertahankan teknik antiseptic bila mengganti balutan/ merawat luka.
d. Tutup balutan dengan plastic bila menggunakan pispot atau bila inkontinensia
Rasional : Antibiotic spectrum luas dapat digunakan secara profilaktif atau terapi
antibiotic mungkin disesuaikan terhadap organisme khusus.
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan V :
Kriteria hasil :
Perancanaan /Pelaksanaan :
a. Bantu latihan rentang gerak khusus untuk area yang sakit dan yang tak sakit mulai secara
dini pada tahap pasca operasi.
Rasional : Mencegah kontraktur, perubahan bentuk, yang dapat terjadi dengan cepat
dan dapat memperlambat penggunaan prostese.
b. Dorong latihan aktif/ isometric untuk paha atas dan lengan atas.
e. Tunjukkan atau Bantu teknik pemindahan dan penggunaan alat mobilitas, contoh trapeze,
kruk atau walker.
Evaluasi :
c) Intervensi
a. Nyeri berhubungan dengan luka post operasi
Tujuan :Nyeri berkurang atau hilang
Intervensi :
1) tinggikan posisi stamp
rasional: posisi stamp lebih tinggi akan meningkatkan aliran balik vena, mengurangi
edema dan nyeri
2) evaluasi derajt nyeri hebat lokasi, karakteristik dan intesitasnya, catat perubahan
tanda-tanda vital dan amosi
rasional : evaluasi derajt nyeri hebat lokasi, karakteristik dan intesitasnya, catat
perubahan tanda-tanda vital dan amosi
3) Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional: Analgetik dapat meningkatkan ambang nyeri pada pusat nyeri di otak atau
dapat membelakang rangsang nyeri sehingga tidak sampai kerusakan saraf pusat
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hilangnya salah satu organ tubuh
Tujuan :
o klien dapat menggerakkan anggota tubuhnya yang lain masih ada
o klien dapat merubah posisi dan dari posisi tidur keposisi duduk
o rom, tonus dan kekuatan otot terpelihara
o klien dapat melakukan ambulasi
Intervensi :
1) kaji ketidakmampuan bergerak klien yang diakibatkan oleh prosedurbbpengobatan
dan cata persepsi klien terhadap immobilisasi
rasional: dengan mengetahui derajat ketidakmampuan bergerak klien dan persepsi
klien terhadap imobilisasi akan dapat menemukan aktifitas mana saja yang perlu
dilakukan
2) Ganti posisi klien setiap 3-4 jam secara periodic
Rasional: Pergantian posisi setiap 3-4 jam dapat dilakukan terjadinya kontraktur
3) Bantu klien menggantikan posisi dari tidur ke duduk dan turun dari tempat tidur
Rasional: Membantu klien untuk meningkatkan kemampuan dalam duduk dan turun
dari tempat tidur
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring terlalu lama
Tujuan : Mencegah kerusakan integritas kulit
INtervensi:
1) Pelihara kebersihan dan kerapian alat tenun setiap hari
Rasional: Alat yang tenun bersih dan rapi mengurangi resiko kerusakan kulit dan
mencegah masuknya mikroorganisme
2) Anjurkan pada klien untuk merubah posisi tidurnya setiap 3-4 jam sekali
Rasional: Untuk mencegah penekanan yang terlalu lama yang dapat menyebabkan
iritasi
d. Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan operasi atau pembedahan Tujuan :
Jangka Panjang : Infeksi tidak terjadi
Jangka Pendek :
a) Luka bersih dan kering
b) Daerah sekitar luka tidak kemerahan dan tidak bengkak
c) Tanda-tanda vital normal
d) Nilai leukosit normal (5000 – 10.000/mm3)
Intervensi :
1) Observasi keadaan luka
Rasional : Untuk memonitor bila ada tanda-tanda infeksi sehingga akan cepat
ditanggulangi.
2) Gunakan teknik aseptik dan antiseptik dalam melakukan setiap tindakan keperawatan
Rasional : Tehnik aseptik dan antiseptik untuk mencegah pertumbuhan atau
membunuh kuman sehingga infeksi tidak terjadi.
3) Ganti balutan 2 kali sehari dengan alat yang steril.
Rasional : Mengganti balutan untuk menjaga agar luka tetap bersih dan dengan
menggunakan peralatan yang steril agar luka tidak terkontaminasi oleh kuman dari
luar.
4) Monitor LED
Rasional : Memonitor LED untuk mengetahui adanya leukositosis yang merupakan
tanda-tanda infeksi.
5) Monitor tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi dan penurunan tekanan
darah merupakan salah satu terjadinya infeksi
d) Implementasi
Diagnosa Keperawatan I
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai
dengan klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5 (sedang)
Evaluasi:
Diagnosa keperawatan II
Evaluasi:
Evaluasi: