Vous êtes sur la page 1sur 22

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN DIABETES MELLITUS

KELOMPOK 5

NURUL HUDA NH0218035


NURUL NISWA NH0218036
PUTRI IJA AYU LISTIA NH0218038
RASNIATI LATIF NH0218039
RATNAWATI NH0218040
RIAWULANDARI NH0218041
RUMI TANDIPAYUNG NH0218042
SULFI BASNAM NH0218044

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah sistem endokrin. Adapun tujuan
penulis dalam makalah ini adalah menjelaskan tentang konsep medis dan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Diabetes Mellitus.
Kita mengetahui bahwa penyakit Diabetes Mellitus merupakan
sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa
darah (hiperglikemia) akibat kerusakan sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan,
namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan, Semoga dengan makalah ini kita dapat menambah ilmu
pengetahuan serta wawasan tentang Diabetes Melitus sehingga kita semua dapat
terhindar dari penyakit tersebut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas ini. Semoga tugas ini bermanfaat
bagi pembacanya.

Makassar, Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. LatarBelakang ............................................................................... 1
B. RumusanPenulisan ........................................................................ 3
C. TujuanPenulisan ............................................................................ 3
D. ManfaatPenulisan .......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 4
A. KonsepDasarMedis ....................................................................... 4
1. Definisi .................................................................................... 4
2. Etiologi .................................................................................... 4
3. Patofisiologi ............................................................................ 6
4. ManifestasiKlinis .................................................................... 8
5. PemeriksaanPenunjang ........................................................... 9
6. Komplikasi .............................................................................. 10
7. Farmakologi ............................................................................ 10
B. KonsepDasarAsuhanKeperawatan ................................................ 22
1. Pengkajian ............................................................................... 22
2. DiagnosaKeperaawatan ........................................................... 23
3. IntervensiKeperawatan ............................................................ 24
4. Implementasi Keperawatan ..................................................... 25
5. Evaluasi Keperawatan ............................................................. 25
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN .................................................... 30
A. Pengkajian ..................................................................................... 30
B. DiagnosaKeperawatan................................................................... 30
C. IntervensiKeperawatan .................................................................. 30
D. ImplementasiKeperawatan ............................................................ 30
E. Evaluasi ......................................................................................... 30
BAB IV PENUTUP .................................................................................. 30
A. Kesimpulan ................................................................................... 30
B. Saran .............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah atau
hipergelikemia, (Suprapto, 2014). Terdapat lebih dari 220 negara diseluruh
dunia, diperkirakan akan mengalami peningkatan jumlah penderita diabetes
dari 415 juta orang di tahun 2015 menjadi 642 juta pada tahun 2040.
Terjadinya peningkatan penderita DM dikarenakan adanya perubahan pola
makan dari makanan tradisional yang sehat, tinggi serat, rendah lemak,
rendah kalori, dengan meningkatnya konsumsi makanan yang mengandung
kalori seperti karbohidrat, lemak, daging merah dan rendah serat. (Rahman,
2015)
Peningkatan prevalensi diabetes mellitus di dunia lebih terlihat
perkembangannya di Negara berkembang dibandingkan dengan negara maju.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organitation
(WHO), penderita Diabetes mellitus terus mengalami peningkatan di seluruh
dunia. Sejak tahun 1980 menjadi semakin meningkat dari 108 sampai 422
juta dari populasi dunia. (Horber, 2019)
Badan orgaisasi kesehatan dunia (WHO) juga memprediksi bahwa di
Indonesia, akan mengalami peningkatan prevalensi diabetes mellitus dari 8,4
juta penderita pada tahun 2000, 14 juta penderita tahun 2006, menjadi sekitar
21,3 juta penderita pada tahun 2030. Artinya akan terjadi kenaikan tiga kali
lipat dalam waktu 30 tahun. Hal ini akan menjadikan Indonesia menempati
urutan keempat dunia setelah Amerika Serikat, China, dan India dalam
masalah diabetes. (Rahman, 2015)
Diabetes mellitus merupakan suatu gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan
insulin atau pun resistensi insulin dan gangguan metabolic lainnya. Diabetes
mellitus lebih dikenal sebagai penyakit yang dapat membunuh manusia secara
diam atau “Silent killer”. Diabetes juga dikenal sebagai “Mother of Disease”
karena merupakan salah satu pencetus dari penyakit lainnya seperti
hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, dan
kebutaan. (Rahman, 2015)
B. RumusanMasalah
1. Bagaimana konsep medis dari penyakit diabetes mellitus ?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan dan contoh kasus asuhan
keperawatan pada penderita diabetes mellitus ?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini ialah :
1. Menjelaskan mengenai penyakit diabetes mellitus mulai dari defenisi,
klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejalaklinis, komplikasi,
penatalaksanaan serta pemeriksaan penunjang.
2. Menjelaskan tentang konsep pemberian Asuhan Keperawatan dan contoh
kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus
D. Manfaat
Dengan makalah ini diharapkan agar para pembaca bisa memahami konsep
medis, konsep dasar asuhan keperawatan diabetes mellitus dan asuhan
keperawatan pada pasien dengan diabetes mellitus.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis
1. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan suatu gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula dalam darah
akibat kekurangan insulin atau pun resistensi insulin dangan gangguan
metabolik lainnya. Diabetes mellitus lebih dikenal sebagai penyakit yang
dapat membunuh manusia secara diam atau “Silent killer”. Diabetes juga
dikenal sebagai “Mother of Disease” karena merupakan salah satu
pencetus dari penyakit lainnya seperti hipertensi, penyakit jantung dan
pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan.(Rahman, 2015)
Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah atau
hipergelikemia. Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan
kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolute
maupun relative. (Suprapto, 2014)
Diabetus melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik
yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia)
akibat kerusakan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. (Suddarth,
2014)
Diabetes melitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia kronik
disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang
menimbulkan komplikasi pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah.
(Nugroho, 2011)
2. Etiologi
Menurut (Rachman Syahputra, 2017) penyebab dari diabetes mellitus
antara lain :
a. DM tipe I (IDDM/ Insulin Dependent Diabetes Melitus)
1) Faktor genetik/herediter
Peningkatan kerentanan sel-sel beta dan perkembangan antibodi
autoimun terhadap penghancuran sel-sel beta
2) Faktor infeksi virus
Infeksi virus coxsakie pada individu yang peka secara genetik
3) Faktor imunologi
Respon autoimun abnormal : antibodi menyerang jaringan normal
yang dianggap jaringan asing
b. DM tipe II (NIDDM)
1) Obesitas : obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel
target diseluruh tubuh, insulin yang tersedia menjadi kurang efektif
dalam meningkatkan efek metabolik
2) Usia : cenderung meningkat diatas usia 65 tahun
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
c. DM malnutrisi
Kekurangan protein kronik : menyebabkan hipofungsi pankreas
d. DM tipe lain
1) Penyakit pankreas : pankreatitis, Ca pankreas, dll
2) Penyakit hormonal : acromegali yang merangsang sekresi sel-sel
beta sehingga hiperaktif dan rusak
3) Obat-obatan :
 Aloxan, streptozokin : sitotoksin terhadap sel-sel beta
 Derivat thiazide : menurunkan sekresi insulin, (Wijaya, 2013)
3. Patofisiologi
Menurut (Suddarth, 2014), patofisiologi dari diabetes melitus adalah :
a. Diabetes tipe I
Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun. Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang
tidak terukur oleh hati. Disamping itu, glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam
darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya
glukosa tersebut muncul dalam urin (Glukosiria). Ketika glukosa yang
berlebih diekskresikan dalam urin, ekskresi ini akan disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, pasien akan
mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus
(polidipsia).
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan
lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat
mengalami peningkatan selera makan (polifagia) akibat menurunnya
simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan.
Proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut turut
menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan
lemak yang produksi badan keton yang merupakan produk samping
pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang mengganggu
keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan.
Ketoasidosis diabetik yang diakibatkannya dapat menyebabkan tanda
dan gejala seperti nyeri abdominal, mual, muntah, hiperventilasi,
napas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan
perubahan kesadaran, koma bahkan kematian.
b. Diabetes Tipe II
Pada Diabetes tipe II terdapat dua masalah yang berhubungan dengan
insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada
permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor
tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di
dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan
penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak
efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Akibat
intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif maka
awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya
dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat
mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka yang lama
sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur (jika kadar
glukosanya sangat tinggi). Penyakit diabetes membuat
gangguan/komplikasi melalui kerusakan pada pembuluh darah
diseluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan kronis
dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh darah besar
(makrovaskuler) disebut makroangiopati, dan pada pembuluh darah
halus (mikrovaskuler) disebut mikroangiopati.
Ada 3 problem utama yang terjadi bila kekurangan atau tanpa insulin :
a. Penurunan penggunaan glukosa
b. Peningkatan mobilissi lemak
c. Peningkatan protein
4. Manifestasi Klinis
Menurut (Suddarth, 2014) ada beberapa tanda dan gejala yang biasanya
dialami penderita diabetes mellitus diantaranya :
a. Poliuria, polidipsia, dan polipagia
b. Keletihan dan kelemahan, perubahan pandangan secara mendadak,
sensasi kesemutan atau kebas ditangan atau kaki, kulit kering, lesi kulit
atau luka yang lambat sembuh atau infeksi berulang.
c. Awitan diabetes tipe 1 dapat disertai dengan penurunana berat badan
mendadak atau mual, muntah atau nyeri lambung
d. Diabetes tipe 2 disebabkan oleh intoleransi glukosa yang progresif dan
berlangsung perlahan (bertahun-tahun) dan mengakibatkan komplikasi
jangka panjang apabila diabetes tidak terdeteksi selama bertahun-tahun
(misalnya penyakit mata, neuropati perifer, penyakit vaskuler perifer).
Komplikasi dapat muncul sebelum diagnosis yang sebenarnya
ditegakkan.
e. Kehilangan berat badan
f. Infeksi kulit
5. Pathway

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah dan control gula darah dengan :
Kontrol Gula darah sewaktu (GDS), Gula darah puasa (GDP), Gula
darah 2 jam (GD2PP). pengambilan sampel darahdiantaranya aseton
plasma, asam lemak bebas : peningkatan lipid dan kolestrol
osmolaritas serum : >330 osm/l
b. Urinalisis : proteinuria, ketonuria, glukosuria
c. Rontgen paru
d. Pemeriksaan lain sesuai komplikasi, (Nugroho, 2011)
7. Komplikasi
Menurut (Margaret, 2012) beberapa komplikasi dari Diabetes Melitus
adalah :
a. Akut
1) Hipoglikemia dan hiperglikemia
2) Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar,
penyakit jantung koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh
darah kapiler).
3) Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil,
retinopati, nefripati.
4) Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstremitas), saraf
otonom berpengaruh pada gastrointestinal, kardiovaskuler.
b. Komplikasi menahun Diabetes melitus
a. Neuropati diabetik
b. Retinopasti diabetik
c. Nefropati diabetik
d. Proteinuria
e. Kelainan koroner
f. Ulkus/gangren
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain :
1) Grade 0 : tidak ada luka
2) Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
3) Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
4) Grade III : terjadi abses
5) Grade IV : gangren pada kaki bagian distal
6) Grade V :gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah
distal
8. Penatalaksanaan
a. Diet
Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Dietetik Amerika
merekomendasikan 50-60% kalori yang berasal dari :
 Karbohidrat 60-70 %
 Protein 12-20 %
 Lemak 20-30
b. Obat hipoglikemik oral (OHO)
1) Sulfonilurea : obat golongan sulfonilurea bekerja dengan cara :
 Menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan
 Menurunkan ambang sekresi insulin
 Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan
glukosa
2) Biguanid : menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai
dibawah normal
3) Insulin
Indikasi gangguan :
 DM dengan berat badan menurun dengan cepat
 Ketoasidosis asidosis laktat dengan koma hiperosmolar
 DM yang mengalami stres berat (infeksi sistemik, operasi berat,
dll)
 DM dengan kehamilan atau DM gastasional yang tidak
terkendali dalam pola makan
 DM tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral
dengan dosis maksimal (kontraindikasi dengan obat tersebut)
Insulin oral/suntikan dimulai dari dosis rendah, lalu dinaikkan
perlahan, sedikit demi sedikir sesuai dengan hasil pemeriksaan
gula darah pasien.
c. Latihan
Latihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah laju
metabolisme istirahat, dapat menurunkan BB, stres dan menyegarkan
tubuh.Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas
bawah, dan hindari latihan dalam udara yang sangat panas/dingin, serta
pada saat pengendalian metabolik buruk.
d. Pemantauan
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri
e. Terapi (jika diperlukan)
f. Pendidikan (berikan edukasi mengenai diet, olahraga teratur, pola
makan serta teratur minum obat yang diberikan). (Wijaya, 2013)
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data biografi
1) Identitas pasien
2) Identitas penanggung jawab
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien dengan keluhan diabetes melitus akan mengeluh adanya
gejala-gejala spesifik seperti
a) Adanya rasa gatal pada kulit disertai luka yang tidak sembuh
b) Menurunnya berat badan
c) Kesemutan
d) Meningkatnya nafsu makan
e) Sering haus
f) Banyak buang air kecil
g) Menurunnya ketajaman penglihatan
2) Riwayat kesehatan dahulu
Perlu dikaji apakah pasien memilik riwayat obesitas, penyakit
pankreas, hipertensi, dan ISK berulang. Perlu juga dikaji apakah
pasien pernah dirawat dirumah sakit dengan keluhan yang sama.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama (DM)
c. Pemeriksaan fisik
1) Sistem pernafasan
Biasanya frekuensi pernafasan normal dan juga tidak ada
komplikasi, tetapi sedikit meningkat pada usia lansia karena
menurunnya otot-otot pernafasan sehingga kemampuan
pengembangan paru juga menurun.
2) Sistem kardiovaskuler
Kaji adanya hipotensi, akral dingin, nadi perifer melemah,
terjadinya aterosklerosis pada pembuluh darah. Kaji pula adanya
hipertensi, udema jaringan umum disritmia jantung, pucat,
bradikardi, tachicardi, palpitasi yang menunjukkan terjadinya
hipoglikemia.
3) Sistem pencernaan
Kaji adanya polidipsi, poliphagia, mual muntah, konstipasi, diare,
obesitas ataupun penurunan berat badan yang berlebih dan adanya
distensi abdomen.
4) Sistem persarafan
Biasanya didapatkan data penurunan sensasi sensorik, pusing,
kesemutan, kelemahan pada otot, gangguan penglihatan.
5) Sistem endokrin
Biasanya didapatkan gejala yaitu poliuria. Polidipsi, dan
poliphagia, gangguan pada hormon.
6) Sistem genital
Biasanya terjadi perubahan dan frekuensi berkemih, rasa nyeri
dan terbakar saat BAK, kesulitan berkemih karena infeksi, bahkan
infeksi saluran kemih. Urine tampak encer, pucat, kuning, bisa
tercium bau busuk jika infeksi.
7) Sistem muskuluskletal
Biasanya didapatkan rasa lemah, letih, penurunan kekuatan otot
sehingga sulit beraktivitas, juga adanya keluhan kram pada otot.
8) Sistem integumen
Biasanya ditemukan turgor kulit menurun, apabil terdapat luka
biasanya pasien sering mengeluh luka sulit sembuh. Kulit kering,
gatal, bahkan tejadi ulkus. Demam terjadi jika mengalami infeksi.
d. Pemeriksaan penunjang
Berupa kontrol kadar glukosa darah (GDS, GDP, GD2PP), Rontgen
paru, urinalisis (proteinuria, ketonuria, glukosuria), dan pemeriksaan
lain sesuai komplikasi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik,
kehilangan gastrik yang berlebihan (mual muntah)
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak adekuatan insulin, penurunan masukan oral
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan glukosa darah yang tinggi,
penurunan fungsi leukosit, perubahan sirkulasi.
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan sirkulasi,
penurunan sensasi.
e. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
3. Internvensi keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik,
kehilangan gastrik yang berlebihan, masukan yang terbatas.
 Ditandai dengan : peningkatan haluaran urin, urine encer, haus,
lemah, BB menurun, kulit kering, turgor buruk
 NOC :
Hasil yang diharapkan : tanda vital stabil, turgor kulit baik,
haluaran urin normal, kadar elektrolit dalam batas normal.
 NIC :
1) Pantau tanda vital
2) Kaji suhu, warna kulit dan kelembaban
3) Pantau masukan dan pengeluaran urin
4) Pertahankan cairan ± 2500 cc/hari jika pemasukan secara oral
sudah dapat diberikan
5) Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen,
muntah, distensi lambung
6) Kolaborasi untuk pemberian terapi cairan sesuai indikasi
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak adekuatan insulin, penurunan masukan oral,
hipermetabolisme.
 Ditandai dengan : masukan makanan tidak adekuat, anorexia, berat
badan menurun, kelemahan, kelelahan, tonus otot buruk, dan diare.
 NOC :
Hasil yang diharapkan: mencerna jumlah nutrien yang tepat,
menunjukkan tingkat energi biasanya, berat badan
stabil/meningkat.
 NIC :
1) Identifikasi makanan yang disukai
2) Timbang BB
3) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri, abdomen, mual,
muntah
4) Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan
dengan makanan yang dihabiskan pasien
5) Kolaborasi dengan ahli gizi
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan glukosa darah yang tinggi,
penurunan fungsi leukosit, perubahan sirkulasi.
 NOC :
Hasil yang diharapkan: infeksi tidak terjadi, menunjukkan
kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi, menunjukkan
perilaku hidup sehat
 NIC :
1) Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan
2) Tingkatkan upaya pencegahan dengan mencuci tangan bagi
semua orang yang berhubungan dengan pasien, meskipun
pasien itu sendiri
3) Pertahankan teknik aseeptik prosedur invasif
pertumbuhan kuman
4) Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh,
massage daerah yang tertekan, jaga kulit tetap kering, linen
tetap kering dan kencang.
5) Bantu pasien melakukan oral higiene
6) Anjurkan untuk makan dan minum adekuat
7) Kolaborasi tentang pemberian antibiotik yang sesuai
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan sirkulasi,
penurunan sensasi.
 Tujuan :klien akan mempertahankan integritas kulit tetap utuh dan
terhindar dari infeksi
 NOC :
Hasil yang diharapkan : tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada
luka, tidak ditemukan adanya perubahan warna kulit
 NIC :
1) Observasi tanda-tanda infeksi
2) Ajarkan klien untuk mencuci tangan dengan baik, untuk
mempertahankan kebersihan tangan pada saat melakukan
prosedur
3) Pertahankan kebersihan kulit
4) Dorong klien mengkonsumsi diet secara adekuat dan intake
cairan 3000 ml/hari
5) Antibiotik bila ada indikasi
e. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
 Tujuan : klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
 NOC :
Hasil yang diharapkan :mampu mengungkapkan pemahaman
tentang penyakitnya
 NIC :
1) Pilih berbagai strategi belajar
2) Diskusikan tentang rencana diet
3) Diskusikan tentang faktor-faktor yang memegang peranan
dalam kontrol DM
4. Imlementasi Keperawatan
Merupakan tahap dimana rencana keperawatan dilaksanakan sesuai
dengan intervensi. Tujuan dari implementasiadalah membantu klien
dalam mencapai peningkatan kesehatan baik yang dilakukan secara
mandiri maupun kolaborasi dan rujukan, (Rachman Syahputra, 2017)
5. Evaluasi Keperawatan
Merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk mencapai kemampuan klien
dan tujuan dengan melihat perkembangan klien. Evaluasi klien diabetes
melitus dilakukan berdasarkan kriteria yang telah di tetapkan sebelumnya
ditujuan. (Rachman Syahputra, 2017)
BAB III

KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Diabetes mellitus lebih dikenal sebagai penyakit yang dapat
membunuh manusia secara diam atau “Silent killer”. Diabetes juga dikenal
sebagai “Mother of Disease” karena merupakan salah satu pencetus dari
penyakit lainnya seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah,
stroke, gagal ginjal, dan kebutaan.
Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula (glukosa)
darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relatif. Gaya hidup
tidak sehat merupakan salah satu pemicu dari penyakit ini diantaranya
adalah kurang latihan jasmani/kurang olahraga, diet yang tidak sehat,
konsumsi rokok, dan konsumsi alkohol. Selain gaya hidup, faktor yang
mempengaruhi gula darah penderita diabetes mellitus adalah kepatuhan
terapi.
B. Saran
Adapun saran dari penulisan makalah ini ialah :
1. Tenaga keperawatan
perawat sebagai anggota tim kesehatan yang paling banyak
berhubungan dengan pasien diharapkan terus meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan sehingga mampu memberikan asuhan
keperawatan yang optimal kepada pasien dengan penderita diabetes
mellitus
2. Institusi
kepada pihak pendidikan hendaknya lebih meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan mahasiswa tentang perawatan pasien dengan
penderita diabetes mellitus. Baik melalui proses perkuliahan, kegiatan
laboratorium, maupun melalui pengadaan buku-buku perpustakaan
yang berkaitan dengan proses Asuhan keperawatan khususnya
perawatan pada penderita diabetes mellitus.
DAFTAR PUSTAKA

Horber, S. e. (2019). Harmonization of Immunoassays for Biomarkers in Diabetes


Mellitus. Biotechnology Advances .

Margaret, C. R. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit


Dalam. Yogjakarta: Nuha Medika.

Nugroho, T. (2011). Asuhan Keperawatan. Jogjakarta: Nuha Medika.

Rachman Syahputra(2017). Konsep Asuhan Keperawatan DM. Diakses pada


tanggal 25 Maret 2019, pukul 11.00.
(https://www.scribd.com/document/366950693/Konsep-Asuhan-
Keperawatan-Dm)

Rahman, S. N. (2015). Hubungan Modifikasi Gaya Hidup dan Kepatuhan


Konsumsi Obat Antidiabetik. Unnes Journal Of Public Health , 153-161.

Suddarth, B. &. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Suprapto, H. &. (2014). Patologi dan Fisiologi penyakit. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Wijaya, A. s. (2013). Keperawatan Medical Bedah. yogyakarta: Nuha Medika.

Vous aimerez peut-être aussi