Vous êtes sur la page 1sur 10

Contoh Jurnal Trend Issue Keperawatan Gawat Darurat

FAKTOR PENYEBAB PENINGKATAN KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS

A.Nur Setyawati Dwi Suhardini

PRODI KEPERAWATAN (KEP A)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Abstract

Background: The era of globalization demands of modern society to have a high mobility. The high
mobility encourages a viable high density of traffic, both goods and people throughout the world.
Looking at the existing development of the traffic density, the more there is a fact which shows that the
highway became the killing fields of modern humans. Since the invention of the motor vehicle over a
century ago, an estimated 30 million people have been killed as a result of road accidents. Traffic
accidents are a major indicator of the level of road safety. In developed countries the problem of road
safety is of considerable concern to reduce the number of traffic accidents and the number of victims of
traffic accidents that occur. It is an indicator of the importance of understanding the characteristics
kecelakaan.Pada same period there is a phenomenon that indicates that the motor vehicle be killer with
many casualties exceed the overall war dead including two world wars. This article will discuss the causes
of the increase in cases of traffic accidents.

Academic Debate: Lim Sammara 2009 Stating that Young is one of the largest segments contributor
traffic accidents. Aldian stated that the condition of the vehicle during the accident, the weather when
the accident occurred, the location of the accident to cause many cases of traffic accidents is increasing.
From some of these opinions we can see that there are some of the many factors that may be causing
traffic accidents in this case the car drivers need to be a concern in the increase in cases of accidents
where According anticipated World Health Organization (WHO), in 2020 the third largest cause of death
is a highway accident, just below the heart disease and depression.

Thesis Statement: The cause of the increase in traffic accidents.

Objective: To find out what are the causes of the increase in cases of traffic accidents are increasing.

Methods: Literature Books, Journals / research articles.


Findings: Case Causes of traffic accidents is increasing. Along with the rapid growth of motor vehicles
both private vehicles and public passenger vehicles coupled with the decline in the discipline of road
users in traffic, given the tendency for traffic violations and increase the occurrence of traffic accidents
on the road .. Besides, there are many motorists who run the vehicle in the condition unsafe and also on
a rider fatigue has a role in the KLL factors such as driving long distances, drivers tend to drive based on
personal motives is not based on safety to reach the destination.

Keywords: Traffic accidents, motorists as a risk factor Accident

Abstrak

Background : Era globalisasi menuntut masyarakat modern untuk mempunyai mobilitas yang tinggi.
Mobilitas yang tinggi tersebut mendorong teradi tingginya kepadatan lalu lintas, baik barang maupun
manusia di seluruh dunia. Melihat perkembangan yang ada dari kepadatan lalu lintas tersebut, semakin
banyak ditemukan fakta yang menunjukkan bahwa jalan raya justru menjadi ladang pembunuhan
manusia modern. Sejak ditemukannya kendaraan bermotor lebih seabad lalu, diperkirakan sekitar 30
juta orang telah terbunuh akibat kecelakaan jalan. Kecelakaan lalu lintas merupakan indikator utama
tingkat keselamatan jalan raya. Di negara maju masalah keselamatan jalan sangat diperhatikan untuk
mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas dan jumlah korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Hal ini
menjadi indikator terhadap pentingnya memahami karakteristik kecelakaan.Pada periode yang sama
terdapat fenomena yang menunjukkan bahwa kendaraan bermotor menjadi pembunuh dengan banyak
korban melebihi keseluruhan korban perang termasuk dalam dua perang dunia. Artikel ini akan
membahas tentang Penyebab peningkatan kasus kecelakaan Lalu lintas .

Academic Debate : Lim Sammara 2009 Menyatakan bahwa Remaja merupakan salah satu segmen
terbesar penyumbang kecelakaan lalu lintas . Aldian menyatakan bahwa kondisi kendaraan saat
kecelakaan, cuaca saat kecelakaan terjadi, lokasi kecelakaan menjadi penyebab maraknya kasus
kecelakaan lalu lintas yang semakin meningkat . Dari beberapa pendapat tersebut dapat kita lihat bahwa
ada beberapa banyak faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas dalam hal ini
Pengendara kendaraan yang perlu menjadi perhatian dalam peningkatan kasus kecelakaan dimana
Menurut perkirakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2020 penyebab terbesar ketiga
kematian adalah kecelakaan jalan raya, tepat dibawah penyakit jantung dan depresi.

Thesis Statement :Penyebab peningkatan kasus kecelakaan lalu lintas .

Tujuan : Untuk mengetahui Apa saja penyebab dari peningkatan kasus kecelakaan Lalu lintas yang
semakin meningkat.

Metode : Studi Literatur Buku ,Jurnal/ artikel penelitian.

Findings : Penyebab Kasus kecelakaan lalu lintas yang semakin meningkat . Sejalan dengan pesatnya
pertumbuhan kendaraan bermotor baik kendaraan pribadi maupun kendaraan penumpang umum
ditambah dengan semakin menurunnya disiplin pengguna jalan dalam berlalu lintas, memberi
kecenderungan terjadinya pelanggaran lalu lintas dan peningkatan terjadinya kecelakaan lalu lintas di
jalan.. Disamping itu masih banyak pengendara yang menjalankan kendaraannya dalam kondisi yang
tidak aman dan juga pada seorang pengendara Kelelahan mempunyai peranan dalam dengan faktor KLL
seperti berkendara jarak jauh, Pengemudi cenderung mengemudi berdasarkan motif personal bukan
berdasarkan keselamatan untuk mencapai tempat tujuan.

Kata Kunci : Kecelakaan lalu lintas , Pengendara sebagai faktor resiko Kecelakaan

PENDAHULUAN

Kecelakaan sering terjadi perkotaan sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. Penduduk
merupakan faktor utama dalam perkembangan suatu kota yang diiringi dengan pertumbuhan wilayah
dan perekonomian dan kota-kota pendukung sekitarnya serta kota-kota yang memiliki pusat-pusat
kegiatan tertentu.Proyeksi yang dilakukan WHO antara tahun 2000 dan 2020 menunjukan, kematian
akibat kecelakaan lalulintas akan menurun 30 persen di negara-negara dengan pendapatan tinggi seperti
Amerika, Inggis dan Belanda, tetapi akan meningkat di negara-negara pendapatan rendah seperti Timor-
Timor, Laos dan negara berkembang seperti Indonesia, Vietnam. Tanpa adanya tindakan yang nyata
tahun 2020 kecelakaan lalu lintas akan menjadi penyebab kematian nomor 3 di Dunia . Sejalan dengan
pesatnya pertumbuhan kendaraan bermotor baik kendaraan pribadi maupun kendaraan penumpang
umum ditambah dengan semakin menurunnya disiplin pengguna jalan dalam berlalu lintas, memberi
kecenderungan terjadinya pelanggaran lalu lintas dan peningkatan terjadinya kecelakaan lalu lintas di
jalan. Fenomena lakalantas seperti ini belum mendapat perhatian masyarakat sebagai penyebab
kematian yang cukup besar. Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah yang membutuhkan penanganan
serius mengingat besarnya kerugian yang diakibatkannya. Bagi pengendara yang mempunyai
pengalaman dalam berkendara cukup lama,kemungkinan untuk agresif cukup tinggi dibandingkan
dengan pengendara pemula, selain itu untuk berkendara secara agresif dibutuhkan kemahiran. Data
pengendara agresif lebih banyak ditemukan pada usia dibawah 37 tahun, pada kelompok belum kawin,
tingkat pendidikan tamat SLTA, dan jenis kelamin laki-laki. Kelelahan mempunyai peranan dalam dengan
faktor KLL seperti berkendara jarak jauh.

Literature Review

1. Apa itu Kecelakaan Lalu lintas

Dalam melakukan suatu analisa Kecelakaan lalu lintas diperlukan pengetahuan mengenai definisi
Kecelakaan . Menurut WHO 1984 yang dimaksud dengan kecelakaan adalah Kejadian pada lalu lintas
jalan yang sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang menyebabkan cedera atau kerusakan atau
kerugian pemiliknya ( korban ). Kecelakaan Lalu Lintas merupakan kejadian yang sulit untuk diprediksi
kapan dan dimana terjadi . Kecelakaan tidak hanya mengakibatkan trauma, Cidera ataupun kecacatan ,
tetapi juga dapat mengakibatkan kematian .

Kasus kecelakaan sulit diminimalisasi dan cenderung meningkat seiring pertambahan panjang jalan dan
banyaknya pergerakan dari kendaraan . Kecelakaan Lalu lintas merupakan masalah yang membutuhkan
penanganan serius mengingat be-sarnya kerugian yang diakibatkannya. Indonesia meru-pakan salah satu
negara dengan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi. Menurut Dinas Perhubungan, kecelakaan lalu lintas
menjadi penyebab kematian nomor tiga di Indonesia setelah serangan jantung dan stroke.Penanganan
terhadap masalah tingginya angka kecelakaan di Jalan masih belum berdampak signifikan walaupun
masalah yang dihadapi sudah sangat pelik .

2. Faktor – Faktor Penyebab kecelakaan

Secara umum ada empat faktor utama penyebab kecelakaan; Faktor Pengemudi (Road User), Faktor
Kendaraan (Vehicle), Faktor Lingkungan Jalan (Road Environment). Kecelakaan yang terjadi pada
umumnya tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan hasil interaksi antara faktor lain. Hal-
hal yang tercakup dalam faktor-faktor tersebut antar lain:

1. Faktor Manusia : Faktor manusia yang dicatat oleh kepolisian, meliputi jenis kelamin korban, usia
korban, profesi korban, dan peran korban dalam berkendara selain itu seperti kondisi fisik
( Mabuk,Lelah,Sakit dan sebagainya ).

2. Faktor Kendaraan : Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak
berfungsi sebagaimana seharusnya, mesin yang tiba-tiba mati, lampu mati, dan berbagai penyebab
lainnya.

3. Faktor Jalan : Jalan merupakan bagian dari sistem transportasi darat yang memegang peranan
penting untuk kelancaran transportasi. Selain peran tersebut, jalan juga memegang peran penting
sebagai salah satu penyebab kecelakaan lalu lintas.

4. Faktor Alam atau Lingkungan : Faktor lingkungan ini bisa berupa pengaruh cuaca yang tidak
menguntungkan, kondisi lingkungan jalan, benda-benda asing yang ada di jalan dan lain sebagainya.

Secara empiris kecelakaan lalu lintas biasanya didekati dan dihubungkan secara matematis dengan tiga
karakteristik dasar lalu lintas yaitu kecepatan, kepadatan dan volume lalu lintas. Menurut psikolog
keselamatan (Goldenson dalam Rahmawati, 1998) ada ciri-ciri kepribadian tertentu yang dapat
membahayakan keselamatan baik dirinya sendiri maupun orang lain. Ciri-ciri tersebut antara lain :

a. Kurang rasa tanggung jawab. Ciri tersebut sering terdapat pada usia remaja sekitar usia 18-20
tahun. ceroboh serta kurang mampu menghadapi bahaya,

b. Sifat ego sentries. Sifat yang lebih mementingkan diri sendiri dan kurang memperhatikan dan atau
kurang menghargai orang lain, sehingga dalam berlalu lintas mudah menimbulkan kecelakaan, karena
semua yang ada disekitarnya dianggap hanya untuk kebutuhan dan kepentingannya sendiri. Misalnya
helm yang tidak ditalikan sehingga saat kendaraan dilarikan dalam kecepatan tinggi, helm tersebut dapat
terbang tertiup angin, hal ini sangat membahayakan pengendara yang ada dibelakangnya.

c. Rasa percaya yang berlebihan. Orang jenis ini merasa mampu mengatasi semua rintangan dan
cenderung mudah mengabaikan peraturan.
3. Perilaku pengendara/pengemudi

Faktor yang menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas adalah faktor tingkah laku dari pengendara.
Hasil penelitian oleh Lulie & Hatmoko menemukan bahwa ada hubungan erat perilaku agresif saat
mengemudi dengan kecelakaan.Kelelahan psikologis merupakan kelelahan yang terjadi apabila adanya
pengaruh hal-hal diluar diri yang berwujud pada tingkah laku atau perbuatan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, seperti suasana kerja dan interaksi dengan manusia lain.

Di dalam karakteristik pengemudi terkandung pengetahuan yang luas mengenai kemampuan alamiah
pengemudi, kemampuan belajar dan motif serta perilakunya. Untuk dapat mengemudi dengan baik tidak
dibutuhkan bakat khusus. Uji fisik dan psikologis dapat mengungkapkan kebutuhan akan bantuan
mekanis dan visual untuk memperbaiki kelemahan seseorang. Di sisi lain, kemampuan mengemudi yang
dapat dipelajari oleh pengemudi harus diperoleh dengan belajar dan praktik, dan hasil – hasil belajar ini
dapat diuji untuk mengetahui kekurangannya. Untuk memahami mengapa pengemudi berperilaku
seperti yang mereka lakukan, dapat diketahui dari motif dan sikapnya. Perilaku seringkali dapat
menentukan bagaimana seseorang pengemudi bereaksi terhadap situasi pada saat berkendaraan. Motif
dapat dikaitkan dengan rasa takut akan kecelakaan, takut akan dikritik, dan perasaan tanggung jawab
sosial. Lalu banyak juga kasus kecelakaan yang disebabkan pengguna jalannya tidak sabar dalam
menghadapi situasi jalanan yang penuh sesak.

Selain Itu , Penginderaan seorang pengemudi juga sangat penting Karena Pengemudi dapat menerima
informasi yang berhubungan dengan pengendalian kendaraan yang aman melalui perasaan,
pengelihatan, pendengaran dan penciumannya. Dengan demikian, suhu udara dan kelembabannya, gaya
– gaya dan laju perubahan kendaraan yang berkaitan dengan stabilitas kendaraan adalah beberapa
contoh sumber informasi umum yang dapat dirasakan oleh pengemudi melalui organ inderanya.
Penginderaan ini terbagi menjadi dua yaitu perasaan dan pengelihatan. Pengemudi mengalami gaya –
gaya yang bekerja pada kendaraannya, seperti gaya gravitasi, percepatan, perlambatan, dan percepatan
membelok. Sedangkan pengelihatan adalah komponen terpenting bagi pengemudi untuk memperoleh
informasi yang akurat mengenai keterkaitan antara objek yang ia lihat dan mengenai pesan-pesan pada
rambu lalu lintas (Tansportation Engineering C. Jotin Khisty and B. Kent Lall,2003 ). Beberapa
Karakteristik pengendara dapat berubah secara drastis dan cepat karena penggunaan alkohol, narkotika,
rasa sakit, jenuh dan tidak nyaman dapat secara serius mengurangi efisiensi pengemudi.

Berdasarkan Hasil Tulisan dari Ustadz Anas Burhanuddin, MA bahwa Ketika terjadi Kejadian kecelakaan
lalu lintas yang merenggut nyawa korban dan disebabkan oleh kelalaian sang pengendara/ pengemudi
yang sedang dalm keadaan mabuk ataupun karena pengaruh lainnya maka dapat dikategorikan dalam
pembunuhan yang tidak disengaja ( Al-Qatl Al-Khatha’ ) dimana, ada tiga kategori pembunuhan yang
disebutkan dalam al-Qur`ân dan Hadits, yaitu pembunuhan yang disengaja ('amd), semi sengaja (syibh
'amd) dan tidak disengaja (khatha`).
Pembunuhan yang tidak disengaja adalah: pembunuhan yang tidak dimaksudkan, atau dimaksudkan
dengan obyek tertentu, tapi mengenai orang lain.

Pembunuhan kategori ini memiliki beberapa konsekuensi yaitu:

1. Tidak ada qishash (hukuman berupa tindakan yang sama dengan kejahatan pelaku). Allah S.W.T.
berfirman:

Artinya :

92. Dan tidak layak (pantas) bagi seorang Mukmin membunuh seorang Mukmin (yang lain), kecuali
karena tersalah (tidak disengaja); dan barangsiapa membunuh seorang Mukmin karena tersalah
(hendaklah) ia memerdekakan seorang Hamba Sahaya (budak) yang beriman serta membayar diat yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu); kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah.
Jika ia (si terbunuh) dari kaum (Kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka (kaum Kafir) dengan
kamu (kaum Muslim), maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan Hamba Sahaya (budak) yang beriman. Barangsiapa yang
tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk
penerimaan taubat dari Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Dalam ayat ini, Allah S.W.T . tidak menyebutkan qishash di antara kewajiban yang harus dilakukan pelaku.
Dan pembunuhan yang menyebabkan qishash hanyalah pembunuhan yang disengaja(‘amd).

2. Kewajiban membayar diyat, sebagaimana dijelaskan dalam ayat di atas. Adapun besarnya adalah
seratus ekor unta untuk setiap jiwa Muslim pria. Dalam Sunan an-Nasa'i hadits no. 4.871, diriwayatkan
bahwa Nabi Muhammad S.A.W. menulis dalam surat beliau:

‫لفيِالننففلسلمئنةةلمنن ل‬
‫لبللل‬

Terjemahan:

“Diyat Nyawa adalah seratus ekor unta "


Diyat untuk Muslimah adalah setengahnya, yakni lima puluh ekor. Jika tidak ada unta, diyat bisa
dibayarkan dengan uang senilai seratus ekor unta. Dan berbeda dengan pembunuhan disengaja yang
diyatnya ditanggung oleh penabrak, pembayaran diyat ini ditanggung oleh ahli waris penabrak, yaitu
keluarga dari pihak ayah, dan bisa diangsur selama tiga tahun.

3. Kewajiban membayar kaffârah, yaitu dengan membebaskan budak Mukmin sebagaimana penjelasan
ayat di atas, atau jika tidak ada, berpuasa dua bulan berturut-turut. Allah S.W.T berfirman di ayat yang
sama:

‫ف ينلجفد لنفم فننمفن‬


‫صيِن ن‬ ‫ن‬
‫ال لمنن تنفوبنةة ممتننتابلنعفيِلن نشفهنرفيلن مم ل‬

Artinya :

"Maka barangsiapa yang tidak memperolehnya, (hendaklah ia) berpuasa dua bulan berturut-turut
sebagai cara taubat kepada Allah." [an-Nisa 4:92]

Besaran kaffârah ini disesuaikan dengan jumlah korban meninggal menurut pendapat sebagian
Ulama. Jadi dengan sembilan korban tewas, penabrak harus membebaskan sembilan budak Mukmin,
atau berpuasa dua bulan berturut-turut sembilan kali . Sementara sebagian Ulama berpendapat cukup
dengan satu kaffarah saja .

Adapun ketika korban luka, dan jika luka yang dialami mengakibatkan hilangnya anggota tubuh
atau hilangnya fungsi anggota, syariah Islam juga telah mewajibkan diyat masing-masing secara
terperinci. Demikian pula biaya pengobatan mereka dan barang-baarng yang rusak akibat kecelakaan
menjadi tanggungan penabrak .

Di samping hukuman-hukuman yang telah ditetapkan berupa qishash, diyat, kaffarat dan hudud,
Islam juga memberikan wewenang kepada pemerintah untuk memberikan hukuman yang setimpal
kepada rakyat yang melanggar; demi mewujudkan kemaslahatan dan kehidupan yang diridhai Allah S.W.T
. Hukuman-hukuman yang tidak ditentukan syariat ini disebut ta'zir, dan bisa berupa hukuman cambuk,
penjara, pengasingan, denda, hingga hukuman mati. Pada kasus-kasus tertentu yang membahayakan
negara atau kehidupan rakyat banyak , pemerintah bisa menerapkan hukuman mati .
Berdasarkan Ayat yang dijelaskan di atas , pandangan Islam tentang Kecelakaan Lalu lintas yang dapat
merenggut nyawa orang tak bersalah dapat dikategorikan sebagai pembunuhan yang tidak disengaja dan
akan mendapat konsekuensi sesuai dengan kesalahan yang diperbuatnya . Dari Sini faktor pengemudi
menuntut adanya pendidikan mengemudi yang memadai sebelum terjadinya kecelakaan meliputi
pengetahuan tentang interaksi manusia, kendaraan dan lingkungan, serta mengembangkan keahlian
mengemudi. Pengetahuan tersebut diharapkan akan mempengaruhi secara positif perilaku pengemudi.
Ini akan menciptakan kebiasaan mengemudi yang lebih aman, yang akan menghasilkan penurunan
jumlah kecelakaan.

4. Perilaku Remaja dalam berkendara

Remaja akhir adalah remaja yang ada pada rentang usia 17-21 tahun. Masa remaja merupakan masa
transisi dari masa anak-anak menuju masa jauh lebih matang dari segala aspek perkembangan, yaitu
masa dewasa. Remaja yang ada pada periode masa remaja akhir telah menunjukkan kestabilan yang
bertambah jika dibandingkan dengan masa remaja awal (Soesilowindradini, 1981).

Remaja merupakan salah satu segmen terbesar penyumbang kecelakaan lalu lintas. Usia 17 tahun adalah
usia remaja mendapat SIM untuk pertama kalinya, dimana mereka baru mendapat izin untuk
mengandarai kendaraan. Remaja ingin mengendarai kendaraan ketika berumur 17 tahun. Remaja
berpikir bahwa mereka cukup dewasa untuk mengendarai mobil di jalan, tetapi dengan pengetahuan
tentang mengemudi yang dangkal sering menyebabkan kecelakaan mobil fatal.Pengetahuan mereka
tentang kendaraan masih kurang karena masih merupakan hal baru bagi mereka. Kurang pengetahuan
dan pengalaman tersebut membuat pengemudi remaja kurang tanggap terhadap situasi yang
membahayakan sehingga berpotensi terjadinya kecelakaan di jalan raya ( Lim Sammara , 2009 ) . Kasus
semacam inilah yang mengakibatkan angka kecelakaan selalu naik dalam setiap tahunnya dan di
dominasi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa atau seusia remaja.

Jadi, ketika kematangan emosi seorang remaja sudah dikatakan matang atau sesuai dengan usianya,
maka dia akan cenderung berperilaku sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku. Termasuk dalam
aturan-aturan disiplin berlalu lintas. Remaja yang sudah matang secara emosi akan berperilaku disiplin
dalam berlalu lintas. Namun, jika remaja tersebut belum matang secara emosi, maka dia akan cenderung
mudah “meledakkan” emosinya dimanapun dia berada termasuk jika berada di jalanan. Dengan
demikian remaja tersebut juga akan kesulitan berperilaku disiplin sesuai aturan-aturan yang berlaku
seperti aturan-aturan atau tata cara disiplin berlalu lintas.

Bilal Zavanna Sulaiman menyatakan bahwa anak usia remaja masih belum mampu memiliki moral atau
etika dalam berkendara yang baik sehingga muncul ketidakdisiplinan dalam berkendara di jalan raya.
Remaja kini dapat dikatakan mengalami hambatan dalam perkembangan moralnya sehingga
menimbulkan perilaku kurang disiplin, salah satunya adalah tidak disiplin berlalu lintas.

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Karena
sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak
dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat
sebagaimana lazimnya (Prijodarminto,1994).

Disiplin pada setiap remaja itu terbentuk dari pola kehidupannya sehari-hari dan tak lepas dari faktor
lingkungannya. Termasuk disiplin remaja dalam berlalu lintas itu banyak yang dipengaruhi oleh faktor
kematangan emosi remaja itu sendiri. Masih banyak terdapat remaja-remaja yang belum matang secara
emosional yang mengakibatkan dirinya berperilaku tidak sesuai dengan usianya dengan suka tidak
mentaati peraturan lalu lintas. Hal ini mengakibatkan remaja-remaja ini banyak yang melampiaskan rasa
emosionalnya di jalanan dengan berkendara secara ugal-ugalan atau mengikuti balap liar di jalan raya.

Conclusion

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kecelakaan adalah Kejadian pada lalu lintas jalan yang
sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang menyebabkan cedera atau kerusakan atau kerugian
pemiliknya ( korban ). Kecelakaan lalu lintas dapat dipengaruhi oleh faktor manusia sebagai pengendara,
kendaraan dan lingkungan jalan serta interaksi dan kombinasi dua atau lebih faktor tersebut di atas.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sebagian besar penyebab terjadinya kecelakaan pengendara
dibandingkan faktor kendaraan maupun faktor lingkungan. Sangat penting untuk mengetahui perilaku
pengendara kendaraan yang meliputi karakteristik, penginderaan, serta persepsi dan reaksinya dalam
upaya pencegahan kecelakaan dan meningkatkan keamanan berkendara di jalan raya.

References

Al-Qur’an dan Terjemahannya

Pamungkas, NS, 2011. Analisis Karakteristik Kecelakaan dan Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Pada
Jalan Bebas Hambatan (Studi Kasus : Jalan Tol Surabaya-Gempol), Jurnal Teknis, Volume 6 Nomor 2
Agustus 2011,Polines;

Pamungkas, NS, 2014 . Mengenal Perilaku Pengendara Kendaraan Dalam Upaya Mencegah Terjadinya
Kecelakaan di Jalan Raya , Jurnal Teknis ,Volume 9 Nomor 1 April 2014 ,Polines

Sahabuddin . 2011 . Pengendara sebagai Faktor Risiko Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas Sepeda Motor
Tahun 2010. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat , Vol. 27, No. 2, Juni 2011
Sammara Lim. 2009 .Safety Driving Guidance Book, Buku Pedoman Keselamatan Berkendara, Bogor

Atubi, Augustus . DETERMINANTS OF ROAD TRAFFIC ACCIDENT OCCURRENCES. International Journal of


Humanities and Social Science . Vol. 2 No. 6 [Special Issue – March 2012]

Atubi, Augustus. A Monthly Analysis of Road Traffic Accident in Selected Local

Government Areas of Lagos State, Nigeria (Mediterranean Journal of Social Sciences ) . Vol. 3 (11)
November 2012.

Vous aimerez peut-être aussi