Vous êtes sur la page 1sur 44

Dosen : Wa Mina La Isa, S.Kep., Ns., M.

Kep
Mata Kuliah : Sistem Endokrin

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTIROID

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

MIRNA WALA NH0218027


MUSDALIFAH NH0218028
NELA ANGRIANI MANE NH0218029
NOVIYANTI HAMUNDU NH0218030
NUR AQILAH AMATULLAH NH0218031
NUR LAILA NH0218032
NURAL VIANTI NH0218033
NURJANNA NH0218034

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASuhan
Keperawatan pada Pasien Hipertriroid” Dan dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.

Penulisan makalah ini juga merupakan penugasan dari mata kuliah Sistem
Endokrin. Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
memberikan dukungan dan membantu dalam pembuatan makalah ini,

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memberikan sifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna mengingat penulis masih tahap belajar dan oleh karna itu mohon
maaf apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan makalah
ini.

Makassar, Maret 2019

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................... 2

C. TUJUAN .............................................................................................. 2

D. MANFAAT ......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR MEDIS

1. DEFENISI ...................................................................................... 4

2. ETIOLOGI ..................................................................................... 4

3. PATOFISIOLOGI .......................................................................... 5

4. MANIFESTASI KLINIK............................................................... 6

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG .................................................. 7

6. KOMPLIKASI .............................................................................. 7

7. PENATALAKSANAAN ............................................................... 8

8. PENCEGAHAN ............................................................................. 9

9. FTWHY ......................................................................................... 10

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN ............................................................................... 11
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN ................................................... 13

ii
3. INTERVENSI KEPERAWATAN ................................................. 14
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN .......................................... 18
5. EVALUASI .................................................................................... 19

BAB III TINJAUAN KASUS


1. PENGKAJIAN ................................................................................ 20
2. KLASFIKASI DATA ...................................................................... 28
3. ANALISA DATA ........................................................................... 29
4. INTERVENSI.................................................................................. 31
5. IMPLEMENTASI ........................................................................... 32
6. EVALUASI ..................................................................................... 35

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN .................................................................................... 37

B. SARAN ................................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hormon tiroid merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
Hormon ini berperan dalam diferensiasi, pertumbuhan, metabolisme, dan
fungsi fisiologis hampir semua jaringan. Hormon utama yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang dibentuk pada
tiroglobulin. Pembentukan hormon tiroid diatur oleh Thyroid Stimulating
Hormone (Tarwoto, 2012)
Penyakit kelenjar tiroid termasuk penyakit yang sering ditemukan di
masyarakat. Salah satu penyakit pada kelenjar tiroid yaitu hipertiroid. Penyakit
ini merupakan penyakit hormonal yang menempati urutan kedua terbesar di
Indonesia setelah diabetes melitus. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 hanya
terdapat 0,4 % penduduk indonesia yang berusia 15 tahun atau lebih yang
berdasarkan wawancara mengakui terdiangnosa hipertiroid , meskipun secara
presentasi sangat kecil ,namun secara kuantitas cukup besar.jika pada tahun
2013 jumlah penduduk usia ≥15 tahun sebnyak 176.689.336 jiwa.maka
terdapat lebih dari 700.000 orang terdiangnosa hipertiroid, (RI, 2013)
Hipertiroid adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar
hormon tiroid di dalam darah yang disebabkan oleh kelenjar tiroid yang
hiperaktif. Penyebab terbanyak yang dapat menimbulkan keadaan hipertiroid
adalah penyakit Graves, yaitu sekitar 60-90 persen dari seluruh kasus
hipertiroid di dunia (RI, 2013)
Berbagai manifestasi klinik yang muncul akibat penyakit ini dapat
mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Manifestasi klinik yang dirasakan
pasien dapat berupa gangguan psikiatrik seperti rasa cemas berlebihan dan
emosi yang mudah berubah, gangguan pencernaan berupa diare, hingga
gangguan kardiovaskuler berupa takikardi dan palpitasi (Tarwoto, 2012)
Pasien dengan peningkatan kadar hormon tiroid (hipertiroid) yang tidak
diobati akan berisiko menurunnya kualitas hidup, atrial fibrilation dan
osteoporosis ,Oleh karena itu diperlukan terapi untuk mengontrol kadar
hormon tiroid pada batasan normal dan meminimalkan gejala dari hipertiroid.

1
Terapi yang diberikan adalah pemberian obat antitiroid, iodin radioaktif dan
tiroidektomi (pengangkatan kelenjar tiroid) yang disesuaikan dengan jenis dan
tingkat keparahan hipertiroid, usia pasien serta pilihan pasien. Dari ketiga
pilihan terapi tersebut, terapi dengan obat antitiroid merupakan salah satu terapi
yang banyak digunakan. (Tarwoto, 2012)
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hipertiroid ?
2. Apa yang menjadi etiologi dari Hipertiroid ?
3. Bagaimana patofisiologi/pathway dari Hipertiroid ?
4. Apa saja manifestasi klinik dari Hipertiroid ?
5. Bagaimana pemeriksaan diangnostik dari Hipertiroid?
6. Apa sja komplikasi dari Hipertiroid ?
7. Bagaimana penatalakasanaan medis dari Hipertiroid ?
8. Apa saja pencegahan dari Hipertiroid ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Hipertiroid?
C. Tujuan
a. Umum
Mengetahui dan memahami konsep teori Hipertiroid dan asuhan
keperawatan dalam menangani kasus Hipertiroid
b. Khusus
1. Memahami tentang definisi dari Hipertiroid
2. Memahami tentang etiologi dari Hipertiroid
3. Memahami tentang patofisiologis dari Hipertiroid
4. Memahami tentang manifestasi klinis dari Hipertiroid
5. Memahami tentang pemeriksaan diangnostik dari Hipertiroid
6. Memahami tentang komplikasi dari Hipertiroid
7. Memahami tentang penatalaksaan medis dari Hipertiroid
8. Memahami tentang pencegahan dari hipertiroid
9. Memahami asuhan keperawatan pada Hipertiroid

2
D. Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:
a. Mendapatkan pengetahuan tentang Hipertiroid
b. Mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada Pasien
Hipertiroid

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatau keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormone tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang
terlalu aktif. (Kusuma, 2013)
Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormone tiroid
lebih dari yang dibutuhkan tubuh. (Tarwoto, 2012)
2. Etiologi
Menurut (Tarwoto, 2012) penyebab Hipertoroidisme diantanranya adalah :
a. Adenoma hipofisis,penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis
dan jarang terjadi
b. Penyakit Graves
Penyakit graves merupakan penyakityang disebabkan karena
autoimun,yaitu terbentuknya antobodi yang disebut Thyroid stimulating
immunoglobulin yang melekat di sel sel tyroid.TSI meniru tindakan TSH
dan merangsang tiroid untuk membuat hormone tiroid terlalu banyak.
c. Tiroditis
Merupakan inflamai klenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri
seperti Streptococcus pyogenes,staphylococcus aureus,dan pneumococcus
pneumonia.reaksi peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar
tiroid,kerusakan sel dan dan peningkatan jumlah hormone tiroid.
d. Konsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan
sistesis hormone tiroid
e. Terapi hipotiroid
Pemberian obat obatan hipotiroid untuk menstimulasi sekresi hormone
tiroid.penggunaan yang tidak tepat menimbulkankelebihan jumlah
hormone tiroid.

4
3. Patofisiologi
Penyebab hipertiroid biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika.
Pada kebanyakan penderita hipertiroid, kelenjar tiroid membesar dua sampai
tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan
lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini
lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran
kelenjar.setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat
dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal. (Mary Digiulia,
2014)
Pada hipertiroid, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu
yang menyerupai TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi
immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin),
yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang
mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam
sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroid. Karena itu pada pasien
hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada
kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya
berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh
TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis
anterior. (Mary Digiulia, 2014)
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon
hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel
sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering
berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid
yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang
penderita hipertiroidi mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps
saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini
menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali
perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi
yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon

5
tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan
reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan
otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar (Mary Digiulia,
2014)
4. Manifestasi klinik
Menurut (Tarwoto, 2012) menifestasi klinik dari hipertiroid adalah :
a. System kardiovaskuler; meningkatnya heart rate, stroke voume, kardiak
output, peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler
perifer resisten, tekanan darah systole dan diastole meningkat 10-15
mmHg, palpitasi, distritmia, kemungkinan gagal jantung, edema.
b. System pernafasan ;pernafasan cepat dan dalam, bernafas pendek,
penurunan kapasitas paru.
c. System perkemihan ; retensi cairan, menurunnya output urin.
d. System gastrointestinal; meningkatnya peristaltic usus, peningkatan nafsu
makan, penurunan berat badan, diare, peningkatan penggunaan cadangan
adipose dan protein, penurunan serum lipid, peningkatan sekresi
gastrointestinal, hiponatremia, muntah dan kram abdomen.
e. System moskuleskeletal; keseimbangan protein negative, kelemahan otot,
kelelahan, tremor.
f. System integument; berkerigat yang berlebihan, kulit lembab, merah,
hangat, tidak toleran panas, keadaan rambut lurus, lembut halus, dan
mungkin terjadi kerontokan rambut.
g. Sistem endokrin ; biasanya terjadi pembesaran tiroid.
h. System saraf; meningkatnya refleks tendon dalam, tremor halus, gugup,
gelisah, emosi tidak stabil seperti kecemasan, curiga, tegang dan
emosional.
i. System reproduksi; amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur,
menurunnya libido, impoten.
j. Eksoftalmus; yaitu keadaan dimana bola mata menonjol ke depanseperti
mau keluar. Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat
kompleks yang menahan air di belakang mata. Retensi cairan ini
mendorong bola mata kedepan sehingga bola mata Nampak menonjol

6
keluar orbita. Pada keadaan ini dapat terjadi kesulitan dalam menutup mata
secara sempurna sehingga mata menjadi kering, iritasi atau kelainan
kornea.
5. Pemeriksaan diangnostik
Menurut (Tarwoto, 2012) pemeriksaan diangnostik dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Serum T3, terjadi peningkatan ( N: 70-250 ng/dl atau 1.2-3.4 S1 unit ).
2) Serum T4, terjadi peningkatan (N : 4-12 mcg/dl atau 51-154 S1 unit )
3) Indeks T4 bebas, meningkat ( N: 0,8-2,4 mcg/dl atau 10-31 S1 unit)
4) T3RU, meningkat ( N: 24-34 %)
5) TRH stimulation test, menurun atau tidak ada respon TSH
6) Tiroid antibodi antiglobulan antibodi, titer antiglobulin antibodi tinggi
( N : titer <1 : 100)
7) Tirotropin reseptor antibodi ( TSH –Rab ), terjadi peningkatan pada
penyakit graves.
b. Test penunjang lainnya
a) CT scan tiroid. Mengetahui posisi, ukuran dan fungsi kelenjar tiroid.
Lodine radioaktif ( RAI ) di berikan secara oral kemudian di ukur
pengambilan lodine oleh kelenjar tiroid. Normalnya tiroid akan
mengambil lodine 5-35 % dari dosis yang di berikan setelah 24 jam.
Pada pasien hipertiroid akan meningkat.
b) USG, untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid
apakah massa atau nodule.
c) EKG, untuk menlai kerja jantung, mengetahui adanya takhikardia,
atrial fibrilasi dan perubahan gelombang P dan T.
6. Kompilkasi
Menurut (Wulandari, 2012) komplikasi yang terjadi pada hipertiroid adalah :
a. Eksoftalmus, keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini
disebabkan karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian
belakang bola mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
b. Penyakit jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung.

7
c. Stroma tiroid( tirotoksikosis ), pada periode akut pasien mengalami
dengan demam tinggi, takhikardia berat, derilium, dehidrasi dan iritabilitas
yang ekstrim. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi, sehingga
penanganan harus lebih khusus. Factor prefisitasi yang berhubungan
dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan
tidak tertangani , infeksi, ablasi tiroid, pembedahan, trauma, miokardiak
infark, over dosis obat. Penanganan pasien dengan stroma tiroid adalah
dengan menghambat produksi hormone tiroid, menghambat konversi T4
menjadi T3 dan mengambat efek hormone terhadap jaringan tubuh. Obat-
obatan yang diberikanuntuk menghambat kerja hormone tersebut
diantaranya sodium ioded intravena, glucocorticoid, dexhamethasone dan
propylthiouracil oral. Beta-blockers diberikan untuk menurunkan efek
stimulasi saraf simpatetik dan takikardia
7. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah untuk membawa tingkat hormon tiroid ke keadaan
normal, sehingga mencegah komplikasi jangka panjang, dan mengurangi
gejala tidak nyaman.
Menurut (Mary Digiulia, 2014) ada Tiga pilihan pemberian obat-obatan :
a. Obat-obatan anti tiroid ( OAT)
1) Propylthiouracil ( PTU) , merupakan obat antihipertiroid pilihan, tetapi
mempunyai efekk samping agranulocitosis sehingga sebelum diberikan
harus di cek sel darah putihnya PTU tersedia dalam bentuk tablet 50
dan 100 mg.
2) Methimozole ( tapazole) bekerja dengan cara memblok reaksi hormon
tiroid dalam tubuh. Obat ini mempunyai efek samping agranulositosis,
nyeri kepala, mual muntah, diare jaundisce, palpitasi, tremor,
3) Adrenargik bloker , seperti propanolol dapat di berikan untuk
mengontrol aktivitas saraf simpatetik, misalnya adanyatakhikardia,
palpitasi, tremor.
4) Pada pasien graves yang pertama kali d berikan OAT dosis tinggi, PTU
300- 600 mg/hr atau methihimazole 40- 45 mg/ hari.

8
b. Radioiod terapi
Radioaktif lodine-131, yaitu yodium radioaktif secara bertahap akan
menghancurkan sel-sel yang membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan
menghentikan produksi hormon tiroid
c. Bedah tiroid
Pembedahan dan penggangkatan total atau parsial ( tiroidektomi ). Operasi
efektif di laukan pada paien dengan penyakit graves. Efek samping yang
mungkin terjadi ada pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan
saraf kelenjar tiroid Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan
tinggi protein, 3000-4000 kalori.
8. Pencegahan
Menurut (Rumaseb, 2016) pencegahannya hipertiroidisme adalah sebagai
berikut :
a. Pola hidup sehat
Melakukan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi zat gisi secara
seimbang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini karena autoimun
kemungkinan berasal dari keadaan yang kurang terjaga pola hidup sehat
dan pola konsumsi gizi yang tidak seimbang
b. Mengontrol asupan yodium,
Yodium adalah salah satu mineral yang berguna untuk perkembangan dan
kesehatan tubuh,namun konsumsi yodium yang berlebihan dapat
memperlambat kerja kelenjar tiroid sehingga dapat menyebabkan
hipertiroidisme
c. Hindari merokok
Salah satu penyebab penyakit hipertiridisme dalah adanya penyakit gave
dan kanker, dan merokok lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit
tersebut dibandingkan bukan yang perokok

9
FATWHY Penyakit graves (antibody reseptor
Tiroiditis Nodul tiroid toksik
TSH merangsang aktivitas tiroid )

Sekresi hormon tiroid


yang berlebihan

hipertiroid

Hipermetabolisme Aktivitas simpatis Gerakan kelopak mata


meningkat berlebihan relative lambat
terhadap bola mata

Perubahan konduksi
Penurunan Ketidakseimbangn listrik jantung Infiltrasi limfosit, sel
BB energi dgn masuk ke jaringan orbital
kebutuhan tubuh dan otot-otot mata
Kurang Beban kerja
jantung meningkat
informasi
eksoftalamus

Aritmia, takikardia
kelelahan
Kurang Resiko kerusakan
pengetahuan integritas jaringan
penurunan curah
jantung
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh

10
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Menurut (wijaya, 2013) data yang perlu dikaji pada pasien hipertiroid adalah :
1. Pengkajian
a. Data Biografi : nama, umur, alamat, status, jenis kelamin, tanggal masuk
RS, diagnosa medis, keluarga yang dapat dihubungi, catatan kedatangan.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan badan terasa lemas,
sering gemetaran, keringat berlebih dan jantung terasa berdetak cepat.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya pada saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh gemetaran,
badan tersa lemas, mual, muntah, nafsu makan berkurang, tidak bisa
tidur.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya penyakit bukan merupakan penyakit keturunan, dan bisa juga
ada anggoya keluarga yang Menderita penykit yang sama seperti yang
dialami pasien.
4) Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya penyakit hipertiroid ini gejalanya timbul dalam waktu yang
lama dan belum dirasakan oleh pasien, dan merupakan penyakit yang
susah disembuhkan dan membutuhkan pengobatan yang kontinu.
c. Data Dasar
1) Aktivitas dan Istirahat
Data Subjectif
a) Insomnia, sensifitas meningkat.
b) Otot lemah, gangguan koordinasi
c) Kelelahan berat
Data Obyektif
a) Atrofi otot
2) Sirkulasi
Data subjectif
b) Palpitasi

11
c) Nyeri dada
Data obyektif
a) Disritmia ( fibrilasi atrium ), irama galop, murmur.
b) Peningkatan tekanan darah, takikardi saat istirahat.
c) Sirkulasi kolaps
3) Integritas ego
Data subjectif
a) Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik
Data obyektif
b) Emosi labil ( euforia sampai delirium ) depresi.
4) Eliminasi
Data subjectif
a) Urin dalam jumlah banyak
b) Perubahan dalam feses :diare
5) Makan / minum
Data subjectif
a) Kehilangan BB yang mendadak
b) Nafsu makan meningkat, makan banyak, makan sering, kehausan,
mual, muntah.
Data obyektif
a) Pembesaran tiroid, goiter
b) Edema non pitting terutama daerah pritibial
6) Sensori Neural
Data objectif
a) Bicara cepat dan parau
b) Gangguan status mental dan perilaku seperti bingung, disorentai,
gelisah, peka rangsang, delirium, Sikosi, stupor, koma.
c) Tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-
sentak.
d) Hiperaktif reflekstenon dalam ( RTD )
7) Nyeri / Kenyamanan
Data subjectif

12
a) Nyeri orbital, potofobia
8) Respirasi
Tanda :
a) Frekuensi pernafasan meningkat
b) Dipsnea
9) Keamanan
Data subjectif
a) Tidak toleransi terhadap panas, keringat berlebihan
b) Alergi terhadap iodium 9 mungkin digunakan pada pemeriksaan
Data subyektif
a) Suhu meningkat diatas 37,4 °C, dia foresis.
b) Kulit halus hangat dan kemerahan, rambut tipis lirus dan mengkilap
c) Eksoptalmus: retraksi, iritas pada kongjungtiva dan berair, pruritus,
lesi eritema, (sering terjadi pada pretibial yang menjadi sangat parah)
10) Seksualitas
Data subjectif
a) Riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid
b) Riwayat hipotiroidis, terapi hormon tiroid atau pengobatan
antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan
pembedahan tiroidektomi sebagian.
c) Riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hopiglikemia,
gangguan jantung
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut (wijaya, 2013) diangnosa keperawatan pada hipertiroid adalah :
a. penurunan curah jantung b.d hipertiroid tidak terkontrol,
hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
b. Kelelahan b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,
peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan metaboisme
(peningkatan nafsu makan / pemasukan dengan penurunan BB )
d. Kerusakan integritas jaringan mata b.d perubahan mekanisme
perlindungan dari mata

13
e. Cemas b.d faktor fisiologis, status hipermetabolik ( stimulasi SSP ),
efek pseudokate kolamin dari hormon tiroid.
f. Perubahan proses pikir b.d perubahan fisiologis, peningkatan stimulasi
SSP/mempercepat aktivitas mental.
3. Intervensi
Menurut (wijaya, 2013) berikut adalah intervensi dari hipertiroid :
a. penurununann curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol,
hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
Tujuan kriteria hasil:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama satu kali 24 jam
diharapkan curah jantng adekuat yang sesuai kebutuhan tubuh yang
ditandai dengan TTV stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian
kapiler normal, status mental baik, tidak ada distrimia.
Intervensi :
1. Pantau TTV , perhatikan besarnya tekanan nadi
2. Periksa atau teliti kemungkinan nyeri dada yang di keluhkan psien
3. Kaji atau nadi denyut jantung saat pasien tidur
4. Auskultasi suara jantung, perhatikan adanya bunyi jantung
tambahan, adanya irama gallop dan murmur sistolik
5. Pantau EKG, cacat atau perhatikan kecepatan atau irama jantung dan
adanya distrimia.
6. Observasi tanda dan gejala kehausan yang hebat, mukosa me,bran
kering, nadi lemah , pengisisan kapiler lambat , penurunan produksi
urin dan hipotesis.
7. Catat adanya riwayat asma atau bronkokontriksi, kehamilan, sinus
bradikardia atau blok jantung yang berlanjut menjadi gagal jantung.
Kolaborasi
1. Berikan cairan melalui IV sesuai indikasi
2. Berikan obat sesuai dengan indikasi :
Penyakat beta seperti : propanolo (indralo, artenolo (tenormil),
nadalol (corgad)). Hormon tirid antogonis seperti propiltroulasir

14
(PTU), metimazol (tapazole) natrium yodida (lugol) atau saturasi
kalium yodida RAI (131 Inal atau 125 Inal)
kortikosteroit
digoksin
prosemid
asetaminoven
relaksan otot
3. Pantau hasil pemeriksaan lab : kalium serum, kalsium serum, kultur
seputum
4. Lakukan emantauan EKG secara teratur
5. Berikan oksigen sesuai indikasi
6. Siapkan untuk pembendahan
b. Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,
pekaraksa dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh
Dibuktikan oleh :
1. Mengungkapan sangat kurang kekurangan energi untuk
mempertahankan utinitas umum, penurunan penampilan
2. Labilias/ pekarangsang emosional, gugup, tegagng
3. Perilaku gelisa
4. Kerusakan kemampuan untuk konsentras
Tujuan Kriteria Hasil:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam dihrapkan
pasien dapat melakukan aktifitas secara mandiri, ditandai dengan :
menunjukan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam
melakukan aktifitas
Intervensi :
1. Pantau TTV sebelum dan sesudah aktivitas
2. Catat perkembangan takipnea, dispnea, pucat dan sianosis
3. Ciptakan lingkungan yang tenag , ruangan yang dingin , turunkan
stimulasi sensorik warna warni yang sejuk dan situasi yang tenang
4. Sarankan pasien untuk mengurangi aktifitas dan meningkatkan istirah
ditempat tidur jika memungkinkan

15
5. Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti massage/
sentuhan bedak yang sejuk.
6. Memberikan aktifitas penggati yang nyaman seperti membaca
,mendegarkan radio
7. Berikan obat sesuai indikasi seperti sedati : fenobarbital (luminal)
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d peningkatan metabolisme
(peningkatan nafsu makan/ pemasukan dengan penurunan BB)
Tujuan Kriteria Evalusi :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
nutrisi adekuat, ditandai dengan : menunjukan BB yang stabil di sertai
dengan nilai raboratoriu yang normal yang terbebas dari tanda-tanda
malnutrisi
Intervensi :
1. Auskultasi bising usus
2. Catat dan laporkan adanya anoreksia, kelemahan umum/ nyeri, nyeri
abdomen, muncul mual munta
3. Pantau masukan makanan setiap hari. Dan timbang BB setiap hari
serta laporkan adanya penurunan BB
Kolaborasi :
4. Konsul dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein,
karbohidrat, dn vit.
5. Berikan obat dengan indikasi :
a) glukosa, vit B kompleks
b) insulin (dengan dosis kecil)
d. kerusan intergritas jaringan mata b/d perubahan mekanisme
perlindungan dari mata
Tujuan Kriteria Hasil:
Setelah di lkukan interfensi keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
integritas kulit kembali aik di tandai dengan :
1. Dapat mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas
dari ulkus

16
2. Observasi edema peiorbital, gangguan penutupan kelopak mata.
Lapang pandang penglihatan yang sangat sempit, air mata yang
berlebihan. Catat adanya fotofobia, rasa adanya benda di luar mata
dan nyeri pada mata
3. Evaluasi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan yang kabur
atau pandangan ganda ( diplopia)
4. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap ketika bangun dan
tutup dengan penutup mata Selma tidur
5. intruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokular jika
memungkinkan
kolaborasi :
6. berikan obat sesuai indkasi
a) Obat tetes mata metilselulosa
b) ACTH, prednison
c) Obat anti tiroid
d) Diuretik
7. Siapkan pembedahan
e. Cemas b/d faktor fisiologis, status hipermetabolik (stimulasi SSP), efek
peseudokatekolamin dari hormon tiroid
Di tandai dengan :
1. Peningkatan perasaan kuatir, gemetar, hilang kontrol,panik,
perubahan kognitif, distosi ransangan lingkungan
2. Gerakan ekstra, gelisah, tremor
Setelah di lakukan interfensi keperawatan selama 1x24 jam di harapkan
klien tidak cemas lagi.
Tujuan kriteria hasil :
1. Tampak rileks
2. Melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dilatasi
3. Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan
perasaan
Intervensi :
1. Observasi tingkah laku pasien yang menunjukan tingkat ansietas

17
2. Pantau respon fisik, papitsi, gerakan yang berulang-ulang,
hiperfentilasi dan insomnia
3. Tekankan harapan bahwa pengendalian emosi itu harus tetap di
berikan sesuai dengan perkembangan terapi obat
Kolaborasi :
4. Berikan obat antiansietas
5. Rujuk pada sistem penyokong sesuai dengan kebutuhan seperti
konselig, ahli agama ada playanan social.
f. Perubahan proses fikir, b/d perubahan fisiologis, peningkatan stimulasi
SSP/mempercepat aktfitas mental
Tujuan :
Setelah di lakukan interfensi keperawatan selama 3x24 jam di harapkan
proses fikir pasien kembali normal.
Kriteria hasi :
1. Mempertahankan orientasi realita umumnya
2. Mengenali perubahan dalam berpikir/ perilaku dan faktor penyebab
Intervensi :
1. Kaji proses pikir paisen seperti memori, rentang perhatian, orientasi
terhadap tempat, waktu ataau orang.
2. Catat adanya perubahan tingka laku.
3. Hadirkan pada realita secara terus menerus dan secara gamblang tanpa
melawan pikiran yaang tidak logis.
4. Memberikan tindakan yang aman seperti bantalan pada enghalang
tampat tidur,
Kolaborasi
5. Pemberian sedatif sesuai indikasi
4. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan tujuan spesifik.
Implementasi dilakukan pada klien dengan kanker paru adalah dengan
tindakan sesuai intervensi yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam
tindakan ini diperlukan kerja sama antara perawat sebagai pelaksana asuhan
keperawatan, tim kesehatan, klien dan keluarga agar asuhan keperawatan

18
yang diberikan mampu berkesinambungan sehingga klien dan keluarga
dapat menjadi mandiri. (wijaya, 2013)
5. Evaluasi
a. denyut nadi perifer normal
b. pengisian kapiler normal
c. status mental baik,
d. Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan
perasaan
e. menunjukan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam
melakukan aktifitas (wijaya, 2013)

19
BAB III

CONTOH KASUS

Tgl masuk RS : 24 Maret 2019 No. Register : 09.12.57

Tgl Pengkajian : 24 Maret 2019 Ruangan : Seruni

Jam Masuk RS : 08.00 Wita Diagnosa Medis : Hipertiroid

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. B
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 30 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Bugis/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur / Tanggal Lahir : 38 tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Bugis/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 6 no 24
Hubungan dengan Pasien : Suami
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang

20
1) Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas
Riwayat perjalan penyakit (dengan pendekatan P,Q,R,S,T) :

Provocative

a) Terjadinya peningkatan suhu tubuh akibat peningkatan laju


metabolisme tubuh di atas normal.
b) Keluhan bertambah baik /ringan jika klien berada pada tempat yang
dingin atau bertambah berat jika melakukan aktivitas yang
menambah peningkatan laju metabolism.
Quality/quantity

a) Rasa lemas dirasakan di seluruh tubuh seiring dengan peningkatan


laju metabolisme tubuh.
b) Rasa lemas yang di rasakan membuat klien tidak bisa menjalankan
aktivitas seperti biasa.
Region/radiation

a) Rasa lemas di rasakan di seluruh tubuh


Severity scale

a) Dengan peningkatan laju metabolisme tubuh, pasien kehilangan


energi yang berlebihan serta terjadi peningkatan suhu tubuh
sehingga menyebabkan terjadinya kelelahan dan rasa lemas yang
dapat mempengaruhi aktivitas.
b) Kelelahan dan rasa lemas yang dirasakan klien berada pada tingkat
yang sedang.
Timing

a) Keluhan dirasakan klien 2 bulan yang lalu


b) Keluhan sering dirasakan klien sekitar 2 minggu yang lalu
c) Keluhan dirasakan klien secara perlahan-lahan
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Sebelumnya pasien belum pernah merasakan penyakit ini. Pasien pernah
di rawat di rumah sakit sebelumnya karena demam tinggi. Pasien alergi

21
terhadap ikan asin, tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya dengan
tidak menghindari penyebab alergi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit hipertiroid.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Lemah
b. Tingkat kesadaran
Apatis
c. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 110x/menit
Pernapasan : 30x/menit
Suhu : 38°C
d. Berat Badan : 45 Kg
e. Tinggi Badan : 157 cm
f. Kulit
Inspeksi : Tidak terdapat lesi, lecet, jaringan parut, kulit
tampak bersih. Tidak terdapat kelainan –kelainan
pada kulit
Palpasi : Kulit : dingin
Kelembaban kulit : kurang
Tekstur kulit : halus
Oedema : tidak ada

g. Kepala
Inspeksi : Bentuk muka dan tengkorak kepala simetris, rambut
halus, tidak ada luka pada kulit kepala, rambut
tampak bersih.
Palpasi : Tidak ada pembengkakan/ benjolan, tidak ada nyeri
tekan, massa tidak ada.
h. Wajah

22
Inspeksi : Simertis/tidak : Simetris
Bentuk wajah : Lonjong/oval
Gerakan abnormal : Tidak ada
Ekspresi wajah : Datar
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
i. Mata
Inspeksi : Palpebrae : Tidak ada edema dan radang
Sclera : Berwarna kemerahan
Conjuctiva :Tidak Radang/tidakAnemis
Pupil : Isokor
Posisi mata : Simetris kiri dan kanan
Gerakan bola mata :Pasien sulit menggerakkan
matanya karena nyeri saat
menggerakan mata
Penutupan kelopak mata : Pasien sulit menutup mata
Keadaan visus : 15/20
Penglihatan : Kabur

Palpasi : Nyeri Tekan (+)

Tekanan Intra Okuler ( TIO ) (+)

j. Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak terdapat pembengkakan dan sekresi,
tulang hidung tidak mengalami pembengkokan, tidak
mengalami pembengkakan pada sselaput lendir.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan/tumor.
k. Telinga
Inspeksi : Telinga bagian luar simetris, tidak ada serumen/cairan
dan nanah.
l. Mulut
Inspeksi : Lidah tampak kotor, bibir pucat, terdapat caries pada
gigi.

23
m. Leher
Inspeksi :Kelenjar Thyroid membesar, ada
pembengkakan/benjolan pada leher, tidak ada distensi
vena jugularis.
Palpasi : Kelenjar Thyroid teraba, kaku kuduk +, tidak teraba
kelenjar limfe, terdapat benjolan.
n. Thoraks
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris kiri dan kanan, ada
retraksi.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tida terdapat massa
Perkusi : Terdengar bunyi sonor
Auskultasi : Suara napas vesikuler dan tidak terdapat bunyi
tambahan.
o. Jantung
Inpeksi : Ictus Cordis terlihat ditemukan pada ICS 5 linea medio
clavicularis kiri.
Palpasi : Saat melakukan palpasi iktus teraba.
Perkusi : Saat dilakukan perkusi, jantung dalam batas normal.
Auskultasi : Irama jantung tidak teratur/ distritmia, bising jantung :
murmur ada
p. Abdomen
Inspeksi : Umbilikus tidak menonjol, tidak ada pembendungan
pembuluh darah vena, tidak ada benjolan, warna kulit
normal.
Palpasi : Tidak ada rasa nyeri, tidak ada benjolan/ massa, tidak
ada pembesaran pada organ hepar.
Auskultasi : Peristaltik keras dan panjang
Perkusi : Terdengar bunyi Thympani
q. Genitalia
Inspeksi : Tidak ada prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartolini,
sekret vagina jernih.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan

24
4. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
1) Kebiasaan
Frekwensi makan/hari : 3x/ hari
Nafsu makan : Sedang
Makanan pantang : Ikan asin
Makanan yang disukai : Ayam goring
Banyak minuman dlm sehari : 7-8 gelas
2) Selama sakit
Pasien mengatakan nafsu makan meningkat, sebelum sakit makan
pasien 3x/hari habis satu porsi, sejak sakit makan pasien > 3x/hari dan
menghabiskan > satu porsi, intake cairan sebelum sakit 7 - 8 gelas/hari,
sejak sakit > 8 gelas/hari, pasien alergi dengan ikan asin, pasien
mengatakan BB badan turun sejak 1 bulan terakhir dari 57 kg menjadi
45 kg.
b. Eliminasi
Buang Air Kecil
1) Kebiasaan
Frekuensi/hari : Frekuensi bak klien 2-3x/hari
Warna : Karakter urin kuning jerih

2) Selama sakit
Tidak ada masalah dalam miksi

Buang Air Besar

1) Kebiasaan
Fekuensi/hari : Klien 1 - 2x/hari
Warna : Kuning
Konsistensi : Padat/ normal
2) Selama sakit
Sejak sakit defekasi klien 2-3 x/hari bahkanlebih tapi dengan
konsistensi encer/cair. Klien tidak pernah menggunakan obat pencahar.
c. Olahraga dan Aktivitas

25
1) Kebiasaan
Tidur malam jam : 10 bangun jam 6
Tidur siang jam : 3 bangun jam 4
Jumlah jam tidur 7-8 jam
2) Selama sakit
Selama sakit klien susah tidur, tidur 5 jam/hari.
d. Hyegiene
1) Kebiasaan
Mandi : 2 kali/hari
Penyakit gigi : Tidak ada
Rambut : Bersih
2) Selama sakit
Selama sakit pasien mengalami kelelahan sehingga pemenuhan
kebutuhan sehari-hari terganggu termasuk personal hygiene, selama
sakit pasien hanya mandi 1 kali/hari.
e. Pola Interaksi Sosial
Pasien mengatakan sejak sakit pasien agak tertutup, orang yang terdekat
dengan pasien adalah orangtua dan suaminya, sebelum sakit pasien aktif
dengan kegiatan masyarakat/organisasi, tapi semenjak sakit pasien lebih
banyak di rumah.
f. Kesehatan Sosial
Menurut pasien kebersihan rumah sangat penting, pasien tinggal di daerah
yang bising dan pasien tinggal 5 orang dalam rumah.
g. Keadaan Psikologis Selama Sakit
Pasien mengatakan perubahan yang dirasakan terutama ketika berinteraksi
dengan orang lain, pasien kesulitan dalam mengungkapkan apa yang
difikirkannya, pasien lebih suka menyendiri dan banyak diam, pasien lebih
sering cemas, pasien tidak menggunakan obat tertentu.
h. Kegiatan Keagamaan
Pasien beranggapan bahwa penyakit yang diderita sekarang merupakan
cobaab untuknya dan pasti terdapat hikmah untuknya, pasien menganut
agama islam, pasien taat dan melakukan sholat 5 waktu selama sakit.

26
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) TSH serum (biasanya menurun)
2) T3 danT4 serum : meningkat
3) Tiroglobulin : meningkat
4) Pemberian TRH
5) Ambilan tiroid 131 : meningkat
6) Ikatan protein sodium : meningkat
7) Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)
8) Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
9) Pemerksaan fungsi hepar : abnormal
10) Elektrolit : hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi terapi
cairan, hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI.
11) Kateklamin serum : menurun
12) Kreatinin urin : meningkat
13) EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali
b. Radiologi
USG
c. Pemeriksaan canggih
MRI
6. Pengobatan
a. IVFD RL 20 tts/menit
b. Inj. Pantomex 1 x 1 vial
c. Oral. Propanolol 10 mg 1 x1
PT 1 x 100 mg
Neurodex 1 x 1 tab

Klasifikasi Data
A. Data Subjektif

27
1. Pasien mengatakan badannya terasa panas
2. Pasien mengatakan penglihatan agak kabur
3. Pasien mengatakan mual
4. Pasien mengatakan sering gugup
5. Pasien mengatakan sering terbangun di malam hari
6. Pasien mengatakan mata klien peka terhadap cahaya / tidak tahan terhadap
cahaya.
7. Pasien mengatakan haid tidak lancer
8. Pasien mengatakan sukar berkonsentrasi
9. Pasien mengatakan banyak keringat walaupun di malam hari
10. Pasien mengatakan tak tahan panas
B. Data Objektif
1. Pasien sering buang air besar, kadang diare
2. Jari tangan pasien gemetar (tremos)
3. Pasien tampak tegang
4. Pasien tampak gelisah
5. Pasien tampak cemas
6. Pasien mudah tersinggung
7. Jantung pasien berdebar cepat
8. Berat badan pasien turun meski nafsu makan bertambah
9. Otot pasien lemas, terutama lengan atas dan paha
10. Rambut pasien rontok
11. Kulit pasien halus dan tipis
12. Kelenjar tyroid pasien mengalami pembesaran
13. Kulit pasien teras hangat
14. Kulit pasien memerah
15. Wajah dan muka pasien tampak pucat
16. Pasien tampak lemas
17. Mata pasien tampak bengkak
18. Pasien tampak capek

28
Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem

1. Do : Produksi hormone Penurunan curah


tiroid meningkat
 TD : 130/80 mmHg Jantung
 ND : 110 x / menit
 Nafas Pasien pendek Peningkatan
 Pasien cemas dan metabolic tubuh
tegang
Ds:
Pasien mengatakan Peningkatan kerja
jantungnya jantung

berdebar – debar
 Pasien mengatakan Takikardi
lelah

Perubahan
denyut/irama
jantung

Penurunan curah
Jantung

2. Do : Produksi hormone Pemenuhan


tiroid meningkat nutrisi kurang
 Berat badan Pasien
dari kebutuhan
turun meskipun nafsu tubuh
makan bertambah.
Proses
 Klien tamapak lemah
glikogenesis
Ds :
meningkat
 Pasien mengatakan
terkadang mual
 Pasien mengatakan
badannya lemah Proses
pembakaran lemak
meningkat

29
Suplai nutrisi yang
tidak adekuat

Pemenuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
3. Do : Peningkatan Ansietas
produksi hormone
 Pasien tampak lemas
tiroid
dan pucat
DS :
Pasien mengatakan Hipermetabolik
badannya lemah

Perubahan status
kesehatan

Koping tidak
adekuat

Ansietas

30
Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol,


keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan.
3. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.

31
Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan HYD Intervensi


1. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan 1. Pantau TTV ,
berhubungan dengan intervensi keperawatan perhatikan
hipertiroid tidak selama 1 kali 24 jam besarnya
terkontrol, keadaan diharapkan curah tekanan nadi
hipermetabolisme, jantung adekuat yang 2. Observasi tanda
peningkatan beban kerja sesuai kebutuhan tubuh dan gejala
jantung ditandai dengan : dengan Kriteria hasil : kehausan yang
DS : 1. TTV stabil hebat, mukosa
Pasien mengatakan 2. Denyut nadi membran
jantungnya perifer normal kering, nadi
berdebar – debar 3. Pengisian kapiler lemah dan
Pasien mengatakan lelah normal penurunan
4. Status mental produksi urin.
DO : baik 3. Lakukan
TD : 130/80 mmHg 5. Tidak ada pemantauan
 ND : 110 x / menit distrimia. EKG secara
 Nafas pasien pendek teratur
 Pasien cemas dan tegang 4. Auskultasi
suara jantung,
perhatikan
adanya bunyi
jantung
tambahan,
adanya irama
gallop dan
murmur sistolik
5. Kolaborasi
dalam
pemberian
cairan melalui
IV sesuai
indikasi
6. Kolaborasi
dalam
pemberian obat
sesuai dengan
indikasi

32
2. Perubahan nutrisi kurang Setelah dilakukan 1. Catat dan
dari kebutuhan tubuh intervensi keperawatan laporkan adanya
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam anoreksia,
peningkatan metabolisme diharapkan nutrisi kelemahan
(peningkatan nafsu adekuat dengan Kriteria umum/ nyeri,
makan/pemasukan hasil : nyeri abdomen,
dengan penurunan berat 1. Menunjukan BB yang adanya mual
badan ditandai dengan : stabil di sertai dengan muntah
DS : nilai laboratorium 2. Pantau masukan
Pasien mengatakan yang normal yang makanan setiap
terkadang mual terbebas dari tanda- hari dan
 Pasien mengatakan tanda malnutrisi. timbang BB
badannya lemah serta laporkan
adanya
DO : penurunan BB
Berat badan pasien turun 3. Berikan makan
meskipun nafsu makan sedikit tapi
bertambah. sering
 Pasien tampak lemah 4. Anjurkan pasien
memperhatikan
pola makan
5. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
memberikan
diet tinggi
kalori, protein,
karbohidrat, dan
vitamin.
6. Kolaborasi
dalam
pemberian obat
sesuai indikasi
(glukosa, vit B
kompleks,
insulin dengan
dosis kecil)

3. Ansietas berhubungan Setelah di lakukan 1. Observasi


dengan faktor fisiologis; intervensi keperawatan tingkah laku
status hipermetabolik selama 1x24 jam di pasien yang
ditandai dengan : menunjukan
tingkat ansietas.

33
DS : harapkan klien tidak 2. Pantau respon
Pasien mengatakan cemas lagi kriteria hasil : fisik, gerakan
badannya lemah 3. Tampak rileks yang berulang-
4. Melaporkan ulang dan
DO : ansietas insomnia.
3. Tekankan
Pasien tampak lemas dan berkurang
harapan bahwa
pucat sampai tingkat
pengendalian
dilatasi emosi itu harus
5. Mampu tetap di berikan
mengidentifikasi sesuai dengan
cara hidup yang perkembangan
sehat untuk terapi obat.
membagikan 4. Anjurkan
perasaan keluarga untuk
tetap
memberikan
semangat kepada
pasien.
5. Kolaborasi
dalam
pemberian obat
antiansietas.

34
Implementasi Keperawatan

No Hari/Tanggal Jam No. Implementasi Paraf


Dx
1. Minggu 09.00 Menerima pasien baru dari IGD
24 Maret Mengistirahatkan pasien ditempat
09.15
2019 tidur
09.30 1.1
Mengobservasi TTV pasien
TD : 130/80 mmHg
S : 38°C
N : 110x/menit
P : 30x/menit
10.15 1.3 K
Melakukan pemantauan EKG
10.25 1.2 E
Mengobservasi membrane
mukosa dan produksi urin L
11.40 2.3
Memberikan makanan sesuai diit O
12.20 2.1
Mengobservasi pola makan pasien M
 Pasien hanya
P
menghabiskan 5 sendok
12.50 2.2
makan makanannya O
13.00 1.6 Memantau masukan makanan K
setiap hari
13.25 2.6
Memberikan obat sesuai indikasi
15.00 1.1 4
Memberikan vitamin B kompleks

Mengobservasi TTV pasien


TD : 120/80 mmHg
S : 37,4°C
15.30 1.4
N : 108x/menit
17.15 3.3 P : 26x/menit

Auskultasi suara jantung

Memberikan harapan bahwa


18.30 2.2
pengendalian emosi itu harus tetap
di berikan sesuai dengan
19.00 3.5 perkembangan terapi obat K

35
19.20 2.4 Memantau berat badan pasien E
L
Memberikan obat antiansietas
20.00 2.5 O
Memberitahukan pasien agar
M
menjaga pola makannya
20.55 3.1 P
Memberikan makanan tinggi O
protein, kalori dan karbohidrat
21.10 3.4 K
Mengobservasi tingkah laku
pasien yang menunjukkan adanya
4
ansietas

Memberitahukan keluarga agar


tetap memberikan semangat
kepada pasien

36
Evaluasi Keperawatan
No Hari/Tanggal Jam Evaluasi Paraf
1 Rabu 10.00 1. Penurunan curah jantung
27 Maret 2019 berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme, peningkatan
beban kerja jantung.
S : Pasien mengatakan detak
jantungnya sudah seperti
biasanya
O : Nadi : 88x/menit
Pasien tidak tampak tegang
A : Masalah teratasi K

2 Rabu 10.00 P : Intervensi dilanjutkan E


27 Maret 2019
2. Perubahan nutrisi kurang dari L
kebutuhan tubuh berhubungan
dengan O
peningkatan metabolisme M
(peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan P
penurunan berat badan.
O
S : Pasien mengatakan masih
terkadang mual K
Pasien mengatakan
badannya masih terasa
lemas 4
O : Berat badan pasien 45 kg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dipertahankan
a) Pantau masukan
makanan setiap hari dan
timbang BB serta
laporkan adanya
penurunan BB
b) Berikan makan sedikit
tapi sering
c) Anjurkan pasien
memperhatikan pola
makan

37
3 Rabu 10.00 d) Kolaborasi dengan ahli
27 Maret 2019 gizi untuk memberikan
diet tinggi kalori,
protein, karbohidrat,
dan vitamin.
e) Kolaborasi dalam
pemberian obat sesuai
indikasi (glukosa, vit B
kompleks, insulin
dengan dosis kecil).
3. Ansietas berhubungan
dengan faktor fisiologis;
status hipermetabolik.
S : Pasien mengatakan sudah
mampu menjalani
pengobatan
O : Pasien tampak rileks
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

38
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyebab dari hipertiroid adalah adanya gangguan homeostatic yang
disebabkan oleh produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan
autonomic kelenjar tiroid menjadi hiperfungsi ,hifpofisis dan hipotalamus
,ada banyak tanda dan gejala pada penderita penyakit ini yakni
gemetar,sesak napas,jantung berdebar,mens tidak teratur,bola mata
menonjol
B. SARAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka dapatlah kami
memberikan saran kepada:
1. Tenaga perawatan
perawat sebagai anggota tim kesehatan yang paling banyak berhubungan
dengan pasien diharapkan terus meningkatkan ketrampilan dan wawasan
tentang Asuhan keperawatan pada pasien hipertiroid. sehingga dalam
menjalankan atau melaksanakan suatu asuhan keperawatan tidak terjadi
kesalahan yang dapat berakibat patal pada klien. Perawat juga harus
membuka pola pikirannya dalam proses Asuhan Keperawatan Pada
Gangguan Sitem endokrin dengan demikian perawat dapat
meningkatakan kualitas asuhan keperawatan pada klien dengan ilmu
yang didapatkan.
2. Institusi
Diharapkan institusi menambah koleksi buku di perpustakaan yang
tahun terbaru sehingga memudahkan mahasiswa mencari referensi untuk
mempermudah dalam mengerjakan tugas.

39
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, N. d. (2013). NANDA NIC NOC (jilid 1 & 2 ). Yogyakarta: Media Action.
Mary Digiulia, D. J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha
publising.
RI, K. k. (2013). Situasi dan analisis penyakit Tiroid. Jakarta: international awarnes
week.
Rumaseb, A. d. (2016). Keperawatan Medikal bedah(aAsuhan keperawatan pada
Pasien Dengan Gangguan sistem endokrin ). Yogyakarta: Fitramaya.
Tarwoto, W. (2012). Keperawatan Medikal Bedah gangguan Sistem Endokrin. DKI
Jakarta: CV.Trans Info Media.
wijaya, A. S. (2013). Keperawatan medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wulandari, A. d. (2012). 45 Penyakit Yang banyak Ditemukan Di masyarakat.
Yongyakarta: Andi.

Vous aimerez peut-être aussi